• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. catatan fakta, konsep atau instruksi pada tempat penyimpanan untuk komunikasi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. catatan fakta, konsep atau instruksi pada tempat penyimpanan untuk komunikasi,"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Data

Menurut Inmon (2002, p388), dikemukakan bahwa data merupakan sebuah catatan fakta, konsep atau instruksi pada tempat penyimpanan untuk komunikasi, pengarsipan. Lebih jauh, menurut Laudon (2007, p13), data yang sudah terkumpul dapat diproses, dalam artian diorganisir dan diubah menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh manusia.

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, pada prinsipnya data merupakan rekaman fakta yang belum diolah menjadi informasi. Fakta-fakta tersebut berisi aktivitas, konsep dan benda.

Terdapat dua sifat data :

1. Shared : Data dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa pengguna.

2. Integrated : Data merupakan kesatuan. Sedapat mungkin tidak terjadi pengulangan.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p4), sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer dan sumber daya yang dapat mengumpulkan, mendapatkan dan mendistribusikan informasi.

Menurut Laudon (2007, p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang saling bekerjasama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan

(2)

menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisa dan visualisasi dalam organisasi.

Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai entitas atau kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logikal (Prahasta, 2001, p40).

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, prinsipnya sistem informasi adalah pengaturan peralatan yang mengumpulkan, memasukkan dan memproses data serta peralatan untuk menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi sehingga organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan utama dari sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses dan menukar informasi antar pelaku bisnis serta didesain untuk mendukung operasi sistem bisnis, Jeffrey L,Whitten, et.al., (2004, p39).

Karakteristik yang dimiliki sistem informasi yaitu : 1. Tujuan dan Sasaran

Setiap sistem informasi dirancang untuk memenuhi atau mencapai satu atau lebih tujuan dan sasaran. Kedua hal ini menjadi latar belakang dan alasan kuat dari pembentukan sistem

2. Masukan

Data dikumpulkan oleh sistem atau oleh pemakai sistem. Data inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam sistem sebagai masukan sistem.

3. Keluaran

Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan keluaran. Keluaran dari sistem terkadang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai masukan. Masukan ini disebut dengan umpan balik (Feedback).

(3)

4. Data Tersimpan

Data yang dimasukkan atau diproses oleh sistem seringkali diperlukan oleh pemakai sistem informasi dan menjadi data yang tersimpan di dalam sistem. Data yang tersimpan seharusnya sering diubah (Update) untuk mempertahankan ketepatannya. 5. Alat Pemroses

Data yang dimasukkan ke dalam sistem akan diproses dan dikirimkan ke pemakai sebagai informasi atau disimpan untuk keperluan kemudian. Komputer digunakan sebagai alat pemroses dari data organisasi.

6. Instruksi dan Prosedur

Sebuah sistem informasi tidak memiliki kecerdasannya sendiri. Sistem tidak dapat memproses data atau menghasilkan informasi tanpa diberitahu hal apa yang harus dilakukannya, oleh karena itu sistem harus menyimpan rincian, instruksi dan prosedur. Perangkat lunak ditulis untuk memberitahukan computer bagaimana memproses data.Instruksi dan prosedur untuk pemakai biasanya ada pada prosedur manual.

7. Sempadan

Setiap sistem memiliki batasan fisik. Sempadan memisahkan sebuah sistem dari lingkungannya. Lingkungan adalah semua hal yang mengelilingi sistem.

8. Pemakai

Pemakai adalah orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut pengguna (User). Pengguna dapat meliputi orang-orang yang berperan dalam pengolahan transaksi dan data, manajemen sistem dan sistem keamanan serta kontrol.

(4)

9. Batasan

Setiap sistem memiliki batasan tertentu secara internal ataupun eksternal yang membatasi suatu sistem seperti jumlah pemakaian atau metode yang dipakai untuk masukan, proses, penyimpanan atau keluaran.

10. Ukuran Keamanan

Ukuran keamanan dibangun untuk melindungi sistem dari pengakses yang tidak berwenang.

11. Antar Muka Informasi

Antar muka informasi digunakan dalam mengalirkan informasi antar pihak-pihak yang berkepentingan dalam sistem.

