• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Desa Tembuku merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tembuku yang memiliki 8 (delapan) Banjar dinas yaitu Banjar Dinas Kedui, Banjar Dinas Tegalasah, Banjar Dinas Penida Kaja, Banjar Dinas Penida Kelod, Banjar Dinas Tembuku Kaja, Banjar Dinas Tembuku Kawan, Banjar Dinas Tembuku Bakas dan Bajar Dinas Tembuku Sesetan. Berdasarkan kondisi geografis dan demografisnya, Desa Tembuku memiliki luas wilayah kurang lebih 600 Ha yang terdiri dari: Tanah persawahan 139.00 Ha, Tanah perkebunan 336.00 Ha, Tanah pekarangan 33.00 Ha, Tanah pemukiman 75.5 Ha, Tanah kuburan 5.00 Ha, Tanah perkantoran 1.500 Ha, Tanah lainnya 10.00 Ha.

Dari luas wilayah tersebut, sebagian besar merupakan tanah perkebunan, persawahan, serta pemukiman penduduk dan sebagian diantaranya merupakan tanah yang di pergunakan untuk sarana prasarana umum. Desa Tembuku terletak di ketinggian 450-750 meter dari permukaan laut, dengan curah hujan sekitar 263,33 mm/tahun dan suhu udara sekitar 210C dengan batas wilayah sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Jehem, Kecamatan Tembuku. 2. Sebelah Timur : Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku. 3. Sebelah Selatan : Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan. 4. Sebelah Barat : Desa Jehem, Kecamatan Tembuku.

Suhu udara di Desa Tembuku cukup sejuk dengan kisaran suhu yaitu antara 200 - 300C. Suhu udara yang sejuk dengan curah hujan rata-rata 1500mm³ membuat Desa Tembuku sangat berpotensi dalam bidang pertanian/perkebunan. Sektor pertanian ini merupakan salah satu mata pencaharian utama desa ini, sehingga mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani. Pertanian yang banyak dikembangkan di Desa Tembuku yaitu tanaman kakao dan kopi.

Di Desa Tembuku juga terdapat sejumlah fasilitas yang menunjang kehidupan masyarakatnya. Fasilitas tersebut seperti fasilitas perkantoran (kantor desa dan LPD), fasilitas pendidikan (TK dan SD yang dalam hal ini ada dalam

(2)

2

satu areal sekolah), SMP, SMA/SMK, kemudian fasilitas kesehatan (Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Pembantu tersedia untuk masyarakat desa). Untuk memenuhi keperluan sehari-hari, masyarakat banyak yang membuka warung yang menjual kebutuhan pokok. Disamping itu di Desa Tembuku juga terdapat pasar kecil yang buka setiap hari. Letak Desa Tembuku cukup strategis karena hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke pasar Bangli Kota. Akses jalan milik Desa Tembuku sudah dikatakan sangat baik. Selain aspal yang menghubungkan jalan-jalan utama, kawasan “pondokan” pun mulai dilengkapi dengan jalan dari beton dan ada pula yang di aspal. Selain fasilitas yang telah dijelaskan terdapat juga destiinasi pariwisata Tukad Cepung Waterfall yang terletak di Banjar Dinas Penida Kelod.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Khususnya Anak-Anak Sekolah Dasar Desa Tembuku Mengenai Pengaplikasian Teknik Vertikultur Sederhana dengan Pemanfaatan Daur Ulang Barang Bekas Melalui Kegiatan Green School

Kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan menjadi hal yang hendaknya diutamakan, mengingat lingkungan yang bersih dan asri menjadi idaman bagi setiap desa. Dalam hal ini perlu adanya penyadaran pelestarian lingkungan yang ditargetkan bagi anak usia dini melalui sekolah dasar, karena anak-anak belum begitu paham mengenai pelestarian lingkungan baik itu memanfaatkan sampah barang bekas maupun bercocok tanam. Dalam hal ini maka perlu diadakan green school untuk menyadarkan akan pentingnya pelestarian lingkungan yang ditanam sejak dini bagi anak-anak. Green School merupakan konsep yang mengajak seluruh warga sekolah untuk membentuk gaya hidup agar lebih peduli dan melestarikan lingkungan. Kegiatan ini akan memberi penyuluhan dan memperkenalkan anak-anak tentang pengelolaan lingkungan sekolah melalui daur ulang barang bekas serta mengajak praktik langsung pemanfaatan barang bekas tersebut sebagai media bercocok tanam melalui Vertikultur Sederhana (Bercocok tanam secara vertikal).

