• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lendir Siput Diinovasi Jadi Surgical Glue, untuk Atasi Kebocoran Jantung Bayi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lendir Siput Diinovasi Jadi Surgical Glue, untuk Atasi Kebocoran Jantung Bayi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Lendir Siput Diinovasi Jadi

’Surgical Glue’, untuk Atasi

Kebocoran Jantung Bayi

UNAIR NEWS – Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2016-2017 meluluskan proposal mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil melakukan inovasi membuat lem dalam operasi untuk solusi kebocoran pada jantung bayi dengan menggunakan bahan dasar lendir siput (Achatina sp).

Tim inovatif PKMPE (Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta) dari Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR ini dipimpin Juliani Nurazizah Setiadiputri, dengan empat temannya: Hana Zahra Aisyah, Putri Nurfriana Ramadhani, Putri Desyntasari, dan Diana Fitri.

Dibawah bimbingan dosennya, Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M. Kes., S. Bio.CCD., Juliani Dkk memberi PKMPE-nya dengan “Surgical Glue Berbasis Poly(glycerol Sebacic Acid) dan Mucus

Achatina sp. Sebagai Agen Adhesif Solusi Kebocoran Jantung

pada Bayi”. Setelah lolos maka Juliani Nurazizah Dkk berhak menerima dana penelitian dari Kemenristekdikti.

Diterangkan oleh Juliani, penyakit jantung bocor itu sendiri selama ini sering terjadi pada anak. Ini merupakan abnormalitas struktur makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau potensial yang penting.

Penyebab abnormalitas jantung bawaan ini diduga antara lain karena berbagai macam jenis obat yang dikonsumsi ibu saat hamil, penyakit dari sang ibu itu sendiri, paparan sinar rontgen, dan juga penyakit genetik lainnya.

(2)

INILAH ekstraksi Mucus Achatina sp atau lendir siput itu. (Foto: Istimewa)

Ketika dilakukan tindakan operasi, dokter mempunyai berbagai macam cara untuk menyembuhkan kebocoran jantung ini. Misalnya dengan sutures (jahitan) dan staples. Namum, penggunaan metode ini seringkali menimbulkan berbagai permasalahan lain dikarenakan sutures dan staples biasa dilakukan pada jaringan akan memakan waktu proses penyembuhan cukup lama, menyebabkan luka pada jaringan di sekitarnya dan tidak tahan air.

Dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa program studi S1 Teknobiomedik FST UNAIR ini melakukan inovasi atas surgical

glue sebagai solusi untuk kebocoran jantung pada bayi dengan

memanfaatkan lendir dari siput, atau dengan kata lain bahan alam yang mudah ditemukan di Indonesia.

Surgical glue sendiri memiliki elastisitas yang baik, dapat

(3)

taraf biokompatibilitas yang sangat baik, biodegradabel, memiliki kekuatan adhesi yang tinggi, dan resisten terhadap tekanan terutama yang disebabkan oleh cairan di dalam tubuh. Dalam hal ini lendir siput bekerja sebagai anti-bacterial yang berasal dari bahan alam.

”Kami berusaha ingin dapat menciptakan suatu inovasi dalam bidang kesehatan, sehingga Indonesia yang saat ini menjadi konsumen, perlahan-lahan dapat menjadi negara produsen di berbagai aspek. Kami berharap surgical glue yang kami buat ini dapat menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu menunjukkan inovasi-inovasinya, terutama di bidang kesehatan,” ujar Juliani memungkasi penjelasannya. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Alat

Deteksi Dini Penyakit ”Angin

Duduk”

UNAIR NEWS – Ada sebagian masyarakat menyebutnya “angin duduk”. Dalam bahasa kedokteran disebut sebagai Angina

Pectoris, merupakan salah satu jenis penyakit jantung yang

menyerang secara mendadak akibat kurangnya pasokan oksigen pada otot-otot jantung.

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute’s

Atherosclerotic Risk in Communities (ARIC), kematian karena

“angin duduk” ini mencapai 37% per tahun. Saat ini, deteksi terhadap gangguan kesehatan bernama “angina duduk” ini dapat dilakukan menggunakan Electro Cardio Graph (ECG).

(4)

Sayangnya, ECG ini hanya dimiliki rumah sakit saja, sehingga pasien “angin duduk” sebagian besar tak tertolong, apalagi di daerah-daerah terpencil yang jauh dari rumah sakit.

