• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

(2)

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para

(3)

pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga

(4)

pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain; Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur); Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York); serta The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

2. Visi Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Visi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia denganpenekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder. 3. Produk-Produk PT. Bank Muamalat Indonesia

1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products) A. Shar-‘e

Shar-‘e adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000, langsung dapat diperoleh satu kartu Shar-‘e dengan saldo

(5)

awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung berinvestasi di Bank Muamalat. Shar-‘e dapat dibeli melalui kantor pos. diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/Prima dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).

B. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan Bank atas dana tersebut.

C. Tabungan Haji Arafah

Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa

(6)

memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap tiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa, apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris otomatis dapat berangkat. Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah untuk memperoleh porsi keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen Agama) dengan jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia. Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir batin karena dana yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah.

D. Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

E. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan.

(7)

F. Giro Wadi‘ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di lebih dari 18.000 Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antar rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).

G. Dana Pensiun Muamalat

Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.

(8)

2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product) A. Konsep Jual Beli

1. Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

2. Salam

Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai.

3. Istishna

Istishna adalah jual beli barang dimana Shani’ (produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni’ (pemesan). istishna sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada sistem pembayarannya yaitu istishna pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. B. Konsep Bagi Hasil

1. Musyarakah

Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan.

(9)

2. Mudharabah

Mudharabah adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Dalam hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola.

C. Konsep Sewa 1. Ijarah

Ijarah adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah (mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.

2. Ijarah Muntahia Bittamlik

Ijarah Muntahia Bittamlik adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama masa sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.

2. Produk Jasa (Service Products) 1. Wakalah

Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara teknis Perbankan, Wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang ( sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan

(10)

batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa. 2. Kafalah

Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

3. Hawalah

Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang.

4. Rahn

Rahn adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.

(11)

5. Qardh

Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis Perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

3. Jasa Layanan (Services) A. ATM

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran zakat, infaq, sedekah (hanya pada ATM Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses di 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 lebih Merchant Debit BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini sudah dapat dilakukan transfer antara Bank.

(12)

B. SalaMuamalat

SalaMuamalat merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan call center yang memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dan di manapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antara rekening, serta mengubah PIN.

C. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat. D. Jasa-jasa lain

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa Perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, Bank draft, referensi Bank.

(13)

4. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kausal, dimana penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dalam persoalan ini akan dilihat hubungan antara pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan ijarah terhadap return on asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Periode yang diteliti adalah dari tahun 2005 sampai dengan Juni tahun 2012.

(14)

Data yang digunakan merupakan data triwulan.Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series). Data tersebut penulis dapatkan dari Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia. Serta data pendukung lainnya yang penulis ambil melalui situs resmi Bank Muamalat Indonesia (www.muamalatbank.com) dan Bank Indonesia (www.bi.go.id).

C. Hipotesis

1. Pembiayaan bagi hasil merupakan salah satu komponen penyusun aset pada perbankan syariah. Pembiayaan bagi hasil ini dapat dilakukan salah satunya melalui akad mudharabah. Dari pengelolaan pembiayaan mudharabah, bank syariah memperoleh pendapatan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dengan nasabah (Muhammad, 2005). Pendapatan dari bagi hasil ini akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank (Firdaus, 2009).

Bukti empiris dari Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochmanika (2012) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan mudharabah maka semakin tinggi profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan ROA. Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dibuat perumusan hipotesis sebagai berikut:

H1: Pembiayaan mudharabah diduga bepengaruh signifikan terhadap return

on asset. Dimana kenaikan pembiayaan mudharabah akan

(15)

2. Musyarakah merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang juga menggunakan sistem bagi hasil. Sama halnya seperti mudharabah, dari pengelolaan pembiayaan musyarakah, bank syariah memperoleh pendapatan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dengan nasabah. Pendapatan dari bagi hasil ini akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan (Muhammad, 2005).

Bukti empiris dari Reki Fiswara (2008) menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah memiliki pengaruh terhadap Return on asset. Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dibuat perumusan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pembiayaan musyarakah diduga berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dimana kenaikan pembiayaan musyarakah akan meningkatkan return on asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

3. Pembiayaan dengan prinsip jual beli pada Bank Syariah dilakukan melalui akad murabahah, salam dan istishna. Muhammad (2005) menyatakan bahwa salah satu akad dari pembiayaan jual beli yaitu akad murabahah merupakan produk yang paling populer dalam industri perbankan syariah. Pengelolaan pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu komponen penyusun aset terbesar pada perbankan syariah ini akan menghasilkan pendapatan berupa margin/mark up. Pendapatan dari margin/m ark up ini kemudian akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang diproxykan dengan return on asset.