12. Subsistem

Subsistem merupakan suatu bagian dari sistem yang melakukan operasi-operasi tertentu untuk mendukung sistem bagiannya.

2.1.3 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

Menurut Mcleod (2001, p88), analisa sistem adalah penelitian suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.

Sedangkan menurut Jeffrey L. Whitten, et al (2004, p165-166), analisa sistem adalah teknik pemecahan masalah dengan cara memecahkan sistem ke dalam komponen-komponen dengan tujuan mempelajari komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan mereka. Perancangan sistem merupakan pelengkap dari analisa sistem ke dalam suatu sistem yang utuh dengan tujuan mendapatkan sistem yang lebih baik.

(5)

Ada enam tahap analisis sistem: 1. Mengumumkan penelitian sistem.

Ketika perusahaan menerapkan sistem baru, manajemen bekerja sama dengan pekerja perihal sistem baru tersebut.

2. Mengorganisasikan tim proyek. 3. Mendefinisikan kebutuhan informasi.

Melalui wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survey. 4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasi secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem.

5. Menyiapkan usulan rancangan

Analisa sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk membuat keputusan terusan atau hentikan untuk kedua kalinya.

6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

Manajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah memberi persetujuan atau tidak.

Sedangkan menurut McLeod (2001, p238), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer, perancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan digunakan.

Tahap perancangan sistem:

1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.

Analis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis.

(6)

2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif sistem.

Analis harus mengidentifikasikan konfigurasi peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.

3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

Analis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

4. Memilih konfigurasi terbaik.

Analis mengevaluasi konfigurasi subsistem dan menyesuaikan dengan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.

5. Menyiapkan usulan penerapan.

Analis menyiapkan ikhtisar tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan. 6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.

Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.

Dari kutipan-kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam suatu rancangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dan memberi gambaran yang lebih jelas untuk dijadikan pertimbangan.

(7)

2.2 Sistem Informasi Geografi

2.2.1 Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi

Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos (bumi atau permukaan bumi) dan graphien (melukis, mencitrakan, menjelaskan, atau menuliskan), maka berdasarkan asal katanya geografi dapat diartikan sebagai pencitraan atau pelukisan bumi. Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios

Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

Dalam arti yang lebih luas, geografi lebih sering diterima sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara keduanya.

Geografi diartikan pula sebagai ilmu mengenai permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Menurut Vidal de la Blache (dalam Prahasta, 2002, p12), geografi adalah ilmu pengetahuan mengenai tempat-tempat yang sangat mengonsentrasikan diri pada kualitas-kualitas dan potensi-potensi suatu negara.

(8)

Menurut Richthoffen (Prahasta, 2005, P12), geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area yang berada di permukaan bumi. Kata geografi berasal dari kata geographika dari bahasa yunani yang dikemukakan oleh Eratosthenes sekitar abad ke-1 SM. Asal katanya adalah Geo yang berarti Bumi dan graphika yang berarti tulisan atau lukisan. Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan sebagai tulisan mengenai Bumi atau lukisan tentang Bumi. Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal-balik antara keduanya.

Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan geografi adalah ilmu pengetahuan yang secara umum mempelajari tentang bumi dan segala isinya dari inti bumi sampai dengan lapisan atmosfer, termasuk di dalamnya daratan, perairan, udara, serta makhluk hidup dan semua jenis materi.

2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografis (SIG) pada dasarnya merupakan gabungan tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur–unsur pokoknya, maka jelas sistem informasi geografis merupakan salah satu sistem informasi dengan tambahan unsur “geografis”. Sistem Informasi Geografis diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota dan pelayanan umum lainnya.

(9)

Menurut Prahasta (2005, P49) sistem informasi geografi merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi Sistem Informasi Geografi merupakan kumpulan data geografi (spasial) dan data dokumen (non-spasial) yang terorganisir dan dapat dimanipulasi.

Menurut Burrough (1986, p6), sistem informasi geografi merupakan sistem informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat dibutuhkan, memroses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk tujuan tertentu.

Sistem informasi geografi adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Prahasta, 2001, p55; Chrisman, 1997, p121).

