• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Pola Usahatani Tanaman Pangan pada Lahan Sawah dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji, Majalengka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Pola Usahatani Tanaman Pangan pada Lahan Sawah dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji, Majalengka"

Copied!
342
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)

OPTlMALlSASl POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN

PADA M H A N SAWAH DAN TERNAK DOMBA

Dl KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA

Oleh

:

ALLA ASMARA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(178)

ABSTRAK

ALLA ASMARA. Optimalisasi Pola Usahatani Tanaman Pangan pada Lahan Sawah

dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji, Majalengka. Dibawah bimbingan

KUNTJORO sebagai ketua, SRI HARTOYO dan KOOSWARDHONO

MUDIKDJO sebagai anggota.

Penelitian ini bertujuan: (1) menentukan pola usahatani optimal tingkat petani dan tingkat wilayah, (2) mengetahui alokasi sumberdaya pada pola usahatani optimal tingkat petani dan tingkat wilayah, dan (3) menganalisis kelayakan usahatani optimal tingkat wilayah. Analisis data menggunakan pendekatan program linier dan analisis kelayakan.

Hasil analisis program linier menunjukkan bahwa pola tanam padi-bera merupakan pola tanam yang menjadi aktivitas basis bagi petani yang menjalankan aktivitas usahatani pada lahan sawah l x tanadtahun. Untuk petani yang menjalankan usahatani pada lahan sawah 2x tanam/tahun, aktivitas pola tanam yang menjadi aktivitas basis adalah aktivitas pola tanam padi-padi dan pola tanam padi-bawang

merah. Untuk petani yang mengusahakan pertaniannya pada lahan sawah 3x

tanadtahun, aktivitas pola tanam yang menjadi solusi optimal adalah pola tanam padi-padi-padi, padi-bawang merah-bawang merah, dan pola tanam padi-bawang merah-ubi jalar.

Pola tanam yang menjadi aktivitas basis pada tingkat wilayah adalah padi- bera, padi-ubi jalar, padi-bawang merah, padi-padi-padi, padi-padi-bawang merah, padi-bawang merah-bawang merah, dan padi-bawang merah-ubi jalar. Pola tanam optimal skenario I adalah pola tanam padi-bera, padi-padi, padi-bawang merah, padi-padi-bawang merah, dan padi-padi-ubi jalar. Sementara itu, untuk pola optimal skenario I1 adalah padi-bera, padi-bawang merah, dan padi-bawang merah- bawang merah.

Aktivitas yang juga menjadi aktivitas basis adalah aktivitas memelihara domba dan aktivitas meminjam kredit. Pada solusi optimal tingkat petani jumlah ternak domba yang dapat dipelihara meningkat dari lima ekor menjadi tujuh sampai delapan ekor. Adapun untuk tingkat wilayah terjadi peningkatan jumlah pemeliharaan domba yaitu dari 6 637 ekor menjadi 26 687 ekor.

Analisis alokasi sumberdaya pada pola usahatani optimal menunjukkan bahwa pada tingkat usahatani sumberdaya yang menjadi pembatas adalah lahan, hijauan maltanan ternak, pupuk anorganik, dan sumberdaya modal. Sumberdaya yang menjadi pembatas pada tingkat wilayah adalah lahan sawah l x tanadtahun, bibit tanaman, pupuk anorganik, kapasitas tampung ternak, dan modal petani. Pada skenario I sumberdaya yang menjadi pembatas adalah semua tipe lahan, sumberdaya modal petani, dan kredit usahatani. Hal yang sama juga berlaku pada skenario 11

kecuali untuk sumberdaya kredit usahatani yang diasumsikan tersedia pada skenario ini. Adapun hasil analisis kelayakan adalah: NPV= Rp 709 544 275, NetB/C = 1.04,

dan IRR = 21.59 %. Hal ini menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek finansial pola

(179)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

OPTIMALISASI POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA DI KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 23 Mei 2002

(180)

OPTIMALISASI POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA

DI KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA

Oleh :

ALLA ASMARA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(181)

Judul Tesis : Optinlalisasi Pola lJsahatani Tananlan Pangan pada Lahan Sawah dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji, Maj alengka

