• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Makanan Dan Tingkat Kepuasan Dengan Sisa Makanan Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Inap Di RSI NU Demak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Makanan Dan Tingkat Kepuasan Dengan Sisa Makanan Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Inap Di RSI NU Demak"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh: FARIDA J 310 151024

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Makanan Dan Tingkat Kepuasan Dengan Sisa Makanan Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Inap di RSI NU Demak

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh FARIDA J 310 151024

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Pembimbing

Nur Lathifah M, S.Gz., MS NIK.1468

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK

OLEH FARIDA J 310 151024

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari , Desember 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji

1. Nur Lathifah M, S.Gz., MS (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Eni Purwani, S.Si., M.Si (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Endang Nur Widiyaningsih, S.ST., M.Si Med (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes NIP/NIDN: 786/06-1711-7301

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis tau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diau dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 12 Januari 2018

Penulis

FARIDA J 310 151024

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES

MELLITUS TIPE II RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK

Abstrak

Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas pelayanan makanan. Kualitas pelayanan makanan dapat dilihat dari penampilan makanan dan rasa makanan. Kualitas pelayanan makanan perlu diperhatikan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga timbullah kepuasan pasien terhadap makanan yang disajikan oleh rumah sakit. Tujuan : Mengetahui hubungan kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makan pasien Diabetes Mellius Tipe II rawat inap di RSI NU Demak. Metode Penelitian : Penelitian desain

crossectional . Sampel penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus Tipe II rawat inap di RSI NU Demak sebanyak 42 dengan metode consecutive sampling. Data kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan diperoleh dari kuesioner. Data sisa makanan di peroleh dari form comstock. Uji yang digunakan adalah uji Rank Spearman. Hasil : Berdasarkan karakter sampel sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 61,9%, tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 59,5%, responden dengan usia 51 – 75 tahun adalah terbanyak yaitu sebanyak 66,7%, pekerjaan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38,1% dan responden terbanyak berada di kelas perawatan kelas III yaitu sebanyak 59,5%. Berdasarkan analisis statistik ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak dengan nilai p= 0,000 dan nilai r = -0,542. Ada hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak dengan nilai p= 0,007 dan nilai r= -0,412. Kesimpulan : Ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan sisa makanan pada pasien Diebetes Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak. Ada hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak.

Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Tingkat Kepuasan, Sisa Makanan.

Abstract

The patients’ food waste can be affected by several factors including the quality of food service. The quality of food service can be seen from the food presentation and taste. The quality of food service needs to be considered in order to increase the quality of food service so that the patients feel satisfied with the food served in the hospital. Objective : This study aims to know the corelation between quality of food service and food satisfaction level patients with plate waste in hospitalized diabetes mellitus type II patients at NU Islamic Hospital of Demak. Methods : This research was conducted using cross-sectional design. The subjects in this research were 42 Mellitus Diabetes type II patients at NU Islamic Hospital of Demak using consecutive sampling method. The data of service quality and the level of satisfaction were gained through questionnaire. The data of the leftovers were

(6)

2

collected from the Comstock form. The test used in this study was Rank Spearman test. Result : Based on the subject characters, most of the respondents were female (61,9%), with the education level 59,5% of them were graduated from high school, 66.7% of respondents were in age range 51-75 years old, 38,1% of respondents were housewives, and most of the respondents were in hozpitalization class III (59,5%). Based on statistical analysis, there was a relationship between the quality of food service with plate waste hospitalized diabetes mellitus type II patients in NU Islamic Hospital of Demak with the value of p= 0,000 and r= -0,542. There was a relationship between satisfaction of food with plate waste hospitalized diabetes mellitus type II patients in NU Islamic Hospital of Demak with the value of p= 0,007 and r= -0,412. Conclusion : Based on the analysis result, the study can be inferred that there were relationships between the quality of food service and satisfaction of food with plate waste hospitalized diabetes mellitus type II in NU Islamic Hospital of Demak.

Keywords: Service Quality, Satisfaction Level, Plate Waste.

1. PENDAHULUAN

Komponen penting dalam kesuksesan penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah berorientasi pada kepuasan pasien. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaran makanan dapat diidentifikasi dari persepsi pasien terhadap produk dan persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan. Pada pelaksanaan praktek penyelenggaraan makanan rumah sakit diukur dengan sisa makanan pasien (Hartwell, 2006).

