• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Dan Anak Terhadap Sikap Sosial Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Dan Anak Terhadap Sikap Sosial Siswa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Dan Anak Terhadap Sikap Sosial Siswa

(Febi Purnama Sari,Dr.Adelina Hasyim, Drs. Berchah Pitoewas)

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Terbanggi Besar. Metode yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif dengan populasi 228 responden serta sampel berjumlah 34 responden. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket serta teknik penunjang adalah dokumentasi dan wawancara. Analisis data penelitian menggunakan rumus Chi Kuadrat.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak intensifnya komunikasi orang tua dan anak mempengaruhi anak dalam menentukan sikap sosial berupa jujur, disiplin, cinta damai dan santun, artinya terdapat pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap sikap sosial siswa.

(2)

Abstract

The Influence Of The Intensity Of Parent And Child Communication On The Students' Social Attitudes

(Febi Purnama Sari,Dr.Adelina Hasyim, Drs. Berchah Pitoewas)

The purpose of this study was to analyze and describe the effect of the intensity of parent and child communication on the social attitude of grade VIII students in Junior High School 4 Terbanggi Besar. The method used in this research is descriptive correlational with quantitative approach with population 228 respondents and sample amounted to 34 respondents. The main techniques of data collection by using questionnaires and supporting techniques are documentation and interviews. Analysis of research data using Chi Square formula.

The results of this research indicate that the intensive communication between parents and children influence the child in determining social attitude in the form of honest, discipline, love peace and courteous, meaning there is influence of communication intensity of parent and child to social attitude of student.

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Era globalisasi yang telah didominasi oleh pesatnya informasi, komunikasi dan teknologi telah membawa perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat dalam banyak segi. Perubahan itu mengusung kemajuan yang luar biasa sekaligus menimbulkan kegelisahan dikalangan masyarakat, dimana saat ini dianggap sebagai dunia yang tanpa batas dan dunia yang sangat menggoda moral seseorang untuk bertindak semaunya sendiri. terutama remaja dalam masa perkembangan mereka. Masa remaja merupakan masa mencari jati diri dan berusaha melepaskan diri dari lingkungan orang tua untuk menemukan jati dirinya, maka masa remaja menjadi suatu periode yang sangat penting dalam pembentukan nilai-nilai.

Namun dalam pencarian jadi dirinya kebanyakan remaja mengalami konflik emosional pada dirinya. Berdasarkan pendapat Slavin (2008:1 ³HPRVL-emosi yang muncul pada masa remaja meliputi kemarahan (dan ketakutan tidak sanggup mengendalikannya), rasa bersalah, frustasi dan

NHFHPEXUXDQ´ Remaja

membutuhkan bantuan untuk menyadari bahwa emosi-emosi yang mereka alami merupakan suatu bagian alami pertumbuhan. Dalam masa remaja pula banyak yang mengharapkan tanggung jawab hidup harus semakin ditingkatkan ,

dimana remaja mampu memikul sendiri masalah tersendiri bagi mereka. Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab bukan hanya datang dari orang tua atau anggota keluarga tetapi juga dari masyarakat sekitanya. Tidak jarang masyarakat menjadi masalah bagi remaja, masyarakat sering menunjukan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui. Tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang baik dan buruk, akibatnya remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik dan pantas, ini dapat mendorong anak-anak untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan nilai yang ada didalam lingkungan sosialnya. Hal ini dapat dilihat melalui kenakalan atau pelanggaran yang dilakukan oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Terbanggi besar dimana siswa-siswa tidak mencerminkan memiliki sikap sosial yang baik

Tabel 1.1 Kenakalan yang dilakukan oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2016/2017 No Sikap Sosial Bentuk pelanggaran yang dilakukan jumlah 1 Jujur Membolos dengan membuat surat keterangan palsu 4 2 disiplin Tidak memakai 15

(4)

atribut sekolah Mewarnai rambut 3 3 Santun Keluar masuk lewat jendela kelas 14 Berkata tidak terpuji 4 4 Cintai damai Berkelahi dan membuat kegaduhan 15

Tentu hal ini memerlukan perhatian lebih, baik dari keluarga, sekolah dan masyarakat, terlebih khususnya keluarga atau orang tua akan tetapi saat ini pendidikan sikap sosial banyak dibebankan kepada guru atau sekolah sedangkan mereka tidak sepenuhnya mampu untuk mengawasi dan memperhatikan keadaan anak diperlukan peran lain yaitu orang tua untuk mengawasi perkembangan serta pendidikan anak-anak mereka. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang di peroleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya baik itu sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan pendapat Comenius dalam Purwanto ³PHQHNDQNDQ EHUWDSD pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang serta menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak dilakukan didalam keluarga yang disebut Scola-Materna VHNRODK LEX ´

Dalam menjalankan pendidikan keluarga terhadap anak, orang tua juga memiliki kewajiban yang

utama pula dalam keluarganya yaitu mencari nafkah, untuk memenuhi kebutuhan hidup salah satunya dengan cara bekerja. Namun karena hal ini pula waktu yang seharusnya diberikan oleh orang tua dalam memberikan kasih sayang, pendidikan dan contoh berprilaku menjadi berkurang, orang tua lebih banyak mengabiskan waktu ditempat kerja Sehingga intensitas komunikasi orang tua dan anak menjadi berkurang,orang tua kurang mengerti apa yang diinginkan anak dan permasalahan yang mereka hadapi, sehingga anak lebih banyak mengahabiskan waktu dengan teman-temannya dari pada bersama anggota keluarganya. Dan berdasarkan hasil wawancara banyak orang tua yang berkerja dirumah tetapi masih sangat sedikit dalam berkomunikasi dengan anaknya, meraka lebih banyak sibuk dengan urusan meraka sendiri sehingga banyak anak berbuat dan bersikap sesuai apa yang mereka inginkan. Maka penting bagi orang tua dan anak untuk tahu apakah intensitas komunikasi antar orang tua dan anak dapat berpengaruh terhadap sikap anak.

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Teori

Pengertian Intensitas

Menurut Reber (2010:480) ia PHQJDWDNDQ ³LQWHQVLWDV intensty) ialah kekuatan dari perilaku yang GLSDQFDUNDQ´ 3HQJHWDKXDQ LQL umum di dalam studi-studi behavioris tentang pembelajaran dan pengkondisian. Sedangkan menurut Chaplin (2009:254) berpendapat EDKZD ³LQWHQVLWDV GDSDW GLDUWLNDQ

(5)

dengan kekuatan yang mengandung VXDWX SHQGDSDW DWDX VLNDS´ Berdasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan intensitas adalah kekuatan , ukuran atau tingkatan yang mendukung suatu perbuatan atau sikap yang jika dilakukan secara terus menerus akan memperoleh hasil yang maksimal. Pengertian Komunikasi

Menurut Aw (2010:2)dapat GLNHPXNDNDQ ³SHQJHUWLDQ komunikasi ialah proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seorang penerima atau komunikan GHQJDQ WXMXDQ WHUWHQWX´ 6HODLQ LWX Everett M. Rogers dalam Aw EHUSHQGDSDW ³NRPXQLNDVL ialah proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk PHQJXEDK SHULODNXQ\D´ Lain hal dengan Warren Weaver dalam Zamroni (2009:4) yang menyatakan sebagai berikut ³komunikasi adalah semua prosedur dengan mana pemikiran seseorang dapat mempengaruhi yang lainnya´

Ber dasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang didalamnya dapat berupa gagasan emosi ,informasi dan lain-lainnya, yang mengandung arti atau tujuan tertentu seperti perilaku

a. Keberhasilan Komunikasi Menurut Djamarah (2014:16-17) Keberhasilan itu tergantung dari beberapa bagian faktor sebagai berikut: 1. Komunikator

Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kepercayaan penerima pesan dan komunikator secara keterampilan komunikator dalam melakukan komunikasi menentukan keberhasilan komunikasi. 2. Pesan yang disampaikan

Keberhasilan tergantung bagaimana daya tarik pesan, kesesuaian pesan dengan kebutuhan, lingkungan serta peran pesan

3. Komunikan

Keberhasilan tergantung dari kemampuan komunikan menafsirkan pesan, kesadaran akan pesan dan perhatian komunikan

4. Konteks

Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan, aman, menantang) sangat menunjang keberhasilan komunikasi

5. Sistem penyampaian Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang sesuai dengan berbagai jenis indra penerima pesan yang kondisinya berbeda-beda sangat menunjang keberhasilan komunikasi. Pengertian Intensitas komunikasi Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang yang mengandung arti kepada orang

(6)

lain. Dari pengertian diatas jelas komunikasi melibatkan sejumlah orang. Sedangkan secara umum intensistas dapat diartikan sebagai ukuran atau tingkatan keseringan atau keteraturan seseorang dalam melakukan sesuatu. Jadi dapat disimpulkan intensitas komunikasi merupakan tingkatan keseringan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dan jika dikaitkan dengan intensitas komunikasi orang tua dan anak, dapat disimpulkan adalah tentang tingkat keseringan orang tua berkomunikasi dengan anak, yang dimana didalamnya terdapat pesan Taraf-taraf dalam berkomunikasi Menurut John Powel dalam

Djamarah

(2014:11-12)menyebutkan ada lima taraf dalam komuikasi yaitu:

1. Taraf basa-basi, Yakni taraf komunikasi yang paling dangkal dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Biasanya terjadi pada dua orang yang bertemu secara kebetulan

2. Taraf membicarakan orang lain, Pada taraf ini antara dua orang yang berkomunikasi belum memilki kemauan untuk saling membuka diri karena mereka hanya membicarakan orang lain dan sekedar bertukar informasi.

3. Taraf menyatakan gagasan, Pada taraf ini kedua belah pihak sudah mau membuka diri namun masih menjaga jarak dan saling hati-hati. Pada taraf ini seseorang individu berusaha untuk membuat lawan bicara senang.

4. Taraf mengungkapkan isi hati, Pada taraf ini masih ada hal-hal yang mengganjal karena masih belum bisa saling percaya sepenuhnya antara satu sama lain.

5. Taraf Hubungan Puncak, Pada taraf ini ditandai dengan adanya kejujuran antara satu sama lain, kemudian keterbukaan antara pihak saling pengertian dan saling percaya satu sama lain. Aspek Intensitas Komunikasi Menurut Devito (2009) untuk dapat mengukur intensitas komunikasi antar individu dapat ditinjau dengan aspek sebagai berikut:

1. Frekuensi Dan Durasi Saat Berkomunikasi, frekuensi berkaitan dengan tingkat kesenangan seseorang dalam aktivitas komunikasi sedangkan durasi merujuk pada lamanya atau waktu komunikasi

2. Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi, yaitu fokus yang dicurhkan partisipankomunikasi

3. Keteraturan, menunjukan kesamaan sejumlah aktivitas komunikasi

4. Isi komunikasi, yaitu topik atau pokok pembicaraan saat berkomunikasi.

Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Dalam Keluarga Menurut Djamarah (2014:137-148) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga sebagai berikut:

1. .citra diri dan citra orang lain, setiap individu

(7)

memiliki gambaran tentang diri sendiri dan orang lain 2. Suasana psikologis, disini

berkaitan dengan keadaan emosi individu

3. Lingkungan fisik, dimaksudkan komunikasi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja

4. Kepemimpinan,

5. Bahasa, merupakan sarana dalam mengungkapkan pikiran dan isi hati

6. Perbedaan usia, dapat mempengaruhi pemikiran seseorang.

Aneka komunikasi dalam keluarga

Ada beberapa aneka komunikasi dalam keluarga menurut Djamarah (2014:115-122) yaitu:

1. Komunikasi verbal, suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan. 2. Komunikasi nonverbal,

Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan kepada anak. Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakkan hati anak untuk melakukan sesuatu. 3. Komunikasi individual,

komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi langsung yang terjadi berlangsung dalam sebuah interaksi antarpribadi, antara suami dan istri, anatara ayah dan anak, antara ibu dan anak dan antara anak dan anak. 4. Komunikasi Kelompok,

Hubungan akrab antara

orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga.

Peran Anggota Keluarga

Menurut Purwanto (2006:82) peran ibu adalah sebagai berikut:

1. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,

2. Pengasuh dan pemelihara, 3. Tempat mencurahkan isi

hari,

4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga,

5. Pembimbing hubungan pribadi,

6. Pendidikan dalam segi-segi emosional.

Sedangkan peran ayah adalah sebagai berikut:

1. Sumber kekuasaan didalam keluarga,

2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, 3. Pemberi perasaan aman

bagi seluruh anggota keluarga,

4. Pelindung terhadap ancaman dari luar,

5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan 6. Pendidik dalam segi-segi

rasional. Pengertian Sikap

menurut Allport dalam Sarwono dan

0HLQDUQR ³ VLNDS

merupakan kesiapan mental yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respons terhadap EHUEDJDL REMHN GDQ VLWXDVL´ Sedangkan menurut Chaplin dalam Asrori dan Ali (2015:141) lebih lanjut mendefinisikan sikap sebagai

(8)

³SUHGLVSRVLVL DWDX NHFHQGHUXQJDQ yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga DWDX SHUVRDODQ WHUWHQWX´

Dari bermacam-macam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan suatu proses yang berlansung dalam diri manusia yang didapat bersama pengalaman yang didalamnya terdapat kecenderungan mudah terpengaruh terhadap seseorang atau ide yang menentukan atau menghasilkan respon terhadap suatu objek.

Ciri-ciri Sikap

Menurut Walgito (2003:131-132) mengemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut:

1. Sikap tidak dibawa sejak lahir.

2. Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap. Baik hunungan positif atau negatif 3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi dapat juga tertuju pada sekumpulan objek-objek.

4. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.

5. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi. Determinan Sikap

Bila dilihat mengenai apa yang menjadi determinan sikap ternyara cukup banyak. Namun ada beberapa yang dianggap penting menurut Walgito (2003:130) yaitu:

1. Faktor fisiologis, seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang, berkaitan dengan ini ialah faktor umur dan kesehatan

2. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap.Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh pengalaman Faktor kerangka acuan

3. Kerangka acuan merupakan faktor penting dalam sikap seseorang karena kerangka acuan akan berperan terhadap objek

4. Faktor komunikasi sosial, Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan.

Sikap Sosial

0HQXUXW $KPDG ³VLNDS

sosial dinyatakan tidak seseorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya, objeknya adalah objek sosial (objek banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-XODQJ´ -DGL yang menandai adanya sikap sosial adalah subjek (orang-orang dalam kelompok), objek (objek sekelompok, objek sosial) dan dinyatakan berulang-ulang. Ada 4 sikap sosial siswa yang ditekankan dalam penelitian ini meliputi yaitu:

1. Jujur, Adalah sifat yang menyatakan apa adanya tidak mengarang dan tidak mau mengambil sesuatu yang bukan hakny.

2. Disiplin, Diartikan kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada

pengawasan dan

(9)

latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. 3. Santun, Budi pekerti yang

baik tingkah lakunya, halus bahasanya, tenang, sabar dan berbelas kasih

4. Cinta damai, Sikap yang menginginkan ketentraman dan kedamaian dalam hidup, tidak menginginkan kerusuhan.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Terbanggi Besar

METODELOGI PENELITIAN Metode penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif . Sejalan dengan pendapat Triyono (2013:32) ³SHQHOLWLDQ GHVNULSWLI DGDODK penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang karakter suatu variabel, kelompok atau peristiwa sosial yang terjadi di PDV\DUDNDW ´

Populasi dan Sampel Penelitian

0HQXUXW 0DUJRQR ³

populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita WHQWXNDQ´ EHUGDsarkan pendapat tersebut populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 terbanggi Besar dengan jumlah 228 siswa.

Serta berdasrkan data populasi, teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah random dengan mengambil 15% dari jumlah populasi sehingga sampel yang dihasilkan sebanyak 34 siswa

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah:

1. Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi disebut dengan variabel X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Intensitas Komunikasi orang tua dan anak

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengarhi disebut dengan variabel Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap sosial siswa

Definisi Konseptual

a. Intensitas komunikasi orang tua dan anak adalah tingkatan keteraturan seseorang untuk berkomunikasi, dalam hal ini baik orang tua kepada anak ataupun anak kepada orang tuanya yang dimana orang tua dan anak saling berbicara atau berkirim pesan untuk menyampaikan informasi atau perekembangan satu sama lain.

b. Sikap sosial siswa adalah kesadaran individu untuk bertingkah laku yang berasal dari pengalaman yang dialami sesuai dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan sosial

Definisi Operasional

a. Intensitas komunikasi orang tua dan anak adalah komunikasi orang tua dan anak dimana ditandai dengan

(10)

adanya ketebukaan, kejujuran dan saling percaya serta keteraturan antara orang tua dan anak.

b. Sikap sosial siswa adalah respon siswa yang menghasilkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diharapkan masyarakat seperti jujur, disipin santun, toleransi dan lain-lain

Rencana Pengukuran Variabel Peneliti mengukur variabel tentang pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap sikap sosial siswa elas VIII sebagai berikut:

Indikator intensitas komunikasi orang tua dan anak yaitu: frekuensi dan durasi berkomunikasi, perhatian saat berkomunikasi, keteraturan dalam berkomunikasi dan isi pesan dalam berkomunikasi. Sedangkan indikator sikap sosial siswa diukur dengan skala 1-3 dengan kategori sikap jujur, disiplin, santun dan cinta damai

Teknik Pengumpulan Data Teknik pokok

Angket

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakuakan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden dengan maksud menjaring data dan informasi secara langsung dari responden yang bersangkutan mengenai intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap sikap sosial siswa siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Terbanggi Besar

Teknik pendukung 1. Dokumentasi

Teknik ini digunakan dengan cara mengumpulakan data melalui bahan-bahan tertulis mengenai informasi-informasi dan data-data lain yang relevan dengan penelitian seperti buku tentang teori, dalil, hukum dan lain sebagainya.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang dirasakan perlu untuk menunjang data penelitian. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa SMP Negeri 4 Terbanggi Besar.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat validitas soal angket, peneliti melakukan dengan cara kontrol langsung

terhadap teori-teori yang melahirkan indikator-indikator.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan uji reliabilitas ialah:

1. Menguji coba angket kepada 10 orang diluar responden

2. Diperoleh data uji coba yaitu sebagai berikut:

™; ™;2: 14926

™< 372 ™<2: 13890 ™;< 14383 N : 10 3.Berdasarkan data tersebut untuk

mengetahui reliabilitas,

selanjutnya dikorelasikan diolah dengan menggunakan rumus product moment dan dilanjutkan dengan rumus spearman brown untuk mencari reliabilitas alat ukur dan diperoleh koefisien korelasi dengan angka 0,78. Berdasarkan hal tersebut peneliti

(11)

mengkorelasikan dengan kriteria reliabilitas dan masuk dalam kriteria sedang kemudian dapat dipergunakan sebagai instrument penelitian selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Komunikasi Orang tua dan Anak

1. Indikator Frekuensi dan Durasi saat berkomunikasi Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Indikator Frekuensi dan durasi berkomunikasi No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 8-11 10 29,4 1% Tidak sama sekali 2 12-15 114 41,1 8% Kadang -kadang 3 16-19 10 29,4 1% Sering Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolohan data yang telah dilakukan dapat diketahui pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan anak pada indikator frekuensi dan durasi komunikasi, 29,41% diketahui bahwa responden tidak intensif sama sekali dalam berkomunikasi antara orang tua dan anak. Selanjutnya diketahui 41,18% bahwa responden tergolong dalam kategori kadang-kadang yang artinya masih kurang intensifnya komunikasi antara anak dan orang tua dengan frekuensi 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi kurang dari 5 menit. Sedangkan 29,41% tergolong kategori sering yang

artinya komunikasi antara orang tua dan anak sudah intensif

2. Indikator Perhatian dan Keterbukaan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Indikator Perhatian dan Keterbukaan saat berkomunikasi No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 4 ± 5 2 5,89 % Tidak sama sekali 2 6 ± 7 11 32,3 5% Kadang -kadang 3 8 ± 9 21 61,7 6% Sering Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa 5,89% responden tidak sama sekali memperhatikan dan terbuka saat berkomunikasi antara orang tua dan anak, penyebabnya adalah kurangnya rasa percaya anak untuk menceritakan masalah mereka. Sedangkan 32,35% responden masih kurang memperhatikan dan terbuka saat berkomunikasi antara orang tua dengan anak, hal ini disebabkan kurangnya orang tua nerapkan komunikasi kepada anak sehingga masih sungkan untuk membicarakan masalahnya kepada orang tua. Dan sebaliknya orang tua yang melakukan pendekatan dengan anak 61,76% bahwa setiap hari jika orang tua mengajak berkomunikasi anak dapat terbuka dan memperhatikan

(12)

3. Indikator Keteraturan saat berkomunikasi

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Keteraturan dalam berkomunikasi No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 7-8 9 26,4 7% Tidak sama sekali 2 9-10 16 47,0 6% Kadang -kadang 3 11-12 9 26,4 7% selalu Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa 26,47% responden tidak sama sekali teratur dalam berkomunikasi antar orang tua dan anak, hal ini bisa disebabkan karena kesibukan masing-masing baik itu orang tua maupun anak sehingga tidak memiliki kecocokan waktu untuk bertemu dan secara teratur berkomunikasi. Sedang 47,06% responden masih kurang teratur dalam berkomunikasi antar orang tua dan anak dalam kegitan atau pertemuan dirumah baik anak maupun orang tua melakukan jika ada keperluan atau waktu jadi kira-kira 3-5 kali dalam seminggu orang tua dan anak teratur terjadi komunikasi. Kemudian 26,47% responden terjadi keteraturan dalam berkomunikasi antar orang tua dan anak sehingga terjalin hubungan yang harmonis serta orang tua memberikan perhatian yang penuh

kepada anaknya sedangkan anak lebih terbuka dengan orang tuanya. 4. Indikator isi dan ketegasan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Isi dan Ketegasaan dalam berkomunikasi No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 2-3 3 8,82 % Tidak sama sekali 2 4-5 21 61,7 7% Kadang -kadang 3 6-7 10 29,4 1% selalu Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan diketahui bahwa 8,82% responden dalam berkomunikasi antar orang tua dan anak tidak sama sekali adanya ketegasan dalam isi atau pesan saat berkomunikasi, hal ini dapat disebabkan karena waktu orang tua banyak dihabiskan diluar serta tidak adanya tingkah laku yang menjadi acuan anak sehingga anak tidak takut atau menerima isi dan pesan ketegasan yang orang tua berikan. Kemudian 61,77% kurangnya isi dan ketegasaan dalam komunikasi yang dilakukan antar orang tua dan anak, baik saat orang tua memberi nasehatnya ataupun anak saat sedang menceritakan masalahnya dan hal ini dapat terjadi karena orang tua hanya memberi nasehat dan tegas kepada anaknya jika anak berbuat masalah. Sedangkan 29,41% isi dan ketegasaan dalam

(13)

berkomunikasi antar orang tua dan anak sudah terjalin dengan baik sehingga apa yang diharapkan oleh anak ataupun orang tua tersampaikan.

Sikap Sosial Siswa

5. Indikator Sikap Sosial Jujur Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Sosial Jujur

No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 6-7 8 23,5 2% Menola k 2 8-9 24 70,5 9% Netral 3 10-11 2 5,89 % Mendu kung Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa dari 34 responden terdapat 8 responden (23,52%) masuk dalam kategori menolak yang artinya sikap jujur dalam diri siswa tidak ada atau siswa menolak untuk dapat bersikap jujur dalam keseharianya. Kemudian 24 responden dengan persentase 70,59% masuk dalam kategori netral yang artinya sikap jujur dalam diri siswa masih kurang dan tergantung terhadap kondisi dan situasinya. Sedangkan 2 responden dengan persentase 5,89% masuk dalam kategori mendukung yang artinya sikap jujur yang ada dalam diri siswa baik serta siswa mendukung untuk bersikap jujur dalam kesehariannya.

6. Indikator Sikap sosial Disiplin Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator sikap sosial disiplin

No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Kat egor i 1 7-8 4 11,7 6% Menolak 2 9-10 18 52,9 4% Netral 3 11-12 12 35,3 0% Mendukun g Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa dari 34 responden terdapat 4 responden (11,76%) masuk dalam kategori menolak yang artinya siswa menolak untuk bersikap disiplin dalam kesehariannya. Kemudian 18 responden dengan persentase 52,94% masuk dalam kategori netral yang artinya sikap disiplin dalam diri siswa masih kurang dan tergantung terhadap kondisi dan situasinya. Sedangkan 12 responden dengan persentase 5,89% masuk dalam kategori mendukung yang artinya siswa menerapkan sikap disiplin dalam kesehariannya

7. Indikator Sikap Sosial Santun Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator sikap sosial santun

No Kela s Inte rval Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 7-8 8 23,5 3% Menola k

(14)

2 9-10 12 35,3 0% Netral 3 11-12 14 41,1 7% Mendu kung Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa dari 34 responden terdapat 8 responden (23,53%) masuk dalam kategori menolak yang artinya siswa tidak bersikap santun dalam kesehariannya hal ini dapat disebabkan lingkungan dimana siswa tinggal mencontohkan hal yang kurang baik. Kemudian 12 responden dengan persentase 35,30% masuk dalam kategori netral yang artinya masih kurangnya sikap santun dari siswa dan hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi dan situasinya yang dialami siswa. Sedangkan 14 responden dengan persentase 41,17% masuk dalam kategori mendukung yang artinya siswa dapat menerapkan sikap santun dalam kesehariannya.

8. Indikator Sikap Sosial Cinta Damai

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Indikator Sikap sosial cinta damai

No Kelas Inter val Fre kue nsi Pres enta se Katego ri 1 4 ± 5 4 11,7 6% Menola k 2 6 ± 7 15 44,1 2% Netral 3 8 ± 9 15 44,1 2% Mendu kung Jumlah 34 100 %

Sumber : Analisis Data Distribusi Frekuensi Tahun 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa dari 34 responden terdapat 4 responden dengan persentase 11,76% masuk dalam kategori menolak yang artinya siswa tidak bersikap cintai damai dalam kesehariannya. Kemudian 15 responden dengan persentase 44,12% masuk dalam kategori netral yang artinya masih kurangnya sikap cinta damai dari siswa sehingga masih adanya kerusuhan lingkungan sekitar. Sedangkan 15 responden dengan persentase 44,12% masuk dalam kategori mendukung yang artinya siswa dapat menerapkan sikap cinta damai dalam kesehariannya sehinga terjalin hubungan yang harmonis dengan sekitarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Terbanggi Besar. Pengaruh tersebut memiliki hubungan yang erat yang dimana sikap sosial anak dapat tergantung dari intensitas komunikasi orang tua dan anaknya. Intensitas komunikasi orang tua dan anak sebagian besar terdapat dalam kategori tidak intensif , rata-rata intensifnya komunikasi terjadi 1-3 dalam seminggu. peyebabnya sedikitnya waktu orang tua untuk anak dan tidak adanya pendekatan orang tua kepada anak maupun sebaliknya Sedangkan sikap sosial siswa sebagian besar pula masuk kedalam kategori kurang bersikap

(15)

sosial atau netral dalam sikap sosialnya anak masih dapat berubah-ubah karena anak masih mudah untuk dipengaruhi orang lain. Tidak intensif dalam komunikasi antar orang tua dan anak menyebabkan sikap sosial siswa kurang, jadi semakin intensitas komunikasi orang tua dan anak maka semakin baik pula sikap sosial siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan ,maka disarankan sebagai berikut:

1. Kepada orang tua diharapkan memiliki sikap bersahabatan, keterbukaan dan peduli kepada anak sehingga anak tidak takut untuk menceritakan masalah yang dihadapinya tua.

2. Bagi anak atau siswa, adab bersopan santun lebih dioptimalkan sehingga dapat lebih menghargai orang tua dan terjadi hubungan timbal balik antar orang tua dan anak dan banyak meluangkan waktu dirumah 3. Bagi guru atau pihak

sekolah,diharapkan dapat berkerjasama dengan orang tua atau keluarga mengenai prilaku dan sikap siswa disekolah dengan cara orangtua dipanggil datang untuk mendiskusikan masalah anak disekolah DAFTAR PUSTAKA

Asrori dan Ali,Muhammad. 2015.Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:PT Bumi Aksara Aw,Suranto.2010.Komunikasi Sosial Budaya.Yogyakarta: Graaha Ilmu Devinto,Joseph.2009.Komunikasi Antar Manusia.Tanggerang: Karisma Publishing Persada. Djamarah,Syaiful Bahri 2014.Pola

Asuh Orang Tua dan

Komunikasi dalam Keluarga (edisi revisi). Jakarta:Rineka Cipta.

Purwanto,Ngalim.2007.Ilmu

Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Reber,Artur S dan Reber, Emily S.2010.Kamus Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Slavin, Robert E.2008. Psikologi

Pendidikan :Teori dan Praktik.Jakarta:PT Indeks Meinarno,Eko dan Sarwono,

Sarlito.2009. Psikologi Sosial .Jakarta:Salemba Humanika Triyono.2013.Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Ombak Walgino,Bimo.2003.Psikologi Sosial ( suatu pengantar).Yogyakarta:CV Andi.

Zamroni.2009. Filsafat Komunikasi. Yogyakarta:Graha Ilmu

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi  Indikator Perhatian dan Keterbukaan  saat berkomunikasi  No  Kelas Interval  Fre kuensi  Presentase  Kategori  1  4 ± 5  2  5,89%  Tidak sama sekali  2  6 ± 7  11  32,35%  Kadang -kadang  3  8 ± 9  21  61,76%  Sering  Jumlah
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi  Indikator Keteraturan dalam  berkomunikasi  No  Kelas Interval  Fre kuensi  Presentase  Kategori  1  7-8  9  26,47%  Tidak sama sekali  2  9-10  16  47,06%  Kadang -kadang  3  11-12  9  26,47%  selalu  Jumlah  34  100%
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi  Indikator Sikap sosial cinta damai

Referensi

Dokumen terkait

We consider the graph theoretical representation of this problem as a variation of the covering set problem and define a set S to be a degree covering set of a graph if every

Pada tahapan ini dibandingkan apakah kelompok subjek penelitian yang terklasifikasi ke dalam tipe- tipe kepribadian memiliki sikap toleransi yang berbeda secara

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Saya merasa tidak perlu mengikuti bimbingan agama Islam karena sudah biasa dilakukan.. Saya merasa ibadah saya biasa saja, walaupun sudah mengikuti bimbingan

Hal tersebut membuat tertarik peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul ³Pola Praktek Kontrol Sosial Keluarga Terhadap Kehamilan Tidak Dikehendaki

Setelah melakukan penelitian observasi dan mendapatkan dokumen dokumen yang dibutuhkan terkait penggajian guru di SMK tiara bangsa, maka dihasilkan sistem

perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang.. terdaftar di

5 Penebel Beras Merah. Beras Ketan Hitam. Telur Ayam Ras 6 Pupuan Gula Aren.. pertanian di wilayah sekitarnya. Melihat uraian sebelumnya dari potensi masing-masing