• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi, jenis industri ini merupakan. lokomotif dalam perkembangan industri kreatif nasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi, jenis industri ini merupakan. lokomotif dalam perkembangan industri kreatif nasional."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri fashion di Indonesia seakan tiada hentinya. Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Perkembangan industri ini semakin meningkat dan menunjukkan geliat positif di Indonesia. Fashion merupakan salah satu subsektor yang dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi, jenis industri ini merupakan lokomotif dalam perkembangan industri kreatif nasional.

Produktivitas para desainer fashion lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru mendukung perkembangan fashion di Indonesia. Industri fashion sekarang telah menjadi pilihan karir bagi generasi muda. Banyak generasi muda kreatif yang antusias dengan industri ini, sehingga tren fashion senantiasa berubah dengan cepat, dalam hitungan bulan selalu muncul mode baru. Industri fashion merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang berperan penting dalam perekonomian nasional karena menyumbang kontribusi yang cukup besar terhadap angka Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Berikut angka dan presentase industri fashion dalam PDB Ekonomi Kreatif tahun 2017.

(2)

Grafik 1.1 PDB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2017

Sumber : Creative Economy Outlook 2019, Bekraf

Berdasarkan laporan Creative Economy Outlook2019 yang dipublikasikan oleh Bekraf, total nilai PDB Ekonomi Kreatif pada tahun 2017 adalah Rp 1.009 triliun, dengan kontributor terbesar berasal dari sektor kuliner, fashion, dan kriya. Dilihat dari presentasenya, grafik di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, sektor fashion menempati posisi terbesar kedua dan telah menyumbang PDB Ekonomi Kreatif sebesar 18,15 persen. Hal ini berarti bahwa sektor fashion telah memberikan nilai kontribusi terhadap PDB Ekonomi Kreatif sebesar Rp 183,33 Milyar.

Pesatnya perkembangan industri ini pun tak lepas dari perkembangan teknologi. Media online memiliki peranan penting dalam perkembangan industri ini untuk memasarkan dan mempromosikan suatu produk agar mendapatkan

41.69% 15.70% 18.15% 24.46% PDB Ekonomi Kreatif 2017 Kuliner Kriya Fesyen Lainnya

(3)

jangkauan lebih luas. Saat ini masyarakat dapat dengan mudah menemukan berbagai kebutuhan fashion di berbagai marketplace. Menurut data Bank Indonesia, pada tahun 2018 angka transaksi fashion e-commerce mencapai Rp 12,125 triliun. Angka ini didapatkan dari 8 (delapan) pemain utama e-commerce di Indonesia, yaitu Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Blibli, JD.ID, Zalora, Sale Stock dan Elevenia. Berikut adalah angka transaksi e-commerce di Indonesia pada tahun 2018.

Grafik 1.2 Angka Transaksi E-Commerce Tahun 2018 Sumber: Data Bank Indonesia (BI), CNBC Indonesia

(4)

Berdasarkan data yang ada pada Grafik 1.2, angka transaksi e-commerce produk fashion di Indonesia mencapai menempati posisi terbesar kedua setelah produk gadget. Tingginya angka transaksi tersebut menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia dalam berbelanja produk fashion secara online sangat tinggi.

Perkembangan fashion pun sangat didukung oleh pemerintah. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong industri fashion yang semakin berperan penting dalam perekonomian nasional. Menurut Kemenperin, Pada tahun 2017, ekspor industri fashion mencapai USD 13,29 miliar, meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa industri fashion Indonesia memiliki prestasi yang membanggakan dan memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.

Salah satu perkembangan fashion yang cukup tinggi di Indonesia adalah fashion muslim, hal ini dikarenakan jumlah populasi muslim di Indonesia sangat tinggi. Berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2018-2019, Indonesia memiliki 215 juta populasi muslim. Laporan Global Islamic Economy Report pun menunjukkan bahwa transaksi belanja busana muslim di pasar Indonesia mencapai USD 20 Miliar. Laporan ini diuraikan dalam gambar berikut.

(5)

Gambar 1.1 Nilai Pengeluaran Busana Muslim Dunia Sumber: Global Islamic Economy Report 2018-2019

Berdasarkan data tersebut, tingkat konsumsi fashion muslim di Indonesia menempati posisi ketiga setelah Negara Turki dan Uni Emirat Arab. Jumlah pengeluaran atau tingkat konsumsi busana muslim di Indonesia adalah sebesar USD 20 Milyar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar busana muslim sangat diminati oleh masyarakat Indonesia.