Sisa makanan di piring (plate waste) adalah makanan yang disajikan kepada pasien, tetapi meninggalkan sisa di piring karena tidak habis dikonsumsi dan dinyatakan dalam persentase makanan yang disajikan (Djamaluddin, 2005). Sisa makanan merupakan indikator keberhasilan terapi gizi yang diberikan rumah sakit. Sisa makanan yang melebihi 25% menunjukkan kegagalan dalam suatu penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Tingginya sisa makan pasien dapat menghambat proses penyembuhan penyakit pasien dan rawat inap lebih panjang (Zakiya, 2005).

Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas pelayanan makanan. Kualitas pelayanan makanan dapat dilihat dari penampilan makanan dan rasa makanan. Kualitas pelayanan makanan perlu diperhatikan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga timbullah kepuasan pasien terhadap makanan yang disajikan oleh rumah sakit (Heryawanti,2004).

Berdasarkan penelitian Budiarti (2009) di RSUD kota Salatiga Jawa Tengah sebanyak 53,1% pasien mempunyai sisa makanan. Penelitian Aristi (2010) di RSU

(7)

3

Kabupaten Tangerang 83 orang (58,5%) pasien yang meninggalkan sisa makanan banyak, dan 66 orang (46,5%) yang meninggalkan makanan sedikit. Demikian juga penelitian Rijadi (2002) pada Rumah Sakit Islam Samarinda dari 35 responden 30,4% tidak dapat menerima makanan biasa yang disajikan, padahal bila makanan yang disajikan tidak dihabiskan dan berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan pasien mengalami defisiensi zat-zat gizi dan ini berarti pelayanan gizi yang baik tidak tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2009) tentang faktor yang berhubungan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas 3 di RSUD Kota Semarang menunjukkan rata-rata prosentase sisa makanan sebesar 28,03% dan faktor yang berhubungan terjadinya sisa makanan yaitu jadwal penyajian makanan, makanan luar RS dan mutu makanan. Penelitian Cahyawari (2013) tentang kualitas makanan dan tingkat kepuasan pada pasien Diabetes Mellitus menunjukkan penilaian kualitas pelayanan makanan responden sebagian besar (53,3%) adalah kategori baik, dan penilaian tingkat kepuasan responden sebagian besar (60%) adalah kategori puas.

Terapi gizi merupakan komponen utama dalam keberhasilan penatalaksanaan DM untuk mencegah terjadinya komplikasi DM kronis, tetapi masih banyak penderita DM yang belum dapat melaksanakan program diet yang telah diberikan. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya sisa makanan pada diet DM yang tidak habis dimakan dan dibuang sebagai sampah (Utari, 2009).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013) menunjukkan Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter di Jawa Tengah sebesar 1,6% sedangkan di Indonesia sebesar 1,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian diabetes di Jawa Tengan masih tinggi jika dibandingkan dengan Prevalensi diabetes melitus di Indonesia. Berdasarkan diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat observasional dengan pendekatan crosssectional. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2016. Lokasi penelitian dilakukan di ruang rawat inap kelas II dan III RSI NU Demak. Besar sampel yang dibuthkan pada penelitian berdasarkan perhitungan adalah 42 pasien.

(8)

4

Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah Pasien Diabetes Mellitus rawat inap kelas II dan III dengan makanan biasa dan lunak yang sudah dirawat inap 1 hari dan dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah pasien dengan diet Rendah Garam dan Rendah Protein dan jika pasien pulang atau menolak untuk meneruskan penelitian. Cara untuk memilih sampel yaitu menetapkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi penelitian yang dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi dan diperoleh sampel berdasarkan perhitungan.

Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer tersebut meliputi identitas sampel, data kualitas pelayanan, data tingkat kepuasan, dan data sisa makanan. Data tersebut meliputi gambaran umum lokasi RSI NU Demak. Kualitas pelayanan diperoleh dengan wawancara menggunakan form kuesioner tentang kualitas pelayanan. Tingkat kepuasan diperoleh dengan wawancara menggunakan form kuesioner tentang tingkat kepuasan.

