• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Cetak Offset

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Cetak Offset"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam era percetakan digital saat ini, banyak teknik cetak yang digunakan untuk menunjang bisnis grafika yang berkembang pesat. Masing-masing teknik cetak diperuntukkan secara khusus untuk memenuhi permintaan pasar grafika yang beragam. Teknik percetakan umum termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser. Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan menonjol kepada kertas. Semua teknik tersebut berkembang seiring dengan adanya inovasi dari mesin cetak grafika dan juga beragamnya permintaan pasar. Setiap publikasi ada sejumlah ahli dan professional yang terlibat di dalam proses kreatif, perencanaan desain dan semua cara untuk menghasilkannnya. Apapun rencana yang dihasilkan usaha kreatif ini, mesin pencetak komersial biasanya telah mengubahnya menjadi produk cetak yang biasa kita lihat dalam meja kerja, lemari buku, bahkan koran yang kita baca setiap hari.

Teknik cetak offset menggunakan teknik percetakan yang berbeda dengan teknik percetakan lain untuk menghasilkan beragam produk cetak untuk sampai ke hadapan kita, sehingga kita bisa mendapatkan serta ,membacanya setiap hari. Banyak buku, koran, brosur, flyer dan majalah sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik percetakan offset. Image yang akan dicetak di print di atas film lalu di transfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus.

Teknik cetak offset biasa digunakan untuk percetakan skala besar. Teknik offset sangat tepat untuk mencetak dalam skala besar dengan

(2)

waktu yang cepat, sehingga sangat cocok untuk usaha percetakan yang membutuhkan waktu cepat.

Penggunaan teknik ini tentunya perlu didasari dengan adanya pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam mencetak offset. Pengetahuan dan pengalaman tersebut meliputi perencanaan desain, membuat plat film, ukuran kertas cetak dan jenisnya hingga proses finishing. Ketidak tepatan dalam penggunaan teknik cetak offset dapat berakibat fatal pada hasil produksi cetak. Berangkat dari permasalahan ini, penulis mengangkat masalah mengenai proses mencetak offset sebagai bahan makalah Metode Produksi Grafika.

1.2

Rumusan Masalah

Penulis menyimpulkan masalah proses mencetak dengan teknik offset dalam beberapa butir pertanyaan yaitu:

1. Apa yang dimaksud teknik, mesin, dan tinta cetak offset? 2. Bagaimana perencanaan desain pada teknik cetak offset?

3. Bagaimana proses pembuatan plat film pada teknik cetak offset? 4. Apa jenis dan ukuran kertas cetak untuk teknik offset?

5. Bagaimana proses finishing pada teknik cetak offset?

1.3

Tujuan Penelitian

Penulis menyusun makalah Proses Mencetak dengan Teknik Offset ini dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui pengertian umum teknik, mesin, dan tinta cetak offset

2. Mengenali proses perencanaan desain dalam teknik cetak offset 3. Mengetahui prose pembuatan plat pada teknik cetak offset

4. Mengenali ukuran dan jenis kertas yang tepat untuk produksi teknik cetak offset

(3)

1.4 Landasan Teori

“Offset printing is a commonly used technique in which the inked image is transferred (or “offset”) from a plate to a rubber blanket, then to the printing surface.” Wikipedia

“Offset printing, also called offset lithography, is a method of mass-production printing in which the images on metal plates are transferred (offset) to rubber blankets or rollers and then to the print media.” Whatsit

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat/ Pengertian

2.1.1 Pengertian cetak offset

”Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di- "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata (planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air, menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.” Wikipedia

(5)

“Offset berasal dari kata set-off (beralih), dimana lapisan tinta yang ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke permukaan bahan cetak tetapi diberikan dulu kepada sebuah blanket sebagai perantaranya.” duniagrafika.wordpress.com

Teknik cetak datar atau biasa disebut offset adalah teknik cetak dimana bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian yang tak mencetak.

Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan saat ini. Karena telah terbukti teknik cetak yang satu ini memang memiliki banyak keunggulan dibanding teknik-teknik lainnya. Kecepatan, kemampuan, dan kemajuan teknologinya bisa dibilang sebagai kekuatan utama cetak offset. Bagaimana tidak, mesin offset tersedia dalam beberapa pilihan. Mulai dari mesin satu warna seperti Hiedelberg GTO 52, Printmaster, Speed Master, Roland, hingga mesin-mesin web berukuran besarpun ada. Cetak offset mengadopsi teknik cetak datar, dimana image area dan non image area sama tingginya. Namun apakah sebenarnya cetak offset itu.

Karena proses peralihan tadi, maka dalam mesin cetak offset setidaknya terdapat tiga buah silinder utama, yaitu silinder pelat, silinder blanket, dan silinder impresion. Dan karena dalam cetak offset tinta harus melalui blanket terlebih dahulu sebelum mencapai permukaan bahan cetak, maka cetak offset termasuk teknik cetak tidak langsung.

Sama seperti stempel anda di rumah, pelat cetak offset juga terdiri dari dua bagian, yaitu image area yang nantinya akan membentuk gambar dan non image area. Bedanya juga pada stempel acuan cetaknya bergelombang, maka tidak pada cetak offset, dalam cetak offset pelat cetak yang digunakan itu datar.

Cetak offset disebut juga chemical printing technique atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak-menolak antara air dan minyak. Air yang dimaksud adalah air pembasah yang digunakan dalam cetak offset, dan minyak dianalogikan sebagai tinta yang digunakan dalam proses cetak. Bagian image area pada pelat

(6)

cetak offset terbuat dari lapisan Oleophylic yang bersifat menolak air dan menerima tinta. Sebaliknya bagian non image area terbuat dari lapisan hidrophylic yang menerima air dan akan menolak tinta.

Seperti diketahui bahwa air mustahil melekat pada permukaan yang licin, maka dari itu permukaan bagian oleophylic dibuat licin, sedangkan hydrophylic kasar. Dalam proses cetak offset sendiri, pertama-tama pelat akan diberi lapisan air, dan karena sifat-sifat bagian pelat tadi maka bagian hidrophylic pun akan terlapisi oleh air, sedangkan bagian oleophylic akan tetap kering. Pada tahap selanjutnya, pelat cetak akan dilapisi oleh tinta, dan karena bagian hidropylic telah terlapisi oleh air, maka mustahil tinta akan melekat diatasnya, dan karena bagian oleophylic mampu menarik tinta, maka bagian itu pun akan terlapisi oleh tinta, dan gambar-pun akan terbentuk.

Oleh karena proses peralihan tadi, maka dalam mesin cetak offset setidaknya terdapat tiga buah silinder utama, yaitu silinder pelat, silinder blanket, dan silinder impresion. Dan karena dalam cetak offset tinta harus melalui blanket terlebih dahulu sebelum mencapai permukaan bahan cetak, maka cetak offset termasuk teknik cetak tidak langsung.

Sama seperti stempel anda di rumah, pelat cetak offset juga terdiri dari dua bagian, yaitu image area yang nantinya akan membentuk gambar dan non image area. Bedanya juga pada stempel acuan cetaknya bergelombang, maka tidak pada cetak offset, dalam cetak offset pelat cetak yang digunakan itu datar.

Cetak offset disebut juga chemical printing technique atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak-menolak antara air dan minyak. Air yang dimaksud adalah air pembasah yang digunakan dalam cetak offset, dan minyak dianalogikan sebagai tinta yang digunakan dalam proses cetak. Bagian image area pada pelat cetak offset terbuat dari lapisan oleophylic yang bersifat menolak air dan menerima tinta. Sebaliknya bagian non image area terbuat dari lapisan hidrophylic yang menerima air dan akan menolak tinta.

(7)

Seperti diketahui bahwa air mustahil melekat pada permukaan yang licin, maka dari itu permukaan bagian oleophylic dibuat licin, sedangkan hydrophylic kasar. Dalam proses cetak offset sendiri, pertama-tama pelat akan diberi lapisan air, dan karena sifat-sifat bagian pelat tadi maka bagian hidrophylic pun akan terlapisi oleh air, sedangkan bagian oleophylic akan tetap kering. Pada tahap selanjutnya, pelat cetak akan dilapisi oleh tinta, dan karena bagian hidropylic telah terlapisi oleh air, maka mustahil tinta akan melekat diatasnya, dan karena bagian oleophylic mampu menarik tinta, maka bagian itu pun akan terlapisi oleh tinta, dan gambar-pun akan terbentuk.

