OPTlMALlSASl POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN
PADA M H A N SAWAH DAN TERNAK DOMBA
Dl KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA
Oleh
:ALLA ASMARA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ALLA ASMARA. Optimalisasi Pola Usahatani Tanaman Pangan pada Lahan Sawah
dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji, Majalengka. Dibawah bimbingan
KUNTJORO sebagai ketua, SRI HARTOYO dan KOOSWARDHONO
MUDIKDJO sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan: (1) menentukan pola usahatani optimal tingkat petani dan tingkat wilayah, (2) mengetahui alokasi sumberdaya pada pola usahatani optimal tingkat petani dan tingkat wilayah, dan (3) menganalisis kelayakan usahatani optimal tingkat wilayah. Analisis data menggunakan pendekatan program linier dan analisis kelayakan.
Hasil analisis program linier menunjukkan bahwa pola tanam padi-bera merupakan pola tanam yang menjadi aktivitas basis bagi petani yang menjalankan aktivitas usahatani pada lahan sawah l x tanadtahun. Untuk petani yang menjalankan usahatani pada lahan sawah 2x tanam/tahun, aktivitas pola tanam yang menjadi aktivitas basis adalah aktivitas pola tanam padi-padi dan pola tanam padi-bawang
merah. Untuk petani yang mengusahakan pertaniannya pada lahan sawah 3x
tanadtahun, aktivitas pola tanam yang menjadi solusi optimal adalah pola tanam padi-padi-padi, padi-bawang merah-bawang merah, dan pola tanam padi-bawang merah-ubi jalar.
Pola tanam yang menjadi aktivitas basis pada tingkat wilayah adalah padi- bera, padi-ubi jalar, padi-bawang merah, padi-padi-padi, padi-padi-bawang merah, padi-bawang merah-bawang merah, dan padi-bawang merah-ubi jalar. Pola tanam optimal skenario I adalah pola tanam padi-bera, padi-padi, padi-bawang merah, padi-padi-bawang merah, dan padi-padi-ubi jalar. Sementara itu, untuk pola optimal skenario I1 adalah padi-bera, padi-bawang merah, dan padi-bawang merah- bawang merah.
Aktivitas yang juga menjadi aktivitas basis adalah aktivitas memelihara domba dan aktivitas meminjam kredit. Pada solusi optimal tingkat petani jumlah ternak domba yang dapat dipelihara meningkat dari lima ekor menjadi tujuh sampai delapan ekor. Adapun untuk tingkat wilayah terjadi peningkatan jumlah pemeliharaan domba yaitu dari 6 637 ekor menjadi 26 687 ekor.
Analisis alokasi sumberdaya pada pola usahatani optimal menunjukkan bahwa pada tingkat usahatani sumberdaya yang menjadi pembatas adalah lahan, hijauan maltanan ternak, pupuk anorganik, dan sumberdaya modal. Sumberdaya yang menjadi pembatas pada tingkat wilayah adalah lahan sawah l x tanadtahun, bibit tanaman, pupuk anorganik, kapasitas tampung ternak, dan modal petani. Pada skenario I sumberdaya yang menjadi pembatas adalah semua tipe lahan, sumberdaya modal petani, dan kredit usahatani. Hal yang sama juga berlaku pada skenario 11
kecuali untuk sumberdaya kredit usahatani yang diasumsikan tersedia pada skenario ini. Adapun hasil analisis kelayakan adalah: NPV= Rp 709 544 275, NetB/C = 1.04,
dan IRR = 21.59 %. Hal ini menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek finansial pola
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
OPTIMALISASI POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA DI KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 23 Mei 2002
OPTIMALISASI POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA
DI KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA
Oleh :
ALLA ASMARA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Optinlalisasi Pola lJsahatani Tananlan Pangan pada Lahan Sawah dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji, Maj alengka
Nama Mahasiswa : Alla Asmara
Nomor Pokok : 97001
Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
.-c-.--
Dr. Ir. Sri Hartovo, MS Ailggota
2. Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA
Prof. Dr.Ir. Kooswardhono Mudikdio, M 4
Anggota
I a
MSc
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan sebagai anak ketujuh dari pasangan Drs. H. Suryadi
Bambang dan Hj. Maesudeh (Almh.). Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Januari
1973 di Cikarang-Bekasi.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1985 di SDN Dwiguna
Cikarang. Pendidikan lanjutan penulis tempuh di SMPN 2 Cikarang, selesai pada
tahun 1988. Tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Bekasi,
selanjutnya pada tahun yang sama penulis diterima melalui jalur USMI pada Fakultas
Peternakan IPB. Penulis menyelesaikan Sarjana Perternakan pada tahun 1996.
