Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 48
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocinum sanctum L.) dengan AMYLUM MANIHOT
SEBAGAI GELLING AGENT
INTISARI
Septian Maulid Wicahyo1
Latar Belakang: Gel gigi adalah campuran dari bahan dengan efek utama membuat permukaan gigi lebih resisten terhadap kerusakan oleh bakteri mulut. Salah satu komponen penting pada gel gigi adalah bahan pengikat (gelling agent).Selain itu daun kemangi juga biasa digunakan sebagai lalapan untuk menghilangkan bau mulut.
Tujuan: Mengetahui konsentrasi optimum pada formulasi sediaan gel gigi ekstrak etanol daun kemangi dengan
amylum manihot sebagai gelling agent.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only design. Penelitian dilakukan dengan pembuatan ekstrak etanol daun kemangi dengan menggunakan metode maserasi, setelah didapat ekstrak kental daun kemangi selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan gel gigi yang dibagi menjadi 2 formula dengan kosentrasi Amylum manihot yang berbeda yaitu 10% dan 15%.
Hasil: Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kemangi dan Amylum manihot. Sampel yang telah diformulasi menjadi gel gigi di uji secara organoleptik, homogenitas, pH, uji hedonik (uji kesukaan) dan uji penyimpanan. Hasil yang didapat adalah gel gigi ini aman dan baik digunakan.
Kesimpulan: amylum manihot dapat digunakan sebagai gelling agent pada pembuatan formulasi sediaan gel gigi ekstrak etanol daun kemangi.
Kata Kunci: Gel gigi, Amylum manihot, gelling agent
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 49
DOSAGE FORMULATION OF TOOTHPASTE ETHANOL EXTRACT OF BASIL LEAVES (Ocinum sanctum L.) WITHAMYLUM
MANIHOTAS GELLING AGENT
ABSTRACT
Septian Maulid Wicahyo1
Background : Toothpaste is a mixture of materials with the main effect of making tooth surfaces more resistant to damage by oral bacteria. One of the important components in toothpastes are binder (gelling agent). In addition basil leaves are also used as fresh vegetables to eliminate bad breath.
Purpose : Knowing the optimum concentration of the formulation dosage toothpaste ethanol extracts of basil leaves with amylum manihot as a gelling agent.
Method : This study is an experimental research design with posttest only design. The study was conducted with basil leaf extract manufacture ethanol using maceration method, after the extract obtained is then performed creamy basil preparation of toothpaste were divided into 2 Amylum manihot formula with different concentrations of 10% and 15%.
Result : The sample used in this study is the ethanol extract of leaves of basil and Amylum manihot. Samples that have been formulated into toothpastes tested by organoleptic, homogeneity, pH, hedonic test (likes test) and test storage. The result is this toothpaste is safe and well used.
Conclution : amylum manihot can be used as gelling agent in the manufacture of dosage formulations of toothpaste ethanol extract of basil leaves.
Keywords: Toothpaste, Amylum manihot, gelling agent
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 50
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia biasa menggunakan tanaman kemangi sebagai lalapan dan sayuran karena masyarakat indonesia percaya bahwa tanaman kemangi dapat digunakan untuk meghilangkan bau mulut. Kemangi (Ocinum sanctum L.) adalah tumbuh-tumbuhan yang hidup secara liar dan berbau harum. Tanaman ini tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun tinggi. Selain digunakan sebagai sayuran dan lalapan, kemangi juga berkhasiat sebagai antiseptik dan antimikroba pada mulut manusia (Kurniasih, 2010). Berdasarkan sifat antibakterinya, minyak atsiri daun kemangi dapat dikembangkan menjadi Mouthwash yang memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans yang ada pada rongga mulut (Yosephine dkk., 2013).
Selain menggunakan daun kemangi untuk menghilangkan bau mulut, masyarakan Indonesia juga tidak lupa menggunakan pasta gigi, selain untuk menghilangkan bau mulut pasta gigi digunakan sebagai pembersih gigi dan mulut karena pasta gigi adalah campuran dari bahan penggosok, bahan pembersih, bahan pengikat (gelling agent), bahan tambahan dan zat aktif yang dapat bekerja pada permukaan gigi dengan efek utama adalah membuat permukaan gigi lebih resisten terhadap kerusakan oleh bakteri
mulut tanpa harus merusak membran dan mukosa mulut (Departemen Kesehatan RI. 1995).
