• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

1

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari keseluruhan luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan. Di Provinsi Bengkulu, lahan pekarangan cukup luas namun pemanfaatannya relatif masih terbatas. Dengan demikian, pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan, tanaman pangan, tanaman hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak sumber penghasilan rumah tangga, apabila dirancang dan direncanakan dengan baik.

Penerbitan Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini diharapkan akan menghela berkembangnya inovasi baru serta pemikiran bagi pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu. Semoga buku ini dapat menjadi pedoman teknis yang bermanfaat bagi berbagai kalangan yang peduli pada optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bengkulu, Mei 2012 Kepala,

(2)

2

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan... 2

1.3. Sasaran... 2

II. KONSEP DAN BATASAN... 3

III. TAHAPAN PELAKSANAAN... 5

IV. DISAIN PEKARANGAN... 7

V. KEBUN BIBIT DESA (KBD)... 11

VI. MENYIAPKAN MEDIA TANAM... 12

VII. TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS DAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)... 14

VIII. TEKNIS BUDIDAYA... 17

8.1. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur... 17

8.2. Budidaya Sayuran Dataran Rendah... 18

8.3. Budidaya Tanaman Pangan... 49

8.4. Budidaya Ikan Lele... 57

IX. PENUTUP... 66

(3)

3

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lahan pekarangan memiliki fungsi multi guna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan

(4)

4

kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan.

Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan.

1.2. Tujuan

Tujuan pemanfaatan Lahan Pekarangan antara lain:

1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.

2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari

3. Menambah keindahan dan kesehatan lingkungan, serta mempertahankan sumberdaya genetik lokal yang tersedia di setiap daerah.

4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

1.3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

(5)

5

II. KONSEP DAN BATASAN 1. Lahan Pekarangan:

Adalah lahan kering yang berada di sekitar rumah yang dibatasi dengan pagar/batas.

2. Bahan Pangan:

Biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan yang mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen, dan lain-lain.

3. Penataan Pekarangan:

Ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas.

4. Rumah Pangan Lestari:

Rumah yang memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.

5. Pengelompokan Lahan Pekarangan:

Dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan.

a. Pekarangan Perkotaan:

Pekarangan perkotaan dapat dikelompokkan menjadi 2 strata, yaitu: (1) Perumahan tanpa halaman sampai dengan luas lahan 100 m2; (2) Perumahan dengan luas lahan 100 – 200 m2. b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan

menjadi 2 strata, yaitu (1) sempit sampai luas: 200 - 400 m2; (2) pekarangan luas (>400 m2).

(6)

6

6. Pemilihan komoditas:

Ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, belimbing, jambu biji, Jeruk Kalamansi, mangga bengkulu). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak ayam, itik, kambing.

(7)

7

III TAHAPAN PELAKSANAAN 3.1. Persiapan

a) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran.

b) pertemuan dengan SKPD terkait untuk menentukan kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi.

c) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

3.2. Pembentukan Kelompok

Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumah tangga, dan fasilitas umum dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri.

3.3. Sosialisasi

Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait.

3.4. Perencanaan Kegiatan

a) Diawali dengan pelaksanaan PRA untuk mengetahui kondisi awal, potensi, dan kendala, serta menyusun disain pekarangan.

b) Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan, sayuran dan obat keluarga, ikan dan ternak, serta pengelolaan limbah rumah tangga.

c) Menyusun rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan dinas instansi terkait.

3.5. Pelatihan

Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: penyiapan media tanam, teknik budidaya tanaman pangan, buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan

(8)

8

ternak, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos.

3.6. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Tim terpadu yang dikoordinir oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi, dengan pengawalan teknologi oleh peneliti/penyuluh BPTP serta pendampingan oleh Penyuluh lapangan. Kegiatan bersifat lapangan (demplot beberapa titik, penanaman sayuran/ternak/ikan kepada seluruh anggota, pengelolaan Kebun Bibit Desa).

3.7. Monitoring dan Evaluasi

Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah dilaksanakan dengan perencanaan.

Evaluasi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan tambahan pendapatan keluarga.

(9)

9

IV. DISAIN PEKARANGAN Model Perkotaan: Strata I (Luas < 100 m2)

1. Untuk rumah tanpa halaman dapat ditanam sayuran vertikultur tingkat 4 (bahan dari paralon atau bambu betung). Tanaman yang dapat ditanaman adalah jenis sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, daun bawang, kemangi; tanaman obat yang dapat diusahakan antara lain: kencur, jahe, kunyit.

2. Rumah dengan halaman sempit dapat ditanam tanaman sayuran vertikultur, tanaman dalam polybag seperti: cabe, terung, tomat, dan bunga kol.

3. Rumah yang halaman pekarangan agak luas (< 100 m2) dapat diusahakan tanaman dalam polybag maupun bertanam di bedengan misalnya: cabe, terung, tomat, bunga kool, kunyit, kemangi, lengkuas, dan jahe.

Model Perkotaan: Strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2 )

1. Tanaman sayuran dalam polybag: tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para.

2. Halaman dengan sinar penuh dapat ditanami sayuran, buah-buahan dan obat. Sayuran yang ditanam dianjurkan dalam bedengan ukuran 1-2 m x 4-8m tergantung ketersediaan lahan, jenis sayuran seperti: kangkung, cabai, tomat, kool bunga, terung, atau kacang panjang halaman dengan sinar kurang penuh (teduh): bayam, sawi, slada, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas.