Menurut data Kemenperin, saat ini Indonesia sudah menduduki posisi kelima sebagai pengekspor fashion muslim terbesar di dunia setelah Bangladesh, Turki, Maroko, dan Pakistan. Indonesia saat ini memiliki target untuk menjadi kiblat fashion muslim dunia pada tahun 2020.

Pangsa pasar yang luas tidak hanya dalam negeri menjadi salah satu alasan industri busana muslim memiliki potensi yang cukup besar. Daya beli masyarakat yang cukup tinggi membuat industri fashion muslim cukup menjanjikan.

(6)

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan fashion muslim Indonesia. Harry Ibrahim, selaku ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) cabang Jawa Barat, mengungkapkan bahwa Jawa Barat memiliki perancang busana muslim terbanyak di Indonesia, selain itu komunitas hijabers di Jawa Barat pun cukup kuat. Salah satu kota yang memiliki daya tarik fashion muslim yang cukup kuat di Jawa Barat adalah Kota Bandung. Bandung memiliki banyak butik dan gerai busana muslim yang memikat para wisatawan untuk berbelanja. Selain itu banyak industri busana muslim di Bandung yang menjual partai besar untuk para pedagang di dalam ataupun di luar negeri. Peluang untuk mengembangkan industri fashion muslim di Bandung cukup tinggi. Namun tentunya diperlukan strategi jitu untuk menarik keuntungan dari peluang tersebut.

Untuk merancang rencana bisnis diperlukan adanya analisis industri agar sebuah usaha dapat bersaing dalam industri. Pendekatan Five Forces Porter akan membantu sebuah usaha untuk menganalisis hambatan yang akan dihadapi oleh suatu brand saat masuk ke suatu industri, serta mengamati peluang yang dapat dimanfaatkan. Industri memiliki lima kekuatan yang saling berinteraksi, yaitu tingkat persaingan di antara perusahaan sejenis, pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan tawar menawar konsumen, dan produk pengganti atau substitusi (Porter, 2008). Kelima kekuatan ini menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri. Berikut merupakan analisis Five Forces Porter dalam industri fashion muslim di Indonesia.

(7)

1. Tingkat persaingan (kompetitor)

Tingkat persaingan merupakan hal yang penting dalam analisis Five Forces Porter. Analisis kelebihan dan kelemahan dari kompetitor berguna untuk perumusan strategi bisnis agar suatu usaha dapat bersaing dalam industri. Berikut merupakan peta persaingan kompetitor di industri fashion muslim Indonesia.

Tabel 1.1 Peta Persaingan Kompetitor

No Kompetitor Sumber & Cara Pengumpulan Data Kelebihan Kelemahan 1 Umama Scarf Observasi  Brand sudah dikenal masyarakat  Membuka toko di berbagai kota  Harga jual terjangkau  Pemilihan kain jilbab yang sulit dibentuk seperti kain silk

 Kurang permainan warna dan motif dalam desain busana

2 Geya Gallery Observasi  Menggunakan konsep cutting unik  Menggunakan material kain yang ringan

 Digital marketing yang baik

 Kurang permainan warna dan motif  Tidak memiliki website 3 Lozyhijab Observasi  Kualitas bahan baku baik  Penjualan melalui website  Harga terjangkau

 Tidak menjual hijab motif  Tidak tergabung dalam marketplace 4 Gianisa Observasi  Konsep casual  Menyediakan produk dengan berbagai macam warna  Harga terjangkau  Variasi produk sedikit  Tidak memiliki website

(8)

No Kompetitor Sumber & Cara Pengumpulan Data Kelebihan Kelemahan 5 Ethnicmine Observasi  Tersedia banyak motif kain  Menggunakan kain tenun handwooven bukan printing  Desain cenderung formal  Variasi produk hanya outer dan blouse saja  Tidak memiliki

website

Sumber: Observasi data (dilakukan pada 2018)

Persaingan industri fashion muslim di Indonesia cukup tinggi. Banyak pesaing yang sudah lama berdiri dan memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Para pesaing memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

2. Ancaman Pendatang Baru

Ketika suatu perusahaan baru masuk ke sebuah industri, intensitas persaingan di industri tersebut akan semakin meningkat. Ancaman pendatang baru dalam industri fashion muslim di Indonesia cukup tinggi. Akses pendatang baru untuk masuk ke industri fashion muslim di Indonesia cukup mudah, namun bagi pendatang baru harus bisa memiliki keunikan agar bisa bersaing dengan kompetitor.

