• Tidak ada hasil yang ditemukan

JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI

BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KELOMPOK TANI MARSUDI MULYO DESA TAWANGSARI, KECAMATAN TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

Syafiq Farkhi, Marcelinus Molo, D.Padmaningrum Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126, Telp/Fax:(0271) 637457

Email: boomlima@rocketmail.com, 081 567 774 619

Abstract: Communication that occurs between human beings is an interaction that are related to each other, in which the relationships occur not just simply delivering a message, but rather resulted in an understanding between them so as to produce a common goal. In the delivery of information, especially in a group requires a good communication channel so that the information can be received clearly conveyed by the target. In this regard, the study aims to determine the communication network structure of communication networks in Marsudi Mulyo Farmers Group in an effort to find organic rice cultivation information received and adopted well by members of the group. Sampling of respondents in this study was done by using intact sampling system (census), with a sample size of 16 respondents. To determine the communication network used in organic rice cultivation analysis of communication networks. To determine the role of a special someone used sosiometri, whereas the association between communication network with the level of adoption of organic rice cultivation correlation test was used. Key Word: communication network, innovation adopting, organic rice

Abstrak: Komunikasi yang terjadi antara sesama manusia merupakan sebuah interaksi yang saling berkaitan satu sama lain, dimana hubungan-hubungan yang terjadi bukan semata hanya penyampaian pesan, melainkan menghasilkan pemahaman diantara keduanya sehingga menghasilkan tujuan bersama. Dalam penyampaian informasi, khususnya dalam sebuah kelompok memerlukan saluran komunikasi yang baik supaya informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran. Dalam kaitan ini, penelitian jaringan komunikasi bertujuan untuk mengetahui struktur jaringan komunikasi yang ada di Kelompok Tani Marsudi Mulyo sebagai upaya untuk mengetahui informasi budidaya padi organik diterima dan di adopsi dengan baik oleh anggota kelompok. Pengambilan sampel responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling intact system (sensus), dengan sampel sebanyak 16 responden. Untuk mengetahui jaringan komunikasi dalam budidaya padi organik digunakan analisis jaringan komunikasi. Untuk mengetahui peranan khusus seseorang digunakan sosiometri, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi budidaya padi organik digunakan uji korelasi.

Kata Kunci: jaringan komunikasi, adopsi inovasi, padi organik

PENDAHULUAN

Program pembangunan pertanian yang dilaksanakan tanpa melibatkan petani dan masyarakat desa sering kurang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang

sebenarnya. Salah satu tujuan dalam pembangunan pertanian adalah meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. Upaya itu diantaranya diwujudkan dengan cara meningkatkan jumlah produksi

(2)

pertanian melalui pengenalan teknologi baru.

Sebagai salah satu komoditas pertanian, padi memiliki peranan penting dalam dunia pertanian Indonesia, dimana padi atau beras menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, sehingga ketersediaan beras serta mutu kualitasnya harus mulai diperhatikan. Untuk menghasilkan produksi beras yang berkualitas dapat dilakukan melalui konsep pertanian berkelanjutan.

Pertanian berkelanjutan merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan pada sektor pertanian. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Pertanian organik merupakan alternatif yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan (Abadi, 2009)

Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis, dengan tujuan untuk menyediakan bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan tidak merusak lingkungan. Berbagai upaya untuk mendukung pertanian organik telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga non pemerintah. Begitupula dengan berbagai inovasi, telah banyak berkembang dan dihasikan untuk mendukung perubahan ke arah yang lebih baik.

Beberapa upaya konkret melalui program-program pertanian telah berhasil diimplementasikan dan diterima oleh sebagian petani di beberapa wilayah. Namun, tidak jarang inovasi tidak dapat langsung diterapkan oleh petani. Petani masih perlu waktu yang cukup lama agar inovasi tersebut dapat diadopsi dan menjadi bagian dari kebutuhan petani sebagai pengguna. Adopsi inovasi sebagai bagian dari hasil perilaku masyarakat yang saling terkait. Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi interpersonal (Setiawan, 1983). Sedangkan menurut Padje (2008) komunikasi tidak saja berkutat pada persoalan pertukaran berita dan pesan, akan tetapi juga melingkupi kegiatan individu dan kelompok terkait dengan tukar menukar data, fakta dan ide. Bila dilihat dari makna ini, ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi; Pertama,

informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang di butuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Kedua, sosialisasi (pemasyarakatan), penyedian sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat.