(16)

Bukti empiris dari Dwi Fanny Wicaksana (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan murabahah, maka semakin tinggi profitabilitas bank umum syariah.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dibuat perumusan hipotesis sebagai berikut:

H3: Pembiayaan murabahah diduga berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dimana kenaikan pembiayaan murabahah akan meningkatkan return on asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

4. Pembiayaan sewa pada Bank Syariah menggunakan akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik. Akad ijarah adalah akad yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu muajjir (pemilik barang) dengan musta'jir (penyewa barang). Dalam konteks perbankan syariah, maka bank bertindak sebagai muajjir dan nasabah sebagai musta'jir. Apabila nasabah diberikan opsi untuk memiliki barang yang disewakan tersebut setelah berakhirnya masa sewa, maka kontrak tersebut disebut dengan al-ijarah muntahiyah bit tamlik. Dengan diperolehnya pendapatan sewa serta hasil penjualan objek sewa dari nasabah, maka akan mempengaruhi profitabilitas bank syariah.

Bukti empiris dari Moch. Losa Irvansyah (2013) menunjukan bahwa semakin tinggi pembiayaan ijarah, maka akan semakin tinggi profitabilitas Bank Syariah.

(17)

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dibuat perumusan hipotesis sebagai berikut:

H4: Pembiayaan ijarah diduga berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dimana kenaikan pembiayaan ijarah akan meningkatkan return on asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

4. Berdasarkan kajian-kajian teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dibuat perumusan hipotesa seperti di bawah ini:

H5: Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dimana kenaikan pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabah, dan ijarah akan meningkatkan return on asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Tabel 3.1

Variabel dan Skala Pengukuran

No Variabel Skala Pengukuran

1 Pembiayaan Mudharabah (X1) Nominal

2 Pembiayaan Musyarakah (X2) Nominal

3 Pembiayaan Murabahah (X3) Nominal

4 Pembiayaan Ijarah (X4) Nominal

(18)

1. Variabel Independen (X) a. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shabib al-mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain menjadi pengelola (mudharib). Dimana keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. (al-Syarbasyi). b. Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif, dimana keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. (Sofiniyah Ghufron dkk). c. Pembiayaan Murabahah

Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan yang disepakati. (Karim2004: 88).

d. Pembiayaan Ijarah

Pembiayaan ijarah adalah akad yang objeknya ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, atau sama dengan menjual manfaat. (Hasbi Ash-Shiddiqie).

(19)

2. Variabel Dependen (Y) a. Return On Asset (ROA)

Return on asset (ROA) adalah rasio antara Net Income After Tax terhadap aset secara keseluruhan yang menunjukan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal. (Sawir, 2001).

ROA = Laba Setelah Pajak X 100% Total Aset

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Data yang diperoleh dari beberapa literatur seperti buku, catatan, laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penulisan ini, serta hal lain yang berhubungan dengan aspek penelitian sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.

2. Internet Research

Karena ilmu yang selalu berkembang, penulis juga melakukan penelitian dengan teknologi yang berkembang pula, yaitu internet sehingga data yang diperoleh menjadi lebih luas dan up to date.

(20)

F. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan, dan sudah diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Supranto, 1998). Data yang digunakan oleh penulis antara lain:

a. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau berupa angka-angka. Dalam hal ini adalah data dari laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia periode tahun 2005 sampai dengan Juni tahun 2012. Serta data pendukung lainnya dari Bank Indonesia.

b. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung atau data yang bersifat non angka, antara lain: sejarah singkat perusahaan, visi misi, budaya kerja, dan struktur organisasi perusahaan.

G. Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara–cara mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data kemudian digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan perangkat lunak (software) SPSS v20.0 untuk mengetahui pengaruh tingkat pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan ijarah terhadap return on asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari mean, median, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, sweekness (kemencengan distribusi) dan deviasi standar (Ghozali, 2009). Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.

B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas. Dan diantara variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal dikatakan model regresi yang baik. (Imam Ghozali, 2009).