Salah satu komponen penting pada pasta gigi adalah bahan pengikat (gelling
agent) yang berfungsi untuk
mempertahankan bentuk sediaan semi solid, sehingga stabilitasnya terjaga (Poucher dan John, 2000). Amilum yang sering dijumpai dan harganya relatif murah adalah amylum manihot atau sering disebut dengan pati singkong. Amilum sendiri digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur, amilum biasanya membentuk gel koloidal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan rancangan posttest only design, dalam rancangan ini perlakuan telah dilakukan kemudian dilakukan pengukuran atau observasi (Notoatmodjo, 2012).
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 51 Instrumen penelitian atau alat-alat
yang digunakan dalam penelitian adalah wadah maserasi, vacuum rotary evaporator, alat-alat kaca, pot salep, sendok, timbangan, mortir stamper, kertas pH dan formulir kuesioner.
Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Mengurus surat izin untuk pembuatan surat studi pendahuluan di Institusi pendidikan STIKES DUTA GAMA.
b. Mengurus surat untuk meminta izin tentang kegiatan penelitian kepada pihak Laboratorium Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin kepada pihak Laboratorium Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
2. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman kemangi dilakukan di Fakultas biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Pembuatan serbuk kering daun kemangi
Daun segar dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama 5 hari, pengeringan daun tidak dilakukan langsung di bawah sinar matahari. Proses pengeringan dilakukan supayai daun mudah diremas dan dihancurkan. Daun yang kering kemudian dihaluskan menggunakan blender.
4. Pembuatan ekstrak etanol daun
kemangi
Setelah didapat serbuk kering daun kemangi kemudian ditambahkan etanol 70% dihomogenkan lalu dimaserasi selama 3-5 hari dan disaring, Kemudian dilakukan remaserasi. Filtrat yang didapat kemudian dikentalkan menggunakan vacuum rotary evaporator.
5. Pembuatan sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kemangi
Tabel 1 Tabel Formulasi Sediaan Pasta gigi Bahan Formulasi A Formulasi B Fungsi Ekstrak etanol daun kemangi
3 gram 3 gram Bahan aktif
Amylum manihot
10 gram 15 gram Gelling agent Kalsium
karbonat
40 gram 40 gram Bahan abrasive/ penggosok sls 2 gram 2gram Detergent sakarin 1 gram 1 gram Pemanis gliserin 30 gram 30 gram Humektan Ol. mp 2 tetes 2tetes Corigents Bahan
pewarna
1 tts 1 tts Coregents coloris aqua 12 ml 18ml Pelarut Formulasi sediaan akan dibuat menjadi 2 komponen sediaan dengan konsentrasi pati singkong yang berbeda dimana formulasi A konsentrasi pati singkong sebanyak 10% dan formulasi B sebanyak 15%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel
Penelitian tentang formulasi sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kemangi (Ocinum sanctum L.) dengan
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 52 Amylum manihot sebagai gelling agent
dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2016. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kemangi dan Amylum manihot.
B. PenyiapanSampel
1. Determinasi Tamanan
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran bahan baku yang akan digunakan yaitu tanaman kemangi. Determinasi tanaman dilakukan di laboratorium Fakultas Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 11 januari 2016. Daun kemangi dideterminasi berdasarkan buku “Flora of Java”.
2. Pembuatan ekstrak etanol daun
kemangi
Pembuatan ekstrak etanol daun kemangi dilakukan di Laboratorium Penelitian Terpadu Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada bulan Februari 2016. Daun kemangi yang telah dipisahkan dengan batangnya di angin – anginkan selama 3 hari, setelah kering kemudian di haluskan dengan menggunakan blender dan didapat serbuk daun kemangi sebanyak 380 g. serbuk daun kemangi kemudian dimaserasi menggunakan etanol 70% selama 4 hari, maserat disaring dengan menggunakan corong buncer
dan dipisahkan dengan ampasnya, kemudian ampas di remaserasi selama 2 hari dan disaring, setelah mendapatkan filtrat etanol daun kemangi kemudian di pekatkan lagi dengan menggunakan Rotary Evaporator. Didapat ekstrak kental daun kemangi sebanyak 44.8 g. Etanol digunakan sebagai cairan penyari karena selama proses maserasi jika simplisia hanya direndam dengan air saja akan ditumbuhi jamur / kapang selama 24 jam. Etanol yang digunakan adalah etanol 70 % hal ini didasarkan pada pertimbangan senyawa yang akan ditarik dari simplisia. pada penelitian ini senyawa yang akan ditarik adalah senyawa- senyawa polar maka digunakan etanol pada kadar 70% (Anonim, 2011).