Ketiga, motivasi, menjelaskan tujuan

setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong

(3)

orang untuk menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan di kejar. Oleh karena itu untuk memahami hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi. Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam suatu jaringan komunikasi (Setyanto, 1993). Karena struktur hirarkinya yang ketat, jarak fisik yang jauh dari orang-orangnya, perbedaan yang besar dalam kompetensinya, dan berbagai tugas khusus yang harus diselesaikan, maka organisasi harus menciptakan jaringan komunikasi yang beragam (Devito, 1997). Dengan perspektif manapun, jaringan komunikasi merupakan jenis umum pola komunikasi kelompok dan dapat dijumpai umumnya komunikasi kelompok dan organisasi.

Analisis jaringan komunikasi memungkinkan untuk meneliti arus

“message” yang khusus dalam suatu

sistem dan kemudian struktur komunikasi ini dibandingkan dengan struktur sosial suatu sistem dengan maksud untuk menentukan bagaimana struktur-struktur tersebut saling berhubungan dengan jaringan komunikasi. Informasi data arus lebih dinamis dibandingkan dengan variabel-variabel struktur sosial yang statis, sehingga analisis jaringan komunikasi memungkinkan pemahaman struktur sosial sebagai saluran bagi suatu proses komunikasi (Setiawan, 1989). Sehubungan dengan itu, menurut Nurudin (2000) apa yang menjadi prosedur dan “perilaku” dalam sistem sosial juga sangat mempengaruhi prosedur dan “perilaku” yang terjadi

dalam sistem komunikasi juga membahas satu dimensi dalam ilmu sosial. Sebab, komunikasi adalah bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola interaksi antar manusia (human

communication) dengan menggunakan

ide atau gagasan lewat lambang atau bunyi. Masyarakat pedesaan memiliki struktur tersendiri dalam menyebarkan informasi, hal ini didasarkan pada masyarakat pedesaan yang jaringan masyarakat masih terikat kuat satu sama lain. Dimana dalam masyarakat petani yang membentuk kelompok tani akan memiliki klik-klik tersendiri yang saling berhubungan sesuai dengan peran masing-masing individu. Dalam peran masing-masing individu akan terbentuk fungsi seseorang dalam peranannya menyebarkan informasi.

Transfer informasi didalam kelompok tani akan mengikuti jaringan komunikasi yang terbentuk dalam kelompok tani. Salah satu metode penyebaran informasi dalam pertanian diperlukan identifikasi tentang proses jaringan komunikasi dengan mengetahui peranan masing-masing anggota kelompok tani. Proses transfer informasi bisa dalam bentuk formal sebagai bagian dari struktur organisasi dari kelompok tani, atau informal sebagaimana hubungan interaksi dari antar anggota kelompok tani. Dalam adopsi inovasi teknologi oleh petani, saluran komunikasi memegang peran penting sehingga proses adopsi inovasi dapat terealisasikan. Untuk itu, pemahaman mengenai jaringan komunikasi yang terbentuk dengan melihat peranan khusus seseorang

(4)

dalam jaringan komunikasi dan struktur jaringan yang ada akan menghasilkan pemahaman proses penyampaian informasi, karena informasi dalam sebuah perubahan sangatlah penting. Dalam hal ini peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi berupa opinion leader, liaison, bridge,

dan neglectee. Sedangkan untuk

struktur jaringan komunikasi adalah pengidentifikasian terkait dengan derajat keterhubungan individu, derajat keintegrasian individu, dan derajat keterbukaan sistem.

Demikian pula halnya jaringan komunikasi yang ada pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo yang didalamnya memiliki struktur jaringan komunikasi tersendiri seperti masyarakat pedesaan pada umumnya. Sebagai upaya untuk mengetahui hubungan komunikasi yang terjadi disebuah kelompok tani dalam proses adopsi, maka perlunya dilakukan analisis jaringan komunikasi dalam adopsi budidaya padi organik di kelompok tani tersebut. Mengingat Kelompok Tani Marsudi Mulyo sebagai kelompok tani penghasil padi organik serta menjadi rujukan dan menjadi tempat studi banding. Untuk itu, keberhasilan penyampaian informasi teknologi budidaya padi organik yang diadopsi oleh anggota Kelompok Tani Marsudi Mulyo menarik untuk dikaji.