3. Pada halaman yang luas dapat diusahakan tanaman buah seperti: pisang, pepaya, jeruk kalamansi, mangga Bengkulu. Selain tanaman sayur dan buah juga dapat diusahakan ternak ayam buras, dan kolam ikan (lele, nila).

(10)

10 Gambar Disain Pekarangan Model Perkotaan Strata 1:

(11)

11

Model Perdesaan: Strata I (luas pekarangan < 400 m2) 1. Pada halaman yang sempit sampai cukup luas dianjurkan menanam

dalam polybag dan bedengan. Tanaman sayuran dalam polybag: tomat, terung, daun bawang, sawi diletakkan di halaman depan rumah menggunakan para-para.

Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh: kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang panjang; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, selada,seledri, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas.

Tanaman buah ditanam di halaman samping atau belakang, jenisnya: pisang, mangga, pepaya, jeruk kalamansi.

2. Ternak ayam kampung. 3. Kolam ikan: (lele, nila).

Model Perdesaan: Strata II (luas pekarangan > 400 m2) 1. Tanaman sayuran dalam polybag: tomat, terung, daun bawang,

sawi diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para. Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh: kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang panjang; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, selada,seledri, kunyit, kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas.

Tanaman buah ditanam di halaman samping atau belakang, jenisnya: pisang, mangga, pepaya, jeruk kalamansi.

2. Tanaman pangan lainnya seperti ubi kayu, ubi jalar, ganyong, garut, talas.

3. Ternak ayam kampung Kolam ikan: (lele, nila). 4. Ternak Kambing kacang.

(12)

12 Gambar Disain Pekarangan Model Perdesaan Strata 1:

(13)

13

V. KEBUN BIBIT DESA (KBD)

Kebun Bibit Desa (KBD) merupakan kebun bibit yang dibuat di setiap Desa untuk menyiapkan bibit tanaman yang dibutuhkan anggota. Tujuan KBD adalah untuk menyiapkan bibit yang kontinyu, dan varietas terjamin sehingga dapat mempertahankan kelestarian kawasan.

KBD untuk sayuran terdiri dari: (1) rumah bibit dengan ukuran 3 - 4 m X 5 m, tinggi 3 m, atap terbuat dari plastik bening tebal, dan (2) rak bibit berupa para-para bertingkat.

KBD dapat memperoleh benih/bibit dari Kebun Bibit Inti (KBI) berupa varietas unggul dari Badan Litbang, maupun swasta yang berada di BPTP.

(14)

14

VI. MENYIAPKAN MEDIA TANAM

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1 (ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilogram). Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

(15)

15

(16)

16

VII. TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS DAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)

Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses pembusukan. Pembuatannya dilakukan pada suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan. Salah satu aktivator atau dekomposer yang sering digunakan adalah Stardec, Trico-G atau Starbio. Aktivator Stardec berisi beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.

Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan 1 ton kompos

Bahan yang dibutuhkan:

• 1 ton bahan organik (pupuk kandang/limbah kotoran sapi) • 2,5 kg Aktivator (Trico G/stardec)

• 100 kg serbuk gergaji (dapat diganti dengan dedak atau bahan halus lainnya)

• 100 kg abu Sekam • 20 kg kalsit atau dolomit. Alat-alat yang digunakan: • Sekop

• Cangkul

• Gerobak sorong/ arco • Tempat pembuatan/gudang

Cara pengolahan aplikasi pupuk mikroba

stardec

:

1. Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon dengan alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan air. Pengolahan kompos juga bisa menggunakan media berbentuk lobang dengan ukuran dalam 1 m, lebar 2 m s/d 3 m dan panjangnya tergantung lokasi dan kebutuhan. Sebaiknya dibuat bangunan khusus untuk pengolahan secara berkesinambungan.

(17)

17

2. Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain) dengan serbuk gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata.

3. Buat lapisan setinggi 60 cm taburkan Stardec secara merata pada bahan dasar kompos, kemudian dilapisi lagi setinggi 60 cm dan taburkan Stardec kembali secara merata. Demikian seterusnya dilakukan sesuai dengan kapasitas bahan yang diproses.

4. Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 s/d 60 %.

5. Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses pengomposan selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu pengomposan, bisa ditambahkan pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton bahan organik.

Ciri-ciri kompos yang telah matang 1. Warna menjadi coklat kehitaman

2. Terjadi perubahan bentuk menjadi remah 3. Tidak berbau dan suhu tidak panas. Cara penggunaan kompos

Kompos diberikan pada lahan dengan cara diberikan pada jalur atau lahan yang dicangkul atau disekitar lubang tanam sebelum tanam. Untuk pertanaman padi sawah digunakan minimal 2 ton kompos dan pertanaman jagung 2 s/d 4 ton kompos. Penggunaan kompos dikombinasikan dengan penggunaan 50 % rekomendasi pupuk kimia.

Penggunaan kompos ini mulai berkembang di tingkat petani, tidak hanya untuk komoditi padi dan palawija, tetapi juga sayur-sayuran. Dosis kompos pada tanaman sayuran (cabe, tomat dan lain-lain) berkisar 10 s/d 20 ton/ha atau 0,5 s/d 1 kg kompos/tanaman. Dengan pemakaian 0,5 s/d 1 kg kompos/tanaman, tangkai buah cabe cenderung lebih kuat sehingga dapat mengurangi gugur bunga. Pada tanaman terung, pemberian kompos menyebabkan buah terung menjadi besar.