Pada tahun 1997 penulis diterima sebagai staf pengajar pada Jurusan Sosial
Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan IPB dan pada tahun yang sama
penulis mernperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi pada Program Studi Ilmu
Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana IPB.
Penulis menikah dengan Siti Nurhayati pada tahun 1998, dan sudah dikarunia
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, dengan rahrnat dan hidayah-Nya, tulisan
ini dapat penulis selesaikan. Tesis yang berjudul 'Optimalisasi Pola Usahatani
Tanaman Pangan pada Lahan Sawah dan Ternak Domba di Kecamatan Sukahaji
Kabupaten Majalengka' ini disusun sebagai syarat tugas akhir pada Program
Magister, Program Pascasarjana IPB.
Banyak pihak telah memberikan bantuan sejak awal perkuliahan sampai pada
penyusunan tesis ini. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus
penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Kuntjoro, Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc, dan Dr. Ir. Sri
Hartoyo, MS atas bimbingan dan arahan yang diberikan sejak penyusunan dan
perencanaan penelitian hingga selesai penulisan.
2. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
dan semua staf pengajar Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, yang telah
mengajar dan memberikan pengarahan dalam perkuliahan sampai pada penulisan
tesis ini.
3. Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor serta
semua staf administrasi yang telah membantu kelancaran administrasi perkuliahan
sampai pada penulisan tesis ini.
4. Staf pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan
IPB atas bantuan dan dorongannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Terima kasih yang tulus buat yang tercinta isteriku Nunu dan anak-anakku
mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Terima
kasih yang sebesar-besarnya buat Bapak Drs.
H.
Suryadi Barnbang dan Ibu Hj.Maesudeh (Almh.) serta Bapak Mertua U. Tajudin dan Ibu Mertua Lasmanawati
yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Rasa terima kasih juga disampaikan untuk Keluarga Kang Nana dan Mas Sigit serta
semua keluarga yang senantiasa mendoakan keberhasilan penulis selama mengikuti
pendidikan di Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Akhirnya penulis menyadari keterbatasan yang ada pada penulis sehingga
tesis ini masih banyak keterbatasannya, tetapi satu harapan penulis semoga tesis ini
dapat memberikan manfaat bagi pegembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, Mei 2002
DAFTAR IS1
...
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
...
DAFTAR LAMPIRAN...
...
I
.
PENDAHULUAN...
1
.
1. Latar Belakang1.2. Perumusan Masalah
...
1.3. Tujuan...
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian...
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
...
I1.
TINJAUAN PUSTAKA...
...
2.1. Usahatani
2.2. Kajian Penelitian Terdahulu
...
111.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS...
3.1. Konsep Optimalisasi...
3.2. Konsep Analisis Biaya Manfaat...
IV.
METODOLOGI...
4.1. Lokasi Penelitian
...
4.2. Populasi dan Sampel...
4.3. Jenis dan Sumber Data...
.
.
.
...
4.4. Analisis Data...
...
4.4.1. Analisis Program Linier
4.4.2. Analisis Kelayakan
...
...
.
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
... 5.1. Lokasi dan Topografi
... 5.2. Kependudukan
... 5.3. Keadaan Pertanian
...
5.4. Keadaan Peternakan
...
.
