• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Usaha Jamur Tiram Crispy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pendapatan Usaha Jamur Tiram Crispy"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

21

Musamus Journal of Agribusiness (Mujagri) https://ejournal.unmus.ac.id/agri

ISSN: 2655-3309 e-ISSN: 2656-4475 Vol.02 No.01, Oktober 2019 DOI: https://doi.org/10.35724/mujagri.v2i01.2086

Analisis Pendapatan Usaha Jamur Tiram

Crispy

Nina Maksimiliana Ginting 1) 1)

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Musamus Surel: ginting_agribisnis@unmus.ac.id

Abstrak

Agroindustri jamur tiram crispy saat ini sudah banyak dilirik oleh masyarakat. Agroindustri jamur tiram crispy merupakan usaha yang baru diusahakan, namun dilihat dari prospeknya, jamur chrispy sangat terbuka lebar karena walaupun usaha baru tetapi sudah banyak konsumen yang menyukainya karena jamur chrispy yang sejenis gorengan lebih sehat karena mengandung gizi dari jamur tiram organik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa besar pendapatan jamur chrispy dan kelayakan usaha jamur chrispy. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode snowball sampling. Metode analisis data dilakukan dengan menghitung pendapatan usaha dengan R/C rasio (Return Cost Ratio). Pendapatan diperoleh sebesar Rp 2.562.593,14 dengan rata-rata pendapatan Rp 160.162,07 per 1 kali produksi. R/C Rasio diperoleh sebesar 1,82 yang artinya usaha tersebut layak untuk diusahakan. Kata kunci: jamur; tiram; crispy; pendapatan; agroindustri.

Abstract

Crispy oyster mushroom agroindustry is now widely considered by the public. Crispy oyster mushroom agroindustry is a new business, but seen from the prospect, chrispy mushroom is very wide open because although it is a new business, many consumers like it because chrispy mushroom which is a kind of fried food is healthier because it contains nutrients from organic oyster mushrooms. This study aims to see how much chrispy mushroom income and business feasibility of chrispy mushrooms. The determination of the research area was carried out purposively. The method used to determine the sample is the snowball sampling method. Data analysis method is done by calculating business income with R / C ratio (Return Cost Ratio). The income was Rp 2,562,593.14 with an average income of Rp 160,162.07 per 1 time of production. R / C Ratio is obtained at 1.82, which means the business is feasible.

Keywords: mushroom; oyster; crispy; income; agro industry.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara agraris yang didominasi masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia yang beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam mengembangkan produk-produk pertanian seperti hortikultura, pangan, dan perkebunan. Khususnya produk hortikultura, dimana didalamnya buah-buahan dan sayur-sayuran (Martawijaya dan Nurjayadi, 2009). Salah satu produk pertanian yang mengandung nilai gizi yang tinggi dan salah satu tanaman hortikultura yang organik adalah jamur. Jamur telah banyak dibudidayakan bukan hanya di Indonesia saja. (Achmat dkk, 2011)

Banyak ditemui manfaat dari mengkonsumsi jamur tiram, dimana salah satu manfaat yang terdapat dijamur tiram yaitu memiliki kandungan protein nabati yang tinggi yang menyebabkan jamur tiram tidak memiliki kandungan kolesterol. (Sri Sumarsih, 2010).

(2)

22

Komposisi jamur tiram yang tinggi dapat mempunyai manfaat menyembuhkan berbagai penyakit seperti anemia dan obat anti tumor. Jamur tiram juga dapat memberikan gizi yang baik bagi tubuh yang salah satunya dapat mengobati kekurangan gizi. (Pasaribu dkk, 2002).

Akhir-akhir ini keberadaan jamur tiram semakin populer, karena jamur tiram semakin dikenal masayarakat luas, sehinga semakin mudah ditemui di pasaran dalam bentuk segar. Jamur ini biasanya digunakan sebagai pelengkap masakan. Rasa jamur tiram yang enak, gurih, dan sedap menambah kecintaan masyarakat terhadap produk ini sehingga permintaan terus meningkat (Anwar, 2012).

Dari produk jamur tiram organik yang dijual selain produk segar, jamur tiram juga di pasarkan dalam bentuk olahan lainnya. Seperti Nugget Jamur Tiram, Krupuk Jamur Tiram, Jamur Tiram Crispy serta olahan lainnya. Jamur crispy yaitu olahan dari jamur tiram yang digoreng dengan menggunakan media tepung sebagai media penunjang sehingga dari hasil pengolahan tersebut, terdapat selisih harga penjualan sehingga dapat menambah pendapatan keluarga (Untung, 2013). Olahan Jamur Tiram Crispy selain tersebar di banyak tempat juga mengandung kandungan gizi yang dikonsumsi, jamur tiram memiliki nilai penjualan atau nilai ekonomis yang tinggi (Syammahfuz dkk, 2010).

Alasan utama pengembagan jamur tiram olahan adalah keberadaan bahan baku yang melimpah, bahan baku yang mudah rusak, sehingga dilakukan pengolahan sehingga dapat diantisipasi, dan juga kecenderungan masyarakat yang pola hidup yang back to nature

sehingga masyarakat memilih produk organik (Aditya dkk, 2012).

Olahan yang banyak dijumpai oleh masyarakat dan disukai oleh banyak kalangan masyarakat adalah Jamur Tiram Crispy (Suharjo, 2015).

Agroindustri jamur tiram crispy saat ini sudah banyak diminati oleh masyarakat khususnya masyarakat kota Medan. Agroindustri jamur tiram crispy merupakan usaha yang baru diusahakan di Kota Medan, namun dilihat dari prospeknya, jamur chrispy sangat terbuka lebar karena walaupun usaha baru tetapi sudah banyak konsumen yang menyukainya karena jamur chrispy yang sejenis gorengan lebih sehat karena mengandung gizi dari jamur tiram organik (Niari dll, dalam skripsi, 2015)

Jamur tiram crispy yang masih baru diusahakan oleh masyarakat Kota Medan menyebabkan banyak dikalangan masyarakat yang belum memberikan kontribusi peluang bisnis ini. Dengan penelitian, isini penulis ingin melihat pendapatan yang diperoleh pengelola jamur tiram crispy di Kota Medan

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa pendapatan dari agroindustri jamur chrispy di Kota Medan, bagaimana kelayakan usaha jamur chrispy di Kota Medan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat berapa besar pendapatan jamur chrispy

di Kota Medan.

METODE

Daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Kota Medan. Dengan pertimbangan bahwa daerah penelitian terdapat pengolahan jamur chrispy. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode snowball sampling, yaitu dimana sampel yang diperoleh melalui proses bergulir dari satu responden ke responden lainnya. Sehingga diperoleh keseluruhan adalah sebanyak 16 pengusaha jamur crispy di Kota Medan (Sari dkk, dalam skripsi, 2015)

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengusaha, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi.

(3)

23

Metode analisis data dilakukan dengan menghitung pendapatan digunakan rumus I=TR-TC, dimana sebelum menghitung pendapatan, harus diketahui TC=TFC+TVC dan TR=P x Q, dalam menghitung kelayakan usaha dilakukan dengan menghitung R/C. (Sitepu dkk, 2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendapatan Usaha Pengolahan Jamur Tiram Crispy

Untuk menghitung kelayakan usaha dalam pengolahan jamur tiram crispy, yang menjadi hal terpenting adalah dari segi biaya. Biaya tetap dalam pengolahan jamur tiram

crispy adalah biaya penyusutan peralatan yang digunakan, sedangkan biaya tidak tetap dikeluarkan untuk membeli bahan baku berupa jamur segar, bahan penunjang dan biaya tenaga kerja. Setelah total biaya diakumulasikan, maka dapat dihiting penerimaan dan pendapatan. Dari penerimaan di bagi total biaya, maka akan diperoleh kelayakan usaha jamur tiram crispy tersebut apakah layak atau tidak diusahakan.

Secara rinci kelayakan usaha dari pengolahan jamur tiram crispy sebagai berikut ini.

Tabel 1. Pendapatan Usaha Pengolahan Jamur Tiram Crispy di Kota Medan (1 Kali Produksi)

Uraian Total Rata-Rata

A. Biaya Tetap

Biaya Penyusutan Peralatan Rp 40.606,86 Rp 2.537,93

B. Biaya Variabel

Bahan Baku Rp 1.238.000,00

Rp 1.234.800,00

Rp 77.375,00

Bahan Penunjang Rp 77.175,00

Upah Tenaga Kerja Rp 705.000,00 Rp 44.062,50

Total Biaya (TC) Rp3.218.406,86 Rp 201.150,43

C. Penerimaan (TR) Rp 5.781.000,00 Rp 361.312,50

D. Pendapatan (Pd) Rp 2.562.593,14 Rp 160.162,07

E. Kelayakan Usaha Rp 29,25 Rp 1,82

Sumber: Olahan Data Primer

Dari Tabel 1 diatas terlihat uraian dari biaya, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha pengolahan jamur tiram crispy di Kota Medan. Adapun biaya tetap yang terdiri dari wajan, kompor, toples kecil, toples besar, sutil, saringan, mangkok, capit makanan, sendok, gerobak, tabung gas dan serbet. Total biaya penyusutan sebesar Rp 40.606,86 dengan rata-rata Rp 2.537,93 per 1 kali produksi. Untuk biaya variabel yang dibedakan menjadi 3 yaitu biaya bahan baku, biaya penunjang dan biaya upah tenaga kerja. Biaya bahan baku itu sendiri adalah biaya untuk pembelian jamur tiram segar. Adapun total biaya bahan baku sebesar Rp 1.238.000,00 dengan rata-rata biaya bahan baku Rp 77.375,00 per 1 kali produksi. Biaya

(4)

24

penunjang terdiri dari pembelian tepung, minyak, garam, saos dan gas. Adapun total dari biaya penunjang yang dikeluarkan sebesar Rp 1.234.800,00 dengan rata-rata Rp 77.175,00. Biaya tenaga kerja yang digunakan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Total biaya tenaga kerja sebesar Rp 705.000,00 dengan rata-rata Rp 44.062,50. Total biaya yang dikeluarkan pengelola jamur tiram crispy di Kota Medan sebesar Rp3.218.406,86 dengan rata-rata total biaya Rp 201.150,43. Dalam 1 kali produksi, total produksi sebanyak 1.108 bungkus dengan rata-rata 69 bungkus dalam 1 kali produksi. Dalam 1 bungkus jamur tiram crispy, pengelola menjual dengan harga Rp 5.000/bungkus, sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp 5.781.000,00 dengan rata-rata penerimaan Rp 361.312,50 per 1 kali produksi. Pendapatan diperoleh sebesar Rp 2.562.593,14 dengan rata-rata pendapatan Rp 160.162,07 per 1 kali produksi, sehingga jika dalam sebulan, pengelola jamur tiram melakukan proses produksi selama 30x dalam sebulan dan diperoleh pendapatan dalam sebulan sebesar Rp. 4.804.862,1. Dilihat dari hasil pendapatan sebulan, dapat diketahui bahwa pendapatan pengelolaan jamur tiram chrispy lebih tinggi dengan pendapatan UMR Kota Medan. Kelayakan usaha atau disebut R/C Rasio adalah untuk melihat usaha tersebut layak diusahakan atau tidak. Dalam pengolahan usaha jamur tiram crispy, R/C Rasio diperoleh sebesar 1,82 yang artinya usaha tersebut layak untuk diusahakan. 1,82 artinya, jika dikeluarkan biaya sebesar Rp 1, maka diperoleh pendapatan sebesar 0,82.

Dilihat dari penelitian sebelumnya, diperoleh pendapatan jamur tiram crispy di Bekasi sebesar Rp 16.259,38/ 1 kg jamur tiram. Ini pendapatan lebih kecil dibandingkan pendapatan jamur tiram crispy di Medan dengan didapat pendapatan Rp 53.387,35/ 1 kg jamur. Adapun perbedaan pendapatan dikarenakan dari segi harga jual dan bahan baku. Harga bahan baku jamur di Bekasi lebih murah dibandingkan di Kota Medan, sehingga berpengaruh terhadap harga jual jamur crispy yang lebih mahal di Kota Medan.

KESIMPULAN

Pendapatan yang diperoleh pengelola jamur tiram crispy di Kota Medan sebesar Rp 160.162,07 per 1 kali produksi dimana pendapatan perbulan sebesar Rp. 4.804.862,1. sehingga diperoleh kelayakan dari R/C Rasio pengelola jamur tiram crispy di Kota Medan sebesar 1,82 yang artinya usaha tersebut layak untuk diusahakan. 1,82 artinya, jika dikeluarkan biaya sebesar Rp 1, maka diperoleh pendapatan sebesar 0,82.

DAFTAR PUSTAKA

Achmat, Mugiono, Tias Arlianti dan Chotimatui Azmi. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Penerbit Swadaya. Jakarta

Aditya, Rial dan Desi Saraswaty. 2012. Panen Jamur Tiram Tiap Musim. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Anwar, Yuyun. 2012. Untung Menguntung Dari Bisnis Olahan Jamur.Agromedia Pustaka. Jakarta

(5)

25

Niari, Meina Singgar, 2015. Analisis Value Added pengolahan Jamur Tiram Menjadi Jamur Crispy di Kota Medan. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Pasaribu, Tahir dkk. 2002. Aneka Jamur Unggulan Yang Menembus Pasar. Jakarta : T Grasindo

Rahmat, Suryani dan Nurhidayat. 2011. Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram. Agromedia Pustaka. Jakarta

Sari, Ade Silvana. 2015. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tape Ubi. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Medan. Universitas Sumatera Utara

Sitepu, Erin Eria Br. 2016. Analisi Nilai Tambah Dalam Pengolahan Kacang Kedelai Menjadi Tahu Cina. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Medan. Universitas Methodist Indonesia

Suharjo, Enjo. 2015. Budidaya Jamur Tiram Media Kardus. Agromedia Pustaka. Jakarta Sumarsih, Sri. 2010. Untung Besar Bibit Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta

Syammahfuz, C dan Putri, S. 2010. Usaha Jamur Tiram Skala Rumah Tangga. Penerbit Swadaya. Jakarta

Untung, Triono. 2013. Bisnis Jamur Tiram. Agromedia Pustaka: Jakarta.

Warisno, S.PKP dan Kres Dhana S.P. 2010. Tiram Menabur Jamur, Menuai Rupiah. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Gambar

Tabel  1.  Pendapatan  Usaha  Pengolahan  Jamur  Tiram  Crispy  di  Kota  Medan  (1  Kali  Produksi)

Referensi

Dokumen terkait

Permintaan jamur tiram yang meningkat tanpa diimbangi usaha pembibitan jamur tiram akan terjadi kekurangan bahkan kekosongan.Usaha bibit jamur tiram yang dilakukan selama

Berdasarkan aspek finansial, kriteria kelayakan investasi usaha jamur tiram putih menunjukkan bahwa ketiga skenario yaitu yaitu kondisi Kumbung Jamur D & D

oleh Haji Achmad pemilik perusahaan jamur tiram di desa Pandansari, Ciawi Bogor, dengan produksi rata rata 1 ton jamur tiram segar per hari, bahwa untuk mengawali bisnis jamur

Tidak meratanya pendapatan dari hasil usaha jamur tiram terutama di tingkat pengusahanya memberikan gambaran bahwa penerimaan yang diperoleh antara pengusaha satu

Distribusi Penggunaan dan Biaya Media Tanam Usahatani Jamur Tiram Per Petani Per Musim Tanam di Kota Medan dan Kab... Distribusi Penggunaan dan Biaya Pendukung Usahatani Jamur

faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jamur tiram di Kota Medan dan. Kabupaten Deli Serdang, melihat tanaman jamur tiram merupakan tanaman

oleh Haji Achmad pemilik perusahaan jamur tiram di desa Pandansari, Ciawi Bogor, dengan produksi rata rata 1 ton jamur tiram segar per hari, bahwa untuk mengawali bisnis jamur

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan pendirian usaha budidaya jamur tiram melalui aspek pasar, aspek teknis, aspek legal dan lingkungan,