• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel II.16

Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan

No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket B 98,24 95,02 4 APK SMA/SMK/MA/Paket C 81,13 81,26 5 APM SD/MI/Paket A 96,37 97,32 6 APM SMP/MTs/Paket B 95,71 93,12 7 APM SMA/SMK/MA/Paket C 77,98 71,92

8 Persentase Kelulusan SD/MI 100 100

9 Persentase Kelulusan SMP/MTs 98,23 100

10 Persentase Kelulusan SMA/MA 82,99 83,50

11 Nilai Rata-rata Ujian Akhir SD 67,00 62,49

12 Nilai Rata-rata Ujian Akhir SMP 45,00 56,36

13 Nilai Rata-rata Ujian Akhir SMA 5,62 7,00

14 Nilai rata-rata Ujian Akhir SMK 5,32 5,00

11 Jumlah sisw putus sekolah pada jenjang SD/MI 0 39 12 Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang SMP/MTs 0 58 13 Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang

SMA/SMK/MA 156 96 14 Jumlah SD Negeri 143 143 15 Jumlah SD Swasta 6 6 16 Jumlah MI Negeri 0 0 17 Jumlah MI (Swasta) 33 35 18 Jumlah SMP Negeri 33 33 19 Jumlah SMP Swasta 5 5 20 Jumlah MTs Negeri 0 0 21 Jumlah MTs (Swasta) 45 45

22 Jumlah SMA Negeri 7 7

23 Jumlah SMA Swasta 6 6

24 Jumlah SMK Negeri 6 6 25 Jumlah SMK Swasta 6 6 26 Jumlah MA Negeri 0 0 27 Jumlah MA (Swasta) 20 20 28 Jumlah SD Terakreditasi A 6 18 29 Jumlah SMP Terakreditasi A 9 13

30 Jumlah SMA Terakreditasi A 0 0

(2)

Sumber : Dinas Dikbudpora tahun 2016

Angka partisipasi murni (APM) pendidikan dasar (SD sederajat) pada tahun 2016 mencapai 97,32% sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 98%, kemudian angka partisipasi murni (APM) pendidikan menengah pertama (SMP sederajat) sebesar 93,12% belum memenuhi target RPJMD yang ditetapkan sebesar 97%, untuk angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah atas (SMA sederajat) pada tahun 2016 sebesar 71,12% belum memenuhi target RPJMD yang ditetapkan sebesar 80%. Rata-rata lama sekolah pada tahun 2016 mencapai 5,22 tahun lebih tinggi dari target RPJMD yang telah ditetapkan sebesar 5,17 tahun.

Meskipun menunjukkan trend peningkatan, secara absolut nilai akademis ujian akhir ini belumlah cukup untuk mencapai mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang diharapkan. Untuk itu diperlukan upaya-upaya simultan dan intensif untuk meningkatkan mutu pendidikan ini dengan cara-cara yang jujur dan berintegritas. Dalam hal penyelenggaran ujian, Kabupaten Lombok Utara diakui secara nasional sebagai kabupaten yang jujur dan berintegritas dengan skor integritas di atas rata-rata nasional.Demikian pula nilai akademis saja tidaklah cukup untuk menggambarkan mutu pendidikan yang diharapkan, ke depan sebagai salah satu indikator strategi dan gerakan kembali ke Khittah Pendidikan, dimana penyelelenggaran pendidikan bukan hanya bertujuan untuk menghasilkan siswa yang berprestasi secara akademis tetapi penyelanggaraan pendidikan harus menghasilkan siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Untuk itu dalam mengukur penapaian tujuan dan sasaran tersebut diperlukan instrumen yang lebih lengkap, dimana nilai budi pekerti menjadi salah satu instrumen pengukuran dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan.

