• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN METODE ANFIS DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN METODE ANFIS DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A-241

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN METODE ANFIS

DI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UM

Nurus Sihab Aminudin1, Anik Nur Handayani2, M. Rodhi Faiz3

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang 1nurussihab@gmail.com, 2aniknur.ft@um.ac.id, 3mohfaiz@yahoo.com

Abstract

Intelligent System is compulsary subject for students in Electrical Engineering Department, State University of Malang (TE, FT, UM). Undergraduated Students of Electronic Engineering Teaching (S1 PTE) and Students of Electronic Engineering (S1 TE) in Control System Skill. This lecture teaches the knowledge of artificial intelligence.Based on the lecturer’s interview result of Intelligent System lesson, there is no learning media which helps the learning process in ANFIS (adaptive neuro fuzzy inference system) material. It impacts the students understanding in material. According to the problem, the problem solving is that making a learning media for ANFIS. The media are module, simulation and jobsheet for ANFIS material.

This research and development procedure is from ADDIE research and development model. ADDIE research procedures are: (1) Observing the need of the product in Intelligent System, (2) Desaigning the learning media in ANFIS method, (3) Developing module, simulation and jobsheet to reach one of the learning goal in Intelligent System, (4) Implementing the development learning media in ANFIS lesson which are validating and trying out, (5) Evaluating the learning media.

The results of this learning media that was developed and validated by expert of content is 86.29%, expert of media is 92.18%, for small group is 91.11% and large group is 88.98%. The results of the validation, small group and large group explain that learning media in ANFIS method is feasible, so it can be used as a medium to assist the learning process in Intelligence System.

Keyword: learning media, intellgence system, ANFIS.

1. Pendahuluan

Pada Jurusan Teknik Elektro UM, terdapat mata kuliah Sistem Cerdas (Kode PTA 461) untuk program studi pendidikan teknik elektro yang mempelajari tentang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) tersebut. Tujuan dari mata kuliah Sistem Cerdas antara lain : mahasiswa mampu memahami teknik logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan (neural network) , neuro-fuzzy dan algoritma genetika serta aplikasinya dalam bidang elektronika dan industri (Katalog Jurusan Teknik Elektro UM, 2012). Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa S1 pendidikan teknik elektro program keahlian elektronika pada semester lima atau enam. Sebelum menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diwajibkan untuk menyeleseaikan mata kuliah prasyarat terlebih dahulu, yaitu : Elektronika Analog (PTL 424), Elektronika Digital (PTL 433) dan Sistem Kendali (PTL 446).

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan dosen pembina dan mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah sistem cerdas di Jurusan Teknik Elektro FT-UM, dapat disimpulkan proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan cukup baik dan pembelajaran sudah cukup efektif. Berdasarkan angket pra pengembangan pula, dapat diketahui bahwa masih terdapat kesulitan pembelajaran terutama pada materi neuro-fuzzy atau ANFIS. Hal tersebut

dikarenakan kurangnya bahan ajar yang tersedia untuk mendukung materi yang disampaikan. Selama ini, proses pembelajaran pada mata kuliah sistem cerdas dilakukan dengan handout dan power point yang diambil dari beberapa sumber. Modul maupun

jobsheet yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih

mudah dalam memahami materi yang disampaikan belum ada. Untuk itu diperlukan adanya media pembelajaran yang mendukung sehingga mahasiswa akan lebih memahami konsep dan cara penerapan dari ANFIS.

Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang, maka topik atau judul yang diambil adalah “Pengembangan Media Pembelajaran Metode ANFIS di Jurusan Teknik Elektro UM”. Dengan adanya pengembangan tersebut, diharapkan proses pembelajaran mata kuliah sistem cerdas pada materi ANFIS dapat berjalan lebih baik. Media pembelajaran yang dimaksud mencakup modul, simulasi dan

jobsheet yang dapat digunakan mahasiswa untuk lebih

memahami konsep dan cara penerapan dari ANFIS. 2. Model Pengembangan

Model pengembangan ADDIE merupakan salah satu model pengembangan sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana. Model desain

(2)

instruksional ADDIE merupakan model desain pengembangan yang dapat menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Sehingga membantu instruktur pelatihan dalam pengelolaan pelatihan dan pembelajaran (Pargito, 2010).

Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE dilakukan secara sistematik dengan tujuan dapat membantu seorang pendidik, guru, dan instruktur dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik serta membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi / tujuan pada mata pelajaran tersebut. Hal inilah yang mendasari pemilihan penggunaan model pengembangan ini.

Pada pengembangan modul pembelajaran ini, dilakukan sedikit modifikasi langkah pada model pengembangan ADDIE sesuai dengan kondisi lapangan dan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengembangan, namun tidak mengurangi jumlah langkah-langkah pengembangan tersebut. Modifikasi ini bertujuan untuk efektivitas proses pengembangan modul pembelajaran agar dapat berjalan dengan optimal.

Gambar 1. Langkah-langkah Model ADDIE a. Analisis

Prosedur analisis dilakukan dengan menganalisa kebutuhan media pembelajaran pada mata kuliah sistem cerdas. Analisis ini dilakukan berdasarkan observasi proses pembelajaran dan wawancara di Jurusan Teknik Elektro FT-UM yakni kepada mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah sistem cerdas dan dosen pengampu mata kuliah tersebut. Observasi diperlukan untuk mendapatkan gambaran pengembangan yang tepat dan sesuai sasaran yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka didapatkan informasi bahwa tidak tersedianya media pembelajaran yang memadai, sehingga proses pembelajaran menjadi kurang optimal. Berdasarkan alasan tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa dibutuhkan media pembelajaran untuk mata kuliah sistem cerdas pada materi neuro fuzzy (ANFIS). Selanjutnya media pembelajaran yang dikembangkan akan disesuaikan dengan kebutuhan pada mata kuliah sistem cerdas di Jurusan Teknik Elektro FT-UM. b. Desain

Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan pembuatan media, merancang desain media dan evaluasi hasil desain

media. Rancangan media pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya. Adapun desain dari media pembelajaran ini, antara lain : a) Modul ANFIS untuk mata kuliah sistem cerdas di Jurusan Teknik Elektro FT-UM disusun berdasarkan struktur penyusunan modul oleh Daryanto (2013:25). Materi yang akan dimuat dalam modul berisi tentang kecerdasan buatan, teknik reasoning, logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan ANFIS. b) Simulasi dibuat menggunakan software LabVIEW agar lebih menarik minat mahasiswa dan memudahkan proses proses belajar mengajar mata kuliah Sistem Cerdas. c) Desain jobsheet atau lembar kerja praktikum untuk peserta didik disusun berdasarkan struktur penyusunan jobsheet menurut Wena (2009) dan disesuaikan dengan kebutuhan maha-siswa. Materi yang akan dimuat dalam jobsheet berisi tentang pengenalan LabVIEW, logika fuzzy pada LabVIEW, jaringan syaraf tiruan pada LabVIEW dan ANFIS pada LabVIEW

Gambar 2. Desain Modul

Gambar 3. Desain Jobsheet

Gambar 4. Salah Satu Simulasi yang Dikembangkan (ANFIS)

(3)

A-243

c. Pengembangan

Pada tahap pengembangan, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan tindak lanjut terhadap desain yang telah direncanakan. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual dari media pembelajaran. Dalam tahap ini, kerangka yang konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk media pembelajaran yang siap diim-plementasikan. Pengembangan media pembelajaran yang dilakukan berupa modul, simulasi dan jobsheet.