Teknologi sistem informasi geografi dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute. Misalnya SIG dapat membantu pihak berwenang untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basah yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberikan nilai tambah pada data spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan secara efisien. Dengan analisis dan penemuan data baru yang dapat dilakukan secara cepat, SIG menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan.

(10)

2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografi dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem (Prahasta, 2005, P56), yaitu :

1. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografi.

2. Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.

3. Data Manajemen

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki. 4. Data Manipulation and Analysis

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

(11)

Uraian dari subsistem-subsistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG

Beberapa kemampuan SIG:

1. Dapat mengumpulkan data georgafi.

2. Dapat mengitegrasikan data geografi (spasial dan attribute). 3. Dapat memeriksa, mengupdate, data geografi.

4. Dapat menyimpan dan memanggil kembali data geografi. 5. Dapat memanipulasi data geografi.

6. Dapat menganalisa data geografi. 7. Dapat menghasilkan output.

(12)

2.3 Komponen Sistem Informasi Geografi Komponen-komponen SIG terdiri dari :

2.3.1 Perangkat Keras (hardware)

SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. SIG dengan skala yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk menjalankannya, namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang lebih besar serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Ini dikarenakan penyimpanan data yang digunakan dalam SIG baik data raster maupun data vektor membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital.

Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke komputer. Contoh: scanner, digitizer dan CD-ROM

b. Alat pemrosesan, merupakan sistem komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.

Contoh: CPU, tape drive dan disk drive

c. Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses SIG.

(13)

2.3.2 Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografi. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah : a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografi.

b. Sistem Manajemen Basis Data.

c. Tool yang mendukung manipulasi geografi, analisa dan visualisasi.

d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah Map Info, Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya.

2.3.3 Data

Data merupakan fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai dan dideskripsikan sebagai berkas-berkas fakta yang masih mentah yang menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam perusahaan/organisasi atau di lingkungan fisik sebelum di susun dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh pemakai. Jenis data yang digunakan dalam sistem informasi geografi adalah data spasial (peta) dan data non-spasial (keterangan/atribut).

Perbedaan antara 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut : a. Data Spasial

Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial, yaitu :

(14)

1. Titik

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya letak bangunan, kota, dan lain-lain.

2. Garis.

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, saluran buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya.

3. Poligon

Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entitas yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara ketiga titik tersebut.

(15)

Selain itu dalam sistem informasi geografi juga terdapat dua macam penyajian data spasial, yaitu:

1. Model Raster

Model raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak). Setiap piksel memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar.

Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu obyek yang berbentuk titik, garis maupun bidang (Prahasta, 2007, p148).

2. Model Vektor

Model Vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan kurva atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x, y).

Di dalam data vektor, garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang berhubungan. Sedangkan, bidang atau poligon disimpan sebagai sekumpulan titik-titik dengan ketentuan bahwa titik-titik awal dan titik-titik akhir memiliki koordinat yang sama (Prahasta, 2007, p156).

(16)

b. Data Non-spasial (atribut)

Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Contoh : data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid, jurusan, jenis kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih mungkin dimiliki dan diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya : sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya, populasi/jumlah siswa di suatu sekolah 500-600 siswa, berprestasi, jurusan, dan sebagainya.

2.3.4 Metode

Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus direncanakan dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan.

2.3.5 Manusia

Teknologi SIG tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan serta menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai pada SIG

(17)

terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari

2.4 Pemetaan

2.4.1 Pengertian Peta

Menurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat beserta dengan penggambaran atribut-atribut non-spasialnya. Peta biasanya direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.

Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga sebagai penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Data yang terkelola dalam model digital memiliki keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional serta garis cetakan (Hardcopy) dan keluwesan, kemudahan, penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media computer (Softcopy).

(18)

2.4.2 Jenis Peta A. Peta Berdasarkan Isi: 1. Peta Umum

Peta umum melukiskan semua kenampakan suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dalam berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung, daratan, lembah, sungai dan sebagainya yang merupakan satu kesatuan. Contoh : Peta Indonesia, Peta Eropa, Peta Dunia. Peta Umum terbagi dalam dua jenis, yaitu :

a. Peta Topografi

Peta topografi adalah peta yang menampilkan, semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia, sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman, permukaan es, salju, dan pasir.

b. Peta Chorografi

Peta yang menggambarkan keseluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 – 1:1.000.000 atau lebih. Peta ini menggambarkan daerah yang luas, menampilkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah. Atlas merupakan kumpulan dari peta Chorografi.