Penelitian ini mengangkat perumusan masalah, bagaimana hubungan jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi organik di Kelompok Tani Marsudi Mulyo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali?. Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis struktur

jaringan komunikasi yang terbentuk di kelompok tani Marsudi Mulyo. (2), Menganalisis peranan khusus responden dalam jaringan komunikasi budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo, (3) Menganalisis tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo, (4) Menganalisis distribusi tingkat adopsi responden berdasarkan peranan khusus responden di kelompok tani Marsudi Mulyo, (5), Menganalisis hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan keadaan atau situasi yang sebenarnya terjadi pada saat ini dengan menganalisis data dari bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat tanpa memotong cerita maupun datanya dengan simbol-simbol angka. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal karena dalam penelitian ini menyatakan kasus penting dalam menguji suatu teori yang telah tersusun dengan baik dan perhatian diberikan pada satu unit analisis (Yin, 1996). Lokasi Penelitian

Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan

(5)

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Populasi dan Sampel

Pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan metode Sampling Intact Sistem

(sensus), dimana semua anggota dari suatu sistem (populasi) dijadikan sebagai responden (Roger dan Kincaid, 1981) dalam (Aziz, 2002). Unit analisis pada penelitian ini adalah individu, yang meliputi personal network yang dilakukan petani dalam memperoleh informasi tentang budidaya padi organik. Sedangkan yang dianalisis adalah kelompok tani Marsudi Mulyo III dengan jumlah keseluruhan anggota kelompok berjumlah 112 orang, namun hanya 16 orang yang melakukan budidaya padi organik, sehingga 16 orang ini dijadikan responden untuk mengetahui hubungan yang terjadi antar individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi mengenai budidaya padi organik.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yaitu data primer dan data skunder. Data primer, diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner sebagai alatnya. Data tersebut meliputi, identitas responden, nama kelompok tani, kondisi kelompok tani, dan penerapan teknologi pada usaha tani padi.

Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian, dengan cara

mencatat langsung data yang bersumber dari dokumentasi yang ada. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data monografi daerah penelitian, data kelompok tani, data produktivitas padi varietas beras merah dan data keadaan pertanian di daerah penelitian.

Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan tabel frekuensi dengan tiga tingkatan penerapan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengetahui peranan khusus seseorang digunakan analisis Sosiometri, sedangkan untuk mengetahui jaringan komunikasi personal digunakan analisis Struktur Jaringan Komunikasi.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Analisis jaringan komunikasi adalah merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisa menggunakan beberapa tipe hubungan-hubungan interpersonal sebagai unit analisa, serta untuk mengetahui peranan seseorang dalam jaringan komunikasi yang terdapat di kelompok tani Marsudi Mulyo dalam adopsi inovasi padi organik. Sedangkan tingkat adopsi budidaya padi organik yaitu tingkat penerapan budidaya padi oleh responden dengan mengacu pada budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification).

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Struktur

Organisasi Kelompok Tani Marsudi Mulyo

Kelompok tani merujuk pada pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam sebuah kelompok sosial, yaitu kelompok atau kumpulan orang yang terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan yang saling berhubungan dan melakukan interaksi sosial. Hubungan yang terjadi ini menghasilkan aspek status sosial yang berbeda. Jaringan hubungan dan kepercayaan bersama suatu kelompok ini yang biasanya disebut dengan struktur. Didalam Kelompok Tani Marsudi Mulyo terdapat susunan struktur, yang dimana didalamnya masing-masing individu memiliki peran serta tugas tersendiri.

Sebagaimana halnya dalam melaksanakan kegiatan kelompok tani, bagan struktur dapat mempermudah arus komunikasi didalam penyampaian informasi kepada seluruh anggota. Disamping itu, dengan adanya struktur organisasi akan mempermudah pengorganisasian dan menyalurkan informasi yang datang dari luar kepada seluruh anggota, sehingga tujuan berkelompok dapat terwujud. Fungsi ketua kelompok dan sekretaris adalah sebagai koordinator yang mengatur jalannya Kelompok Tani. Informasi yang datang dari luar kelompok akan diterima terlebih dahulu oleh pengurus Kelompok Tani, kemudian informasi yang didapat akan diteruskan kepada seluruh anggota kelompok.

