• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kejadian Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Anak SD Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Kejadian Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Anak SD Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KEJADIAN M ALARIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK SD DI KAB UPATEN BOLAANG M ONGONDOW UTARA

Yayuk Anggriani L asari Ne lly Mayulu Franly Onibala

Progra m Studi Ilmu Ke perawatan Fakultas Kedokteran Univers itas Sa m Ratula ngi Ma nado

Email : yayuklasari@gmail.com

Abs tract: A nemia is the biggest public hea lth proble ms in the w orld, especia lly for women of reproductive age group. The preva le nce of anemia is high in all populations. On avera ge 50% of preschool childre n and 46% in school-age c hildren. 42% in women a nd in men 18% .50% iron ane mia anemia in genera l, while 46% study of ane mia due t o malaria infections bit late attracted the attention of academics and profess iona ls. Very se vere malaria l anemia deserves to be a major public hea lth proble m because of the large number of people who experience it. Based on the research done at once so support ive treatment of anemia. Research des ign using a cross sectiona l study des ign w ith the title Relationship With Genes is Ge nes is Malaria A nemia In Children Bolaang Bolaang SD in the North. Eleme ntary school pupil population is grade 1 to gra de 5 is represented by 3 sc hools fr om each distr ict. 2338 totaling 110 students, while the sample of respondents. The results s howed no c orre lation Genes is Genes is Ma laria Anemia In Childre n With SD Results of Chi Square (X2) at 95% confidence le vel indicates the value of p = 0.039. P-va lue is less than the value of α = 0.05 Preva lence of malaria in children conclusions SD of 8.2% and a 40% prevalence of ane mia There is a relationship betwee n the incidence of ma laria to a nemia in c hildre n in e leme ntary Bolaa ng Nor th Bolaa ng. Suggestions of this study can be used as input for ele mentary school students

Keywords : Malaria, A naemia

Abs trak: A nemia merupakan masalah kese hatan mas yarakat terbesar di dunia ter uta ma bagi ke lompok wanita us ia reproduksi. Prevalensi a nemia tinggi pa da semua populas i. Rata-rata 50% anak prase kola h dan 46% pa da anak usia sekolah. Pada wanita 42% dan pada laki-la ki 18%.50% anemia umumnya ane mia zat bes i, sedangkan 46% akibat infeksi Studi me nge na i ane mia malaria sedikit ter la mbat menar ik perhatia n para akade mis i dan professional. A nemia ma laria berat sangat pantas dija dikan sebagai masala h kesehatan masyarakat utama karena banyaknya jumla h ora ng yang mengala minya. Berdasarkan hal tersebut sehingga pene litian dila kukan sekaligus mendukung penanganan keja dian anemia. Desain pene litian mengguna kan rancangan Cross Sectional Study dengan judul H ubungan Kejadian Malaria Denga n Keja dian Anemia Pada Anak SD di Kabupate n Bolaa ng Mongondow Utara. Populas i ada la h murid Sekolah Dasar kelas 1 sampa i ke las 5 diwakili ole h 3 sekola h dari setiap kecamatan. Yang berjumlah 2338 murid se dangkan sampel 110 res ponden. Hasil pe nelitia n me nunjukan ada hubunga n Kejadia n Ma laria De ngan Keja dian Ane mia Pada A nak SD Hasil uji Chi Square (X2) pada tingkat kepercayaan 95% me nunjukkan nila i p = 0,039. Nila i p ini le bih kec il dar i nila i α = 0,05 kes impula n Prevalens i malaria pa da anak SD sebesar 8,2 % dan Preva lens i a nemia 40 %Terdapat hubungan antara kejadia n malaria terhadap ane mia pada Anak SD di Kabupate n Bolaang Mongondow Utara. Saran pene litian ini dapat di gunakan se bagai masukan bagi para siswa s iswi SD

Kata kunci : Malaria, Anemia PENDAHULUAN

Anemia merupakan masa lah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi.A nemia pada umumnya terja di di

seluruh dunia , terutama di negara berke mba ng dan pada kelompok sos io-ekonomi re nda h(Sthepen, 2011).

Prevalensi anemia tinggi pada semua populasi. Rata-rata 50% anak prasekola h dan

(2)

2 46% pada a nak usia se kola h. Pada wanita 42% dan pada la ki-la ki 18%.50% a nemia umumnya a nemia zat besi, seda ngkan 46% akibat infeks i(Clin, 2011).