VI HASIL DAN PEMB AHAS AN
... 6.1. Karakteristik Responden
... 6.2. Karakteristik Usahatani
... 6.2.1. Penggunaan Lahan
... 6.2.2. Penggunaan Tenaga Kerj a
... 6.2.3. Penggunaan Input Faktor
... 6.2.4. Modal Usahatani
... 6.2.5. Produktivitas dan Pendapatan
... 6.3. Karakteristik Usahaternak Domba
... 6.4. Pola Usahatani Optimal
...
6.4.1. Pola Usahatani Optimal Tingkat Petani
... 6.4.2. Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah
... 6.5. Analisis Kelayakan
...
.
VII KESIMPULAN DAN SARAN
...
7.1. Kesimpulan 110
...
7.2. Saran 111
...
DAFTAR PUSTAKA 113
...
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1
.
Struktur Matrik Program Linier pada Tingkat Petani...
302
.
Struktw Matrik Program Linier pada Tingkat Wilayah...
303
.
Komposisi Penduduk Kecamatan Sukahaji dan Desa ContohBerdasarkan Kelompok Usia
...
404
.
Komposisi Penduduk Kecamatan Sukahaji dan Desa ContohBerdasarkan Tingkat Pendidikan
...
415
.
Komposisi Penduduk Kecamatan Sukahaji dan Desa Contoh...
Berdasarkan Pekerjaan Utama 41
6
.
Luas Lahan Sawah di Kecamatan Sukahaji BerdasarkanJenis Pengairan
...
427
.
Luas Lahan Non-Sawah di Kecamatan Sukahaji BerdasarkanJenis Pemanfaatan
...
428
.
Sebaran Populasi Ternak di Kecamatan Sukahaji...
43 9.
Karakteristik Responden...
45...
10
.
Karakteristik Usahatani 471 1
.
Pola Tanam yang Dipertimbangkan Masuk dalam Model Perencanaan...
Optimal 49
12
.
Surnberdaya Lahan yang Dikuasai Oleh Responden...
5013
.
Kegiatan Budidaya Tanaman...
5114
.
Curahan Kerja pada Setiap Pola Tanam...
5115
.
Rataan Penggunaan Bibit Tanaman Per Hektar Per Musim Tanam...
di Kecamatan Sukahaji 55
17
.
Rataan Penggunaan Pupuk Anorganik Per Hektar Per Musim Tanam...
di Kecamatan Sukahaji18
.
Rataan Penggunaan Pupuk Anorganik Untuk Setiap Jenis TanamanPer Musim Tanam di Kecamatan Sukahaji
...
...
19
.
Ketersediaan Pupuk Anorganik...
20
.
Biaya Produksi Setiap Jenis Tanaman Per Musim Tanam...
21
.
Jumlah Produksi Rata-rata Setiap Pola Tanam22
.
Tingkat Produktivitas Setiap Jenis Tanaman Per Musim Tanam...
23
.
Tingkat Pendapatan Bersih Setiap Pola Tanam...
24
.
Distribusi Responden Berdasarkan Ternak Domba yang Dipelihara....
25
.
Rata-rata Jumlah Ternak yang Dimiliki Oleh Responden...
26
.
Tingkat Pendapatan Usahaternak Domba...
27
.
Aktivitas Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Petani...
28
.
Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Petani...
29
.
Penggunaan Tenaga Kerja pada Pola Usahatani Optimal...
Tingkat Petani
30
.
Penggunaan Bibit Tanaman pada Pola Usahatani Optimal...
Tingkat Petani
3 1
.
Penggunaan Pupuk Anorganik pada Pola Usahatani OptimalTingkat Petani
...
32
.
Penggunaan Modal Sendiri dan Pinjaman Kredit pada Pola UsahataniOptimal Tingkat Petani
...
33
.
Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani OptimalTingkat Petani
...
34
.
Perbandingan Tingkat Pendapatan Petani pada Kondisi Aktual dan35
.
Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada...
Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah l x TanarnITahun 85
36
.
Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah l x TanamITahun...
37
.
Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan padaPola Usahatani Optimal Lahan Sawah 2x TanarnJTahun
...
38
.
Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani Optimal Lahan Sawah 2x T a n d T a h u n...
39
.
Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan padaPola Usahatani Optimal Lahan Sawah 3x T a n d T a h u n
...
40
.
Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani Optimal...
Lahan Sawah 3x T a n d T a h u n
41
.
Aktivitas Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah....
Skenario I. dan Skenario I1
42
.
Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah....
43
.
Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Skenario I...
44
.
Aktivitas Non-Basis pada Pola Usahatani Optimal Skenario I1...
45
.
Alokasi Optimal Sumberdaya Lahan Untuk Setiap Musim Tanampada Tingkat Wilayah
...
46
.
Alokasi Optimal Sumberdaya Lahan Untuk Setiap Musim Tanampada Skenario I
...
47
.
Alokasi Optimal Sumberdaya Lahan Untuk Setiap Musim Tanampada Skenario I1
...
48
.
Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan SumberdayaModal Petani pada Pola Usahatani Optimal Tingkat Wilayah
...
49
.
Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan SumberdayaModal Petani pada Pola Usahatani Optimal Skenario I
...
50
.
Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sumberdaya5 1 . Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal
Tingkat Wilayah ... 52 . Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal Skenario I ...
53 . Sumberdaya Langka pada Pola Usahatani Optimal Skenario I1 ...
54 . Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada Pola
...
Usahatani Optimal Tingkat Wilayah
55 . Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani
...
Optimal Tingkat Wilayah
56 . Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada Pola
...
Usahatani Optimal Skenario I
57 . Kisaran Nilai Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan pada Pola
Usahatani Optimal Skenario I1 ...
58 . Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani
...
Optimal Skenario I
59 . Kisaran Nilai Perubahan Sumberdaya pada Pola Usahatani
...
Optimal Skenario I1
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
...
1 . Isokuan Produsen A dan Produsen B 15
...
2 . Penentuan Kombinasi Optimum dari Dua Produk 17
...
3 . Manfaat Bersih Tarnbahan dari Suatu Proyek 23
4 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Lahan Sawah 1 x Tanam/Tahun ... 77
5 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Lahan Sawah 2x TanarnJTahun ... 77
6 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Lahan Sawah 3x Tanam/Tahun ... 77
7 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Tingkat Wilayah ... 98
8 . Alokasi Lahan pada Pola Optimal Skenario I ... 98
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 . Perhitungan Ketersediaan Tenaga Kerja, Ketersediaan Modal, dan Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Rurninansia di Kecamatan
Sukahaji
...
1172. Aktivitas Petani pada Lahan Sawah l x T a n d T a h u n di Kecamatan
Sukahaji yang Dipertimbangkan dalam Program Linier
...
1 1 83. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier untuk Petani
pada Lahan Sawah 1 x T a n d a h u n di Kecamatan Sukahaji
...
1 194. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Lahan Sawah
1 x TanamITahun di Kecamatan Sukahaji
...
1205. Aktivitas Petani pada Lahan Sawah 2x T a n d T a h u n di Kecamatan
Sukahaji yang Dipertimbangkan dalam Program Linier
...
12 16. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier untuk Petani
...
pada Lahan Sawah 2x T a n d T a h u n di Kecamatan Sukahaji 122
7. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Lahan Sawah
2x T a n d T a h u n di Kecamatan Sukahaji
...
1238. Aktivitas Petani Pada Lahan Sawah 3x TanarnITahun di Kecamatan
...
Sukahaji yang Dipertimbangkan dalam Program Linier 125
9. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier untuk Petani
...
pada Lahan Sawah 3x T a n d a h u n di Kecamatan Sukahaji 126
10. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Lahan Sawah
3x T a n d T a h u n di Kecamatan Sukahaji
...
1271 1. Aktivitas Petani pada Tingkat Wilayah, Skenario I, dan Skenario I1
yang Dipertimbangkan dalam Program Linier
...
13012. Kendala yang Dipertimbangkan dalam Program Linier
untuk Tingkat Wilayah, Skenario
I,
dan SkenarioI1
...
13 113. Model Program Linier Aktivitas Petani pada
...
14. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Skenario I
...
...
