LAPORAN TETAP PRAKTIKUM LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH
PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH
Disusun Oleh : Disusun Oleh :
Adhe
Adhe Julian Julian Pertananda Pertananda 061540421929061540421929 Dewanda
Dewanda Irawan Irawan 061540421935061540421935 Dita
Dita Indah Indah Sari Sari 061540421937061540421937 Dwi
Dwi Okta Okta Larassakti Larassakti 061540421940061540421940 Febi
Febi Dwi Dwi Kania Kania 061540421942061540421942 Novia Sundari
Novia Sundari 061540421946061540421946 Nur Annisa Yuliasdini
Nur Annisa Yuliasdini 061540421947061540421947 Ricki
Ricki Noufal Noufal Hadi Hadi 061540421951061540421951 Suci
Suci Utami Utami Putri Putri 061540421952061540421952 Putu
Putu Yoga Yoga Andre Andre Sukmana Sukmana 061540422263061540422263 Kelompok
Kelompok : : 1 1 (satu)(satu) Kelas
Kelas : : 5.KIB5.KIB Instruktur
Instruktur : : Hilwatullisan,S.T.,M.T.Hilwatullisan,S.T.,M.T.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2017 TAHUN AJARAN 2017
PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH
I. Tujuan Percobaan
Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan (jelantah) dengan berbagai adsorben II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
- Kertas saring 1 buah
- Spatula 1 buah
- Gelas kimia 500 ml 1 buah
- Pipet ukur 25 ml 1 buah
- Kaca Arloji 1 buah
- Erlenmeyer 1 buah
- Gelas plastic 6 buah
Bahan yang digunakan: - Minyak goreng bekas
- Arang/karbon aktif dan bentonite - Alkohol 96%
- H2SO4 0,05 N - Tymol blue - Aquades - KOH 0,1 N
III. Dasar Teori
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam pengolahan bahan makanan. Setelah digunakan minyak goreng akan mengalami perubahan sifat yang menyebabkan minyak goreng tersebut tidak layak lagi digunakan. Agar minyak goreng tersebut dapat dimanfaatkan lagi maka perlu dilakukan pengolahan sekunder dengan metode adsorpsi.
Praktikum yang dilakukan ini mencoba meningkatkan kualitas minyak goreng bekas dengan adsorben karbon aktif. Minyak goreng bekas dipanaskan pada suhu 60oC kemudian dicampurkan dengan karbon aktif dengan berbagai variasi berat yaitu 2, 3, 4 gram dan waktu pengadukan selama 30 menit.
Adsorpsi
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika fluida terikatpada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaann padatan tersebut. Berbeda dengan adsopsi dimanafluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa. Dimana molekul dan suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorps.
Advorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisika yang di sebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadnya kendensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan adsorben dan adsorpsi kimia yang terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu.
Faktor yang mempengaruhi adsorpsi: 1. Kecepatan pengadukan
Berpengaruh pada kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan yang dihasilakan, jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan lambat pula, namun bial pengadukan terlalu cepat aka nada kemungkinan struktur adsorban
mengalami kerusakan 2. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang bisa teradsorpsi
3. Temperatur
Naik turunnya tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh temperatur. Pemanasan adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka dan menyebabkan daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu tinggi juga dapat membuat struktur adsorben rusak.
4. pH
Tingkat keasaman juga berpengaruh, adsorbat yang bersifat asam atau asam organic lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbs basa organic efektif pada pH tinggi.
5. Jenis dan Karakteristik adsorban
Jenis adsorban yang digunakan umumnya dalah karbon aktif. Karbon aktif adalah suatu bahan pada berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon dan dilakukan aktivitas dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian daya adsorpsinya lebih tinggi.
Karbon Aktif dan Pembuatannya
Karbon aktif berbentuk Kristal berukuran mikro, karbon non grafit yang pori- porinya telah mengalami pengembangan sehingga kemampuan menyerap fluida yang dimiliknya meningkat. Karbon aktif dapat di buat dari semua bahan yang mengandung karbon dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori. Bahan-bahan tersebut antara lain, kayu, batubara muda, tulang, termpurung kelapa, tandan kelapa sawit, kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekam padi dan lainnya, pembuatan meliputi proses karbonisasi pada suhu tinggi dan proses aktivasi yang
dapat meningkatkan porositas karbon aktif.
Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai aran g aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari
karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya
pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon
aktif itu sendiri.
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori
–
pori yang sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori–
pori yang berukuran sangatkecil. Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar seperti pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis. Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal dengan sebutan norit yang digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Prinsip kerja norit adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu menjerap bahan
–
bahan racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian menyimpannya di dalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar nantinya bersama tinja. Secara umum karbon aktif ini dibuat dari bahan dasar batu bara dan biomasa. Intinya bahan dasar pembuat karbon aktif haruslah mengandung unsur karbon yang besar. Dewasa inikarbon aktif yang berasal dari biomasa banyak dikembangkan para peneliti karena bersumber dari bahan yang terbarukan dan lebih murah. Bahkan karbon aktif dapat
dibuat dari limbah biomasa seperti kulit kacang-kacangan, limbah padat pengepresan biji
–
bijiaan, ampas, kulit buah dan lain sebagainya. Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengaktifan secara fisika dan secara kimia. Pengaktifan secara fisika pada dasarnya dilakukan dengan cara memanaskan bahan baku pada suhu yang cukup tinggi (600–
900 C) pada kondisi miskin udara(oksigen), kemudian pada suhu tinggi tersebut dialirkan media pengaktifseperti uap air dan CO2. Sedangkan pada pengaktifan kimiawi, bahan baku sebelum dipanaskan dicampur dengan bahan kimia tertentu seperti KOH, NaOH, K2CO3 dan lain sebagainya. Biasanya pengaktifan secara kimiawi tidak membutuhkan suhu tinggi seperti pada pengaktifan secara fisis, namun diperlukan tahap pencucian setelah diaktifkan untuk membuang sisa
–
sisa bahan kimia yang dipakai. Sekarang ini telah dikembangkan pengabungan antara metode fisika dan kimia untuk mendapatkan sekaligus kelebihan dari kedua tipe pengaktifan tersebutBerikut berbagai cara penjernihan minyak jelantah : 1. Menggunakan Buah Mengkudu
Sari buah mengkudu sudah sejak lama digunakan orang untuk menjernihkan minyak jelantah. Satu buah mengkudu berukuran besar bisa menjernihkan minyak jelantah hingga sebanyak 250 mL.
Petunjuk
Buah mengkudu yang telah masak ditumbuk kemudian diambil sarinya. Sari yang diperoleh kemudian dicampur ke dalam minyak jelantah dan didiamkan selama 5 - 10 menit. Setelah itu minyak dipanasakan sampai suhu 50 derajat celcius dan dipertahankan sampai minyak berwarna jernih. Minyak kemudian disaring untuk dipisahkan dengan endapan yang terbentuk.
2. Menggunakan arang sekam
Arang sekam yang dicampur kemudian digoreng dengan minyak jelantah ternyata mampu menjernihkan minyak tersebut. Hasilnya telah diuji secara fisika dan kimia menunjukkan bahwa penggunaan arang sekam dapat mendaur ulang minyak jelantah menjadi minyak baru yang kualtiasnya mendekati
minyak goreng segar Petunjuk
Masukkan sebanyak 1% b/b arang sekam kedalam minyak jelantah kemudian dipanaskan sambil diaduk. misal 1 gram arang sekam untuk 100 gram minyak jelantah. Jika minyak sudah tampak jernih, campuran diendpakan lalu disaring
3. Menggunakan arang kayu
Arang kayu lebih mudah ditemui dan harganya lebih murah. Dalam prakteknya, arang atau karbon bisa menjadi aktif atau disebut karbon aktif yang dapat
menyerap berbagai senyawa sehingga sering digunakan sebagai absorbent. Petunjuk
Arang kayu kira-kira sebesar genggaman tangan orang dewasa sebanyak 2 buah, digerus sampai halus menjadi serbuk. Serbuk tersebut lalu d icampur ke dalam minyak jelantah tanpa dilakukan pemanasan. Biarkan selama kurang lebih 5 menit kemudian disaring menggunakan kain.