2. Peta Tematik (Peta khusus)

Melukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data pada wilayah yang dipetakan. Contoh : Peta Iklim dan Peta Perhubungan.

(19)

3. Peta Kadaster

Peta Kadaster merupakan peta berskala ekstra besar, sebagai sumber data dan informasi dasar yang berguna dalam berbagai kepentingan.

B. Peta Berdasarkan Skala :

1. Peta Kadaster(Peta Teknik) : Skala peta antara 1:100 – 1:5.000. 2. Peta skala besar : Skala peta antara 1:5.000 – 1:250.000.

3. Peta skala sedang : Skala peta antara 1:250.000 – 1:500.000.

4. Peta skala kecil(Peta Geografi) : Skala peta antara 1:500.000 – 1:1.000.000 atau lebih besar.

C. Peta Berdasarkan Objek: 1. Peta Stationer

Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan dalam keadaan tetap atau stabil. Contoh : Peta persebaran gunung berapi.

2. Peta Dinamik

Menggambarkan bahwa keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : Peta Urbanisasi dan peta arah angin.

D. Peta berdasarkan kegunaannya

1. General Reference Map (Peta referensi umum)

Merupakan peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi berbagai macam bentuk geografi, termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainya.

(20)

2. Mobility Map (Peta Mobilitas)

Merupakan peta yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya. Peta ini biasa digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara.

3. Thematic Map (Peta Tematik)

Merupakan peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu, seperti populasi, curah hujan dan sumber daya alam.

4. Inventory Map (Peta Inventaris)

Merupakan peta yang menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya posisi semua gedung di wilayah Jakarta Timur.

2.4.3 Struktur Pemetaan

Data pemetaan terdiri dari dua struktur, yaitu Struktur Data Vektor dan Struktur Data Raster. Struktur Data Vektor setiap titik pada peta dan setiap titik pada suatu wilayah berusaha digambarkan dengan tepat menjadi sebuah objek. Koordinat yang ada pada struktur data vektor diasumsikan terus berhubungan dan tidak dihitung seperti pada Struktur Data Raster. Struktur Vektor mengijinkan semua posisi, panjang dan dimensi dapat didefinisikan secara tepat (Burrough, 1986, p25). Struktur Data Raster mempresentasikan secara nyata pemilihan susunan permukaan pada pola bidang. Secara nyata representasi dari struktur data raster diturunkan dalam suatu aturan yang sama. Sel-sel beraturan yang biasanya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang dapat juga berupa segitiga atau persegi enam. Model ini disebut juga sebagai model kisi-kisi karena bentuk bujur sangkar atau persegi empat sering digunakan dan tergambar menyerupai kisi-kisi klasik dari persegi empat (Burrough, 1986, p20).

(21)

2.4.4 Garis Lintang

Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di permukaan bumi yang dilukis di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.

Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis Ekuator. Garis lintang diukur dalam kiraan (˚) dari Garis Khatulistiwa atau Ekuator (0˚) tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis Khatulistiwa, Garis Sartan, Garis Jadi, Garis Artik, dan Garis Anartik. Semua garis lintang berbentuk lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90˚LU) dan Kutub Selatan (90˚LS) yang berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator.

2.4.5 Garis Bujur

Garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang dilukis di sekeliling bola dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan garis lintang sehingga seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal ini juga berarti semua garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan Kutub Selatan karena setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama (Prime Meridien) adalah garis bujur 0˚ yang melewati kota Greenwich sebagaimana disepakati bersama secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah timur Meridian diberi nilai 1˚BT hingga 180˚BT, begitu pula dengan garis-garis bujur di sebelah barat Meridian diberi

(22)

nilai 1˚BB sampai 180˚BB. Garis bujur 180˚BT dan 180˚BB adalah satu garis yang sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan 180˚ tanpa menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.

2.4.6 Komponen Peta Komponen peta terdiri dari : 1. Isi Peta

Isi peta menunjukkan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan mengenai perbedaan curah hujan, isi peta tentunya berupa isohyet.