Normalitas suatu data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau melihat dari grafik histograf dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(22)

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Teknik yang digunakan uji asumsi normalitas ini adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan menguji statistik non-parametik Kolmogrov-Smirnov (K-S) terhadap nilai residual persamaan regresi, dengan hipotesis pada tingkat signifikan 0,05. Dimana: H0 : p > 0,05 data residual berdistribusi normal H1 : p < 0,05 data residual tidak berdistribusi normal

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar variabel-variabel independen yang akan digunakan dalam persamaan regresi atau dengan menghitung nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factors). Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2009).

Menurut Ghozali (2006), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut:

(23)

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar

variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Batas toleransi value adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance value kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. Tujuan uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independent saling berhubungan secara linear atau tidak. c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisias. (Ghozali, 2006).

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi kesalahan antara kesalahan pengganggu pada

(24)

periode t dengan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Untuk mendeteksi gejala Autokorelasi kita menggunakan uji Durbin – Watson (DW).

Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL & du). Aturan pengujiannya adalah:

d<dL : Terjadi masalah Autokorelasi yang positif yang perlu perbaikan

dL<d<du : Ada masalah Autokorelasi positif tetapi lemah, dimana perbaikan akan lebih baik. du<d<4-du : Tidak ada masalah Autokorelasi

4-du<d4-Dl : Masalah Autokorelasi lemah, dimana dengan perbaikan akan lebih baik 4-dL<d : Masalah Autokorelasi serius C. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan/diuji (Supranto, 2001:124). Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka peneliti menetapkan tingkat nyata (significant level) atau α

(25)

sebesar 5%, baik untuk masing –masing variabel (uji t) maupun untuk keseluruhan variabel (uji F).

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur sebaik mana variabel terikat dijelaskan oleh total variabel bebas. Yang ukurannya adalah semakin tinggi R² maka garis regresi sampel semakin baik juga.R² mengartikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mampu menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R² mendekati satu maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel dependent, tetapi jika R² mendekati 0, maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen.

b. Uji Fisher (uji-F)

Uji F atau Uji Simultan digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang akan dibuat dapat dipakai atau tidak untuk memprediksi variabel terikatnya dengan menggunakan uji Anova. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji-f atau uji ANOVA pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisa (α) 5% dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut:

(26)

Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima. c. Uji Parsial (uji-t)

Pembahasan ditekankan pada pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Dengan demikian pengaruh masing-masing variabel akan dapat diperbandingkan. Untuk menguji signifikansi koefisien regresi, yaitu apakah variabel independen berpengaruh secara nyata atau maka akan digunakan uji t. Jika t tabel < t hitung maka Ha ditolak, sedangkan jika t tabel > thitung maka Ha diterima. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya dimana jika probabilitasnya lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak, sedangkan jika probabilitasnya lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima.

d. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003).

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression). Analisis ini secara matematis ditulis dengan persamaan.

(27)

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3+ β4X4+ e ROA = α + β1PMD + β2PMS + β3PMR + β4PIJ + e Keterangan: α : Konstanta β1-β4 : Koefisien regresi e : error term

ROA : Return on Asset

PMD : Pembiayaan Mudharabah PMS : Pembiayaan Musyarakah PMR : Pembiayaan Murabahah PIJ : Pembiayaan Ijarah

Referensi

Dokumen terkait

Ketika daya yang dihasilkan generator tidak mencapai/kurang dari daya yang dibutuhkan maka akan dilakukan pengulangan tahap mencari debit dan head pada lokasi lain,

Hal tersebut terjadi karena lokasi pegerakan yang diteliti oleh Kridijantoro berbeda dengan penelitian yang sekarang, kemudian pada saat itu salah satu pohon pakan

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang

Minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) mengakibatkan kerusakan dengan menghasilkan

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Aspek Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Kesesuaian pantun yang dibuat dengan ciri-ciri pantun Memenuhi 4 ciri-ciri pantun Memenuhi 3

• Bioteknologi merupakan suatu bidang yang menggunakan teknologi atau kaedah untuk memanipulasikan organisma bagi tujuan. menghasilkan atau mengubah suai hasil sesuatu

Sementara itu, tingkat inflasi Swiss pada bulan Juni 2013 sebesar -0,6% dimana mengalami peningkatan dibanding bulan Mei tahun 2013.. Sedangkan, bila dibandingkan dengan