Modul yang dikembangkan terdiri dari dua kegiatan, yaitu : pendahuluan (yang berisi : kompetensi, deskripsi, prasyarat, dan petunjuk penggunaan modul) dan pembelajaran (yang berisi : tujuan, uraian materi, rangkuman, latihan soal dan daftar pustaka). Sedangkan jobsheet yang dikembangkan berisi : tujuan, dasar teori, alokasi waktu, alat dan bahan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), langkah kerja praktikum, data hasil, analisa dan kesimpulan, serta daftar pustaka.

d. Implementasi

Media pembelajaran yang dikembangkan berupa media ajar modul, simulasi dan jobsheet, sesuai dengan latar belakang penelitian pengembangan bahwa produk tersebut akan diimplementasikan pada mahasiswa yang telah atau sedang menempuh mata kuliah sistem cerdas untuk materi neuro fuzzy. Implementasi ini dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan uji coba pada kelompok kecil, kemudian dilakukan uji coba pada kelompok besar. Setelah penerapan, dilakukan evaluasi untuk memberikan umpan balik pada hasil pengembangan yang telah dilakukan

e. Evaluasi

Tahap evaluasi berfungsi sebagai tolak ukur tentang keberhasilan produk yang dikembangkan. Dalam model pengembangan ADDIE, tahap evaluasi dilakukan pada semua tahap pengembangan. Pada tahap analisis, evaluasi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi pembelajaran dan wawancara dengan mahasiswa guru pengampu mata kuliah sistem cerdas. Hasil dari analisis tersebut kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan produk. Tahap evaluasi juga terdapat pada tahap desain, dengan mempertimbangkan pendapat ahli tentang desain yang dikembangkan. Pada tahap pengembangan, evaluasi dilakukan dengan mengembangkan bentuk media pembelajaran. Sedangkan pada tahap implementasi, evaluasi dilakukan dengan menilai produk yang dikembangkan, mencari kekurangan yang dapat diperbaiki, dan melakukan perbaikan.

3. Uji Coba Produk a. Desain Uji Coba

Merujuk pada Sadiman (2010), uji coba yang dilakukan untuk penguji kelayakan modul terdiri dari beberapa tahap, yaitu: validasi ahli materi dan media,

uji kelompok kecil dan uji kelompok besar. Uji coba kelompok kecil dengan melibat-kan 18 mahasiswa yang telah menempuh Matakuliah Sistem Cerdas yaitu mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2012. Uji coba kelompok besar melibatkan 33 mahasiswa yang sedang menempuh Matakuliah Sistem Cerdas yaitu mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2013.

b. Subjek Validasi

Subjek validasi adalah validasi ahli materi dan ahli media. Dalam hal ini adalah dosen yang berkompeten pada bidang materi dan media pembelajaran. Berikut adalah kualifikasi ahli media dan ahli materi.

a. Ahli materi yaitu dosen elektronika yang berkompeten pada bidang kecerdasan buatan, yaitu Arif Nur Afandi, S.T., M.T., MIAENG, MIEEE, Ph.D.

b. Ahli media yaitu dosen yang berkompeten pada bidang media pembelajaran LabVIEW, yaitu Dyah Lestari, S.T., M.Eng.

c. Subjek Coba

Subjek uji coba pengembangan modul ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Uji coba dilakukkan dua tahap, yaitu:

a. Tahap uji coba kelompok kecil. Pada tahap ini melibatkan 18 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang yang telah menempuh mata kuliah Sistem Cerdas yaitu mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2012 yang diambil secara acak.

b. Tahap uji coba kelompok besar. Pada tahap ini melibatkan 33 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang yang sedang menempuh Matakuliah Sistem Cerdas yaitu mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2013.

d. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam pe-ngembangan modul ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data Kuantitatif. Data kuantitatif pada pengembangan modul ini berupa: angket ahli media, ahli materi dan mahasiswa.

b. Data Kualitatif. Data kualitatif pada pengembangan modul ini berupa tanggapan atau saran validator.

e. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah: a. Instrumen penilaian mahasiswa terhadap media

pembelajaan metode ANFIS berupa kuisioner (angket). Angket yang digunakan pada penilaian mahasiswa digunakan skala likert.