15. Model Program Linier Aktivitas Petani pada Skenario I1
...
16. Proyeksi Populasi dan Penjualan Ternak Domba Betina pada
Tingkat Wilayah
...
...
...
... ... ... .
...
17. Proyeksi Populasi Induk dan Penjualan Ternak Domba Jantan pada
Tingkat Wilayah
...
... ... ...
...
...
...
18. Proyeksi Populasi Ternak Domba pada Tingkat Wilayah
. .. .. ..
.. .. .. ..
...
19. Proyeksi Fisik Input dan Output Usahaternak Domba pada
Tingkat Wilayah
... ...
...
... ...
....
... ...
20. Proyeksi Penerimaan dan Biaya Usahaternak Domba pada
Tingkat Wilayah
... . . .
.
.
.
. . .
. .
.
.
. . .
. .
.
.
. . .
. . .
.
.
. . .
...
21. Tingkat Pendapatan Bersih Untuk Pola Tanarn Optimal Tingkat
Wilayah
...
. . .
. .
.
.
. . .
.
.
. .
. . .
.
. . . .
. . .
.
. . .
.
. .
. . . .
.
.
. . .
22. Investasi, Penerimaan, dan Biaya Produksi pada Pola
Optimal Tingkat Wilayah
... ...
..
..
..
..
...
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat
menjadi suatu koreksi akan strategi pembangunan yang selama ini dilaksanakan.
Krisis tersebut ternyata telah menyadarkan kita akan pentingnya peranan sektor
pertanian. Isu kerawanan pangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai dampak
dari krisis yang terjadi merupakan isu yang secara langsung berkaitan dengan sektor
pertanian. Argumen untuk hal ini tidak lain karena sektor pertanian merupakan
sektor penyedia bahan pangan dan pada sektor ini pulalah sebagian besar penduduk
Indonesia menggantungkan hidupnya. Dengan demikian pemberdayaan ekonomi
tampaknya dapat diwujudkan melalui pemberdayaan sektor pertanian.
Pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pengembangan suatu sistem usahatani
pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani. Hal ini sejalan
dengan salah satu sasaran pembangunan nasional yaitu meningkatkan tarap hidup
penduduk melalui peningkatan pendapatan. Namun, pada sisi lain usahatani yang
dikelola oleh para petani seringkali menghadapi berbagai kendala pengembangan.
Keterbatasan sumberdaya yang dikuasai merupakan karakteristik yang seringkali
melekat pada usahatani di negara-negera berkembang, termasuk di Indonesia.
Keterbatasan dalam penguasaan lahan, modal, dan input produksi lainnya serta
rendahnya kemampuan dalam aspek pengelolaan merupakan kondisi yang membawa
Pembangunan pertanian di Indonesia juga terbentur pada masalah kepadatan
penduduk, pertarnbahan penduduk relatif tinggi, tidak meratanya penyebaran
penduduk serta tidak meratanya struktur umur (Jenahar, 1990). Kondisi tersebut
berdampak pada semakin sempitnya lahan usahatani yang tersedia sebagai akibat dari
pengkonversian lahan usahatani menjadi kawasan perurnahan atau pemanfaatan
lainnya yang dinilai lebih memberikan "nilai guna". Data yang ada menunjukan
bahwa di Pulau Jawa setiap tahun terjadi pengkonversian lahan sawah seluas
15 000
-
23 000 hektar. Disamping itu, penurunan kesuburan tanah dan adanyadegradasi tanah menjadi faktor lain yang juga dihadapi dalam pembangunan bidang
pertanian. Holden (2000) mengungkapkan bahwa degradasi lahan yang terus
menerus merupakan ancaman dalam pembangun ekonomi terhadap potensi produksi
pangan masa mendatang.
Suatu upaya yang dapat dilakukan guna mempertahankan keberadaan
usahatani dan menjagalmeningkatkan stabilitas pendapatan petani adalah dengan
mengembangkan sistem usahatani terpadu (farming system). Farming system
merupakan suatu konsep pengembangan pertanian yang memandang usahatani
sebagai suatu sistem. Hal ini mengandung pengertian bahwa antara berbagai cabang
usahatani yang dikelola oleh petani memiliki saling keterkaitan dan berinteraksi satu
sama lain. Keterkaitan dan interaksi tersebut baik dalam ha1 penggunaan input
maupun tingkat output yang dihasilkan. Dengan demikian petani dituntut mampu
memadukan berbagai kombinasi cabang usahatani sehingga tercipta keterkaitan yang
Berbagai kajian yang telah dilakukan menunjukan bahwa dengan penerapan
pola usahatani terpadu akan diperoleh berbagai keuntungan, antara lain: (1) dapat
memperkecil resiko kegagalan produksi salah satu cabang usaha, (2) dapat menjamin
distribusi tenaga kerja yang relatif merata sepanjang tahun, (3) dapat
mempertahankan keseimbangan unsur hara tanah, dan (4) dapat mencegah terjadinya
penyebaran serangan hama dan penyakit.
Berkaitan dengan penerapan pola usahatani terpadu, sebagian petani di
Kecamatan Sukahaji, Kabupatan Majalengka dalam usahataninya disamping
mengembangkan berbagai jenis tanaman (padi, bawang merah, dan ubi jalar) dengan
pola tanam tertentu pada setiap musim tanam juga memelihara ternak. Pengembangan
usahatani yang terdiri atas berbagai cabang usaha tersebut (tanaman dan ternak)
selain didasarkan atas kebiasaan serta pengalaman juga diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan petani. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kombinasi
cabang usaha yang dijalankan oleh petani harus dilakukan atas dasar pola
pemanfaatan sumberdaya secara optimal.
Untuk dapat melaksanakan pembangunan pertanian dengan memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia secara optimal maka diperlukan suatu perencanaan yang
sistematis, terarah dan berkelanjutan. Perencanaan dalam pembangunan pertanian
dipandang perlu karena sektor pertanian menjadi tumpuan hidup sebagian besar
rakyat dan harus mampu menjadi landasan yang kuat bagi kemandirian ekonomi
karena negara kita adalah negara agraris. Kondisi krisis yang terjadi merupakan
1.2. Perurnusan Masalah
Sejak Repelita 111, perencanaan pembangunan pertanian diarahkan pada pola
pengembangan yang bersifat terpadu melalui Kebijaksanaan Trimatra Pembangunan
Pertanian. Keterpaduan yang dimaksud dalam trimatra tersebut meliputi:
(1) kebijaksanaan usahatani terpadu, (2) kebijaksanaan komoditi terpadu, dan
(3) kebijaksanaan wilayah terpadu. Pendekatan kebijaksanaan tersebut dilakukan
dalam rangka mendayagunakan dan menggerakan potensi surnberdaya alam,
manusia, teknologi, dan modal secara optimal.
Pada kenyataannya, perencanaan yang disusun dalam pembangunan pertanian
perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan sosio-budaya masyarakat
setempat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap daerah memiliki daya
dukung serta keunggulan komparatif yang berbeda bagi pengembangan suatu sistem
usahatani. Demikian pula dengan sosio-budaya masyarakat pada setiap daerah juga
berbeda-beda. Schickele (1 966) mengemukakan bahwa dalam mengarnbil keputusan
untuk suatu perencanaan pembangunan pertanian, yang diarnati bukan hanya
masalah-masalah yang menyangkut individu petani dengan usahataninya tetapi juga
perlu dipelajari masalah-masalah diluar usahatani serta lingkungan yang dapat
menghambat petani dalam memodernisir usahataninya untuk meningkatkan produksi
pertanian.
Perencanaan pembangunan pertanian, pada dasarnya ditujukan untuk mencari
alternatif pengembangan sistem usahatani baik pada tingkat petani maupun wilayah.
Kindelberger dan Herrick (1984) mengemukakan bahwa mencari alternatif sistem
Berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya, lahan dan modal merupakan
sumberdaya yang seringkali menjadi kendaldpembatas. Pemilikan lahan sawah di
Jawa adalah kurang dari 0.25 hektar dan di luar Jawa 0.50 hektar, sedangkan
pemilikan lahan kering di Jawa 0.50 hektar dan diluar Jawa 1.00 hektar. Pemecahan
kendala tersebut antara lain diungkapkan oleh Cooke (1982) yang menyarankan dua
cara, yaitu: (1) dengan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang terbatas melalui
kombinasi usahatani sehingga mampu membentuk modalnya sendiri, dan (2) melalui
pemberian kredit usahatani, dengan harapan petani akan mampu meningkatkan
penggunaan input yang lebih tinggi, sehingga produksi yang akan dicapai relatif
lebih tinggi.
Dalam hubungannya dengan penerapan sistem usahatani terpadu, petani di
Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka telah mengembangkan berbagai pola
tanam yang dikombinasikan dengan usahaternak. Pengembangan usahatani tanaman
dan ternak dalam batas-batas tertentu dapat memberikan kontribusi positif bagi
usahatani secara keseluruhan. Sebagai contoh adalah terjadinya peningkatan
efektifitas penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, meningkatkan pemanfaatan
limbah pertanian untuk makanan ternak serta meningkatkan pemanfaatan kotoran
ternak untuk pupuk pertanian. Lebih lanjut pengembangan usahatani tanaman dan
ternak ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dari
usahatani yang dij alankannya.
Narnun demikian, karena keterbatasan sumberdaya dan kemampuan dalam
mengelola usahataninya sehingga pemilihan cabang usaha seringkali didasarkan atas
didasarkan atas pertimbangan efisiensi. Dengan kondisi demikian maka alokasi
sumberdaya yang dikuasai oleh petani seringkali belum optimal dan pengelolaan
usaha menjadi tidak efisien dengan tingkat produktivitas relatif rendah. Implikasi
selanjutnya adalah tingkat pendapatan yang dicapai petani belum maksimal.
Demikian pula dengan sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan daerah.
Hal ini mengindikasikan perlunya dilakukan kajian menyeluruh terhadap usahatani
terpadu (tanaman dan ternak) yang dijalankan oleh petani agar sumberdaya yang
dimiliki dapat dialokasikan secara optimal. Dengan demikian permasalahan yang
dikaji dalam penelitian adalah menyangkut pengembangan sistem usahatani secara
optimal yang mampu memanfaatkan sumberdaya yang tersedia sehingga
mendatangkan pendapatan maksimum baik bagi petani maupun bagi daerah yang
bersangkutan.
1.3. Tujuan
Dengan merujuk pada perurnusan masalah di atas maka tujuan studi ini
adalah:
1. Menentukan pola usahatani optimal pada tingkat petani dan tingkat wilayah.
2. Mengetahui alokasi sumberdaya pada pola usahatani optimal tingkat petani dan
tingkat wilayah.
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi:
1. Pemerintah daerah setempat, khususnya dinas pertanian, sebagai bahan masukan
dalam rangka penyusunan rencana pengembangan usahatani pada tingkat
wilayah.
2. Petani di wilayah penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
cabang usahatani yang dijalankannya sesuai dengan sumberdaya yang dikuasai.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mencakup analisis alokasi
penggunaan sumberdaya yang ada di wilayah kajian. Analisis alokasi dilakukan pada
tingkat petani dan tingkat wilayah. Analisis alokasi sumberdaya dilakukan dengan
pendekatan program linier. Disamping analisis alokasi sumberdaya, pada tingkat
wilayah juga dilakukan analisis kelayakan terhadap pola optimal yang dicapai.
Keterbatasan dari penelitian ini meliputi: (1) analisis usahatani yang dilakukan
terhadap usahatani tanaman pangan dan ternak domba sedangkan untuk tanaman
perkebunan, perikanan, dan jenis ternak lainnya tidak dimasukkan dalarn penelitian
ini, (2) analisis usahatani yang dikaji adalah usahatani lahan sawah dan tidak
memasukkan usahatani pada tipe lahan lainnya, dan (3) analisis kelayakan yang