RUANG
VEKTOR
EUCLID
Departemen Matematika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
By Jorge Stolvi, Public Domain,
3.3
KEORTOGONALAN
3
Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Mampu menjelaskan konsep ruang vektor 𝑅𝑛 (C2)
4
MATERI
Vektor Ortogonal
Garis & Bidang
Proyeksi Ortogonal
Vektor Ortogonal
• Ingat kembali sudut antara dua vektor 𝐮 dan 𝐯 di 𝑅𝑛 didefinisikan oleh
𝜃 = cos−1 𝐮 ∙ 𝐯
𝐮 𝐯
• Dari rumus ini diperoleh:
𝜃 = 𝜋
2 jika dan hanya jika 𝐮 ∙ 𝐯 = 0
Definisi 1
6
•
Dua vektor tak nol
𝐮
dan
𝐯
di
𝑅
𝑛dikatakan
ortogonal
(atau
tegak
lurus
) jika
𝐮 ∙ 𝐯 = 0
.
•
Vektor nol di
𝑅
𝑛ortogonal ke setiap
vektor di
𝑅
𝑛.
Contoh 1
7
a) Tunjukkan vektor 𝐮 = −2,3,1,4 dan 𝐯 = 1,2,0, −1 adalah ortogonal di 𝑅4.
b) Misalkan 𝑆 = 𝐢, 𝐣, 𝐤 adalah himpunan vektor satuan standar di 𝑅3. Tunjukkan setiap pasang vektor di 𝑆 adalah ortogonal.
Solusi.
a) Karena 𝐮 ∙ 𝐯 = −2 1 + 3 2 + 1 0 + 4 −1 = 0 maka 𝐮
orthogonal terhadap 𝐯.
Dalam geometri analitik, telah dipelajari bahwa
• Garis di 𝑅2 ditentukan secara tunggal oleh kemiringan dan satu titik di garis.
• Bidang di 𝑅3 ditentukan secara tunggal oleh “inklinasi” dan satu titik di bidang.
• Salah satu cara menentukan kemiringan dan inklinasi adalah
menggunakan vektor tak nol 𝐧 yang disebut normal, yaitu vektor yang tegak lurus garis atau bidang yang dicari.
Garis dan Bidang
9
Persamaan Titik-Normal
Garis
• Misalkan garis melalui 𝑃0 𝑥0, 𝑦0 dan memiliki normal 𝐧 = 𝑎, 𝑏 . Persamaan vektor garis adalah
𝐧 ∙ 𝑃0𝑃 = 0 (*) dengan 𝑃 𝑥, 𝑦 adalah sembarang titik di garis.
Komponen vektor 𝑃0𝑃 = 𝑥 − 𝑥0, 𝑦 − 𝑦0 . Maka persamaan (*) dapat ditulis sebagai
𝐧 ∙ 𝑃0𝑃 = 𝑎, 𝑏 ∙ 𝑥 − 𝑥0, 𝑦 − 𝑦0 = 𝑎 𝑥 − 𝑥0 + 𝑏 𝑦 − 𝑦0 = 0
• Persamaan 𝑎 𝑥 − 𝑥0 + 𝑏 𝑦 − 𝑦0 = 0 disebut persamaan titik-normal garis.
Persamaan Titik-Normal
Bidang
10
• Misalkan garis melalui 𝑃0 𝑥0, 𝑦0, 𝑧0 dan memiliki normal 𝐧 = 𝑎, 𝑏, 𝑐 . Persamaan vektor bidang adalah
𝐧 ∙ 𝑃0𝑃 = 0
dengan 𝑃 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah sembarang titik di bidang.
Komponen vektor 𝑃0𝑃 = 𝑥 − 𝑥0, 𝑦 − 𝑦0, 𝑧 − 𝑧0 . Maka persamaan (*) dapat ditulis sebagai
𝐧 ∙ 𝑃0𝑃 = 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∙ 𝑥 − 𝑥0, 𝑦 − 𝑦0, 𝑧 − 𝑧0 = 𝑎 𝑥 − 𝑥0 + 𝑏 𝑦 − 𝑦0 + 𝑐 𝑧 − 𝑧0 = 0
• Persamaan 𝑎 𝑥 − 𝑥0 + 𝑏 𝑦 − 𝑦0 + 𝑐 𝑧 − 𝑧0 = 0 disebut persamaan titik-normal bidang.