(4)

b. Instrumen validasi ahli. Pada tahap ini melibatkan para ahli yang berhubungan dengan produk penelitian yang sedang dikembangkan, Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui layak tidaknya produk penelitian yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner.

f. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisa data, mendeskripsikan data serta mengambil kesimpulan. Dalam penelitian pengembangan ini persamaaan yang digunakan untuk mengolah data dari validasi ahli materi dan ahli media, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar menggunakan rumus sebagai berikut.

a. Rumus untuk mengolah data per item P = 𝑋

𝑋𝑖𝑥100% (1)

Keterangan: P = Persentase

X = Jawaban responden dalam satu item Xi = Jumlah skor ideal dalam satu item

b. Rumus untuk mengolah data keseluruhan item P = ∑𝑥

∑𝑥𝑖𝑥100% (2)

Keterangan: P = Persentase

∑x = Jumlah keseluruhan jawaban ∑xi = Jumlah keseluruhan skor ideal

Pengambilan keputusan untuk revisi materi dan media didasarkan pada kriteria kualifikasi yang diadopsi dari Akbar (2013: 41) yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kriteria Validitas Analisis Persentase No Kriteria Tingkat Validitas

1 85,01% - 100%

Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi 2 70,01% -

85,00%

Cukup valid dapat digunakan dengan revisi kecil 3 50,01% - 70,00% Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar 4 01,00% -

50,00%

Tidak valid tidak boleh dipergunakan

(Sumber: Akbar, 2013: 41) 4. Hasil Pengembangan

Berdasarkan metode pengembangan ADDIE, produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Kemudian diujikan kepada subjek coba, yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

a. Validasi Ahli Materi dan Media 1. Validasi Ahli Materi

Dari hasil validasi ahli materi total skor perolehan sebesar 107, sementara skor ideal adalah 124. Apabila dibuat dalam persentase adalah sebesar 86,29%. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut maka media pembelajaran metode ANFIS dikategorikan sangat valid.

2. Validasi Ahli Media

Dari hasil validasi ahli media total skor perolehan sebesar 59, sementara skor ideal adalah 64. Apabila dibuat dalam persentase adalah sebesar 92,18%. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut maka media pembelajaran metode ANFIS dikategorikan sangat valid.

Gambar 5. Grafik Hasil Validasi Ahli b. Uji Coba Kelompok Kecil

Pada uji coba kelompok kecil, subyek coba terdiri dari 18 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang yang telah menempuh Matakuliah Sistem Cerdas.

Total skor yang didapat untuk X1 yaitu 112, untuk X2 yaitu 117, untuk X3 yaitu 115, untuk X4 yaitu 116, untuk X5 yaitu 100, untuk X6 yaitu 99, untuk X7 yaitu 109, untuk X8 yaitu 106, untuk X9 yaitu 104, untuk X10 yaitu 115, untuk X11 yaitu 109, untuk X12 yaitu 111, untuk X13 yaitu 109, untuk X14 yaitu 98, untuk X15 yaitu 117, untuk 16 yaitu 112, untuk X17 yaitu 104 dan untuk X18 yaitu 115. Sehingga didapatkan ∑X sebesar 1968. Nilai ideal untuk tiap-tiap skor yaitu 4, jadi didapatkan ∑Xi sebesar 2160. Hubungan antara faktor-faktor tersebut digunakan untuk menghitung Persentase (P) antara ∑X terhadap ∑Xi menggunakan persamaan berikut :

P = ∑X / ∑XI . 100% = 1968 / 2160 . 100% = 91,16%

Berdasarkan kriteria kelayakan, persentase skor uji pemakaian termasuk dalam kualifikasi sangat valid. c. Uji Coba Kelompok Besar

Pada uji coba lapangan utama atau uji coba kelompok besar subyek coba terdiri dari 33 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang yang sedang menempuh matakuliah Sistem Cerdas.