Cara Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) • Siapkan botol plastik air minum kemasan ukuran besar (1.500

mililiter). Cukup satu botol kosong saja, tidak usah dengan tutupnya.

(18)

18

• Beli tapai atau peuyeum, sedikit saja, soalnya butuhnya juga hanya 1 ons, lalu masukkan dalam botol tadi.

• Isikan air dalam botol yang telah berisi tapai atau peuyeum tadi. Tidak usah penuh, cukup hampir penuh.

• Masukkan gula ke dalam botol yang telah diisi tapai atau peyeum dan air tadi. Bisa gula pasir atau gula merah, 5 sendok makan. • Kocok-kocok sebentar agar gula melarut.

• Biarkan botol terbuka tidak ditutup selama 4 atau 5 hari. Selanjutnya, selamanya botol tidak ditutup, biar MOL-nya bisa bernafas.

• Setelah 5 hari, dan kalau dicium akan berbau wangi alkohol, maka MOL telah bisa dipakai.

• Kalau ingin ”beternak” MOL, maka ambillah botol kosong yang sejenis, lalu bagilah MOL dari botol yang satu ke botol kedua. Separoh-separoh. Lalu isikanlah air ke dalam botol-botol tadi sampai hampir penuh, dan kemudian masukanlah gula ke masing-masing botol dengan takaran seperti di atas. Maka kita punya 2 botol MOL. Bila ingin memperbanyak lagi ke dalam botol-botol yang lain, lakukanlah dengan cara yang sama.

(19)

19

VIII. TEKNIS BUDIDAYA

8.1. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Istilah verticultur sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan.

Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga atau para-para, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.

Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan

(20)

20

kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.

Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.

Pembuatan wadah tanam vertikultur

Contoh salah satu wadah tanam dibuat dari dua batang bambu yang masing-masing panjangnya 120 cm, dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah. Pada setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10 buah. Bambu dipilih yang batangnya paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Semakin bagus kualitas bambu, semakin lama masa pemakaiannya. Di bagian 20 cm terdapat ruas yang nantinya akan menjadi ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas bambu kecuali yang terakhir dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam bambu terbuka. Di bagian inilah nantinya media tanam ditempatkan. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk sirkulasi air keluar wadah.

Selanjutnya dibuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor listrik. Dapat juga menggunakan alat lain seperti pahat untuk membuat lubang. Lubang dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu (asosiasikan permukaan bambu dengan bidang kotak). Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang dibuat 30 cm.

8.2. Budidaya Sayuran Dataran Rendah a. Cabe

Cabe merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia. Cabe sebagian

(21)

21

besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya. Komoditi tersebut banyak diusahakan di lahan kering baik dataran tinggi maupun dataran rendah. Cabe merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah, pekarangan atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabe adalah yang berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, pH tanah antara 6-7.

Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabe yang dibudidayakan di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan. Beberapa varietas cabe non hibrida spesifik dataran rendah yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian antara lain:

No Nama Varietas Potensi Hasil (ton/ha) Panjang diameter buah (cm/cm) Ketahanan terhadap penyakit Ketahanan terhadap hama Adaptasi

1 Tombak-1 (K) 19-22 13/1,5 Antraknos Lalat buah DT – DR 2 Tombak-2 (K) 11 9,8/1,3 Antraknos Lalat buah DT – DR 3 Cemeti-1 (K) 8,5 12/0,8 Antraknos Lalat buah DT – DR 4 Tampar-1 (K) 14,3 15,6/0,7 Layu + Antrknos - - 5 Tampar-2 (K) 15,5 13,2/1,3 Layu + Antrknos - - 6 Kriting Bkt

Tinggi 30 18/0,1 Antraknos busuk +

Batang - - 7 Laris (B) 12 14,5/0,9 Antraknos + busuk daun - DR – DT 8 Tanjung-1 (K) 18,5 10,9/1,2 - Tungau DR – DT 9 Tanjung-2 (B) 19,5 11,2/1,3 Antraknos - DR – DT 10 Lembang-1 (K) 19 11,2/1,3 Antraknos - DM – DT

(22)

22

Tahapan Budidaya

Penanganan Bibit Cabe di KBI BPTP Bengkulu

Persemaian

• Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan

(pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan. • Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan

atap menghadap ke timur.

• Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.

• Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah.

• Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.

• Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. • Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot

dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter

• Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.

• Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.

• Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.

• Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

(23)

23

Penyiapan Lahan Bedengan

• Untuk lahan pekarangan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

Polybag

Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.

Penanaman

• Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.

• Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit.

• Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.

• Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek).

• Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu-dua tanaman per lubang.

Pemulsaan

ƒ Penggunaan mulsa pada budidaya cabe merupakan salah satu usaha untuk memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.

ƒ Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara kelembaban dan suhu tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara, menekan gulma dan mengurangi erosi tanah.

ƒ Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabe, dipasang sebelum tanam cabe.

(24)

24

ƒ Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabe, mengurangi kerusakan tanaman karena hama trips dan tungau, dan menunda insiden virus.

ƒ Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat meningkatkan hasil cabe, tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan pada musim kemarau, dipasang 2 minggu setelah tanam.

Pemeliharaan Tanaman

• Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu.

• Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit.

• Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu: dibawah cabang Y pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50-60 hst. • Penyiraman dilakukan setiap hari.

• Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.

• Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman. Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah diolesi oleh lem yang mengandung “eugenol“ untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag.

(25)

25

Panen

• Cabe merah dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam untuk dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari.

• Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera dimusnahkan.

• Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.

• Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.

(26)

26 Analisis Usaha tani cabe per hektar

Harga URAIAN Volume Satuan Total A Biaya Produksi 1 Benih (sachet) 18 85,000 1,530,000 Pupuk 10,618,478 Organik (kg) 10,000 500 5,000,000 Urea (kg) 500 1,960 980,000 TSP (kg) 250 2,400 600,000 Dolomit (kg) 2,500 500 1,250,000 2 KCl (kg) 250 4,600 1,150,000 Obat 4,637,500 insektisida (ml) 7,000 400 2,800,000 3 fungisida (ml) 5,250 350 1,837,500

Biaya variabel lain 9,475,000

Mulsa (gulung) 20 435,000 8,700,000

bambu 70 10,000 700,000

4

tali rafia (gulung) 5 15,000 75,000

Tenaga Kerja (HOK) 24,000,000

Olah Tanah 82 60,000 4,920,000 Tanam 35 60,000 2,100,000 Pemupukan 25 60,000 1,500,000 Penyemprotan 80 60,000 4,800,000 5 Panen 178 60,000 10,680,000 Total A 48,730,978 Nilai Produksi B - Produksi buah (kg) 26,000 10,000 260,000,000 Total B 42,675,000

C Nilai Pendapatan (B-A) 211,269,022

Nilai Efisiensi R/C 5.34 B/C 4.34 ROI 253% D BEP (RP/kg) 1874.3 Sumber: literature Keterangan: Populasi Tanaman = 20,000 Jarak Tanam (cm) = 60 x 70

Biaya Produksi (Rp/pohon) = 2,436.55

Produktivitas (kg/pohon) = 1.3

Penerimaan (Rp/pohon) = 13,000.00

Pendapatan (Rp/pohon) = 10,563.45

(27)

27

b. Tomat

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae. Tomat merupakan tanaman semusim, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Persyaratan tumbuhnya: tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 – 6; curah hujan 750-1250 mm/tahun, serta kelembaban cukup.

Tahapan Budidaya

Persemaian

• Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1, ayak dengan saringan kasar.

• Masukkan dalam polybag plastik ukuran 6 X 10 cm.

• Selama dalam persemaian lakukan penyiraman setiap sore hari. • Masukkan benih satu per satu, tutup dengan karung basah selama 3

hari.

• Setelah benih berumur 8-10 hari di persemaian, pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dan pindahkan dari rumah semai untuk mendapatkan sinar matahari langsung.

Tanam

• Siapkan bedengan lebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal, panjang disesuaikan kondisi lahan. • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan

kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.

• Campurkan kompos yang telah disiapkan, pada setiap lubang tanam yang disiapkan.

(28)

28

• Apabila menggunakan polybag, siapkan media tanam, tanah 2 bagian, kompos 2 bagian dan sekam 1 bagian dicampur merata. Isikan sampai ¾ bagian dan bibit ditanam.

• Apabila ditanam di bedengan, pindahkan bibit tanaman yang telah berumur 3 minggu dengan jarak tanam 60 X 60 cm dalam barisan.

Pemeliharaan

• Sebagai stimulant pertumbuhan, berikan tambahan pupuk NPK 1 gelas air mineral dilarutkan dalam 1 ember air. Siramkan 1 gelas air mineral larutan pupuk NPK di sekitar tanaman, lakukan hal yang sama setelah 2 minggu.

• Pada saat tanaman mulai berbunga dapat dipupuk dengan gandasil B sesuai anjuran dalam label.

• Apabila dijumpai jamur, atau terjadi serangan daun, lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati (larutan daun sirsak) atau larutan Trico G sesuai anjuran dalam label, atau 1 genggam Trico G dan 1 genggam guladilarutkan dalam 1 liter air (1 ember kecil) dan siramkan di seputar tanaman.

• Lakukan penyiraman setiap hari.

Panen

• Tomat dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam untuk dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari.

• Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera dimusnahkan.

• Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.

• Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.

(29)

29 Analisis Rekomendasi Usahatani Tomat/ha

Harga URAIAN Volume Satuan Total A Biaya Produksi 1 Benih (gr) 220 17,500 3,850,000 Pupuk 5,501,000 Organik (kg) 9,000 500 4,500,000 Urea (kg) 220 1,200 264,000 TSP (kg) 50 1,600 80,000 2 Dolomit (kg) 438 1,500 657,000 Obat 431,250 Furadan (kg) 25.00 9,250.00 231,250.00 3 insektisida (ml) 200,000.0 Lain-lain 4,400,000 4 bambu 22,000 200 4,400,000

5 Tenaga Kerja (HOK) 9,843,750

Total biaya 24,026,000 Nilai Produksi 109,375,000 Produksi buah/daun (kg) 43,750 2,500 109,375,000 Nilai Pendapatan 85,349,000 Nilai Efisiensi R/C 4.55 B/C 3.55 ROI 355% BEP produksi 9,610.40 BEP harga 549 Keterangan: Jarak tanam (cm) = 60x70