(3)

3

Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman secara vertikal diruang sempit dengan memanfaatkan bidang sebagai tempat bercocok tanam, sehingga penanamannya menggunakan sistem budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor maupun outdoor. Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin. Teknik vertikultur ini juga memberi keuntungan dalam dunia pertanian karena selama ini banyak sekali isu terkait alih fungsi lahan.

Teknik ini memperkenalkan bahwa berkebun dapat dilakukan di mana saja dengan memanfaatkan atau mendaur ulang barang – barang yang tidak terpakai sehingga barang tersebut tidak terbuang sia – sia dan mencemari lingkungan misalnya seperti bekas botol minuman. Kemudian teknik vertikultur ini juga dapat mengefisiensikan tempat penanaman. Kebun vertikal bisa ditempatkan di dinding atau tempat lainnya, namun tanaman tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup dan tidak terkena banyak air hujan. Beberapa jenis tanaman yang dapat dibududaya dengan sistem ini diantaranya tanaman hortikultura jenis sayuran, tanaman obat dan tanaman hias. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :

1. Memanfaatkan barang bekas botol plastik sebagai wadah media tanam 2. Merakit Vertikultur Sederhana melalui bahan barang bekas botol plastik

yang sudah termanfaatkan menjadi wadah media tanam, tali, dan bambu 3. Memperkenalkan jenis media tanam, benih, dan tanaman yang dapat

digunakan dapat teknik vertikultur

4. Bercocok tanam bersama anak sekolah dasar dalam media Vertikultur

2. Pemanfaatan Singkong Menjadi Kue Mawar

Singkong atau sering disebut ketela pohon. Singkong merupakan tanaman serba guna yang umbinya sering dimanfaatkan sebagai pengganti makanan pokok karena mengandung banyak karbohidrat. Sementara daunnya yang masih muda juga bisa dimanfaatkan sebagai olahan sayur. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan, singkong juga digunakan sebagai tanaman obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang meganggu kesehatan. Saat ini banyak yang membuat

(4)

4

makanan seperti kue, kripik dengan bahan baku singkong, bahan baku yang mudah diperoleh memudahkan proses pembuatannya.

Di Desa Tembuku pada umumnya banyak ditemukan tanaman singkong, hanya saja untuk pemanfaatannya kurang dioptimalkan. Tujuan dari pemanfaatan singkong menjadi kue mawar adalah untuk meningkatkan kewirausahaan dan pengetahuan masyarakat Desa Tembuku. Berdasarkan hal tersebut maka diharapkan pemanfaatan singkong ini akan menjadi kebiasaan yang dapat menghasilkan tambahan pendapatan rumah tangga bagi masyarakat Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Adapun program/kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah:

1. Program Pembinaan Teknis Pembuatan Kue Mawar dari Singkong

3. Penyuluhan Desa Wisata Tukad Cepung Waterfall

Dewasa ini kegiatan wisata menjadi trend dikalangan masyarakat Indonesia. Dengan adanya minat terhadap tempat wisata yang menyajikan daya tarik wisata yang beragam membuat wisatawan ataupun pengunjung rela menempuh jarak yang cukup jauh demi mendapatkan kebutuhan dasar manusia yakni rasa senang atau bahagia. Desa Tembuku yang terletak di Kabupaten Bangli merupakan salah satu dari sekian banyak desa yang memiliki potensi dan daya tarik wisata. Potensi wisata ini harus digarap oleh masyarakat Desa Tembuku sendiri agar masyarakat Desa mendapatkan manfaat secara langsung dari kegiatan kepariwisataan yang berlangsung di daerah mereka. Pentingnya untuk menanamkan kesadaran ini merupakan langkah awal sebagai bentuk proteksi kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam kacamata pariwisata di Desa Tembuku agar dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan dan kesejahteraan Desa Tembuku.