Nama Mahasiswa : Alla Asmara

Nomor Pokok : 97001

Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,

.-c-.--

Dr. Ir. Sri Hartovo, MS Ailggota

2. Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA

Prof. Dr.Ir. Kooswardhono Mudikdio, M 4

Anggota

I a

MSc

(182)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan sebagai anak ketujuh dari pasangan Drs. H. Suryadi

Bambang dan Hj. Maesudeh (Almh.). Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Januari

1973 di Cikarang-Bekasi.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1985 di SDN Dwiguna

Cikarang. Pendidikan lanjutan penulis tempuh di SMPN 2 Cikarang, selesai pada

tahun 1988. Tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Bekasi,

selanjutnya pada tahun yang sama penulis diterima melalui jalur USMI pada Fakultas

Peternakan IPB. Penulis menyelesaikan Sarjana Perternakan pada tahun 1996.

Pada tahun 1997 penulis diterima sebagai staf pengajar pada Jurusan Sosial

Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan IPB dan pada tahun yang sama

penulis mernperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi pada Program Studi Ilmu

Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana IPB.

Penulis menikah dengan Siti Nurhayati pada tahun 1998, dan sudah dikarunia

(183)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, dengan rahrnat dan hidayah-Nya, tulisan

ini dapat penulis selesaikan. Tesis yang berjudul 'Optimalisasi Pola Usahatani

Tanaman Pangan pada Lahan Sawah dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji

Kabupaten Majalengka' ini disusun sebagai syarat tugas akhir pada Program

Magister, Program Pascasarjana IPB.

Banyak pihak telah memberikan bantuan sejak awal perkuliahan sampai pada

penyusunan tesis ini. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus

penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Kuntjoro, Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc, dan Dr. Ir. Sri

Hartoyo, MS atas bimbingan dan arahan yang diberikan sejak penyusunan dan

perencanaan penelitian hingga selesai penulisan.

2. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

dan semua staf pengajar Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, yang telah

mengajar dan memberikan pengarahan dalam perkuliahan sampai pada penulisan

tesis ini.

3. Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor serta

semua staf administrasi yang telah membantu kelancaran administrasi perkuliahan

sampai pada penulisan tesis ini.

4. Staf pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan

IPB atas bantuan dan dorongannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Terima kasih yang tulus buat yang tercinta isteriku Nunu dan anak-anakku

(184)

mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Terima

kasih yang sebesar-besarnya buat Bapak Drs.

H.

Suryadi Barnbang dan Ibu Hj.

Maesudeh (Almh.) serta Bapak Mertua U. Tajudin dan Ibu Mertua Lasmanawati

yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil.

Rasa terima kasih juga disampaikan untuk Keluarga Kang Nana dan Mas Sigit serta

semua keluarga yang senantiasa mendoakan keberhasilan penulis selama mengikuti

pendidikan di Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Akhirnya penulis menyadari keterbatasan yang ada pada penulis sehingga

tesis ini masih banyak keterbatasannya, tetapi satu harapan penulis semoga tesis ini

dapat memberikan manfaat bagi pegembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, Mei 2002

(185)

DAFTAR IS1

...

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

...

DAFTAR LAMPIRAN

...

...

I

.

PENDAHULUAN

...

1

.

1. Latar Belakang

1.2. Perumusan Masalah

...

1.3. Tujuan

...

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

...

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

...

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

...

2.1. Usahatani

2.2. Kajian Penelitian Terdahulu

...

111

.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

...

3.1. Konsep Optimalisasi

...

3.2. Konsep Analisis Biaya Manfaat

...

IV

.

METODOLOGI

...

4.1. Lokasi Penelitian

...

4.2. Populasi dan Sampel

...

4.3. Jenis dan Sumber Data

...

.

.

.

...

4.4. Analisis Data

...

...

4.4.1. Analisis Program Linier

4.4.2. Analisis Kelayakan

...

(186)

...

.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

... 5.1. Lokasi dan Topografi

... 5.2. Kependudukan

... 5.3. Keadaan Pertanian

...

5.4. Keadaan Peternakan

...

.