Sejarah berdirinya Kelompok Tani Marsudi Mulyo khususnya yang konsen dalam budidaya padi organic

adalah dimulai dari kesadaran petani di Desa Tawangsari mengenai keuntungan secara ekonomi serta ekologis. Informasi untuk memulai budidaya padi organik adalah peran serta dari bendahara Gapoktan yakni bapak Ragil dimana dalam pengembangannya mengajak mas Dwi dan mas Rajiman untuk ikut serta dalam budidaya padi organik. Ketiga orang tersebut berperan sebagai contoh dalam budidaya padi organic di Kelompok Tani Marsudi Mulyo, yang kemudian diikuti oleh beberapa petani lainnya, sehingga berjumlah 16 orang. Awal dimulainya budidaya padi organic adalah 4 tahun yang lalu atau tahun 2008 yang berlanjut hingga kini. Analisis Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo

Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu pendekatan penelitian yang digunakan untuk mempelajari tingkah laku manusia dalam pandangan komunikasi konvergen. Tujuan penggunaan analisis jaringan komunikasi adalah untuk mengidentifikasi struktur komunikasi, serta untuk memahami bagaimana gambaran interaksi anggota didalam suatu sistem. Selain itu metode ini juga mampu menganalisis proses adopsi inovasi teknologi baru yang diungkapkan melalui sosiogram struktur jaringan komunikasi interpersonal.

Analisis jaringan komunikasi dilakukan terhadap Kelompok Tani Marsudi Mulyo yang berjumlah 16 petani khusus pembudidaya padi organik Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Jaringan komunikasi disini lebih dikhususkan pada informasi budidaya padi organik

(7)

yang berkaitan dengan inovasi, maupun informasi pertanian secara umum.

Pengertian Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10 - 50 orang), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok dari suatu sistem jaringan komunikasi, seseorang dalam suatu sistem tersebut memilih dan dipilih dalam berinteraksi. Untuk sistem jaringan komunikasi disini yang dimaksud adalah budidaya padi organik.

Sosiogram pada gambar 1 memperlihatkan bagaimana interaksi komunikasi yang terjadi diantara para petani Kelompok Tani Marsudi Mulyo yang digambarkan dengan tanda panah yang menghubungkan setiap petani. Untuk tanda arah panah menunjukkan bahwa orang yang dituju sebagai orang yang dipilih, sedangkan arah datangnya tanda panah adalah orang yang memilih. Sosiogram juga menunjukkan arah dan intensitas komunikasi yang terjadi. Interaksi komunikasi yang dilakukan setiap petani telah membentuk suatu jaringan komunikasi dengan pola cenderung bersifat semi tertutup. Walaupun demikian dari gambar juga terlihat ada beberapa responden yang melakukan dengan orang lain yang berada diluar jaringannya. Hal tersebut terlihat dari adanya tanda panah yang mengarah ke luar sistem. Untuk sosiogram pada gambar 1 menerangkan bahwa jaringan komunikasi budidaya padi organik pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo dalam alur komunikasinya tidak

dipisah-pisahkan didalam setiap tahapan budidaya padi organik. Hal tersebut dikarenakan untuk proses komunikasi yang terjadi diantara masing-masing personal dalam meminta informasi kepada narasumber (sumber informasi) dilakukan secara menyeluruh.

Dalam sistem jaringan komunikasi pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo di desa Tawangsari terdapat dua buah klik. Klik adalah suatu subsistem dimana anggota klik sebagai elemennya berinteraksi relatif lebih sering dengan anggota lainnya. Hubungan dua orang (dyad) hanya dilakukan oleh lima pasang yaitu responden no. 1 dengan no. 7, no. 1 dengan no. 8, no. 1 dengan no. 16, no. 7 dengan no. 8 dan no. 8 dengan no. 13. Untuk terjadinya dua klik disebabkan pada area sawah yang dijadikan budidaya padi organik mengelompok untuk masing-masing klik, sehingga bentuk interaksi cenderung mengikuti kedekatan area sawah tersebut. Boleh dikata didalam masyarakat tani berkomunikasi bukan hanya dalam bentuk verbal namun juga berupa simbol dengan melihat secara langsung apa yang terjadi disekitarnya. Cara seperti ini bisa dikatakan akan menimbulkan dampak yang lebih untuk menanamkan kepercayaan pada diri petani yang bersangkutan, karena pada dasarnya dari opinion leader (sumber informasi) dalam hal ini responden no.1 dan responden no.8 tidak memaksakan pada anggota kelompok untuk membudidayakan padi organik, namun berupaya menanamkan kesadaran bagi anggota kelompok.