Berangkat dari kebutuhan yang penting itulah, lima orang mahasiswa Universitas Airlangga menciptakan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini penyakit “angin duduk” ini. Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Airlangga yang berkreasi ini diketuai Ahmad Nurianto, dengan anggota Aji Sapta, Rahardian, Difa Fanani, dan Novi Dwi.

Setelah melalui seleksi yang ketat pada Dirjen Dikti, proposal PKM-KC karya Ahmad Nurianto Dkk ini berhasil lolos seleksi, dan berhak mendapatkan dana pengembangan dari Kementerian Riret Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) program PKM tahun 2016-2017.

Dijelaskan oleh Ahmad Nurianto, alat inovasinya itu diberi nama i-Humble, singkatan dari Innovation Heart Monitoring

Portable Device. Alat ini dilengkapi dengan filter digital dan

sistem pakar. Dengan menggunakan filter digital, dimaksudkan agar grafik sinyal jantung yang dihasilkan lebih mudah dibaca.

PERANGKAT I-Humble yang diciptakan PKM-KC UNAIR. (Foto: Istimewa)

(5)

Selain itu, alat yang dihasilkan memiliki ukuran yang relatif kecil, dikarenakan komponen yang digunakan merupakan komponen

digital. Dengan ukuran yang kecil itulah, alat ini mudah untuk

dipindah-pindah dan dapat digunakan pada kondisi darurat.

Pada alat ini juga ditambahkan sistem pakar yang dapat mendeteksi besar resiko pasien terserang penyakit “angin duduk”. Alat ini juga menggunakan tampilan layar sentuh, sehingga menambah nilai plus pada kemudahan pengoperasian alat ini pada penggunanya.

Menjawab news.unair.ac.id, dikatakan Ahmad, bahwa biaya yang d i b u t u h k a n u n t u k m e m b u a t a l a t i n i t i d a k l a h b e s a r . Pengoperasiannya pun mudah.

“Dengan demikian kami berharap alat ini dapat menjangkau tenaga medis yang berada di pelosok-pelosok desa di Indonesia, mengingat deteksi dini angin duduk dan penyakit jantung lainnya penting untuk seluruh masyarakat Indonesia,” kata Ahmad Nurianto. (*)

Editor : Bambang Bes

“Capslok”,

Inovasi

Pemanfaatan

Limbah

Biji

Mangga

Menjadi

Jenang

Berkhasiat

UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus menggeliat. Diantaranya yang dilakukan oleh lima orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR PSDKU

(6)

(Program Studi Diluar Kantor Utama) di Banyuwangi. Mereka melakukan kreativitas memanfaatkan melimpahnya pelok (limbah biji mangga) menjadi barang ekonomis, yaitu Craps Jenang Pelok (Capslok).

Kelima mahasiswa tersebut adalah Fadilah Adim (ketua tim kreativ), Sulistyo Primadani, Riska Dwi Lestari, Eka Sheilla Wati, dan Triyan Rediyanto. Jenang pelok inovasi lima mahasiswa UNAIR ini memiliki formula tekstur yang beda dengan tekstur jenang lain dan produk jenang yang berbeda dengan yang biasanya dijual di pasaran. Keunikan dari Capslok ini terbuat dari bahan utama yang belum terlalu dikenal khalayak umum, yaitu pelok (biji buah mangga).

Mengapa memilih bahan dari biji kulit mangga? Dalih tim ini, seperti dikatakan Fadilah Adim, biji mangga memiliki kelebihan sebagai pencegah penyakit listeriosis yang berbahaya, yakni penyakit yang menyerang kekebalan tubuh yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Pelok juga memiliki kandungan fitokimia yang tinggi berupa tanin (Legessedan Shimelis, 2012). Juga fitokimia gallotanin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa macam bakteri gram positif dan negatif. Selain itu pelok memiliki manfaat antara lain bagus untuk pengobatan diare.

“Selain itu tujuan utama membuat Capslok ini untuk mengurangi limbah biji buah mangga yang pada saat musim mangga, jumlahnya sangat melimpah,” tambah Fadilah.

(7)

JENANG Capslok bikinan mahasiswa UNAIR Banyuwangi juga diperkenalkan pada wisatawan asing yang datang di Banyuwangi. (Foto: Dok PKMK)

Seperti diketahui, banyaknya limbah biji buah mangga (pelok) di tempat-tempat pembuangan sampah, itu suatu indikator bahwa masih banyak masyarakat Indonesia belum mengerti manfaat pelok yang sesungguhnya memiliki manfaat bagus, disamping daging buah mangga yang sekitar 20% lazim diolah menjadi produk makanan seperti manisan dan dikalengkan, keripik, dsb. Sedangkan volume pelok ini merupakan sekitar 17-22% dari porsi buah mangga.