VI HASIL DAN PEMB AHAS AN

... 6.1. Karakteristik Responden

... 6.2. Karakteristik Usahatani

... 6.2.1. Penggunaan Lahan

... 6.2.2. Penggunaan Tenaga Kerj a

... 6.2.3. Penggunaan Input Faktor

... 6.2.4. Modal Usahatani

... 6.2.5. Produktivitas dan Pendapatan

... 6.3. Karakteristik Usahaternak Domba

... 6.4. Pola Usahatani Optimal

...

6.4.1. Pola Usahatani Optimal Tingkat Petani

... 6.4.2. Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah

... 6.5. Analisis Kelayakan

...

.

VII KESIMPULAN DAN SARAN

...

7.1. Kesimpulan 110

...

7.2. Saran 111

...

DAFTAR PUSTAKA 113

...

(187)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1

.

Struktur Matrik Program Linier pada Tingkat Petani

...

30

2

.

Struktw Matrik Program Linier pada Tingkat Wilayah

...

30

3

.

Komposisi Penduduk Kecamatan Sukahaji dan Desa Contoh

Berdasarkan Kelompok Usia

...

40

4

.

Komposisi Penduduk Kecamatan Sukahaji dan Desa Contoh

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

...

41

5

.

Komposisi Penduduk Kecamatan Sukahaji dan Desa Contoh

...

Berdasarkan Pekerjaan Utama 41

6

.

Luas Lahan Sawah di Kecamatan Sukahaji Berdasarkan

Jenis Pengairan

...

42

7

.

Luas Lahan Non-Sawah di Kecamatan Sukahaji Berdasarkan

Jenis Pemanfaatan

...

42

8

.

Sebaran Populasi Ternak di Kecamatan Sukahaji

...

43 9

.

Karakteristik Responden

...

45

...

10

.

Karakteristik Usahatani 47

1 1

.

Pola Tanam yang Dipertimbangkan Masuk dalam Model Perencanaan

...

Optimal 49

12

.

Surnberdaya Lahan yang Dikuasai Oleh Responden

...

50

13

.

Kegiatan Budidaya Tanaman

...

51

14

.

Curahan Kerja pada Setiap Pola Tanam

...

51

15

.

Rataan Penggunaan Bibit Tanaman Per Hektar Per Musim Tanam

...

di Kecamatan Sukahaji 55

(188)

17

.

Rataan Penggunaan Pupuk Anorganik Per Hektar Per Musim Tanam

...

di Kecamatan Sukahaji

18

.

Rataan Penggunaan Pupuk Anorganik Untuk Setiap Jenis Tanaman

Per Musim Tanam di Kecamatan Sukahaji

...

...

19

.

Ketersediaan Pupuk Anorganik

...

20

.

Biaya Produksi Setiap Jenis Tanaman Per Musim Tanam

...

21

.

Jumlah Produksi Rata-rata Setiap Pola Tanam

22

.

Tingkat Produktivitas Setiap Jenis Tanaman Per Musim Tanam

...

23

.

Tingkat Pendapatan Bersih Setiap Pola Tanam

...

24

.

Distribusi Responden Berdasarkan Ternak Domba yang Dipelihara

....

25

.

Rata-rata Jumlah Ternak yang Dimiliki Oleh Responden

...

26

.

Tingkat Pendapatan Usahaternak Domba

...

27

.

Aktivitas Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Petani

...

28

.

Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Petani

...

29

.

Penggunaan Tenaga Kerja pada Pola Usahatani Optimal

...

Tingkat Petani

30

.

Penggunaan Bibit Tanaman pada Pola Usahatani Optimal

...

Tingkat Petani

3 1

.

Penggunaan Pupuk Anorganik pada Pola Usahatani Optimal

Tingkat Petani

...

32

.

Penggunaan Modal Sendiri dan Pinjaman Kredit pada Pola Usahatani

Optimal Tingkat Petani

...

33

.

Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal

Tingkat Petani

...

34

.

Perbandingan Tingkat Pendapatan Petani pada Kondisi Aktual dan
(189)

35

.

Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada

...

Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah l x TanarnITahun 85

36

.

Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah l x TanamITahun

...

37

.

Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada

Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah 2x TanarnJTahun

...

38

.

Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah 2x T a n d T a h u n

...

39

.

Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada

Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah 3x T a n d T a h u n

...

40

.

Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani Optimal

...

Lahan Sawah 3x T a n d T a h u n

41

.