Contoh 2. Persamaan Titik Normal
11
a) Persamaan titik-normal garis yang melalui titik 𝑃0 3, −7 yang memiliki normal 𝐧 = 6,1 adalah
6 𝑥 − 3 + 𝑦 + 7 = 0
b) Persamaan titik-normal bidang yang melalui titik 𝑃0 3,0,7 yang memiliki normal 𝐧 = 4,2, −5 adalah
Teorema 1
12
a) Jika 𝑎 dan 𝑏 konstanta yang tak keduanya nol, maka persamaan berbentuk
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
menyatakan garis di 𝑅2 dengan normal 𝐧 = 𝑎, 𝑏 .
b) Jika 𝑎, 𝑏 dan 𝑐 konstanta yang tak semuanya nol, maka persamaan berbentuk
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 + 𝑑 = 0
Contoh 3a.
Vektor Ortogonal ke Garis dan Bidang Melalui Titik
Awal
13
Persamaan
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 0
menyatakan garis melalui titik awal di
𝑅
2. Tunjukkan vektor
𝐧
1= 𝑎, 𝑏
dari koefisien persamaan
adalah ortogonal ke garis, yaitu ortogonal ke setiap vektor
sepanjang garis.
Solusi
.
𝑎, 𝑏 ∙ 𝑥, 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 0
atau
𝐧
1∙ 𝑥, 𝑦 = 0
.
Contoh 3b.
Vektor Ortogonal ke Bidang Melalui Titik Awal
14
Persamaan
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0
menyatakan bidang melalui titik
awal di
𝑅
3. Tunjukkan vektor
𝐧
2= 𝑎, 𝑏, 𝑐
dari koefisien
persamaan adalah ortogonal ke bidang, yaitu ortogonal ke
setiap vektor sepanjang bidang.
Solusi
.
𝑎, 𝑏, 𝑐 ∙ 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0
atau
𝐧
2∙ 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 0
.
Ini artinya
𝐧
2ortogonal ke setiap vektor
𝑥, 𝑦, 𝑧
di bidang.
Bentuk Vektor Garis/Bidang Melalui Titik
Asal
15
• Persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 0 dan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0 disebut
persamaan homogen.
• Persamaan homogen ini dapat ditulis dalam bentuk vektor:
𝐧 ∙ 𝐱 = 0
dengan 𝐧 vektor koefisien dan 𝐱 sembarang vektor.
• Di 𝑅2 disebut bentuk vektor garis melalui titik asal
Proyeksi
Ortogonal
Proyeksi Ortogonal
Pada aplikasi, seringkali vektor 𝐮 didekomposisi ke dalam jumlahan dua suku
• Satu suku adalah kelipatan skalar vektor tak nol tertentu 𝐚
18
Dekomposisinya adalah sebagai berikut
– Jatuhkan secara tegak lurus ujung 𝐮 ke garis melalui 𝐚
– Konstruksi vektor 𝐰1 dari 𝑄 ke titik tegak lurus
– Konstruksi vektor 𝐰2 = 𝐮 − 𝐰1. Karena
𝐰1 + 𝐰2 = 𝐰1 + 𝐮 − 𝐰1 = 𝐮
Maka 𝐮 telah didekomposisi menjadi jumlahan dua vektor yang ortogonal, suku pertama adalah kelipatan skalar dari 𝐚, suku kedua orthogonal terhadap 𝐚.
Misalkan 𝐮 dan 𝐚 adalah vektor di 𝑅2 yang diletakkan hingga titik awalnya bersatu di satu titik 𝑄.
Teorema 2. Teorema Proyeksi
Jika 𝐮 dan 𝐚 adalah vektor di 𝑅𝑛, dan jika 𝐚 ≠ 0, maka 𝐮 dapat dinyatakan dengan tepat satu cara dalam bentuk
𝐮 = 𝐰1 + 𝐰2
Bukti Teorema 2
20
Karena vektor 𝐰1 adalah kelipatan skalar dari 𝐚 maka memiliki bentuk
(1) 𝐰1 = 𝑘𝐚