Keberhasilan ini kemudian disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan (PKMK), dan berhasil lolos dari penilaian Dikti untuk memperoleh dana pengembangan dari Kemenristekdikti pada program PKM tahun 2016-2017.

Fadilah Dkk membentuk jenang Capslok ini seperti kubus. Memiliki tekstur renyah dan di dalamnya terdapat jenang pelok yang memiliki tekstur lumer dengan rasa manis yang lezat.

“Keunggulan produk kami yaitu keunikan dari produknya, dimana jenang yang hanya biasa dan tidak menarik itu kita kemas

(8)

dengan balutan crap yang crunchy dan lebih menarik konsumen, serta makanan ini dapat dinikmati untuk semua kalangan: orang tua, orang dewasa, remaja dan anak-anak,” tambahnya. (*)

Editor: Bambang Bes

Cangkang Kepiting dan Udang

sebagai Penyembuh Glaukoma

UNAIR NEWS – Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2002, glaukoma merupakan penyebab kebutaan paling banyak kedua dengan prevalensi sekitar 4,4 juta, atau sekitar 12,3% dari jumlah kebutaan di dunia. Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular secara patologis.

Dengan tekanan intraokular normal sekitar 15mmhg, pada glaukoma dapat meningkat cepat sampai 60 hingga 70mmhg. Tekanan yang sangat tinggi tersebut dapat menyebabkan kebutaan dalam beberapa hari atau beberapa jam.

Berdasarkan data dari American Academy of Ophthalmology tahun 2010, terapi konvensional untuk glaukoma membutuhkan satu atau lebih obat tetes mata topikal yang dirancang untuk menurunkan intraocular pressure (IOP) setidaknya 25%.

Sejauh ini, glaukoma bisa ditangani dengan beberapa penanganan. Diantara penanganan itu adalah dengan menggunakan pengobatan secara oral, obat tetes mata, dan pengobatan laser atau prosedur operasi. Pengobatan glaukoma saat ini dapat dilakukan dengan mengimplementasikan drug delivery system pada mata.

(9)

Kelemahan implementasi drug delivery system dan pengobatan yang sudah ada saat ini yaitu karena dilakukan secara invasif. Pengobatan dapat menyebabkan infeksi, sehingga harus dilakukan operasi kedua. Hal inipun membutuhkan biaya yang tak sedikit. Berdasarkan latar belakang di atas, lima mahasiswa Universitas Airlangga memberikan solusi untuk membantu penyembuhan glaukoma. Solusi itu adalah dengan memanfaatkan bahan alam chitosan yang berasal dari cangkang kepiting atau udang.

Kelebihan chitosan gliserophosphate dan alginate yaitu memiliki kemampuan antibakteri yang mampu mencegah infeksi. Pada chitosan ditambahkan alginate yang berasal dari alga coklat dan dikemas dalam bentuk hydrogel yang memiliki sistem drug deliver.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) bidang eksakta yang mendapatkan pendanaan dari Kemenristek Dikti ini diketuai oleh Nadia Rifqi Cahyani dengan anggota Annisa Wahyu Alifiany, M. Bagus Lazuardi, Marsya Nilam Kirana, dan Iffa Aulia Fiqrianti. Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.kes, S.Bio, CCD bertindak sebagai dosen pembimbing.

Produk mahasiswa UNAIR ini dikemas dalam bentuk hydrogel yang memiliki sistem drug delivery. Produk ini dikemas dalam bentuk seperti butiran yang apabila diteteskan ke dalam mata, butiran akan menyebar ke mata bagian retina. Sehingga, dapat mengurangi cairan yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler pada mata glaukoma.

Langkah ini diharapkan akan memperpanjang jangka waktu penghantaran obat mata pada retina sehingga pasien tidak perlu meneteskan obat mata berulang kali.

“Mata merupakan organ vital yang sangat penting bagi kehidupan. Dengan solusi yang kami buat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberi harapan bagi penderita glaukoma yang memiliki potensi besar terhadap kebutaan,” ujar Nadia selaku ketua tim.