Aktivitas Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah.

...

Skenario I. dan Skenario I1

42

.

Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah

....

43

.

Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Skenario I

...

44

.

Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Skenario I1

...

45

.

Alokasi Optimal Sumberdaya Lahan Untuk Setiap Musim Tanam

pada Tingkat Wilayah

...

46

.

Alokasi Optimal Sumberdaya Lahan Untuk Setiap Musim Tanam

pada Skenario I

...

47

.

Alokasi Optimal Sumberdaya Lahan Untuk Setiap Musim Tanam

pada Skenario I1

...

48

.

Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sumberdaya

Modal Petani pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah

...

49

.

Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sumberdaya

Modal Petani pada Pola Usahatani Optimal Skenario I

...

50

.

Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sumberdaya
(190)

5 1 . Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal

Tingkat Wilayah ... 52 . Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal Skenario I ...

53 . Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal Skenario I1 ...

54 . Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada Pola

...

Usahatani Optimal Tingkat Wilayah

55 . Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani

...

Optimal Tingkat Wilayah

56 . Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada Pola

...

Usahatani Optimal Skenario I

57 . Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada Pola

Usahatani Optimal Skenario I1 ...

58 . Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani

...

Optimal Skenario I

59 . Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani

...

Optimal Skenario I1

(191)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

...

1 . Isokuan Produsen A dan Produsen B 15

...

2 . Penentuan Kombinasi Optimum dari Dua Produk 17

...

3 . Manfaat Bersih Tarnbahan dari Suatu Proyek 23

4 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Lahan Sawah 1 x Tanam/Tahun ... 77

5 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Lahan Sawah 2x TanarnJTahun ... 77

6 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Lahan Sawah 3x Tanam/Tahun ... 77

7 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Tingkat Wilayah ... 98

8 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Skenario I ... 98

(192)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 . Perhitungan Ketersediaan Tenaga Kerja, Ketersediaan Modal, dan Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Rurninansia di Kecamatan

Sukahaji

...

117

2. Aktivitas Petani pada Lahan Sawah l x T a n d T a h u n di Kecamatan

Sukahaji yang Dipertimbangkan dalam Program Linier

...

1 1 8

3. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier untuk Petani

pada Lahan Sawah 1 x T a n d a h u n di Kecamatan Sukahaji

...

1 19

4. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Lahan Sawah

1 x TanamITahun di Kecamatan Sukahaji

...

120

5. Aktivitas Petani pada Lahan Sawah 2x T a n d T a h u n di Kecamatan

Sukahaji yang Dipertimbangkan dalam Program Linier

...

12 1

6. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier untuk Petani

...

pada Lahan Sawah 2x T a n d T a h u n di Kecamatan Sukahaji 122

7. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Lahan Sawah

2x T a n d T a h u n di Kecamatan Sukahaji

...

123

8. Aktivitas Petani Pada Lahan Sawah 3x TanarnITahun di Kecamatan

...

Sukahaji yang Dipertimbangkan dalam Program Linier 125

9. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier untuk Petani

...

pada Lahan Sawah 3x T a n d a h u n di Kecamatan Sukahaji 126

10. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Lahan Sawah

3x T a n d T a h u n di Kecamatan Sukahaji

...

127

1 1. Aktivitas Petani pada Tingkat Wilayah, Skenario I, dan Skenario I1

yang Dipertimbangkan dalam Program Linier

...

130

12. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier

untuk Tingkat Wilayah, Skenario

I,

dan Skenario

I1

...

13 1

13. Model Program Linier Aktivitas Petani pada

...

(193)

14. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Skenario I

...

...

15. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Skenario I1

...

16. Proyeksi Populasi dan Penjualan Ternak Domba Betina pada

Tingkat Wilayah

...

...

...

... ... ... .

...

17. Proyeksi Populasi Induk dan Penjualan Ternak Domba Jantan pada

Tingkat Wilayah

...

... ... ...

...

...

...

18. Proyeksi Populasi Ternak Domba pada Tingkat Wilayah

. .. .. ..

.. .. .. ..

...

19. Proyeksi Fisik Input dan Output Usahaternak Domba pada

Tingkat Wilayah

... ...

...

... ...

....

... ...