Berdasarkan hal-hal tersebut, kami mengadakan kegiatan Penyuluhan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Penyuluhan Pemandu Wisata. Kegiatan ini kami selenggarakan untuk menggali potensi terpendam dari masyarakat. Harapan kedepannya adalah melalui kegiatan ini minat masyarakat di Desa Tembuku terhadap kegiatan kepariwisataan semakin meningkat dan memacu masyarakat

(5)

5

untuk menggali potensi pariwisata yang ada di Desa Tembuku secara mandiri. Adapun kegiatan yang dalam progam ini yaitu:

1. Mensurvey Pengunjung Daya Tarik Wisata Tukad Cepung. 2. Pemaparan Materi Tentang Desa Wisata.

3. Pemaparan Hasil Analisa Survey Pengunjung Daya Tarik Wisata Tukad Cepung.

4. Pemaparan Teknik Memandu Wisata.

4. Pemberian Plang Nama Jalan di Desa Tembuku Guna Memudahkan Masyarakat dalam Menemukan Rumah Dan Memperjelas Alamat Masyarakat Desa Tembuku

Kesadaran akan pentingnya pengadaan plang nama jalan di Desa Tembuku hendaknya di utamakan, karena keberadaan plang nama jalan sangatlah penting untuk mempermudah dan memperjelas alamat masyarakat Desa Tembuku. Minimnya plang jalan yang sudah di berikan pemerintah untuk dipasang di Desa Tembuku, maka dari itu perlu di adakanya plang jalan yang kedepannya bisa membantu masyarakat Desa Tembuku untuk mempermudah dalam mengirim barang dan menemukan alamat yang dituju. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :

1. Melakukan perizinan dan koordinasi kepada Kepala Desa dan Kepala Dusun

2. Mengumpulkan sarana dan prasarana yang diperlukan

3. Mempersiapakan prasarana dan sarana sebelum dilakukan program 4. Pelaksanaan program dengan pembuatan dan pelaksanaan pemasangan

plang jalan di Desa Tembuku 5. Dokumentasi

(6)

6

5. Pemberian Tong Sampah ke Sekolah Dasar di Desa Tembuku Guna Meningkatkan Kebersihan Kenyamanan Lingkungan

Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan seharusnya diajarkan sejak dini, karena kebersihan sangatlah erat hubungan dengan kesehatan tubuh kita. Pengadaan tong sampah di Sekolah Dasar Desa Tembuku sangatlah penting bagi kebersihan, karena hal tersebut mengajarkan siswa-siswi SD Di Desa Tembuku dapat berperilaku bersih. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :

1. Melakukan perizinan dan koordinasi kepada Kepala Desa dan Kepala Sekolah

2. Mengumpulkan prasaran dan prasaran yang dilakukan 3. Mempersiapkan tong sampah yang akan di sumbangkan

4. Pelaksanaan pemberian tong sampah ke SDN 2,3,dan 4 Tembuku

6. Skrining Penyakit Tidak Menular pada Lansia dan Pra Lansia di Wilayah Desa Tembuku

Penyakit tidak menular saat ini menjadi penyakit dengan kunjungan tertinggi di wilayah PUSKESMAS Tembuku I. Penyakit ini cenderung menyerang masyarakat pada usia produktif dan lansia, serta keberadaannya tidak disadari oleh penderita. Oleh karena itu, diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit tidak menular. Adapun kegiaatan yang dilakukan dalam program ini adalah:

1. Program screening kesehatan yang terdiri dari pengecekan tanda-tanda vital (tensi, nadi, laju pernafasan, suhu) dan gula darah.

2. Pengecekan tanda-tanda vital, gula darah, dan pemberian edukasi kepada masyarakat yang ditemukan menderita suatu penyakit tertentu.

(7)

7

7. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Khususnya siswa-siswi Sekolah Dasar Desa Tembuku Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Kesadaran akan pentingnya pendidikan kesehatan menjadi hal yang diutamakan mengingat kesehatan merupakan salah satu indikator terpenting. Pendidikan tentang kesehatan tubuh menjadi salah satu hal yang penting dibahas dalam pendidikan kesehatan, namun disisi lain penerpaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) yang meliputi kebiasaan cuci tangan, mandi dua kali sehari, dan kebiasaan untuk membuang kotoran di jamban menjadi hal yang kurang dapat perhatian.

Penerapan PHBS yang pada dasarnya merupakan aktifitas dasar masyarakat sulit untuk diterapkan. Beberapa alasan yang sering ditemukan seperti kurangnya pemahaman masyarakat tentang PHBS, sulitnya untuk mendapatakan air bersih,serta mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah memegang hewan, dan membuang air, hal ini menjadi pertimbangan penting dalam pelaksanaan program PHBS bagi masyarakat khususnya untuk siswa-siswi Sekolah Dasar di Desa Tembuku.