2. Judul Peta

Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa isohyet, contohnya judul petanya akan menjadi “Peta Distribusi Curah Hujan”.

3. Skala Peta dan Simbol Arah

Skala peta sangat penting dicantumkan untuk melihat tingakat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta dengan skala 1 : 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan terlihat lebih rinci dan detail pada peta berskala 1: 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazim nya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta menjadi nyaman untuk dibaca. Lebih jauh, arah juga penting sehingga pemakai peta dapat dengan mudah menyamakan objek dipeta dengan objek sebenarnya di lapangan.

(23)

4. Legenda atau Keterangan Peta

Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.

5. Inzet dan Index Peta

Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan bumi. Sebagai contoh pada saat pembuat peta ingin memetakan Pulau Jawa, Pulau Jawa merupakan bagian dari Kepulauan Indonesia yang di Inzet. Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di sekitarnya.

6. Grid

Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid sistem. Tujuan pembuatan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukkan letak sebuah titik diatas lembar peta. Cara pembuatan grid yaitu adalah untuk membagi-bagi wilayah dunia yang luas ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan begitu juga dengan kode seterusnya. Salah satu jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia antara lain : Kilometering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotakkotak dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh Tentara Inggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping Sistem). Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem UTM Grid Sistem dan UPS Grid Sistem.

(24)

7. Nomor Peta

Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.

8. Sumber / Keterangan Riwayat Peta

Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal / tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan / pencetakan peta dan lain sebagainya yang memeperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.4.7 Format Penyajian Data Peta

Bentuk penyajian data peta geografi dalam Sistem Informasi Geografi (SIG),antara lain : 1. Format Vektor

Menurut Eddy Prahasta (2001, p158) format vektor adalah format yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis, poligon beserta atributenya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam format vektor didefinisikan oleh sistem kordinat dua dimensi. Istilah-istilah dalam format vektor adalah :

a. Titik (Point)

Digunakan untuk mereprensentasikan fitur yang terlalu kecil untuk dapat direpresentasikan sebagai area yang terdiri dari lokasi geografi dan rincian dari fitur tersebut. Contoh : Lokasi gunung berapi, hotel, rumah sakit, restoran dan sebagainya.

(25)

b. Garis (line)

Garis merupakan kumpulan dari titik-titik. Digunakan untuk merepresentasikan batas wilayah sungai dan jalan.

c. Bidang (area)

Merupakan bidang tertutup oleh garis, biasanya disajikan dalam bentuk poligon digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah.

Gambar 2.3 Format Data Vektor

2. Format Raster

Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matrix atau pixel (Picture Element) yang membentuk grid. Setiap pixel memiliki attributenya masing-masing termasuk kordinatnya yang unik. Format ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya dipermukaan bumi.

Menurut Eddy Prahasta (2001, p146), entitas spasial raster disimpan dalam layer secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber entitas spasial raster adalah citra satelit, citra radar dan model ketinggian. Kelebihan format raster yaitu dalam memperoleh data raster lebih mudah dan cepat serta memiliki struktur

        a.Titik  b. Garis c. Bidang

(26)

data yang lebih sederhana. Kekurangannya adalah memerlukan memori yang besar, transfer kordinat dan proyeksi serta representasi hubungan topologi lebih sulit dilakukan.

2.5 Sistem Basis Data (Database)

2.5.1 Pengertian Basis Data

Basis data adalah penggabungan dari sekumpulan unsur data yang berhubungan secara logika. Basis data menggabungkan catatan lama yang disimpan dalam arsip terpisah ke dalam unsur data yang biasa menyediakan data untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2005, p145).

Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Basis data merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan departemen secara simultan (Connolly, 2002, p14-p15).

Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p19), basis data adalah kumpulan berkas dan arsip yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan membentuk data dan hal lainnya yang tersimpan di suatu wadah atau tempat.

2.5.2 Pengertian Table

Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris (Connolly, 2002, p72).

(27)

2.5.3 Pengertian Field

Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002, p72).

2.5.4 Pengertian Record

Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sering juga disebut dengan tuple (Connolly, 2002, p73).

2.5.5 Pengertian Primary Key

Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengindentifikasikan tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah table (Connolly, 2002, p79).

