• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Disusun Oleh :

IRA HENY NINGRUM SARI

B 200 130 089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul:

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015)

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun oleh:

IRA HENY NINGRUM SARI

B 200 130 089

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Yuli Tri Cahyono, SH, M.M, Ak

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul:

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015)

Yang ditulis oleh:

IRA HENY NINGRUM SARI

B 200 130 089

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 4 Oktober 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan penguji:

1.

Drs. Yuli Tri Cahyono, SH, M.M, Ak

(

)

(Ketua Dewan Penguji)

2.

Andy Dwi Bayu Bawono, SE., M.Si., Ph.D

(

)

(Anggota I Dewan Penguji)

3.

Dr. Zulfikar, SE., M.Si

(

)

(Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 4 Oktober 2017

Penulis

Ira Heny Ningrum Sari

B 200 130 089

(5)

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN,

DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015)

ABSTRAK

Manajemen laba merupakan suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan

yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang

diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh komite

audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan

leverage terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan uji

hipotesis. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Tahun 2013-2015 yang berjumlah 100 perusahaan. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh

terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata kunci :

komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage, manajemen

laba

ABSTRACT

Earnings management is an ability to manipulate available options and make the

right choices to achieve expected profit levels. The purpose of this research is to examine

and analyze the influence of audit committee, board of commissioner, company size, and

leverage to the earnings management listed on Indonesian Stock Exchange. This research

uses quantitative research by conducting hypothesis test. The sample of this research is

manufacturing company listed on Indonesian Stock Exchange in the year of 2013-2015

which amounts to 100 companies. The analysis instrument used in this research is

multiple linear regression analysis. The results of this study show that the boards of

commissioners affect the profit management, while the audit committee, company size, and

leverage do not have any effect to the earnings management.

Keywords: audit committee, board of commissioner, company size, leverage, earnings

management.

1.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang akurat

mengenai kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal maupun internal.

Salah satu elemen penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur

kinerja manajemen adalah laba.

Menurut Suwardjono (2012:464), laba adalah kenaikan aset dalam suatu

periode akibat kegiatan produksi yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditur,

(6)

pemerintah, serta pemegang saham tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang

saham semula. Manajemen cenderung mengelola laba secara oportunis dan melakukan

manipulasi laporan keuangan agar menunjukkan laba yang memuaskan meskipun tidak

sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Manipulasi tersebut yang

dikatakan sebagai manajemen laba.

Menurut Belkaoui (2006:74), manajemen laba sebagai suatu kemampuan untuk

memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk

dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit menyatakan komite audit

adalah badan atau komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada dewan

komisaris untuk membantu dewan komisaris dalam memantau dan memastikan

efektifitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan

auditor eksternal.

Dewan komisaris diartikan sebagai organ perusahaan yang bertugas dan

bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada

direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance

(tata kelola perusahaan yang baik).

Menurut penelitian Sutikno,

et al (2014) ukuran perusahaan merupakan

karakteristik perusahaan dalam kaitannya dengan struktur perusahaan. Ukuran

perusahaan dapat menggambarkan besar/kecilnya perusahaan yang ditunjukkan oleh

total aset, penjualan, serta kapitalisasi pasar.

Leverage

merupakan pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan, baik kewajiban keuangan jangka panjang maupun jangka pendek.

Menurut Fahmi (2012:127), rasio

leverage adalah pengukuran seberapa besar

perusahaan dibiayai dengan hutang.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang

dilakukan oleh Jao dan Pagalung (2011), dan Agustia (2013). Penelitian ini

menggunakan variabel independen, yaitu: komite audit, dewan komisaris, ukuran

perusahaan, dan

leverage. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH KOMITE

AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

LEVERAGE

(7)

TERHADAP MANAJEMEN LABA. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 hingga 2015).”

2.

METODE PENELITIAN

2.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI dengan periode pengamatan dari tahun 2013 hingga 2015. Perusahaan manufaktur

dipilih dengan tujuan untuk menghilangkan bias yang disebabkan oleh perbandingan

industri. Pengambilan keputusan dalam sampel ini dilakukan dengan menggunakan

metode

purposive sampling,

yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Sampel penelitian ini diambil dari perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode

pengamatan dari tahun 2013 hingga 2015. Adapun kriteria pemilihan sampel adalah

sebagai berikut:

a.

Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di BEI periode tahun 2013 hingga 2015.

b.

Perusahaan yang memenuhi kelengkapan data yang dibutuhkan untuk penelitian

selama periode tahun 2013 hingga 2015.

c.

Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) dalam

mata uang rupiah secara berturut-turut selama periode tahun 2013 hingga 2015.

2.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id dan

ICMD) yang telah terpilih sebagai sampel penelitian. Data lainnya diperoleh dari buku,

literatur, dan jurnal yang memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2.3 Definisi Oprasional Variabel

2.3.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah manajemen laba.

Manajemen laba diukur melalui Discretionary Accruals (DA) yang dihitung dengan cara

menselisihkan

Total Accruals (TA)

dan

Nondiscretionary Accruals (NDA). Adapun

penghitungan TA adalah menggunakan metode Modifed Jones dengan rumus:

(8)

Dari persamaan

TA tersebut, kemudian diestimasi dengan metode

Ordinary Least

Square (OLS). Estimasi

didapat dari regresi

OLS tersebut dan digunakan

untuk menghitung NDA sebagai berikut:

NDAit

(

/TAi,t-1) +

(

REVit

it)/TAt-1 +

(PPEit /TAt-1

Setelah itu menghitung nilai DA dengan rumus berikut:

DA

it

= TACC

it

NDA

it

Keterangan:

TACCit

= Laba bersih perusahaan i pada akhir tahun t, dikurangi

operating cash

flow atau arus kas operasi perusahaan i pada periode t

TAi,t-1

= Total aset perusahaan i pada tahun akhir tahun t-1

REVit

= Perubahan dalam pendapatan operasi perusahaan i pada akhir tahun t,

dibagi total aset perusahaan i pada akhir tahun t

RECit

= Perubahan dalam piutang bersih perusahaan i pada tahun t, dibagi total

aset perusahaan i pada akhir tahun t

PPE

it

= Nilai aktiva tetap

(gross) perusahaan i pada tahun t, dibagi total aset

perusahaan i pada akhir tahun t

NDA

it

= Non akrual kelolaan perusahaan i pada periode t

DAit

= Akrual kelolaan perusahaan i pada periode t

= Error term

2.3.2 Variabel Independen

1) Komite audit.

Keberadaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga anggota, seorang

di antaranya adalah komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua

komite, sedangkan yang lain adalah pihak ekstern yang independen dan minimal salah

seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan (Reviani dan

Sudantoko, 2012). Adapun komite audit dihitung dengan menggunakan rumus:

(9)

2) Dewan komisaris.

Menurut penelitian Sari dan Asyik (2013) dewan komisaris adalah organ

perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris diukur

dengan rumus:

DK = total anggota dewan komisaris perusahaan

3) Ukuran perusahaan.

Menurut penelitian Sutikno (2014) ukuran perusahaan merupakan ukuran atau

besarnya aset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan oleh

natural logaritma dari total

aset perusahaan. Adapun ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan rumus:

UK = (Ln total assets)

4) Leverage.

Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva dan

sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan. Leverage yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total hutang terhadap total aktiva. Rasio

total hutang terhadap total aktiva disebut rasio hutang

(debt ratio) (Sudana, 2011:157).

Adapun leverage dihitung dengan menggunakan rumus:

2.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif dan melakukan uji parsial t dan uji simultan F untuk pengujian hipotesis,

namun terlebih dilakukan uji asumsi klasik dengan uji normalitas, uji multikolinearitas,

uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan koefisien determinasi (R

2

) untuk memastikan

kelayakan model yang akan diteliti.

Untuk menguji hipotesis, maka digunakan persamaan regresi berganda berikut:

ML =

+ β

1

.KA + β

2

.DK + β

3

.UK + β

4

.LEV + Ԑ

Keterangan:

ML

= Manajemen Laba

= konstanta

β1

β4

= Koefisien Regresi

KA

= Komite Audit

DK

= Dewan Komisaris

(10)

UK

= Ukuran Perusahaan

LEV

= Leverage

Ԑ

= Error term

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur untuk dijadikan sampel yang

terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten selama 3

tahun berturut-turut yaitu 2013 – 2015. Deskripsi data dalam penelitian ini berdasarkan

atas pertimbangan tertentu, alasan penggunaan metode purposive sampling didasari atas

pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji. Setelah

dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan, maka

diperoleh 39 perusahaan setiap tahunnya yang memenuhi kriteria sampel, sehingga

sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 perusahaan. Kriteria-kriteria yang ditetapkan

untuk pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL IV.1

DAFTAR PEMILIHAN SAMPEL

No.

Kriteria

Jumlah

1.

Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di BEI

selama periode tahun 2013-2015

130

2.

Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data

selama periode tahun 2013-2015

(73)

3.

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan dalam mata uang rupiah selama periode

tahun 2013-2015

(18)

Jumlah sampel perusahaan

39

Total sampel penelitian 39 x 3 tahun

117

Total outlier

(17)

Total sampel penelitian

100

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI yang diolah

penulis, 2017.

3.1 Statistik Deskriptif.

Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum,

serta rata-rata sampel. Hasil analisis statistik deskriptif dalam variabel penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel IV. 3.

(11)

TABEL IV.3

STATISTIK DESKRIPTIF

N

Minimum

Maximum Mean

Std. Deviation

MNJ

100

-9,05

7,99

-200539,6359 2,08011

KA

100

0,50

0,75

0,6692

0,03234

DK

100

2,00

8,00

4,0600

1,45519

UK

100

14,48

29,37

23,0103

4,59185

LEV

100

0,04

220,00

4,8984

28,90574

Valid N

(listwise)

100

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel (N) adalah 100

perusahaan. Manajemen laba (ML) mempunyai nilai minimum sebesar -9,05, nilai

maksimum sebesar 7,99, nilai rata-rata

(mean)

sebesar -200539,6359, serta memiliki

nilai standar deviasi sebesar 2,08011. Komite audit (KA) mempunyai nilai minimum

sebesar 0,50, nilai maksimum sebesar 0,75, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6692, serta

memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,03234. Dewan komisaris (DK) mempunyai nilai

minimum sebesar 2,00, nilai maksimum sebesar 8,00, nilai rata-rata

(mean) sebesar

4,0600, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 1,45519. Ukuran perusahaan (UK)

mempunyai nilai minimum sebesar 14,48, nilai maksimum sebesar 29,37, nilai rata-rata

(mean) sebesar 23,0103, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 4,59185. Leverage

(LEV) mempunyai nilai minimum sebesar 0,04, nilai maksimum sebesar 220,00, nilai

rata-rata (mean) sebesar 4,8984, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 28,90574.

3.2 Uji Asumsi Klasik.

3.2.1 Uji Normalitas

Tabel IV.4

HASIL UJI NORMALITAS

Variabel

Kolmogorov

– Smirrov

p-value

Keterangan

Unstandardized

Residual

1,218

0,103

Sebaran data normal

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel IV.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi 1,218 lebih besar dari

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi untuk model dalam penelitian ini

(12)

memiliki sebaran data yang normal, sehingga model penelitian dinyatakan telah

memenuhi asumsi normalitas.

3.2.2 Uji Multikolinearitas

Tabel IV.5

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Variabel

Tolerance

value

VIF

Keterangan

KA

0,869

1,151

Tidak terjadi multikolineritas

DK

0,785

1,273

Tidak terjadi multikolineritas

UK

0,766

1,306

Tidak terjadi multikolineritas

LEV

0,801

1,249

Tidak terjadi multikolineritas

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel IV.5 menunjukkan bahwa pengujian multikolinearitas tidak terjadi

adanya multikolinearitas, karena nilai

VIF semua variabel kurang dari 10, sedangkan

tolerance value di atas 0,10.

3.2.3 Uji Heterokedastisitas

Tabel IV.6

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Variabel

p-value

Keterangan

KA

0,617

Tidak terjadi heteroskedastisitas

DK

0,103

Tidak terjadi heteroskedastisitas

UK

0,560

Tidak terjadi heteroskedastisitas

LEV

0,718

Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa variabel bebas komite audit, dewan

komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage menunjukkan nilai p-value lebih besar dari

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel komite audit, dewan komisaris,

ukuran perusahaan dan leverage bebas dari masalah heteroskedastisitas.

3.2.4 Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil uji

autokorelasi dengan pengujian Durbin-Watson (DW) dapat dilihat pada Tabel IV. 7.

Tabel IV.7

HASIL UJI AUTOKORELASI

Nilai DW hitung

Kriteria

Keputusan

1,771

-2 s/d 2

Tidak ada autokorelasi

(13)

Berdasarkan Tabel IV.7 pada signifikansi 0,05, dengan jumlah sampel 100 dan

jumlah variabel independen 4 (k = 4 ), maka tabel Durbin-Watson (DW) memberikan

nilai

du = 1,747 dan

dl = 1,550. Pada Tabel IV.7 terlihat bahwa hasil uji autokorelasi

pada bagian

model summary diperoleh angka

Durbin-Watson sebesar 1,771 yang

terletak di antara –2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

autokorelasi.

Dari hasil analisis uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data penelitian ini

memenuhi asumsi uji normalitas, tidak terjadi multikolineritas, tidak terjadi

heteroskedastisitas, dan tidak ada autokorelasi, sehingga data dalam penelitian ini

memenuhi syarat untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan regresi linier

berganda.

3.3 Uji Hipotesis.

3.3.1 Regresi Linier Berganda

Tabel IV.8

HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Variabel

Koefisien

T

hitung

Sig.

(Constant)

5,510

1,206

0,231

KA

-7,396

-1,114

0,268

DK

-3,494

-2,253

0,027

UK

3802278,183

0,764

0,447

LEV

-395218,041

-0,511

0,611

Sumber: Data sekunder diolah penuils. 2017

Dari Tabel IV.8 yang merupakan hasil analisis regresi linier berganda dapat

dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

ML = 5,510 - 7,396 KA - 3,494 DK + 3802278,183 UK - 395218,041 LEV

+ Ԑ

Keterangan:

ML

= Manajemen Laba

α

= Konstanta

KA

= Komite Audit

DK

= Dewan Komisaris

UK

= Ukuran Perusahaan

LEV = Leverage

Ԑ

= Residual

(14)

Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

Besarnya nilai konstanta 5,510. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komite

audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan

leverage diasumsikan konstan atau

sama dengan 0, maka besarnya variabel manajemen laba yang diukur adalah 5,510.

Besarnya nilai koefisien variabel komite audit sebesar -7,396. Hal ini berarti

semakin tinggi tingkat pengawasan komite audit perusahaan, maka akan menurunkan

manajemen laba. Sebaliknya semakin rendah tingkat pengawasan komite audit

perusahaan, maka akan meningkatkan manajemen laba.

Besarnya nilai koefisien variabel dewan komisaris sebesar -3,494. Hal ini

berarti semakin banyak jumlah dewan komisaris perusahaan, maka akan menurunkan

manajemen laba. Sebaliknya semakin sedikit jumlah dewan komisaris perusahaan, maka

akan meningkatkan manajemen laba.

Besarnya nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar 3802278,183. Hal

ini berarti semakin besar ukuran perusahaan, maka akan meningkatkan manajemen laba.

Sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan, maka akan menurunkan manajemen laba.

Besarnya nilai koefisien variabel leverage sebesar -395218,041. Hal ini berarti

semakin tinggi tingkat

leverage

perusahaan, maka akan semakin meningkatkan

manajemen laba. Sebaliknya semakin rendah tingkat

leverage

perusahaan, maka akan

menurunkan manajemen laba.

3.3.2 Uji F (Uji Ketetapan Model)

Tabel IV.9

HASIL UJI F

F

hitung

F

tabel

p-value

Keterangan

3,276

2,76

0,015

Ho diterima

Sumber: Data sekunder diolah, 2017

Dari Tabel IV.9 dapat diketahui bahwa nilai F

hitung

sebesar 3,276 (3,276 > F

tabel

2,76) dan

p-value = 0,015 (< = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel komite

audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan

leverage berpengaruh secara

bersama-sama terhadap manajemen laba. Hal ini juga menunjukkan bahwa model regresi yang

digunakan sudah tepat (fit of goodness).

(15)

3.3.3 Uji t

Tabel IV.10

HASIL UJI t

test

Variabel

t

hitung

t

tabel

Sig.

Keterangan

KA

-1,114

2,000

0,268

H1 ditolak

DK

-2,253

2,000

0,027

H2 diterima

UK

0,764

2,000

0,447

H3 ditolak

LEV

-0,511

2,000

0,611

H4 ditolak

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Berdasarkan Tabel IV.10 hasil perhitungan untuk masing-masing variabel

dapat diuraikan pengaruh tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen

sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui

bahwa komite audit mempunyai t

hitung

sebesar -1,114 lebih kecil dari t

tabel

sebesar 2,000

dan diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,268 lebih besar dari taraf signifikansi

0,05 (0,268 > 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak

berpengaruh (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba, dengan demikian H

1

ditolak.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui

bahwa dewan komisaris mempunyai t

hitung

sebesar -2,253 lebih kecil dari t

tabel

sebesar

2,000 dan diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,027 lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05 (0,027 < 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dewan

komisaris berpengaruh negatif (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba,

dengan demikian H

2

diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui

bahwa ukuran perusahaan mempunyai t

hitung

sebesar 0,764 lebih kecil dari t

tabel

sebesar

2,000 dan diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,447 lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05 (0,447 > 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba,

dengan demikian H

3

ditolak.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui

bahwa leverage mempunyai t

hitung

sebesar -0,511 lebih kecil dari t

tabel

sebesar 2,000 dan

diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,611 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05

(16)

(0,611 > 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

leverage tidak berpengaruh

(secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba, dengan demikian H

4

ditolak.

3.3.4 Uji R

2

Tabel IV.11

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R

2

)

Model

R

R

2

Adjusted R

2

Std. Error of the Estimate

1

0,348

a

0,121

0,084

1,99060

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Berdasarkan Tabel IV.11 diperoleh

adjusted-R

2

sebesar 0,084. Hal ini berarti

bahwa 8,4% variasi variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel komite

audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan

leverage, sedangkan sisanya yaitu

91,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model (variabel) yang diteliti.

3.4 Pembahasan

3.4.1 Pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen Laba.

Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel komite audit sebesar

0,268 (>0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati (2014) serta Agustia (2013) yang menyatakan komite audit terbukti tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil ini terjadi karena adanya kemungkinan bahwa pembentukan komite audit

dalam perusahaan didasari sebatas untuk memenuhi regulasi dari Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang mensyaratkan perusahaan mempunyai komite

audit yang paling sedikit terdiri dari seorang komisaris independen, seorang pihak

independen yang memiliki keahlian dibidang keuangan atau akuntansi, dan seorang

pihak independen yang memiliki keahlian dibidang hukum, sehingga dalam

pelaksanaannya komite audit kurang efektif dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya terhadap pengelolaan perusahaan.

3.4.2 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba.

Variabel dewan komisaris berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel dewan komisaris sebesar

0,027 (<0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Jao dan Pagalung (2011) dan

(17)

Rahmawati (2013)

yang menyatakan dewan komisaris terbukti berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba.

Hasil ini disebabkan dewan komisaris ditunjuk oleh pemegang saham

mayoritas dalam RUPS sehingga dapat mewakili keputusan pemilik. Jadi pada

praktiknya kompisisi dewan komisaris pada perusahaan relatif besar. Peranan dewan

komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh

pihak manajemen telah memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses

penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari

kecurangan laporan keuangan sehingga dapat membatasi dan menekan manajemen laba

yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena menurut Peraturan

Bapepam-LK Nomor IX.I.5 jumlah komisaris independen wajib mewakili sedikitnya

30% dari jumlah komisaris dalam dewan komisaris, dengan makin banyak anggota

dewan komisaris independen maka proses pengawasan yang dilakukan dewan ini makin

berkualitas dengan makin banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang

menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan.

3.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.

Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel ukuran perusahaan

sebesar 0,447 (> 0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Reviani dan Sudantoko

(2012) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba.

Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat

memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena perusahaan besar lebih

banyak memiliki aset dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik

sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapkan total aset dalam perusahaan

tersebut.

3.4.4 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba.

Variabel

leverage tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel leverage sebesar 0,611 (>

0,05). Hasil ini sejalan dengan Jao dan Pagalung (2011) serta Gunawan,

et al

(2015)

yang menyebutkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil ini menunjukkan bahwa jika perusahaan memliki tingkat leverage yang

tinggi, maka tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer akan konstan atau

(18)

tetap. Artinya, tinggi/rendahnya tingkat

leverage perusahaan tidak akan mempengaruhi

atau memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba. Hal tersebut karena

perusahaan berada dalam kondisi yang baik dan mampu untuk membayar hutang yang

digunakan guna membiayai aset perusahaan.

4.

PENUTUP

4.1 Simpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti, dan membahas hasil penelitian

tentang pengaruh komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan

leverage

terhadap manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek

Indonesia, maka peneliti mengambil simpulan terkait dengan apa yang sudah dilakukan.

Adapun simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1)

Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini

ditunjukkan dari nilai t

hitung

(-1,114) yang lebih kecil dari t

tabel

(2,000) dengan nilai

signifikansi yang lebih besar (0,268) dari taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis

H

1

dalam penelitian ini ditolak.

2)

Variabel dewan komisaris berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini

ditunjukkan dari nilai t

hitung

(-2,253) lebih kecil dari t

tabel

(2,000) dengan nilai

signifikansi yang lebih kecil (0,027) dari taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis

H

2

dalam penelitian ini diterima.

3)

Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini

ditunjukkan dari nilai t

hitung

(0,764) lebih kecil dari t

tabel

(2,000) dengan diperoleh

nilai signifikansi yang lebih besar (0,447) dari taraf signifikansi (0,05), sehingga

hipotesis H

3

dalam penelitian ini ditolak.

4)

Variabel

leverage tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan

t

hitung

(-0,511) lebih kecil dari t

tabel

(2,000) dengan diperoleh nilai signifikansi yang

lebih besar (0,611) taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis H

4

dalam penelitian

ini ditolak.

4.2 Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu

diperhatikan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan penelitian yang ada

adalah sebagai berikut:

(19)

1)

Periode pengamatan yang dilakukan relatif pendek hanya selama 3 tahun yaitu tahun

2013 hingga 2015, sehingga belum mampu memberikan gambaran hasil yang dapat

digeneralisasikan.

2)

Sampel penelitian yang digunakan hanya sebatas perusahaan manufaktur saja,

sehingga eksternal validitas sampel rendah.

3)

Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan yaitu hanya komite audit, dewan

komisaris, ukuran perusahaan, dan

leverage dalam mempengaruhi manajemen laba,

sehingga faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi manajemen laba tidak diteliti

dalam penelitian ini.

4.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1)

Bagi peneliti selanjutnya agar menambah tahun pengamatan yang hanya tiga tahun

saja menjadi tahun pengamatan yang lebih panjang, sehingga akan semakin besar

kesempatan

untuk

memberikan

gambaran

hasil

penelitian

yang

dapat

digeneralisasikan.

2)

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan seluruh perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar jumlah sampel yang digunakan mendekati

gambaran hasil kondisi perusahaan yang sebenarnya.

3)

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji beberapa variabel lainnya yang

diduga memiliki pengaruh terhadap manajemen laba mengingat nilai

Adjusted R

2

dalam penelitian ini kecil yaitu sebesar 8,4%, seperti kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, profitabilitas, dan lain-lain.

REFERENSI

Agustia, Dian, 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow,

dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas

Airlangga Surabaya. ISSN 1411-0288, Volume: 15, No. 1, 27-42.

Bapepam-LK Nomor IX.I.5. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan

Keuangan

Nomor

IX.I.5.

(Online).

http://komiteaudit.org/home/index.php/regulasi/179-peraruran-bapepam-lk-no-ix-i-5/. Diakses pada 22 November 2016.

(20)

Fahmi, Irham, 2013.

Rahasia Saham dan Obligasi: Strategi Meraih Keuntungan Tak

Terbatas Dalam Bermain Saham dan Obligasi. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam, 2011.

Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, I.K., Darmawan, N.A., Purnawati, G.A, 2015.

Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Universitas Pendidikan Ganesha. E-Journal Jurusan Akuntansi Program S1.

Volume 03, No.01.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Jao, Robert dan Pagalung, Gagaring, 2011.

Corporate Governance, Ukuran

Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perushaan Manufaktur

Indonesia. Universitas Hasanuddin. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume: 8

No. 1, 1-94.

Jensen, M.C. and Meckling, W.H, 1976.

Theory Of The Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs And Ownership Structure. University of Rochester, U.S.A. Journal

of Financial Economics, 3, 305-360.

Kristiani, K.E., Sulindawati, N.L.G.E., Herawati, N.T, 2014.

Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Universitas Pendidikan

Ganesha. E-Journal Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1).

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006.

Pelaksanaan Good Corporate

Governance

bagi

Bank

Umum.

(Online)

http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/. Diakses pada 5 Desember 2016.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015. Tentang Pembentukan dan

Pedoman

Pelaksanaan

Kerja

Komite

Audit.

(Online)

www.ojk.go.id/regulasi/peraturan-ojk/POJK-Nomor55.POJK.04.2015/. Diakses

pada 4 Oktober 2017.

Rahmawati, H.I, 2013.

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap

Manjemen Laba pada perusahaan Perbankan.

Universitas Negeri Semarang.

Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. ISSN 2252-6765.

Ratnaningsih, S.Y dan Hidayati, Cholis, 2012.

Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945. Fakultas Ekonomi. Media

Mahardika Volume: 10 No. 3.

Reviani, Dinni dan Sudantoko, Djoko, 2012.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. STIE

Bank BPD Jateng. ISSN 1441-1497 Volume: 9 No.1.

(21)

Rice, 2013.

Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dan Nilai

Perusahaan Terhadap Tindakan Manajemen Laba. STIE Mikroskil. Jurnal Wira

Ekonomi Mikroskil Volume 3, Nomor 01.

Sari, S.R, dan Asyik, N.F, 2013. Pengaruh Leverage Dan Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Manajemen Laba. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume: 2

No.6.

Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Sulistyanto, Sri, 2014. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.

Sutikno, Frendy., Wahidahwati., Asyik, N.F, 2014.

Pengaruh Corporate Governance

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan

Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal

Ilmu & Riset Akuntansi Volume: 3 No. 10.

Suwardjono, 2012. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.

Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Tangkilasan, Hasel Nogi S, 2003.

Manajemen Keuangan Bagi Analisis Kredit

Perbankan Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance.

Yogyakarta: Balairung & Co.

Van Horne, James C dan Wachowicz JR, Jhon M, 2005.

Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan: Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

TABEL IV.1
TABEL IV.3
Tabel IV.10  HASIL UJI t test

Referensi

Dokumen terkait

Dari perspektif finansial, menunjukan kinerja perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 sudah cukup baik karena keuangannya diatas ratarata yang diajukn ole hank

Perjanjian Kontrak Kerja adalah perjanjian antara pegawai baru dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya yang memuat hak dan kewajiban di kedua belah

Dari seluruh pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH, kecepatan putar dan konsentrasi imidazoline terhadap laju korosi pada baja AISI 1045 didapatkan hasil bahwa

Sedangkan perubahan penggunaan tanah terkecil terjadi pada tanah kosong belum ada peruntukannya berubah menjadi perumahan tidak teratur sebesar 615,08 m 2 , persentase

Di samping keistimewaan ‘Ali bin Abi Thalib, seperti yang disebutkan di atas, yang memotivasi orang (kaum Syi’ah) untuk berpendapat bahwa ‘Ali lah yang semestinya menjadi

Oleh sebab itu, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memandang

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

kritis, aktivitas belajar dan keterampilan mengajar guru. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara untuk memperoleh data awal, tes untuk memperoleh data nilai siswa,