20. Proyeksi Penerimaan dan Biaya Usahaternak Domba pada

Tingkat Wilayah

... . . .

.

.

.

. . .

. .

.

.

. . .

. .

.

.

. . .

. . .

.

.

. . .

...

21. Tingkat Pendapatan Bersih Untuk Pola Tanarn Optimal Tingkat

Wilayah

...

. . .

. .

.

.

. . .

.

.

. .

. . .

.

. . . .

. . .

.

. . .

.

. .

. . . .

.

.

. . .

22. Investasi, Penerimaan, dan Biaya Produksi pada Pola

Optimal Tingkat Wilayah

... ...

..

..

..

..

...

(194)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

menjadi suatu koreksi akan strategi pembangunan yang selama ini dilaksanakan.

Krisis tersebut ternyata telah menyadarkan kita akan pentingnya peranan sektor

pertanian. Isu kerawanan pangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai dampak

dari krisis yang terjadi merupakan isu yang secara langsung berkaitan dengan sektor

pertanian. Argumen untuk hal ini tidak lain karena sektor pertanian merupakan

sektor penyedia bahan pangan dan pada sektor ini pulalah sebagian besar penduduk

Indonesia menggantungkan hidupnya. Dengan demikian pemberdayaan ekonomi

tampaknya dapat diwujudkan melalui pemberdayaan sektor pertanian.

Pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pengembangan suatu sistem usahatani

pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani. Hal ini sejalan

dengan salah satu sasaran pembangunan nasional yaitu meningkatkan tarap hidup

penduduk melalui peningkatan pendapatan. Namun, pada sisi lain usahatani yang

dikelola oleh para petani seringkali menghadapi berbagai kendala pengembangan.

Keterbatasan sumberdaya yang dikuasai merupakan karakteristik yang seringkali

melekat pada usahatani di negara-negera berkembang, termasuk di Indonesia.

Keterbatasan dalam penguasaan lahan, modal, dan input produksi lainnya serta

rendahnya kemampuan dalam aspek pengelolaan merupakan kondisi yang membawa

(195)

Pembangunan pertanian di Indonesia juga terbentur pada masalah kepadatan

penduduk, pertarnbahan penduduk relatif tinggi, tidak meratanya penyebaran

penduduk serta tidak meratanya struktur umur (Jenahar, 1990). Kondisi tersebut

berdampak pada semakin sempitnya lahan usahatani yang tersedia sebagai akibat dari

pengkonversian lahan usahatani menjadi kawasan perurnahan atau pemanfaatan

lainnya yang dinilai lebih memberikan "nilai guna". Data yang ada menunjukan

bahwa di Pulau Jawa setiap tahun terjadi pengkonversian lahan sawah seluas

15 000

-

23 000 hektar. Disamping itu, penurunan kesuburan tanah dan adanya

degradasi tanah menjadi faktor lain yang juga dihadapi dalam pembangunan bidang

pertanian. Holden (2000) mengungkapkan bahwa degradasi lahan yang terus

menerus merupakan ancaman dalam pembangun ekonomi terhadap potensi produksi

pangan masa mendatang.

Suatu upaya yang dapat dilakukan guna mempertahankan keberadaan

usahatani dan menjagalmeningkatkan stabilitas pendapatan petani adalah dengan

mengembangkan sistem usahatani terpadu (farming system). Farming system

merupakan suatu konsep pengembangan pertanian yang memandang usahatani

sebagai suatu sistem. Hal ini mengandung pengertian bahwa antara berbagai cabang

usahatani yang dikelola oleh petani memiliki saling keterkaitan dan berinteraksi satu

sama lain. Keterkaitan dan interaksi tersebut baik dalam ha1 penggunaan input

maupun tingkat output yang dihasilkan. Dengan demikian petani dituntut mampu

memadukan berbagai kombinasi cabang usahatani sehingga tercipta keterkaitan yang

(196)

Berbagai kajian yang telah dilakukan menunjukan bahwa dengan penerapan

pola usahatani terpadu akan diperoleh berbagai keuntungan, antara lain: (1) dapat

memperkecil resiko kegagalan produksi salah satu cabang usaha, (2) dapat menjamin

distribusi tenaga kerja yang relatif merata sepanjang tahun, (3) dapat

mempertahankan keseimbangan unsur hara tanah, dan (4) dapat mencegah terjadinya

penyebaran serangan hama dan penyakit.

