• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 1 dari 6 No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

J

ANUARI

2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 100,89

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Januari 2015 NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan dibanding Desember 2014 yaitu sebesar 0,14 persen. Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Januari 2015 dengan NTP Desember 2014 maka subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan mengalami penurunan, sedangkan 3 subsektor lainnya mengalami peningkatan. Subsektor yang mengalami penurunan adalah sebesar 2,10 persen untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat, dan 0,36 persen untuk subsektor peternakan. Subsektor  Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari 2015 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012

(2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

 Pada bulan Januari 2015, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 100,89 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 104,16 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P), 98,69 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 94,96 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR), 104,24 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 104,02 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

 Jika NTP Januari 2015 dibandingkan dengan NTP Desember 2014, terjadi penurunan sebesar 0,14 persen.

 Di daerah perdesaan terjadi inflasi pada bulan Januari 2015 sebesar 0,49 persen. Sub kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi disusul sub kelompok Sandang, dan sub kelompok Kesehatan masing-masing sebesar 1,41 persen, 0,88 persen, dan 0,58 persen.

(2)

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 2 dari 6

yang mengalami peningkatan adalah 0,93 persen untuk subsektor padi dan palawija, 0,75 persen untuk subsektor hortikultura dan 1,93 persen untuk subsektor perikanan.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2015, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0, 28 persen dibandingkan Desember 2014 yaitu dari 116,59 menjadi 116,92

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2015 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2014 yaitu 115,40 menjadi 115,89 atau meningkat sebesar 0,42 persen.

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palawija

NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 0,93 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani yaitu masing-masing naik sebesar 1,51 persen dan 0,57 persen. Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok palawija sebesar 1,88 persen, sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan indeks subkelompok BPPBM sebesar 0,91 persen.

b. Subsektor Hortikultura

NTP untuk subsektor hortikultura naik sebesar 0,75 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,23 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik lebih kecil yaitu 0,48 persen. Peningkatan indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh naiknya subkelompok tanaman obat sebesar 1,57 persen. Sementara peningkatan yang terjadi pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,55 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat

NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 2,10 persen. Hal ini karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 1,62 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,49 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan sebesar 0,62 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM turun sebesar 0,24 persen.

d. Subsektor Peternakan

NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,36 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,12 persen dan indeks yang dibayar petani

(3)

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 3 dari 6

mengalami peningkatan lebih besar yaitu 0,24 persen. Penurunan yang terjadi pada indeks terima dipengaruhi penurunan pada subkelompok ternak besar sebesar 0,52 persen. Sementara, peningkatan yang terjadi pada indeks bayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,33 persen.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor Desember 2014 – Januari 2015 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

Desember 2014 Januari 2015

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Padi-Palawija

a. Indeks yang Diterima 119,40 121,20 1,51

b. Indeks yang Dibayar 115,70 116,36 0,57

c. Nilai Tukar Petani 103,20 104,16 0,93

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima 113,30 114,70 1,23

b. Indeks yang Dibayar 115,67 116,22 0,48

c. Nilai Tukar Petani 97,95 98,69 0,75

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima 113,16 111,33 -1,62

b. Indeks yang Dibayar 116,68 117,25 0,49

c. Nilai Tukar Petani 96,99 94,96 -2,10

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima 118,68 118,53 -0,12

b. Indeks yang Dibayar 113,44 113,71 0,24

c. Nilai Tukar Petani 104,62 104,24 -0,36

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima 120,48 121,77 1,07

b. Indeks yang Dibayar 118,06 117,06 -0,85

c. Nilai Tukar Petani 102,05 104,02 1,93

5.1 Penangkapan Ikan

a. Indeks yang Diterima 122,49 123,94 1,19

b. Indeks yang Dibayar 118,18 117,21 -0,82

c. Nilai Tukar Petani 103,64 105,74 2.02

5.2 Budidaya Perikanan

a. Indeks yang Diterima 115,49 116,36 0,76

b. Indeks yang Dibayar 117,77 116,69 -0,92

c. Nilai Tukar Petani 98,06 99,72 1,69

Gabungan/Nusa Tenggara Timur

a. Indeks yang Diterima 116,59 116,92 0,28

b. Indeks yang Dibayar 115,40 115,89 0,42

c. Nilai Tukar Petani 101,03 100,89 -0,14

e. Subsektor Perikanan

NTP subsektor perikanan secara umum mengalami peningkatan sebesar 1,93 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,07 persen dan penurunan pada indeks yang dibayar petani sebesar 0,85 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok penangkapan sebesar 1,19 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi terutama oleh penurunan pada subkelompok BPPBM sebesar 3,40 persen.

(4)

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 4 dari 6

Subkelompok Penangkapan Ikan

NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 2,02 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks diterima petani sebesar 1,19 persen dan penurunan pada indeks yang dibayar petani sebesar 0,82 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok penangkapan ikan laut sebesar 1,19 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 3,33 persen.

Subkelompok Budidaya Perikanan

NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami peningkatan sebesar 1,69 persen. Hal ini disebabkan peningkatan pada indeks yang diterima petani sebesar 0,76 persen, sedangkan pada indeks yang dibayar petani terjadi penurunan yaitu sebesar 0,92 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok budidaya air tawar sebesar 1,80 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 3,57 persen.

Tabel 2.

Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Januari 2015

(2012=100)

Kelompok/Sub Kelompok Desember Indeks Gabungan Subsektor Persentase Perubahan 2014 Januari 2015

(1) (2) (3) (4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 116,59 116,92 0,28

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 115,40 115,89 0,42

2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 117,15 117,72 0,49

2.1.1. Bahan Makanan 120,13 121,83 1,41

2.1.2. Makanan Jadi 114,18 114,24 0,05

2.1.3. Perumahan 111,47 111,68 0,19

2.1.4. Sandang 117,54 118,57 0,88

2.1.5. Kesehatan 109,36 110,00 0,58

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 105,12 104,96 -0,15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 127,31 123,40 -3,07

2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL 109,18 109,36 0,17

2.2.1. Bibit 107,91 109,21 1,20

2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 107,01 107,58 0,54

2.2.3. Sewa Lahan. Pajak dan Lainnya 105,54 105,90 0,33

2.2.4. Transportasi 131,78 128,71 -2,33

2.2.5. Penambahan Barang Modal 107,06 107,90 0,79

2.2.6. Upah Buruh Tani 105,11 105,64 0,51

3. NILAI TUKAR PETANI 101,03 100,89 -0,14

5. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Januari 2015 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 0,49 persen yang utamanya dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan sebesar 1,41 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa semua subsektor mengalami inflasi yaitu masing-masing sebesar 0,49 persen untuk subsektor padi palawija, 0,55 persen untuk subsektor

(5)

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 5 dari 6

hortikultura, 0,62 persen untuk subsektor TPR, 0,33 persen untuk subsektor peternakan dan 0,43 persen untuk subsektor perikanan.

Tabel 3.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Januari 2015 (2012=100)

Kelompok

Subsektor

NTT Padi palawija Hortikultura Perkebunan Tanaman

Rakyat Peternakan Perikanan

Umum/ KRT 0,49 0,55 0,62 0,33 0,43 0,49 Bahan Makanan 1,37 1,38 1,43 1,48 1,35 1,41 Makanan Jadi 0,08 -0,01 0,05 0,03 0,16 0,05 Perumahan 0,14 0,20 0,34 0,15 -0,39 0,19 Sandang 0,84 0,92 0,94 0,83 0,78 0,88 Kesehatan 0,52 0,77 0,55 0,56 0,44 0,58

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga -0,22 -0,09 -0,10 -0,16 -0,09 -0,15

Transportasi dan Komunikasi -2,85 -2,42 -2,67 -4,05 -4,89 -3,07

Pada bulan Januari 2015 terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,49 persen, dimana inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,41 persen. Sedangkan pada bulan Desember 2014 terjadi inflasi pedesaan sebesar 2,44 persen dengan inflasi tertinggi terjadi di kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 5,95 persen. inflasi year on year sebesar 6,48 Persen.

Tabel 4.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Januari 2014 – Januari 2015

(2012=100)

Bulan

Kelompok Bahan

Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga

Transportasi

& Komunikasi Umum/KRT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2014 Januari 0,75 0,41 0,63 0,31 0,48 0,28 0,43 0,60 Februari 0,58 0,55 0,27 0,72 0,82 0,06 0,22 0,49 Maret -0,43 0,24 0,22 0,98 0,76 -0,03 0,33 -0,04 April 0,24 0,29 0,14 0,20 0,06 -0,03 0,37 0,22 Mei -0,71 -0,17 -0,15 0,26 0,35 0,66 -0,06 -0,33 Juni 1,25 0,65 0,42 0,47 -0,02 0,21 0,05 0,80 Juli 0,13 0,24 0,46 0,30 0,01 0,19 -0,01 0,18 Agustus 0,54 0,22 -0,06 0,41 0,30 0,32 0,05 0,34 September 0,09 0,22 0,30 -0,05 0,35 0,46 0,27 0,18 Oktober 0,53 0,39 0,47 0,18 0,09 -0,23 0,35 0,41 November 1,55 0,29 0,15 1,09 0,58 0,31 2,83 1,15 Desember 2,88 1,36 1,39 1,42 1,11 0,25 5,95 2,44 2015 Januari 1,41 0.05 0,19 0.88 0,58 -0,15 -3,07 0,49

(6)

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XVII, 02 Februari 2015 6 dari 6

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur

Telp (0380) 826289, 821755

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran Fiqih yaitu dari siswa yang telah tuntas pada siklus I naik dari. 72% menjadi

Foto rontgen toraks adalah pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan. Untuk pemeriksaan rutin biasa dilakukan foto PA, dan bila perlu, dila perlu dapat

Dulu masyarakat tidak mengetahui cara mengelolah ikan-ikan yang ada di tambak tersebut, Jadi yang dilakukan oleh masyarakat adalah hanya menjual ikan-ikan tersebut pada waktu

Hal ini mengakibatkan keutamaan dan kemuliaan yang khusus dikarunia oleh Allah SWT untuk ahlul bait dan keturunannya tidak dapat disandang oleh anak cucu

intact all the notices that refer to this License and to the absence of any warranty; and give any other recipients of the Program a copy of this License along with the Program.

Reliabilitas (reliability), yaitu sejauh mana perangkat lunak dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsikan dengan ketelitian yang diperlukan. 1) Bagaimana kinerja

Pada bagian lain penulis juga mencoba memusatkan perhatian pada tema PKB yang akan datang (2018) dengan mengambil contoh-contoh api atau Dewa Brahma pada

Dalam sistem Frequency Division Multiple Access (FDMA), frekuensi dibedakan menjadi beberapa kanal yang lebih sempit, tiap kanal pengguna akan mendapatkan kanal frekuensi yang