0 20 40 60 80 100 Skor Validator

Hasil Validasi Ahli

(5)

A-245

Total skor yang didapat ∑X sebesar 3524. Nilai ideal untuk tiap-tiap skor yaitu 4, jadi didapatkan ∑Xi sebesar 3960. Hubungan antara faktor-faktor tersebut digunakan untuk menghitung Persentase (P) antara ∑X terhadap ∑Xi menggunakan Persamaan berikut :

P = ∑X / ∑XI . 100% = 3524 / 3960. 100% = 88,98%

Berdasarkan kriteria kelayakan, persentase skor uji pemakaian termasuk dalam kualifikasi sangat valid.

Gambar 6. Grafik Hasil Uji Coba 5. Pembahasan

Berdasarkan hasil validasi dari ahli media dan ahli materi dinyatakan bahwa modul sudah valid, tetapi masih didapatkan beberapa saran yang harus diperbaiki pada pengembangan media pem-belajaran Sistem Cerdas pada metode ANFIS yaitu: (a) penyesuaian antara tujuan dengan kompetensi mata kuliah pada jobsheet, (b) analisis data pada jobsheet dibuat dalam bentuk pertanyaan sehingga dapat mengarahkan mahasiswa untuk menganalisis dan membuat kesimpulan, (c) penyusunan kegiatan praktikum disajikan dari mudah ke sulit, (d) K3 pada jobsheet diungkapkan secara lebih spesifik. (e) penyesuaian kalimat dan bahasa dengan EYD.

Setelah dilakukan revisi ahli materi dan ahli media maka dilakukan uji coba kelompok kecil untuk menguji tingkat kelayakan modul. Pada uji coba ini didapatkan data bahwa modul dinyatakan layak, tetapi masih terdapat masukkan dari mahasiswa sehingga perlu dilakukan revisi sesuai dengan masukan dari mahasiswa. Langkah selanjutnya yaitu revisi uji coba yaitu perlunya ditambahkan rangkuman agar mempermudah mahasiswa dalam mempelajari modul dan perbaikan pemilihan beberapa gambar pada modul. Setelah dilakukan revisi, kemudian selanjutnya dilakukan uji coba kelompok besar. Uji coba ini menyatakan bahwa modul yang dikembangkan sudah layak, tetapi masih didapatkan masukkan dari mahasiswa sehingga perlu dilakukan revisi.

Respon mahasiswa pada uji coba kelompok besar mengenai media pembelajaran metode ANFIS yaitu: (a) materi dalam media pembelajaran sudah sesuai dan mudah dipelajari secara individu atau mandiri, (b) tampilan cukup menarik, (c) simulasi

masih belum pernah digunakan dalam praktikum, (d) latihan soal agar diperbanyak, (e) media pembelajaran menarik secara keseluruhan, sehingga modul ini cocok untuk pembelajaran.

Sesuai dengan hasil pengembangan, simpulan dari pengembangan tersebut bahwa media diperlukan sebagai bahan ajar yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran pada mata kuliah Sistem Cerdas. 6. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengembangan produk yang dilakukan, dengan subjek coba mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Uniersitas Negeri Malang yang telah atau sedang menempuh mata kuliah sistem cerdas. Diperoleh kesimpulan bahwa modul, simulasi dan jobsheet telah memenuhi kriteria valid dan layak untuk digunakan. Hal ini didapatkan setelah melalui proses validasi ahli media dan ahli materi serta uji coba kelompok kecil dan kelompok besar. Pada validasi ahli media diperoleh presentase sebesar 92,18%, ahli materi sebesar 86,29% sedangkan uji coba penggunaan pada kelompok kecil sebesar 91,11% dan kelompok besar sebesar 88,98%.

a. Saran

1. Saran Pemanfaatan

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan produk ini, disarankan sebagai berikut: .

a. Modul, simulasi dan jobsheet pada pengembangan ini merupakan satu kesatuan media pembelajaran. Sebaiknya produk tidak digunakan secara terpisah. b. Perlu diperhatikan saat praktikum agar mahasiswa

lebih teliti dalam pembuatan program, sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal dan tujuan dapat tercapai dengan baik.