2.5.6 Pengertian Foreign Key

Foreign Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjukan hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya (Connolly, 2002, p79).

2.5.7 Entitas Relationship Diagram (ERD)

Entitas Relationship Diagram (ERD) adalah pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang

(28)

penting, yang disebut sebagai entitas dan hubungan antara data harus digambarkan (Connolly, 2002, p330). Batasan utama dalam relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin muncul dari entitas satu ke entitas lainnya yang mempunyai hubungan khusus. Hubungan yang paling umum adalah berpasangan (Connolly, 2002, p344-p348), seperti:

1. one-to-one(1..1)

Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B.

2. one-to-many (1..*)

Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A.

3. many-to-many (*..*)

Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.

(29)

Gambar 2.4 ERD Relationship

2.5.8 Database Management System

Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p79), komputer biasanya mengartikan informasi dengan suatu pola dan susunan tertentu sebagai data yang tersimpan di dalam perangkat penyimpanan. Database Management System (DBMS) adalah program-program tertentu dari komputer yang dipakai oleh program aplikasi untuk mengelola dan menyediakan akses ke koleksi data yang tersimpan dan diatur secara sistematis dalam basis data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

(30)

DBMS juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menciptakan dan merawat basis data serta mengendalikan akses dan interaksi basis data tersebut dengan program aplikasi yang membutuhkannya.

Fasilitas-fasilitas yang biasanya disediakan DBMS meliputi:

a. Data Definition Language (DDL), di mana pengguna dapat membuat tipe data, struktur data spesifik dan batasan-batasan (constraint) terhadap data yang disimpan dalam basis data;

b. Data Manipulation Language (DML), di mana pengguna dapat melakukan pemasukan, pembaharuan, penghapusan, dan pemanggilan kembali terhadap data di dalam basis data;

c. Pengendalian akses yang dapat dibatasi terhadap basis data.

2.6 State Transition Diagram (STD)

STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah State suatu sistem (Yourdon, 1989, p260-261).

Menurut Whitten (2004, p636), state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem.

STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dan beberapa jenis pesan dengan proses yang kompleks dan singkronisasi kebutuhan. STD memiliki komponen-komponen utama, yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap persegi panjang mewakili sebuah state, tempat sistem tersebut

(31)

berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut atau keadaan suatu sistem pada saat tertentu.

Komponen utama dari sebuah diagram transisi adalah state dan anak panah yang mewakili perubahan state. State adalah sekumpulan keadaan atau atribut karakter seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu (Yourdon, p260).

Gambar 2.5 State pada diagram transisi

Gambar 2.6 Penanda perubahan pada diagram transisi

aksi kondisi

Gambar 2.7 Diagram transisi yang dilengkapi dengan aksi dan kondisi

Terdapat dua macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pembuatan diagram transisi yaitu :

a. Mendefinisikan semua state yang mungkin pada sistem dengan cara menampilkan ke dalam bentuk kotak-kotak terpisah, kemudian mencari hubungan yang ada antar kotak;

(32)

b. Inisialisasi state, dimulai dari state paling awal kemudian dilanjutkan ke state-state berikutnya hingga sampai ke state-state akhir.

2.7 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen proses, aliran data dan penyimpanan data (McLeod, 2004, p171).

Proses adalah sesuatu yang mengubah masukan menjadi keluaran. Aliran data mengandung sekelompok elemen data yang saling berhubungan secara logika. Penyimpanan data bertugas mengambil data atau meng-update (O’Brien, 2007, p115). Dengan pemakain DFD, pengguna dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem.

Ada tiga keuntungan pemakaian DFD:

1. Terhindar dari satu usaha untuk mengimplementasikan sistem yang terlalu dini. Pengguna perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data sebelum memakai keputusan untuk merealisasikannya secara teknis.

2. Dapat mengerti lebih dalam hubungan sistem dengan subsistemnya. Pengguna dapat membedakan sistem dari lingkungan beserta batasan-batasannya.

3. Dapat menginformasikan sistem yang berlaku kepada dunia. DFD dapat digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan pengguna dalam bentuk representasi simbol-simbol yang digunakan.