Data sisa makanan diperoleh dengan menggunakan form comstock. Hubungan kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan terhadap sisa makanan menggunakan analisis Rank Spearman.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pelayanan RSI NU Demak terdiri dari pelayanan kesehatan sebagai layanan utama dan ditunjang dengan pelayanan spesialistik lainnya seperti spesialis anak, bedah, penyakit dalam, kandungan, mata dan penyakit kulit & kelamin. Pelayanan lainnya seperti pelayanan gawat darurat, pelayanan penunjang (farmasi, laboratorium, radiologi) dilakukan selama 24 jam.

Instalasi Gizi Rumah Sakit Islam NU demak merupakan Instalasi penunjang medik yang dikepalai oleh seorang kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit. Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Islam NU Demak saat ini hanya melayani pasien yang dirawat inap saja untuk jenis makanan biasa dan diit. Standar zat gizi pada makanan dengan diit Diabetes Mellitus

(9)

5

yang disajikan perhari untuk energi 2100 kkal. Gambaran umum karakteristik sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Pasien Rawat Inap Di RSI NU Demak Tahun 2016

Karakteristik Responden Frekuensi

N % Umur 35-50 tahun 51-75 tahun 14 28 33,3 66,7 Total 42 100 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 16 26 38,1 61,9 Total 42 100 Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA/SMK Perguruan Tinggi 5 4 7 25 1 11,9 9,5 16,7 59,5 2,4 Total 42 100 Kelas Perawatan Kelas II Kelas III 17 25 40,5 59,5 Total 42 100 Pekerjaan PNS/POLRI/TNI Swasta Wiraswasta Tani IRT 1 6 11 8 16 2,4 14,3 26,2 19,0 38,1 Total 42 100

Persentase terbesar kelompok umur responden adalah antara 51 – 75 tahun yaitu 66,7%. Pertambahan usia merupakan faktor resiko yang penting untuk penyakit DM. Menurut Sunjaya (2009) terdapat peningkatan penderita diabetes seiring dengan peningkatan umur, khususnya pada umur lebih dari 40 tahun yang disebabkan karena pada umur tersebut mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa.

Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden laki – laki yaitu sebesar 61,9%. Prevalensi kejadian DM pada perempuan lebih tinggi daripada laki – laki. Perempuan lebih beresiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang dalam peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan, pasca menopause yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga beresiko menderita Diabetes Mellitus (Irawan, 2010).

(10)

6

Pendidikan responden sebagian besar adalah SMK/SMA yaitu sebesar 59,5%. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai kedewasaan (jasmani dan rohani). Pendidikan tentang kesehatan dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi pandangan dan kebiasaan orang dalam menilai dan memahami zat gizi bagi tubuh (Notoatmodjo, 2010).

Menurut jenis pekerjaan sebagian besar responden adalah seorang IRT (ibu rumah tangga) yaitu sebesar 38,1%, pekerjaan erat hubungannya dengan kejadian kesakitan dimana timbulnya penyakit melalui beberapa faktor antara lain seperti lingkungan, stress, dan ada tidaknya gerak badan pada saat bekerja (Notoadmodjo, 2003). Menurut kelas perawatannya sebagian besar pasien dirawat di ruang kelas III yaitu sebesar 59,5%.

3.2Analisis Univariat

3.2.1 Distribusi Kualitas Pelayanan

Distribusi kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSI NU Demak tahun 2017 dapat diliat pada tabel 2.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Pada Pasien Rawat inap di RSI NU Demak Tahun 2016

Kategori kualitas pelayanan Frekuensi

n % Baik Kurang 35 7 83,3 16,7 Total 42 100

Berdasarkan Tabel 2 di atas, didapatkan bahwa sebanyak 83,3% menyatakan kualitas pelayanan dalam kategori baik. Hal ini berarti sebagian besar responden menilai bahwa kualitas pelayanan di RSI NU Demak baik. Pelayanan makanan yang baik terutama tentang kebersihan makanan dan alat makan, serta sikap petugas. Responden menilai kualitas pelayanan baik pada poin kebersihan makanan dan alat makan yaitu sebesar 92,85 % sedangkan untuk sikap petugas sebesar 90,47 %. Responden yang menyatakan kualitas pelayanannya kurang yaitu pada poin suhu makanan yaitu sebesar 54,76%.

Sikap petugas yang sopan dan ramah dapat mempengaruhi faktor psikologis pada pasien. Sikap petugas dalam menyajikan makanan dapat menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan (Aula, 2011). Faktor utama

(11)

7

dalam kepusan pasien terletak pramusaji, pramusaji diharapkan dapat berkomunikasi, baik dalam bersikap, menunjukkan ekspresi senyum. Hal ini penting karena akan mempengaruhi pasien untuk menikmati makanan dan akhirnya dapat menimbulkan rasa puaus yang dapat meningkatkan asupan makan agar pasien mau menghabiskan makanannya (Nuryati, 2008).

Kebersihan makanan dan peralatannya merupakan bagian yang penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit tertinggal dan akan berkembang biak dan mencemari makanan. Makanan dan alat makan yang bersih akan mempengaruhi seseorang untuk menggunakan alat makan tersebut dan menimbulkan perasaan aman untuk mengonsumsi dan menggunakan alat tersebut (Nuryati, 2008).

Kualitas pelayanan makanan merupakan bagian yang sifatnya tangible atau produk nyata yang krusial dalam layanan, mengingat bahwa di rumah sakit menawarkan jasa layanan dan produk secara bersamaan. Pasien mendapatkan dua produk yang sifatnya intangible yaitu layanan yang diberikan oleh pramusaji di rumah sakit tersebut dan juga mendapatkan produk yang nyata yaitu makanan yang disajikan (Yuliantoro, 2010). Apabila kualitas pelayanan makanan yang disajikan dengan baik, maka daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dapat dilihat dari sisa makanan pasien yang habis dimakan (Depkes, 2001).

3.2.2 Distribusi Tingkat Kepuasan

Distribusi tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSI NU Demak tahun 2017 dapat diliat pada tabel 3.

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pada Pasien Rawat inap di RSI NU Demak Tahun 2016

Kategori Tingkat Kepuasan Frekuensi

n % Puas Kurang Puas 35 7 83,3 16,7 Total 42 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan puas terhadap pelayanan gizi yang diberikan yaitu sebesar 83,3%. Responden merasa puas terutama terhadap terapi yang diberikan yaitu sebesar 80,95%, sikap ahli gizi dan penyaji makanan sebesar 90,47%. Responden menyatakan kurang puas terhadap

(12)

8

ketepatan waktu makan yang diberikan yaitu sebesar 33,3%. Komponen penting dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah berorientasi pada kepuasan pasien. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan dapat diidentifikasi dari ekspektasi produk dan persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan (Hartwell, 2006). Kepuasan pasien terhadap makanan diidentifikasikan dari sisa makanan dan persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan. Selain itu kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh faktor performa petugas dalam menghidangkan makanan. Performa petugas berpengaruh terhadap kepuasan pasien karena mempunyai proporsi pelayanan terbesar di rumah sakit (Nafiah, 2011).

3.2.3 Distribusi sisa makanan

Sisa makanan pasien yang diambil adalah sisa makanan yang mendapat diet DM dengan bentuk makanan biasa yang meliputi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayur. Dengan memakai metode taksiran visual comstock. Penilaian sisa makanan dikelompokkan menjadi 2 yaitu sisa makanan sedikit (<20%) dan sisa makanan banyak (≥20%) (Depkes RI, 2008).

Tabel 4.

Distribusi Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap Di RSI NU Demak Tahun 2016

Kategori Sisa Makanan Frekuensi

n % Banyak Sedikit 17 25 40,5 59,5 Total 42 100

Berdasarkan tabel 4 di atas, diperoleh hasil bahwa sebanyak 40,5% responden dengan sisa makan banyak dan 59,5% responden dengan sisa makan sedikit.

Tabel 5.

Distribusi Sisa Makanan Berdasarkan Jenis Makanan Pada Pasien Rawat Inap Di RSI NU Demak Tahun 2016 Jenis makanan Sisa makan Banyak Sedikit n % N % Makanan pokok Lauk hewani Lauk nabati sayur 10 19 17 16 23,8 45,2 40,5 38,1 32 23 25 26 76,2 54,8 59,5 61,9

Tabel 5 menunjukkan rata – rata sisa makanan pasien bersisa banyak pada jenis makanan lauk hewani yaitu sebesar 45,2%. Sisa makanan banyak terdapat pada makanan lauk hewani hal ini dikarenakan menu lauk hewani yang disajikan tidak

(13)