(8)

Gambar 1. Sosiogram Jaringan Komunikasi Budidaya Padi Organik

Tabel 1. Sosiomatrik Jaringan Komunikasi Budidaya Padi Organik No Nama Responden Jumlah Memilih ( No. Responden) Jumlah Dipilih ( No. Responden ) 1. Dwi 2 (7, 8) 10 (2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 14, 16) 2. Wiyono 3 (1, 3, 14) 1 (6) 3. Atmoko 3 (1, 5, 6) 1 (2) 4. Ibu Sabar 1 (1) - 5. Kabul 1 (1) 2 (3, 6) 6. Puji Hantoro 3 (1, 2, 5) 1 (3) 7. Ragil 2 (1, 8) 2 (1, 8) 8. Rajiman 2 (1, 7) 9 (1, 7, 9 10, 11, 12, 13, 15, 16) 9. Ibu Yatmini 1 (8) - 10. Darto Wirejo 1 (8) 2 (13, 15) 11. Ibu Supini 1 (8) - 12. Tarno suwito 1 (8) 2 (13, 15) 13. Panut 4 (1, 8, 10, 12) 1 (8) 14. Warto 1 (1) 2 (2, 16) 15. Subiyanto 3 (8, 10, 12) 1 (12) 15 1 16 14 13 12 11 3 7 8 2 6 4 5 9 10 0 Dinas pertanian LSM Lesman distributor Klik 1 Klik 2

(9)

16 Marna 3 (1, 8, 14) 1 (1) Sumber: Data primer

Dari tabel 1. sosiomatrik akan diketahui peranan khusus seseorang dalam sistem dilihat dari jumlah memilih dan dipilih. Maksud dari memilih adalah, siapa yang akan diajak berkomunikasi mengenai budidaya padi organik karena dianggap memiliki kompetensi dan pengatahuan tentang budidaya padi organik, sedangkan maksud dipilih adalah siapa bagian dalam sistem tersebut yang menduduki posisi penting sebagai sumber informasi disebabkan kualitas dan pengetahuannya untuk dipilih. Pada tabel 1. dapat dilihat bahwa responden no.1 dan responden no.8 menjadi target untuk mendapatkan informasi mengenai budidaya padi organik, dengan demikian kedua responden menjadi sumber informasi. Dari hal tersebut akan menghasilkan gambaran

komprehensif dari kelompok yang memfasilitasi pemahaman lebih mendalam. Disamping itu didalam kelompok seringkali muncul permasalahan berkaitan dengan budidaya padi organik, namun hal ini akan diselesaikan dengan model komunikasi konvergensi dimana para anggota menyatukan, mendiskusikan dan menjelaskan gagasan mereka yang bervariasi dan potongan-potongan informasi berkenaan dengan budidaya padi organik, dan pada akhirnya akan menemukan solusi yang dapat diterima. Proses tansfer informasi dilakukan saat kegiatan sehari-hari dan juga melalui pertemuan-pertemuan formal berupa rapat maupun sekolah lapang yang digagas oleh kelompok tani Marsudi Mulyo.

(10)

Tabel 2. Sosiomatrik Derajat Koneksi dan Integrasi Individu

Sumber: Data primer

Pengertian dari hubungan langsung adalah penyampaian informasi yang terjadi antara satu orang dengan orang lain tanpa melalui perantara. Sedangkan pengertian hubungan dua tahap adalah penyampaian informasi yang terjadi diantara dua orang namun dalam penyampaian informasi melalui seorang perantara. Cara menghitung jumlah hubungan langsung dan jumlah hubungan dua tahap dapat diketahui dengan melihat gambar 1. sosiogram jaringan komunikasi budidaya padi organik. Hasil analisis data pada tabel 2. dengan menggunakan pendekatan