(8)

Offset Adalah mesin cetak yg dimana dalam prosesnya sangat bergantung pada presisi / ketepatan antara 4 warna yg paling dasar, yaitu CMYK. Dalam proses mencari presisi ini, yang sangat berperan penting adalah Operator yang menjalankan mesin tersebut. Apabila dalam diri operator tidak memiliki darah/ jiwa petarung yg tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal.. Karena apapun mesin dan berapapun harga mesin tersebut, tidak akan berarti tanpa adanya Operator " Petarung ". Karena hanya jiwa Operator yang tidak pernah puas akan hasil dan selalu mencari kemaksimalan mesin yang dapat menghasilkan hasil yang maksimal dan memuaskan.

(9)

Tinta offset adalah tinta khusus yang di gunakan dalam produksi grafika / percetakan dengan teknik cetak offset atau biasa di kenal dengan teknik cetak datar.Teknik ini di temukan oleh Casper Herman berkebangsaan Jerman yang berimigrasi ke Amerika pada 1906. Dalam cetak offset bagian BM menyerap tinta ( minyak ) ‘oleophilic’ karena di bentuk dari lapisan peka cahaya.Sedangkan bagian BTM menyerap air ‘hydrophilic’ karena terbentuk dari lapisan oksida logam.

Guna mendapatkan hasil cetakan yang baik,tinta cetak tidak boleh terlalu encer dan tidak pula terlalu kental.Ukuran baik itu kekentalan itu yang biasa di sebut dengan viskositas,tingkat viskositas bisa kita ukur menggunakan alat yang di namakan Viskometer dengan satuannya yang di sebut Centipoise (Cp).

Selain itu di dalam sebuah tinta cetak di kenal istilah yang di namakan tackness ( kelengketan ),pada tiap pengalihan tinta yang terjadi terdapat pembagian lapisan – lapisan tinta,ketahanan tesebut yang di jadikan pengukuran dalm sebuah kelengketan tinta.Kelengketan tinta dapat di ukur dengan suatu alat yang di sebut tack meter.Tingkat tackness juga di pengaruhi oleh kecepatan mesin cetak,bahan cetakan,jenis cetakan serta beberapa hal lainnya.

Tinta cetak di sesuaikan dengan teknik cetak yang akan di gunakan,jadi tidak ada antara teknik cetak yang satu dengan teknik cetak yang lainnya menggunakan satu jenis tinta cetak.Tinta cetak dalam teknik offset terdiri dari pigmen,vernis yang terbuat dari resin dan minyak,serta dryer ( bahan pengering ) yang di gunakan untuk mempercepat proses pengeringan tinta dalam produksi cetak offset.

Baik tidaknya suatu pengalihan tinta ke permukaan kertas atau bahan cetak lainnya tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

(1) tekanan antar rol-rol tinta, (2) kekerasan rol-rol tinta (karet), (3) kelicinan permukaan kertas,

(10)

(5) ketebalanlapisan tinta (6) sifat reologi tinta cetak (7) kecepatan mesin cetak, (8) tekanan cetak & pelat cetak

2.2 Proses Cetak Offset

Untuk menjadi sebuah produk cetak yang sempurna, maka aneka macam barang percetakan memerlukan beberapa proses produksi yang harus dilewati. Banyak atau tidaknya proses tersebut, tentu saja sangat tergantung dari sederhana atau tidaknya barang-barang cetak yang akan dibuat.