(3)

Gambar II.6

Grafik Angka Partisipasi Murni pada Jenjang Pendidikan SD/MI/Paket A Tahun 2015-2016

Sumber : Dinas Dikbudpora tahun 2016

Angkat partisipasi murni (APM) pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A pada tahun 2016 sebesar 97,32 belum mencapai target RPJMD yang telah ditetapkan 98,00. Hal ini terjadi pada tahun sebelumnya dimana target RPJMD telah ditetapkan sebesar 99,95 dan tercapai sebesar 96,37, meskipun demikian belum memenuhi target RPJMD tetapi terjadi peningkatan dari tahun 2015 sebesar 96,37 menjadi 97,32.

Gambar II.7

Grafik Angka Partisipasi Murni pada Jenjang Pendidikan SMP/MTs/Paket B Tahun 2015-2016

Sumber : Dinas Dikbudpora tahun 2016

94 95 96 97 98 99 100 Tahun 2015 Tahun 2016 Target RPJMD Capaian 91 92 93 94 95 96 97 Tahun 2015 Tahun 2016 Target RPJMD Capaian

(4)

Angkat partisipasi murni (APM) pada jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B tahun 2015 sebesar 96,37 mencapai lebih dari target RPJMD sebesar 95,00. Sementara pada tahun 2016 dimana target RPJMD telah ditetapkan sebesar 97,00 tercapai 93,13 kondisi ini belum mencapai target RPJMD yang telah ditetapkan.

Gambar II.8

Grafik Angka Partisipasi Kasar pada Jenjang Pendidikan SMA/MA/Paket C Tahun 2015-2016

Sumber : Dinas Dikbudpora tahun 2016

Meskipun secara keseluruhan menunjukkan perbaikan pada aspek partisipasi dan mutu, permasalahan siswa putus sekolah terutama pada jenjang pendidikan menengah memerlukan perhatian dan penanganan yang intensif dan komphrehensif melibatkan semua pihak. Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah menunjukan peningkatan yang signifikan, jika pada tahun 2015 terdapat 156 siswa putus sekolah, pada tahun 2016 meningkat menjadi 193 siswa. Kasus siswa putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah ini didominasi oleh siswa perempuan yang putus sekolah karena pernikahan usia muda. Kondisi ini tentu memerlukan penanganan intensif untuk dapat ditekan pada tahun-tahun berikutnya. 65 70 75 80 85 Tahun 2015 Tahun 2016 Target RPJMD Capaian

(5)

Pada komponen indeks pembangunan IPM, Kabupaten Lombok Utara menunjukkan peningkatan terprogresif pada indikator harapan lama sekolah dan peningkatan daya beli. Pencapaian ini harus ditingkatkan untuk dapat mensejajarkan IPM Kabupaten Lombok Utara dengan kabupaten-kabupaten lain dengan secara terus-menerus memberikan prioritas pada pembangunan pendidikan disertai inovasi dan kreativitas pemecahan masalah, seiring dengan pembangunan kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat yang juga menjadi komponen IPM.

Gambar II.9

Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lombok Utara Berdasarkan Perhitungan Metode Baru Tahun 2011– 2015

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016

Capaian kinerja pada urusan pendidikan sebagaimana diuraikan diatas memberikan dampak pada pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lombok Utara. Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, berdasarkan perhitungan IPM metode baru, IPM Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2015 mencapai 61,15 poin, naik sebesar 0,96 poin dari tahun 2014 yang besarnya 60,19 poin.

057 058 059 060 061 055 056 057 058 059 060 061 062 2011 2012 2013 2014 2015

(6)

76.37 72.99 68.38 64.56 64.62 63.91 63.48 62.83 62.74 61.15 0,97 0 ,71 0,48 0,97 0,58 0,69 0,85 1,05 1,03 1,63

Peningkatan IPM pada tahun 2015 merupakan peningkatan terprogresif (Top Mover) diantaranya kabupaten-kabupaten lain di NTB dimana IPM Kabupaten Lombok Utara meningkat 1,63% diatas rata-rata pertumbuhan IPM NTB yang besarnya 1,12%.

