• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian tentang oukup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian tentang oukup"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian tentang oukup

Oukup adalah sejenis mandi uap tradisional suku Karo. Menurut sejarah,

oukup bertujuan untuk menjaga kesehatan bagi ibu-ibu pasca melahirkan dengan cara mandi uap atau disebut dengan oukup dalam bahasa Karo. Secara tradisi, seseorang atau ibu-ibu dibungkus dengan kain selimut dan kemudian diuap melalui sebuah wadah yang dipanasi dan diberi ramuan tumbuh-tumbuhan. Melalui ramuan yang diuapkan ini ibu yang habis melahirkan menurut tradisi Karo dipercaya akan segera memulihkan kembali kesehatan, stamina dan peredaran darahnya. Oukup juga dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Karo sangat baik untuk membersihkan darah kotor setelah proses melahirkan serta memudakan kembali kulit dari kerut-kerut setelah proses kehamilan. Menurut penuturan orang Karo, oukup ini baru bisa dilakukan dua pekan setelah persalinan, karena selama kurun waktu tersebut kemungkinan pendarahan tidak akan terjadi.

Cara perawatan ini kemudian dipraktekkan secara turun-temurun dan menjadi tradisi yang khas bagi orang Karo. Sesuai dengan perkembangan jaman, tradisi ini terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Bentuk-bentuk perubahan ini dapat ditemui disekitar kota Medan. Walaupun perubahan yang ditemui itu adalah cara penggodogan dan teknik penguapannya, namun ramuan utama tidak banyak mengalami perubahan yang mendasar. Seandainya terdapat perkembangan jumlah jenis ramuan hanya sebatas pada ramuan alternatif dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan, terutama struktur dan komposisi vegetasi di masing-masing wilayah, serta falsafah budaya yang melatarbelakanginya (Walujo 2002).

Modernisasi oukup ternyata merubah pandangan masyarakat bahwa tidak hanya ibu yang habis persalinan akan tetapi berkembang untuk semua kalangan, tidak mengenal jenis kelamin maupun kelas usia. Secara perlahan fungsi oukup

yang awalnya hanya untuk ibu pasca melahirkan, sekarang fungsi utama tersebut bergeser ke: (1) Kesehatan, (2) Pengobatan, (3) Kebugaran, dan (4) Kecantikan.

(2)

Beberapa tahun terakhir ini oukup dikenali sebagai SPA (solid per aqua) tradisional yang kegunaannya lebih kepada perawatan tubuh, kebugaran dan rileksasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa pusat sumber informasi yaitu pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup dan pasar, oukup

memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Menghilangkan sakit pinggang secara perlahan-lahan 2. Menetralkan kadar gula dalam tubuh

3. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap ancaman penyakit 4. Memperindah bentuk tubuh serta menghaluskan kulit 5. Menyegarkan jasmani

6. Mengendurkan saraf yang tegang 7. Memperlancar peredaran darah

8. Mengeluarkan angin yang tidak signifikan di dalam tubuh 9. Mengantisifasi ancaman hipertensi atau reumatik

10. Menurunkan kadar kolesterol secara perlahan-lahan 11. Menurunkan kadar lemak

12. Menyehatkan paru-paru dan jantung 13. Membangkitkan nafsu makan 14. Meringankan kepala yang pusing/flu 15. Menetralisir kesehatan ibu seusai bersalin

Masing-masing usaha menawarkan keistimewaan tersendiri, mulai dari kualitas ramuan, kenyamanan tempat, dan harga yang bersaing. Begitu juga ruang untuk oukup, masing-masing usaha memiliki disain sendiri dengan luas ruangannya hampir semua sama yaitu 1 x 1,5 meter. Tarif yang dikenakan bervariasi mulai dari Rp.10.000 sampai Rp.50.000.

Belum pernah ada laporan atau penelitian yang mengungkapkan keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan oukup. Begitu pula tentang standarisasi ramuan, baik yang dijual di pasar, yang digunakan ditempat-tempat praktek oukup bahkan pengetahuan masyarakat tentang ramuan pun berbeda-beda.

(3)

Persalinan merupakan peristiwa alamiah yang dapat terjadi secara normal atau dengan gangguan. Meskipun persalinan berlangsung normal (keluar dari rahim melalui jalan lahir tanpa bantuan peralatan) dan lancar, tetap menyebabkan kelelahan bagi ibu. Kelelahan fisik akibat menyangga beban bayi dalam perut ditambah proses persalinan telah menguras tenaga ibu. Untuk memulihkan kondisi tubuhnya, ibu yang baru melahirkan sebaiknya beristirahat atau tidur. Kehamilan dan pasca persalinan mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu. Kulit dan otot perut akan meregang, karena adanya janin dalam perut. Perubahan tubuh yang lain biasanya berupa kegemukan, kulit meregang, kulit kotor, dan rambut rontok. Perawatan tubuh yang baik akan memulihkan kesehatan dan kecantikan ibu seperti keadaan semula (Handayani 2003).

Perawatan tubuh bagi ibu pasca melahirkan juga menjadi perhatian yang sangat besar bagi orang Karo. Oukup merupakan salah satu cara perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan, artinya membuat ibu si bayi berkeringat dengan cara memasak air disertai ramuan tertentu, kemudian setelah mendidih diangkat dan didekatkan kepadanya sambil dibungkus dengan selimut. Uap air panas itu memaksa si ibu berkeringat, maksudnya supaya si ibu sehat karena sisa kotoran di dalam tubuhnya telah keluar. Hal ini merupakan suatu tradisi yang diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya dalam proses perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan. Oukup bukan hanya dari suku Karo saja, suku lain juga ada hanya namanya saja yang berbeda. Untuk suku Jawa dinamakan ungkep, suku Minang dinamakan batangi, suku Batak dinamakan martup, sedangkan suku Minahasa disebut bakera. Ditinjau dari segi kegunaannya sama yaitu menyegarkan kembali stamina dan memulihkan kesehatan bagi ibu pasca melahirkan, hanya saja ramuan yang digunakan pastinya berbeda-beda.

Pada banyak kebudayaan, wanita yang baru melahirkan dianggap berada dalam kondisi dingin, berbeda halnya dengan saat ketika ia sedang hamil, yang dianggap berada dalam kondisi panas (Foster & Anderson 2005). Maka dalam kondisi dingin setelah melahirkan, sang ibu dan juga bayinya dianggap memerlukan pemanasan. Di lingkungan masyarakat Karo misalnya, wanita yang baru melahirkan diharuskan tidur bersama bayinya di dekat tungku dapur selama

(4)

sekitar 10 hari sambil didiangi kayu keras yang dibakar secara terus menerus untuk menghangatkan badan mereka (Bangun 1986).

Meskipun kehamilan dan kelahiran bayi secara umum dilihat dalam pengertian dan kepentingan yang sama, yakni untuk kelangsungan umat manusia, namun dalam kehidupan berbagai kelompok etnis, terdapat bermacam-macam titikberat perhatian dan sikap, khususnya dalam menanggapi proses ini. Sebagian etnis lebih mementingkan aspek kultural dari kehamilan dan kelahiran, dan sebagian lagi lebih menonjolkan aspek sosialnya. Banyak etnis di dunia mempercayai bahwa tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan, baik yang bersifat nyata maupun bersifat gaib. Untuk itu dilakukan upacara-upacara adat yang disebut crisis rite (upacara waktu krisis) atau rites de passage (upacara peralihan) untuk menolak bahaya gaib yang mengancam individu dan lingkungannya (Koentjaraningrat 1990).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting dalam memahami perawatan ibu pasca melahirkan. Sebagian pandangan budaya mengenai hal tersebut telah diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup Keanekaragaman jenis yang dimaksudkan adalah untuk menggambarkan jumlah seluruh jenis yang diketahui dan didaftar dari hasil wawancara keseluruh responden, baik para pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, maupun penjual ramuan oukup di pasar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing pusat sumber informasi (pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan penjual ramuan oukup di pasar) berbeda-beda (Tabel 1). Secara kumulatif dari seluruh informasi dicatat ada 69 jenis tumbuhan yang terdiri atas 42 marga dan 28 suku yang digunakan sebagai ramuan oukup (Lampiran 2). Diantara jenis-jenis itu, yang terbanyak adalah jenis yang termasuk ke dalam suku Zingiberaceae (15 jenis), kemudian berturut-turut Rutaceae (11 jenis), Arecaceae (8 jenis), dan selebihnya kurang dari 3 jenis, bahkan hanya diwakili oleh 1 jenis (Gambar 1).

(5)

Gambar 1 Suku tumbuhan yang terdapat di dalam ramuan oukup

Tabel 1 Data perolehan keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing pusat sumber informasi.

No Pusat Sumber Informasi Jumlah

Jenis Tumbuhan Suku Tumbuhan

1 Pengguna oukup 25 12

2 Tabib 40 21

3 Pengusaha oukup 54 18

4 Pasar 49 20

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari hasil analisis keempat pusat sumber informasi yaitu pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup dan pasar tercatat bahwa pengusaha oukup lebih banyak mengenali dan menggunakan jenis ramuan yang beranekaragam dibandingan dengan pusat sumber informasi lainnya. Wajar bagi seorang pengusaha harus mampu melayani kepada pelanggan sebaik-baiknya. Sementara itu, masing-masing pengusaha untuk menarik perhatian pelanggannya

(6)

harus berupaya untuk menampilkan kekhasan ramuannya. Dengan demikian secara kumulatif berdasarkan 5 responden paling banyak memiliki jumlah jenis tumbuhan sebagai ramuan bahan oukup. Tidak jauh berbeda dengan para penjual ramuan oukup di pasar-pasar, dan para tabib.

Berdasarkan hasil analisis data dari keempat pusat sumber informasi (pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan pasar), tercatat sebanyak 16 jenis, 11 marga dan 7 suku, yang dikenali oleh seluruh responden. Hal ini menunjukkan bahwa ke 16 jenis tersebut merupakan komponen utama dalam ramuan oukup

(Tabel 2).

Tabel 2 Jenis-jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup

No Jenis Tumbuhan Suku

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Bangle Zingiber purpureum Zingiberaceae 2 Cekala Nicolaia speciosa Zingiberaceae 3 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae 4 Kencur Kaempferia galanga Zingiberaceae

5 Laja Alpinia sp. Zingiberaceae

6 Lempuyang Zingiber americanus Zingiberaceae 7 Lengkuas Alpinia galanga Zingiberaceae 8 Temu Kunci Boesenbergia pandurata Zingiberaceae 9 Jeruk purut Citrus hystrix Rutaceae 10 Jeruk Pagar Citrus medica Rutaceae 11 Jeruk Puraga Citrus nobilis Rutaceae

12 Lada Piper nigrum Piperaceae

13 Pandan Pandanus amaryllifolius Pandanaceae 14 Kemangi Ocimum basilicum Lamiaceae 15 Sere wangi Andropogon citratus Gramineae 16 Salin sayo Gaultheria leucocarpa Ericaceae

Secara tradisi, menurut para responden mengatakan, bahwa jenis-jenis tersebut merupakan sumber bahan ramuan utama oukup untuk kesehatan ibu pasca melahirkan. Sedangkan jenis-jenis lain hanya merupakan jenis ramuan pelengkap atau jenis-jenis alternatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa Zingiberaceae dan Rutaceae tetap menjadi komponen utama dalam ramuan oukup. Sesuai dengan kandungannya, kedua-duanya (Zingiberaceae dan Rutaceae) banyak menghasilkan minyak atsiri yang bermanfaat untuk antiseptik, aromaterapi, anti oksidan dan anti mikroba sehingga berguna untuk memulihkan kesehatan ibu pasca melahirkan.

(7)

1. Pengetahuan pengguna oukup tentang jenis tumbuhan dalam ramuan

oukup

Pengguna adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang jenis tumbuhan yang mereka ketahui berdasarkan atas pengalaman. Hasil analisis dengan melibatkan 20 orang responden dicatat tidak kurang dari 25 jenis tumbuhan yang terdiri atas 17 marga, 12 suku diketahui sebagai ramuan dalam membuat oukup.

Hasil analisis keanekaragaman jenis tumbuhan dengan memasukkan variabel, kelompok etnis dan jenis kelamin (Tabel 3), menunjukkan bahwa :

 Sebagai pengguna, orang Karo yang dalam hal ini diketahui sebagai pemilik tradisi tentang oukup, hanya dengan melibatkan 4 responden (3 laki-laki, 1 perempuan) telah dicatat sebanyak 18 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk ramuan oukup. Dari jenis-jenis tumbuhan itu, pada umumnya komponen ramuan tersebut berasal dari rimpang (23 jenis), daun (16 jenis), batang (6 jenis), buah (5 jenis) dan biji (1 jenis). Tidak jauh berbeda dengan orang Batak yang secara geografis sangat berdekatan dengan tradisi oukup

ini, dengan melibatkan 6 responden (4 laki-laki, 2 perempuan), mereka mengenali sebanyak 17 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan

oukup. Sedikit berbeda dengan orang Karo, pengetahuan orang Batak yang berasal dari pengguna menyatakan bahwa bagian tumbuhan yang banyak dimananfaatkan untuk ramuan oukup: daun (16 jenis), rimpang (13 jenis), batang dan buah (masing-masing 3 jenis), biji (1 jenis).

 Karena oukup telah menjadi komoditas yang secara umum membudaya diseluruh kalangan, maka orang Jawa yang berdomisili di Medan, dengan melibatkan 4 responden pengguna oukup (3 laki-laki, 1 perempuan), mengenali bahwa ramuan oukup terdiri atas 10 jenis tumbuhan. Dari jumlah tersebut daun (13 jenis) merupakan bagian yang banyak dimanfaatkan sebagai ramuan. Selanjutnya bagian rimpang (10 jenis), batang (3 jenis) dan buah (1 jenis), merupakan bagian-bagian tumbuhan yang dikenali juga sebagai ramuan oukup. Hal yang sama juga terjadi bagi orang Mandailing yang bermukim dikota Medan. Dengan hanya melibatkan 2 responden pengguna oukup (1 laki-laki, 1 perempuan), mereka mengenali jenis

(8)

tumbuhan sebagai ramuan oukup sebanyak 10 jenis, terdiri atas daun (6 jenis), rimpang (4 jenis), batang dan buah (masing-masing 3 jenis).

 Begitu pula dengan orang Padang yang juga berdomisili dikota Medan, dengan melibatkan 3 responden pengguna oukup (2 laki-laki, 1 perempuan), mereka mengenali jenis tumbuhan sebagai ramuan oukup sebanyak 7 jenis, terdiri atas daun (10 jenis), bunga dan rimpang (masing-masing 2 jenis), buah (1 jenis). Jauh berbeda dengan orang Aceh, yang kebetulan menjadi responden sebagai pengguna, walaupun hanya diwakili 1 responden (1 laki-laki), paling tidak mereka mengenali 5 jenis tumbuhan sebagai ramuan

oukup. Dari jumlah tersebut bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup diketahui terdiri atas daun (3 jenis), batang, buah dan rimpang (masing-masing 1 jenis).

Berdasarkan uraian di atas, dari segi pengguna, oukup memang dikenali terdiri atas berbagai macam ramuan dari berbagai jenis tumbuhan. Pada umumnya bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk ramuan tersebut berasal dari unsur daun, batang dan rimpang adalah unsur utama dalam ramuan tersebut. Sedangkan buah, bunga dan biji adalah bagian pelengkapnya.

Tabel 3 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang diketahui dan dikenali responden berdasarkan kelompok etnis dan jenis kelamin

Etnis Karo Batak Jawa Mandailing Padang Aceh

Jumlah Responden 4 6 4 2 3 1

Jenis Kelamin L = 3; P = 1 L = 4; P = 2 L = 3; P = 1 L = 1; P = 1 L = 2; P = 1 L = 1 Jumlah Jenis Tumbuhan 18 jenis 17 jenis 10 jenis 10 jenis 7 jenis 5 jenis Bagian tumbuhan yang digunakan :

Daun 16 16 13 6 10 3 Batang 6 3 3 3 - 1 Bunga - 1 - - 2 - Buah 5 3 1 3 1 1 Biji 1 - - - - - Rimpang 23 13 10 4 2 1

Pengetahuan tentang keanekaragaman jenis untuk bahan oukup

berdasarkan usia dan jenis kelamin seperti yang terlihat pada Tabel 4.

 Berdasarkan 20 responden yang terdiri atas 14 laki-laki dan 6 perempuan dengan kisaran usia antara 17 sampai 48 tahun dapat dikelompokkan

(9)

menjadi usia dewasa dengan kisaran 17 – 32 tahun (jumlah responden 13 terdiri atas 8 laki-laki, 5 perempuan) dan usia tua dengan kisaran 33 - 48 tahun (jumlah responden 7 terdiri atas 6 laki-laki, 1 perempuan) menunjukkan variasi pengetahuannya tentang keanekaragaman jenis tumbuhan untuk ramuan oukup.

 Dari total 14 responden laki-laki, 8 responden diantaranya berusia antara 17 - 32 tahun (dewasa), menyebutkan mereka mengenali 4 – 12 jenis tumbuhan yang dipergunakan sebagai ramuan oukup. Kemudian usia 33 – 48 tahun (tua) berjumlah 6 responden mengenali 5 – 13 jenis.

 Berbeda dengan kelompok responden perempuan, yang berjumlah 6 responden, menyebutkan antara 3 – 12 jenis tumbuhan yang dikenali merupakan ramuan oukup. Dari jumlah tersebut, 5 responden berusia 17 – 32 tahun (dewasa) mengenali 3 – 12 jenis tumbuhan bahan ramuan oukup. Sedangkan 1 responden lainnya yang berusia 35 tahun termasuk dalam kategori tua (33 – 48 tahun), hanya mampu menyebutkan 3 jenis tumbuhan saja.

Berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin ini tidak banyak memperlihatkan perbedaan yang mencolok mengenai pengetahuan jenis tumbuhan untuk ramuan oukup. Jika angka-angka ini dikaitkan antara jenis dengan bagian tumbuhan, maka daun, batang dan rimpang tetap menjadi unsur utama ramuan oukup.

Tabel 4 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang diketahui dan dikenali responden berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia 17 - 32 tahun (Dewasa) 33 - 48 tahun (Tua)

Jenis Kelamin L P L P

Jumlah Responden 8 5 6 1

Jumlah jenis tumbuhan yang dikenali 4 - 12 jenis 3 - 13 jenis 5 - 13 jenis 3 jenis Bagian tumbuhan yang digunakan :

Daun 7 5 5 3 Batang 2 2 2 - Bunga 1 - 1 - Buah 2 2 3 - Biji 1 - - - Rimpang 9 8 8 -

(10)

Dari hasil pengumpulan informasi dari seluruh responden yang berkategori pengguna dapat dicatat bahwa Zingiber officinale, Alpinia galanga, Citrus hystrix, Ocimum basilicum, Pandanus amarylifolius dan Andropogon citratus,

merupakan jenis yang penting dalam ramuan oukup.

2. Pengetahuan tabib tentang jenis tumbuhan dalam ramuan oukup

Tabib juga termasuk orang yang mampu memberikan informasi tentang keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan oukup. Berdasarkan 5 responden tabib, terkait dengan pengetahuan tabib dengan pemanfaatan ramuan

oukup, ditemui lima tabib yang berada di Sumatera Utara yaitu : tabib di Sibolangit, tabib di Brastagi, tabib di Deli Tua, tabib di Deleng Lancuk dan tabib di Tangkahan. Hasilnya, tidak kurang dari 40 jenis tumbuhan yang terdiri atas 28 marga, 21 suku tercatat sebagai ramuan yang digunakan oleh kelima tabib tersebut di atas. Berbeda halnya dengan ramuan yang dikenali oleh para pengguna oukup, ramuan yang dikenali oleh tabib terdiri atas bagian-bagian tumbuhan yaitu daun, batang, buah, biji, rimpang, akar, umbi dan kulit.

Jika kemudian jumlah jenis tumbuhan ini dibandingkan dengan jumlah jenis tumbuhan yang dikenali oleh pengguna oukup maka terlihat perbedaan yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing tabib memiliki pengetahuan yang sangat berbeda berdasarkan pengalamannya. Lebih rinci, pada Tabel 5 memperlihatkan masing-masing tabib memiliki ciri pengetahuan yang sangat berbeda berdasarkan pengalamannya.

Tabel 5 Pengetahuan keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh masing-masing tabib

Responden Tabib

Sibolangit Brastagi Deli Tua Deleng Lancuk Tangkahan

Jumlah jenis 5 7 13 24 13 Bagian tumbuhan yang digunakan : Daun 4 6 4 18 3 Batang 1 1 2 2 1 Buah 0 1 4 5 1 Biji 0 0 1 0 1 Rimpang 0 0 1 4 7 Akar 0 0 0 0 1 Umbi 0 0 2 0 1 Kulit 0 1 0 1 0

(11)

Gambaran pada Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa tabib di Deleng Lancuk memiliki pengetahuan lebih banyak dalam memanfaatkan jenis tumbuhan sebagai ramuan di dalam oukupnya (24 jenis), dibandingkan dengan tabib di Deli Tua dan Tangkahan, masing-masing 13 jenis, tabib di Brastagi (7 jenis), dan tabib di Sibolangit (5 jenis). Berdasarkan pengalaman dari masing-masing tabib, hasil analisis tercatat bahwa tabib di Deleng Lancuk lebih banyak mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

dibanding dengan tabib lainnya. Hal ini disebabkan tabib di Deleng Lancuk merupakan tabib yang sudah memiliki banyak pengalaman baik dalam pengobatan maupun meramu ramuan obat yang digunakannya untuk mengobati orang sakit. Tabib ini juga sering memodifikasi sendiri ramuan untuk oukup, sehingga banyak jenis-jenis tumbuhan yang menjadi bahan alternatif dalam ramuan oukup berdasarkan fungsi dan tujuannya. Berbeda dengan tabib di Brastagi yang merupakan tabib yang hanya memberikan informasi tentang bahan dasar dari ramuan oukup untuk kebugaran/rileksasi, sedangkan tabib di Deli Tua dan tabib di Tangkahan merupakan tabib yang lebih banyak menangani pengobatan pasien patah tulang, sehingga kedua tabib ini lebih banyak mengetahui ramuan oukup untuk pengobatan.

Berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan unsur daun, buah dan rimpang masih mendominasi ramuannya, sama halnya dengan pengetahuan responden sebagai pengguna. Pada Tabel 5 ini juga menunjukkan bahwa banyaknya jenis yang digunakan tidak sama dengan banyaknya bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk bahan ramuan seperti halnya tabib di Tangkahan merupakan tabib yang hanya 13 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan ramuan tetapi untuk bagian tumbuhan yang digunakan hampir seluruh bagian yaitu daun, batang, buah, biji, rimpang, akar dan umbi, kecuali kulit. Dibandingkan dengan tabib lainnya yaitu tabib di Deli Tua (6 bagian : daun, batang, buah, biji, rimpang dan umbi), tabib di Deleng Lancuk (5 bagian : daun, batang, buah, rimpang dan umbi), tabib di Brastagi (4 bagian : daun, batang, buah dan kulit) dan tabib di Sibolangit (2 bagian : daun dan batang).

(12)

Dengan demikian berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup menurut informasi ke 5 tabib, bagian daun, batang dan buah merupakan komponen utama yang menjadi bahan dasar dalam ramuan oukup.

Dari uraian di atas terlihat bahwa tingkat perbedaan pengetahuan tentang jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup sangat signifikan. Maka untuk melihat tingginya tingkat perbedaan jenis tersebut dapat diketahui berdasarkan Indeks Kesamaan (IS) dengan menggunakan metode Jaccard, seperti yang tertera pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis tumbuhan yang digunakan tabib IKS (%) IS (%) Tabib Sibolangit Tabib Brastagi Tabib Deli Tua Tabib Deleng Lancuk Tabib Tangkahan Tabib Sibolangit - 2 5.76 5.76 0 Tabib Brastagi 98 - 7.54 5.76 2

Tabib Deli Tua 94.24 92.46 - 10.9 5.76 Tabib Deleng Lancuk 94.24 94.24 89.1 - 7.54

Tabib Tangkahan 100 98 94.24 92.46 -

Tabel 6 diatas menunjukkan hasil analisis dengan menggunakan metode Jaccard, untuk melihat Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis yang digunakan di lima tabib. Secara umum dapat dikatakan bahwa masing-masing tabib memiliki spesifikasi jenis-jenis yang digunakan. Contohnya tabib di Tangkahan dengan menggunakan seluruh bagian tumbuhan

Eleusine indica sebagai bagian dari ramuan khasnya. Begitu pula tabib di Deli Tua, memasukkan Allium cepa sebagai bagian yang khas di dalam ramuannya. Hal ini juga dibuktikan berdasarkan atas analisis nilai IS dan IKS masing-masing tabib, yang secara umum nilai IS nya jauh dibawah 20% atau IKS nya >80%. Antara tabib Sibolangit dengan tabib Brastagi ISnya hanya 2%, IS antara tabib Sibolangit dengan tabib Deli Tua dan tabib Deleng Lancuk masing-masing hanya 5,76%. Berbeda jauh antara tabib Sibolangit dengan tabib Tangkahan ISnya 0%, sedangkan tabib Brastagi dengan tabib Deli Tua ISnya 7,54%, antara tabib Brastagi dengan tabib Deleng Lancuk ISnya 5,76%, tabib Brastagi dengan tabib Tangkahan ISnya hanya 2%, tabib Deli Tua dengan tabib Deleng Lancuk ISnya lebih besar yaitu 10,9%, sedangkan tabib Deli Tua dengan tabib Tangkahan ISnya 5,76%. Dan antara tabib Deleng Lancuk dengan

(13)

tabib Tangkahan ISnya 7,54%. Walaupun jenis tumbuhan yang digunakan oleh kelima tabib ini memiliki ketidaksamaan yang sangat tinggi akan tetapi ada 5 jenis tumbuhan yang tercatat merupakan jenis yang selalu digunakan oleh semua tabib. Jenis-jenis itu adalah Pandanus amaryllifolius, Citrus hystrix,

Ocimum basilicum, Nicolaia speciosa dan Andropogon citratus. Hal ini dapat menunjukkan bahwa 5 jenis tumbuhan tersebut merupakan komponen utama yang wajib digunakan sebagai ramuan di dalam oukup.

3. Pengetahuan pengusaha oukup tentang jenis tumbuhan dalam ramuan

oukup

Pengusaha juga termasuk orang yang banyak memberikan informasi tentang pemanfaatan keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Terkait dengan pengetahuan pengusaha oukup tentang keanekaragaman jenis untuk ramuan

oukup, telah dilibatkan lima pengusaha yang tersebar di Sumatera Utara masing-masing: usaha di Pancur Batu, usaha di Simalingkar, usaha BOSS, usaha di Kabanjahe, dan usaha Sembiring. Hasilnya, tidak kurang dari 54 jenis tumbuhan yang terdiri atas 29 marga, 18 suku tercatat sebagai ramuan yang digunakan di lima usaha tersebut di atas.

Gambar 2 Jumlah jenis, marga dan suku tumbuhan yang digunakan oleh pengusaha oukup

(14)

Gambar 2 menunjukkan bahwa pengusaha oukup di Simalingkar lebih banyak memanfaatkan keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai ramuan di dalam

oukupnya (47 jenis), dibandingkan dengan pengusaha di Pancur Batu (25 jenis), Kabanjahe (24 jenis), Sembiring (21 jenis), dan BOSS (16 jenis). Hal ini menyatakan bahwa usaha Simalingkar lebih banyak memodifikasi ramuannya untuk pengobatan bukan untuk kebugaran/rileksasi . Ini yang menyebabkan usaha Simalingkar lebih banyak memanfaatkan keanekaragaman jenis tumbuhan dibanding dengan usaha oukup lainnya, sehingga ramuan yang digunakan untuk oukup lebih bervariasi sesuai dengan fungsinya. Berbeda dengan ke 4 usaha lainnya yang fungsinya hanya untuk kebugaran/rileksasi saja, sehingga bahan ramuannya lebih sederhana dan lebih mengutamakan jenis-jenis yang mengandung aromaterapi.

Walaupun antara kelima usaha ini memiliki pola pengetahuan yang berbeda-beda tentang ramuan oukup akan tetapi ada 7 jenis tumbuhan yang tercatat merupakan jenis yang selalu digunakan di lima usaha. Jenis-jenis itu adalah Alpinia galanga, Kaempferia galanga, Boesenbergia pandurata, Alpinia sp., Ocimum basilicum, Citrus hystrix dan Zingiber americanus.

Tingginya tingkat perbedaan antara pengusaha satu dengan lainnya dalam meramu oukup dapat dibuktikan melalui perhitungan nilai Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) menurut cara Jaccard. Hasilnya tertera pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis tumbuhan yang digunakan pengusaha oukup

IKS (%) IS (%)

Usaha Pancur Batu

Usaha

Simalingkar Usaha BOSS

Usaha Kabanjahe

Usaha Sembiring Usaha Pancur Batu - 17.03 8.19 11.81 13.84 Usaha Simalingkar 82.97 - 9.67 15.15 13.17

Usaha BOSS 91.81 90.33 - 8.19 8.94

Usaha Kabanjahe 88.19 84.85 91.81 - 11.11 Usaha Sembiring 86.16 86.83 91.06 88.89 -

Tabel 7 menunjukkan sebaran nilai IS dan IKS dari masing-masing pengusaha. Berdasarkan nilai tersebut nilai indeks kesamaan (IS) masih dibawah 17.03%, atau indeks ketidaksamaan (IKS) mencapai 91.81% dengan demikian maka secara umum masing-masing pengusaha memiliki spesifikasi

(15)

jenis-jenis yang digunakan. Setelah dilakukan analisi lebih rinci tentang jenis ramuannya maka, pengusaha di Simalingkar dengan menggunakan Laportea decumana, Allium sativum dan 8 jenis akar-akaran (Bambusa vulgaris, Arenga pinnata, Areca catechu, Calamus sp.1, Calamus sp.2, Calamus sp.3, Metroxylon sp., dan Laportea decumana) sebagai bagian ramuan khasnya, hal ini jelas bahwa pengusaha di Simalingkar mempunyai ramuan khusus yang tidak dimiliki oleh pengusaha lainnya. Begitu pula pengusaha di BOSS, memasukkan Ananas comosus sebagai bagian yang khas di dalam ramuan

oukupnya. Tidak jarang pula para pengusaha oukup menambahkan satu bahkan lebih jenis tumbuhan di dalam ramuan tersebut, tergantung situasi dan kondisi si pengguna pada saat datang. Contohnya adalah penambahan potongan batang

Nicolaia speciosa untuk mereka yang habis melahirkan. Begitu pula untuk mereka yang mengidap penyakit reumatik dengan menambahkan seluruh bagian tumbuhan Laportea decumana.

Karena masing-masing pengusaha memiliki kekhasan tersendiri dalam ramuannya, tidak mengerankan jika hasil analisis Indeks Ketidaksamaannya (IKS) mencapai diatas 80%. Antara usaha Pancur Batu dengan usaha Simalingkar ISnya lebih besar yaitu 17,03%, dibanding IS antara usaha Pancur Batu dengan usaha BOSS dan usaha BOSS dengan usaha Kabanjahe masing-masing hanya 8,19%. Antara usaha Pancur Batu dengan usaha Kabanjahe ISnya 11,81%, usaha Pancur Batu dengan usaha Sembiring ISnya 13,84%, sedangkan antara usaha Simalingkar dengan usaha BOSS ISnya hanya 9,67%, usaha Simalingkar dengan usaha Kabanjahe ISnya 15,15%, usaha Simalingkar dengan usaha Sembiring ISnya 13,17%. Berbeda jauh antara usaha BOSS dengan usaha Sembiring ISnya hanya 8,94%, dan antara usaha Kabanjahe dengan usaha Sembiring ISnya 11,11%.

Berdasarkan informasi dari pengusaha juga diperoleh keterangan bahwa mereka lebih senang memanfaatkan ramuan yang telah dikeringkan dari pada yang segar. Seandainya mereka membelinya bahan-bahan yang segar, tetap mereka akan mengeringkannya terlebih dahulu. Bahan-bahan yang kering ini menurutnya akan menghasilkan aroma yang sangat tajam, sehingga berfungsi sangat kuat sebagai aromaterapi yang manfaatnya akan dinikmati oleh

(16)

pengguna untuk kesehatan, kebugaran bahkan pengobatan. Untuk mendapatkan jenis tumbuhan yang kering, mereka mengeringkan di bawah sinar matahari dengan meletakkannya di atas lantai dengan beralaskan koran atau plastik. Secara umum untuk mendapatkan hasil pengeringan yang baik ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu : suhu, kelembaban udara, jenis alat pengering, kondisi pengeringan dan bahan-bahan pembantu pengeringan (Suryatenggara 1989). Tujuan pengeringan ini adalah untuk mempertahankan masa simpan dan memperpanjang komponen yang ada di dalam masing-masing jenis tumbuhan sebagai ramuan dengan menurunkan kadar air tetapi tidak mempengaruhi aroma yang akan dikeluarkan.

4. Pengetahuan penjual ramuan oukup di pasar tentang jenis tumbuhan dalam ramuan oukup

Pasar merupakan salah satu pusat sumber informasi yang memberikan informasi tentang keanekaragaman jenis tumbuhan, termasuk jenis-jenis yang diperjual belikan sebagai ramuan oukup. Hasil penelitian di tiga pasar di Sumatera Utara, masing-masing di Pasar Pancur Batu, Pasar Brastagi dan Pasar Kabanjahe, memberi informasi yang sangat menarik dari sisi keanekaragaman dan kekhasan untuk masing-masing pasar (Tabel 8).

Tabel 8 Jumlah jenis, marga dan suku tumbuhan untuk oukup dari pusat sumber informasi pasar

Nama Pasar Jumlah

Jenis Marga Suku

Pasar Pancur Batu 34 19 11 Pasar Brastagi 15 7 6 Pasar Kabanjahe 33 21 16

(17)

Gambar 3 Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup menurut sumber informasi dari pedagang di pasar

Tabel 8 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa di pasar Pancur Batu (P.PB), bahan

oukup yang diperjual belikan terdiri atas 34 jenis tumbuhan berupa daun (7 jenis), buah (9 jenis), rimpang (10 jenis), akar (7 jenis), dan bagian lain berupa batang, bunga, biji, umbi, dan kulit, masing-masing hanya diwakili 1 jenis. Jauh berbeda dengan yang diperjual belikan di pasar Brastagi (P.Br), yang hanya tercatat 15 jenis saja. Dari jumlah tersebut 4 jenis diantaranya berupa daun, 7 jenis berupa buah, 4 jenis berupa rimpang, 1 jenis berupa biji, dan sisanya berupa batang, bunga, akar dan umbi. Keunikan di pasar Brastagi, penjual tidak menyediakan bahan oukup yang berasal dari kulit kayu sebagai bagian dari ramuan. Dari segi jumlah, yang hampir mirip dengan pasar Pancur Batu adalah pasar Kabanjahe. Di pasar Kabanjahe (P.Kb) ini bahan oukup yang diperjual belikan tercatat 33 jenis tumbuhan yang 14 jenis diantaranya berupa daun, 8 jenis berupa buah, 8 jenis berupa rimpang, 2 jenis berupa biji, 2 jenis berupa umbi, 1 jenis berupa bunga, 1 jenis berupa kulit. Di pasar ini batang dan akar ternyata tidak diperjual belikan sebagai bagian ramuan di dalam oukup.

Di pasar Pancur Batu dari 34 jenis yang diperjual belikan, terdapat 8 jenis yang spesifik hanya dijual di pasar ini, yaitu Andropogon citratus, Bambusa vulgaris, Arenga pinnata, Calamus sp.1, Calamus sp.2, Calamus sp.3, dan

Metroxylon sp..Kemudian di pasar Kabanjahe hanya terdapat 1 jenis saja yaitu

Cinnamomum burmanii yang tercatat dan tidak dijumpai diperjualbelikan sebagai ramuan oukup di dua pasar lainnya. Sedangkan di pasar Brastagi seluruh ramuan yang diperjualbelikan dijumpai di dua pasar lainnya. Akan

(18)

tetapi secara keseluruhan dicatat tidak kurang dari 49 jenis tumbuhan yang terdiri atas 29 marga, 20 suku sebagai ramuan yang diperjual belikan di tiga pasar tersebut. Diantara jenis-jenis tersebut, 8 jenis umumnya merupakan bahan ramuan yang diperjualbelikan di tiga pasar. Jenis-jenis itu adalah Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis, Zingiber purpureum, Zingiber americanus, Boesenbergia pandurata, Piper nigrum dan Gaultheria leucocarpa.

Untuk memperlihatkan kekhasan, kemiripan dan keanekaragaman jenis di masing-masing pasar dilakukan dengan menggunakan metode Jaccard untuk menilai tingkat kesamaan (IS) dan ketidaksamaan (IKS) keanekaragaman jenis yang diperjualbelikan di tiga pasar. Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis tumbuhan yang ada di pasar

IKS (%)

IS (%)

Pasar Pancur Batu Pasar Brastagi Pasar Kabanjahe

Pasar Pancur Batu - 20.96 25.75

Pasar Brastagi 79.04 - 16.94

Pasar Kabanjahe 74.25 83.06 -

Tingkat kesamaan (IS) komponen dasar yang menjadi ramuan oukup yang diperjualbelikan dimasing-masing pasar hanya berkisar <26% saja. Ini menunjukkan bahwa nilai Ketidaksamaannya (IKS) mencapai >74%. Antara pasar Pancur Batu dengan pasar Brastagi nilai IS nya hanya 20,76%, sedangkan IS antara pasar Pancur Batu dengan pasar Kabanjahe lebih besar yaitu 25,75%, antara pasar Brastagi dengan pasar Kabanjahe IS nya yaitu 16,94%. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis komponen ramuan oukup

yang diperjualbelikan di pasar Pancur Batu dengan pasar Brastagi ketidaksamaannya mencapai 79,04%, antara pasar Pancur Batu dengan pasar Kabanjahe 74,25%, dan antara pasar Brastagi dengan pasar Kabanjahe tingkat perbedaannya mencapai 83,06%. Besarnya perbedaan jenis yang diperjualbelikan sebagai ramuan oukup ini menunjukkan bahwa belum adanya standarisasi ramuan oukup itu sendiri.

(19)

Sebagai bagian komoditi yang diperjual belikan, ramuan yang dijual dapat berupa bagian yang berbentuk segar dan telah dikeringkan. Hanya di pasar Pancur Batu saja yang beberapa ramuannya dijual dalam bentuk segar. Walaupun demikian, menurut beberapa responden yang ditemui, memang tidak ada perbedaan khasiat antara ramuan segar dan bentuk yang kering. Hanya khusus untuk ramuan berbahan dasar kering, umumnya ditambahkan jeruk-jerukan, seperti Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis dan lain-lain agar menghasilkan aromaterapi yang khas.

Sumber bahan yang diperjual belikan dapat diperoleh dari masyarakat yang langsung membawanya dari kampung, atau dapat juga diperoleh dari pedagang pengumpul. Perbedaannya adalah bahan yang diperoleh dari masyarakat, umumnya sangat spesifik yaitu bagian-bagian tertentu dari tumbuhan itu, misalnya bagian daun saja, buah saja, rimpang saja. Sangat jarang dan hampir tidak ada masyarakat yang menjualnya secara lengkap sebagai ramuan oukup, hal seperti ini ditemui di pasar Pancur Batu. Secara umum pedagang di pasar yang khusus menjual ramuan oukup dapat pula memesan kepada pedagang pengumpul. Pada pedagang pengumpul inilah mereka mendapat bahan yang beranekaragam. Para pedagang biasanya telah memiliki jaringan khusus yang mampu menyediakan bahan yang diminta.

Khusus di pasar Pancur Batu, untuk mendapatkan bahan-bahan ramuan

oukup tadi biasanya harus menunggu setiap datangnya pekan yang jatuh pada hari sabtu. Berbeda halnya dengan kedua pasar yang lain yaitu pasar Brastagi dan pasar Kabanjahe, karena keduanya merupakan pusat pasar tradisional yang setiap saat para pedagang di pasar tersebut tidak harus menunggu waktu pekan tiba, untuk mendapat bahan pasokan baik dari masyarakat maupun pedagang pengumpul. Meskipun kedua pasar ini berada di lingkungan yang mayoritas penduduknya adalah suku Karo, akan tetapi pengetahuan mereka tentang ramuan oukup berbeda-beda. Dalam hal ini yang perlu diketahui bahwa ketiga pasar tersebut merupakan pusat pasar tradisional yang tidak hanya menjual bahan-bahan ramuan untuk oukup saja tetapi juga menjual semua perlengkapan kebutuhan rumah tangga sehari-hari, hanya saja ketiga pasar ini memiliki

(20)

keistimewaan tersendiri dibanding dengan pasar tradisional lainnya yaitu dengan menjual bahan ramuan untuk oukup.

Kemkem adalah kios di pasar tempat menjual berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat dan jamu. Umumnya produk yang dijual berupa simplisia termasuk bahan-bahan dasar yang akan dipergunakan untuk membuat oukup.

Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan dalam ramuan oukup

Bila ditinjau dari bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup, terdapat 9 (sembilan) macam bagian tumbuhan yang digunakan yaitu daun, batang, bunga, buah, biji, rimpang, umbi, akar, kulit dan seluruh bagian tumbuhan. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan, yaitu 35,2% atau 25 jenis, menyusul buah dan rimpang masing-masing 19,7% atau 14 jenis, dan bagian tumbuhan lainnya dibawah 10%, seperti yang tertera pada Gambar 4.

Gambar 4 Persentase berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

Dengan demikian bagian daun, buah dan rimpang merupakan bagian yang paling utama dalam ramuan oukup, sedangkan bagian tumbuhan yang lain hanya merupakan bagian pelengkap dari ramuan tersebut.

(21)

Terkait dengan jumlah jenis tumbuhan yang merupakan komponen utama dalam ramuan oukup maka studi terhadap kenakeragaman jenis tersebut lebih diperdalam dengan pengumpulan data kualitatif berdasarkan studi pustaka tentang senyawa biokatif yang terkandung didalamnya, seperti yang tertera pada Tabel 10.

Tabel 10 Jenis-jenis tumbuhan dan senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya

No Jenis Tumbuhan Senyawa Bioaktif

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Bangle Zingiber purpureum Saponin, flavonoid dan minyak atsiri 2 Lada Piper nigrum Saponin, flavonoid dan minyak atsiri 3 Lempuyang Zingiber americans Saponin, flavonoid dan minyak atsiri 4 Temu kunci Boesenbergia pandurata Saponin, flavonoid dan minyak atsiri

5 Cekala Nicolaia speciosa Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri 6 Kencur Kaempferia galanga Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri 7 Laja Alpinia sp. Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri 8 Lengkuas Alpinia galanga Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri 9 Pandan Pandanus amaryllifolius Saponin, flavonoid, polifenol dan alkoloid 10 Salinsayo Gaultheria leucocarpa Saponin, flavonoid dan polifenol

11 Jeruk purut Citrus hystrix Saponin, tannin, steroid dan minyak atsiri 12 Jeruk pagar Citrus medica Saponin, tannin, steroid dan minyak atsiri 13 Jeruk puraga Citrus nobilis Saponin, tannin, steroid dan minyak atsiri 14 Jahe Zingiber officinale Polifenol, flavonoid, dan minyak atsiri 15 Sere wangi Andropogon citratus Euganol, flavonoid, galangol dan minyak atsiri 16 Kemangi Ocimum basilicum Eugenol, sineol dan minyak atsiri

 Minyak Atsiri

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur minyak atsiri cukup merata. Dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup

ini, hanya 2 jenis yang tidak mengandung minyak atsiri di dalamnya yaitu

Pandanus amaryllifolius dan Gaultheria leucocarpa, bagian yang digunakan berupa daun.

Minyak atsiri merupakan senyawa bioaktif yang terdapat hampir di seluruh bagian tumbuhan di atas yaitu daun, batang, buah, biji dan rimpang yang berfungsi sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan menyegarkan untuk kesehatan tubuh. Selain itu minyak atsiri banyak digunakan dalam bidang kesehatan dan kegunaan lain. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai enzimatik, sebagai sedatif, stimulan

(22)

untuk obat sakit perut, dll. Selain memiliki aroma yang harum, minyak atsiri dapat pula membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi. Minyak atsiri dapat menetralisir bau yang tidak enak dari suatu bahan, misalnya bau dari bahan sintetis (Husna 2008). Minyak atsiri bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tumbuhan penghasilnya, umumnya larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya (Buchbauer 1993). Saat ini, komponen minyak atsiri yang memilliki kontribusi besar pada suatu aroma minyak atsiri telah disintesa. Komponen aromanya telah dikembangkan lebih lanjut untuk pengobatan atau terapi yang kemudian disebut aromaterapi (Buchbauer 2000).

 Saponin

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur saponin juga termasuk cukup merata. Dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup ini, hanya 3 jenis yang tidak mengandung saponin di dalamnya yaitu Zingiber officinale (bagian yang digunakan rimpang), Ocimum basilicum

(bagian yang digunakan daun) dan Adropogon citratus (bagian yang digunakan batang).

Senyawa saponin juga terdapat hampir di seluruh bagian tumbuhan kecuali batang. Senyawa saponin dalam ilmu pengobatan dapat digunakan sebagai bahan antimikroba, dapat pula digunakan sebagai bahan racun, dan dalam industri sabun, sedangkan kegunaan saponin sendiri bagi tumbuh-tumbuhan adalah sebagai pertahanan yaitu perlindungan dari berbagai pengaruh biologi. Sumber utama saponin adalah biji-bijian. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal (Sianturi 2002). Bagian tumbuhan digunakan sebagai ramuan oukup yang banyak mengandung senyawa saponin adalah Zingiber purpureum,

Kaempferia galanga, Alpinia sp., Zingiber americanus, Alpinia galanga dan

Boesenbergia pandurata (rimpang), Nicolaia speciosa (batang), Citrus hystrix, Citrus medica dan Citrus nobilis (buah), Piper nigrum (biji) dan

(23)

 Flavonoid

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur flavonoid juga cukup merata. Dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan

oukup ini, hanya 4 jenis yang tidak mengandung flavonoid di dalamnya yaitu

Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis (bagian yang digunakan adalah buah) dan Ocimum basilicum (bagian yang digunakan adalah daun).

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungi sampai angiospermae. Senyawa flavonoid juga terdapat hampir di seluruh bagian tumbuhan kecuali buah. Senyawa flavonoid ini dapat bekerja sebagai antioksidan untuk mengendalikan radikal bebas yang dapat menyebabkan tumor, dapat berfungsi sebagai antivirus dan antimikroorganisme. Selain itu dapat juga mengobati gangguan fungsi hati, menurunkan agregat platelet (mengurangi pembekuan darah), anti hipertensi dan merangsang pembentukan estrogen (Vickery & Vickery 1981).

 Tannin

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur tannin hanya terdapat pada 3 jenis tumbuhan saja yaitu Citrus hystrix, Citrus medica dan Citrus nobilis, masing-masing yang digunakan adalah buah.

Secara umum tannin dapat diekstrak dari berbagai tumbuhan seperti daun, kulit, buah, biji, kulit batang dan bagian lainnya. Fungsi tannin bagi tumbuhan adalah untuk melindungi dirinya. Tannin berguna sebagai punurun panas dan dikenal sebagai produk hemorrhoidal, digunakan sebagai perawatan akibat tersengat serangga dan perawatan gigi.

 Polifenol

Jenis-jenis tumbuhan yang tidak mengandung unsur polifenol hanya terdapat pada 8 jenis tumbuhan saja yaitu Citrus hystrix, Citrus medica dan

Citrus nobilis (buah), Ocimum basilicum (daun), Piper nigrum (biji), Zingiber americanus dan Boesenbergia pandurata (rimpang), dan Andropogon citratus

(24)

Senyawa bioaktif polifenol merupakan asam fenolik dan flavonoid yang bersifat antioksidan aktif. Senyawa polifenol yang terkandung dalam tumbuhan sebagai ramuan oukup ini dapat mencegah oksidasi LDL (low density lipoprotein) dan kolesterol, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kronis, selain itu juga polifenol berperan sebagai antimikroba dan dapat menurunkan kadar gula dalam darah (Sianturi 2002). Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup yang banyak mengandung senyawa polifenol adalah berupa batang(Nicolaia speciosa dan Andropogon citratus), rimpang (Zingiber officinale, Kaempferia galanga, Alpinia sp. dan Alpinia galanga), dan daun(Pandanus amaryllifolius).

 Alkaloid

Satu jenis tumbuhan yang mengandung alkaloid pada komponen utama ramuan oukup yaitu Pandanus amaryllifolius (bagian yang digunakan daun).

Alkaloid merupakan golongan senyawa zat tumbuhan sekunder yang terbesar, saat ini telah diketahui sebanyak 5.500 alkaloid. Seringkali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol, digunakan secara luas dalam bidang pengobatan (Harborne 1987). Menurut Murningsih (1998) mengemukakan bahwa manfaat lain senyawa alkaloid adalah sebagai penghambat kanker. Menurut Vickery & Vickery (1981) menyatakan bahwa dalam pengobatan, alkaloid memberikan efek fisiologis umumnya pada susunan syaraf pusat, misalnya sebagai obat antirasa sakit dan obat tidur.

 Steroid

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur steroid hanya terdapat 3 jenis tumbuhan saja yaitu Citrus hystrix, Citrus medica dan Citrus nobilis

yang masing-masing bagian yang digunakan adalah buah.

Steroid pada umumnya digunakan dalam berbagai aktivitas biologi, antara lain yaitu untuk pengembangan dan kontrol reproduksi pada manusia. Steroid dalam aplikasi pengobatan digunakan sebagai kardotonik, prekursor vitamin D, antiinflamantori, agen kontrasepsi oral, dan agen anabolik (Anonim 2002).

(25)

Status keberadaan tumbuhan bahan ramuan oukup di alam

Persebaran

Hasil wawancara, pengamatan di lapangan dan studi literatur memperlihatkan bahwa dari seluruh jenis tumbuhan yang dicatat sebagai ramuan atau bagian ramuan oukup seperti yang terlihat pada Gambar 5, dikelompokkan ke dalam: (1) tumbuhan liar, yaitu jenis yang secara alamiah tumbuh tanpa ada campur tangan manusia, (2) tanaman budidaya, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang ditanam dan dirawat dengan baik. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan ramuan oukup jenis-jenis yang telah dibudidayakan hampir sama banyaknya dengan jenis yang dipungut dari hutan atau yang berstatus liar. Jenis-jenis yang sudah dibudidayakan, pada umumnya adalah jenis-jenis yang tidak hanya bermanfaat untuk ramuan oukup akan tetapi memiliki kegunaan lain seperti bumbu masak dan rempah-rempah. Jenis-jenis itu antara lain dari suku Zingiberaceae (Nicolaia speciosa, Zingiber officinale, Kaempferia galanga, Alpinia galanga, Curcuma domestica, Curcuma xanthorhiza, Boesenbergia pandurata), Rutaceae (Citrus hystrix,Citrus aurantifolia, Citrus medica).

Gambar 5 Persentase status tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

Berbeda dengan jenis-jenis liar yang banyak dimanfaatkan diantaranya adalah pirawas (Cinnamomum porrectum), sundur langit (Emilia sonchifolia), salinsayo (Gaultheria leucocarpa), senduduk (Melastoma sp.), jelatang (Laportea decumana). Jenis-jenis tersebut tersebar secara luas di hutan-hutan yang kisaran ketinggiannya 1000 – 1200 m dpl Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

(26)

Berdasarkan mudah atau tidaknya bahan-bahan ramuan oukup tersebut diperoleh, dapat dilakukan melalui wawancara. Hasilnya tercatat 57% (39 jenis) tumbuhan dinyatakan mudah diperoleh dan 43% ( 30 jenis ) dinyatakan agak sulit memperolehnya (Gambar 6).

Gambar 6 Persentase kemudahan memperoleh bahan ramuan berdasarkan jenisnya

Habitat dan Habitus Tumbuhan

Untuk memperoleh gambaran tentang tempat tumbuh, berkenaan dengan mudah atau tidaknya memperoleh bahan ramuan ini maka, 42% atau 29 jenis dapat dijumpai di lading, menyusul 36% atau 25 jenis dijumpai di hutan dan sisanya 22% atau 15 jenis dengan mudah dapat dijumpai di pekarangan (Gambar. 7).

Gambar 7 Persentase jenis tumbuhan berdasarkan habitat

Kemudian berdasarkan habitusnya yaitu tumbuhan merambat, herba, liana, parasit, perdu, pohon, rumpun dan semak. Seperti disajikan pada Gambar 8.

(27)

Gambar 8 Persentase jenis tumbuhan berdasarkan habitus

Hampir 30% atau 21 jenis berupa herba, 31% atau 22 jenis berupa perdu, 20% atau 14 jenis berupa pohon dan sisanya <19% atau 12 jenis berupa semak, merambat, rumpun, liana dan parasit.

Prospek ke depan

WHO telah mengumpulkan daftar kurang lebih 21.000 jenis tumbuhan yang digunakan di seluruh dunia dalam pengobatan. Diperkirakan 2.000 – 3.000 jenis digunakan untuk pengobatan di Asia Tenggara. Jumlah tumbuhan obat di Indonesia diperkirakan 1.000 jenis (Soepadmo 1991).

Hasil penelitian ini terungkap bahwa keseluruhan bahan dari ramuan

oukup sebanyak 69 jenis berasal dari tumbuhan yang berkhasiat obat, namun pengembangan potensi tumbuhan obat ini belum mendapat banyak perhatian dari pemerintah daerah. Di sisi lain masyarakat masih tetap memanfaatkan tumbuhan obat tersebut baik yang berasal dari habitat sekitar tempat tinggal mereka maupun yang berasal dari hutan, namun dikhawatirkan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat dan etnofarmakologi masyarakat lokal akan terus menurun akibat adanya tekanan yang terus menerus seperti eksplorasi sumberdaya alam, tekanan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk, keterbatasan lahan, dan lain-lain.

Dari aspek pelestarian dapat dikatakan bahwa pemanfaatan tumbuhan obat sebagai ramuan di dalam oukup masih belum mengkhawatirkan. Hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar tumbuhan yang

(28)

digunakan sebagai ramuan oukup diperoleh dari ladang (42% atau 29 jenis); hutan (36% atau 25 jenis) dan pekarangan sebanyak 22% atau 15 jenis. Habitus yang terbanyak adalah perdu (31,9% atau 22 jenis), sedangkan bagian tumbuhan yang terbanyak digunakan adalah daun (35,2% atau 25 jenis), disusul buah dan rimpang masing-masing sebanyak 19,7% atau 14 jenis.

Melalui studi pustaka khasiat dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup ditentukan oleh senyawa bioaktif yang terdapat dalam bagian tumbuhan tersebut. Senyawa bioaktif yang mempunyai efek farmakologis umumnya termasuk golongan metabolit sekunder, misalnya minyak atsiri, saponin, flavonoid, tannin, polifenol, alkaloid dan steroid.

Berdasarkan pengetahuan masyarakat ternyata masih banyak yang belum mengetahui secara pasti manfaat dan khasiat dari ramuan yang digunakan. Sesuai dengan perkembangannya pelestarian plasma nutfah khususnya tumbuhan obat merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam penyediaan bahan baku yang kelak dimanfaatkan penggunaannya di masa kini dan mendatang. Peluang pengembangan obat alami/tradisional masih sangat besar, indikator besarnya peluang tersebut dapat dilihat dari masih kecilnya pangsa pasar obat alami, sehingga masih terbuka lebar untuk dikembangkan, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, adanya perubahan pola hidup konsumen back to nature, dan obat alami merupakan warisan budidaya leluhur bangsa Indonesia. Semakin besarnya peluang pengembangan obat alam ini signifikan dengan pengembangan komoditi biofarmaka (Darusman etal. 2003).

Begitu juga halnya untuk peluang pengembangan potensi oukup sebagai suatu usaha yang saat ini berkembang menjadi lahan bisnis, yang semua bahan ramuannya berasal dari tumbuhan obat. Kalau ditinjau dari segi potensi ekonomi, jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai ramuan oukup mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan, baik di pasaran maupun untuk industri tumbuhan obat.

Gambar

Gambar 1  Suku tumbuhan yang terdapat di dalam ramuan oukup
Tabel 2  Jenis-jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup
Tabel  3  Keanekaragaman  jenis  tumbuhan  yang  diketahui  dan  dikenali  responden  berdasarkan kelompok etnis dan jenis kelamin
Tabel  4  Keanekaragaman  jenis  tumbuhan  yang  diketahui  dan  dikenali  responden  berdasarkan usia dan jenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyajian Produk Pengembangan Media Pembelajaran .... Penyajian Data Uji Coba

Seperti telah disinggung di atas, bunyi memerlukan medium pada saat merambat.Medium tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas.Bunyi tak

Proses menyusui dapat dilakukan segera setelah bayi lahir, bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya 20-30 menit setelah melahirkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sebuah sistem pelaporan pelaksanaan kegiatan Sensus Penduduk 2020 (SP2020) pada unit wilayah terkecil oleh setiap pegawai di Badan

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII dan VIII tentang Pre Menstruasi Syndrome (PMS) di SMP Purnama Sintang Tahun 2015 didapat hasil tidak seorangpun dari responden

Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh pelatihan human factor terhadap kecelakaan kerja karyawan Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara

dari pekerjaan proyek pembangunan rumah hunian, sehingga dapat diketahui durasi penyelesaian proyek dan (2) Mengetahui aktivitas mana saja yang merupakan lintasan