4. Menggunakan arang biji salak
Biji salak yang biasanya dibuang begitu saja dapat diproses lebih lanjut menjadi arang biji salak yang fungsinya lebih bagus dari arang biasa ketika digukanan untuk menjernihkan minyak jelantah.
Petunjuk
Minyak goreng bekas dipanaskan pada suhu 40, 50, 60 dan 70 derajat Celcius, kemudian direaksikan dengan arang biji salak dengan variasi berat 10, 25, 50 gram dan variasi waktu pengadukan 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit.
Campuran minyak goreng bekas dengan arang biji salak kemudian dilakukan proses pemisahan dengan cara filltrasi/penyaringan.
5. Menggunakan ampas nanas
Ampas nanas memiliki kemampuan menyerap seperti karbon aktif sehingga dapat menjernihkan minyak. Bukti perbaikan kualitas minyak terlihat dari meningkatnya titik didih, titik asap dan menurunnya kadar asam lemak bebas serta angka peroksida.
Petunjuk
Pertama ampas nanas sebanyak 1-3 Kg di cuci bersih, lalu dikeringkan dengan suhu 160 derajat celcius dengan oven biasa selama 60 menit hingga terbentuk karbon. Setelah itu dihaluskan dengan blender. Setelah terbentuk serbuk,
nanas untuk menjernihkan 20 liter minyak jelantah. Setelah 3 jam, disaring menggunakan kain.
6. Menggunakan Nasi
Nasi yang biasanya digunakn sebagai makanan pokok ternyata dapat
menjernihkan minyak yang kotor akibat remah-remah sisa penggorengan yang tertinggal di dalam minyak.
Petunjuk
Segenggam nasi dipadatkan hingga keras setelah itu dimasukan kedalam penggorengan yang masih panas. Nasi tadi kemudian ditekan-tekan dan
digoreng. Endapan akan menempel pada nasi dan minyak kembali jernih. 7. Menggunakan Filter Sederhana
Filter ini menggunakan Arang dan Zeolit. Bahan lain yang digunakan adalah Air dan Soda Api ( KOH atau Potassium Hidroksida ).
Petunjuk
Mula-mula disiapkan sebanyak 3 botol kaca, botol pertama diisi dengan zeolit kemudian arang kayu. Botol kedua diisi dengan bahan yang sama hanya saja ukuran dari zeolit dan arang kayu lebih kecil ( dihaluskan ). Botol ketiga tidak diisi.
Minyak jelantah dimasukkan pada botol pertama, ditunggu beberapa menit kemudian disaring dan dimasukkan ke botol kedua. Dari botol kedua, dimasukkan botol ketiga, dicampur dengan air dan soda api. Didiamkan beberapa menit sampai jernih lalu disaring. Minyak siap dipakai.
IV. Langkah Kerja
a. Penjernihan Minyak Goreng Bekas Secara Fisik 1. Memasukkan 100 ml minyak kedalam 4 gelas kimia
2. Menambahkan karbon aktif dengan berbagai variasi ( 5 gr dan 10 gr) kedalam masing
–
masing sampel minyak jelantah 100 ml yang telah disiapkan3. Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama kurang lebih 15 menit, pemanas tidak dihidupkan