(10)

Inovasi ini telah melalui uji Fourier Transform Infra Red (FTIR), Scanning Electron Microscope (SEM), swelling, dan drug delivery sehingga diharapkan dapat menjawab persoalan yang ada. (*)

Editor : Binti Q. Masruroh

Manfaatkan Ampas Kulit Apel

Manalagi, Mahasiswa UNAIR

Ciptakan Minuman Unik

UNAIR NEWS – Lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) berhasil memanfaatkan sisa ampas kulit apel manalagi untuk dijadikan teh yang berkhasiat bagi tubuh.

Ide ini diawali dari banyaknya produk olahan apel di Kota Wisata Batu, mulai dari jenang, sari apel, kripik apel, coklat apel. Namun dari banyak olahan itu, hampir tidak ada produk olahan apel yang memanfaatkan kulit apel.

Ide yang menarik dan inovatif inilah yang membuat Dirjen Dikti pada Kemenristekdikti memberikan dana pengembangan kepada lima mahasiswa FKM yaitu Allyra Himawaty, Belinda Widya Renda, Chaterine Rahel Anggraini, Dessy Susanti Rahayu, dan Nita Kusuma Wardani.

Produk olahan itu diberi nama teh Malita. Saat ini, Teh Malita (Aroma Kulit Apel) masih dalam tahap pengurusan registrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa menjadi produk yang dapat dijual bebas di pasaran.

(11)

Tingkat antioksidan yang tinggi dari kulit apel ditambah perpaduan dari teh hijau yang pengolahannya tanpa mengalami proses fermentasi menjadi keunikan tersendiri akan produk ini. Zat-zat bioaktif yang dimiliki oleh daun teh, seperti zat antioksidan, polifenol, fluoride, vitamin C, mangan, L-teanin, katein dan kafein membuat teh Malita memiliki khasiat yang banyak untuk tubuh.

“The Malita ini kami harapkan tidak hanya menjadi produk inovasi biasa, melainkan dapat menjawab permasalahan ampas kulit apel yang cukup banyak di Kota Batu,” kata Allyra dalam penjelasan resminya.

Teh Malita ciptaan lima mahasiswa UNAIR ini sudah mulai membentangkan jangkauan pasar hingga ke luar Jawa. Adapun wilayah-wilayah cakupan pasar Teh Malita adalah Kota Batu, Surabaya, Kediri, Jombang, Riau. Perlahan tapi pasti mereka terus memperbaiki kualitas agar dapat diterima oleh masyarakat.

Secara tidak sengaja pula, lewat PKM yang diadakan oleh Kemenristekdikti, mampu mengasah kemampuan berbisnis, marketing, hingga public relation yang tidak dapat diperoleh ketika di dalam ruang kuliah. (*)

Editor : Binti Q. Masruroh

Pakan Aditif dari Wortel,

Mampu Naikkan Berat Badan

(12)

Harian Ayam Broiler

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kedoktean Hewan (FKH) Universitas Airlangga dalam penelitiannya menemukan bahwa wortel (Daucus carota L) dapat digunakan sebagai bahan aditif pakan ayam broiler yang teruji efektif dan mampu meningkatkan berat badan harian ayam.

Mahasiswa FKH UNAIR yang melakukan penelitian tersebut adalah Ahmad Syaifullah (2014), Akhmad Afifudin Al-Anshori (2016), Indah Tri Lestari(2016), Maylendah Larasati Wibowo (2016), dan Dhinar Ramadhani (2016).

Dibawah bimbingan Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, Drh., MP., penelitian tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak Umbi Wortel (Daucus carota

L) Terhadap Peningkatan Berat Badan Harian Pada Ayam Broiler”.

Proposal ini telah lolos seleksi Dikti, sehingga berhak atas dana penelitian program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017. Dijelaskan oleh Ahmad Syaifullah, ayam Broiler merupakan ayam ras pedaging hasil persilangan antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Peternakan Broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber protein hewani.

Dalam usaha peternakan broiler, biaya pakan merupakan komponen terbesar dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan peternak, yaitu sekitar 70%. Guna memaksimalkan hasil produksi dengan biaya seminimal mungkin, peternak melakukan berbagai cara. Salah satu usahanya dengan menambahkan bahan aditif.