9

sesuai dengan selera pasien. Ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makan. Faktor yang berasal dari dalam diri pasien atau faktor internal dan faktor yang berasal dari luar atau faktor eksternal. Salah satunya adalah mengenai cita rasa makanan. Cita rasa suatu makanan mempengaruhi terjadinya sisa makanan karena cita rasa makanan mempengaruhi selera makan pasien (Utari, 2009). Selain itu adanya hubungan antar persepsi pasien mengenai kebiasaan makan dengan terjadinya sisa makanan diit Diabetes Mellitus karena kebiasaan makan ini mempengaruhi daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dan perlu waktu untuk menyesuaikan makanan yang disajikan oleh rumah sakit (Puspita, 2011).

3.3Analisis Bivariat

3.3.1 Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Sisa Makanan

Hasil analisis hubungan antara kualitas pelayanan makanan dengan sisa makan pasien DM di RSI NU Demak dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.

Distribusi Sisa Makan Menurut Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan Sisa makan Jumlah Nilai p Banyak Sedikit n % n % N % Baik Kurang baik 10 7 28,6% 100% 25 0 71,4% 0% 35 7 100% 100% 0,000

Tabel. 6 menunjukkan bahwa pada responden dengan sisa makan sedikit menilai kualitas pelayanan makanan baik sebesar 71,4% dibandingkan dengan kualitas pelayanan makanan yang kurang baik. Sedangkan responden dengan sisa makan banyak menilai kualitas pelayanan makanan kurang baik lebih besar yaitu sebanyak 100% daripada yang menilai kualitas pelayanan makanan baik.

Beradasarkan uji statistik dengan uji Rank Spearman menunjukkan nilai p = 0,000 sehingga ada hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan makanan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak dengan nilai r = -0,542 ini berarti kekuatan hubungan termasuk kuat ke arah negatif, yang bermakna semakin baik kualitas pelayanan makanan maka semakin sedikit sisa makan pasien. Kualitas pelayanan makanan dapat ditentukan dengan beberapa indikator diantaranya variasi menu makanan, cara penyajian, ketepatan waktu penyajian kebersihan alat makan, sikap dan perilaku petugas yang menghidangkan

(14)

10

makanan. Kualitas pelayanan makanan yang baik dapat dilihat dari sisa makanan yang disajikan dihabiskan atau tidak oleh pasien (Siswanto, 2009). Hal ini didukung oleh penelitian Ajuningsasi (2010) yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan makanan yang disajikan dengan sisa makan.

3.3.2 Hubungan Tingkat Kepuasan Dengan Sisa Makanan

Hasil analisis hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pasien Diabetes Mellitus di RSI NU Demak dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7.

Distribusi Sisa Makan Menurut Tingkat Kepuasan

Kualitas pelayanan Sisa makan Jumlah Sig (p) Banyak Sedikit n % n % N % Puas Kurang Puas 11 6 31,4% 85,7% 24 1 68,6% 14,3% 35 7 100% 100% 0,007

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada responden dengan sisa makan sedikit menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan yaitu sebesar 68,6% dibandingkan dengan responden dengan sisa makan banyak. Sedangkan pada responden dengan sisa makan banyak menyatakan bahwa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan yaitu sebesar 85,7% dibandingkan dengan responden dengan sisa makan sedikit.

Berdasarkan uji statistik dengan uji Rank Spearman menunjukkan nilai p= 0,007 sehingga ada hubungan yang bermakna antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak dengan nilai r= -0,412 berarti kekuatan hubungan termasuk kuat ke arah negatif, yang bermakna semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin sedikit sisa makan pasien. Kepuasan dirasakan oleh seseorang yang telah mengalami suatu hasil yang sesuai dengan harapannya. Jadi kepuasan merupakan fungsi dari tingkat harapan yang dirasakan dari hasil kegiatan. Apabila suatu hasil kegiatan melebihi harapan seseorang, seseorang dikatakan puas akan tetapi apabila hasil tersebut jauh di bawah harapan, seseorang akan merasa tidak puas.