Upaya dalam meningkatakan pengetahuan tentang pentingnya pelaksaana program PHBS dalam rangka meningkatkan kuwalitas pendidikan masyarakat menjadi fokus utama. Upaya – upaya tersebut dituangkan dalam suatu program terpadu dimana kegiatannya meliputi:

1. Penyampaian informasi atau materi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

2. Demonstrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar

8. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) Pada Kader Kesehatan Remaja (KKR) SMPN 1 Tembuku

Kecelakaan saat bekerja ataupun di lapangan dapat terjadi kapan saja. Apabila tidak mendapat pertolongan dengan segera, maka akan berpengaruh terhadap kuwalitas penyembuhan korban terhadap penyakitnya. Perlu pengenalan terhadap pertolongan pertama kepada korban tersebut sehingga mampu memberikan hasil penyembuhan yang maksimal. KKR merupakan Kader

(8)

8

Kesehatan Remaja yang dibentuk SMP sebagai kader yang mampu memberikan penanganan kesehatan pertama yang baik dan benar, untuk meningkatkan kuwalitas kesembuhan korban. BHD dan P3K merupakan dasar pertolongan pertama yang wajib diketahui sebaiknya oleh masyarakat dalam penanganan korban saat kecelakaan kapan saja dan dimana saja. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :

1. Penyuluhan tentang Bantuan Hidup Dasar dengan metode DRABC serta pelatihan kompresi jantung menggunakan media manekin

2. Mengajarkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan, materi yang diajarkan berupa Hard Tissue Injury serta Soft Tissue Injury dipadukan dengan pelatihan pembalutan, pembidaian serta Wound Toilet

3. Mengadakan evaluasi dengan metode kuis dan simulasi dengan metode pos-pos

9. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Penyakit Menular Seksual pada siswa-siswi SMK

Masa remaja merupakan masa dimana manusia mulai menunjukkan perubahan yang mendasar dalam aspek biologis, kognitif, emosional, dan sosial yang berhubungan dengan proses pubertas. Masa ini merupakan masa yang rentan akan terjadinya perilaku seksual yang tidak sehat jika tidak diimbangi dengan informasi yang cukup. Beberapa dari efek perilaku seksual usia dini adalah diantaranya infeksi menular seksual, kanker serviks, dan kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat mengarah ke aborsi. Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi sehingga dapat memberikan informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi. Adapun kegiatan yang dilakukan pada program ini adalah:

1. Penyuluhan kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya siswa-siswi Sekolah Dasar mengenai pemanfaatan daur ulang barang bekas agar lebih berguna dalam pelestarian lingkungan serta menambah pemahaman dalam bercocok tanam dengan media vertikultur sederhana.

(9)

9

2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di Desa Tembuku mengenai pemanfaatan umbi singkong sebagai olahan makanan baru yang memiliki nilai jual.

3. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Tembuku pada umumnya dan organisasi pengelola Daya Tarik Wisata Tukad Cepung di Desa Tembuku pada khususnya, mengenai “Pariwisata Berbasis Masyarakat, Desa Wisata dan Teknik Pemandu Wisata.

4. Untuk mempermudah masyarakat dalam menemukan alamat rumah di Desa Tembuku.

5. Untuk meningkatkan kebersihan lingkungan di Sekolah Dasar di Desa Tembuku agar sekolah tersebut bebas dari sampah.

6. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama lansia dan pra-lansia mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM).

7. Untuk meningkatkan pemahaman siswa-siswi Sekolah Dasar mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

8. Untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

9. Untuk meningkatkan pemahaman siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) megenai Kesehatan Reproduksi dan Penyakit Menular Seksual.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Renja Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul mengacu pada Rancangan Awal RKPD

Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh sebagai lembaga independent dan mitra setaraf dengan Gubenur dan Dewan Perwaki- lan Rakyat Aceh (DPRA) telah memberikan peran yang

Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas hidup lansia penderita diabetes mellitus yang mengalami ulkus diabetikum di Kecamatan Ungaran

Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian dosis bertingkat ekstrak kulit buah naga putih ( Hylocereus undatus ) terhadap gambaran mikroskopis hepar pada mencit

Perilaku pengelolaan sampah rumah tangga Sumber / Penanggung Jawab : Data EHRA / Dinkes Tabel 3.21. Perilaku pemilahan sampah pada rumah tangga Sumber / Penanggung Jawab :

Perbandingan secara kualitatif ini dapat didukung dengan menggunakan Pre- Analisis Inversi pada Gambar 6 dimana merupakan proses yang dilakukan untuk mengehtahui

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar valas dan jumlah uang beredar mempunyai pengaruh yang signifikan

Dalam makalah ini, pada bagian pertama akan dibahas bagaimana pendekatan object oriented digunakan dalam pemodelan proses bisnis organisasi, menjelaskan bagaimana teknik dan