Gambar II.10.

Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi NTB dan Pertumbuhannya Tahun 2015

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016

b. Urusan Kesehatan

Pelaksanaan urusan kesehatan bertujuan untuk mencapai sasaran terwujudnya masyarakat sehat yang diindikasikan dengan usia harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, jumlah kasus gizi buruk maupun gizi kurang.

Urusan kesehatan diprioritaskan pada pelayanan kesehatan gratis, jaminan kesehatannasional di puskesmas dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan gratis kelas iii di rsud, peningkatan sarpras pelayanan kesehatan dan alat-alat kesehatan.

(7)

Mempercepat penanganan pasien melalui penyediaan ambulans desa serta program dokter bina wilayah (1 dokter 1 desa). Semua prioritas pembangunan bidang kesehatan kita ikhtiarkan dalam rangka percepatan terwujudnya kualitas kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Selengkapnya data kinerja pelaksanaan program dan kegiatan urusan kesehatan disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel II.17

Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Kesehatan

NO INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

2015 2016

JML % JML %

1 2 3 4 5 6

1 Angka Kematian Bayi (0-12 bln) 22 20,11/1000 7 12,41/1000 2 Angka Kematian Ibu Melahirkan 2 45,69/100.000 2 42,8/100.000 3 Jumlah Kasus Gizi Buruk 15 0,1 22 0,1 4 Jumlah Kasus Gizi Kurang 275 14 360 16,5 5 Persentase Ibu Hamil Kurang

Energi Kronis (KEK) 20,58 1.262 22.14

6 Persentase Ibu Hamil Anemia 16,79 17,07

7 Prevalensi Diare 51,7 7.820 40,8

8 Angka kesakitan malaria 106 0,48/1000 55 0,24/1000 9 Angka kesakitan DBD 110 0,51/1000 241 1,05/1000 10 Angka kesakitan TB 0,93/1000 91 0,40/1000 11 Angka kesakitan Hipertensi 26,93/1000 9.642 41,92/1000 12 Angka kesakitan Diabetes 7,58/1000 2.778 12,08/1000 13 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 4.329 76,0 4.689 82,26 14 Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani 1.534 134,61 1.444 126,67 15 Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan

4.377 80,5 4.673 85,87 16 Cakupan pelayanan nifas 4.432 81,47 4707 86,44 17 Cakupan neonatus dengan

komplikasi yang ditangani 527 73,6 740 95,18 18 Cakupan kunjungan bayi 4.619 89,1 4554 87,86 19 Desa/kelurahan UCI 32 96,97 32 96,97

(8)

Jumlah kasus kematian ibu sebanyak 2 orang dari target nol kasus, jumlah kasus kematian bayi (0-1 tahun) 7 orang dari target 15 kasus, persentase balita gizi kurang 1,57 % dari target 1 % persentase ibu hamil kek 22,1 %, dari target 17,5 %, persentase ibu hamil anemia 17,1 %, dari target 14 %, angka kesakitan malaria (per 1000 penduduk) 0,25 % dari target 0,3 % , angka kesakitan dbd (per 1000 penduduk) 1.08 % dari target 0,4 %, angka kesakitan tb (per 1000 penduduk) 0,47 % dari target 0,7 %, angka kesakitan hipertensi (per 1000 penduduk 32 0rang dari target 22 0rang, angka kesakitan diabetes (per 1000 penduduk) 10 orang dari target 7 orang, jumlah rumah tangga dengan phbs 44,35 % dari target 40 %, cakupan lingkungan sehat dan aman yang didukung dengan psu 76,51% dari target 65 % dan persentase desa dengan dokter bina wilayah 12 % dari target 12% dan angka harpan hidup 65,59 tahun. Capaian yang Fluktuatif tersebut memerlukan upaya yang lebih serius lagi dari kita semua selaku pemangku amanah agar capaian indikator kinerja lebih stabil dimasa-masa yang akan datang.