Menurut Istianto (2011), terdapat 5 dimensi yang mempengaruhi perasaan kepuasan pasien, yaitu : mutu makanan, ketepatan waktu penyajian, reliabilitas pelayanan, temperatur makanan serta sikap petugas penyaji makanan. Kepuasan terhadap makanan yang disajikan dikatakan bermutu baik jika makanan tersebut

(15)

11

mempunyai cita rasa yang tinggi, penampilan, dan penyajian yang menarik sehinngga mendorong pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan dan dapat mempercepat proses penyembuhan sehingga sisa makanan pasien sedikit.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Berdasarkan data karakteristik sampel sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 61,9%, tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 59,5%, responden dengan usia 51 – 75 tahun adalah terbanyak yaitu sebanyak 66,7%, pekerjaan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38,1% dan responden terbanyak berada di kelas perawatan kelas III yaitu sebanyak 59,5%. Responden yang menilai kualitas pelayanan dengan kategori baik sebanyak 83,3%. Responden yang menilai tingkat kepuasan dengan kategori puas sebanyak 83,3%. Ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan sisa makanan pada pasien Diebetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak. Ada hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak.

4.2Saran

4.2.1 Bagi RSI NU Demak

a. Diharapkan adanya motivasi terhadap pasien agar mau menghabiskan makanannya karena dapat mempercepat proses penyembuhan sehingga menurunkan persentase sisa makanan rumah sakit.

b. Perlu diadakannya evaluasi kepuasan dan sisa makanan pada responden secara berkala, sehingga instalasi gizi dapat memantau seberapa besar kepuasan responden terhadap pelayanan makan yang diberikan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk sisa makan pasien. c. Perlu adanya variasi menu terutama untuk menu lauk hewani sehingga

dapat menurunkan persentase sisa makanan untuk lauk hewani. 4.2.2 Bidang Pendidikan

a. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan responden dengan jumlah yang lebih banyak agar dapat mengurangi bias penelitian.

(16)

12

b. Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan variabel bebas yang berbeda untuk dapat mengetahui faktor – faktor lain yang berhubungan dengan sisa makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D., and Rozario, F. 2009. Influence of service and product qualitytowards customer satisfaction : A case study at the staff cafeteria in the Hotel Industry. World Academy of Science, Engineering and Technology 53, Malaysia

Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003. Hubungan antara Faktor Menu, Pasien dan Lingkungan dengan Besarnya sisa Makanan (studi di RSUD Kertosono Nganjuk), abstrak, Bagian Gizi Kesmas FKM Unair.Yogyakarta

Ajuningsasi, R. 2010. Hubungan Aspek Kualitas Dan Kuantitas Makanan Dengan Sisa Makanan Pasien Di Bapelkes Rsu Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Skripsi :Universitas Airlangga.

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Aula, L. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisaakanan pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Jakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Azizah, U. 2004. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pasien dengan SisaMakanan Pada Pasien Rawat Inap Non Diit RSUD Banjarnegara FIK Universitas Diponegoro Semarang.

Baliwati, YF. Khomsan A. , Driwiani, CM. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.

Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Berman, Audrey. Et. al. 2003. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.

Budhiarti, S. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Persepsi Pasien Tentang Makanan dengan Sisa Makanan di RSUD Salatiga. Skripsi. FIK UNDIP.

Cahyawari, M. 2013. Hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan diabetesmellitus tipe II rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Carr, Deborah. et. al. 2001. Plate Waste Studies. National Food Service Management.

(17)

13

Comstock, E.M, Pierre, R.G., and Mackieman, Y.D. 1991. Measuring Individual Plate Waste in School Lunches, J.Am.Diet.Assoc.

Cox, D dan Annie, S. 2009. Pemilihan Makanan. Dalam: Buku Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Darryl.E, Barnes, MD. 2012. Program Olahraga Diabetes. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta.

Depkes RI. 2005. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: DepKes RI Depkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: DepKes RI

Djamaluddin. 2005. Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan Pada Pasien dengan Makanan Biasa. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Volume 1.Nomor 3. Maret 2005: 108-112.

Euis. 2007. Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University Press.

Hartwell, H.J., Edwarts, J.S.A, Symonds. 2006. Food Service in Hospital: Development of a Theoretical Modedl Foe Patient Experience And Satisfaction Using on Hospital in the UK National Health Service as a Case Study. Journal of Food Service.2006: 17, p.226-238.

Hensley, M. 2004.The Relatif Importantas of Food, Atmosphere and Fainess of Wait: The Case of a Full Servise Restaurant, Cornell Hotel and Restaurant administrasion Quarterly.

