• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN TABANAN - DOCRPIJM 1536548764Bab 2 Profil KabKota (tbn) 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN TABANAN - DOCRPIJM 1536548764Bab 2 Profil KabKota (tbn) 2018"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN

TABANAN

Bab ini menguraikan secara ringkas kondisi fisik. sosial dan ekonomi wilayah Kabupaten/Kota

2.1 WIAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Tabanan. salah satu Kabupaten di Provinsi Bali. yang terletak di bagian tengah Pulau Bali (pada arah timur barat) dan berada pada bagain selatan pegunungan Pulau Bali. Secara geografis terletak diantara 08O14’30” – 08o30’07” LS dan 114o54’52” – 115o 12’57” BT.

Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan. meliputi : ˗ Sebelah Utara Kabupaten Buleleng;

˗ Sebelah Timur Kabupaten Badung; ˗ Sebelah Selatan Samudera Indonesia; ˗ Sebelah Barat Kabupaten Jembrana.

Luas wilayah Kabupaten Tabanan 839.33 Km2 (83.933 Ha) atau sekitar 14.89% dari luas daratan Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 133 desa. Luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan disajikan pada Tabel 2.1; dan Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tabanan disajikan pada Gambar 2.1

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN JML DESA LUAS WILAYAH (KM2)

1 Selemadeg 10 52.05

2 Kerambitan 15 42.39

3 Tabanan 12 51.40

4 Kediri 15 53.60

5 Marga 16 44.79

6 Baturiti 12 99.17

7 Penebel 18 141.98

8 Pupuan 14 179.02

9 Selemadeg Barat 11 120.15

10 Selemadeg Timur 10 54.78

JUMLAH 133 839.33

(2)
(3)

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN TABANAN

2.2.1 Potensi Ekonomi

Melihat pertumbuhan PDRB Kabupaten Tabanan menunjukkan bahwa perkembangan struktur perekonomian Tabanan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan pergeseran dari sektor primer (pertanian dan penggalian) ke sektor tersier (perdagangan. hotel & restoran. dan jasa-jasa). dan ke sektor sekunder (industri. listrik & air minum. dan bangunan). Pergeseran ini dipacu oleh meningkatnya alih fungsi lahan pertanian dan berkembangnya sektor perdagangan dan jasa yang berkaitan dengan kepariwisataan.

Tabel 2.2

PDRB Kabupaten Tabanan Menurut Lapangan Usaha 2012-2016 (persen)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian.Kehutanan.dan

Perikanan 23.70 23.45 22.52 23.04 23.03

B Pertambangan dan Penggalian

1.41 1.42 1.37 1.26 1.22

C Industri Pengolahan 5.65 5.65 5.67 5.97 5.90

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.08 0.07 0.08 0.09 0.10

E Pengadaan Air. Pengelolaan

Sampah.Limbah dan Daur Ulang

0.18 0.17 0.16 0.16 0.16

F Konstruksi 10.64 10.48 9.77 9.62 9.56

G

Eceran. Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

M.N Jasa Perusahaan Administrasi

Pemerintahan.

0.93 0.92 0.92 0.95 0.98

O Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

8.03 7.22 7.19 6.99 7.07

P Jasa Pendidikan 1.54 1.67 1.69 1.68 1.77

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

2.03 2.13 2.15 2.30 2.37

R.S.T.U Jasa Lainnya 1.82 1.84 1.84 1.83 1.88

Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

(4)

Selama periode tahun 2012-2016 struktur perekonomian Tabanan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Tabel di atas. memperlihatkan 2 (dua) kategori penyumbang PDRB terbesar di Tabanan yakni industri pertanian dan industry pariwisata. Industri pariwisata Tabanan yang diwakili oleh akomodasi dan makan minum selama tahun 2012-2016 sumbangannya mengalami kecendrungan meningkat. Hal yang sebaliknya terjadi pada industri pertanian yang justru mengalami kecendrungan menurun.

Pendapatan regional Kabupaten Tabanan masih didominasi oleh sektor tersier. Sektor tersier memberikan sumbangan terhadap pendapatan regional Kabupaten Tabanan sebesar 60.03 persen. kemudian disusul oleh sektor primer sebesar 24.25 persen. dan sektor sekunder sebesar 15.72 persen. Jika dilihat dari nilai absolutnya. baik atas harga konstan maupun atas harga berlaku. pertumbuhan ekonomi sektor primer masih berada dibawah pertumbuhan sektor sekunder dan tersier. Hal ini mengakibatkan peran sektor primer dalam pembentukan PDRB mulai mengalami pergeseran kesektor sekunder dan tersier.

2.2.2 Potensi Pendidikan

Ditinjau tingkat pendidikan penduduk dapat tercemin pada angka partisipasi murni (APM) masuk sekolah. hasil pembangunan di bidang pendidikan di Kabupaten Tabanan yang telah dilaksanakan selama ini tercermin dalam APM sebagai berikut:

a. APM penduduk usia sekolah SD telah mencapai 97.61 % b. APM penduduk usis sekolah SMP baru mencapai 91.99 % c. APM penduduk usia sekolah SMA/K baru mencapai 81.54 % d. APM penduduk usia Perguruan Tinggi mencapai 16.99 %

e. Presentase penduduk buta aksara mencapai 11.23 % dari total penduduk f. Tingkat rata-rata pendidikan penduduk angkatan kerja yang tersedia (labor

skilled) untuk penduduk usia 10 tahun keatas terdiri dari :(1) Tidak tamat sekolah dasar (SD) sebesar 25.01 % (2) Tamat SD sebesar 34.01 % (3) Tamat SMP sebesar 14.98 % (4) Tamat SMA sebesar 21.82 % (5) Tamat Diploma sebesar 2.61 % (6) Tamat Sarjana sebesar 1.57 %

(5)

Tabel 2.3

Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Tabanan Tahun 2016

NO Jenjang Pendidikan Laki-Laki Perempuan L + P

(Rata-rata)

1 SD/MI (%) 100 95.21 97.61

2 SMP/MTs (%) 90.39 93.27 91.99

3 SMA/MA/SMK (%) 75.28 90.03 81.54

4 Perguruan Tinggi 18.77 15.10 16.99

Sumber : BPS. Tabanan Dalam Angka 2017

Kondisi daerah terkait dengan pendidikan yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai ketersediaan sarana prasarana mengajar biasanya diukur dari rasio antara jumlah murid dengan jumlah sekolah. rasio jumlah murid dan sekolah.Rasio antara jumlah murid sekolah SD dibandingkan dengan fasilitas sekolah pada tahun 2010 adalah 7.23 sekolah per 1000 murid. Artinya. rata-rata satu sekolah SD menampung 121 murid kelas I-VI. Jadi rata-rata murid per satu kelas adalah 20 murid.Rasio antara jumlah murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) di bandingkan dengan fasilitas sekolah tahun 2010 adalah 2 sekolah per 1000 murid. Artinya. satu sekolah SMP yang terdiri dari kelas I-III menampung 500 murid.Dengan asumsi setiap sekolah terdiri dari 12 kelas maka rata-rata per kelas menampung 42 orang murid.Rasio jumlah murid SMA dibandingkan dengan fasilitas sekolah pada tahun 2010 adalah 2 sekolah per 1000 murid. Artinya. satu SMA yang terdiri dari kelas I-III menampung 500 murid. Dengan asumsi. satu sekolah memiliki 12 kelas dengan perhitungan 4 kelas untuk masing-masing tingkatan maka rata-rata per kelas menampung 42 orang murid.

2.2.3 Potensi Kesehatan

Sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Tabanan merupakan salah satu indikator terhadap kualitas dan tingkat pelayan publik di bidang kesehatan. Rasio sarana kesehatan yang tersedia sampai tahun 2010 per 10.000 orang penduduk adalah sebagai berikut :

a. Rumah sakit 0.09 per 10.000 orang penduduk artinya setiap satu rumah sakit rata-rata melayani 100.000 orang penduduk.

b. Puskesmas 0.44 per 10.000 orang penduduk artinya setiap satu puskesmas melayani 21.276 orang penduduk.

(6)

d. Puskesmas keliling 0.39 per 10.000 orang penduduk artinya setiap satu puskesmas keliling melayani 21.739 orang penduduk.

Untuk melengkapi pelayanan kesehatan. Pemerintah Kabupaten Tabanan juga menyediakan sarana kesehatan lainnya dengan memberdayakan masyarakat setempat melalui pos-pos pelayanan terpadu (Posyandu). Posyandu yang dapat yang dapat di bagi menjadi 4 katagori. yaitu : Posyandu Purnama. Posyandu Madya. Posyandu Pratama. Posyandu Mandiri. Disamping itu. juga telah di bangun Polindes. Pos UKK. Dana Sehat. tanaman obat keluarga (Toga). Meningkatnya derajat kesahatan masyarakat selain ditunjukan oleh menurunnya angka kesakitan dan kematian juga ditentukan oleh meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir.

2.2.4 Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan karakteristik wilayah. Pemerintah Kabupaten Tabanan menetapkan Kawasan Strategis Kabupaten dengan mengacu Perda Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRW Provinsi Bali 2009 – 2029. Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena akan memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap ekonomi. sosial. budaya. dan atau lingkungan. Kawasan Strategis dimaksud adalah:

Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Pertumbahan Ekonomi Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi mencakup:

1) Kawasan Perkotaan Tabanan; 2) Kawasan Perkotaan Bajera 3) Kawasan Agropolitan Baturiti; 4) Kawasan Agropolitan Pupuan; 5) Kawasan Agropolitan Penebel; 6) Kawasan Agrowisata Jatiluwih;

7) Kawasan Efektif Pariwisata Tanah Lot; 8) Kawasan Efektif Pariwisata Bedugul; 9) Kawasan Efektif Pariwisata Soka.

Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Sosial Budaya

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya mencakup sebaran Kawasan Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan. mencakup:

1) Kawasan radius kesucian Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan terdiri atas:

(7)

b) Kawasan Pura Tanah Lot dan Pura Pekendungan. di Desa Beraban. Kecamatan Kediri;

c) Kawasan Pura Resi. di Desa Nyambu. Kecamatan Kediri;

d) Kawasan Pura Luhur Serijong. di Desa Antap Kecamatan Selemadeg;

e) Kawasan Pura Gadingwani di Desa Lalanglinggah. Kecamatan Selemadeg Barat.

2) Kawasan Desa Wisata. terdiri atas: a) Kawasan Desa Wisata Pinge; b) Kawasan Desa Wisata Jatiluwih.

Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup mencakup:

1) kawasan Hutan Lindung. Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Gunung Batukau;

2) kawasan Hutan Lindung Yeh Leh Yeh Lebah; 3) Kawasan Hutan Lindung Yeh Ayah;

4) Kawasan Danau Beratan dan sekitarnya;

5) Kawasan Waduk Telaga Tunjung dan sekitarnya

Sistem perkotaan Kabupaten Tabanan meliputi:

a. bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN); dan b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

(1) Bagian dari PKN di wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. Kawasan Perkotaan Tabanan merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita. yang dikembangkan sebagai pusat kegiatan dari sistem KSN Perkotaan Sarbagita meliputi:

1. Kawasan Perkotaan Inti terdiri atas Kota Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kuta di Kabupaten Badung;

2. Kawasan Perkotaan di sekitarnya terdiri atas Kawasan Perkotaan Mangupura dan Kawasan Perkotaan Jimbaran di Kabupaten Badung. Kawasan Perkotaan Gianyar. Kawasan Perkotaan Ubud dan Kawasan Perkotaan Sukawati di Kabupaten Gianyar dan Kawasan Perkotaan Tabanan di Kabupaten Tabanan; dan

3. Kawasan penyangga antar Kawasan Perkotaan Inti dan Kawasan Perkotaan di sekitarnya.

b. Kawasan Perkotaan Tabanan sebagai kawasan perkotaan di sekitarnya meliputi sebagian wilayah Kecamatan Tabanan dan sebagian wilayah Kecamatan Kediri terdiri atas:

(8)

2. Wilayah Desa/kelurahan Kediri. Abiantuwung dan Banjar Anyar di Kecamatan Kediri.

c. Kawasan penyangga antar Kawasan Perkotaan Inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya di wilayah Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri yang berada di luar Kawasan Perkotaan Tabanan didukung pusat-pusat lingkungan sebagai pusat kawasan permukiman yang melayani kawasan permukiman perdesaan di sekitarnya terdiri atas:

1. Pusat Lingkungan Tunjuk melayani Desa Tunjuk dan Buahan;

2. Pusat Lingkungan Wanasari melayani Desa Wanasari. Subamia dan Sesandan;

3. Pusat Lingkungan Bongan melayani Desa Bongan dan Desa Gubug;

4. Pusat Lingkungan Sudimara melayani Desa Sudimara;

5. Pusat Lingkungan Beraban melayani Desa Beraban. Belalang. Pangkung Tibah;

6. Pusat Lingkungan Pejaten melayani Desa Pejaten. Desa Nyitdah. dan Bengkel;

7. Pusat Lingkungan Pandak Gede melayani Desa Pandak Gede dan Pandak Bandung; dan

8. Pusat Lingkungan Kaba-Kaba melayani Desa Kaba-Kaba. Buwit. Nyambu dan Cepaka.

(2) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Kawasan Perkotaan Lalanglinggah. mencakup wilayah Desa Lalanglinggah;

b. Kawasan Perkotaan Bajera. mencakup wilayah Desa Bajera; c. Kawasan Perkotaan Megati. mencakup wilayah Desa Megati; d. Kawasan Perkotaan Sembunggede. mencakup wilayah Desa

Sembunggede dan Desa Meliling;

e. Kawasan Perkotaan Marga. mencakup wilayah Desa Marga. Desa Marga Dajan Puri dan Marga Dauh Puri;

f. Kawasan Perkotaan Baturiti. mencakup wilayah Desa Baturiti; g. Kawasan Perkotaan Penebel. mencakup wilayah Desa Penebel; h. Kawasan Perkotaan Pupuan. mencakup wilayah Desa Pupuan

dan Bantiran;

i. Kawasan Perkotaan Candikuning. mencakup wilayah Desa Candikuning; dan

j. Kawasan Perkotaan Kerambitan. mencakup wilayah Desa Kerambitan

Kawasan Perdesaan

(9)

Priotitas Nasional (KPPN) yang meliputi 23 desa di 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Tabanan yaitu seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.4. Kawasan Perdesaan Shiny Tabanan

(Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional di Kabupaten Tabanan)

NO KECAMATAN DESA

1 KERAMBITAN 1 SEMBUNG GEDE

2 KESIUT

3 TIMPAG

2 SELEMADEG TIMUR 4 GUNUNG SALAK

5 GADUNGAN

6 DALANG

3 SELEMADEG 7 WANAGIRI

8 PUPUAN SAWAH

9 WANAGIRI KAUH

4 SELEMADEG BARAT 10 MUNDEH

11 MUNDEH KANGIN

12 LUMBUNG

13 LUMBUNG KAUH

14 ANGKAH

5 PUPUAN 15 BELIMBING

16 SANDA

17 BATUNGSEL

18 KEBON PADANGAN

19 MUNDUK TEMU

20 PADANGAN

21 JELIJIH PUNGGANG

22 BELATUNGAN

23 KARYASARI

Sumber : Masterplan KPPN Kabupaten Tabanan, 2016

(10)

1. Desa Jatiluwih. Kecamatan Penebel; 2. Desa Mengesta. Kecamatan Penebel; 3. Desa Wongaya Gede. Kecamatan Penebel; 4. Desa Babahan. Kecamatan Penebel;

5. Desa Senganan. Kecamatan Penebel; 6. Desa Baru. Kecamatan Marga;

7. Desa Tua. Kecamatan Marga; 8. Desa Payangan. Kecamatan Marga; 9. Desa Petiga. Kecamatan Marga.

2.2.5 Potensi Kecamatan

Sebagaimana telah disampaikan diawal. Potensi Kabupaten Tabanan adalah sektor pertanian. ini dapat dilihat dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Tabanan merupakan wilayah pertanian. Namun demikian masing-masing Kecamatan memiliki potensi unggulan.

a. Kecamatan Pupuan

Karena geografis Kecamatan Pupuan berada di daerah pegunungan Curah Hujan sangat tinggi sebesar 3.475 Mm.. potensi perkebunan dan pertanian sangat strategis untuk di kembangkan sebagai bahan ekspor seperti Kopi dan Kakao. Dari 14 desa yang ada di Kecamatan Pupuan. terdapat dua desa yang tidak memiliki areal pertanian sawah. yaitu Desa Munduk Temu dan Belatungan. Hal ini karena topografi kedua desa tersebut berada di lereng dengan ketinggian di atas 700 m dari permukaan laut.

Dilihat dari luas wilayah masing-masing desa di Kecamatan Pupuan. Desa Munduk Temu merupakan desa terluas (22.55 km2) diikuti Desa Belimbing (22.49 km2) dan Desa Pujungan (22.12 km2) yang luas wilayahnya masih diatas 20 km2. Desa yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Desa Sai. hanya seluas 2.78 km2.

(11)

jagung dan kacang tanah yang di tanam pada musim kemarau panjang. seperti di Desa Padangan dan Pujungan. Ubi kayu juga banyak dikembangkan. biasanya di tanam di areal persawahan dan perkebunan. Namun hanya sebagian kecil yang dijual selebihnya di konsumsi dan pakai untuk bahan industri makanan (kue basah).

b. Kecamatan Penebel

Keadaan geografis Kecamatan Penebel sebagian besar berada di ketinggian antara 500 s/d 1.000 meter dari permukaan laut sehingga memiliki hawa sejuk dan cenderung intensitas curah hujannya cukup tinggi. Luas Kecamatan Penebel sebesar 141.98 km2 (16.92 persen) dari luas Kabupaten Tabanan. Bagian utara Kecamatan Penebel berbatasan langsung dengan Kabupaten Buleleng dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Baturiti. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tabanan. dan bagian baratnya dengan Kecamatan Pupuan.

Pertanian padi sawah merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mendapat porsi perhatian lebih. Hal ini mengingat produksinya merupakan produk yang sangat diandalkan. Pada tahun 2014. produksi padi di Kecamatan Penebel sebesar 515.600 kwintal dan kemungkinan akan terus meningkat melihat bibit dan pupuk semakin mudah diperoleh petani. Dalam tiga tahun terakhir produksi padi mengalami fluktuasi. produksi padi tahun 2014 sedikit mengalami kenaikan dibanding tahun 2013. Hal ini disebabkan faktor cuaca dan perbaikan saluran irigasi. Sistem tanam padi palawija di Kecamatan Penebel belum berjalan baik. Petani masih terbiasa menanam tanaman padi sepanjang tahun sehingga produksi palawija tidak banyak.

c. Kecamatan Marga

(12)

berdampak langsung pada perubahan pola tanam padi sawah. Meskipun demikian tidak semua desa mengalami perubahan pola tanam.

Luas lahan di kecamatan Marga yang dominan merupakan lahan pertanian. Hal ini menyebabkan sektor pertanian memegang peran yang begitu penting. Sebagian besar penduduk masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan. Selain pertanian tanaman pangan. dalam hal ini padi. terdapat juga hasil perkebunan dan peternakan yang menjadi alternatif mata pencaharian penduduk Kecamatan Marga. Luas tanam perkebunan tegalan antara 18.81 Ha sampai 460.50 Ha. Terdiri dari kopi. cengkeh dan kelapa. Sedangkan luas tanam sawah 3.867 Ha dengan hasil produksi sebesar 22.877 ton pada tahun 2014. Disamping itu populasi ternak juga dapat dikembangkan sehingga banyak penduduk memelihara ternak sebagai alternatif mengisi waktu luang selama menunggu panen. adapun ternak yang dipelihara sperti sapi potong. babi. ayam ras pedaging dan ayam kampung. Selain sapi potong. ternak babi juga menjadi pilihan penduduk karena ketersediaan pakan yang cukup serta harganya relatif bagus. Sementara jumlah populasi ayam buras jumlahnya tergolong banyak karena konsumsi setiap rumah tangga akan daging ayam cukup tinggi terutama untuk kegiatan keagamaan. Sementara untuk perkebunan. yang banyak diusahakan penduduk antara lain tanaman kelapa. kopi. cengkeh dan vanili. Namun tanaman kelapa lebih banyak diusahakan karena memiliki manfaat lebih untuk keperluan upacara keagamaan.

d. Kecamatan Kediri

(13)

perdagangan. Desa Pejaten dan Desa Nyitdah menjadi sentra industri yaitu industri genteng dan keramik yang paling dominan. yang perdagangan hasilnya diekspor hingga ke mancanegara.

e. Kecamatan Kerambitan

Kecamatan Kerambitan memiliki 15 desa dengan luas 42.39 km2 dan merupakan hamparan dataran yang membentang sehingga sangat berpotensi bagi pertanian untuk terus berkembang. Di semua desa ada hamparan persawahan. tanah kebun. dan tentunya tanah pemukiman untuk tempat tinggal penduduk. Tiap desa memiliki luas yang berbeda dan juga potensi unggulan yang berbeda. Dilihat dari luasnya. Desa Sembung Gede memiliki wilayah yang paling luas yaitu 6.83km2 atau 16.11 persen dari luas kecamatan. Sementara desa dengan wilayah paling kecil adalah Desa Tista dengan luas 0.52 km2 atau 1.23 persen dari luas kecamatan. Dilihat dari potensinya. pertanian padi sawah merupakan penggerak utama perekonomian Kecamatan Kerambitan. Selain pertanian padi sawah. potensi lain yang menjanjikan adalah perdagangan. dan juga hasil penggalian berupa batu padas yang digunakan untuk kontruksi rumah dan untuk memperindah tempat upacara.

f. Kecamatan Selemadeg Timur

Dilihat dari luas wilayah di Kecamatan Selemadeg Timur. Desa Gunung Salak memiliki luas wilayah paling luas diantara 10 desa yang ada. yaitu 10.14 km2 (18.51%) dari luas Kecamatan Selemadeg Timur. Sedangkan Desa Beraban memiliki luas wilayah paling kecil sebesar 1.99 km2 (3.63 %) dari luas kecamatan. Dari 10 desa ada 2 desa yang berada di punggung bukit yaitu Desa Gunung Salak dan Desa Dalang dengan ketinggian antara 500-1000m dari permukaan laut. Mayoritas penduduk Kecamatan Selemadeg Timur bekerja sebagai petani padi dan perkebunan. Karena berada di pegunungan yang tanahnya subur. setiap tahunnya bisa menanam padi 2 sampai dengan 3 kali. Selain itu Kecamatan Selemadeg Timur juga penghasil buah seperti manggis. pisang. durian. salak dan sebagainya. Dari hasil perkebunan Kecamatan Selemadeg Timur menghasilkan kopi. kakao. cengkeh dan sebagainya. Sedangkan hasil kehutanan dapat menghasilkan kayu jati. mahoni. bambu dan lainnya. Di bagian selatan kecamatan terdapat pantai tepatnya di Desa Tegal Mengkeb dan Desa Beraban yang sudah ditata sebagai obyek wisata komersial.

g. Kecamatan Selemadeg

(14)

memiliki luas yang berbeda dan juga potensi unggulan yang berbeda. Dilihat dari luasnya. Desa Wanagiri memiliki wilayah yang paling luas dengan luas 14.28 km2 atau 27.44 persen dari luas kecamatan. Sementara desa dengan wilayah paling kecil adalah Desa Bajera dengan luas 1.91 km2 atau 3.67 persen dari luas kecamatan. Dilihat dari potensi wilayah. mata pencaharian penduduk yang utama adalah bergerak di sektor pertanian berupa pertanian padi sawah. Selain pertanian padi sawah. potensi yang lain adalah perkebunan. antara lain kelapa. kakao. cengkeh. dan kopi terutama di daerah dataran tinggi. Curah hujan yang tinggi di tahun 2014 membuat produksi pertanian mengalami peningkatan.

h. Kecamatan Selemadeg Barat

Dari 11 Desa yang ada di Kecamatan Selemadeg Barat. Desa Lumbung memiliki area terluas yaitu 27.28 km2 atau 22.70 persen dari luas Kecamatan Selemadeg Barat. Sedangkan Desa Antosari memiliki area lahan terkecil yaitu 4.29 km2 atau 3.57 persen dari luas kecamatan. Wilayah Kecamatan Selemadeg Barat sebagian daerahnya berada di lereng pegunungan sehingga ada wilayah yang hanya bisa ditanami pertanian perkebunan seperti perkebunan kelapa. kopi. cengkeh. kakao dan lain-lain. Luas wilayah Kecamatan Selemadeg Barat sekitar 120.15 km2. Dari luas tersebut. digunakan sebagai lahan pertanian sekitar 1.356.0 Ha. Wilayah yang memiliki lahan pertanian padi sawah paling luas berada di Desa Lalang Linggah yaitu sekitar 270.0 Ha dan produktivitasnya pun cukup tinggi. Desa Lalang Linggah berada di daerah pesisir dan berbatasan langsung dengan laut.

i. Kecamatan Tabanan

(15)

j. Kecamatan Baturiti

Tidak jauh berbeda dengan kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Tabanan. tanaman pangan merupakan produk utama di Kecamatan Baturiti seperti produksi padi serta didukung tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran. Produksi padi selama tahun 2014 cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan anomali perubahan cuaca yang cepat. Akibat cuaca yang kurang mendukung tersebut mempengaruhi produksi padi pada tahun 2014 menjadi hanya sebesar 14.600.7 ton. Anomali cuaca yang buruk menyebabkan produktivitas tanaman pangan hanya bisa mencapai 56.7 Kw/Ha di tahun 2014. Hal inilah yang berdampak langsung terhadap penurunan produksi padi. Akibat secara langsungnya menyebabkan para petani di Kecamatan Baturiti enggan menjual hasil pertanian dan lebih memilih menyimpan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dilihat dari hasil produksinya. terdapat 2 desa yang produksinya paling tinggi yaitu Desa Luwus sebanyak 2.796.2 ton dan disusul oleh Desa Perean sebanyak 2.281.6 ton. Serta terdapat satu desa yang sama sekali tidak memproduksi tanaman padi yaitu Desa Candikuning. Disamping pertanian tanaman padi. di Kecamatan Baturiti juga menghasilkan tanaman perkebunan. Terdapat tiga macam produksi perkebunan yang utama di Kecamatan Baturiti yaitu kelapa. kopi dan kakao.

Dari potensi di masing-masing kecamatan. dimana melihat kondisinya yang bervariasi. masih memerlukkan dukungan sarana dan prasarana untuk menggali potensi-potensi yang ada di tiap kecamatan sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat.

2.2.6 Potensi Desa

(16)

Salah satu hasil pendataan Potensi Desa 2014 yang sangat strategis adalah tentang keberadaan produk unggulan di masing-masing desa. Keberadaan produk unggulan di masing-masing desa selain mampu menjadi ciri khas atau trade mark suatu daerah. juga diharapkan mampu dikembangkan untuk menjadi sumber penghasilan masyarakat. Belum semua desa di Kabupaten Tabanan memiliki produk unggulan berdasarkan hasil Podes 2014. Hanya 19 desa yang telah memiliki produk unggulan sebagai ciri khas wilayahnya. Jenis produk unggulan yang tersebar di 6 kecamatan tersebut cukup beragam mulai dari hasil pertanian. makanan/jajanan khas sampai hasil industri.

Tabel 2.5

Produk Unggulan Desa di Kecamatan

Dalam rangka menggali potensi-potensi tersebut. diperlukan infrastruktur penunjang untuk skala desa terutama akses jalan dan sarana pendukung lainnya yang pada nantinya dapat juga dikembangkan menuju wisata alam dan kuliner serta agrotourism.

2.2.7 Potensi Agropolitan

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu lokasi kawasan pusat pertumbuhan dalam RPJMN 2015-2019 yang telah disepakati sebagai Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) tahun 2016. Hal ini tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Tabanan yang bertumpu pada sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sangat dominan melihat kondisi geografis dan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Tabanan. Adapun Kecamatan yang masuk dalam KPPN yaitu Kecamatan Kerambitan. Selemadeg Timur. Selemadeg. Selemadeg barat dan Pupuan.

Sebagaimana diketahui bahwa agropolitan merupakan kawasan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis yang mampu melayani dan mendorong kegiatan pembangunan

No. Kecamatan Jenis Produk Unggulan

1 Kerambitan Batu Padas. Kue Bendu

2 Kediri Bata Merah. Genteng Press. Kue Kelepon

3 Marga Batu Padas. Bedeg. Biting. Stil Bali. Tanaman Hias. Kacang

4 Baturiti Biting. Jajan Bali

(17)

pertanian di wilayah sekitarnya. Melihat uraian sebelumnya dari potensi masing-masing kecamatan. hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Tabanan memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi kawasan agropolitan.

Di samping padi yang menjadi produk unggulan pertanian di kesepuluh kecamatan di Kabupaten Tabanan. terdapat pula beberapa produk unggulan lainnya yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan menjadi ciri khas pada masing-masing kecamatan. Seperti misalnya produksi sayur-sayuran di Kecamatan Baturiti. coklat dan tanaman hias di Kecamatan Marga. padi merah di Kecamatan Penebel. kopi. kelapa. coklat dan buah-buahan di Kecamatan Selemadeg Timur. Selemadeg. Selemadeg Barat dan Pupuan.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032. adapun kawasan agropolitan Kabupaten Tabanan yang juga merupakan Kawasan Strategis Kabupaten Berdasarkan Kepentingan Pertumbahan Ekonomi yaitu :

1) Kawasan Agropolitan Baturiti; 2) Kawasan Agropolitan Pupuan; 3) Kawasan Agropolitan Penebel; 4) Kawasan Agropolitan Jatiluwih.

Dari potensi dari kawasan-kawasan tersebut. kiranya masih banyak memerlukan dukungan infrastruktur untuk menunjang keberhasilan kawasan agropolitan yang akan dibangun. Dari pusat-pusat pelayanan kawasan agropolitan ini perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan agribisnis dan agroindustri pasar khusus agro (hasil pertanian) dan terminal agribisnis. jalan serta pasar.

2.2.8 Potensi Minapolitan

Pengembangan kawasan berkonsep minapolitan di Kabupaten Tabanan tengah dilakukan dengan memfokuskan perhatian pada aspek wilayah. Di sebuah wilayah bisa dikembangkan sebuah usaha perikanan budidaya dari hulu hingga hilir karena konsep minapolitan itu menyatu. baik menyangkut wilayah maupun teknologinya. Pendekatan dalam konsep minapolitan menganut prinsip integrasi. efisiensi. kualitas. dan akselerasi. yang mana pengembangan kawasan minapolitan berada di daerah. maka KKP mensyaratkan enam hal pokok antara lain. adanya rencana strategis (rentra) dan alokasi APBD dan tata ruang.

(18)

target produksi 600 ton setiap tahun. Selain itu terdapat komoditas unggulan seperti udang galah. patin. nila.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan dalam mendukung program prioritas peningkatan ketahanan pangan sebagai agropolitan. di tahun 2012 juga telah menyusun Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Perikanan dan Detail Engenering

Design(DED) Minapolitan. Kawasan inti minapolitan ini adalah Kecamatan

Penebel dan Tabanan dengan delapan kecamatan lain sebagai kawasan penyangga. Produk unggulan yang telah dikembangkan adalah produk perikanan budidaya yaitu ikan nila untuk jenis nila gift. nila nirwana. nila gesit dan yang terbaru nila best. Selain ikan nila juga ikan lele (jenis lele dumbo dan lele sangkuriang). ikan mas (jenis majalaya). ikan gurami (jenis soan). udang galah. kodok lembu. dan ikan hias (jenis koi. koky bali. komet. barbir. dan plati).

Sentra dari kegiatan percontohan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya di Kabupaten Tabanan adalah Kecamatan Penebel dan Kecamatan Tabanan. Sedangkan delapan kecamatan lainnya hanya sebagai penyangga atau pendukung. Untuk mendukung infrastruktur dari program tersebut. Pemerintah Kabupaten Tabanan telah mengoperasikan pasar ikan dan rumah kemasan yang lokasinya berada di Terminal Tuakilang Kecamatan Tabanan.

Di samping infrastruktur utama minapolitan. diperlukan juga infrastruktur penunjang lainnya yang perlu dikembangkan untuk melengkapi kawasan agropolitan dan pendukungnya sehingga mampu memberikan kontribusi untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

2.2.9 Potensi Pariwisata

(19)

menjadikan Kabupaten Tabanan memiliki kekayaan obyek dan daya tarik wisata. baik wisata alam. sejarah. maupun wisata budaya.

Gambaran umum kepariwisataan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada; kawasan peruntukan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Tabanan. jumlah wisatawan yang berkunjung ke masing-masing kawasan pariwisata di Kabupaten Tabanan. Akomodasi wisata yang tersedia serta peranan sektor pariwisata dalam PDRB Kabupaten Tabanan.

Kawasan Peruntukan Pariwisata Kabupaten Tabanan

Kawasan peruntukan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Tabanan antara lain adalah berupa :

a. kawasan pariwisata;

b. kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK); dan c. daya tarik wisata (DTW).

Kawasan Pariwisata sebagaimana merupakan kawasan strategis provinsi meliputi Kawasan Pariwisata Soka seluas kurang lebih 1.065 (seribu enam piluh lima) hektar terdiri atas:

1. Desa Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat;

2. Desa Antap dan Desa Brembeng di Kecamatan Selemadeg; 3. Desa Beraban dan Desa Tegalmengkeb di Kecamatan

Selemadeg Timur; dan

4. Desa Kelating dan Desa Tibubiu di Kecamatan Kerambitan.

Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) di Kabupaten Tabanan terdiri atas:

1. Bagian dari KDTWK Bedugul-Pancasari di wilayah Kabupaten Tabanan seluas kurang lebih 412 (empat ratus dua belas) hektar meliputi Desa Candikuning dan Desa Batunya Kecamatan Baturiti; dan

2. KDTWK Tanah Lot seluas kurang lebih 252 (dua ratus lima puluh dua) hektar meliputi:

a) Desa Beraban. Desa Belalang. Desa Pangkung Tibah. Desa Pandak Gede. dan Desa Bengkel di Kecamatan Kediri; dan b) Desa Sudimara di Kecamatan Tabanan.

Daya Tarik Wisata (DTW) merupakan pusat-pusat kegiatan yang memiliki potensi sebagai daya tarik wisata terdiri atas:

(20)

Pasut terletak di Kecamatan Kerambitan; Pantai Beraban. Pantai Kelecung di Kecamatan Selemadeg Timur; Pantai Bebali. Pantai Bulungdaya. Pantai Soka. dan Pantai Bonian di Kecamatan Selemadeg; Pantai Batulumbang. Pantai Suwangaluh. Pantai lalanglinggah. dan Pantai Selabih terletak di Kecamatan Selemadeg Barat;

b. wisata alam meliputi Danau Beratan. Lembah Pacung. Yeh Panes dan Hutan Bambu Angseri di Kecamatan Baturiti; Alas Kedaton di Kecamatan Marga; Kawasan Jatiluwih. Yeh Panas Penatahan. Yeh Panas Belulang di Kecamatan Penebel; Kawasan Hutan Mekori. Air Terjun Pupuan di Kecamatan Pupuan; dan Waduk Telaga Tunjung di Kecamatan Kerambitan;

c. wisata petualangan meliputi treeking Jatiluwih. . treeking

Gunung Batukau. ATV ride. wisata bersepeda di Kecamatan Penebel. tracking di Kecamata Baturiti dan sebagainya;

d. desa wisata meliputi :

c) Desa Wisata Pinge Kecamatan Marga; d) Desa Wisata Belimbing Kecamatan Pupuan; e) Desa Wisata Jatiluwih Kecamatan Penebel; f) Desa Wisata Nyambu Kecamatan Kediri; g) Desa Wisata Kukuh Kecamatan Marga; h) Desa Wisata Beraban Kecamatan Kediri; i) Desa Wisata Sesandan/Sekartaji Tabanan; j) Desa Wisata Angseri Kecamatan Baturiti; k) Desa Wisata Wanasari Kecamatan Tabanan; l) Desa Wisata Yeh Gangga Kecamatan Tabanan; m) Desa Wisata Abian Tuwung Kecamatan Kediri; n) Desa Wisata Candi Kuning Kecamatan Baturiti; o) Desa Wisata Mengesta Kecamatan Penebel; p) Desa Wisata Biaung Kecamatan Penebel; q) Desa Wisata Tibubiu Kecamatan Kerambitan; r) Desa Wisata Kelating Kecamatan Kerambitan; s) Desa Wisata Kerambitan Kecamatan Kerambitan; t) Desa Wisata Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur; u) Desa Wisata Dalang Kecamatan Selemadeg timur; v) Desa Wisata Antap/Soka Kecamatan Selemadeg; w) Desa Wisata Wanagiri Kecamatan Selemadeg;

x) Desa Wisata Lalang linggah/Surabrata Kecamatan Selemadeg

y) Desa Wisata Pujungan Kecamatan Pupuan;

(21)

aa) Desa Wisata Mekarsari Kecamatan Baturiti;

bb) Desa Wisata Mayungan/Antapan Kecamatan Baturiti; cc) Desa Wisata Penatahan Kecamatan Penebel;

dd) Desa Wisata Munduk Temu Kecamatan Pupuan; ee) Desa Wisata Brembeng Kecamatan Selemadeg; ff) Desa Wisata Cau Tua Kecamatan Marga;

gg) Desa Wisata Tegal linggah Kecamatan Penebel; hh) Desa Wisata Rejasa Kecamatan Penebel;

ii) Desa Wisata Pesagi Kecamatan Penebel; jj) Desa Wisata Sangketan Kecamatan Penebel; kk) Desa Wisata Wangaya Gede Kecamatan Penebel; ll) Desa Wisata Tengkudak Kecamatan Penebel; mm) Desa Wisata Senganan Kecamatan Penebel; dan nn) Desa Wisata Babahan Kecamatan Penebel.

e. wisata bahari meliputi selancar air (surfing) di Pantai Soka di Kecamatan Selemadeg. Pantai lalanglinggah di Kecamatan Selemadeg Barat. Pantai Pasut dan Pantai Kelating di Kecamatan Kerambitan;

f. agrowisata meliputi Agrowisata Strawberry dan sayur di Candikuning Kecamatan Baturiti. perkebunan kopi di Pupuan Kecamatan Pupuan. agroindustri kakao di Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur. Agrowisata tanaman hias di Marga Kecamatan Marga. Agrowisata beras organik dan agrowisata beras merah di Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel;

g. wisata budaya meliputi Kawasan Pura Ulundanu Beratan di Kecamatan Baturiti. Kawasan Luar Pura Batukau. Pura Pucaksari di Kecamatan Penebel. Kawasan Pura Tanah Lot. Kawasan Pura Pekendungan di Kecamatan Kediri. Sarinbuana di Kecamatan Selemadeg. Puri Anyar. Puri Gede Kerambitan di Kecamatan Kerambitan;

h. wisata pendidikan dan penelitian meliputi Kebun Raya Bedugul di Kecamatan Baturiti. Museum Mandala Mathika Subak di Kecamatan Kediri . Taman Makam Pahlawan Margarana di Kecamatan Marga. dan Taman Kupu-kupu Wanasari di Kecamatan Tabanan;

i. wisata belanja meliputi Kawasan Tanah Lot. Kawasan Pasar Kediri di Kecamatan Kediri. Pasar Tradisional Tabanan di Kecamatan Tabanan. Kawasan Pasar Candkuning. Pasar Agro Baturiti. Kawasan Joger di Kecamatan Baturiti;

(22)

k. wisata sejarah meliputi Taman Makam Pahlawan Margarana Kecamatan Marga. Taman Makam Pahlawan Pancakatirta di Kecamatan Tabanan dan Kawasan Monumen Pahlawan Munduk Malang di Kecamatan Selemadeg Timur; dan

l. wisata kesenian meliputi Sanggar Tari Wratnala di Kecamatan Kediri. Puri Gede Kerambitan di Kecamatan Kerambitan. dan Gedung Kesenian I Ketut Maria di Kecamatan Tabanan.

Dari Daya Tarik Wisata (DTW) tersebut beberapa ada yang sudah berkembang. namun ada juga yang sedang berkembang dan belum berkembang. sehingga diperlukan infrastruktur pendukung untuk pengembangan kawasan-kawasan dimaksud. Sistem jaringan jalan di Kabupaten Tabanan terutama di jaringan jalan yang menuju atau yang menghubungkan antar kawasan wisata/daya tarik wisata belum secara optimal mampu melayani aksesibilitas kawasan. Terdapat jaringan jalan yang dalam kondisi rusak dan tidak mendapatkan penanganan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kondisi ini tentu saja dapat menjadi hambatan dalam pengembangan serta pelaksanaan aktivitas kepariwisataan di Kabupaten Tabanan.

Di samping akses jalan. yang tidak kalah pentingnya yaitu penataan kawasan wisata. dimana hal ini menyangkut seluruh aspek seperti fasilitas sanitasi meliputi persampahan. limbah dan penataan drainase. penataan pertamanan. penandaan dan juga fasilitas umum lainnya seperti tempat parkir. tempat berkumpul atau tempat pertemuan. tempat peristirahatan. sarana keselamatan. jalur tracking. serta sarana penunjang lainnya.

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1 Jumlah penduduk dan KK keseluruhan

(23)

Dari sisi kepadatan penduduk. Kecamatan Kediri memiliki dengan kepadatan tertinggi yaitu 1.461 jiwa per km2 kemudian diikuti Kecamatan Tabanan dengan tingkat kepadatan mencapai 1.371 jiwa per km2 sementara rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Tabanan hanya mencapai 534 jiwa per km2. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh faktor geostrategis. selain sebagai sebagai pusat perekonomian kedua kecamatan tersebut bersinggungan langsung dengan pusat Kabupaten Badung yang kita ketahui merupakan pusat ekonomi Bali. Secara rinci jumlah. distribusi. dan pertumbuhan penduduk dan KK keseluruhan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6 Jumlah. distribusi. dan pertumbuhan penduduk dan KK Keseluruhan di Kabupaten Tabanan Tahun 2016

Kecamatan

Tabanan 217.700 220.800 438.500 100

Sumber: BPS. Tabanan Dalam Angka. 2017

(24)

2.3.2. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

Berdasarkan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT), adapun penduduk miskin di Kabupaten Tabanan pada tahun 2016 mencapai 32.251 KK yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan di Kabupaten Tabanan. Adapun jumlah penduduk miskin tertinggi terdapat di Kecamatan Pupuan sebesar 5.174 KK yaitu sebesar 16,04 % dari total penduduk miskin di Kabupaten Tabanan. Sedangkan persentase terrendah yaitu di Kecamatan Selemadeg Barat sebanyak 2.152 KK yang mencapai 6,67%. Adapun jumlah penduduk miskin dan persebarannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Per Kecamatan Tahun 2016

Nomor Kecamatan KK Miskin

Berdasarkan PBDT Persentase (%)

1 Selemadeg 2.929 9,08

2 Selemadeg Timur 2.407 7,46

3 Selemadeg Barat 2.152 6,67

4 Kerambitan 2.418 7,50

5 Tabanan 2.901 8,99

6 Kediri 4.497 13,94

7 Marga 2.494 7,73

8 Baturiti 4.692 14,54

9 Penebel 2.587 8,02

10 Pupuan 5.174 16,04

Kabupaten Tabanan 32.251 100

Sumber: BPS, Tabanan Dalam Angka, 2017

2.3.3. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

Tahun 2014. jumlah penduduk yang tercatat dalam registrasi mencapai 448.033 orang. Jumlah tersebut meningkat sekitar 6 ribu jiwa jika dibandingkan dengan pencatatan registrasi tahun sebelumnya. Penduduk tersebut tersebar di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan. Dari 10 kecamatan tersebut. Kecamatan Kediri merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling banyak yaitu sebanyak 78.313 jiwa atau sekitar 17.48 persen dari total penduduk Kabupaten Tabanan. Kecamatan dengan persentase penduduk tertinggi kedua. berada di Kecamatan Tabanan dengan jumlah penduduk sebesar 70.509 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2012. persentase penduduk di Kecamatan Tabanan mengalami peningkatan sebesar 0.61 persen.

(25)

penduduk Kabupaten Tabanan serta proyeksinya per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

2014 2017 2020 2022 2014 2017 2020 2022 2014 2017 2020 2022

1 Selemadeg 5,592 5,902 6,144 6,222 16,327 17,228 17,936 18,162 21,919 23,130 24,080 24,384

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka. Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka. Tahun 2014 dan proyeksi

2.3.4 Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksinya adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Perkotaan dan proyeksinya untuk 5 tahun

No. Kecamatan

(26)

Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk suatu daerah antara lain kelahiran. kematian. perpindahan keluar. dan perpindahan kedalam. Selama tahun 2014 di Kabupaten Tabanan telah terjadi kelahiran sebanyak 8.273 jiwa. kematian 2.059 jiwa. jumlah penduduk yang datang sebanyak 22.282 jiwa dan jumlah penduduk yang pindah sebanyak 26.612 jiwa. Dan pada tahun 2014. di Kabupaten Tabanan tidak ada keluarga yang mengikuti program transmigrasi

2.3.5. Data Urbanisasi

Perpindahan penduduk dari desa ke kota atau lebih dikenal dengan urbanisasi merupakan salah satu masalah kependudukan di Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Tabanan. Peluang dan daya saing perkotaan demikian juga ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai merupakan beberapa penyebab dari adanya urbanisasi. Di Kabupaten Tabanan juga fenomena ini muncul namun tidak terlalu signifikan. Sampai dengan saat ini. belum pernah dilakukan pendataan terhadap fenomena urbanisasi ini dan belum terdapat data tentang urbanisasi di Kabupaten Tabanan.

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk Perkotaan dan proyeksinya Urbanisasi untuk 5 tahun

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk Perkotaan (jiwa)

2017 (*) Proyeksi Urbanisasi 2022

1 Selemadeg 5,902 -

2 Kerambitan 20,779 -

3 Tabanan 47,153 -

4 Kediri 63,756 -

5 Marga 19,303 -

6 Baturiti 18,717 -

7 Penebel 6,755 -

8 Pupuan 3,429 -

9 Selemadeg Barat 2,218 -

10 Selemadeg Timur - -

Jumlah 188,012 -

Sumber: Kabupaten Tabanan Dalam Angka. Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka. Tahun 2014 dan proyeksi

(27)

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL. EKONOMI DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan. angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Adapun PDRB Kabupaten Tabanan Menurut Lapangan Usaha. 2012-2016 (Persen) adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.11 PDRB Kabupaten Tabanan Menurut Lapangan Usaha 2012-2016 (Persen)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian.Kehutanan.dan Perikanan

23.70 23.45 22.52 23.04 23.03 B Pertambangan dan Penggalian

1.41 1.42 1.37 1.26 1.22

C Industri Pengolahan 5.65 5.65 5.67 5.97 5.90

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.08 0.07 0.08 0.09 0.10 E Pengadaan Air. Pengelolaan

Sampah.Limbah dan Daur Ulang

0.18 0.17 0.16 0.16 0.16

F Konstruksi 10.64 10.48 9.77 9.62 9.56

G

Eceran. Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

M.N Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan.

Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

(28)

PDRB Kabupaten Tabanan Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan terus mengalami peningkatan selama kurun waktu tahun 2012-2016. Ini menunjukan perekonomian Kabupaten Tabanan yang terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahunnya.

Namun jika dilihat dari struktur perekonomiannya. Kabupaten Tabanan tidak mengalami perubahan yang berarti. Terlihat dari masih besarnya dominasi kontribusi 2 sektor yaitu sektor pertanian dan sektor akomodasi dan makan minum. Sektor pertanian menjadi penyumbang kontribusi terbesar karena potensi alam di Tabanan yang merupakan hamparan lahan pertanian yang luas. Sektor akomodasi dan makan minum menjadi pemyumbang kontribusi PDRB terbesar kedua karena selain perputaran produksi makanan dan minuman untuk kebutuhan masyarakat Tabanan. juga disebabkan adanya industri pariwisata di Kabupaten Tabanan yang banyak menyediakan akomodasi dan konsumsi pariwisata.

Sebagai penyumbang kontribusi PDRB Kabupaten Tabanan yang cukup besar. selama kurun waktu tahun 2012-2016. sektor akomodasi dan makan minum sumbangannya mengalami peningkatan. Namun hal ini tidak terjadi pada sektor pertanian yang justru mengalami penurunan kontribusi. Penurunan kontribusi sektor pertanian ini harus diwaspadai karena selain hampir 40 persen masyarakat Tabanan bekerja di lapangan usaha pertanian. penurunan kontribusi sektor ini kedepannya dapat menyebabkan perekonomian masyarakat Tabanan bergantung dengan daerah lain. Gejolak harga komoditas pertanian jsutru tidak akan membawa dampak positif terhadap masyarakat. tetapi justru menimbulkan penurunan daya beli sebagian besar masyarakat Tabanan.

Selain sektor pertanian. beberapa sektor lainnya juga mengalami pertumbuhan negatif selama kurun waktu tahun 2012-2016 seperti sektor Industri Pengolahan. Pengadaan Air. Transportasi & Pergudangan. Jasa Perusahaan. dan Jasa Lainnya.

2.4.2 Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin Pendapatan per kapita

(29)

Tabel 2.12. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita, Kabupaten

Tabanan 2010-2016

U r a i a n 2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (7)

Nilai PDRB (Miliar

Rp)

- ADHB 9.325,34 10.353,60 11.470,35 12.967,30 15.065,93 17.202,96 18.769,93

- ADHK 2010 9.325,34 9.895,35 10.500,46 11.178,19 11.908,00 12.651,35 13.426,02

PDRB perkapita (Ribu Rp)

- ADHB 22.082,27 24.355,69 26.812,40 30.114,49 34.770,20 39.465,38 42.804,86

- ADHK 2010 22.082,27 23.277,71 24.545,26 25.959,57 27.482,11 29,023,51 30.618,06

Pertumbuhan

PDRB perkapita - 5,41 5,45 5,76 5,87 5,61 5,49

ADHK 2010

Jumlah penduduk 422,30 425,10 427,80 430,60 433,30 435,90 438,50

(000 org)

Pertumbuhan - 0,66 0,64 0,65 0,63 0,60 0,60

Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tabanan Menurut Pengeluaran 2010-2016

PDRB perkapita Kabupaten Tabanan atas harga berlaku tahun 2016 adalah sebesar Rp. 42.804.858.82. Dapat dikatakan bahwa rata-rata penghasilan penduduk Kabupaten Tabanan sebesar Rp. 3.567.071.57 setiap bulannya. Ini berarti kinerja ekonomi Kabupaten Tabanan sepanjang tahun 2016 tampaknya mengalami perbaikan seiring dengan semakin pulihnya kondisi keamanan yang merupakan faktor penting pendukung sektor pariwisata Kabupaten Tabanan.

(30)

Penduduk Miskin

Tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah bisa diukur dari tingkat kemiskinan dan indeks pembangunan manusia. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali sebanyak 196,71 ribu jiwa. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi adalah Kabupaten Buleleng, sedangkan Kabupaten Tabanan hanya memiliki 21.900 jiwa penduduk miskin di tahun 2016. Dari aspek pembangunan manusia, nilai IPM Kabupaten Tabanan sebesar 74,19. Nilai tersebut diatas nilai IPM Provinsi Bali sebesar 0,54 poin. Secara umum pertumbuhan IPM Kabupaten Tabanan naik perlahan. Tercatat nilai pertumbuhan sebesar 0,88% dari tahun sebelumnya.

Tabel 2.13

Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Tabanan Tahun 2012 s/d 2016

NO Jenis Data 2012 2013 2014 2015 2016

1. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 21.000 22.490 24.360 24.050 21.900 2. Persentase Penduduk Miskin (%) 4,90 5,21 5,61 5,52 5,00

Sumber : BPS Kabupaten Tabanan, Tabanan Dalam Angka 2017

Berkenaan dengan kesejahteraan soaial termasuk kemiskinan di Tabanan. masih ditemui sejumlah permasalahan sebagai berikut:

1. Akses masyarakat miskin mendapatkan pendidikan ketrampilan masih terbatas;

2. Sinergi program penanggulangan kemiskinan belum terjalin dengan baik.

3. Program kemiskinan yang bersifat umum tidak mampu menanggulangi/ mengurangi penduduk miskin sehingga dibutuhkan penanganan by name by addres dan by problem.

4. Validitas data kemisikinan masih rendah.

5. Masih terdapat 300-an rumah tidak layak huni yang masih dihuni oleh masyarakat miskin.

(31)

2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis (misal: topografi. geologi. klimatologi dll)

1. GAMBARAN TOPOGRAFI

Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 – 2.276 m diatas permukaan laut (dpl). dimana lahan tertinggi berada di puncak Gunung Batukaru. Topografi wilayah Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi yang relatif datar. di bagian tengah bergelombang. dan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan dimana terdapat beberapa gunung yaitu Gn. Batukaru (2.276 m). Gn. Sangiang (2.097 m). Gn. Pohen (2.055 m). dan Gn. Adeng (1.811 m). Sebaran lahan menurut ketinggiannya disajikan pada Gambar 2.2.

Ditinjau dari ketinggian lahannya. sebanyak 44.81 % atau 378.58 km2 lahan Kabupaten Tabanan didominasi oleh lahan bergelombang sampai berbukit yang berada pada ketinggian 100-500 m dpl. Lahan dengan ketinggian ini tersebar di hampir seluruh kecamatan. Lahan dataran rendah dekat pantai dengan ketinggian 0 – 25 m dpl luasnya 16.39 km2 atau 1.95 % tersebar pada kecamatan berpantai yaitu Kecamatan Selemadeg Barat. Selemadeg. Selemadeg Timur. Kerambitan. Tabanan dan Kediri. Lahan dataran rendah dengan ketinggian 25-100 m dpl luasnya 107.90 km2 atau 12.86 % juga tersebar di Kecamatan berpantai. Lahan dengan ketinggian 500 – 1000 dpl yang merupakan wilayah perbukitan luasnya 265.29 km2 atau 31.61 % tersebar di Kecamatan Selemadeg. Pupuan. Penebel. Baturiti. Selemadeg Barat dan Selemadeg Timur. Lahan dengan ketinggian diatas 1000 m dpl dengan luas 76.17 km2 atau 9.08 % tersebar di Kecamatan Pupuan. Selemadeg. Penebel dan Baturiti.

Ditinjau dari kemiringan lahan. sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan berada pada kemiringan lereng 15-40% yaitu luasnya 365.67 km2 (43.57%). tersebar luas terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng 2-15% dengan luas wilayah 249.61 km2 (29.74%) tersebar luas terutama di bagian timur. Lahan dengan kemiringan di atas 40% seluas 136.53 km2 (16.27%) terdapat di daerah pegunungan bagian utara dan sebagian di barat. Sedangkan lahan dengan kemiringan 0-2% seluas 10.43 km2 (10.43%) mendominasi daerah pantai. Peta kelerengan disajikan pada Gambar 2.3. sedangkan kondisi morfologi disajikan pada Gambar 2.4

(32)
(33)
(34)
(35)

2. GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai. danau. mata air tanah.

A. SUNGAI

Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS). yaitu :

1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100.82 km2. Daerah aliran sungai ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa Sudimara dan Pangkung Tibah.

2. Daerah aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135.76 km2. Semua daerah aliran sungai ini terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan Selemadeg Timur dan Kerambitan.

3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152.9 km2. Semua daerah aliran sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Surabrata. Desa Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat.

Gambar 2.5 Peta Sungai di Wilayah Kabupaten Tabanan

(36)

Tabanan.Tukad Yeh Matan (panjang 13.5 km) bermuara di perbatasan Desa Berembeng dan Tegalmengkeb. dan Tukad Yeh Otan (panjang 24.0 km) bermuara di Desa Antap.

Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru tiga sungai yang telah diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan melalui program penyadapan sungai yaitu Tukad Balian. Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian mempunyai debit aliran andal sebesar 380 lt/detik. Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan Tukad Sungi 430 lt/detik sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai tersebut adalah 1.010 lt/detik atau 31.85 juta m3/tahun (Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali. 2000).

Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur curah hujan yaitu penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Tabanan (Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan simulasi dan diperoleh curah hujan dalam bentuk Isohyet bulanan selama tahun 2004. Berdasarkan catchment area (CA) masing-masing sub SWS. maka dapat dihitung potensi air permukaan di Kabupaten. Total ketersediaan air permukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501 juta m3/tahun.

B. DANAU DAN WADUK

Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat danau yang ada di Provinsi Bali. yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul pada ketinggian sekitar 200 m dpl. memiliki luas permukaan air 3.85 km2 dan luas daerah tangkapan air 13.4 km2. Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12.8 m dan kedalaman maksimum 20 m. serta volume airnya 49.22 juta m3.

Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada tahun 2008 yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan waduk 81.50 km2. volume tampungan efektif 1.159.640 m3. dan luas genangan waduk 16.50 km2. Waduk ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai sumber air bersih.

C. MATA AIR DAN SUMUR GALI

Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali (2000). sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air. dengan debit 3.26 m3/dt atau 102.81 juta m3/tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22 buah dengan debit 14.3 lt/detik atau 450.965 m3/tahun.

D. POTENSI AIR TANAH

(37)

KEC

Kualitas tidak memadai untuk air bersih Kapasitas <2 lt/dt (tidak dikembangkan)

Gambar 2.6 Potensi Air Tanah di Kabupaten Tabanan

3. GAMBARAN GEOLOGI

Ditinjau dari sudut geologi berdasarkan Peta Geologi Bali (Purbo-Hadiwidjojo. 1971). wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi geologi yang beragam. seperti yang disajikan pada Gambar 4.7

Batuan tertua yang yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api Jembrana seperti Gunung Klatakan. Gunung Merbuk. dan Gunung Patas yang terdiri dari lava. breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir. Munduk. Tinggading hingga Surebrata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan. Batuan ini terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur yang terbentuk pada era Kwarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan. terutama daerah bagian Selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi batuan yaitu batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari kerucut–kerucut subresen Gunung Pohen. Gunung Sangiang. dan Gunung Lesong.

Jenis-jenis batuan menurut luasnya di wilayah Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :

a. Batuan Gunung Berapi Batukaru. luasnya 120.79 km2 / (14.39%).

b. Tufa endapan lahar Buyan. Beratan dan Batur. luasnya 453.57 km2 / (54.04%).

c. Batuan Gunung Pohen dan Gunung Sangiyang. luasnya 136.50 km2/ (16.26%).

d. Batuan Gunung Api Jembrana. Breksi. Tufa dari Gunung Klatakan dan Batuan

e. tergabung. luasnya 118.42 km2/(14.11%).

(38)

g. Formasi Palasari. luasnya 9.67 km2/(1.15%).

Berdasarkan formasi geologi di atas maka Kabupaten Tabanan merupakan wilayah yang subur untuk pertanian karena sebagian besar berupa endapan dari serentetan Gunung Api yang terletak di sisi bagian utara memanjang dari ujung barat sampai ujung timur wilayah Kabupaten Tabanan.

Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan uraian tanah tinjau (Bappeda Provinsi Bali. 2010) terdiri dari tanah alluvial. regosol. andosol dan latosol. gambaran persebarannya disajikan pada Gambar 4.8

(39)

Gambar 2.8 Peta Jenis Tanah

4. GAMBARAN KLIMATOLOGI

(40)

Pengaruh iklim. topografi dan pertemuan arus angin sangat mempengaruhi tingkat curah hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Tabanan. Disamping itu perbedaan suhu yang terjadi juga mempengaruhi tingkat curah hujan. Tingkat curah hujan yang terjadi pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Tabanan rata-rata sebesar 3.669 mm/tahun. dimana curah hujan terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan. Kecamatan Pupuan memiliki tingkat curah hujan yang paling tinggi sebesar 3.350 mm/tahun dan terendah di Kecamatan Baturiti sebesar 649 mm/tahun seperti disajikan pada Tabel 4.4

Tabel 2.14 Banyaknya Curah Hujan di Kabupaten Tabanan per Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Curah Hujan (mm)

1 Selemadeg 2.585

2 Kerambitan 3.371

3 Kediri 1.508

4 Baturiti 649

5 Penebel 3.221

6 Pupuan 3.530

7 Selemadeg Barat 1.730

8 SelemadegTimur 1.944

Total 17.465

Rata-rata 3.669

Sumber : Tabanan Dalam Angka 2014

(41)

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam

Berdasarkan data bencana di wilayah Provinsi Bali. tercatat ada 14 jenis peristiwa kebencanaan. Dari 14 jenis peristiwa kebencanaan tersebut. terdapat 10 jenis potensi bencana alam yaitu bencana gunung api. gempa bumi. banjir. angin topan. tanah longsor. kekeringan. wabah penyakit menular. hama tanaman. tsunami/gelombang pasang dan abrasi pantai. Kondisi geografi. topografi. oseanografi dan geologi Kabupaten Tabanan berpotensi terjadi bencana alam yang merupakan salah satu kombinasi dari gempa bumi tektonik. tsunami. angin topan/badai. banjir. dan tanah longsor. Beberapa garis pantai Kabupaten Tabanan dilihat dari tipologi pantai dan kondisi oseanografinya. rawan mengalami erosi/abrasi. Selain itu wilayah Kabupaten Tabanan juga terindentifikasi rawan terhadap bencana serangan hama tanaman. Kawasan yang tergolong rawan bencana alam di Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut:

Rawan Bencana Banjir

Kabupaten Tabanan secara umum termasuk wilayah yang tidak menghadapi masalah yang serius berkaitan dengan bencana banjir. Walaupun memiliki curah hujan yang tinggi dan sistem sungai yang banyak. namun Tabanan ditunjang oleh kapasitas tampung sungai dan daya resap tanah yang tinggi yang pada gilirannya akan mengurangi aliran permukaan.

Rawan Bencana Tanah Longsor

Bencana tanah longsor dapat disebabkan kondisi alam dan ulah campur manusia. Kondisi alam yang meningkatkan kerawanan terhadap bencana tanah longsor yaitu lahan dengan kemiringan tinggi. tekstur dan kedalaman solum tanah. vegetasi penutup lahan. sifat aliran air permukaan dan lain sebagainya. Sedangkan ulah campur tangan manusia antara lain pengusahaan lahan dan pembuatan bangunan pada lahan dengan kemiringan lereng yang tinggi. pembabatan vegetasi. penggalian bahan tambang dan lain sebagainya. Kawasan yang teridentifikasi rawan terhadap bencana tanah longsor di Kabupaten Tabanan menurut data Bapedalda Provinsi Bali (2003) adalah:

 Kecamatan Selemadeg Barat: di sepanjang jalan Dusun Delod Ceking Desa Lumbung Kauh sampai Dusun Auman Kaja Desa Mundeh Kauh.  Kecamatan Selemadeg: sepanjang jalan Dusun Pupuan Sawah sampai

Dusun Sawah Desa Wanagiri.

 Kecamatan Pupuan terdapat beberapa spot-spot daerah rawan longsor yaitu Dusun Munduk Gaing dan Kebon Jero Kauh di Desa Munduktemu. Dusun Kebon Kaja Desa Kebonpadangan sampai Dusun Padangan Kelod Desa Batungsel. Dusun Munduktemu Kelod Desa Munduktemu sampai Dusun Seleksek Desa Bantiran. Dusun Bantiran sampai Dusun Tibudalem Desa Pujungan serta daerah pinggiran hutan di Desa Sanda. Batungsel dan Pujungan.

(42)

 Kecamatan Baturiti: Dusun Abing Desa Batunya. Dusun Mandukandong Utara Desa Bangli sampai Dusun Pekarangan Desa Batunya. serta daerah lereng perbukitan sekitar Danau Beratan.

Rawan Bencana Gempa Bumi

Berdasarkan Peta Seismotektonik Regional Indonesia. secara umum wilayah Bali terletak pada jalur kegempaan dengan zona seismisitas tinggi. Kegempaan terekam pada magnitut 7.3 pada kedalaman 300 km terletak pada episenter sebelah timur laut Kota Denpasar. Sumber gempa masing-masing pada kedalaman 80. 40 dan 30 km dengan magnitut 6.7; 6.2 dan 6.0 (Subandono. 2000). Dengan demikian. di wilayah pesisir Kabupaten Tabanan bagian timur yaitu di Kecamatan Kediri termasuk kawasan rawan bencana gempa bumi (Satkorlak Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Provinsi Bali. 2004).

Rawan Bencana Tsunami

Bencana tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya merupakan suatu kawasan yang terletak pada daerah pertemuan tiga lempeng (triple junction plate convergence) yaitu lempeng Eurasia. lempeng Samudera Pasifik dan lempeng India-Australia yang masing-masing bergerak ke barat dan ke utara relatif terhadap Eurasia. Dengan demikian Bali merupakan daerah yang secara tektonik sangat labil dan termasuk salah satu pinggiran benua yang sangat aktif di muka bumi. Akibatnya. Bali merupakan salah satu kawasan yang mempunyai tingkat kegempaan yang tinggi di dunia (Arnold. 1986). Gempa-gempa tersebut sebagian berpusat di dasar Samudera Hindia. dan beberapa dapat memicu terjadinya gelombang laut besar yang disebut tsunami.

Wilayah Bali dan pulau-pulau Nusa Tenggara termasuk pantai-pantai yang rawan tsunami. Tingkat kerawanan bencana tsunami semakin meningkat pada pantai yang berbentuk corong atau teluk seperti kawasan pesisir sekitar Selat Badung dan Selat Bali. Menurut Subandono (2003). teluk-teluk merupakan tempat yang paling potensial terjadi tsunami. karena tempat-tempat ini topografi garis pantai cenderung menyempit sehingga mengakibatkan akumulasi dan terkonsentrasinya energi gelombang tsunami.

Bencana tsunami akibat gempa bumi di Jawa Timur tahun 1984 menimbulkan rayapan (run-up) tsunami dengan tinggi gelombang yang cukup tinggi yaitu maksimum 19.1 m dan berdampak di sepanjang pantai-pantai di Selat Bali dan Selat Badung. Dengan kondisi demikian. maka beberapa wilayah pesisir Kabupaten Tabanan termasuk rawan terhadap bencana tsunami. Akan tetapi tipologi pantai di Kabupaten Tabanan sebagian merupakan pantai bertebing terjal. maka kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami menjadi berkurang. Berdasarkan topografi dan tipologi pantai. kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami di Kabupaten Tabanan adalah Selabih sampai Mekayu (Kecamatan Selemadeg Barat). dan Yeh Gangga (Kecamatan Tabanan).

(43)

Erosi pantai merupakan salah satu yang digolongkan sebagai bencana alam karena tingkat kerugian yang ditimbulkan akibat erosi pantai sudah serius. Erosi pantai menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak kecil akibat hilangnya lahan-lahan pertanian milik masyarakat. rusaknya fasilitas umum seperti jalan. rusaknya bangunan dan pemukiman. rumah ibadah (pura) dan sekolah. fasilitas pariwisata (seperti hotel dan restoran). dan tempat rekreasi. Menurut data Bapedalda Provinsi Bali (2003). di Kabupaten Tabanan terdapat lima segmen pantai yang rawan erosi pantai yaitu pantai Selabih dan Mekayu. pantai Suraberata. Pantai Kelating. pantai Kedungu dan pantai Nyanyi.

a. Pantai Selabih dan Mekayu terletak di Desa Lalanglinggah. Kecamatan Selemadeg Barat rawan erosi kurang lebih 3.5 km. akan tetapi sebagian besar telah ditangani dengan tembok pantai. Fasilitas yang terancam meliputi jalan raya. rumah penduduk. tempat suci (pura) dan lahan pertanian. Faktor-faktor yang diperkirakan menyebabkan erosi pantai ini antara lain adanya pengambilan material pantai. gelombang badai dan terbatasnya masukan sedimen dari daratan.

b. Pantai Suraberata terletak di Desa Lalanglinggah. Kecamatan Selemadeg Barat rawan erosi lebih kurang 0.6 km. di mana fasilitas yang terancam adalah lahan pertanian dan obyek rekreasi/pariwisata. Faktor utama penyebab erosi pantai adalah gelombang badai dan terbatasnya suplai sedimen dari daratan ke laut.

c. Pantai Kelating terletak di Desa Kelating. Kabupaten Tabanan rawan erosi sepanjang lebih kurang 0.6 km. Fasilitas yang terancam akibat erosi pantai adalah lahan pertanian. Erosi pantai terutama terjadi di sebelah barat muara Tukad Yeh Kelating. Faktor penyebab selain karena pengaruh alam yaitu gelombang badai. juga dipengaruhi oleh pengambilan material pantai seperti pasir dan kerikil.

d. Pantai Yeh Gangga. Desa Sudimara. Kecamatan Tabanan. rawan erosi pantai sepanjang lebih kurang 0.3 km. di mana fasilitas yang terancam adalah tempat rekreasi dan pura suci (pura).

e. Pantai Kedungu terletak di Desa Pangkung Tibah. Kecamatan Kediri rawan erosi sepanjang lebih kurang 0.5 km. di mana tempat rekreasi dan tempat suci (pura) terancam.

f. Pantai Nyanyi terletak di Desa Beraban. Kecamatan Kediri rawan erosi sepanjang lebih kurang 0.5 km. Fasilitas yang terancam adalah tempat rekreasi.

Angin Topan

Angin topan biasanya terjadi bersamaan dengan datangnya musim penghujan dan pada musim pancaroba. Sebagian besar wilayah pesisir dan wilayah pegunungan Kabupaten Tabanan temasuk rawan terhadap bencana angin topan.

Sedangkan berdasarkan RTRW Kabupaten Tabanan. kawasan rawan bencana di Kabupaten Tabanan meliputi:

(44)

Kawasan rawan bencana tanah longsor seluas kurang lebih 582 (lima ratus delapan puluh dua) hektar sebarannya meliputi:

a. Kecamatan Kerambitan seluas kurang lebih 9 (sembilan) hektar;

b. Kecamatan Selemadeg seluas kurang lebih 120 (seratus dua puluh) hektar;

c. Kecamatan Pupuan seluas kurang lebih 168 (seratus enam puluh delapan) hektar;

d. Kecamatan Tabanan seluas kurang lebih 8 (delapan) hektar; e. Kecamatan Kediri seluas kurang lebih 7 (tujuh) hektar;

f. Kecamatan Marga seluas kurang lebih 14 (empat belas) hektar;

g. Kecamatan Baturiti seluas kurang lebih 127 (seratus dua puluh tujuh) hektar; dan

h. Kecamatan Penebel seluas kurang lebih 130 (seratus tiga puluh) hektar.

(1) Kawasan rawan gelombang pasang huruf b tersebar pada di sepanjang kawasan pesisir pantai di wilayah Kabupaten.

(2) Kawasan rawan abrasi pantai sebarannya berada pada kawasan pesisir pantai selatan sepanjang 35 (tiga puluh lima) kilometer di sepanjang pantai wilayah kabupaten.

(3) Kawasan rawan bencana banjir huruf d terdiri dari kawasan rawan bencana dengan potensi sedang dan kawasan rawan bencana potensi tinggi seluas kurang lebih 153 (seratus lima puluh tiga) hektar meliputi:

a. kawasan rawan bencana banjir dengan potensi sedang kurang lebih seluas 23 (dua puluh tiga) hektar sebarannya meliputi: 1. Kecamatan Kerambitan seluas kurang lebih 3 (tiga) hektar; 2. Kecamatan Selemadeg seluas kurang lebih 11 (sebelas)

hektar;

3. Kecamatan Tabanan seluas kurang lebih 2 (dua) hektar; dan 4. Kecamatan Kediri seluas kurang lebih 7 (tujuh) hektar. b. kawasan rawan bencana banjir dengan potensi tinggi kurang

lebih seluas 129 (seratus dua puluh sembilan) hektar sebarannya meliputi:

1. Kecamatan Kerambitan seluas kurang lebih 30 (tiga puluh) hektar;

2. Kecamatan Selemadeg seluas kurang lebih 65 (enam puluh lima) hektar;

3. Kecamatan Tabanan seluas kurang lebih 15 (lima belas) hektar; dan

(45)

2 .4 .5 . Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya (antara lain capaian pelayanan dan kualitas)

Isu strategis terkait pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Tabanan meliputi:

1. Isu strategis pengembangan permukiman

1) Panjang jalan kabupaten 860.96 km:

- Jalan Kabupaten dalam kondisi mantap : 411.113 km = 47.75 % - Jalan Kabupaten dalam kondisi rusak ringan dan berat : 449.835

km = 52.25 %;

2) Sektor pertanian yang merupakan sektor primer di Kabupaten Tabanan perlu didukung jalan produksi dan usaha tani yang memadai untuk meningkatkan aksesbilitas dan efisensi produksi;

3) Pemantapan jalan kabupaten yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan antar kecamatan dan antar desa . jalan menuju obyek pariwisata. tempat suci (khayangan jagat) dan kawasan strategis kabupaten;

4) Dukungan jalan desa. jalan usaha tani dan jalan produksi dalam mendukung lancarnya distribusi hasil pertanian masih kurang;

5) 12 (dua belas) jembatan dari 59 (lima puluh sembilan) jembatan yang ada di Kabupaten Tabanan dalam kondisi rusak berat dan ringan;

6) Belum meratanya pertumbuhan ekonomi wilayah karena kurangnya akses yaitu pada poros tengah (arah timur – barat ) di bagian utara wilayah kabupaten (Kec. Pupuan. Penebel. Baturiti). dan poros tengah (arah utara – selatan) di bagian barat wilayah kabupaten (Kecamatan Selemadeg Barat dan Pupuan);

7) Terdapat permukiman kumuh seluas 116.35 Ha di 18 lokasi permukiman kumuh di 15 desa dan 7 (tujuh) kecamatan

2. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Banyaknya gedung pemerintah dalam kondisi kurang representative; 2) Belum efektifnya penerapan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan

Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan pembentuan TABG;

3) Adanya moderinsasi yang mempengaruhi arsitektur tradisional

4) Menurunnya ketersedianya lahan/ruang untuk ketahanan pangan dan ruang terbuka hijau (RTH) publik;

3. Isu Prasarana Air Minum

1) Isu nasional : pencapaian akses air minum 100 % tahun 2019;

2) Isu Provinsi : Pengembangan penyediaan air baku sistem regional Sarbagitaku melalui pengembangan SPAM Ayung dan SPAM lainnya; 3) Cakupan Pelayanan air minum di Kabupaten Tabanan sampai dengan

Gambar

Tabel 2.1  Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan
Gambar 2.1  Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tabanan
Tabel 2.2 PDRB Kabupaten Tabanan Menurut Lapangan Usaha 2012-2016 (persen)
Tabel 2.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran akuntansi dasar kelas X Akuntansi Di SMK Gajah Mungkur

Jadi, perjanjian perkawinan yang ditandatangani oleh kedua calon mempelai, orang tua, saksi-saksi dari kedua belah pihak dan pengukuhan oleh Mantir Adat dan Damang Kepala Adat,

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya Keputusan

Kebutuhan akan bahan kimia di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, sejalan dengan berkembangnya industri PVC khususnya industri Vinil Chloride Monomer dimana produk

Alat ini tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh orang (termasuk anak-anak) dengan cacat fisik, indera atau kecakapan mental yang kurang, atau kurang pengalaman dan

A dan An.F dengan GEA dehidrasi sedang di Ruang Seruni RSUD Jombang tahun 2016 menggunakan 7 langkah varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi maka

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pemberian bokashi ela sagu berpengaruh nyata terhadap berat volume tanah, jenis

Persamaannya adalah rumus yang digunakan dalam menghitung sudut waktu matahari pada awal waktu-waktu salat tidak berbeda dengan metode kontemporer (ephemeris) karena kitab