Tujuan kita adalah mencari skalar 𝑘 dan vektor 𝐰2
sehingga ortogonal ke 𝐚 sehingga
(2) 𝐮 = 𝐰1 + 𝐰2
Gunakan (1) kemudian tulis kembali (2)
𝐮 = 𝐰1 + 𝐰2 = 𝑘𝐚 + 𝐰2
Aplikasikan sifat aljabar hasil kali titik (Bab 3.2) untuk mendapatkan
Bukti Teorema 2
21
Karena 𝐰2 harus ortogonal ke 𝐚 maka suku terakhir (3) haruslah nol, dan karena 𝑘 harus memenuhi persamaan maka,
𝐮 ⋅ 𝐚 = 𝑘 𝐚 2
Sehingga diperoleh,
𝑘 = 𝐮 ⋅ 𝐚 𝐚 2
yang merupakan satu-satunya nilai yang mungkin untuk 𝑘. Tulis kembali (2) untuk 𝐰2,
𝐰2 = 𝐮 − 𝐰1 = 𝐮 − 𝑘𝐚 = 𝐮 − 𝐮 ⋅ 𝐚 𝐚 2 𝐚
Lalu buktikan 𝐰2 ortogonal ke 𝐚 dengan menghitung
22
Catatan
Vektor 𝐰1 dan 𝐰2 pada teorema biasa disebut:
• 𝐰1 disebut proyeksi ortogonal 𝐮 pada 𝐚 atau komponen vektor 𝐮 sepanjang 𝐚
dan dinotasikan: proy𝐚𝐮
• 𝐰2 disebut komponen vektor 𝐮 ortogonal pada 𝐚 dan dinotasikan: 𝐰2 = 𝐮 − proy𝐚𝐮
• Komponen vektor 𝐮 sepanjang 𝐚
proy𝐚𝐮 = 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚
• Komponen vektor 𝐮 ortogonal pada 𝐚
𝐮 − proy𝐚𝐮 = 𝐮 − 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚
Contoh 4
23
Carilah proyeksi ortogonal vektor 𝐞1 = 1,0 dan 𝐞2 = 0,1 pada garis
𝐿 yang membentuk sudut 𝜃 dengan sumbu-𝑥 positif di 𝑅2. Solusi
Sesuai gambar, 𝐚 = cos 𝜃 , sin 𝜃 adalah vektor satuan sepanjang garis
𝐿. Mula-mula cari proyeksi ortogonal 𝐞1 sepanjang 𝐚. Karena
𝐚 = sin2 𝜃 + cos2 𝜃 = 1
dan 𝐞1 ⋅ 𝐚 = 1,0 ⋅ cos 𝜃 , sin 𝜃 = cos 𝜃, maka
proy𝐚𝐞1 = 𝐞1 ∙ 𝐚
𝐚 𝟐 𝐚 = cos 𝜃 cos 𝜃 , sin 𝜃 = cos
2 𝜃 , sin 𝜃 cos 𝜃
Serupa dengan ini, karena 𝐞2 ⋅ 𝐚 = 0,1 ⋅ cos 𝜃 , sin 𝜃 = sin 𝜃, maka
proy𝐚𝐞2 = 𝐞2∙𝐚
𝐚 𝟐 𝐚 = sin 𝜃 cos 𝜃 , sin 𝜃 = sin 𝜃 cos 𝜃 , sin 2 𝜃
Contoh 5
24
Misalkan 𝐮 = (2,1, −3) dan 𝐚 = (4, −1,2). Carilah komponen vektor
𝐮 sepanjang 𝐚 dan komponen 𝐮 yang ortogonal pada 𝐚
Solusi.
𝐮 ∙ 𝐚 = 2 4 + 1 −1 + −3 2 = 15
𝐚 2 = 42 + −1 2 + 22 = 21
Maka komponen vektor 𝐮 sepanjang 𝐚 adalah
proy𝐚𝐮 = 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚 = 15 21 4, −1,2 = 20 7 ,− 5 7, 10 7
dan komponen 𝐮 yang ortogonal pada 𝐚
𝐮 − proy𝐚𝐮 = 𝐮 − 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚 = 2,1, −3 − 20 7 ,− 5 7, 10 7 = − 6 7, − 2 7, 11 7
Norm Komponen Vektor
𝐮
Sepanjang
𝐚
Rumus norm diturunkan sebagai berikut
proy𝐚𝐮 = 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚 = 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚 = 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚 𝟐 𝐚 Jadi, proy𝐚𝐮 = 𝐮 ∙ 𝐚 𝐚
Jika 𝜃 adalah sudut antara 𝐮 dan 𝐚, maka 𝐮 ∙ 𝐚 = 𝐮 𝒂 cos 𝜃, maka,
26
Interpretasi Geometri dari Norm
Komponen Vektor
𝐮
Sepanjang
𝐚
Untuk 0 ≤ 𝜃 < 𝜋
2
Untuk 𝜋
Teorema 3. Teorema Phytagoras di
𝑅
𝑛
27
Jika 𝐮 dan 𝐯 adalah vektor ortogonal di 𝑅𝑛 dengan hasil kali dalam Euclidean, maka
𝐮 + 𝐯 2 = 𝐮 2 + 𝐯 2
BUKTI.
Karena 𝐮 dan 𝐯 adalah orthogonal, maka 𝐮 ⋅ 𝐯 = 0. Sehingga diperoleh,
𝐮 + 𝐯 2 = 𝐮 + 𝐯 ⋅ 𝐮 + 𝐯
= 𝐮 2 + 2 𝐮. 𝐯 + 𝐯 2