derajat koneksi, menunjukkan bahwa derajat koneksi individu dipengaruhi oleh jumlah anggota sistem jaringan. Semakin sedikit jumlah anggota suatu jaringan maka semakin tinggi derajat koneksi individu dalam jaringan. Artinya koneksi atau keterhubungan secara langsung atau hubungan interpersonal akan tinggi, karena dapat interaksi secara langsung tanpa melalui perantara orang lain. Dengan demikian tanpa melalui perantara maka informasi akan jauh lebih valid dibandingkan jika melalui perantara yang bisa menyebabkan bias informasi. Secara operasional, derajat koneksi No respon den Jumlah hubungan langsung (X1.1) Jumlah hubungan dua tahap (X1.2) Jumlah kemungkinan hubungan (N-1) Derajat koneksi individu (X1.1/ (N-1)) Derajat integrasi individu (X1.2/ (N-1)) 1. 12 17 15 0,8 1,13 2. 4 13 15 0,27 0,87 3. 4 12 15 0,27 0,8 4. 1 9 15 0,15 0,6 5. 3 11 15 0,2 0,73 6. 4 13 15 0,27 0,87 7. 4 14 15 0,27 0,93 8. 11 13 15 0,73 0,87 9. 1 8 15 0,15 0,53 10. 3 11 15 0,2 0,73 11. 1 8 15 0,15 0,53 12. 3 11 15 0,2 0,73 13. 5 14 15 0,33 0,93 14. 3 13 15 0,2 0,87 15. 4 11 15 0,27 0,73 16 4 14 15 0,27 0,93

(11)

didefinisikan sebagai jumlah hubungan komunikasi yang dimiliki seorang individu anggota sistem dengan individu-individu anggota lainnya dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin (Gustina, 2007). Dari tabel 2. yang tersaji dapat diketahui derajat koneksi tertinggi yaitu responden nomor satu dengan derajat koneksi sebesar 0,8. Kemudian diikuti oleh responden nomor delapan dengan derajat koneksi sebesar 0,73. Keduanya memiliki derajat koneksi tinggi karena selain sebagai pengurus kelompok tani juga berperan sebagai sumber informasi. Sedangkan derajat koneksi terendah ada pada responden nomor empat, sembilan dan sebelas dengan derajat koneksi sama sebesar 0,15. Hal ini disebabkan karena ketiga anggota tersebut tidak masuk dalam kepengurusan kelompok tani dan cenderung pasif ketika ada rapat pertemuan.

Secara operasional derajat integrasi individu didefinisikan sebagai jumlah hubungan tidak langsung anggota jaringan dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin terjadi. Asumsi yang mendasari konsep ini adalah bahwa bila anggota anggota jaringan saling berhubungan satu sama lain akan dapat membentuk saling pengertian yang makin mendekati. Adanya kesamaan persepsi diantara anggota sistem jaringan akan meningkatkan daya pengaruh dari informasi yang disebarkan. Hubungan-hubungan yang terjadi dalam ciri struktural yang terpenting adalah derajat dimana seseorang terintegrasi dengan individu-individu lainnya didalam jaringan komunikasinya. Semakin besar jumlah

hubungan-hubungan individu maka semakin besar derajat integrasi jaringan komunikasi khusus individual. Untuk itu derajat integrasi dapat dilihat responden mana yang memiliki derajat integrasi tertinggi dengan kriteria hubungan melalui dua tahap yaitu responden nomor satu dengan 1,13. Karena sebagai ketua kelompok tani responden nomor satu berkepentingan menyebarkan informasi kepada seluruh anggota kelompok dan juga memiliki mobilitas lebih dengan berhubungan dengan pihak luar jika dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya. Sama halnya dengan responden nomor delapan yang memiliki derajat integrasi yang tinggi yang selain mengurus kelompok tani juga dengan kesadaran mengakses informasi kepada pihak luar kelompok tani. Sedangkan derajat koneksi terendah ada pada responden nomor empat, sembilan dan sebelas. Sama halnya dengan derajat koneksi mengenai ketiga responden tersebut yaitu disebabkan kurang aktifnya dalam kegiatan rapat pertemuan.

Dalam hal ini rata-rata keterhubungan sistem (ASC) sebesar 0,56 atau sebesar 56%. Hasil tersebut didasarkan pada jumlah hubungan nyata dalam jaringan komunikasi budidaya padi organik sebesar 67 dibagi dengan jumlah kemungkinan hubungan sebesar 120. Semakin tinggi ASC suatu sistem, secara teoritis semakin baik proses difusi inovasi yang terjadi (Hadi, 1999). dalam hal ini jika difusi inovasi semakin baik maka proses penyebaran informasi akan bagus, terutama dalam penyebaran informasi budidaya padi organik. Bila dilihat dari jumlah anggota sistem yang berjumlah 16 orang, nilai tersebut

(12)

tergolong baik dan cenderung bersifat

interlocking, yaitu kegiatan komunikasi

dalam jaringan yang terbentuk bersifat saling mengunci. Maksud dari saling

mengunci adalah dimana seseorang saling berinteraksi dengan individu-individu lainnya didalam jaringan komunikasinya.

.

Adopsi Budidaya Padi Organik

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Adopsi Budidaya Padi Organik Tingkat adopsi Jumlah Prosentase (%) Rendah Sedang Tinggi 0 3 13 0 19 81 16 100

Sumber : Data primer

Dalam penelitian ini, untuk menentukan tingkat penerapan budidaya padi organik dilakukan dengan menjumlahkan skor-skor antar sub variabel. Kemudian hasil dari penjumlahan antar sub tersebut dikategorikan dalam tiga kelompok atau tingkatan yaitu: tinggi, sedang dan rendah.

Dari data dapat diketahui bahwa tingkat penerapan budidaya padi organik responden tergolong tinggi dengan 81% menggunakan metode budidaya padi organik. Hal tersebut disebabkan pada keaktifan dan kesiapan dalam teknis lapang yang dilakukan oleh responden tidak sama rata.

Dimana untuk nilai yang tergolong tinggi adalah responden yang memang memiliki pengalaman lebih dalam hal budidaya padi organik dan juga sifat keterbukaan dengan orang luar. Hal tersbut didasarkan pada keikutsertaan dalam pelbagai pelatihan yang diadakan oleh dinas pertanian. Disamping itu, anggota yang ikut pelatihan merupakan pengurus kelompok tani, sehingga seringkali

responden tersebut yang dikirim disaat ada pelatihan, kemudian hasil yang diperoleh dari pelatihan ditransferkan kepada anggota kelompok. Untuk responden yang tergolong rendah dalam penerapan budidaya padi orgnaik disebabkan pada kurang aktifnya responden dalam mencari informasi dan kurang aktif jika diadakan pertemuan yang diadakan kelompok tani sehingga informasi yang didapat terkait dengan budidaya padi organik masih bersifat kebiasaan dari dulu.

Mengenai pengetahuan akan budidaya padi organic dilihat dari pemahaman secara teori, pada dasarnya responden telah memahami, hanya saja terkadang dalam penerapannya di lahan mengalami hambatan secara teknis, sebagai contoh adalah kondisi lahan yang diharapkan dalam budidaya organic secara SRI yakni tanah dipertahankan lembab hingga retak-retak saat perkembangan vegetatife, namun karena ada penggiliran pengairan maka dalam teknisnya mayoritas responden menggunakan system pengairan berselang

(13)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait dengan jaringan komunikasi dengan adopsi inovasi budidaya padi organik dikelompok tani Marsudi Mulyo Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali maka dapat disimpulkan bahwa: Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk di Kelompok Tani Marsudi Mulyo dalam budidaya padi organik meliputi dua buah klik yang ada di Kelompok Tani Marsudi Mulyo dalam budidaya padi organik, Indikator jaringan komunikasi yaitu derajat koneksi dan derajat integrasi menunjukkan bahwa jaringan komunikasi yang terdapat dalam Kelompok Tani Marsudi Mulyo bersifat interlocking yaitu hubungan interaksi antar anggota kelompok saling mengunci dan saling terkait satu sama lain, dimana terdapat dua sumber informasi untuk saluran arus komunikasi dengan indikator derajat integrasi yang tinggi, Rata-rata keterhubungan sistem (ASC) yang terdapat didalam kelompok tani Marsudi Mulyo berjumlah 0,56 memberikan pengertian bahwa semakin tinggi jumlah ASC maka proses difusi inovasi yang terjadi cukup baik. Peranan khusus seseorang yang terdapat didalam jaringan komunikasi pada kelompok tani Marsudi Mulyo yaitu opinion leader, liaison,

bridge, dan neglectee yang

memiliki peranan masing-masing. Tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo

mengikuti metode yang dianjurkan dengan 81% responden yang tergolong tinggi. Distribusi tingkat adopsi responden berdasarkan peranan khusus responden di Kelompok Tani Marsudi Mulyo memiliki prosentase 69% yang tergolong sedang, menunjukkan bahwa yang memiliki peranan khusus dalam jaringan komunikasi memiliki tingkat adopsi yang sedang. Sedangkan untuk masing-masing peranan khusus seseorang dalam kelompok tani yang memiliki nilai tertinggi secara berurutan adalah

opinion leader, liaison, bridge,

dan nilai terendah adalah

neglectee. Hubungan antara

jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai rs 0,531. Hal tersebut juga sejalan dengan nilai ASC 0,56 yang memiliki pengertian yang sama

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi. Untuk itu diusahakan semua anggota diarahkan pada peningkatan kualitas agar tingkat kekosmopolitan anggota bagus, hal tersebut akan menambah sikap keterbukaan baik pada inovasi yang ada maupun pada interaksi dengan pihak lain. Didalam kelompok tani diusahakan pula

(14)

kelompok saja dalam mendapatkan informasi, namun seluruh anggota diberikan motivasi supaya mau “keluar” ke dunia luar agar wawasan dan penerimaan pada suatu hal yang baru akan lebih mudah, sehingga nantinya seluruh anggota kelompok dapat berperan aktif. Jaringan komunikasi memiliki

akan lebih efektif dalam usaha perubahan perilaku. Untuk itu hubungan interaksi antar anggota, interaksi dengan dunia luar lebih digiatkan. Disamping itu juga dalam memanajemen arus komunikasi juga memiliki arti penting agar tidak adanya tumpang tindih dalam menerima maupun penyaluran informasi

DAFTAR PUSTAKA Abadi, A. 2009. Pengelolaan

Penyakit Tanaman dalam

Sistem Pertanian Berkelanjutan. http://74.125.153.132/search? q=cache:d6He4hGcoYsJ:lati efabadi.ggooglepages.com/P HTPertanianBerkelanjutan. Diakses pada tanggal 4 September 2009.

Aziz, Abdul. 2002. Analisis Jaringan

Komunikasi Dalam

Masyarakat Tradisional

Kampung Naga. Thesis

Magister Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antar

Manusia. Edisi Kelima.

Hunter College of the City University of New York. Alih Bahasa: Ir. Agus Mauiana MSM, Proofreader Dr. Lyndon Saputra. Jakarta : Professional Books.

Nurudin, 2000. Sistem Komunikasi

Indonesia. Bigraf Publishing.

Yogyakarta

Padje, Gud Reacht Hayat. 2008.

Komunikasi Kontemporer :

Strategi, Konsepsi dan

Sejarah. Universitas PGRI

NTT. Kupang

Setiawan, Bambang. 1983. Pelapisan

Sosial dan Jaringan

Komunikasi ~ Desertasi

Doktor. Yogyakarta:

Untversitas Gadjah Mada. Setiawan, Bambang. 1989. Metode

Analisis Jaringan

Komunikasi dan Analisis Isi.

Yogyakarta : UGM

Setyanto, A. E. 1993. Pengaruh

Karakleristik Peiani dan

Keterlibatannya dalam

Jaringan Komunikasi dengan

Adopsi Paket Teknologi

Supra Insus di Desa

Pandeyan, Kecamatan

Grogol, Kabupaten

Sukoharjo, Jaws Tengah.

Thesis Magister Sain. Program Pascasariana Institut Pertanian Bogor. Bogor Yin, K. 2000. Study Kasus Tunggal.

PT Praja Grafindo Persada. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Sosiomatrik Jaringan Komunikasi Budidaya Padi Organik  No  Nama  Responden  Jumlah Memilih ( No
Tabel 2. Sosiomatrik Derajat Koneksi dan Integrasi Individu
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Adopsi Budidaya Padi Organik

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah terdapat pengaruh latihan jogging dengan treadmill terhadap denyut nadi istirahat pada ibu-ibu anggota fitness centre Yayasan

The granule product are evaluated on its flowability, angle of repose, moisture content, granule size distribution and dissolved time.The result show that the variety

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ Implementasi Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

116 sumberdaya manusia (masyarakat/petani) dan sumberdaya alam desa Alo (pisang), kecamatan Bone Raya, kabupaten Bone bolango, dengan sistematika sebagai berikut;

Pokja ULP Kegiatan Optimalisasi SPAM BREGAS Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Bagi PVC RRJ S.12,5 DN 75 (3”) sepanjang 1157 meter dan PVC RRJ S.12,5

 Mau mengerjakan semua tugas yang diberikan guru dan menyelesaikannya melebihi waktu yang telah ditentukan Apabila selama proses pembelajaran siswa memiliki nilai ulet

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya – sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

Kebutuhan Belanja Operasional pada Satker yang sama dan/ atau Satker lain dapat dipenuhi dengan melakukan pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama