• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI BIPLOT UNTUK MENENTUKAN LAJU PERTUMBUHAN DIMENSI TUBUH BABI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMULASI BIPLOT UNTUK MENENTUKAN LAJU PERTUMBUHAN DIMENSI TUBUH BABI BALI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI BIPLOT UNTUK MENENTUKAN LAJU PERTUMBUHAN DIMENSI TUBUH BABI BALI

I Putu Sampurna*), Tjokorda Sari Nindhia*), dan I Ketut Suatha**)

*)Laboratorium Biostatistika, **)Laboratorium Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia

E-mail: tegehkori@gmail.com

Abstraks

Simulasi grafik biplot menggunakan analisis faktor dengan rotation promax kapa 90 telah dilakukan untuk menentukan laju pertumbuhan dimensi tubuh babi Bali umur 0 – 26 minggu. Hasil simulasi grafik biplot tampak bahwa, dimensi tubuh babi Bali yang termasuk laju pertumbuhannya lambat berada pada kuadran II adalah : bobot badan, lingkar dada, lingkar pinggang dan panjang punggung. Dimensi tubuh babi Bali yang laju pertumbuhannya sedang berada pada kuadran I adalah : panjang leher, lingkar perut, panjang kepala, panjang ekor, lingkar leher, lebar kepala, lebar pinggul. Sedangkan dimensi tubuh babi Bali yang termasuk laju pertumbuhannya cepat berada pada kuadran IV adalah : panjang telinga, panjang kaki depan bagian atas dan bagian bawah, panjang kaki belakang bagian atas dan bawah, lebar leher, lebar dada, dan lebar pantat. Berdasarkan umurnya peragaan biplot rotation promax kapa 90 dapat juga menggambarkan pada umur berapa rata-rata dimensi tubuh babi Bali mencapai laju pertumbuhan tercepat atau titk infleksi dan dapat pula menggambar perbedaan ukuran antara babi Bali jantan dan betina.

Keywords : biplot, analisis faktor, ruang eigen, kuadran, babi Bali, dimensi tubuh dan laju pertumbuhan,

(2)

BIPLOT SIMULATION TO DETERMINE THE GROWTH RATE OF BALI PIG BODY DIMENSIONS

Putu Sampurna *), Tjok Sari Nindhia *), and I Ketut Suatha **)

*) Laboratory of Biostatistics, **) Laboratory of Anatomy, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University, Denpasar, Bali, Indonesia

E-mail: tegehkori@gmail.com

Biplot graph simulation using factor analysis with rotation PROMAX kapa 90 has been carried out to determine the growth rate of Bali pigs body dimensions aged 0-26 weeks. Biplot graphic simulation results it appears that, Balinese pig body dimensions including slow growth rate in quadrant II are: body weight, chest circumference, waist circumference and length of the back. Body dimensions of pig Bali the medium rate of growth located in quadrant I are: neck length, abdominal circumference, head length, tail length, neck circumference, head width, the width of the hips. While the dimensions of the body of a pig Bali which included rapid growth rate are located in quadrant IV were: ears length, legs length front upper and lower, legs length behind the top and bottom, neck width, chest width, and rump width. By age, simulati biplot PROMAX rotation kapa 90 can also describe when the dimensions of the body of pigs Bali average achieving the fastest growth rate or inflection point and can also determine the difference in size between male and female pigs Bali

Keywords: biplot, factor analysis, eigenspace, quadrant, pigs Bali, body dimensions and growth rates,

(3)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan dimensi tubuh hewan pada saat tumbuh cepat biasanya mengikuti fungsi eksponensial dengan laju pertumbuhan yang berbeda-beda antara dimensi tubuh yang satu dengan dimensi tubuh yang lainnya. Perbedaan kecepatan pertumbuhan ini disebabkan karena perbedaan fisiologis dan tuntutan fungsional yang berbeda, serta komponen penyusunnya. Dimensi tubuh hewan yang fungsinya lebih dini, akan tumbuh lebih dini maka laju pertumbuhannya lebih besar daripada dimensi tubuh hewan yang berfungsi belakangan, dimensi tubuh yang terdiri dari tulang sebagai komponen penyusunnya lebih dulu berkembang dibandingan dengan yang tersusun dari otot atau lemak (Swatland, 1984),

Ternak babi berdasarkan fase pertumbuhannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu : Starter, fase hidup anak babi semenjak menyusui sampai umur 8 atau sampai 11 minggu, Grower, fase hidup anak babi sesudah fase stater sampai dengan umur 10 atau sampai 24 minggu, Finisher, anak babi yang menjelang dewasa (Girisonta, 1981). Pertumbuhan menurut Williams (1982) adalah perubahan bentuk dan ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan panjang,volume, ataupun massa. Sedangkan menurut Swatland (1984) dan Aberle (2001), pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang diberi pakan, minum dan mendapat tempat yang layak.

Kay dan Housseman (1987) menyatakan bahwa hormon androgen pada hewan jantan dapat meransang pertumbuhan sehingga hewan jantan lebih besar dibandingkan dengan betina. Tillman dkk. (1991) menyatakan bahwa pertumbuhan mempunyai tahap cepat dan lambat. Tahap cepat terjadi sebelum dewasa kelamin dan tahap lambat pada fase awal dan saat kedewasaan tubuh telah tercapai.

Babi bali secara genetik pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan babi ras impor. Diperlukan waktu 8-10 bulan untuk mencapai bobot badan 90-100 kg, sedangkan babi ras impor hanya 5-6 bulan. Tetapi kelebihannya, babi bali adalah babi yang tahan menderita, lebih hemat terhadap air, masih mampu bertahan hidup walaupun di beri pakan seadanya (Budaarsa, 2012). Sinaga (2010) menyatakan bahwa babi di Bali terdapat dua tipe yaitu tipe pertama terdapat di bagian timur pulau Bali yang diduga berasal dari Sus vittatus setempat. Babi ini berwarna hitam dan berbulu agak kasar. Punggung sedikit melengkung ke bawah namun tidak sampai menyentuh tanah dan bercungur relative panjang. Tipe yang kedua terdapat di utara, tengah, barat dan selatan pulau Bali. Babi ini memiliki punggung sampai melengkung kebawah (lordosis), berperut besar dan sering menyentuh tanah dalam keadaan

(4)

bunting atau gemuk. Babi ini berwarna hitam kecuali di garis perut bagian bawah dan keempat kaki serta kadang-kadang pada dahi berwarna putih. Kepala pendek sekitar 24-28 cm, telinga tegak dan pendek, yakni sekitar 10-11 cm. Tinggi pundak babi ini sekitar 48-54 cm, panjang tubuh sekitar 90 cm, lingkar dada sekitar 81-94 cm dan panjang ekor sekitar 20-22 cm. Puting susu induk berjumlah 12-14 buah. Bobot badan babi Bali dapat mencapai 80 kg pada umur enam bulan. Jumlah anak perkelahiran adalah 12 ekor. Babi ini disebut babi Bali.

Perbedaan kecepatan pertumbuhan organ atau bagian-bagian tubuh ternak dalam rentang waktu tertentu, dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan allometrik (Natasasmita, 1979), (Sampurna, 2012). Sampurna dan Suatha (2010) berdasarkan pertumbuhan allometri diperoleh hasil bahwa pertumbuhan dimensi panjang sapi bali jantan di mulai dari panjang leher, panjang kepala, panjang tubuh bagian belakang dan paling akhir panjang tubuh bagian depan Sedangkan lingkar dada merupakan bagian tubuh yang tumbuh atau berkembang paling dini kemudian diikuti lingkar abdomen lingkar leher belakang dan lingkar leher depan tumbuh paling belakang.

Namun, dalam penelitian sering berhadapan dengan jumlah dimensi tubuh yang terlalu banyak, penyajian dengan menggunakan persamaan allometri maupun grafik allometri kurang begitu menarik, ataupun tidak bisa disajikan dalam satu gambar secara bersamaan. Peragaan biplot dengan rotation promax kapa 90 terhadap fungsi eksponensial dapat menggambarkan perbedan laju fungsi tersebut menjadi 3 kuadran dalam ruang eigen berdimensi dua, yang berada pada kuadran II lajunya lambat, pada kuadran I lajunya sedang dan yang berada pada kuadran IV lajunya cepat. Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan bahwa, dimensi tubuh pedet sapi bali yang berada pada kuadran II mempunyai laju pertumbuhan lambat, dimensi tubuh pedet sapi bali yang berada pada kuadran I mempunyai laju pertumbuhan medium, dan dimensi tubuh pedet sapi bali yang berada pada kuadran IV mempunyai laju pertumbuhan cepat (Sampurna et al., 2013). Hasil analisis faktor dengan rotation promax kapa 90 terhadap dimensi tubuh sapi bali yang diganbarkan pada salib sumbu ruang eigen berdimensi dua dapat pula menggambarkan kedekatan hubungan antar dimensi tubuh berdasarkan laju pertumbuhannya. Dimensi tubuh yang mempunyai laju hampir sama maka jarak koordinat antar dimensi tubuh akan mendekati nol, sedangkan antar dimensi tubuh yang jarak koordinatnya semakin panjang, maka kedekatan hubungannya semakin jauh atau laju pertumbuhannya semakin besar bedanya (Sampurna, 2013).