Anemia di tandai dengan rendahnya kose ntras i hemoglobin (Hb) atau hematokrit nila i a mbang batas yang di sebabkan ole h rendahnya produksi se l darah merah dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit ( hemolis is) , atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisie nsi Fe berperan besar dala m ke ja dia n anemia , namun def isie nsi zat gizi la innya , kondis i non gizi dan kela inan genetik. Juga memainkan peran terha dap a nemia (Sthepen, 2011).

Anemia bukanla h satu kesatuan penyakit terse ndiri (disiase entity) tetapi merupaka n gejala berbagai macam penyakit dasar (underlyng disease). Penentua n penyakit dasar juga penting dalampenge lolaan kas us anemia , karena tanpa mengeta hui penyabab yang mendasari anemia tida k dapat diberikan tera pi yang tuntas pada kasus a nemia tersebut (Aru W. Sudoyo dkk, 2006).

Anak us ia sekolah merupakan sa la h satu kelompok yang sering terkena anemia karena pada masa ini anak mas ih da lam masa pertumbuha n dan mempunyai aktifitas yang tinggi(Ir iyanti, 2013).

WHO melaporkan bahwa populasi global yang mengalami ane mia se jak tahun 1993-2005 se banyak 1,62 milyar orang dengan prevale nsi tertinggi pada usia prasekolah yakni 47,4% dan wa nita hamil, 41,8%. Afrika dan Asia Tenggara merupaka n regio denga n resiko a nemia tertinggi(Nurhaedar, 2012)

Dala m Riset KesehatanDasar menyatakan bahwa pre va lensi anemia di Indones ia adalah 14,8% ,dengan je nis a nemia terbanyak ada la h anemia mikrositik hipokromik(60,2%). J ika dibandingka n antara anak-anak dan dewasa , anemia mikrositik hipokromik ini le bih besar propors inya pada ana k-ana k (70,1%),sedangkan pa da la ki-la ki dewasa 33,4%, dan pada wanita dewasa 59,9%. Anemia mikrositik-hipokromik, dapat ter jadi karena kekura ngan zatbesi, penyakit kronis tingkat lanjut, atau kerac unan timba l,

sedangkananemia normositik normokromik biasanya terjadi karena pe nya kit kronis (Ratih, 2012).

Berdasarkan beberapa has il penelitian di Sulawesi Utara , prevalensi anemia pada anak sekolah us ia 6-12 tahun sebesar 62,8% dan pada ta hun 2012 berdasarkan pene litian di Bolaang Mongondow pre va lensi anemia pada anak umur 10-15 ta hun sebesar 40%. Pada penelitian yang dila kuka n di Desa Minaesa Kecamatan Wori dite mukan ba hwa prevale ns i a nemia pada anak se kola h dasar sebesar 39,42% (Mokoginta , 2012).

Studi me ngena i anemia malaria sedikit ter la mbat menarik perhatia n para akademisi dan profess ional.Anemia malaria berat sangat pantas dija dikan sebaga i masa la h kesehatan mas yarakat uta ma karena banyaknya jumlah orang yang mengalaminya , dan nampaknya jumlah ini menja di semakin meningkat seiring terja dinya resiste nsi obat antimalaria.Perhat ian terha dap hal ini juga tela h didukung ole h data dar i penelitia n terbaru mengenai vaks in, yang menyataka n bahwa kera yang diimunisas i denga n antigen tahap eritrosit, dan yang te lah mendapatkan perlindungan dari infeksi akut, dapat mender ita a nemia berat se lama fase infeksi sub-a kut atau kronis. Lagipula , terjadi peningkata n kesadaran mengenai s ulitnya pengobatan yang me muaskan mela lui transfuse darah di luar pusat-pusat ahli pada kebanyakan daerah e nde mik sebagai akibat dari ter batasnya s upla i darah ya ng cepat dan aman (Nurhaedar, 2012).

Anemia ma laria berat lebih sering dite mukan pada daerah dengan penyebara n malaria yang tinggi dan sebagia n besar dite mukan pada anak-a nak. Prevalensi anemia yang didefinisikan sebaga i ka dar hematokrit (Hct) lebih tinggi dar i 0,33, pada daerah ende mik malaria di Afr ika, ber varias i antara 31% dan 91% pada anak-a nak dan antara 60% dan 80% pada wanita ha mil (Nurhaedar, 2012) Hubungan malaria dengan kejadia n anemia dise babkan hemolisis ole h parasit, hambatan terha dap eritropoes is , hambatan terha dap pelepasan retikulosit, pengaruh s itokin daner itrofa gos itosis

(3)

3 Cukup s ulit untuk menentukan jumlah kasus ane mia berat yang disebabka n oleh malaria se bagaimana defenisi WHO mengenai anemia malaria berat (ka dar haemoglobin [Hb] < 50 g/L [5 g/dL] ata u Hematokrit [Hct] < 0,15, dala m keadaa n adanya paras itemia > 10.000 per mikroliter [µL), dan sebuah la pisan darah yang normocytic) dapat menge luarka n propors i pert imbangan dari anak anemia berat yang memiliki apusa n darah negatif untuk parasit malaria tetapi merespon terhadap pengobata n antima laria. Kemungkinan akan sulit untuk menghubungka n ane mia dengan se bua h penyebab tungga l kare na penye bab a nemia malaria di daerah e ndemic biasanya kompleks dan def isiensi hematinin, s ifat genetic , dan infeks i berulang kesemuanya itu berkontribus i terhadap a nemia Namun demikia n, sebua h randomized placebo-controlle d trial profila ks is malaria da n suplementas i bes i pada ba yi, pada se bua h daerah ende mik, te lah memper ihatkan bahwa infeksi malaria merupa kan faktor etiologi utama yang mendasari terja dinya a nemia (Nurhae dar, 2012).

Mengingat daerah inimerupakan daerah yang baru berke mbang dan belum pernah dilakukan pene litia n, maka penulis tertarik mela kukan penelitian tentang hubunganke jadian ma laria terhadapke ja dia n

anemia padaana k SD di

KabupatenBolaangMongondow Utara. METODE PENELITIAN

Desain Penelitia n merupakan rencana penelitian yang disus un sedemikian rupa sehingga pene ltiti dapat memperoleh jawaban ter hadap pertanyaa n pene litian. Penelitia n ini merupakan pene litian Observasional A nalitik, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional Study (studi potong lintang), dimana semua data yang menyangkut varia be l pene litian diukur satu kali pada wa ktu yang bersamaan ( Setiadi, 2007)

Penelitia n ini dilaksanakan di Se kolah Dasar yang ada di Kabupate n Bolaang Mongondow Utara pada bula n Me i sampa i dengan J uni 2013. Populas i dalam penelitian ini ada la h seluruh murid Sekolah

Dasar di Ka bupaten BolaangMongondow Utara. Populas i target adalah murid Sekola h Dasar kelas 1 sampa i kelas 5 diwakili ole h 3 sekolah dar i setiap kecamata n. Yang berjumla h 2338 murid.

Jumla h populas i (N) = 2.388 murid, d= 0,1 se hingga diperoleh jumlah sampel sebanya k 100 murid. Kemudia n dita mba hka n 10% menjadi 110 murid.

Cara pengambilan sa mpel : 1). Pengambilan Sa mpel sekolah akan dila kukan secara Proposive sampling, 2). Penentuan jumlah sampe l setiap sekola h dila kukan dengan cara proportional sampling,3). Pengambila n sa mpel siswa setia p sekola h dila kukan secara simple random sampling (acak sederha na), 4). Pemberian kuesioner kepada orangtua siswa.

Kriteria penerimaan (Inklus i) : 1). Muridke las I sampa i ke las V , 2). Berse dia

menja di res ponden, 3).

Mendapatpersetujuan orang

tuadenganmengisi inform consent. Kriter ia penolaka n (Eks klus i) : 1). Murid yang mengundurka n diri menjadi responden da lam pe nelitia n, 2). Murid yang sakit saat penelitian, 3). Murid yang kurang respon terhadap orang lain.

Instrumen yang digunakan da la m penelitian ini terdiri dari: Kues ioner yang beris i identitas subjek penelitia n, Timbangan Digita l, A lat dan bahan pemeriksaan ane mia (A lat pemer iksaan kadar hemoglobin, Larutan reagen, Pipet, Tips 10µL berwarna kuning, Tabung serologi, Lanset, Kapas dibasahi alcohol 70%), 5. Alat dan bahan pemer iksaan parasit malaria (Torniquet, Disposable, Tabung EDTA, Kapas dibasa hi alcohol 70% , Pipet 25 µ).

Jenis data dala m penelitia n ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Teknis Analisa Data; Ana lis is U nivariat dila kukan untuk mengetahui dis tribusi frekuensi dan propors i mas ing-masing var iabe l yang dite liti. Adapun tujua n dar i ana lisis univariat ini a da lah : untuk me mperlihatkan/me mperje laskan distribusi data dari var iabe l ya ng ter lihat da la m penelitian. Ana lis is bivariat dimaksudkan

(4)

4 untuk menunjukka n uji hubungan antara var iabel independe n (Kecac ingan, Ma laria , Asupan zat gizi) dengan varia be l depende n (Anemia ). Analisis statistik menggunakan uji chi-square (x²)pada tingkat kema knaan 95% (α 0,05).

Etika Pe ne litian, Informed Concent (Persetujuan), informed consent, Anonimity (Tanpa Na ma ), dan Confidentialit.

HASIL PENELITIAN Karakteris tik Responden

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Anak SD Di

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Jenis Kelamin Jumlah % Laki- laki Perempuan 60 orang 50 orang 54.5 45.5 Total 110 100

Sumber: data primer

Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan

Umur Pada AnakSD Di Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara ( n =

110)

Umur Responden Jumlah % 6 - 8 tahun 9 - 10 tahun 11 - 12 tahun 5 Orang 65 Orang 40 Orang 4.5 59.1 36.4 Total 110 100

Sumber: data primer

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan

Umur Ayah Pada Anak SD Di

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Umur Ayah Jumlah %

20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun >50 tahun 4 Orang 59 Orang 41 Orang 6 Orang 3.6 53.6 37.3 5.5 Total 110 100

Sumber: data primer

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan

Umur Ibu Pada Anak SD Di

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Umur Ibu Jumlah %

20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun >50 tahun 13 Orang 65 Orang 28 Orang 4 Orang 11.8 59.1 25.5 3.6 Total 110 100

Sumber: Data primer

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan

Pendidikan Ayah Pada Anak SD di

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Pendidikan Ayah Jumlah % Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA DI/DIII DIV/S1/S2/S3 2 Orang 38 Orang 37 Orang 29 Orang 2 Orang 2 Orang 1.8 34.6 33.6 26.4 1.8 1.8 Total 110 100

(5)

5

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan

Pendidkan Ibu Pada Anak SD di

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Pendidikan Ibu Jumlah % Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA DI/DIII DIV/S1/S2/S3 1Orang 34 Orang 37 Orang 30 Orang 4Orang 4 Orang 0.9 30.9 33.6 27.4 3.6 3.6 Total 110 100

Sumber: data primer

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan

Pekerjaan Ayah Pada Anak SDDi

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Pekerjaan Ayah Jumlah % PNS Pegawai Sw asta Wirasw asta Petani Buruh/Tukang 3 Orang 4 Orang 32 Orang 70 Orang 1 Orang 2.7 3.6 29.1 63.7 0.9 Total 110 100

Sumber: data primer

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan

Pekerjaan Ibu Pada Anak SD di

Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara ( n = 110)

Pekerjaan Ibu Jumlah % PNS Pegawai Sw asta Wiraswasta Petani Lainnya (IRT) 6Orang 4Orang 13 Orang 36 Orang 51 Orang 5.5 0.9 11.8 32.7 49.1 Total 110 100

Sumber: data primer

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan

Pendapatan Keluatga Pada Anak

SD

di

Kabupaten

Bolaang

Mongondow Utara ( n = 110)

Pendapatan Keluarga Jumlah % ≤Rp. 500.000 Rp.500.000-1.000.000 > Rp. 1.000.000 56 Orang 44 Orang 10 Orang 50.9 40 9.1 Total 110 100

Sumber: data primer

Univariat

Tabel 10. Distribus iAnemia Pada A nak SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara ( n = 110) Anemia Jumlah % Anem ia Tidak anemia 44 66 40 60 Total 110 100

Tabel 11. D istr ibusiMa laria Pada A nak SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara ( n = 110) Malaria Jumlah % Positif Negatif 9 101 8,2 91,8 Total 110 100 Analis is Bivariat

Tabel 12. Distr ibusi Hubungan Ma laria Dengan Kejadia n Anemia Pada Anak SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara ( n = 110) Status Anemia Malaria Total P Positif Negatif N (%) N (%) Anem ia 7 3,6 37 40,4 44 0,039 Tidak Anem ia 2 5,4 64 63,4 66

(6)

6

PEMBAHASAN

Hubungan Malaria De ngan Kejadian Ane mia Pada Anak

Pada pene litian ini di temukan dari survey 110 sampel s iswa SD di Kabupaten Bolaa ng Mongondow Utara, di temukan 9 orang positif malaria da n 101 ora ng ne gatif malaria. Dan 44 orang positif a nemia da n 66 orang negatif anemia.