4. Mengendapkan sampel selama 1 jam
5. Mengulangi langkah dengan mengganti adsorben berupa bentonite, dengan variasi berat tetap ( 5 gr dan 10 gr).
b. Penentuan ALB
1. Sebanyak 5 ml minyak goreng bekas ditempatkan pada erlenmeyer 2. Tymol blue ditambahkan sebanyak 3 tetes
3. Melakukan titrasi dengan KOH sampai terjadi perubahan wa rna menjadi putih kebiru
–
biruan4. Melakukan perhitungan penentuan kadar ALB
V. Data Pengamatan
a. Pengamatan Fisik Masing
–
Masing SampelNo. Sampel pada Erlenmeyer Warna
1. 100 ml minyak bekas + 5 gr karbon aktif (A) Hitam pekat 2. 100 ml minyak bekas + 10 gr karbon aktif (B) Hitam pekat 3. 100 ml minyak bekas + 5 gr bentonite (C) Kuning 4. 100 ml minyak bekas + 10 gr bentonite (D) Kuning
b. Penentuan Kadar ALB pada Minyak Goreng Bekas
No. Sampel
Volume KOH
(ml) Pengamatan
1. A 2,1 ml Larutan sampel yang semula berwarna Hitam pekat dan kuning, setelah dititrasi
dengan KOH berubah menjadi putih kebiru
–
biruan . 2. B 2,3 ml 3. C 2,5 ml 4. D 2,5 ml 5. awal 26 ml VI. Perhitungana. Pembuatan Larutan KOH 0,1 N dalam 100 ml
= × ×
= 0,1 × 0,1 × 56
⁄
= 0,56
b. Perhitungan Kadar ALB
Sampel minyak goreng bekas awal (sebelum penambahan karbon aktif dan bentonite)
% = × ×256
×1000
×100
=
26 ×0,1 ×256
(100 ×0,8574
⁄ ) × 1000
×100
= 7,763 %
Sampel A% =
256 .
⁄
×1000
× ×
×100
=
256 .
⁄
8,574 ×1000
× 0,1 . ⁄ × 2,1
×100
= 0,527 %
Sampel B% =
256 .
⁄
×1000
× ×
×100
=
256 .
⁄
8,574 ×1000
× 0,1 . ⁄ × 2,3
×100
= 0,687 %
Sampel C dan D% =
256 .
⁄
×1000
× ×
×100
=
256 .
⁄
8,574 ×1000
× 0,1 . ⁄ × 2,5
×100
= 0,746 %
VII. Analisa Percobaan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan pada penjernihan minyak jelantah. Adapun sampel yang kami gunakan ialah minyak goreng bekas sebanyak 400 ml yang kami bagi lagi menjadi 100 ml dalam setiap 4 gelas kimia. Dan adsorben yang kami gunakan ialah karbon aktif, dan bentonite dengan variasi 5 gr dan 10 gr.
Karbon aktif (arang aktif) adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Dikarenakan hal ini maka karbon aktif sangat cocok digunakan untuk absorpsi (penyerapan). Bentonite merupakan tanah lempung yang terbentuk dari transformasi hidrotermal abu vulkanik.
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa % ALB dapat berkurang setalah ditambahkan dengan karbon aktif, dan bentonite. Dari data perhitungan dapat dilihat bahwa nilai % ALB pada saat sebelum ditambahkan adsorben nilai % ALB didapat sebesar 7,763 %. Dan setelah dilakukan proses penjernihan menggunakan karbon aktif dan bentonite nilai % ALB berkurang menjadi ; pada sampel A sebesar 0,527 %, sampel B sebesar 0,687 %. Dan pada sampel C dan D sebesar 0,746 %. Hal ini menandakan bahwa penambahan jumlah karbon aktif dan bentonite dalam proses penjernihan minyak jelantah dapat mempengaruhi banyaknya pengurangan kadar ALB dalam sampel. Hal ini dikarenakan sifat karbon aktif dan bentonite yang dapat menyerap apapun yang kontak dengannya. Karena sifat ALB yang merupakan senyawa bebas maka akan dengan mudah diikat oleh karbon aktif dan bentonite begitupula dengan zat pengotor lainnya pada minyak goreng bekas. Oleh karena itu akan semakin baik pula jika lebih banyak pula permukaan karbon aktif yang akan kontak dengan A LB pada minyak goreng.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Jumlah penambahan adsorben pada penjernihan minyak jelantah mempengaruhi pengurangan kadar ALB
Semakin banyak karbon aktif maka kadar ALB yang berkurang makin banyak
Kadar ALB yang besar dapat menurunkan kualitas minyak goreng
IX. Daftar Pustaka
www.scribd.com
www.wikipedia.com
Jobsheet. 2017. Penuntun Praktikum Teknologi Kimia Industri. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
GAMBAR ALAT
Magnetic Stirrer Pipet Tetes pH paper
Kertas Saring Beaker gelas Labu Ukur
Pipet Ukur Gelas Ukur Erlenmeyer