• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL. Oleh: EKO SATRIADI PUTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL. Oleh: EKO SATRIADI PUTRA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH JUMLAH WISATAWAN, TINGKAT HUNIAN HOTEL, JUMLAH OBJEK WISATA DAN RETRIBUSI OBJEK WISATA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Oleh:

EKO SATRIADI PUTRA 12090026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)

2

PENGARUH JUMLAH WISATAWAN, TINGKAT HUNIAN HOTEL, JUMLAH OBJEK WISATA DAN RETRIBUSI OBJEK WISATA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh

Eko Satriadi Putra1,Jolianis, S.Pd, ME2, Citra Ramayani, S. Pd, ME3

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat

Email : Ekosatriadiputra2017@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh tingkat hunian hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh jumlah objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh jumlah retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,20. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,41 > ttabel 0,05 (2,26), 2) terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat hunian hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,57. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,64 > ttabel 0,05 (2,26), 3) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh nilai koefisien sebesar 2,75. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,68 > ttabel 0,05 (2,26), 4) terdapat pengaruh yang signifikan antara retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir diperoleh nilai koefisien sebesar 0,37. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,52 > ttabel 0,05 (2,26), 5) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. dengan diperoleh nilai sebesar 151,98 > Ftabel 0,05 (3,41). Sedangkan berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R

square sebesar 0,98, artinya sebesar 98,00% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan

oleh variabel independen (jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata) sedangkan sisanya sebesar 2,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the number of tourists to the original income (PAD) South Coastal District, Influence of the hotel occupancy rate to revenue (PAD) South Coastal District, The influence of the number of attractions to revenue (PAD) South Coastal District, Influence Attraction amount of retribution against the original income (PAD) South Coastal District, Effect of number of tourists, hotel occupancy rates, the number of tours and attractions retribution against revenue (PAD) South Coastal District. The results of data analysis show that: 1) a significant difference between the number of travelers to the original income (PAD) South Coastal District, the value of the coefficient of 0.20. This figure is significant because tcount by 2.41> ttable 0.05 (2.26), 2) a significant difference between the hotel occupancy rate to revenue (PAD) South Coastal District, the value of the coefficient of 0.57. This figure is significant because the value thitung 2.64> ttable 0.05 (2.26), 3) a significant difference between the number of attractions to revenue (PAD) South Coastal District, the value of the coefficient of 2.75. This figure is significant because the value thitung 2.68> ttable 0.05 (2.26), 4) a significant difference between the levy attractions to revenue (PAD) Coastal District obtained coefficient value of 0.37. This figure is significant because the value thitung 2.52> ttable 0.05 (2.26), 5) a significant difference between the number of tourists, hotel occupancy rates, the number of tours and attractions retribution against revenue (PAD) South Coastal District. with values obtained Fhitung at 151.98> Ftable 0.05 (3.41). While the coefficient obtained by testing the R square value of 0.98, which means that 98.00% of the change in the dependent variable (income) can be explained by the independent variables (the number of tourists, hotel occupancy rates, the number of tours and attractions levy) while the rest at 2.00% is influenced by other variables not included in this study.

(3)

3

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar memanjang dari ujung barat Sabang sampai ujung timur Merauke sehingga sangat banyak tempat yang indah pemandangannya dan banyak mengandung nilai sejarah. Hal ini menyebabkan banyak mengundang wisatawan untuk berkunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Industri Pariwisata saat ini sudah menjadi tumpuan harapan pemasukkan bagi negara maupun daerah itu sendiri. Dengan berlakunya Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, maka setiap daerah semakin dituntut untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah melalui upaya peningkatan pendapatan asli daerah dengan memanfaatkan sumber-sumber penerimaan daerah dengan sebaik-baiknya.

Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Namun, jika perkembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam, yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya pendukungnya. Sumber daya yang dimaksud terdiri dari sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber daya manusia Wardiyanto dalam (Fitri, 2014)

Kabupaten Pesisir Selatan sebagai daerah otonomi terus berlangsung melakukan pembangunannya, seiring dengan perputaran waktu. Salah satu sektor yang saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Pesisir Selatan adalah sektor pariwisata. Hal ini disebabkan karena peran sektor pariwisata dianggap mampu memberikan sumbangan di bidang ekonomi dan sosial yang cukup berarti bagi kelangsungan dan kelancaran pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan. Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sumber devisa bagi negara. Sektor ini juga membuka kesempatan kerja atau kesempatan berusaha bagi masyarakat. Kegiatan kepariwisataan diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan, dengan pemasukkan devisa yang memadai. Sehingga pendapatan masyarakat yang berada disekitar kawasan wisata dapat meningkat atau membaik. Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta, peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Pengelolaan sektor kepariwisataan hendaknya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan maupun dari masyarakatnya sendiri agar tidak merusak alam sehingga bencana alam yang dapat merusak keindahan dari objek wisata itu dapat berkurang. Keragaman produk dan potensi pariwisata yang ada ditambah dengan tersedianya fasilitas penunjang pariwisata yang memadai seperti penginapan, fasilitas rekreasi, tempat dan atraksi wisata,

(4)

4 merupakan aset pariwisata yang besar dan

dapat menjadi faktor penunjang dalam

pengembangan industri pariwisata bagi kabupaten pesisir selatan.