Kenapa wortel? Lanjut Ahmad Syaifullah, wortel merupakan salah satu bahan pakan yang melimpah. Kandungan betakaroten dan tingginya kadar serat dalam wortel sangat berguna melancarkan sistem pencernaan dan meningkatkan kinerja usus dalam penyerapan nutrisi. Dengan potensi tersebut, wortel dapat

(13)

digunakan sebagai alternatif untuk efisiensi pakan pada peternakan broiler, jadi dapat meningkatkan pertumbuhan berat badan secara harian pada broiler.

DIAGRAM pertambahan berat badan harian ayam broiler dari hasil uji coba. (Dok PKM-PE FKH)

”Kami melakukan penelitian menggunakan 100 ekor ayam broiler yang dipelihara secara intensif. Pada umur 2 minggu dibagi dalam 5 kelompok, terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan yang diberi wortel dengan dosis dari konversi manusia ke ayam. Selanjutnya semua dosis dicampurkan dalam air minum sesuai kebutuhan harian ayam broiler,” kata Ahmad menjelaskan.

Parameter yang dilihat adalah laju pertambahan berat badan harian ayam selama masa pemeliharaan (5 minggu) hingga panen. Penimbangan berat badan dilakukan setiap minggu terhadap 50% sampel dari tiap kelompok, kemudian dibagi 7 untuk mengetahui rata-rata pertambahan berat badan harian (Average Daily Gain)

ayam broiler per minggu. Pertambahan berat badan ini bisa dilihat pada diagram.

(14)

digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat, juga keberhasilan usaha pemerintah dalam pembangunan pangan peningkatan sumber daya manusia. Hal ini penting sebab peternakan ayam broiler merupakan penyumbang protein hewani terbesar bagi masyarakat Indonesia.

Ahmad Dkk berharap hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para peternak ayam broiler. Keberadaan wortel di Indonesia yang sangat melimpah, biaya pembelian yang cukup efisien serta telah terbuktinya dalam uji coba, menjadi nilai tambah untuk memilih wortel sebagai bahan pakan aditif untuk usaha broiler mereka. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Bikin Sabun

Cuci Tangan dari Biji Pepaya,

Bisa Cegah Diare

UNAIR NEWS – Penyakit diare masih menjadi masalah global, terutama di negara berkembang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ditjen Bina Upaya Kesehatan dalam Pusdatin Kemenkes 2011, penyakit diare menjadi kasus penyakit terbanyak di berbagai rumah sakit di Indonesia pada tahun 2010 lalu.

Melalui program kreativitas mahasiswa (PKM), kelompok mahasiswa Universitas Airlangga yang diketuai oleh Azizah T.W (2014) dengan anggotanya Yossy Kartikasari (2014), Fitri W (2014), Ade Puspita (2014), dan Adelia (2015) berhasil membuat inovasi berupa Sabun Cuci Tangan Biji Pepaya untuk Mencegah Infeksi Diare Escherichia coli: “CARIPA”.

(15)

CARIPA tersebut dimaksudkan sebagai terobosan baru memanfaatkan limbah biji pepaya menjadi barang berguna sebagai bahan aktif sabun cair mampu. Sabun ini diharapkan mampu menekan merebaknya penyakit diare yang menyerang anak-anak dan orang dewasa.

“Ide ini muncul ketika tim kami melihat begitu besar potensi kandungan bahan aktif dalam biji pepaya dalam menghambat atau pun mematikan dari bakteri Escherichia coli. Kita ketahui bahwa Escherichia coli menjadi salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan diare,” ujar Azizah T.W, ketua PKM bidang Kewirausahaan (PKMK) ini.

ANGGOTA Tim PKM CARIPA. (Foto: Dok Tim)

Membiasakan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan pada area tangan dengan menggunakan sabun cuci tangan CARIPA sebelum makan, sesudah melakukan aktivitas di luar, maupun setelah buang air besar, diharapkan dapat menekan penyakit diare. Hal ini sesuai hasil uji coba yang dilakukan tim.

“Saya dan tim memberikan tambahan aroma wangi yang khas pada CARIPA, sehingga harapan kami dapat menjadi daya tarik tersendiri agar masyarakat dapat membiasakan diri dengan mencuci tangan menggunakan CARIPA,” tambah Azizah.