Nila i rata-rata dalam Ris kesdas 2007 Hb pada anak di bawah 14 tahun ada la h 12,67gr/dL, ada beberapa provinsi yang ada di bawah rata-rata nasional, namun Provinsi Sulawesi U tara tidak termas uk di dalamnya, pada penelitian kami terdapat 44 orang yang memiliki nilai Hb di bawa h rata-rata dan 66 orang yang me miliki nilai H b norma l atau di atas rata-rata.

Ma laria mas ih merupa kan masa lah kesehatan masyarakat di dunia , Pada penelitian ini dar i 110 sa mpel darah anak SD yang terambil, yang pos itif ter identifikas i pe nya kit malaria hanya 9 orang ana k, Penelitia n di A fr ika khusus nya pada anak balita, 85% me nyebabkan kematia n. WHO menyatakn bahwa pe nya kit malaria masih merupa kan penyakit yang teraba ikan karena tidak adanya data penelitian yang me nunja ng dan tera pinya memerlukan biaya yang tinggi. (Magalhaes a nd Mos quira, 2010)

Sos ia l dan e konomi menca kup penghas ila n, pekerjaan, pendidikan, ke luarga yang mas ih rendah menyebabkan pe nya kit infeksi ini mas ih umum di temui se perti pada pene litian ini rata-rata sos ia l ekonomi rendah di hasilkan bahwa penyakit malaria mas ih banyak di jumpai di negara berke mbang. Menurut WHO resiko terbesar berke mbangnya penyakit ma laria karena faktor ke miskinan.( Stratton, et a l, 2008)

Ma laria menyebabka n kematian 1 juta penduduk, seperti plasmodium palcifarum yang merupaka n s pes ies patologi ya ng me nyebabkan anemia berat dan kega galan jantung.Da lam pene litian ini dinyata kan bahwa mekanisme anemia yang terkait dengan ma laria dan menurunnya produksi se l-se l darah merah, mekanis me ini bekerja secara keseluruhan dan di pengaruhi oleh faktor umur, kehamila n. Kontrol malaria merupaka n cara yang s trategis untuk mencegah anemis. ( Ba layara jan, dkk, 2011)

Ma laria merupaka n penyakit menular yang disebabka n paras it (protozoa) dari genus

plasmodium yang dapat ditularkan mela lui gigitan nyamuk malaria betina (Anopheles sp) dan paras it tersebut berkembang bia k dala m sel darah merah manusia

Pada malaria terda pat anemia yang dera jatnya ter gantung pada s pes ies penye bab ma laria.Anemia terutama ta mpak je las pada Ma laria fa lc iparum dan ma laria kronis dengan pengha ncura n eritros it yang cepat dan hebat.Anemia bers ifat hemolitik, normokrom, dan normos itik. Pada serangan akut, kadar Hb turun secara mendada k.

Didala m se l darah merah (fase eritrositik /intraeritrositer) parasit akan berke mbang bia k sehingga menimbulkan kerusakan se l darah merah dan menga la mi lis is sehinga dapat me nyebabkan a nemia. A nemia yang ter jadi menimbulkan anok sia (tidak terdapat oksigen) pada jaringa n dan menimbulkan berbagai kela inan organ. Se la in itu, de mam yang tinggi juga akan semakin mengganggu s irkulas i darah yang menyebabkan statis pada otak serta penurunan s irkulas i pada ginja l, k ongesti sentrilobular dan degenarasi hati Hasil ana lis is menunjukka n dar i 110responde n, ya ng pos itif malaria dan terjadi anemia berjumlah 7res ponde n (3,6%) sedangkan yang pos itif malaria dan tidak me miliki status anemia berjumlah 2 responden (5,4%)responden yang negatif malaria tetapi me mliki status ane mia berjumlah 37 responden (40,4%) sedangkan responden yang negatif ma laria tetapi tidak terja di a nemia berjumlah 64 (60,6%).