Meskipun berbagai indikator kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak menunjukkan perbaikan, namun untuk memperbaiki status kesehatan secara berkesinambungan diperlukan penanganan komphrehensif mulai dari akar permasalahan. Resiko kematian ibu dan bayi maupun resiko rendahnya berat badan bayi yang dilahirkan masih cukup tinggi yang diindikasikan dengan status gizi ibu ketika hamil yang perlu penanganan menyeluruh.

Kasus kematian bayi menunjukkan kondisi yang membaik dari tahun sebelumnya ditunjukkan dengan kejadian kasus yang menurun. Pada tahun 2016, kematian bayi dapat diturunkan menjadi 7 kasus dari 22 kasus di tahun sebelumnya, sedangkan kematian ibu mengalami kondisi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu 2 kasus kematian ibu. Sementara itu kasus gizi buruk dan gizi kurang terjadi peningkatan kasus yaitu gizi buruk meningkat dari 15 kasus pada tahun 2015 menjadi 22 kasus di tahun 2016, demikian pula dengan kasus gizi kurang meningkat dari 14,0 % di tahun

(9)

2015 menjadi 16,5 % di tahun 2016. Masih sulitnya menekan angka gizi kurang dan gizi buruk antara lain disamping faktor asupan atau konsumsi juga karena faktor ekonomi, pengetahuan ibu balita, faktor lingkungan dan pola asuh.

Tabel II.18

Data Ibu Hamil Anemia Berdasarkan Wilayah Puskesmas Tahun 2016

NO PUSKESMAS SASARAN IBU HAMIL

IBU HAMIL ANEMIA

ABS % 1 2 3 4 5 1 Senaru 596 99 16,61 2 Bayan 682 82 12,02 3 Santong 444 32 7,21 4 Kayangan 618 37 5,99 5 Gangga 1,148 316 27,53 6 Tanjung 1,273 314 24,67 7 Pemenang 575 57 9,91 8 Nipah 364 36 9,89 Kabupaten 5,700 973 17,07

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Utara tahun 2016

Ibu hamil yang kurang energi kronis dan ibu hamil anemia belum belum dapat diturunkan secara siginifikan dan terjadi peningkatan yaitu ibu hamil KEK meningkat dari 20,58% pada tahun 2015 menjadi 22,14 pada tahun 2016 demikian pula dengan ibu hamil anemia naik 16,79% pada tahun 2015 menjadi 17,07 pada tahun 2016.

Gambar

Tabel II.16
Grafik Angka Partisipasi Murni pada Jenjang Pendidikan  SD/MI/Paket A Tahun 2015-2016
Gambar  II.8
Gambar II.9
+3

Referensi

Dokumen terkait

Substansi hukum yang terkait dengan kekerasan terhadap perempuan dapat dilihat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pada KUHP terdapat beberapa Pasal yang

Moewardi tidak mempengaruhi pemanfaatan lahan komersial di sekitar kawasan karena pelayanan kesehatan memiliki total jumlah perubahan yang menurun tetapi pemanfaatan lahan

interaksi yang nyata antara perlakuan dosis pupuk urea dan umur bibit terhadap tinggi, diameter batang, jumlah daun, luas daun, panjang akar dan berat kering bibit kakao

Proses umum yang digunakan untuk mengubah minyak nabati menjadi biodiesel adalah dengan melakukan reaksi transesterifikasi, baik menggunakan katalis asam maupun

Selain itu mengingat luas Batam dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi hingga dualisme kelembagaan yang terjadi di Batam maka diperlukan juga koordinasi

Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

Menghitung simpangan rata – rata bila diberikan data berkelompok dengan panjang kelas genap dan banyak data

Pada kolom sebelah kiri bawah, kita memecahkan sistem persamaan-persamaan linear dengan mengoperasikannya pada persamaan dalam sistem tersebut, dan dalam kolom sebelah