Adapun proses produksi cetak dengan menggunakan mesin percetakan offset adalah sebagai berikut:

(11)

Persiapan bahan kertas: seperti kertas HVS, BC, kenstruk, doorslags, matte paper, NCR, kertas wangi, duplex, ivory, dsb disesuaikan dengan keperluan. Bisa juga blanko cetak, yaitu bahan cetak yang ukuran dan bentuknya telah jadi dan tinggal masuk ke proses cetak

Setting Komputer: format yang akan dibuat pada barang cetakkan.. ukuran, naskah, serta desain grafisnya ditentukan di sini, dan biasanya diakhiri dengan diprint di kertas HVS, kertas kalkir, atau film repro.

Rekam Plat: hasil settingan yang telah diprint tadi direkam (semacam dicopy) ke pelat kertas atau pelat aluminium (paper plate/aluminium plate) sehingga naskah cetakkan pun terdapat di atasnya, dan plat cetak inilah yang akan dipasang pada mesin cetak. Bikin matres untuk foil atau emboss (bila diperlukan).

Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Repro

(12)

Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses pracetak tadi lalu dipasang di mesin cetak, dan ditempatkan di posisinya masing-masing berdasarkan fungsinya. Plat cetak dipasang di atas roll yang terdapat di atas mesin, sedangkan bahan kertas dipasang pada tempat mendatar di bawah roll tersebut. Dan tinta pun dipersiapkan pula pada tempatnya (warna sesuai yang diinginkan).

Setelah plat cetak, bahan kertas, dan tinta siap atau terpasang, maka mesin pun dijalankan.. dan terjadilah proses cetak. Tinta bersinggungan roll yang telah terpasang plat cetak, dan tinta bersinggungan pula dengan bahan kertas yang ada, sehingga terjadilah pemindahan naskah yang ada di plat cetak ke bahan kertas tersebut melalui tinta, dan kertas pun keluar satu persatu berisi naskah yang sudah jadi.

Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Printing/Cetak.

(13)

Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk membagi beberapa kertas hasil cetak tadi menjadi beberapa bagian, atau bisa juga hanya sekedar untuk merapihkan kertas.

Foil, membubuhi kertas dengan tulisan atau gambar “mengkilat” seperti

warna emas, perak, biru, merah, dsb.

Embossed, menghiasi kertas cetak dengan tulisan atau gambar, dimana

hiasan tersebut berbentuk kertas yang timbul atau tenggelam akibat matres.

Proses laminating gloss/doff, UV gloss/doff, spot UV, dsb. Kertas cetak

tadi dilapisi dengan plastik mengkilat atau plastik buram/dop pada bagian luarnya sehingga menimbulkan kesan estetis tersendiri.

Pon’s, memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu akibat potongan

pisau mesin pons. Bentuknya bisa berupa format untuk lipatan amplop, dus, dsb.

Lem, untuk menyambungkan atau menyatukan kertas cetakan semisal

amplop.

Dan lain-lain semisal menjilid, jahit benang/kawat, nomerator, lipat susun/sisip, membungkus dengan plastik, dsb. tergantung keperluan. Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Finishing.

(14)

2.2.4 Penyelesaian Grafika

Didalam tahapan grafika, penyelesaian adalah suatu proses akhir yang dilakukan oleh tim juru cetak yang menyangkut sablon dan stensil(untuk cetak manual era 80-90 an) pembuatan plat cetak, mencetak dan penjilidan.

Selain itu didalam Tim penyelesaian ini ada tim yang tugasnya Mengkalkulasi Biaya Cetak (akan di bahas secara rumus pada menu Kalkulasi)

Berikut ini beberapa tehnik dan pembahasan kegiatan-kegiatan Penyelesaian grafika.

Pelapisan atau Laminasi

Potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan letakkan film dengan sisi emulsi menghadap ke atas pada permukaan yang datar, rata dan licin, misalnya pada permukaan meja yang diberi lapisan melamin. Pastikan agar tidak ada bagian yang menonjol, debu, kotoran, ataupun tergores yang dapat mengakibatkan stensil cacat atau rusak.

Hamparkan bingkai cetak yang terpasang screen ke atas film stensil, dan pastikan agar terjadi kontak yang baik (betul-betul rapat). selanjutnya tuangkan stensil photo ke atas saringan sepanjang potongan film stensil. Menggunakan rakel yang bertepi bulat dan lunak sapukan secara merata stensil photo melintasi screen. Pelapisan cukup dilakukan satu kali saja.

(15)

Untuk screen yang terbuat dari stainless steel rakel yang digunakan sebaiknya rakel yang keras dan bertepi tajam, dan pelapisan dilakukan sebanyak 2 kali sapuan untuk memperoleh ketebalan yang ideal.

Untuk screen kasar (T90), umumnya diperlukan 2 kali sapuan. Bersihkan kelebihan stensil photo yang terdapat pada screen dan sebelum dilakukan pengeringan tutup bagian yang terbuka pada screen dengan stensil photo.

Keringkan screen di bawah sinar lampu yang berwarna kuning ataupun pada ruang gelap dengan menggunakan hembusan angin hangat. Setelah stensil photo kering selanjutnya lepaskan laposan dasar, dan bila pada saat pelepasan lapisan dasar masih terdapat bunyi, maka tambahkan waktu pengeringannya. Stensil photo bichromat baru dapat disinari setelah proses pelapisan selama 2 jam.

Penyinaran

Bersihkan seluruh debu dan kotorn dari permukaan stensil photo, film positif dan kaca dari bingkai vacuum (printing down frame). lekatkan film positif pada bagian bawah dari stensil. Letakkan stensil photo pada vacuum frame yang dilengkapi dengan karet blanket fleksibel. Penyinaran yang kurang (under exposure) akan mengakibatkan stensil photo lemah, serta mengurangi daya tahannya terhadap pelarut.

Pengembangan dan Pengeringan

Setelah proses penyinaran basahi stensil photo pada kedua sisinya dengan menggunakan air dingin atau hangat dengan menggunakan penyemprot bertekanan lembut. Bilas sisi stensil sambil menyemprot bagian dalamnya. serap sisa air menggunakan kertas koran atau chamois, selanjutnya keringkan screen menggunakan pemanas dengan temperatur 30 derajat Celcius. Tutup bagian berlubang dengan menggunakan bahan stensil photo yang lama atau dengan Autotype blue maupun dengan Regular filler.

(16)

Perkiraan Waktu Penyinaran

Lampu 5kw Metal Halide dengan stensil photo diazo 2-3 menit, sedangkan dengan stensil photo bichromat 1-2 menit

UV fluoresent tube dengan stensil photo diazo 8-10 menit, sedangkan dengan stensil photo bichromat 6-8 menit

Cahaya matahari (terik) dengan stensil photo diazo 1-2 menit, sedangkan dengan stensil photo bichromat 1-1.5 menit.

Finishing

Proses terakhir dari cetakan yaitu finishing. Terdapat bermacam-macam proses finishing, diantaranya adalah :

- Pemotongan : memotong bahan yang sudah dicetak sesuai dengan

area yang kita

inginkan.

- Porporasi : untuk memudahkan penyobekan kertas, biasa

digunakan pada cetakan

tiket.

- Nomerator : pemberian nomer mulai dari 0001 sampai dengan selesai.

(17)

cetakan buku dan majalah.

- Laminating : (glossy dan doff) pelapisan pada cetakan supaya lebih

awet menarik.

- Hotprint : pemberian efek panas pada maal dan

menempelkannya pada cetakan

dengan memberi kertas hotprint diatas permukaan cetak. - Embos : memberi efek 3D bagian cetak tertentu.

- Potong Khusus : memotong cetakan dengan area sesuai dengan mal

pond, dan

menggunakan mesin khusus/mesin Pond.

- Susun dan Jilid : menyatukan bagian cetak dari setiap halaman

hehingga pengaturannya

sesuai menurut halaman.

- Blok Lem : menyatukan rangkaian cover dan isi cetakan buku

menggunakan lem

khusus yang dipanaskan.

atau dapat juga menggunakan mesin DUPLO yang dirangkai khusus untuk mempercepat / meringkas penjilidan setelah proses cetak, yang pada umumnya memerlukan banyak tenaga dalam proses ini. Dengan proses finishing ini maka hasil cetakan akan tampak lebih indah dan menarik. Contoh-contoh dari proses finishing :

Buku / majalah : susun halaman (collator), jahit kawat, Blok lem Kwintansi : perporasi, nomerator, susun dan jilid

Undangan : hotprint dan Embos Brosur : laminasi Glossy / Doff

(18)

Untuk Kelebihan Mesin Cetak Offset antara lain adalah:

a. Untuk hasil cetak pada jauh lebih tahan lama dan tidak cepat pudar

warnanya daripada

menggunakan mesin digital printing.

b. Dengan menggunakan mesin ini kita dapat mencetak di kertas yang

tipis seperti Buku

Nota, HVS dan lainnya.

c. Untuk Harga cetak dalam jumlah yang banyak akan jauh lebih murah dibandingkan

menggunakan mesin digital printing.

d. Kita juga dapat menggunakan tinta berwarna Emas dan Silver serta

apabila kita mencetak

dengan warna gradiasi Abu-abu maka hasilnya akan lebih akurat

daripada menggunakan

mesin digital printing.

Teknik Cetak Offset Masih Populer Hingga Kini

Hingga kini, teknik cetak offset masih sangat popular karena:

1. Teknik cetak offset mampu menghasilkan kualitas gambar yang tinggi secara konsisten dibandingkan dengan metode cetak lainnya. Jika dibandingkan dengan cetak letterpress, hasil cetak offset memiliki grafis yang lebih tajam dan bersih serta gambar yang lebih presisi karena selimut karet yang digunakan sesuai dengan permukaan gambar yang sedang dicetak.

2. Meskipun dengan biaya perlatan dan setting cukup tinggi, proses pencetakannya itu sendiri relatif murah.

3. Pelat cetak yang akan dipasangpada mesin offset, dapat dibuat dengan mudah dan dalam waktu yang singkat.

4. Pelat cetak memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan dengan cetak litograf, karena prosesnya menghindari kontak langsung dari pelat ke permukaan percetakan.

(19)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Percetakan Offset adalah sebuah proses industri untuk pemproduksikan massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi termasuk didalam sebuah prosesnya yang dikenal sebagai OFFSET Printing.

(20)

Banyak buku dan koran sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik percetakan offset printing. Biasanya image yang akan dicetak terlebih dahulu dilukiskan ke atas pelat offset printing dengan bantuan printer laser kemudian pelat ini akan diolah mesin cetak menjadi pola penintaan yang akan ditimpakan ke atas kertas cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset printing sekaligus.

Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser. Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan menonjol kepada kertas.

3.2 Saran

Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya selesaikan.

Daftar Pustaka

Muryeti.2008.Ilmu Bahan Grafika I.Depok: Teknik Grafika & Penerbitan Wasono,Antinous Bowo.2008.Teknik GrafikaDan Industri Grafika untuk SMK Jilid I.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

(21)

http://sijanggut.blogdetik.com/2012/07/20/pengertian-dan-cara-kerja-cetak-offset/ http://bralingku.blogspot.com/2012/05/pengertian-offset.html http://masbadar.com/mengenal-dasar-dasar-cetak-offset-printing/ duniagrafika.wordpress.com http://www.pabrikdus.com http://hargaprinterepson.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Dalam proses pembelajaran, pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan materi pelajaran Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan

Kalau kamu tidak memasukkan ukuran untuk Settingan Gambar maka Handbrake akan berusaha untuk membuat ukuran yang paling sesuai.. Merubah ukuran tidak direkomendasikan disini

Kegiatan dalam perencanaan adalah pengajuan permasalahan pembelajaran kemudian menyusun RPP tentang KD 1.2 Menghargai kewajiban dan hak warga masyarakat dalam kehidupan sehari

STUDI KASUS TENTANG IMPLEMENTASI GAGASAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR X KOTA BUKITTINGGI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

The literal meanings of the pearl earrings are that they are used to complete Vermeer’s painting; Catharina’s feelings toward her husband; Griet’s happiest moment in

Demi kepentingan politik dan ekonomi yang menguntungkan Belanda, melalui pemerintahan kolonialnya, Belanda mengeluarkan peraturan-peraturan yang secara langsung telah

[r]