Berkaitan dengan penerapan pola usahatani terpadu, sebagian petani di

Kecamatan Sukahaji, Kabupatan Majalengka dalam usahataninya disamping

mengembangkan berbagai jenis tanaman (padi, bawang merah, dan ubi jalar) dengan

pola tanam tertentu pada setiap musim tanam juga memelihara ternak. Pengembangan

usahatani yang terdiri atas berbagai cabang usaha tersebut (tanaman dan ternak)

selain didasarkan atas kebiasaan serta pengalaman juga diharapkan mampu

meningkatkan pendapatan petani. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kombinasi

cabang usaha yang dijalankan oleh petani harus dilakukan atas dasar pola

pemanfaatan sumberdaya secara optimal.

Untuk dapat melaksanakan pembangunan pertanian dengan memanfaatkan

sumberdaya yang tersedia secara optimal maka diperlukan suatu perencanaan yang

sistematis, terarah dan berkelanjutan. Perencanaan dalam pembangunan pertanian

dipandang perlu karena sektor pertanian menjadi tumpuan hidup sebagian besar

rakyat dan harus mampu menjadi landasan yang kuat bagi kemandirian ekonomi

karena negara kita adalah negara agraris. Kondisi krisis yang terjadi merupakan

(197)

1.2. Perurnusan Masalah

Sejak Repelita 111, perencanaan pembangunan pertanian diarahkan pada pola

pengembangan yang bersifat terpadu melalui Kebijaksanaan Trimatra Pembangunan

Pertanian. Keterpaduan yang dimaksud dalam trimatra tersebut meliputi:

(1) kebijaksanaan usahatani terpadu, (2) kebijaksanaan komoditi terpadu, dan

(3) kebijaksanaan wilayah terpadu. Pendekatan kebijaksanaan tersebut dilakukan

dalam rangka mendayagunakan dan menggerakan potensi surnberdaya alam,

manusia, teknologi, dan modal secara optimal.

Pada kenyataannya, perencanaan yang disusun dalam pembangunan pertanian

perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan sosio-budaya masyarakat

setempat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap daerah memiliki daya

dukung serta keunggulan komparatif yang berbeda bagi pengembangan suatu sistem

usahatani. Demikian pula dengan sosio-budaya masyarakat pada setiap daerah juga

berbeda-beda. Schickele (1 966) mengemukakan bahwa dalam mengarnbil keputusan

untuk suatu perencanaan pembangunan pertanian, yang diarnati bukan hanya

masalah-masalah yang menyangkut individu petani dengan usahataninya tetapi juga

perlu dipelajari masalah-masalah diluar usahatani serta lingkungan yang dapat

menghambat petani dalam memodernisir usahataninya untuk meningkatkan produksi

pertanian.

Perencanaan pembangunan pertanian, pada dasarnya ditujukan untuk mencari

alternatif pengembangan sistem usahatani baik pada tingkat petani maupun wilayah.

Kindelberger dan Herrick (1984) mengemukakan bahwa mencari alternatif sistem

(198)

Berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya, lahan dan modal merupakan

sumberdaya yang seringkali menjadi kendaldpembatas. Pemilikan lahan sawah di

Jawa adalah kurang dari 0.25 hektar dan di luar Jawa 0.50 hektar, sedangkan

pemilikan lahan kering di Jawa 0.50 hektar dan diluar Jawa 1.00 hektar. Pemecahan

kendala tersebut antara lain diungkapkan oleh Cooke (1982) yang menyarankan dua

cara, yaitu: (1) dengan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang terbatas melalui

kombinasi usahatani sehingga mampu membentuk modalnya sendiri, dan (2) melalui

pemberian kredit usahatani, dengan harapan petani akan mampu meningkatkan

penggunaan input yang lebih tinggi, sehingga produksi yang akan dicapai relatif

lebih tinggi.

Dalam hubungannya dengan penerapan sistem usahatani terpadu, petani di

Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka telah mengembangkan berbagai pola

tanam yang dikombinasikan dengan usahaternak. Pengembangan usahatani tanaman

dan ternak dalam batas-batas tertentu dapat memberikan kontribusi positif bagi

usahatani secara keseluruhan. Sebagai contoh adalah terjadinya peningkatan

efektifitas penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, meningkatkan pemanfaatan

limbah pertanian untuk makanan ternak serta meningkatkan pemanfaatan kotoran

ternak untuk pupuk pertanian. Lebih lanjut pengembangan usahatani tanaman dan

ternak ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dari

usahatani yang dij alankannya.

Narnun demikian, karena keterbatasan sumberdaya dan kemampuan dalam

mengelola usahataninya sehingga pemilihan cabang usaha seringkali didasarkan atas

(199)

didasarkan atas pertimbangan efisiensi. Dengan kondisi demikian maka alokasi

sumberdaya yang dikuasai oleh petani seringkali belum optimal dan pengelolaan

usaha menjadi tidak efisien dengan tingkat produktivitas relatif rendah. Implikasi

selanjutnya adalah tingkat pendapatan yang dicapai petani belum maksimal.

Demikian pula dengan sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan daerah.

Hal ini mengindikasikan perlunya dilakukan kajian menyeluruh terhadap usahatani

terpadu (tanaman dan ternak) yang dijalankan oleh petani agar sumberdaya yang

dimiliki dapat dialokasikan secara optimal. Dengan demikian permasalahan yang

dikaji dalam penelitian adalah menyangkut pengembangan sistem usahatani secara

optimal yang mampu memanfaatkan sumberdaya yang tersedia sehingga

mendatangkan pendapatan maksimum baik bagi petani maupun bagi daerah yang

bersangkutan.

1.3. Tujuan

Dengan merujuk pada perurnusan masalah di atas maka tujuan studi ini

adalah:

1. Menentukan pola usahatani optimal pada tingkat petani dan tingkat wilayah.

2. Mengetahui alokasi sumberdaya pada pola usahatani optimal tingkat petani dan

tingkat wilayah.

(200)

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi:

1. Pemerintah daerah setempat, khususnya dinas pertanian, sebagai bahan masukan

dalam rangka penyusunan rencana pengembangan usahatani pada tingkat

wilayah.

2. Petani di wilayah penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan

cabang usahatani yang dijalankannya sesuai dengan sumberdaya yang dikuasai.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mencakup analisis alokasi

penggunaan sumberdaya yang ada di wilayah kajian. Analisis alokasi dilakukan pada

tingkat petani dan tingkat wilayah. Analisis alokasi sumberdaya dilakukan dengan

pendekatan program linier. Disamping analisis alokasi sumberdaya, pada tingkat

wilayah juga dilakukan analisis kelayakan terhadap pola optimal yang dicapai.

Keterbatasan dari penelitian ini meliputi: (1) analisis usahatani yang dilakukan

terhadap usahatani tanaman pangan dan ternak domba sedangkan untuk tanaman

perkebunan, perikanan, dan jenis ternak lainnya tidak dimasukkan dalarn penelitian

ini, (2) analisis usahatani yang dikaji adalah usahatani lahan sawah dan tidak

memasukkan usahatani pada tipe lahan lainnya, dan (3) analisis kelayakan yang

Referensi

Dokumen terkait

Daun tanaman tanpa perlakuan paclubutrazol dengan daun tanaman yang telah diberi perlakuan paclo- butrazol mengandung jumlah sel yang sama, tetapi sel pada daun

Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaspisahkan dari dan dengan nilai-nilai Pancasila serta telah

Wawancara dilakukan untuk mengetahui potensi pemanfaatan lahan rawa untuk tanaman pangan khususnya padi, pola tanam dan pola pemupukan yang dilakukan petani yaitu

HOW TO MAKE GADO-GADO (VEGETABLE SALAD WITH PEANUT SAUCE).. Gado-gado is the one salad from Indonesia that needs

(1) Banyak konselor mengeluh terhadap suasana sekolah yang kurang memungkinkan konselor melaksanakan konseling dengan baik, (2) Konselor membutuhkan strategi alternatif

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penggunaan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu

Sedangkan hasil analisis data menunjukkan ada empat risiko utama yang berpengaruh pada kinerja masa pemeliharaan proyek konstruksi gedung di wilayah Surakarta,