Rendemen ekstrak kental serbuk daun kemangi dihitung. Ekstraksi 380 gram serbuk simplisia daun kemangi mendapatkan ekstrak kental sebanyak 44,8 gram sehingga hasil rendemennya adalah 11,78. Ekstrak kental daun kemangi kemudian diamati karakteristiknya, hasil pengamatan ekstrak kental daun kemangi pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 2. Hasil Pengamatan Ekstrak
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 53 Katakteristik
ekstrak
Hasil pengamatan
Bentuk Kental
Warna Hijau Pekat
Bau Khas
Rasa Kelat
Rendemen 11,78
3. Pembuatan sediaan pasta gigi
ekstrak etanol daun kemangi
Pembuatan sediaan pasta gigi dilakukan di laboratorium Farmasetika Stikes Duta Gama Klaten. Setelah mendapatkan ektrak kental dari simplisia daun kemangi kemudian dilakukan pembuatan sediaan pasta gigi dengan perbedaan konsentrasi dari pati singkong sebagai bahan pengikat. Adapun karakteristik sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kemangi yang telah diamati dijelaskan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 3. Karakteristik Pasta Gigi Ekstrak Etanol Daun Kemangi
Formula Tekstur Bau Warna Homogenitas Formula A Agak
encer
Mint Hijau Homogen
Formula B Agak keras
Mint Hijau Homogen
Pada pembuatan 2 formulasi sediaan pasta gigi terdapat perbedaan karakteristik tekstur, hal ini terjadi karena perbedaan konsentrasi pada Amylum manihot sebagai gelling agent.
C. Pengujian sediaan
Pengujian sediaan dilakukan untuk mengetahui penggunaan pati singkong dapat digunakan sebagai Gelling agent dan mengetahui pasta gigi yang paling
stabil dari 2 formula yang telah di buat. Pengujian sediaan dilakukan di laboratorium Farmasetika Stikes Duta Gama Klaten. Dengan melakukan beberapa pengujian fisik yaitu:
1. Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui perbedaan bau, rasa, dan warna dari masing - masing sediaan yang telah di buat. Adapun hasil uji organoleptik dari masing – masing sediaan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Organoleptik
Pasta Gigi Ekstrak Etanol Daun
Kemangi
Bau Rasa Warna Konsistensi
Formulasi A Mint Mint Hijau Pasta Formulasi B Mint Mint Hijau Pasta
Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa dalam uji organoleptik ini mendapatkan hasil yang sama. Dalam formulasi A dan B mendapatkan bau dan rasa yang sama karena dalam sediaan pasta gigi ini ditambahkan oleum Menthae piperitae sehingga menimbulkan bau khas dari oleum ini. Dan mendapatkan warna yang sama karena penambahan pewarna hijau sebagai corigent coloris. Konsistensinya adalah pasta karena komponen zat serbuk padat lebih banyak dari jumlah pelarut.
2. Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 54 partikel yang tidak tercampur dengan
rata. Pada penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan 2 buah kaca arloji, sampel di ambil pada bagian tengah lumpang, samping kanan dan kiri lumpang, atas dan bawah untuk mengetahui tingkat homogenitas pada setiap bagian dalam lumpang. Sampel diambil menggunakan sudip lalu di letakkan sedikit pada kaca arloji pertama, kemudian diletakkan kaca arloji kedua tekan dan diamati hasil homogenitasnya. Uji ini dilakukan 3x replikasi pada setiap sampel umtuk mengetahui bahwa sampel benar-benar homogen.
(a) (b)
Gambar 1 (a) Hasil uji homogenitas formula A, (b) Hasil uji homogenitas formula B. Diambil pada bagian tengah lumpang. Keterangan Gambar:
R. 1 : Replikasi 1 R. 2 : Replikasi 2 R. 3 : Replikasi 3
Hasil homogenitas pasta gigi terlihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Pasta Gigi Ekstrak Etanol Daun Kemangi Homogenitas Formulasi A Homogen Formulasi B Homogen
Pasta gigi dinyatakan homogen apabila sampel pada kaca arloji menunjukan bahwa semua komponen dalam pembuatan pasta gigi dapat tercampur dengan rata dan baik, karena tidak terlihat bahan yang mengumpal pada sampel pasta gigi tersebut.
3. pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui pH dari sediaan yang dibuat ini sama dengan pH yang terdapat dalam mulut manusia sehingga sediaan pasta gigi ini tidak berbahaya ketika di ujikan terhadap responden. Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH universal dan menggunakan pasta gigi yang sudah ada di pasaran untuk membandingkan antara pH pada formulasi dengan pH pasta gigi yang sudah beredar di masyarakat. Sampel dilarutkan menggunakan Aquadest dest, kemudian kertas pH di masukan kedalam larutan tersebut. Hasil pengujian pH dapat dilihat pada gambar.2.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Hasil uji pH dari formulasi yang dibuat, (b) Hasil uji pH dari pasta gigi
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 55 bermerk dipasaran
Tabel 6. Hasil Uji pH Pasta Gigi Ekstrak Etanol Daun Kemangi
pH
Formulasi A 8
Formulasi B 8
Pasta Gigi Herbal merk X
9 Pasta gigi merk Y 7
Dalam tabel 6. dapat dilihat bahwa pH pada formulasi A dan formulasi B hasilnya sama yaitu 8. Sedangkan pasta gigi yang merknya sudah terkenal di pasaran menunjukan hasil yang mendekati sama dengan pasta gigi dalam penelitian ini yaitu pasta gigi herbal merk X pHnya adalah 9 dan pasta gigi merk Y pHnya 7. Berdasarkan persyaratan mutu SNI pH pasta gigi yang diperbolehkan adalah 4,5 sampai 10,5 sehingga pasta gigi aman digunakan.
4. Uji Kesukaan (uji hedonik) terhadap Responden
Uji hedonik dilakukan bertujuan untuk melihat penerimaan masyarakat terhadap pasta gigi dengan bahan herbal yaitu ekstrak etanol daun kemangi dan pati singkong sebagai komponen terpenting dalam pasta gigi. Uji hedonik ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 20 orang terdiri dari 10 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Hasil rata-rata yang didapat setelah data diolah dengan
menggunakan program software Spss. Hasilnya dapat dilihat pada histogram dibawah ini:
Gambar 3 Histogram Rata-rata uji hedonik
Keterangan skor kesukaan dari histogram diatas adalah sebagai berikut:
1) Skala 0 – 1 : skala sangat suka 2) Skala 2 – 3 : skala cukup suka
hingga suka 3) Skala 4 : skala tidak suka Pembahasan dari hasil uji kesukaan terhadap responden dengan beberapa perlakuan yaitu:
a. Penampilan
Pada penampilan formulasi A dan formulasi B rata-rata dari hasil yang didapat dari 20 responden hasilnya adalah sama. Dalam skala kesukaan menunjukkan angka 2.9 yang artinya adalah sebagian masyarakat menyukai penampilan dari formulasi dari sediaan pasta gigi dalam penelitian ini.
b. Rasa
Pada formulasi pembuatan pasta
Sk or K esuk aa n Perlakuan
Rata-rata Hasil Uji
Hedonik
FormulaAFormula B
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 56 gigi ditambahkan bahan pemanis
dan Oleum mentha piperita sehingga menambah ketertarikan untuk mencoba pasta gigi pada penelitian ini. Dari hasil yang didapat dari 20 responden menunjukan hasil yang berbeda antara formulasi A dan formulasi B. Skala kesukaan formulasi A menunjukan rata-rata sebanyak 2.45 sedangkan formulasi B rata-ratanya adalah 2.35 yang artinya formulasi A yang lebih disukai oleh masyaratat.
c. Pembentukan Busa
20 responden yang telah mencoba pasta gigi dan telah mengisi koesioner hasilnya adalah rata-rata dari formulasi A adalah sebanyak 2.55 sedangkan formulasi B rata-ratanya adalah sebanyak 2.4. artinya adalah meskipun dari skala tersebut menyebutkan bahwa kedua formulasi ini sama cukup disukai, tetapi yang lebih disukai oleh masyarakat adalah pasta gigi dari formulasi A.
d. Kemampuan menggosok
Sama dengan perlakuan yang lain hasil dari 20 responden adalah untuk formulasi A rata-ratanya adalah sebanyak 2.5 sedangkan formulasi B adalah
sebanyak 2.6. hasil ini menunjukan meskipun kedua pasta gigi ini cukup disukai tetapi pasta gigi formulasi B yang lebih disukai oleh masyarakat.
e. Tekstur
Hasil dari 20 responden tentang tekstur adalah untuk formulasi A adalah sebanyak 2.7 sedangkan formulasi B adalah sebanayak 2.85. artinya kedua formulasi ini cukup disukai oleh masyarakat tetapi pasta gigi formulasi B yang lebih disukai oleh masyarakat.
Dari beberapa perlakuan yang telah dilakukan untuk uji hedonik, rata-rata kesukaan antara keduanya asilnya adalah sama. Masyarakat menyukai kedua formulasi pasta gigi ini.
5. Penyimpanan
Penyimpanan pasta gigi dilakukan untuk mengetahui formulasi pasta gigi yang baik jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Penyimpanan pasta gigi dilakuan di dalam suhu kamar selama 4 bulan.
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 57 Gambar 4. (a) Pasta gigi formula B (15%)
(b) Pasta gigi formula A (10%)
Berikut tabel hasil pengamatan pasta gigi yang disimpan selama 4 bulan di dalam suhu kamar.
Tabel 7. Karakteristik pasta gigi yang sudah disimpan
Formula Tekstur Rasa Bau Warna Homogenitas Formula
A
Agak keras
Mint Ekstrak Hijau Homogen Formula
B
Keras Mint Ekstrak Hijau Homogen Meskipun sudah disimpan selama 4 bulan, rasa dan warna kedua pasta gigi ini masih sama, Tetapi tekstur dan baunya berubah. Tekstur formula A menjadi keras dibandingkan formula B. Dan bau mint telah menguap dan berubah menjadi bau ekstrak etanol daun kemangi.
KETERBATASAN PENELITIAN
Pengujian sediaan hanya dilakuakan secara fisik, sehingga tidak bisa menentukan kadar kandungan ekstrak etanol daun kemangi (Ocinum sanctum L.) yang dapat menghambat mikroba dalam mulut pada sediaan pasta gigi.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tentang formulasi sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kemangi (Ocinum sanctum L.) dengan Amylum manihot sebagai gelling agent dapat diambil kesimpulan:
1. Amylum manihot dapat digunakan sebagai bahan pengikat (gelling agent) pada pembuatan pasta gigi ekstrak etanol daun kemangi.
2. Dari hasil pengujian sediaan fisik, variasi kadar amilum pada formulasi A dan B adalah sama baiknya, karena dari hasil pengujian fisik yang meliputi organoleptik, homogentitas dan pH menunjukkan hasil yang sama pada formulasi A dan B
3. Tingkat kesukaan masyarakat terhadap pasta gigi ekstrak etanol daun kemangi dengan amylum manihot sebagai gelling agent tidak berbeda jauh antara formulasi A dan B adalah sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016, Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Ekstraksi
Bahan Alam,
http://lansida.blogspot.co.id/2011/
06/faktor-faktor-yang-berpengaruh-pada.html/ tanggal akses 27 Juli 2016
Dewan Standarisasi Nasional, 1995, SNI 12-3524-1995, Pasta Gigi, Dewan Standarisasi Nasional, Hal 1-16, Jakarta, Cit, Nursal Fith K., Indriani O. dan Dewantini Lida A., 2010, Penggunaan Na-cmc sebagai Gelling Agent dalam
Jurnal Ilmu Kesehatan STIKes Duta Gama Klaten Volume 11 Nomor 1 Juni 2019 58 formulasi pasta gigi ekstrak etanol
70% daun jambu buji (Psidium guajava L.), Farmasains, Vol 1, No 1.
Kurniasih, 2010, Khasiat Dasyat Kemangi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Notoatmojo, S., 2012, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Poucher and John.2000. Poucher’s Perfume, Cosmetic and Soap. 10th edition, Editor Hilda Butler, Kliwer Academy Publisher USA. Hal 217-251, Cit, Nursal Fith K., Indriani O. dan Dewantini Lida A., 2010, Penggunaan Na-cmc sebagai Gelling Agent dalam formulasi pasta gigi ekstrak etanol 70% daun jambu buji (Psidium guajava L.), Farmasains, Vol 1, No 1.
Yosephine, Ardiana D., Wulanjati, Martha P., Saifullah, Teuku N. dan Astuti Puji, 2013, Formulasi Mouthwash Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Serta Uji Antibakteri dan Antibiofilm terhadap Bakteri Streptococcus mutans Secara In Vitro, Traditional Medicine Journal, Vol. 18, No. 2.