(5)

Analisis gerombol merupakan analisis multivariat yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek dari data yang diteliti berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimilikinya Kesamaan karakteristik ini biasanya diukur menggunakan ukuran kedekatan antarobjek yang dapat berupa ukuran kemiripan atau ketakmiripannya. Lebih jauh mengenai pengelompokan data berdasarkan objek, analisis multivariat lain yang juga sering digunakan adalah analisis biplot. Tujuan analisis ini adalah untuk menggambarkan baris (objek) dan kolom (peubah) yang ada pada matriks data secara bersama-sama dalam sebuah grafik berdimensi rendah (biasanya dua atau tiga). Penggambaran ini meliputi keragaman dan korelasi antar peubah, serta kedekatan antarobjek yang nantinya akan mampu mengidentifikasikan pengelompokan objek (Ariawan et al, 2013)

Peragaan biplot dengan analisis faktor untuk menggambarkan baris (objek) dan kolom (peubah) yang ada pada matriks data secara bersama-sama dalam sebuah grafik berdimensi rendah biasanya menggunakan rotation varimax. Mattjik dan Sumertajaya (2002) mengatakran bahwa peubah akan digambarkan sebagai garis berarah. Dua peubah yang berkorelasi positif tinggi akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama, atau membentuk sudut sempit. Sementara itu, dua peubah yang memiliki korelasi negatif tinggi digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah yang berlawanan, atau membentuk sudut tumpul. Sedangkan dua peubah yang tidak berkorelasi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan sudut mendekati 90o (siku-siku). Peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor yang pendek sedangkan peubah yang ragamnya besar digambarkan sebagai vektor yang panjang. Sedangkan kedekeyen antar obyek, dua obyek dengan karakteristik sama akan digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan. Obyek yang terletak searah dengan arah dari suatu peubah, dikatakan bahwa pada obyek tersebut nilainya di atas rata-rata. Sebaliknya, jika obyek lain terletak berlawanan dengan arah dari peubah tersebut, maka obyek tersebut memiliki nilai di bawah rata-rata. Sedangkan obyek yang hampir di tengah-tengah, memiliki nilai dekat dengan rata-rata. Sedangkan Sampurna at al. (2013) melaporkan bahwa peragaan biplot dengan rotation promax kapa 90 dapat menggambarkan kedekatan hubungan antar peubah, semakin pendek jarak antar peubah maka hubungan antar peubah semakin dekat dan korelasinya semakin mendekati satu, sedangkan sudut antar peubah dan norma atau panjang vektor dari suatu peubah tidak dapat menggambarkan besarnya korelasi antar peubah dan keragaman dari peubah tersebut.

Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar peubah, dan keterkaitan antara peubah dengan objek. Selain itu, analisis biplot

(6)

digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peubah dan objek yang berada pada ruang berdimensi tinggi ke dalam ruang berdimensi dua Dari biplot diperoleh tiga matriks pendekatan yang terkait dengan data, peubah, dan objek (Gabriel, 2002). Pada dasarnya analisis ini merupakan suatu upaya untuk memebrikan peragaan grafik dari matriks data X dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi rendah, biasanya dimensi dua yang mewakili vektor-vektor baris matriks X (gambaran obyek) dengan vektor-vektor yang mewakili kolom matriks X (gambaran variabel). Dari peragaan secara grafis ini diharapkan akan diperoleh gambaran tentang objek, misalnya kedekatan antar objek, dan gambaran tentang variabel, baik tentang keragamannya maupun korelasinya, serta keterkaitan antara objek-objek dengan variabel-variabelnya. (Solimun dan Rinaldo, 2008).

Dalam rangka untuk membuat penafsiran dari faktor-faktor yang dianggap relevan, langkah seleksi pertama umumnya diikuti oleh rotasi faktor yang dipertahankan, rotasi berfungsi untuk membuat hasil lebih mudah dimengerti. Rotasi bisa ortogonal atau miring (yang memungkinkan faktor berkorelasi), rotasi promax adalah non-ortogonal alternatif (miring) rotasi metode komputasi yang lebih cepat daripada metode oblimin langsung dan karena itu kadang-kadang digunakan untuk dataset yang sangat besar. Oleh karena itu, dalam praktek rotasi dalam analisis faktor, sangat disarankan untuk mencoba beberapa ukuran untuk subruang dari faktor ditahan untuk menilai ketahanan penafsiran rotasi (Abdi, 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedekatan hubungan antar dimensi tubuh itik bali betina berdasarkan laju pertumbuhannya dalam suatu simulasi grafik biplot, sehingga dapat diketahui dimensi tubuh mana dan pada umur berapa laju pertumbuhannya lambat, sedang atau cepat.

(7)

METODE PENELITIAN

Penerapan analisis biplot pada dimensi tubuh babi Bali yang berumur 0 minggu sampai dengan umur 26 minggu, datanya diambil dari peternakan babi yang dipelihara secara tradisional di desa Musi, kecamatan Gerogak, kabupaten Buleleng. Pengambilan data dilakukan pada babi bali yang berumur 0, 2, 4, 6. 8. 10. 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24 dan 26 minggu masing-masing 2 ekor jantan dan 2 ekor betinai sehingga jumlah babii yang diamati sebanyak 14 x 2 x 2 ekor = 48 ekor. Dimensi tubuh yang diukur adalah : panjang kepala, panjang punggung, panjang ekor, panjang leher, lingkar leher, lingkar dada, leher perut, lingkar pinggang, panjang kaki depan bagian atas dan bagian bawah, panjang kaki belakang bagian atas dan bagian bawah, lebar kepala, lebar leher, lebar dada, lebar pinggul dan lebar pantat..

Gambar 1. Cara Pengukuran Dimensi Tubuh Babi Bali

1. Panjang kepala diukur dari ujung hidung (planum nasolabiale) sampai perbatasan

Intercornuale dorsale garis median

2. Panjang leher diukur dari perbatasan intercornuale sampai pada garis tegak yang ditarik dari tuberositas lateralis dari humerus (sendi bahu/articulatio scapulo humeri). 3. Panjang punggung

4. Panjang ekor adalah jarak antara pangkal ekor (vertebrae coccygeaeperlama) dengan ujung tulang ekor terakhir (vertebree coccygeae)

(8)

6. Lingkar leher diukur dengan cara melingkari leher di depan sendi bahu (articulatio scapulo humeralis) tegak lurus terhadap bidang median tubuh.

7. Lingkar dada diukur dengan jalan melingkari dada dibelakang sendi siku, tegak lurus vertikal bidang median tubuh.

8. Lingkar perut diukur dengan jalan melingkari perut, tegak lurus vertikal bidang median tubuh

9. Lingkar pinggang diukur dengan jalan melingkari pada abdomen di depan tuber coxae pelvis tegak lurus terhadap bidang median tubuh

10. Panjang kaki depan bagian atas 11. Panjang kaki depan bagian bawah 12. Panjang kaki belakan bagian atas 13. Panjang kaki belakang bagian bawah

14. Lebar kepala diukur pada sebelah kanan dan kiri (tepi luar procesus supraorbitalis dextra et sinistra) di bawah mata.

15. Lebar leher diukur dari kulit sisi lateral os vertebrae cervicalis, mulai dari bagian kiri ke kanan

16. Lebar dada diukur dengan cara menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan kanan (tuberositaslatelaris dari humerusdextra et sinistra) tegak lurus bidang median tubuh

17. Lebar pinggul diukur dengan cara menarik garis horizantal pada tepi luar tuber coxae kiri dan kanan tegak lurus bidang median tubuh.

18. Lebar pantat adalah jarak terlebar dari pantat, diukur dengan cara menarik garis horizoltal dari kulit lateral tuber ischiuim dextra ke tuber ischiuim sinistra

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis faktor berdasarkan korelasi antar peubah, sehingga diperoleh matriks korelasi dan pengujian signifakansinya. Vektor eigen ditentukan dengan adanya hubungan Rxo =λxo, sehingga f(x) = │R - λI│ = 0. Jadi f(λ) =

0 dinamakan persamaan eigen matriks R, akar dari persamaan ini disebut akar eigen matriks R dan vektor yang bersesuian dengan akar eigennya disebut vektor eigen

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dimensi tubuh sebelum dianalisis dibagi dengan rata-ratanya, sehingga semua rata-ratanya menjadi 1,0, dan hanya berbeda setandar deviasi

(9)

Peragaan grafik biplot diambil dari 2 vektor eigen yang berpadanan dengan akar eigen terbesar sebagai sumbu X dan akar eigen yang terbesar kedua sebagai Y, dengan Rotation Promax Kapa 90.

Letak koordinat masing-masing dimensi tubuh babi Bali pada sumbu X dan Y di ruang eigen menyatakan kedekatan hubungan antar dimensi tubuh tersebut, dimensi tubuh yang mempunyai laju pertumbuhan yang hampir sama letaknya saling berdekatan, sebaliknya yang mempunyai laju pertumbuhan yang jauh berbeda letaknyapun saling berjauhan, Penggunaan Rotation Promax Kapa 90 dimaksudkan untuk membagi letak dimensi tubuh babi Bali menjadi 3 tempat (kuadran). Dimensi tubuh babi Bali yang terletak pada kuadran II adalah dimensi tubuh babi Bali yang laju pertumbuhannya lambat, dimensi tubuh babi Bali yang terletak pada kuadran I adalah dimensi tubuh babi Bali yang laju pertumbuhannya medium, dan yang terletak pada kuadran IV adalah dimensi tubuh babi Bali yang laju pertumbuhannya cepat. Sedangkan letak koordinat objek atau umur babi babi dari 0 – 26 minggu dilakukan berdasarkan Analisis Factor Scores Method Regression, faktor 1 sebagai absis dan faktor 2 sebagai kordinat.

Prosedur analisis menggunakan Program SPSS 22 (Statistical Product and Service Solutions Persi 22).

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis faktor (Tabel 1.) menunjukkan bahwa 98.82% ke- 18 dimensi tubuh babi bali Bali dan bobot badannya yang mempunyai laju pertumbuhan yang berbeda-beda dapat digambarkan pada biplot ruang eigen berdimensi dua,. Dengan demikian, penggunaan dua komponen utama tersebut dianggap mampu menerangkan keragaman data dimensi tubuh babi Bali dengan laju pertumbuhan yang berbeda-beda.

Tabel 1. Total Varian yang Menjelaskan Dimensi Tubuh Babi Bali Betina

Scree plot dimensi tubuh babi Bali (Gambar 2) menunjukkan bahwa pada nilai akar eigen component 1 ke component 2 terjadi penurunan nilai yang cukup tajam, setelah itu dari component 2 sampai dengan component 19 tidak terjadi penurunan yang berarti atau garisnya mendatar, gambar ini menggambarkan bahwa ke 18 dimensi tubuh babi Bali dan bobot badannya dapat digambarkan dalam ruang eigen berdimensi dua dengan component 1 sebagai absis dan component 2 sebagai kordinat.

(11)

Berdasarkan koordinat dari component 1 sebagai absis dan component 2 sebagai koordinat (Tabel 2.) dapat ditentukan bawa dimensi tubuh babi Bali yang berada pada kuadran II adalah dimensi tubuh yang mempunyai laju pertubuhan lambat selama umur 0 – 26 minggu, yaitu dari yang paling lambat adalah bobot badan, kemudian diikuti oleh lingkar dada, dan disusul linggar pinggang dan yang terakhir adalah panjang punggung. Hasil ini menunjukkan bahwa bobot badan dari umur 0 – 26 minggu sangat dekat hubungannya dengan lingkar dada, lingkar pinggang dan panjang punggung. Lingkar dada dan panjang badan mempunyai pengaruh terbesar terhadap bobot badan. Fourie et al. (2002) menjelaskan lebih lanjut bahwa korelasi positif ditemukan antara lingkar dada dan tingkat pertumbuhan yang mengindikasikan bahwa seleksi pada lingkar dada menjadi petunjuk kecepatan pertumbuhan pada ternak. Pangestika (2010) korelasi antara bobot tubuh denan panjang badan dan lingkar dada pada babi bali paling tinggi dibandingkan dengan ukuran tubuh yang lain.

(12)

Panjang leher, lingkar perut, panjang kepala, panjang ekor, lingkar leher, lebar kepala, lebar pinggul berada pada kuadran I, dimensi tubuh tersebut termasuk dimensi tubuh yang laju pertumbuhannya sedang selama umur 0 – 26 minggu. sedangakan dimensi tubuh yang lainnya berada pada kuadran IV, yaitu termasuk dimensi tubuh yang pertumbuhannya cepat adalah panjang telinga, panjang kaki depan bagian atas dan bagian bawah, panjang kaki belakang bagian atas dan bawah, lebar leher, lebar dada, dan lebar pantat.

Hasil ini menunjukkan bahwa dimensi tubuh babi Bali pada umur 0 - 26 minggu sedang mengalami pertumbuhan dengan laju pertumbuhan yang berbeda, perbedaan laju pertumbuhan ini disebabakan karena perbedaan fungsi dan tuntutan fungsional dari bagian dimensi tubuh tersebut tersebut dan komponen penyusunnya (Swatlan, 1984). Panjang kaki bagian kaki depan dan belakang termasuk bagian tubuh yang laju pertumbuhannya cepat termasuk juga pamjang telinga, hal ini disebabakan karena tuntutan fungsional dari kaki untuk melakukan aktifitas sangat diperlukan, disamping itu juga komponen penyusunnya dari bagian tubuh tersebut, bagian tubuh yang menggambarkan pertumbuhan tulang akan melaju libih cepat dan lebih cepat berenti tubuh atau memcapai ukuran dewasa dari pada bagian tubuh yang penyusunnya terdiri dari otot dan lemak (Sampurna, 2014). Nasrul (2012) menyatakan bahwa terjadi perubahan ukuran dan bentuk tulang, dan otot serta deposit lemak selama pertumbuhan. Selama pertumbuhan ukuran dan bentuk tulang terjadi perubahan, hal ini dikontrol oleh dua proses yaitu deposisi dan resorpsi (penyerapan), Proses ini terus berlangsung selama kehidupan ternak dewasa dan berperan dalam membentuk kembali jaringan tulang secara kontinyu. Saat ukuran tulang sudah mencapai ukuran maksimum, pertumbuhan berhenti dan berubah menjadi keras, dimana epifise dan diafise bergabung menjadi tulang tunggal. Deposisi dari bertambahnya lapisan tulang kompak dibawah periosterum berhenti. Berhentinya pertumbuhan tidak terjadi pada waktu yang sama pada semua tulang, tulang belakang bagian sacrum mencapai dewasa sebelum lumbal, dan lumbal mencapai dewasa sebelum tulang belakang bagian dada

Berdasarkan umurnya jarak koordinat pada ruang eigen berdimensi dua antar babi jantan dengan betina semakin tua umurnya jaraknya semakin jauh. Hasil ini menunjukkan pada saat lahir ukuran dimensi tubuh babi Bali betina hampir sama dengan yang jantan, semakin dewasa umurnya yang jantan ukuran dimensi tubuhnya lebih besar daripada yang betina. Testosteron yang dihasilkan oleh testes memacu pertumbuhan otot melalui peningkatan sintetis protein, yang dalam kerjanya bersama-sama androgen, tergantung peranannya dalam reproduksi. Khususnya, otot bagian depan pada ternak jantan, seperti daerah leher dan dada menunjukkan perkembangan yang lebih besar dibanding ternak betina

(13)

maupun kastrasi. Androgen juga memacu penimbunan garam pada tulang yang menyebabkan pertumbuhan tulang meningkat dibanding ternak betina dan kastrasi, tetapi saat androgen sudah cukup tinggi maka akan menyebabkan menutupnya pipa epifise yang diikuti oleh matangnya kerangka sebelum dikastrasi. Estrogen yang dihasilkan oleh ovary umumnya sedikit pengaruhnya atau bahkan tidak berpengaruh terhadap sintesis protein dan skeletal, tetapi efektif dalam meningkatkan pembentukan lemak tubuh. Estrogen lebih efektif dalam menyebabkan menutupnya pipa piphyscal. Oleh karena itu, betina lebih cepat berhenti tumbuh daripada jantan. Perbedaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan jaringan juga komposisinya berhubungan dengan jenis kelamin ternak. Ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat, dewasa lebih lambat dan mempunyai karkas yang lebih berotot dengan lemak yang lebih sedikit dibandingkan ternak betina, sapi jantan yang dikastrasi deposit lemak lebih banyak dan otot lebih sedikit selama pertumbuhan (Nasrul, 2012).

Tabel 3. Koordinat Berdasarkan Skor Umur Dimensi Tubuh Babi Bali.

Sedangkan jarak koordinat antara umur pada babi jantan maupun betina berbeda-beda antar peningkatan umur yang berbeda, hasil ini menunjukkan terjadi perbedaan lalu pertumbuhan antar peningkatan umur yang berbeda. Laju pertubuhan dari umur 0 minggu ke umur 2 minggu, dari 2 minggu ke umur 4 minggu dan dari 4 minggu ke umur 6 minggu

(14)

jaraknya semakain jauh, pada umur selanjutnya jaraknya sudah tidak terjadi peningkatan. Hasil ini menunjukkan laju pertumuhan dari umur 0 minggu sampai umur 6 minggu laju pertumbuhan dimensi tubuh babi bali semakin cepat, kemudian dengan meningkatnya umur menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan.

Gambar 2. Grafik Biplot Dimensi Tubuh Babi Bali Umur 0 – 26 Minggu.

Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar dimensi tubuh babi Bali laju pertumbuhannya paling cepat pada umur mendekati umur 6 minggu, hal ini menunjukkan dimensi tubuh babi Bali sebagian besar mencapai titik infleksi rata-rata pada umur mendekati umur 6 minggu, dan setelah mencapai titik infleksi laju pertumbuhannya semakin lambat sampai mencapai ukuran dewasa, sehingga tampat pada biplot semakin dewasa umurnya maka jarak koordinatnya semakin pendek, pada umur tersebut sebagian besar dimensi tubuh babi Bali sudah mencapai ukuran dewasa. Hasil ini sesuai dengan laporan Sampurna et al. (1984) dimensi tubuh ternak laju pertumbuhannya paling cepat saat mencapai titik infleksi, selanjutnya akan semakin lambat sampai mencapai ukuran dewasa.

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

Peragaan biplot dengan rotation promax kapa 90 dapat menggambarkan perbedaan laju pertumbuhan dimensi tubuh babi Bali pada umur 0 – 26 minggu, sehingga dapat ditentukan dimensi tubuh mana yang laju pertumbuh lambat, sedang dan cepat. Berdasarkan umurnya peragaan biplot rotation promax kapa 90 dapat juga menggambarkan pada umur berapa rata-rata dimensi tubuh babi Bali mencapai laju pertumbuhan tercepat atau titk infleksi dan dapat pula menggambar perbedaan ukuran antara babi Bali jantan dan betina.

Saran :

Untuk menentukan pada umur berapa setiap dimensi tubuh babi bali mencapai titik inpleksi dan mencapai ukuran dewsa, maka perlu dilakukan penelitian tentang pola pertumbuhan masing-masing dimensi tubuh babi bali tersebut

.UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. I Nyoman Gde Antara, M.Eng selaku Ketua Pelaksana Penelitian Hibah Unggulan Program Studi atas persetujuan serta dana yang diberikan untuk pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih kepada Bapak I Ketut Sumadi selaku ketua kelompok tani ternak Tunas Mekar dan I Wayan Tarik Adnyana selaku ketua kelompok tani ternak Karya Alit desa Musi, kecamatan Gerogak, kabupaten Buleleng, Bali, atas kerja samya dan informasi yang diberikan sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aberte, D. E., J.CForrest, D.F Gerrard and E.W Mills. 2001. Principles of Meat Science 4th Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco, United States of America Abdi, H (2003) Factor Rotations in Factor Analyses. Program in Cognition and

Neurosciences, MS: Gr.4.1, The University of Texas at Dallas, Richardson, TX 75083–0688, USA http://www.utdallas.edu/~herve/Abdi-rotations-pretty.pdf Aldrich, John (2006), "Eigenvalue, eigenfunction, eigenvector, and related terms", in Jeff

Miller (Editor), Earliest Known Uses of Some of the Words of Mathematics, retrieved 2006-08-22

Alexander B 2008. Applied matrix algebra in the statistical sciences. Elsevier Science Publishing Co. (North-Holland), Inc., New York, 1983. xiii + 389 pp. ISBN 0–444– 00756–3 Article first published online: 18 DEC 2008.

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.2307/3314921/abstract

Ardana, I.B., dan P.D.K Harya. 2008. Ternak Babi Udayana University Press, Bali Cetakan Pertama.

Ariawan. 1 M. A, Kencana I P. E. N,. Suciptawati. B. L P. 2013. Komperasi Analisis Gerombol (Cluster) dan Biplot dalam Pengelompokan. E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4,

Nopember 2013, 17- 22 ISSN: 2303-1751

Aritonang, D. 1993. Beternak Babi Mutiara Jakarta

Budaarsa, K. 2012. Babi Guling Bali. Dari Beternak, Kuliner hingga Sesaji. Penerbit Buku Arti. Denpasar. ISBN : 978-979-1145-69-5

Fourie, P. J., F. W. C. Neser, J. J. Olivier & C. Van Der Westhuizen. 2002. Relationship between production performance, visual appraisal and body measurement of young Dorper rams. http://.sazas.co.za/sajas/html [2 Juni 2010].

Gabriel, K. R. (2002). Goodness of fit of biplots and correspondence analysis. Biometrika, 89(2), 423-436

Kay, M.R., and Housseman. 1987. The Influence of Sex on Meat Production. In Meat Fd. D.J.A. Cook and R.A. Lawrrie Butterworth. London

Mattjik, A. A., dan Sumertajaya M. 2002. Aplikasi Analisis Peubah Ganda. Bogor Buku Latihan SPSS Statistik .

Maharani, Suci, D and Suyoto. 2009. Nilai dan Vektor Eigen Matriks Iinterval atas Aljabar Max-Pus. Jurnal Matematika dan Komputer. ISSN 1410-8518

Natasasmita, A. 1979. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Produksi

(17)

Nasrul, L. 2012.Pertumbuhan dan Perkembangan Otot dan Jaringan Karkas. Prinsip dan Konsep dari Pertumbuhan dan Perkembangan http://lalat- angau. blogspot. com/ 2012/05/ pertumbuhan-dan-perkembangan-otot-dan.htm

Pangestika, I G. A.I. 2010. Pendugaan Bobot Badan dan Perbandingan Ukuran serta Bentuk Tubuh pada Babi Lokal Bali. Skripsi Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB

1.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63199

Sampurna, I P. 1999. Pertumbuhan Alometrik Bagian-bagian Tubuh Itik Bali. Jurnal Biologi Universitas Udayana, Jurusan Biologi. Database Jurnal Ilmiah Indonesia ISJD-LIPI

Sampurna, I P dan I K Suatha. 2008. Pertumbuhan Alometri Dimensi Panjang dan Lingkar Sapi Bali Jantan. Jurnal veteriner 9:\1, Maret. 2008, ISSN : 1411-8327, Akreditasi Dikti No. 55/DIKTI/Kep/2005. Hal : 41-44.

Sampurna, I P., I K Saka, I G. L. Oka dan P. Sentana. 2013. Biplot Simulation of

Exponential

Function to Determine Body Dimensions’ Growth Rate of Bali Calf. Canadian Journal on Computing in Mathematics Natural Sciences Engineering and Medicine. Vol. 4. No. . ISSN : 1923-1660.

Sampurna, I P. 2013. Pola Pertumbuhan dan Kedekatan Hubungan Dimensi Tubuh Sapi Bali. Disertasi Doktor, Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

Sampurna, I P., I K Saka, I G. L. Oka dan P. Sentana. 2014. Patterns of Growth of Bali Cattle Body Dimensions. ARPN Journal of Science and Technology VOL. 4, NO. 1, January 2014. ISSN 2225-7217

Sinaga, S. 2010. Babi Bali dan Nias (Rully L). http://blogs.unpad.ac.id. [11 Mei 2010 Shores, Thomas S. (2007), Applied linear algebra and matrix analysis, Springer

Science+Business Media, LLC, ISBN 0-387-33194-8.

Stephen Andrilli and David Hecker 2009. Elementary Linear Algebra. Fourth Edition ISBN : 978-0-12-374751-8. http://books.google.co.id/books

Solimun, N dan A. A. Rinaldo. 2008. Permodelan Persamaan Struktural Pendekatan PLS dan SEM. Fakultas MIPA dan Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Swatland HJ. 1984. Structure and Development of Meat Animals. Prentice-HallInc.,

Englewood Cliff, New Jersey

Roman, Steven (2008), Advanced linear algebra (3rd ed.), New York, NY: Springer Science + Business Media, LLC, ISBN 978-0-387-72828-5

Gambar

Gambar 1. Cara Pengukuran Dimensi Tubuh Babi Bali
Gambar 2. Sree Plot Dimensi Tubuh Babi Bali
Tabel 2. Koordinat Berdasarkan Pola Matriks Dimensi Tubuh Babi Bali
Tabel 3. Koordinat Berdasarkan Skor Umur Dimensi Tubuh  Babi Bali.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Studi ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada matakuliah Kalkulus Integral berupa desain instruksional atau pembelajaran pada konsep volume benda putar

Dari penelitian yang telah dilakukan (Utomo, Hakim, & Rubawanto,.. 2010) mengenai pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam meningkatkan kualitas hidup

Mereka tetap berpikir untuk mengalahkan tanah Kutai sebagaimana Armada laut Inggeris yang terkenal raja lautan, begitupula kapal Belgia yang lengkap dengan

Erupsi kulit pada pitiriasis rosea memiliki ciri khas tertentu, dimana lesi primernya ialah lesi soliter berupa makula eritem atau papul eritem yang nantinya akan

Improvisasi tidak akan terlepas dari teknik, untuk memberikan informasi dan menjelaskan tentang teknik arpegio yang relevan penulis menggunakan buku Don Mock yang berjudul

NO NAMA / NIP PANGKAT/ JABATAN / KEDUDUKAN BARU GOL.. 17 Ahmad

Diagram kontrol MEWMA menunjukkan hasil bahwa data kecacatan variabel tersebar berdasarkan distribusi normal dan berada pada batas kontrol MEWMA dengan nilai ARL

Melalui uraian tersebut, dapat dibuah kriteria sebuah kata atau frasa termasuk mengandung metafora, yaitu (1) mengalami perubahan dari makna dasarnya setelah dilihat