Berdasarkan has il uji s tatistik menunjukkan nila i p = 0,039. Nila i p ini lebih kecil dar i nila i α = 0,05, menunjukkan bahwa terdapat hubungan a ntara ma laria dengan ke jadia n ane mia pada a nak SD di Ka bupaten Bolaang Mongondow Utara.

Simpulan Dari has il penelitian yang dila ksanakan di SD di Ka bupaten Bolaa ng Mongondow Utarapada bula n Me i sampa i Juni 2013 maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan a ntara kejadian malaria terha dap anemia pada Anak SD di Kabupate n Bolaa ng Mongondow Utara.

(7)

7

DAFTAR PUS TAKA

Aru W. Sudoyo, Ba mbang. S, Idrus. A, Marcellus. S, Siti. S. 2006. IlmuPenyakitDalamvol 3.Jakarta

:PusatPenerbitan IPD

FakultasKedokteranUmum I ndones ia Bala yarajan, Y, Ramakhris nan, E. Ozaltin, A.

H. Shanhar, S.V Subramamian, 2011, Anemia in low-oncome and middle-income countries Lancet, 378 : 3 Clin, J. 2011. The America n journal of Clinical Nutrition a jcn. nutrition. Org

Iriyanti, S. 2013.DeterminanKe ja dian Anemia PadaAnakSe kola hDasarStudi di Distr ikSentaniKa bupatenJayapura.http ://www. magi. undip.ac.id/index. php?o ption=com_conte nt&view=article& id =359:determinankeja diana nemia -pada-anak-sekola h-dasar-studi-di-distrik-sentani-ka

bupaten-ja yapura&catid=31:vers

i-indones ia&Itemid=43.D iakses 13 Maret 2013.

Mokoginta , 2012, Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Ke jadia n Anemia Pada Ana k Sekolah Dasar.Fa kultasKedokteran Progra m Studi IlmuKe perawatan univers itas Sa m Ratulangi.

Mega lhaes, N. S. S. and V. C. F. Mosqueira, 2010., Nanotechnology Appied to the treatment of Ma laria, Advanced Drug Delivery Rev. 62: 560-572

Nurhae dar, J. 2012. Anemia di Daerah Endemik Ma laria.http%3A% 2F% 2Fre pos itory. u nhas.ac.id%2Fbitstrea m%2Fhandle%2 F123456789%2F2500%2FANEMIA %2520DI% 2520DAERAH% 2520EN DEMIK%2520MALA RIA.doc%3Fse quence%3D1&ei=pN1JUYHAIZC0r Aft4CgAg& usg=AFQ jCNFjYfLcMfk

kPTuOVepZvE-Drw6Jag&bvm=bv.44011176,d. bmk. Diakses 20 maret 2013

Ratih, N. 2012. Anemia.

http://www.s lides hare.net/noer_ratih/a

nemia-15069222. D iakses 11 Maret 2013.

Setiadi, 2007.Konseppe nulisanrisetkeperawatan, graham ilmu. Yogyakarta

Stratton L, M. S, O’Neill, M. E Kruk. , M L. Be ll, 2008, Social sc ie nt& medic ine 67: 854-862

Sthepen, R. 2011. Gizi dan kesehatan masyarakat.jakarta : PT Ra ja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan  Jenis Kelamin Pada Anak SD Di  Kabupaten Bolaang Mongondow  Utara ( n = 110)
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan  Pekerjaan Ayah Pada Anak SDDi  Kabupaten Bolaang Mongondow  Utara ( n = 110)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan dokumen dan laporan dibuat secara manual, adanya penggabungan beberapa tagihan dalam satu tanda terima (faktur), tidak adanya tanggal jatuh tempo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh tingkat hunian hotel

Untuk itu peran profesionalisme guru dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar atau MI dapat terwujud salah satunya dengan pendekatan kontekstual pada peserta didik

Berdasarkan teori social information processing yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara partisipasi interaksi pendengar melalui social media online dengan

Judul : Pengaruh Hasil Belajar Mata kuliah Kapita Selekta Kimia Terhadap Kemampuan Penguasaan Materi Kimia SMA Dalam Menghadapi Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa

Apabila lokasi aliran sungai, mata air, dan sumur berdekatan dengan lapisan batubara maka pengambilan energi CBM akan mengurangi volume air karena dalam proses pengambilan CBM akan

Laporan Tugas Akhir ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Program Studi Diploma III Teknik Kimia, Fakultas