3. Kekuatan Pemasok

Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Pemasok kain di Kota Bandung di antaranya adalah Kawasan Tekstil Cigondewah, pertokoan tekstil Jalan Tamim, dan pertokoan tekstil Balubur Town Square. Rata-rata pemasok kain memiliki produk sejenis dengan kualitas yang

(9)

cukup baik. Perusahaan yang bergerak dalam fashion muslim memiliki keuntungan tawar menawar dngan pemasok jika melakukan pembelian bahan baku dalam skala besar.

4. Ancaman Produk Pengganti

Produk dari brand internasional seperti H&M, Bershka, atau Pull & Bear dapat menjadi barang substitusi bagi produk fashion muslim. Brand tersebut tidak bergerak dalam industri fashion muslim namun banyak masyarakat yang membeli produk-produk tersebut untuk melengkapi gaya berbusana muslim.

5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli dapat menemukan produk fashion muslim baik offline ataupun online dengan mudah. Kekuatan tawar menawar dari pembeli dalam produk fashion muslim cukup tinggi, karena produk pengganti masih dalam tingkat wajar dan tidak ada switching cost atau biaya peralihan ke produk pengganti.

Dari data yang sudah dikumpulkan, ringkasan analisis Five Forces Porter industri fashion muslim di Indonesia adalah sebagai berikut.

Tabel 1.2 Ringkasan Analisis Five Forces Porter

Five forces Porter Resiko Tinggi, Sedang Rendah Deskripsi Tingkat persaingan

Tinggi Sudah banyak pesaing dalam industri fashion muslim, Namun masih ada peluang untuk bersaing dengan menjual produk yang memiliki keunikan desain. Pendatang baru Tinggi Ancaman pendatang baru tinggi, karena saat ini akses

untuk mendapatkan supplier kain cukup mudah, namun bagi pendatang baru harus bisa memiliki keunikan tersendiri dan bisa bersaing dalam harga.

(10)

Five forces Porter Resiko Tinggi, Sedang Rendah Deskripsi Kekuatan pemasok

Sedang Alternatif pemasok kain cukup banyak dengan produk dan kualitas yang sama.

Kekuatan konsumen

Tinggi Pertumbuhan konsumen yang tinggi dan cenderung menginginkan produk baru membuat inovasi sangat diperlukan dalam bisnis ini.

Produk pengganti

Sedang Produk pengganti masih dalam tingkat yang wajar.

Analisis industri fashion muslim dengan pendekatan Five Forces Porter di atas menggambarkan peluang bisnis yang cukup potensial. Oleh karena itu Hicaber mencoba untuk menangkap peluang tersebut. Hicaber adalah suatu brand fashion yang saat ini sudah menyediakan berbagai pilihan hijab. Adanya peluang yang cukup tinggi dalam tren busana muslim khususnya muslimah di Indonesia membuat Hicaber berkesempatan untuk mengembangkan usahanya dengan menambah jenis produk yang akan dijualnya. Dari penjelasan analisis Five Forces Porter di atas, para kompetitor mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Namun produk yang dijual rata-rata belum memiliki ciri khas atau keunikan dalam motif. Ini menjadi peluang bagi Hicaber untuk memperluas pangsa pasarnya dengan membuat produk busana muslimah yang mengusung tema batik yang belum dipenuhi oleh para kompetitor.

Hicaber merupakan bisnis milik perseorangan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Untuk dapat mencapai tujuan bisnis tersebut, maka harus dilakukan upaya baru yang bersifat kreatif dan inovatif secara terus menerus untuk dapat menangkap peluang bisnis yang ada. Dalam perkembangannya, upaya

(11)

tersebut tentunya tidak dapat dilakukan dengan mudah, karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis. Kondisi tersebut berdampak terhadap perolehan omset penjualan yang didapatkan selama dua tahun beroperasi sebagai berikut.

Grafik 1.3 Omset Penjualan Hicaber Tahun 2016-2018 Sumber : Diolah berdasarkan Laporan Penjualan Hicaber

Grafik di atas menunjukkan laporan omset Hicaber selama dua tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa selama dua tahun beroperasi, Hicaber mengalami perolehan omset tertinggi hanya di bulan-bulan tertentu saja, yaitu bulan Juni-Juli 2016 dan Mei-Juni 2017. Hal ini terjadi karena bulan tersebut merupakan bulan Ramadhan, yang pada umumnya terjadi kenaikan penjualan karena tingginya permintaan masyarakat terhadap fashion muslim. Sedangkan pada bulan-bulan selain Ramadhan, Hicaber tidak menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi dan cenderung fluktuatif. Oleh karena itu, Hicaber memerlukan perencanaan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan kondisi saat ini dan menangkap peluang bisnis yang ada.

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 Ma y-1 6 Ju l-16 Se p -16 N o v-16 Jan -17 Ma r-17 Ma y-1 7 Ju l-17 Se p -17 N o v-17 Jan -18 Ma r-18 Omset

(12)

1.2 Identifikasi Masalah

Tren penggunaan busana muslim di tanah air terus mengalami perkembangan pesat. Seiring berjalannya waktu masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam mulai menjadikan busana muslim sebagai bagian dari fashion utama. Perkembangan tersebut pun mendorong ragamnya fashion style muslim dari waktu ke waktu di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Busana muslim di Indonesia tak hanya hadir dengan model dan desain yang polos saja, melainkan model busana muslim sudah hadir dengan motif yang menarik, salah satunya adalah motif batik. Indonesia adalah negara yang kaya dengan beragam motif batik. Namun, batik pada umumnya hanya digunakan pada acara resmi saja atau pada hari-hari tertentu. Oleh karena itu, Hicaber akan mengembangkan busana khusus muslimah yang menggunakan padu padan kain polos dengan batik agar bisa dipakai untuk sehari-hari.

Untuk mengembangkan bisnis dengan menjual produk baru yaitu aneka busana muslimah yang mengusung tema batik, maka diperlukan suatu perencanaan bisnis mengingat sudah banyak produsen yang menjual produk tersebut. Oleh karena itu dengan latar belakang diatas, akan dilakukan penelitian rencana bisnis dengan judul “PERENCANAAN BISNIS FASHION MUSLIMAH HICABER”

(13)

1.3 Rumusan Masalah

Berikut ini merupakan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan bisnis yang dapat diterapkan perusahaan untuk menjalankan bisnis fashion muslimah Hicaber yang sesuai dengan aspek-aspek lingkungan bisnis, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, keuangan?

2. Apakah perencanaan bisnis fashion muslimah Hicaber ini layak berdasarkan aspek-aspek kewirausahaan yang dikenal sebagai Timmons Model dilihat dari segi pasar, ekonomi, dan manajemen?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mempelajari fakta-fakta yang diperlukan untuk perencanaan bisnis yang dapat diterapkan perusahaan berdasarkan aspek-aspek lingkungan bisnis, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.

2. Mempelajari bagaimana kelayakan perencanaan bisnis pakaian muslim berdasarkan kriteria Timmons Model dilihat dari segi permasalahan pasar dan permasalahan ekonomi serta permasalahan manajemen.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan tujuan yang diuraikan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

(14)

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam menghubungkan masalah yang diteliti.

2. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa lain serta sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Dari segi praktis penelitian ini adalah bahan masukan bagi saya pribadi yang akan menjalankan usaha ini dan sebagai bahan dalam mengambil kebijakan.

Gambar

Grafik 1.1 PDB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif  Tahun 2017
Grafik 1.2 Angka Transaksi E-Commerce Tahun 2018  Sumber: Data Bank Indonesia (BI), CNBC Indonesia
Gambar 1.1 Nilai Pengeluaran Busana Muslim Dunia  Sumber: Global Islamic Economy Report 2018-2019
Tabel 1.1 Peta Persaingan Kompetitor
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu kewirausahaan tidak akan lengkap jika tidak melakukan suatu pemasaran, pemasaran ini bertujuan selain untuk memperkenalkan produk yang telah dibuat/diproduksi

Yang dimaksud dengan “sertifikat pengoperasian Pesawat       Udara” dikenal dengan istilah operating

4am"ung dapat disimpulkan "a!wa cairan #ang diperiksaa mempun#ai keadaan ,isik tidak "erwarna$ tidak "er"au$tidak ada lendir$ tadak ada sisa makanan$ tidak

Bagi yang melanggaraturan tidak ter tulis akan mendapat sanksi  juga.Sanksinya bisa ditentukan oleh masyarakat.Contohnya, aturan untuk selalu menjaga kebersihanlingkungan

Seiring dengan tren pemanfaatan propolis, para perlset menguji ilmiah lem iebah itu. Dra Mulyati Sarto MSi, peneliti di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, membuktikan

Manfaat: Mendeteksi kemungkinan adanya kelainan lemak (dislipidemia) di dalam tubuh danseteksi small dense LDL (LDL kecil padat, yaitu jenis kolesterol yang sangat berbahaya)

Apabila masih dalam ikatan Surat Peringatan Kedua terjadi 10 (sepuluh) kali pelanggaran apapun dari aturan/SOP pengawalan KRL atau 1(satu) kali pelanggaran yang melawan hukum