Heryawanti, T; Endy P P; Toto S. 2004. Pengaruh Alat Penyajian Disposable Terhadap Sisa Makanan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 1: 2, November, 2004. P 87 – 95 Istianto, H. 2011.Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akutansi.Vol.1 No 3.

Khomsan A., Baliwati, YF., Driwiani, CM. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.

Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Kurniali PC. 2013. Hidup Bersama Diabetes: Mengaktifkan kekuatan kecerdasan Ragawi untuk Mengontrol Diabetes dan Komplikasinya. Jakarta: Gramedia. Mifisoni, S. 2009. Nutritional Habits of the Inhabitants of the Island of Vis. CoU.

(18)

14

Moehyi. 2002. Penyelenggaraan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit.

Jakarta: Gramedia.

Mukrie, A Nursiah. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi dasar. Jakarta. Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Gizi Pusat bekerjasama dengan AKZI Depkes RI.

Murwani, R. 2001. Penentuan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap dengan Metode Taksiran Visual Comstock di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.

Nafiah, U. 2011. Hubungan Persepsi Pasien tentang Penyajian Makanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

National Health Service (NHS). 2005. Managing Food Waste in the NHS. Department of Health. NHS Estates

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Nuryati, P. 2008. Hubungan Antara Waktu Penyajian, Penampilan Dan Rasa Makanan Dengan Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap Dewasa Di Rs Bhakti Wira Tamtama Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Priyanto, O. 2009. Faktor yang Berhubungan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas 3 di RSUD Kota Semarang. Skripsi. FIK UNDIP.

Perkumpulan_Endokrinologi_Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkeni

Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, editor : Palupi Widyastuti, EGC, Jakarta.

Puspita,D., Rahayu,R. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Menyisakan Makanan Pasien Diit DM. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Universitas Negeri Semarang.

Ratna, Maya Riqi. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Siswanto, B. 2009. Penerapan Metode Service Quality dan House of Quality untuk

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Gizi Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit X.Institusi Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

(19)

15

Siswiyardi. 2005. Beberapa Faktor Pelayanan Gizi Rumah Sakit Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Pasien Dari Makanan Luar Rumah Sakit (Studi pada pasien rawat inap RSU Sragen ). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Suiraoka I. 2012. Penyakit Degeneratif: Mengenal, Mencegah, dan Mengurangi Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sumiyati. 2008. Gambaran Sisa Makanan Pasien Dan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Makanan Pasien Di Ruang Anggrek Rsu Ra Kartini

Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. PT. Gramedia : Jakarta

Susyani. Endy Paryanto dan Toto Sudargo. 2005. Akurasi Petugas Dalam Penentuan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap Menggunakan Metode Taksiran Visual Skala Comstock 6 Poin. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.

Sutanto T. 2013. Diabetes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta: Buku Pintar.

Tjiptono .2005. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjokroprawiro, Askandar. 2011. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama DM. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Utari, R. 2009. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas

Gondangrejo Karanganyar. Karya tulis ilmiah FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Williams, Peter G. dan Karen Walton. 2011. Plate Waste in Hospitals and Strategies for Change. European e-journal of Clinical nutrition and metabolism. WHO. 2000. Pencegahan Diabetes Mellitus.

Yuliantoro, N. 2010. Pengaruh Kualitas Makanan Terhadap Kepuasan dan Behavioral Intention. Jurnal Hospitour Volume I No.2

Zakiyah, Lili. et. al. 2005. Plate Waste among Hospital Inpatient. Malaysian Journal of Public Health Medicine. Vol.2. no.5.

Referensi

Dokumen terkait

Media komunikasi yang dibuat dengan lipatan atau satu lembar dan diatur sedemikian rupa dengan bentuk yang menarik serta lebih efektif untuk meyakinkan tentang manfaat dan

Umur seorang manajer dapat menggambarkan kedewasaan dan kematangan seseorang, sehingga dengan umur kepala daerah yang tinggi mengindikasikan kedewasaan dan

Berdasarkan pada kelompok kegunaannya tumbuhan-tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan karst Gunung Cibodas, Ciampea dikelompokkan ke dalam 10

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI dengan judul “Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi” yang dilakukan

Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada pasal 8 surat perjanjian ini, maka untuk

[r]

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Alternatif Penyelesaian

persyaratan kelulusan pendidikan yang penulis tempuh di Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret