• Tidak ada hasil yang ditemukan

B entonit terkompaksi telah disepakati di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B entonit terkompaksi telah disepakati di"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pratomo B.S., dkk ISSN 0216-3128 /97

DIFUSI

COBALT

BENTONIT

DALAM

NA-BENTONIT

DAN

CA-Pratomo Budiman-Sastrowardoyo, Wati dan Dadang Suganda

Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif BATAN, Serpong.

ABSTRAK

DlFUSI KOBALT DALAM NA-BENTONIT DAN CA-BENTONIT. Telah dilakukan stlldi difllsi kobalt dalam natrium-benton it dan calcium-bentonil. Dalam studi ini kobalt digunakan sebagai unsur model. Percohaan non-steady state satu-dimensi dilakukan dengan mengadopsi metoda "in-diffusion ", untuk memperoleh koefisicn difusi dinamik sebagai fungsi densilas kering Na-bentonit dan Ca-Bentonit. Hasi/ mem/lljukkan bahwa koefisen difllsi dinamik kobalt tidak berbeda dalam kedua jenis bentonit. Diamati adanya dua nilai koefisien difusi dinamik untuk Na-bentonit, yallg dapat diinterpretasikan adanya spesi2 herbeda denganlajll migrasi berbeda pula. Koefisien difusi dinamik turun dengan naiknya densitas kering bentollit. Renda/lIlya koefisien difilsi dinamik berkaitan dengan tingginya faktor retardasi dan koefisien distribllsi, yallg dengan demikian akan memmda pelepasan radionuklida dari fasilitas penyimpanan limbah ke geosfir.

ABSTRACT

DIFFUSION OF COBALT IN NA-BENTONITE AND CA-BENTONIT. Study on diffusion of cobalt in sodium-bentonile and calcium-bentonite has been carried out. In this study cobalt was used as a model. One dimensional non-steady state diffilsion experiment was conducted, adopting in-diffilsion method, to get the apparent d(fJilsion coefficient as a function of dry density in Na-bentonite and Ca-bentonite. The result shows that the apparent diffusion coefficient of cobalt was not different in both bentonites, Na-bentonite and Ca-belltonite. /t isobserved the existence of two apparent diffusion coefficients, that could be interpreted that the spcies of cobalt migrate with different migration rates. Apparent diffusion coefficient decreased with increasing of d/}' density of bentonile. Low apparent diffilsion coefficient was related to the high retardatioll factor. in this case the realease of radionuclides from a disposal facility to geosphere will be retarded.

PENDAHULUAN

B

entonitbanyak negara untuk digunakan sebagai calonterkompaksi telah disepakati di

buffer material dalam sistem penyimpanan limbah. Hal ini terutama karena konduktivitas hidraulik yang rendah serta faktor retardasi yang tinggi terhadap pelepasan radionuklida dari fasilitas sistem penyimpanan limbah radioaktif [1,2]. Rendahnya konduktivitas hidraulik benton it berfungsi untuk menghambat intrusi air tanah ke fasilitas penyimpanan, yang karenanya akan menunda korosi wadah limbah tersebut. Kemampuan tersebut diperkirakan menurun sedikitnya setelah beberapa puluh tahun. Setelah itu fungsi isolasi bentonit terhadap pelepasan radionuklida akan menonjol. Kaitannya dengan konduktivitas hidraulik benton it yang rendah, migrasi radionuklida banyak dideskripsikan dalam mekanisme difusi. Karena itu koefisien difusi memiliki peran penting, untuk digunakan dalam pengkajian unjuk kerja engineered barrier sistem

pcnyimpanan limbah.

Sejumlah pcnclitian tcntang I11lgrasl radionuklida daiam bentonit telah banyak dilakukan. Namun pada pcnelitian2 tcrscbut, lcbih banyak digunakan jcnis2 bcnonit Wyoming (USA), dan Kunigcl V I (Jcpang) [3-10]. Scdangkan

penggunaan bentonit asal Indonesia, yang berpotensi untuk digunakan dalam sistem penyimpanan limbah (di Indonesia), masih sangat langka: Karena itu dalam penelitian ini digunakan bentonit asal Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta, yang merupakanjenis Ca-bentonit [13].

Dalam penelitian ini kobalt digunakan sebagai unsur model. Disamping itu, salah satu radionuklida unsur tersebut,bOCo, banyak digunakan dalam kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir: di bidang kedokteran, industri dan nuklir. Radionuklida 60Co terbcntuk dari hasil aktivasi netron dalam reactor, tcrmasuk aktivasi netron pada kelongsong bahan bakar [12]. Limbah yang mengandung MCO,dari kegiatan tersebut di atas termasuk dalam kategori aktivitas rendah dengan waktu paruh sedang. Walaupun waktu-paruh MCO,rendah, pada kondisi awal memiliki tingkat radiasi tinggi. Karena itu, cukup layak untuk digunakan dalam pengkajian unjuk kerja sistcm pcnyimpanan limbah.

Basil dari penelitian ini akan disllmbangkan bagi pcngayaan data base tcntang kelakuan radionllklida dalam bahan pcnyangga, yang selanjutnya untuk disubstitusikan kedalam model2 migrasi dalam rangka pengkajian untuk kerja pcnghalang rckayasa.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(2)

TEORI

dimana crfe (Z) ialah fungsi cror komplementer;--_._.•._._._---_._~---~--,

Proses difusi terutama diklasifikasikan menjadi difusi non-steady state dan difusi steady state. Dalam hal difusi non-steady state, parameter

difusi dikenal dengan sebutan koefisien difusi dinamik Da (mls·I). Teori dasar difusi ini ban yak dibahas dalam pustaka [13] Persamaan dasar difusi satu dimensi diberikan oleh hukum Fiek II, seperti berikut:

2

z

erfc(Z)

=

1-

'\In

f

0

Jexp[-1l1 ~1l

(5)

Dari pcrsamaan (4) tersebut koefisien difusi dinamik tidak dapat langsung diperoleh. Dengan mengunakan ekspansi Maclarin, maka persamaan (2) dapat ditulis sebagai:

(I)

zln-I

)

2 ~

y-I

(I»

C(t,x

Co

=

l--Li-1

fir

n~1

(n-1)!(2n-1

(6) dimana C(t,x) ialah konsentrasi unsur terdifusi

dalam spesimen bentonit untuk waktu t (s) dan jarak x (m). Penyelesaian seeara analitik persamaan (I) dapat dilakukan dengan menggunakan syanit awal dan syarat batas:

Untuk sumber planar, dimana zat terlarut berada pada jumlah kecil dalam suatu sistem silinder dengan panjang tak hingga, diasumsikan proses difusi independcn tcrhadap panjang jejak difusi. Syarat awal dan syarat batas ditulis scperti berikut:

C(t,x) =

0,

t =

0

dan X =I:-

0;

C(t,x) =

0,

dimana

x

z---- 2.JD,t

Sclanjutnya koefisien difusi dinamik dapat dihitung dcngan mcnggunakan program komputer. Pada penclitian ini persamaan (I) diturunkan seeara numerik dengan mengadopsi metoda beda hingga, dan disclcsaikan dengan program komputer. Kcmudian koefisien difusi dinamik diperoleh seeara "fitting".

a)

t

=I:-

0

dan X

=

±oo ; dan

M = JC(t, x)dx

-a)

TAT A KERJA

Bohall dOli ALaI,

dimana M ialah jumlah total zat terdifusi per satuan luas (kg.nf\ solusi persamaan (I) dapat ditulis scbagai:

M

[Xl ]

C(t, x) =

2. Dat

~

exp --

4D,t

(2) sclanjutnya kocfisicn difusi dinamik Da dapat dipcrolch dari koefisien arah garis variasi konsentrasi, C(t,x), scbagai fungsi jarak jcjak, x, dalam bcntuk log.

(3)

Bentonit asal Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta digunakan dalam penclitian ini (komposisi kimia bentonit disajikan pada Tabe! I). Bcntonit )ni tcrmasuk jenis Ca-bentonit. Bentonit jenis Na-bentonit disiapkan dengan perendaman

Ca-bcntonit dalam NaCI 24 jam, lalu peneueian dilakukan hingga hingga bebas

cr

(II). Sebe!um pcnggunannya. bentonit dikeringkan pad a 110 (lC

selama 24 jam. Larutan kobalt 0, I M disiapkan dengan pelarutan Co(N03h6H10 dalam aquades.

Peralatan utama yang digunakan dalam pcnelitian ini, ialah kolom difusi dan instrumen SSA.

l3erdasarkan syarat awal dan syarat batas tcrsebut, solusi persamaan (I) dapat ditulis scbagai

Bcbcrapa unsur mempunyai kclarutan rendah. Pada pcnggunaan konsentrasi unsur yang mclampaui kclarutannya, Co, maka syarat awal dan syarat batas dapat dapat ditulis scbagai:

C(t,X)

= Co'

t

>

O,dan X

= 0

C~~

= crfc.Z

Co

Cora Kerja

Pereobaan difusi non-steady satu dimensi dcngan metoda in-diffusion dilakukan dengan mcnggunakan scl difusi, bahan stainless steel,

seperti diperlihatkan pada Gambar 1, pada dcnsitas kering benton it 800, 1000, 1200 dan 1400 kg.m·J. Pcngkondisian dengan perendaman spesimcn bentonit dalam sel difusi, dalam air destilasi, dilakukan selama 2 minggu untuk mencapai kondisi jcnuh (saturasi) spesimen bentonit dengan air. Sete!ah dieapainya keadaan jenuh, 0,I011 0,I' M

larutan kobalt diteteskan pad a salah satu sisi scl difusi. (4) dan X =1:-0; dan t

= 0

C(t,X)

=

0,

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(3)

Pratomo B.S., dkk ISSN 0216 - 3128 /99

Proses difusi dilaksanakan dengan melanjutkan perendaman sel difusi dalam akuades Proses difusi dihentikan setelah dianggap cukup, dalam hal ini setelah 8, 11, 14 dan 17 hari, untuk masing-masing densitas kering bentonit 800, 1000, 1200 dan 1400 kg.m03. Kemudian spesimen bentonit dipotong untuk memperoleh slice bentonit pada ketebalan 0,2 mm. Pelarutan kobalt dalam slice behtonit dilakukan menggunakan 15 m1 larutan HN03 1 M, lalu pemisahan suspensi dilakukan dengan bantuan syringe-filter (size 0,45

/lID, diameter 25 mm). Untuk setiap 10 m1 filtrat ditambahkan 0,8 m1 HN03 pekat. Kemudian pengukuran konsentrasi kobalt dalam beningan dilakukan dengan bantuan alat SSA pada panjang gelombang A

=

240,7 nrn.

Koefisien difusi selanjutnya diperoleh dengan metoda seperti diuraikan dalam bagian teroi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil konsentrasi kobalt dalam slice

bentonit, pada densitas kering 800, 1000, 1200 dan 1400 kg.m-3, untuk kedua jenis bentonit disajikan pada Gambar 2 (Na-Bentonit) dan Gambar 3 (Ca-Bentonit). Koefisien difusi dinamik yang diperoleh dirangkum dalam Tabel 20 Diperlihatkan bahwa koefisien difusi dinamik kobalt dalam kedua jenis bentonit, berada pada tingkat magnifik yang sarna, dan sedikit menurun terhadap densitas kering bentonit. Hal yang menarik, diamati adanya nilai 2 koefisien difusi untuk Na-bentonit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada kondisi Na-bentonit, adanya terdapat pemisahan spesi2 kobalt. Migrasi spesi2 kobalt tersebut terjadi dengan laju migrasi berbeda, sehingga memberikan nilai koefisien difusi dinamik yang berbeda pula. Dalam banyak pembahasan tentang aplikasi data yang diperoleh, koefisien difusi untuk spesi cepat kurang diperhatikan. Hal ini karena kuantitas spesi tersebut kurang dominan dibandingkan spesi lambat [7-9]. Selanjutnya. Selanjutnya fenomena ini masih perlu difahami lebih jauh dengan mempelajari spesiasi kobalt pada kondisi2 tersebut. Pada Gambar 4 disajikan profil koefisien difusi dinamik kobalt sebagai fungsi densitas kering bentonit. Seperti telah banyak difahami, pad a Gambar tersebut koefisien difusi dinamik turun terhadap kenaikan dcnsitas kering bcntonit. Demikian pula, diperlihatkan bahwa koefisien difusi dinamik radionuklida dalam Na-bentonit lebih rendah dari pada dalam Ca-bentonit.

Dari hasil pcngukuran koefisicn difusi dinamik dapat dipcrkirakan faktor rctardasi, Rd, dan kocfisicn distribuasi, Kd, unsur dalam bcntonit

terkompaksi. Faktor retardasi, RI, didefinisikan sebagai ratio koefisien difusi dalam badan air dan koefisien difusi dinamik dalam bentonit, seperti pada persamaan (8) berikut:

Dp

Rd

= -

(8)

Da

dimana: Rd ialah faktor retardasi, Sedangkan Dp dan D. (m2.sol) masing masing ialah koefisien difusi 3H dalam badan air dan koefisien difusi dinamik radionuklida dalam bentonit.

Untuk memperoleh nilai koefisien difusi 3H dalam badan air, dapat dilakukan pendekatan melalui pengukuran koefisiendistribusi 3H pada bentonit. Menurut SA TO [6], dengan test serapan secara catu koefisien distribusi 3H pada bentonit demikian kecil dan dapat diabaikan, karena itu koefisien difusi dalam bad an air dapat diasumsikan sebagai koefisien difusi dinamik 3H dalam spesimen bentonit. Selanjutnya faktor retardasi dapat diperoleh dengan menggunakan koefisien difusi dinamik 3H seperti diberikan pada persamaan di atas (8). Koefisien difusi dinamik yang rendah memberikan koefisien retardasi yang tinggi, dan pelepasan radionuklida akan terhambat.

Hubungan antara koefisien distribusi dinamik dengan koefisien distribusi, ~, diberikan oleh pcrsamaan (9) berikut [17]:

(9)

dimana ~ ialah koefisien distribusi (m3.kg-\ cp

dan p porositas bentonit dan dcnsitas kering bentonit (kg.m03)

Rangkuman hasil perkiraan faktor retardasi,

RI, dan koefisien distribuasi, Kd, kobalt dalam terkompaksi bentonite disajikan pada Tabel. 2 dan Tabel 3. Diperlihatkan bahwa dengan koefisien difusi dinamik yang rendah memberikan faktor retardasi, RI, dan koefisien distribuasi, ~, yang besar. Hal ini merupakan faktor favourable untuk penghambatan transport kobalt dalam bentonit dan pelepasannya dari fasilitas penyimpanan limbah ke geosfir, akan tertunda. Dalam hal kobalt sebagai un sur model, besaran faktor penghambatan untuk kobalt dapat digunakan untuk radionuklida dari unsur segolongan khususnya unsur2 transisi. Penjelasan lebih detail belum dapat diberikan karena penelitian lebih lengkap yang berkaitan dengan penghambatan radionuklida masih dalam pelaksanaan.

Basil yang dipcroleh ini masih perlu dilcngkapi dcngan hasil penclitian lain yang lcbih Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir

(4)

detail dan rinci, sehingga akan diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang kelakuan radionuklkida dalam system penghalang ganda (engineered barrier).

KESIMPULAN

Dengan metoda in-difJilsion telah diperoleh koefisien difusi dinamik kobalt, yang berada pada orde magnifik yang sarna, baik dalam Na-bentonit maupun Ca-bentonit. Diamati adanya spesi2 kobalt yang berbeda dengan nilai koefisien difusi dinamik berbeda pula. Selanjutnya dari koefisien difusi dinamik yang rendah dapat diperkirakan faktor retardasi dan koefisien distribusi yang tinggi, yang merupakan faktor favorabel bagi penghambatan migrasi radionuklida dalam bahan penyangga. Sehingga akan menunda pelepasan radionuklida ke geosfir. Koefisien difusi dinamik yang rendah memberikan koefisien retardasi tinggi, yang akan menunda pelepasan radionuklida dari sistem penyimpanan limbah.

Sekalipun telah diperoleh data penting, yang diharapkan dapat digunakan dalam pengkajian unjuk kerja engineered barrier dalam sistem penyimpanan limbah. Banyak aspek yang masih perlu dipelajari untuk memperoleh penjelasan lebih detail. Sementara tapak penyimpanan bel urn ditetapkan, perlu dilakukan studi yang dapat mengantisipasi kemungkinan kondisi yang secara riil terdapat dalam formasi geologi.

UCAP AN TERIMA

KASIH

Disamapaikan ke Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa Anindya Propisni Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit Pertambangan atas bantuan bahan yang digunakan dalam penelitian ini PUST AKA

I. R. PUSH, "Use of Clays as Buffer in Radioactive Repository", Lulea University, Lulea Swedia (1983).

2. PNC, "Research and Development on

Geological Disposal of High-Level

Radioactive Waste", PNC-TN1410 93-012, PNC Technical Report, Tokyo (1993).

3. A. MUURINEN, J. RANTANEN, P.

PENTTILA-HIL TUNEN, "Diffusion Mechanisms of Strontium, Cesium and Cobalt in Compacted Bentonite", Sci. Basis Nuel. Waste Manag. IX, 617 (1985).

4. B. CHRISTIANSEN, B. TORSTENFEL T,

"Diffusion of Nickel, Strontium, Iodine, Cesium and Americium in Loosely Compacted Bentonite at High pH", Radiochirn. Acta 44/45, 219 (1988).

5. J.L. CONCA, T. ASHIDA, H. SATO,

"Apparent and Simple Diffusion Coefficient in Compacted Bentonite", Proceeding International Conference on High-Level Radioactive Waste Management 2, 1382 (1991).

6. H. SATO, T. ASHIDA, Y. KOHARA, M. VUI, N. SASAKI, "Effect Dry Density on Diffusion of Some Radionuclides in Compacted Bentonite",

J.

Nucl. Sci. Techno!. 29 (9),873 (1992).

7. B. TORSTENFELT, K. ANDERSSON, H.

KIPATASI, B. ALLARD, U. OLOFSSON,

"Diffusion Measurements in Compacted Bentonite", Sci. Basis Nuel. Waste Manag., 295 (1982).

8. B. TORSTENFEL T, B. ALLARD, K.

ANDERSSON, H. KIPATASI, L. ELIASSON, U. OLOFSSON, H. PERSSON, "Radionuclide Diffusion and Mobility in Compacted Bentonite", SKB TR 83-34, Stockholm (1983). 9. B. TORSTENFELT, "Migration of Fission Product Strontium, Technetium, Iodine, and Cesium in Clay", Radiochim. Acta 39, 97 ( 1986).

1O.B. CHRISTIANSEN, B. TORSTENFEL T, "Diffusion of Nickel, Strontium, Iodine, Cesium and Americium in Loosely Compacted Bentonit at High pH", Radiochim. Acta 44/45, 219 (1988).

II.S. LUMINGKEW AS, "Konversi bentonit-Ca menjadi bentonit-Na melalui teknik pertukaran ion", Thesis FMIPA UGM (S2), Yogyakarta ( 1996).

12.M. BENEDICT, T.H. PIGFORD, H.W. LEVI, "Nuclear Chemical Engineering", 2nd Ed., McGraw-Hill Book Company, New York,

1981

13.J. CRANK, "The Mathematics of Diffusion",

2nd ed, Oxford Univ. Press, London (1975).

LAMPI RAN

Tabel 1. Komposisi kimia bentonit asal Nang-glilan Kliion Progo.

No ParameterKOltlposisiMethods

I

2 Si02 Grm'imetri84.79

AI203 Ulldectab/eSSA

3 FC20.1 Ulldeclab/cSSA 4 CaO kOll/pleksoll/cl/'i3.22 5 MgO SSA 0.40 6

Frce AcidTilrimetriO.OS

7

PH (10% larutan)£/eklrometri 6.5

8

Loss on ignationGravimctri/3,29

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BATANYogyakarta, 8 Juli 2003

(5)

Pratomo B.S., dkk ISSN 0216-3128 20/ Tabel 2. Rangkuman difusi dinamik kobalt dalam

Na-bentonit. No pensitasWaktu Da Rd Kd (hari) (m2sx lO") (m' /kgx Ioj) 27,8 1 800 8 4,43 10,848,65 22,9 2 1000

II

3,399,768,65 66,1 3 120014 2,66 6,77 2,67 3,89 4 140017 2.046,741,97

Tabel 3. Rallgkl/mall difliSi dillamik koba/t da/am

Na-bell tall it.

No IoensitasRdKdWaktuDa (hari) (m2sx 10") (mJ/kl!.xIOJ) I 8007.\96,685,008 2 10005.583.095.9\\1 3 \200 144,693.841.3\ 4 1400 \73.823.600.89 1,OE-Q3 ME

~

D.=4.43 10.11m2ts (.) 1,OE-Q4

r

NO., 1,OE-Q5

£

1,OE-Q6 0 2 4 6 8 10 Na -800 X2 (cm2) 1.0E-03 M E 1.0&04 t7"\ D. :::3,3910.11 m2/s U

.,

.

'0 1.0&05

£

1.0E-06 0 2 4 6 8 10 No·lOOO X2 (cm2) 1.0&03 M E 1.0&04 u

~

1.0&05 '0

£

1.0E-06 o Na-1200 o N.·1400 2 4 4 6 8 8 10 10

Gambar 1. Se/ diftlSi. lllltlik satllnlsi (A) .. dall

lllltl/k proses diJilSi

(8)

Gambar 2. DiftlSi cobalt da/am Na-belltonit, lmtl/kdensitas kerillg 800, /000, /200 dall

/400 kg/m]

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM·BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(6)

D. = 5,12 10 ." m'ls D.=4.1810'" m2/s 1.0E-03

5

1.0E-04

]!

,...!; .to 1.0E-05

£

1.0E-06 o Ca-800

-~

~ 1.0E·04

!

..

-2 4 6 8 10 I.E-I0

~

5

N.!!!. 8.E-ll

~

'<;j :::I 6.E-1l •... Q

c

4.E-ll OJ

~

'<;j t.:OJ 2.E-ll 0

~

",.

O.E+OO

.

600 800 1000160012001400 Densitas (kg/mJ)

Gainbar 4. Difusi cobalt dalam Na- bentonit,

untuk densitaskering 800, 1000, 1200 dan 1400 kg/mJ

TANYAJAWAB

1.0E·06 o C.·1000 2 4 6 X 2(cm') 8 10 Sumijanto

Untuk kondisi Na-Bentonit ada dua nilai ko-efisien Diffusi. Mana yang akan digunakan ?

D. =2,2810'" m'ls 1.0E-03 ..• E 1.0E-04 0

]!

D

~

.

1.0E-05 '0

£

1.0E-06 o 2 4 6 8 Pratomo B.S.

Biasanya digllnakan nilai koejisien difJusi dari spesi dominan. Deilam hal ini perlu dihitlmg spesiasi IInsur tersebut dalam kondisi-kondisi percobaan dan kondisi alam yang akan ada di alamo Bila hal

tersebut belum dapat dilakukan,

'fiigunakan nilai koejisien DifJusi untuk spesi yang lebih pesimis.

10

Gambar 3. Difilsi cobalt dalam Ca-bentonit, IIntlik

densitas kerillg 800, 1000, 1200 dall

1400kg/mJ C.·1400 1.0E-03

5

1.0E-04

]!

D

.

~ 1.0E-05 1.0E-06 o Ca-1200 2 D.=2,7710.11 m2/s 8 10 Sutarman

Mengapa percobaannya tidak dilakukan dengan Co (radioaktif) ?

Bagaimana dengan radioaktif lain seperti 239pU

dan sebagainya

?

Pratomo B.S.

Percobaan bisa saja dilakllkan dengan menggllnakan Co radioaktif. tetapi perlu dipertimbangkan aspek keselamatan kelja dengan bahan radioaktif. Hal yang perlu

ditegaskan bahwa perilaku kimiawai

radioisotop dengan isotop stabil sama

yang penting teknis analisis yang

dilakllkan.

Beberapa jellis radiollllklida (semacam PU~39)beholl dipullyai di hal/yak lIegara. para pelleliti sudah melakllkall. sebagiall

dilakllkall lallthallida sebagai allalog aktillida. VIISIl,.-IlIlSU,.lain seperti Cs dan

Si IIl1/sihdahl/II pelaksallaall.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Gambar

Tabel 1. Komposisi kimia bentonit asal Nang- Nang-glilan Kliion Progo.
Tabel 2. Rangkuman difusi dinamik kobalt dalam
Gambar 3. Difilsi cobalt dalam Ca-bentonit, IIntlik

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti melakukan tes yang ketiga walaupun pada saat tes kedua nilainya cenderung stabil, hal ini dikarenakan oleh kurangnya

Pada penelitian ini pengukuran kepuasan kerja Job Describtion Index (IDI) yang dibuat oleh Smith, Kendall dan Hulin (1969). Kepuasan kerja terdiri dari 5 aspek yaitu: promosi,

Pengaruh penggunaan media power point terhadap hasil belajar siswa Untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan media power point. terhadap hasil belajar dengan

Menurut Pak Irsan Qodriansyah, selaku guru Pendidikan Agama Islam (PAI), karena peserta didik di kelas lebih dominan pada kecerdasan visual, maka guru biasa menggunakan media-media