Populasi per hektar (tanaman) = 23,810

Biaya produksi per polibag (Rp) = 2000

Produksi per polibag (Kg) = 1.84

Harga jual (Rp/kg) = 2500

Penerimaan per polibag (Rp) = 4,594

Pendapatan per polibag (Rp) = 2,594

BEP harga per polibag (Rp/kg) = 1,088

(30)

30

c. Kangkung

Kangkung (Ipomoea reptans) terdiri dari 2 jenis, yaitu kangkung darat dan Kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit. Kangkung air memiliki ciri berbunga putih kemerah-merahan, batang berwarna hijau dan berdaun besar, dan memiliki biji lebih sedikit daripada kangkung darat. Kangkung darat memiliki ciri bunga berwarna putih bersih, batang berwarna putih kehijau-hijauan, batang dan daun lebih kecil daripada kangkung air dan lebih banyak berbiji daripada kangkung air.

Ada beberapa varietas Kangkung antara lain Bangkok LP1, Serimpi, Large Leaf, Kangkung Grand, Kangkung Bisi, Kangkung Sutera, dan Kangkung Bisi.

Kangkung dapat tumbuh pada tanah lempung sampai lempung berpasir, gembur dan mengandung bahan organik, dengan pH tanah optimum 5,5 - 6,5. Kangkung dapat hidup dengan baik pada tanah dengan ketinggian 50 - 500 m di atas permukaan laut (dpl), lokasi terbuka, dan memperoleh sinar matahari langsung. Namun demikian kangkung juga bisa ditanam di tanah rawa yang drainase airnya tidak lancar.

Tahapan Budidaya

Penanaman Kangkung dalam Bedengan

Persiapan Lahan

Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul sedalam ± 20 cm untuk membalik dan memecah agregat tanah. Buat bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 25-30 cm dan panjang menyesuaikan lahan. Dibedengan ditambahkan pupuk kandang/ kompos sebanyak 1 Kg/m2.

(31)

31

Penanaman

• Dibuat alur-alur melintang pada bedengan dengan menggunakan sebilah bambu atau kayu. Kedalaman alur 1,5 - 2 cm, jarak antar alur 10-15 cm.

• Tanam benih di alur yang sudah dibuat dengan cara menebar benih di lubang alur dengan kerapatan 1 – 2 biji per cm.

• Timbun alur penanaman dengan tanah tipis (0,5 cm). Pemeliharaan

• Periksa tanaman setiap hari.

• Setiap hari dilakukan penyiraman sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari.

• Perlu dilakukan penyiangan pada umur tanaman 7 HST.

• Sebagai tambahan, lakukan pemupukan dengan pupuk urea sebanyak 2 Kg/100 m2 pada umur tanaman 7 HST.

Panen

Panen dilakukan dengan mencabut batang kangkung hingga akar pada umur tanaman 20 - 30 HST. Lakukan panen pada sore hari, pada bedengan 10 m2 diperkirakan akan menghasilkan 16 kg setiap panen.

(32)

32 Analisis Rekomendasi Usahatani Kangkung

Harga URAIAN Volume Satuan Total A Biaya Produksi 1 Benih (kg) 40 35,000 1,400,000 Pupuk 5,840,000 Organik (kg) 10,000 500 4,800,000 SP-36 (kg) 100 2,000 200,000 Urea (kg) 100 1,800 180,000 2 KCl 100 6,600 660,000

Tenaga Kerja (HOK) 8,125,000

Olah Tanah 52 60,000 3,125,000 Tanam 26 30,000 780,000 Pemupukan 2 30,000 60,000 3 Panen 208 20,000 4,160,000 Total biaya 15,365,000 Nilai Produksi Produksi daun (kg) 20,000 2,000 40,000,000 Nilai Pendapatan 24,635,000 Nilai Efisiensi R/C 2.60 B/C 1.60 ROI 160% BEP (RP/kg) 768.3 BEP Produksi 7,682.5 Keterangan: Jarak tanam = 15 x 5 cm

Populasi per hektar = 1,333,333

Populasi per bedeng = 2,667

Biaya produksi per bedeng (ukuran 20 m2) = 30,730

Penerimaan per bedeng = 80,000

Pendapatan per bedeng = 49,270

Harga jual (Rp/kg) = 2,000

Produksi per bedeng (kg) = 40

BEP harga / bedeng = 768.25

(33)

33

d. Bayam

Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang.

Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam yaitu: Bayam cabut dan Bayam Tahun. Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, dimana saja baik di dataran rendah, maupun di dataran tinggi. Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang paling baik 25oC - 35oC dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam terbaik pada awal musim hujan atau pada awal musim kemarau.

Varietas bayam yang banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai komersil yang tinggi antara lain: Cummy, Green, Lake, Strayful, varietas bayam unggul ada 7 macam; Giti Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop dan Hijau. Sedangkan Varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.

Benih

• Bayam dikembangkan melalui biji.

• Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (± umur 3 bulan) biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua.

• Tandan harus dijemur beberapa hari kemudian biji dirontokkan dan dipisahkan dari sisa-sisa tanaman.

• Benih yang baik untuk tanaman bayam adalah: berasal dari tanaman yang sehat, bebas Hama Penyakit, daya kecambah 80 %, dan memiliki kemurnian yang tinggi.

• Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa Dormansi.

• Kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 Kg/ha atau 0.5-1 gr/m2. Tahapan Budidaya

Persiapan Lahan

• Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur.

• Buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh, Lebar bedengan sebaiknya 100-150 cm dengan tinggi 25-30 cm sedangkan untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm.

(34)

34

• Pemberian pupuk kandang dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah. Jumlah pupuk kandang 1 kg/m2.

Tanam

Penanaman atau penaburan benih bayam dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu;

• Ditabur langsung diatas bedengan. Sebelum benih disebar perlu dicampurkan dengan abu atau pasir kering dengan perbandingan 1 bagian benih: 10 bagian abu atau pasir kering dengan tujuan agar penaburan benih merata dan tidak bertumpuk-tumpuk.

• Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm pada garitan yang dibuat menurut baris sepanjang bedengan. Benih yang sudah ditabur segera ditutup tanah tipis secara merata kemudian disiram dengan menggunakan gembor penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari kecuali hari hujan.

• Disemai terlebih dahulu. Keuntungannya tanaman dapat tumbuh dengan baik karena benih diperoleh secara seleksi untuk ditanam. Jarak tanam untuk bayam yang disemaikan adalah antara 60x50 cm atau 80x40 cm jarak tanam dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.

Pemeliharaan Tanaman • Penjarangan dan Penyulaman

Apabila saat menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata sehingga pertumbuhan jadi mengelompok maka perlu dilakukan penjarangan sekaligus panen perdana.

• Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka dilakukan penyulaman jika ada yang mati/terserang penyakit.

• Penyiangan, dilakukan apabila tumbuh gulma atau rumput liar lainya. Penyiangan dilakukan bersamaan penggemburan tanah. • Penyiraman

Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1-2 kali sehari, terutama dimusim kemarau. Waktu yang paling baik untuk penyiraman tanaman bayam adalah pagi dan sore hari dengan menggunakan alat bantu Gembor agar siramannya merata. Untuk tanaman muda membutuhkan air 4 liter/m2/hari dan menjelang dewasa membutuhkan air sekitar 8 liter/m2/hari.

(35)

35

Penyiraman Tanaman Bayam

• Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya; Ulat Daun, Kutu Daun, Penggorok Daun, Belalang dan Lalat yang dapat dikendalikan dengan pestisida nabati.

Panen

• Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 15 – 20 cm yaitu pada umur 3 – 4 minggu setelah tanam.

• Tanaman dicabut dengan akarnya atau dipotong pangkalnya, tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayan identik dengan penjarangan. • Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur

(36)

36 Analisis Rekomendasi Usahatani Bayam per Hektar

Harga URAIAN Volume Satuan Total A Biaya Produksi 1 Benih (kg) 10 70,000 700,000 Pupuk 7,370,000 Kandang (kg) 10,000 500 5,000,000 Urea (kg) 250 1800 450,000 SP-36 (kg) 300 2000 600,000 2 KCl 200 6600 1,320,000

Tenaga Kerja (HOK) 5,980,000

Olah Tanah 104 30,000 3,120,000 Tanam 26 30,000 780,000 3 Panen 104 20,000 2,080,000 Total biaya 14,050,000 Nilai Produksi Produksi daun (kg) 20,750 2,000 41,500,000 Nilai Pendapatan 27,450,000 Nilai Efisiensi R/C 2.95 B/C 1.95 ROI 195% BEP (RP/kg) 677.1 BEP Produksi 7,025 Keterangan Jarak tanam = 10 x 20

Populasi per hektar = 500,000

Populasi per bedeng = 1,000

Biaya produksi per bedeng (ukuran 20 m2) = 28,100

Produksi per bedeng (kg) = 41.5

Harga jual (Rp/kg) = 2000

Penerimaan per bedeng = 83,000

Pendapatan per bedeng = 54,900

BEP harga / bedeng = 677

BEP produksi/ bedeng = 14.05

e. Terung

Terung merupakan sejenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena L. adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, buah terung hampir selalu ditemukan di pasar tani atau pasar tradisional dengan harga yang relatif murah.

(37)

37

Tahapan Budidaya

Persemaian

• Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan

(pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan. • Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan

atap menghadap ke timur.

• Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.

• Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah.

• Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.

• Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. • Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot

dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter.

• Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.

• Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.

• Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.

• Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

Penyiapan Lahan Bedengan

• Untuk lahan pekarangan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

Polybag

• Komposisi media tanam terdiri dari tanah: kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk

(38)

38

memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.

Penanaman

• Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.

• Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit.

• Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.

• Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek).

• Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per lubang.

Pemeliharaan Tanaman

• Pemupukan; selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu. • Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan

pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit.

• Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu: dibawah cabang Y pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 – 60 hst. • Penyiraman dilakukan setiap hari.

(39)

39

• Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman terung.

Panen

Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas:

- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.

- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.

- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.

- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.

(40)

40 Analisis Rekomendasi Usahatani Terong Ungu/ha

Harga URAIAN Volume Satuan Total A Biaya Produksi 1 Benih (gr) 165 25,000 4,125,000 Pupuk 9,998,300 Organik (kg) 16,000 500 8,000,000 Urea (kg) 416 1,800 748,800 2 TSP (kg) 208 6,000 1,249,500 Pestisida 3 Curacron (ml) 24 20,000 480,000

Tenaga Kerja (HOK) 34,080,000

Olah Tanah 75 60,000 4,500,000 Tanam 34 60,000 2,040,000 Penyemprotan 42 60,000 2,520,000 4 Panen 417 60,000 25,020,000 Biaya produksi 48,683,300 Nilai Produksi Produksi buah (kg) 66,500 2,000 133,000,000 Nilai Pendapatan 84,316,700 Nilai Efisiensi R/C 2.73 B/C 1.73 ROI 173% BEP produksi 24,341.65 BEP harga 732.08 Keterangan Jarak tanam (cm) = 60x60

Populasi per hektar (tanaman) = 27,778 Biaya produksi per polibag (Rp) = 2,753

Produksi per polibag (Kg) = 2.39

Harga jual (Rp/kg) = 2,000

Penerimaan per polibag (Rp) = 4,780 Pendapatan per polibag (Rp) = 2,027

BEP harga per polibag (Rp/kg) = 1150

(41)

41

f. Sawi

Indonesia memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim (sawi). Sawi sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.

Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.

Budidaya Tanaman Sawi

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain: bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.

(42)

42

Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.

Benih

• Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam.

• Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering anginkan.

• Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian, dengan media semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan.

• Media semai dibuat dari tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

• Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari. • Bibit sawi berumur 7 – 8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam

bumbunan dan bibit siap ditanam di Kebun pada saat berumur 2 – 3 minggu setelah semai.

Persiapan Lahan

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.

• Tahap-tahap penggemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.

• Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.

• Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.

• Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 1 kg/m2. • Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata

dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.

• Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasaman tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh

(43)

43

sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.

• Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

Penanaman

• Bibit yang telah berumur 21 hari setelah semai ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 15 cm. • Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2

diberikan merata di atas bedengan dan diaduk merata dengan tanah.

• Pemberian pupuk kandang dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. • Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 0,13 kg/m2 yang

diberikan setelah penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat.

• Penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.

• Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

• Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.

• Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.

• Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar

(44)

44

25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

Penanaman Vertikultur

Langkah-langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut: • Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit

dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.

• Sediakan media tanam berupa tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:2:1 yang dicampur secara merata.

• Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polybag yang berukuran 20 x 30 cm.

• Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polybag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.

• Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.

Panen

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 50 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

(45)

45 Analisis Rekomendasi Usahatani Sawi per Hektar

Harga URAIAN Volume Satuan Total A Biaya Produksi 1 Benih (gr) 350 1,500 525,000 Pupuk 5,450,000 Organik (kg) 10,000 500 5,000,000 2 Urea (kg) 250 1,800 450,000 Pestisida 30,000 3 Decis 2,5 EC 2 15,000 30,000

Tenaga Kerja (HOK) 8,520,000

Olah Tanah 172 30,000 5,160,000 Penyemaian 4 15,000 60,000 Tanam 50 15,000 750,000 Pemupukan 6 30,000 180,000 Penyemprotan 4 30,000 120,000 Pemeliharaan 100 15,000 1,500,000 4 Panen 50 15,000 750,000 Total Biaya 14,525,000 Nilai Produksi Produksi buah/daun (kg) 20,000 1,500 30,000,000 Nilai Pendapatan 15,475,000 Nilai Efisiensi R/C 2.07 B/C 1.07 ROI 107% BEP (Rp/kg) 726.3 BEP Produksi 9,683.33 Keterangan Jarak tanam (cm) = 30x40

Populasi per hektar = 833,333

Populasi per bedeng = 1,667

Biaya produksi per bedeng (ukuran 20 m2) = 29,050

Produksi per bedeng (kg) = 40

Harga jual (Rp/kg) = 1,500

Penerimaan per bedeng = 60,000

Pendapatan per bedeng = 30,950

BEP (Rp/kg) = 726.25

(46)

46

g. Kol Bunga

Kol bunga putih (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC) merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blum kol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika.

Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX. Walaupun tanaman ini adalah tanaman dataran tinggi triopka dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa. Daerah dataran tinggi (pegunungan) adalah pusat budidaya kubis bunga. Pusat Produksi tanaman ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai ditanam di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Pangalengan, Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali).

Budidaya Tanaman Kol Bunga Iklim

• Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum 15.5-18 derajat C dan maksimum 24 derajat C.

(47)

47

• Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl).

• Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.

Persemaian

• Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan

(pembumbunan) sebelum ditanam di lapangan. • Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan

atap menghadap ke timur.

• Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.

• Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah.

• Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.

• Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. • Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot

dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter

• Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.

• Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.

• Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.

• Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

(48)

48

Penyiapan Lahan Bedengan

• Untuk lahan pekarangan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

Polybag

• Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1.

• Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag.

• Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.

Penanaman

• Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.

• Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit.

• Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.

• Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek).

• Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu-dua tanaman per lubang

Pemeliharaan

• Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2 minggu. • Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan

bersama-sama dengan pemupukan susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst.

• Penyiangan dan penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak merusak akar kubis bunga yang

(49)

49

dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.

• Perempelan tunas cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas massa bunga yang terbentuk optimal.

• Segera setelah terbentuk massa bunga, daun-daun tua diikat sedemikian rupa sehingga massa bunga ternaungi dari cahaya matahari.

• Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih.

Pemupukan

• Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu.

Pengairan dan Penyiraman

• Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.

Panen Ciri dan Umur Panen

• Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat.

• Umur panen antara 55-100 hari tergantung dari kultivar.

• Warna bunga putih bersih, mampat, ukuran bunga sedang 20-25 cm, pengepakan dalam kadus karton.

Cara Panen

• Sebaiknya panen dilakukan di pagi atau sore hari dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm.

(50)

50

h. Kacang Panjang

Persiapan Lahan

• Tanah dicangkul sedalam ± 30 cm dibersihkan dari gulma dan tanahnya diratakan.

• Bila pH tanah kurang dari 5, digunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 10 kg/100 m2 pada ± 3 minggu sebelum tanam. • Dibuat bedengan dengan lebar 120 – 150 cm, tinggi ± 30 cm.

Penanaman • Lahan diolah dengan baik sampai gembur.

• Setelah diolah, kemudian dibuat bedengan, lebar 120 – 150 cm, dan lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3 – 5 cm.

• Sebaiknya dalam tiap bedengan hanya memuat 2 baris tanaman. • Jarak tanam 70 x 30 cm.

• Tiap lubang ditanami 2 – 3 biji, kemudian ditutup dengan tanah. Pemeliharaan

• Pupuk dasar terdiri atas pupuk kandang 100 kg/100 m2, TSP 1 kg/100 m2, KCl 1 kg/100 m2, dan urea 250 g/100 m2 diberikan pada lubang tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa Urea dengan dosis 250 g/100 m2 diberikan 3 minggu setelah tanam. • Penyiraman dilakukan setiap hari sampai benih tumbuh. Setelah

tinggi tanaman mencapai 25 cm, dipasang ajir/turus dari bambu yang tingginya 2 meter untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap empat buah turus, ujungnya diikat menjadi satu. Batang kacang panjang dililitkan pada masing-masing turus tersebut. Bila tanaman tumbuh terlalu subur, dapat dilakukan pemangkasan daun. Setelah dilakukan pemupukan susulan, dilakukan pengguludan tanaman dengan tinggi ± 20 cm. Penyiangan dilakukan pada umur 3 dan 5 minggu setelah tanam.

Panen dan Pasca Panen

• Kacang panjang mulai dipanen setelah berumur 50 – 60 hari setelah tanam.

• Pemanenan dapat dilakukan setiap minggu selama 1 – 2 bulan. • Panen polong muda jangan sampai terlambat dilakukan, karena

(51)

51

8.3. Budidaya Tanaman Pangan a. Jagung Manis

Persiapan Lahan

• Lahan dibersihkan dari vegetasi, kemudian dicangkul untuk mendapatkan tanah yang gembur.

• Lahan yang gembur di taburi dengan kapur pertanian, kemudian dibentuk bedengan/guludan yang lebarnya 100 cm.

Penanaman

• Lahan yang siap tanam dibuat larikan untuk menebarkan pupuk kandang atau kompos.

• Lubang tanam dibuatdari tugal sehingga membentuk jarak tanam 75 x 25 cm atau 70 x 20 cm.

• Setiap lubang tanam diisi dengan sebutir benih jagung manis. • Pupuk yang diperlukan 200 kg urea/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCL

100 kg/ha.

• Umur empat hari setelah tanam (bibit sudah tumbuh) 100 kg urea/ha + 100 kg SP-36/ha.

• Umur 35 hari setelah tanam pemupukan kedua dengan 100 kg urea/ha + 100 kg KCL/ha.

• Pupuk diberikan secara larikan atau di tugalkan pada sisi kanan kiri batang sejauh 5 – 7 cm.

Pemeliharaan

• Pengendalian hama penyakit secara terpadu, artinya penggunaan racun berdasarkan ada gejala serangan.

• Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil produksi yang baik.

• Air diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan pengisian biji (60–80 hari).

• Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari tanaman tergenang air.

Gambar

Gambar Disain Pekarangan Model Perkotaan  Strata 1:
Gambar Disain Pekarangan Model Perdesaan  Strata 1:
Tabel 2. Beberapa varietas/klon ubikayu unggulan  Varietas/Klon Umur

Referensi

Dokumen terkait

Biaya yang dihitung dalam suatu analisis harga satuan pekerjaan, yang terdiri atas biaya langsung (tenaga kerja, bahan, dan alat), dan biaya tidak langsung (biaya umum

Panel menyoroti pentingnya kepemimpinan nasional yang berlandaskan moral dan keteladanan dalam menjawab krisis kepercayaan masyarakat Indonesia; meningkatkan peran

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi

menggunakan QSPM strategi pemasaran terbaik yang dapat diterapkan dalam memasarkan durian di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar adalah. alternatif strategi II

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi mewarnai Mandala pada lansia dengan demensia efektif meningkatkan point fungsi kognitif pada lansia dengan

Koefisien X 2 sebesar 0,265 yang berarti apabila nilai Kebiasaan Belajar (X 2 ) meningkat satu satuan maka pertambahan nilai pada Prestasi Belajar Akuntansi (Y) sebesar

Mengaplikasikan dan mempamerkan pengetahuan dan kemahiran dalam bidang teknologi maklumat dan multimedia. Penyeliaan projek, kuliah, tutorial, seminar, kerja makmal, pembacaan