c. Selalu selesaikan setiap bagian pembelajaran dengan urut, sehingga materi dapat dipahami dengan baik

2. Saran Diseminasi Produk

Untuk penggunaan produk dalam skala yang lebih luas :

a. Media pembelajaran ini dikhusuakan pada pembelajaran mata kuliah Sistem Cerdas sebagai pelengkap dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dipergunakan secara mandiri.

b. Modul, simulasi dan jobsheet pada pengembangan ini merupakan satu kesatuan media pembelajaran. Sebaiknya produk tidak digunakan secara terpisah c. Media pembelajaran ini digunakan di Jurusan

Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Agar dapat diterapkan di wilayah lain, sebaiknya perlu diperhatikan kompetensi yang ada dan karakteristik mahasiswa yang bersangkutan 3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Berikut ini beberapa saran untuk pengembangan produk lebih lanjut, antara lain: a. Media pembelajaran ini diharapkan dapat

dijadikan modul secara onli-ne, sehingga dapat ditambahkan konten yang lebih interaktif terhad- 0 20 40 60 80 100 Skor Validator

Hasil Uji Coba

(6)

ap mahasiswa dan dapat diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

b. Materi yang disajikan perlu dikembangkan menyesuaikan kemajuan teknologi yang ada c. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengembangkan konten media pembelajaran ini, dengan tujuan penyempurnaan media pembelajaran.

Daftar Pustaka

Akbar, Sa’dun. 2013. Intrumen Perangkat

Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Aneka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindi Persada.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar.

Yogyakarta : Gaya Media.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. 2015.

Simulasi (online), (http://kbbi.web.id/simulasi), diaskes pada 10 April 2015

Katalog Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri

Malang. 2012. Malang : Jurusan Teknik

Elektro

Law, Averill M. Kelton, W. David. 2001. Simulation Modeling and Analysis (3rd). New York : Mc.Graw-Hill

National Instrument. 2015. LabVIEW (online),

(http://www.ni.com/ labview/), diakses 15 April 2015.

Patmanthara, Syaad. 2014. Pembelajaran Berbantuan Komputer. Jember : Cerdas Ulet Kreatif. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara

Nomor 5 Tahun 2009 (online),

(http://www.kopertis7.go.id), diakses 22 Maret 2015.

Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan Bidang

Pendidikan. Lampung: Aura.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah Model ADDIE  a.  Analisis
Gambar 5. Grafik Hasil Validasi Ahli  b.  Uji Coba Kelompok Kecil
Gambar 6. Grafik Hasil Uji Coba  5.  Pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut terkait dengan pengembangan arsitektur enterprise untuk perguruan tinggi [1] yang memberikan gambaran konseptual aktivitas – aktivitas yang perlu

Pengguna Anggaran pada Satuan Kerja Dinas Peternakan Kabupaten SumbaTimur, Alamat Jl.. No 33 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Sartuan Kerja Kode 20103 20103 20103 20103 20103 20103

Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi sifat kimia tanah gambut (kadar abu, karbon gambut, kapasitas tukar kation, kadar kemasaman gambut dan alumunium yang dapat

Dalam penyusunan Rencana Kerja tahun 2018, Dinas PPKBP3A mempertimbangkan hasil-hasil yang telah dicapai tahun sebelumnya, serta masalah-masalah dan tantangan yang

Didalam padanan paten Cina, Pemohon telah menambahkan konten yang sama dari klaim 11 padanan paten Eropa, yaitu: " Permukaan pemasangan untuk katup pengendali

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil implementasi dan analisa tersebut adalah dengan menggunakan algoritma pencocokan string Knuth-Morris-Pratt dan pengelompokan

Pada resistensi semi terbuka dilakukan dengan protes kepada pengurus, melakukan sindirian kepada pelaku pelanggaran, tidak menghiraukan saat diberi teguran, dan ikut

Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE