CAPITA SELECTA
OTORITAS JASA KEUANGAN
Rifki Ismal
Islamic Banking Branch Manage Course
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
Jakarta, 23 November 2013
Penerapan Otoritas Jasa Keuangan
di Negara-Negara Maju
OJK DI NEGARA-NEGARA MAJU
OJK pernah diterapkan oleh Inggris, Islandia, Swedia,
Korea, Jerman dan Jepang
Tujuannya agar pengawasan dan pengaturan sektor
keuangan menjadi lebih terintegrasi, terpusat dan
independen
OJK di negara-negara tersebut gagal beroperasi dan
fungsinya dikembalikan kepada Bank Sentral
Financial Service Authority (FSA)
di Inggris mengatur
dan mengawasi LK di pasar modal, perbankan bahkan
asuransi. FSA ditutup 16 Juni 2010 oleh George
Osborne
(Chancellor of the Exchequer).
SEBAB KEGAGALAN FSA
4
FSA cenderung reaktif (bukan proaktif) dan kurang
menanggapi signal risiko di bank.
FSA juga terlalu berfokus kepada
customer protection
dan kondisi individual perbankan. Padahal, sistem
perbankan dan stabilitas keuangan tidak terlepas
kaitannya dengan
micro prudential
(kewenangan FSA)
dan
macro prudential
(kewenangan bank sentral).
Kapabilitas staf FSA kurang mumpuni di bidangnya dan
gagal menciptakan: (i) kepercayaan pasar; (ii) stabilitas
keuangan; (iii) perlindungan konsumen dan; (iv)
minimalisasi kejahatan keuangan
Walaupun sudah ada
Tripartit Agreement
antara FSA,
Bank of England dan kementerian keuangan Inggris
(HM Treasury), koordinasi tetap sulit dilaksanakan
OJK di Indonesia
5PENTINGNYA OJK
6
OJK akan mengawasi, memeriksa dan mengatur dana
sebesar Rp8000-Rp9000 triliun di lembaga keuangan
bank dan non bank termasuk pasar keuangan
OJK akan menjembatani kebutuhan pendanaan
perekonomian baik dari swasta maupun pemerintah
Bekerjasama dengan otoritas fiskal dan moneter, OJK
penyedia dana utama pembangunan dan menentukan
keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia
Otoritas keuangan yang membawahi semua institusi
syariah (LKB syariah, LKNB syariah dan pasar
keuangan syariah)
Pengembangan LKB syariah dan LKNB syariah di Bank
Indonesia dan Pemerintah pindah ke OJK
EKONOMI INDONESIA & OTORITAS KEUANGAN
CONDUCT STRUCTURE PERFORMANCE Pasar Keuangan Non Bank Perekonomian IndonesiaStruktur Ekonomi: Sisi Produksi
Pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Ekonomi Indonesia Struktur Ekonomi: Sisi Permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perbankan O t o r i t a s F i s k a l O t o r i t a s M o n e t e r
Financial Service Authority (OJK)
8
Otoritas Fiskal
Pemerintah
Otoritas Jasa Keuangan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Bank Indonesia
Perbankan
Lembaga Keuangan
Non Bank
Pasar Keuangan
Otoritas Sektor
Keuangan
Coordination Among 3 Authorities
OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS MONETER OTORITAS FISKAL
Bank Syariah
Bank Infrastruktur
BPR Perbankan Pendidikan
BPRS Kesehatan
Dana Pensiun Sosial
Pegadaian
Asuransi Non Bank Sektor Produktif Pemetaan
Reksadana Industri per wilayah
Multifinance Agriculture per proyek
Perdagangan per tenor
Pasar Obligasi per skala usaha
Pasar saham Proyek Swasta Pasar Keuangan Proyek Pemerintah Obligasi Korporasi Proyek-proyek pemerintah Bank Indonesia Aktifitas Ekonomi Obligasi pemerintah Unit Usaha Syariah LKNB syariah aliran dana aliran dana
OTORITAS JASA KEUANGAN
10
Issues OJK BI Implikasi
Perizinan Dilakukan oleh OJK
Dialihkan dari BI ke OJK
Sistem, SDM, mekanisme, dll Pengaturan OJK melakukan
microprudential
BI melakukan macroprudential
Batasan harus jelas
Pengawasan Dilakukan oleh OJK Dialihkan dari BI ke OJK Sistem, SDM, mekanisme, dll Sistem Informasi BI, selfcreation, inter institutions Tetap milik BI + share with OJK
SDM, IT, koordinasi Pengembangan produk, edukasi Dilakukan oleh OJK
Tidak di BI lagi Harus ada koordinasi Penelitian Dilakukan oleh
OJK
Bukan di BI (secara mikro)
Harus ada joint research +
SYARAT SUKSES OJK
Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting
agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan
sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di
OJK maupun dengan kebijakan
moneter/
macroprudential
oleh Bank Indonesia dan
kebijakan fiskal oleh pemerintah
Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang
efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi,
komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya
Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk
kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah.
Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk
meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non
OJK dan Perbankan
Syariah Indonesia
12 Peran perbankan Indonesia belum optimal dalam mendukung
sektor riil. Credit to GDP ratio masih yang terendah di ASEAN yaitu antara 26%-32% hampir sama dengan Philippines dan Brunei.
Thailand dan Singapore memiliki rasio di atas 100% dan Malaysia
memiliki ratio antara 96% sampai 112%.
Artinya, sektor keuangan khususnya perbankan di Indonesia masih
memiliki peluang yang sangat luas untuk berkembang. Kebutuhan tenaga kerja juga sangat besar.
40 60 80 100 120 140 160 2008 2009 2010 2011 % 2008 2009 2010 2011 Indonesia 26.60 27.70 29.10 31.70 Singapore 106.70 109.90 100.00 112.60 Malaysia 96.70 111.60 110.70 112.20 Phillipines 29.10 29.20 29.60 31.80 Brunei 35.20 44.50 40.90 31.80
KARAKTER PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
Sharia Based with Selected Sharia Compliance contracts. Real sectors oriented (around 80% financing for SMEs).
Domestic Orientation (strong domestic demand, market share is still 3.8%) Coopetion with Conventional Banks
An independent National Sharia Board and Fatwa Issuance
Comprehensive structure of Islamic bank and non bank Financial Institutions
Social Driven Islamic Banking Development
More than 200 million are Moslem Population and Support Islamic Banks Retail Banking instead of Investment Banking
A High Annual Growth of Islamic Banking Industry (+/- 40% per year).
An Average of 101% Financing to Deposit Ratio in the last 2 Decades An Increasing Trend of Investment Based Financing
Robust Domestic Economy (Less Affected by Global Financial Crisis) Supportive Social and Political Situation
PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
•
Pertumbuhan tahunan perbankan syariah Indonesia per
Agustus 2013 cukup tinggi yaitu 38% (yoy) sedangkan tahun
2012 masih 34% (yoy).
•
Terdapat 11 BUS, 24 UUS dan 160 BPRS dengan lebih dari
2900 kantor di seluruh Indonesia.
•
Kontribusi bagi perekonomian (sektor riil) dilihat dari rasio
pembiayaan terhadap total simpanan (FDR) yaitu 101%
selama 12 tahun terakhir (2001- Juli 2013) dengan kredit
macet (NPF) di bawah 3% dua tahun terakhir, NPF Mei, Juni,
Juli dan Agustus 2013 hanya 2,92%; 2,64%; 2,75% dan
2,8%.
•
Total aset per Agutus 2013 mencapai Rp227 triliun, total
pembiayaan Rp177 triliun dan total DPK Rp171 triliun.
National Sharia Board National Islamic Arbitrage Board Indonesian Institute of Accountants
Certification Institutions for Microfinance Professionals BANK INDONESIA Fatwas Regulations: licensing & supervision Capicity Building
TA, advocacy & Participation in Policy Dialogue Statement of Financial Accounting Standard Dispute Mediation
A wholesale Apex for Financing MSMEs Projects Certification for BoD Deposit Insurance Corporation
INFRASTRUKTUR BANK SYARIAH
Otoritas Jasa Keuangan
Domestik dan international:
Penduduk muslim terbesar di dunia (227 juta) dengan
middle class level yang cukup besar;
Kekayaan alam melimpah, permintaan domestik tinggi
dan stabilitas perekonomian yang relatif cukup baik;
Dukungan masyarakat, pemerintah, regulator dan ulama
bagi pengembangan lembaga keuangan syariah;
Peluang pembiayaan proyek-proyek pemerintah
(MP3EI) dan pembiayaan korporasi.
Rencana pengelolaan 100% dana haji di bank syariah,
konversi bank umum menjadi bank syariah, batas waktu
UUS menjadi BUS tahun 2023 dan penanaman dana
asing.
18 Retail Konsumtif Retail Produktif (SMEs) Corporate Government Unbankable (micro) Bisnis Model Investment Banking Development/ Infrastructure Banking
Special Purpose Banking for Hajj Agriculture Banking Infrastructure Banking Corporate/Wholesale Banking Investment Banking Commercial Banking
Retail Business Banking
Consumer Banking
Retail Banking
Micro Banking
Branchless Banking
Community Banking (for women)
Potensial Market
• Sektor usaha di Indonesia diidominasi UMKM dg pangsa 99.9% (53.823.732 unit)
• Pangsa Kredit Perbankan ke sektor UMKM 20.7% (481.2 T)
• 50% populasi dewasa belum memiliki akses finansial formal
•Total penyaluran dana KUR Pemerintah 2011 20 T(2011)
•Target populasi Buruh Migran domestik & internasional dan masyarakat terpencil
•Dana HajiDaftar tunggu Calon Haji mencapai sekitar 1 juta orang (Mei 2012). Potensi dana haji sekitar Rp 25 T, 19% dikelola bank syariah (4,5 T).
•Dana pembangunan infrastruktur yang disalurkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum Rp 75,15 triliun
•Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur untuk mendukung MP3EI sd 2025 sebesar Rp 1.923 triliun
• Sektor Pertambangan 150 T
• Pembiayaan IDB untuk swasta dalam negeri senilai US$1,1 miliar hingga 2014.
• High net worth individual(HNWI) Indonesia Oktober 2011 mencapai 112 ribu orang (Credit Suisse Research Institute)
• Investor lokal di Indonesia (Juni 2012) sebanyak 363.094 orang atau 0,2 persen dari total penduduk Indonesia
Middle Class meningkatGDP meningkat, angka kemiskinan menurun, konsumsi masy meningkat
Nasabah Mass Affluent dengan Layanan 24/7
Peningkatan kelas menengah 9 juta jiwa/tahun+baglock perumahan 13,6 juta unit
Total kebutuhan rumah per tahun bisa mencapai 2,6 juta rumah (REI)
Proyeksi penjualan mobil tahun 2012 mencapai 875,000 unit (GAIKINDO)
OUTLOOK PERBANKAN SYARIAH 2013
Estimasi DPK
Estimasi Pembiayaan
Estimasi total Aset
NPF 0 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000 3,000,000,000 3,500,000,000 4,000,000,000 4,500,000,000 5,000,000,000 J a n -1 1 F e b -1 1 M a r-1 1 A p r-1 1 M a y -1 1 J u n -1 1 J u l-1 1 A u g -1 1 S e p -1 1 O c t-1 1 N o v -1 1 D e c -1 1 J a n -1 2 F e b -1 2 M a r-1 2 A p r-1 2 M a y -1 2 J u n -1 2 J u l-1 2 A u g -1 2 S e p -1 2 O c t-1 2 N o v -1 2 D e c -1 2 J a n -1 3 F e b -1 3 M a r-1 3 A p r-1 3 M a y -1 3 J u n -1 3 J u l-1 3 A u g -1 3 S e p -1 3 O c t-1 3 N o v -1 3 D e c -1 3 80,000,000 130,000,000 180,000,000 230,000,000 280,000,000 330,000,000 Asset CB (actual) Asset CB (moderate) Asset IB (actual) Asset IB (pesimist) Asset IB (moderate) Asset IB (optimist) actual estimation 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 Ja n-11 F eb -1 1 M ar -1 1 A pr -1 1 M ay -1 1 Ju n-11 Ju l-1 1 A ug -1 1 S ep -1 1 O ct -1 1 N ov -1 1 D ec -1 1 Ja n-12 F eb -1 2 M ar -1 2 A pr -1 2 M ay -1 2 Ju n-12 Ju l-1 2 A ug -1 2 S ep -1 2 O ct -1 2 N ov -1 2 D ec -1 2 Ja n-13 F eb -1 3 M ar -1 3 A pr -1 3 M ay -1 3 Ju n-13 Ju l-1 3 A ug -1 3 S ep -1 3 O ct -1 3 N ov -1 3 D ec -1 3 DPK IB (actual) DPK IB (pesimist) DPK IB (moderate) DPK IB (optimist) actual estimation actual 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 200,000,000 220,000,000 Financing IB (actual) Financing IB (pesimist) Financing IB (moderate) Financing IB (optimist) actual estimation actual
Total Aset Total DPK Total Pembiayaan
Pesimis 213.75 174.43 180.30 Moderat 237.50 183.61 189.79 Optimis 261.25 193.67 199.28 Pesimis 255.21 209.66 216.72 Skenario Akhir 2013 Akhir 2014
ESTIMASI JUMLAH NASABAH BANK SYARIAH
Asumsi-asumsi Proyeksi Jumlah Nasabah
•Pertambahan jumlah DPK 2012-2020. •Pertambahan jumlah BUS sd 2020.
•Proyeksi di-drive oleh pola historical.
•Industri mendekati maturity stage di th 2020 (slower pattern).
9 14 20 24 28 32 0 5 10 15 20 25 30 35
Dec 2010 Dec 2012 Dec 2014 Dec 2016 Dec 2018 Dec 2020 Jumlah Nasabah
Required Actions
•Integrated socialization
•Product inovation, penambahan fasilitas dan jaringan.
•Robust funding dan financing strategies dari bank syariah.
Dec 2010 9 155 Dec 2012 14 251 Dec 2014 20 357 Dec 2016 24 445 Dec 2018 28 519 Dec 2020 32 575
* juta nasabah, **miliar Rp
Jumlah Nasabah*
Biaya promosi**
ESTIMASI PEMBIAYAAN SMEs
Asumsi-asumsi Proyeksi Pembiayaan SMEs
•70%-80% pembiayaan BS adalah ke SMEs. •Modal SMEs minimal Rp500.000.
•Proyeksi total asset BS 2012-2020.
•Jumlah minimal tenaga kerja SMEs adalah 5 orang.
Required Actions
•Kerjasama dengan Depnakertrans
Dec-12 133.48 267 1,335 Dec-14 189.92 380 1,899 Dec-16 236.31 473 2,363 Dec-18 275.65 551 2,756 Dec-20 305.25 610 3,052 Pembiayaan SMEs (triliun Rp) Usaha SMEs (unit) SDM SMEs (orang)
OJK dan Keuangan
Syariah Indonesia
22Industri Keuangan Syariah DSN-MUI Otoritas Jasa Keuangan Bank Indonesia Kementeria n Keuangan (DJPU & Kementerian Koperasi dan UKM Fatwa Perbankan Syariah Koperasi & Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
Pasar Modal dan IKNB Syariah
SBSN - Surat Berharga Syariah
Bank Syariah Asuransi Syariah Pasar Modal 1992 1997 2000 2004 2006 2008 2012 2013
1st Reksa Dana Syariah
Danareksa Syariah Berimbang 1stBank Syariah
Bank Muamalat
1stAsuransi Syariah
Asuransi Takaful Keluarga
2ndBank Syariah
Bank Syariah Mandiri
Syariah Office Channeling Daftar Efek Syariah (DES) Pembiayaa n Syariah 1stReasuransi Syariah ReINDO Syariah Regulasi Pasar Modal Syariah ETF Syariah Syariah Premier ETF JII 1stPP Syariah Amanah Finance 1stSukuk Korporasi Mudharabah Indosat Jakarta Islamic Index (JII) 1994 1999 2002 2005 2007 2011
Regulasi terkait Uang Muka Pembiayaan
Konsumen UU Perbankan Syariah
UU No.21 Tahun 2008
Regulasi terkait Asuransi & Reasuransi
Syariah
UU Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) UU No.19 Tahun 2008
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Sharia Online Trading
IPOT Syariah 1stSukuk Negara
IFR0001 & IFR0002
PENCAPAIAN KEUANGAN SYARIAH
(Triliun Rp) Jenis/Tahun 2009 2010 2011 2012 Q3 2013 MARKET SHARE Perbankan Syariah 66,09 97,52 145,47 174,09 223,50** 4,80% Asuransi Syariah 4,8 6,97 9,15 13,1 14,97* 2,40% Pembiayaan Syariah 0,64 2,36 3,62 22,66 27,54* 8,27%
Saham Syariah n.a n.a 1.968,10 2.451,33 2.475,36 58,22%
Sukuk Korporasi 7,02 7,82 7,92 9,79 11,41 3,26%
Reksa Dana
Syariah 4,63 5,23 5,56 8,05 9,35 4,94%
Sukuk Negara 20,32 44,34 77,73 124,36 147,80 10,23%
Tantangan:
Tingkat pemahaman pelaku pasar dan masyarakat terhadap keuangan syariah
Tingkat jumlah dan kompetensi SDM dalam keuangan syariah
Harmonisasi regulasi di Industri Keuangan Syariah
Potensi:
Perkembangan industri keuangan syariah yang semakin meningkat
Potensi pemodal meningkat seiring dengan meningkatnya masyarakat ekonomi kelas menengah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih menunjukan tren positif
TANTANGAN KEUANGAN SYARIAH
Pengembangan Kerangka Regulasi yang bersinergi
dan menciptakan iklim kondusif
Pengupayaan kesetaraan (level playing field)
Sosialisasi dan Edukasi terencana dan
berkelanjutan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pengembangan dan inovasi produk dengan prinsip dan nilai syariah
Kontribusi pada strategi percepatan pembangunan ekonomi nasional
Menangkap potensi dan pertumbuhan masyarakat ekonomi menengah dan perekonomian menengah atas
Membuka/memberi akses bagi
pengembangan perekonomian menengah kecil dan seluruh segmen masyarakat
PERAN KEUANGAN SYARIAH KE DEPAN
Rifki Ismal is both a
central banker and lecturer. He earned
bachelor degree in economics from University of Indonesia (FEUI), master in economics from University of Michigan, ann arbor (USA) and PhD in Islamic economics and Finance from Durham University (England). An Associate
Professor in Islamic Banking and Finance is from the Australian
Government (Australian Center for Islamic Financial Studies) in 2012. Currently, he works in the Department of Islamic banking – Bank
Indonesia and teaches in more than 15 universities in Indonesia excluding MSc Islamic finance – Strasbrough University (France), MSc Islamic finance and law – Singapore Management University. Lastly, he has published more than thirty papers in international journals and a book titling Islamic Banking in Indonesia: New
Perspective in Monetary and Finance (John Wiley and Sons, March 2013)