(16)

Sejak dilakukan inovasi hingga saat ini, sabun CARIPA sudah dipasarkan pada masyarakat umum, walau sifatnya masih terbatas. Selama ini pemesanan sabun CARIPA antara lain dapat dilakukan dengan menghubungi kami: di nomor handphone: 087858931667 (a/n Azizah), atau juga bisa dengan ngepoin di sosial media Instagram dengan alamat CARIPA @kebaikancaripa. (*)

Editor: Bambang Bes

Ekstrak

Daun

Kenikir

Berkhasiat Sebagai Terapi

’Cancer Stem Cell’

UNAIR NEWS – Penyakit kanker masih merupakan salah satu pembunuh utama di dunia. Beberapa teknik pengobatan kanker yang digunakan saat ini seperti kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan, masih menyisakan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Biaya pengobatan yang tinggi juga menjadi kendala masyarakat untuk mendapatkan pengobatannya. Kendatipun sudah ada BPJS dan jaminan kesehatan lain, instansi kesehatan masih menanggung biaya yang mahal.

Beranjak dari permasalahan itulah, empat mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga melakukan penelitian terhadap potensi ekstrak daun kenikir yang diduga dapat membunuh sel kanker secara terprogram. Keempat mahasiswa FK UNAIR itu adalah Andi Yasmin Wijaya (2015), Winona May Hendrata (2015), Farmindo Hartono (2016), dan Ainur Rahmah (2016).

(17)

Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). Penelitian berjudul “Potensi Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos

caudatus Kunth.) Sebagai Terapi Kanker Melalui Induksi

Apoptosis Cancer Stem Cell” ini berhasil lolos seleksi dan mendapatkan dana penelitian dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) program PKM 2016-2017.

”Pemilihan kami tentang kenikir sebagai objek penelitian dikarenakan kenikir sering ditemukan di Indonesia serta sudah dikonsumsi masyarakat sejak jaman para leluhur. Kenikir juga merupakan tumbuhan dengan kadar flavonoid tinggi,” kata Andi Yasmin Wijaya, ketua kelompok PKM ini.

Penelitian ini lebih dikhususkan untuk membunuh cancer stem

cell karena sel punca kanker itu berbeda dengan sel punca

biasa. Stem cell atau sel punca merupakan sel yang memiliki kemampuan memperbarui diri dan berdiferensiasi menjadi sel lain.

T I M m a h a s i s w a F K U N A I R k e t i k a p e n e l i t i a n d i laboratorium meneliti daun kenikir. (Foto: Dok PKMPE FK).

(18)

Cancer stem cell juga dapat memperbanyak dirinya sendiri dan

berpotensi untuk menjadi berbagai kanker pada organ lain melalui mekanisme metastasis. Cancer stem cell bahkan memiliki kemampuan kekebalan terhadap kemoterapi dan radiasi, sehingga dibutuhkan pendekatan baru untuk membunuh sel ini.

Sejak ditemukannya cancer stem cell, peneliti di seluruh dunia berlomba-lomba untuk menciptakan terapi kanker berbasis Cancer

Stem Cell targeted therapy. Dengan ditemukannya terapi dengan

pendekatan ini, diharapkan ada terobosan baru untuk terapi kanker yang lebih efektif dan dengan kemungkinan kambuh yang kecil.

”Sejak lama orang Indonesia telah memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan di sekitarnya untuk digunakan sebagai obat tradisional. Sebaiknya peneliti dan mahasiswa Indonesia memandang hal ini sebagai sebuah peluang besar dalam pengembangan obat untuk berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker,” kata Andi selaku ketua dari penelitian ini. Untuk pengambilan flavonoid dan zat fenolik lain dari kenikir, dilakukan prosedur ekstraksi. Ekstrak akan diujikan pada sel punca normal dan cancer stem cell. Pengujian terhadap sel punca normal bertujuan untuk menguji toksisitas ekstrak terhadap sel normal. Penelitian dikerjakan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas penelitian di Universitas Airlangga Surabaya. (*)

Gambar

DIAGRAM  pertambahan  berat  badan  harian  ayam broiler  dari  hasil  uji  coba.  (Dok  PKM-PE  FKH)

Referensi

Dokumen terkait

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

UNAIR NEWS – Sebagai bentuk apresiasi kepada sivitas akademika, Universitas Airlangga memberikan penghargaan kepada para dosen yang berhasil membuahkan prestasi pada tahun

UNAIR NEWS – Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2016-2017 meluluskan proposal mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil melakukan inovasi

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang

Data tabel 1.4 menunjukkan bahwa banyak konsumen 2016 - 2018 yang menjalin kontrak pembiayaan di BFI Finance kantor cabang Jombang dengan total sebanyak