(33)

Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu :

1. Diagram Konteks

a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan keluaran sistem

b. Terdiri dari suatu proses yang tidak memiliki data store. 2. Diagram Nol

a. Memiliki data store.

b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor. 3. Diagram Rinci

a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya. b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh titik.

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut : 1. Entitas Eksternal

Entitas eksternal adalah entitas yang berada di luar sistem yang memberi data ke sistem atau menerima keluaran dari sistem dan tidak termasuk dalam bagian sistem. Entitas ini digambarkan dengan simbol 2. Proses

Menggambarkan apa yang dilakukan sistem. Berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data input menjadi satu atau beberapa output sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dalam penamaan suatu proses digunakan kata kerja dan kata benda. Digambarkan dengan simbol

(34)

3. Aliran Data

Menggambarkan aliran data dari suatu entitas ke entitas lain. Simbol anak panah menggambarkan arah aliran data. Digambarkan dengan simbol Penyimpanan Data (Storage) Merupakan data untuk menyimpan data. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke data store. Digambarkan dengan

Terdapat tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD, yaitu:

a. Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan;

Gambar 2.8 Proses DFD

b. Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem tersebut;

Gambar 2.9 Agen eksternal DFD

c. Kotak berujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut basis data;

Gambar 2.10 Data store DFD

d. Panah menyatakan aliran data atau input ke dan output dari suatu proses.

(35)

2.8 Konstruksi

2.8.1 Pengertian Konstruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.

(36)

Yang di konstruksikan oleh PT. Waskita Karya adalah sebagai berikut :

a. Gedung Bertingkat Tinggi yaitu bangunan yang dibuat lebih dari 20 lantai sampai 30 lantai

b. Bangunan Bertingkat Rendah yaitu bangunan yang di buat tidak lebih dari 10 lantai

c. Waduk yaitu resapan air agar tidak terjadi banjir, jadi air hujan langsung tertampung di waduk tersebut.

d. Stasiun Pompa yaitu stasiun pompa seperti contohnya pompa bertenaga turbin sebagai alat pompa air bertenaga turbin.

e. Masjid yaitu tempat untuk beribadah Umat Muslim.

f. Rumah Susun yaitu tempat tinggal penduduk dalam jumlah banyak g. Jembatan yaitu bangunan penyebrangan dari suatu tempat ke tempat lain. h. Terowongan yaitu jalan jalan yang dibuat dengan cara di bawah

permukaan tanah atau air yang kedua ujungnya berhubungan langsung dengan udara luar

Gambar

Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG
Gambar 2.2 Komponen-komponen Data Spasial
Gambar 2.3 Format Data Vektor
Gambar 2.4 ERD Relationship
+2

Referensi

Dokumen terkait

dan mudah berkembang sehingga dapat diadopsi dan menyesuaikan diri dengan hukum formal negara karena hukum formal negara sebenarnya berasal dari hukum adat hanya

Dalam penelitian ini usaha yang dilakukan untuk meningkatkan serapan N tanaman jagung dari pupuk urea yaitu dengan memodifikasi pupuk urea dalam bentuk pelet

Dari permasalahan yang sudah dijabarkan di atas perlu dilakukan penelitian dengan tujuan adalah untuk : (1) mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pengaruh antara model

Menurut Forum Pemberdayaan Masyarakat Pantai (FPMP) Kota Tegal, lebar daratan pantai yang awalnya mencapai 200 meter, tergerus ombak hingga lebih dari 100 meter

Jika alpha‐blocker tidak memberikan respon yang adekuat, atau respon pasien buruk jika kateter dilepas, maka dapat diresepkan inhibitor 5‐alpha‐reductase, baik sebagai suplemen

Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai parameter spesifik dari standarisasi bahan baku ekstrak yang meliputi identitas, organoleptik, dan senyawa terlarut dalam

Terapi SEFT (Spiritual Emosional Freedom Technique$ dapat digunakan sebagai salah satu teknik terapi untuk mengatasi masalah emosional dan !isik, yaitu dengan melakukan totok

Iduista kasvaa oivalluksia oman myönteisen kokemuksen kautta. Toimivat, nykyaikaiset ja ajantasai- set laitteet innostavat kokeilemaan uutta tietoteknistä sovellusta, joita