Tabel 1: Sumbangan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan 2002 – 2015 (Rp.000)

No Tahun PAD keseluruhan Penerimaan Kontribusi (Rupiah) Pariwisata (Rupiah) (%) 1 2002 8.197.061,60 237.198,82 - 2 2003 9.851.406,96 247.178,82 4 ,20 3 2004 14.410.500,70 259.082,40 4,28 4 2005 11.764.098,04 268.431,15 3,61 5 2006 12.156.109,82 398.567,67 48,48 6 2007 9.374.481.23 238.196,34 -40,24 7 2008 16.377.994.16 447.471,12 87,86 8 2009 21.514.418,32 659.794,87 47,45 9 2010 25.621.920,41 775.735,06 17,57 10 2011 28.280.287.06 852.263,85 9,87 11 2012 40.254.534.89 876.212,87 2,81 12 2013 41.626.528.00 886.351,12 1,16 13 2014 39.699.821.74 1.112.237,01 25,48 14 2015 70.345.287.23 1.789.500,00 60,89

Sumber:(Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan, 2015)

Objek wisata harus dikelola secara baik dan profesional, yang akhirnya akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Jumlah tamu wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan terus bertambah selama kurun waktu lima tahun terakhir. Meningkatnya jumlah wisatawan macanegara pada tahun 2013 salah satunya dipengaruhi oleh adanya kegiatan tour de singkarak dimana Kabupaten Pesisir Selatan menjadi salah satu destinasi pertandingan balap sepeda antar negara ini. Hotel dan akomodasi memegang peranan penting untuk

meningkatkan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) ke lokasi pariwisata. Semakin banyak tempat peristirahatan, mempunyai kelengkapan dan nyaman untuk ditinggali oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata maka akan memungkinkan wisatawan untuk menginap maka akan meningkatkan kontribusi dari PAD sektor pariwisata. Wisata yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Wisata Alam, Wisata Bahari, dan Wisata Sejarah. Sektor pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan perlu ditingkatkan lagi, karena sektor ini pada dasarnya dapat menghasilkan devisa terbesar jika dapat dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang penting guna untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan

(5)

5 daerah. Pendapatan objek Pariwisata

adalah merupakan sumber penerimaan objek pariwisata yang berasal dari retribusi karcis masuk, retribusi parkir dan pendapatan lain-lain yang sah dari objek pariwisata tersebut.

KAJIAN TEORI

Menurut (Mardiasmo, 2002), pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Ahmad dalam (Antari, 2013), Juga menyebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut (Yani, 2002) Pendapatan Asli Dearah Merupakan Penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Menurut (Manurung, 2013) Pendapatan Asli Daerah Merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil purusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah seluruh pendapatan pajak maupun retribusi daerah yang termasuk sektor pariwisata (pajak meningkatkan pendapatan asli daerah dan pendapatan masyarakat pengelola obyek wisata (Rantetadung, 2012). (Khairunnisa, 2011) menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah yang selanjutnya disingkat PAD merupakan pendapatan daerah yang dapat digunakan oleh nasing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kepentingannya. Untuk mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berupaya

meningkatkan PAD yang salah satunya dengan penggalian potensi daerah.

Wisatawan adalah perjalanan ketempat lain yang sifatnya sementara dan tidak untuk mencari nafkah (Bakaruddin, 2009). Jadi menurut pengertian ini, semua orang melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting, perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Menurut Soekadijo dalam (Udayantini et al., 2015) jumlah wisatawan adalah sejumlah orang yang mengadakan perjalanan dan pergi kesuatu tempat yang akan di datanginya tanpa menetap ditempat yang didatanginya. Sedangkan mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang yang melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan sebagainya.

Tingkat penghuni kamar hotel adalah banyaknya malam kamar yang terjual dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%. Sedangkan tingkat penghuni tempat tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan 100%(Udayantini et al, 2015). Tingkat hunian kamar adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kasmar-kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Pengertian rasio occupancy merupakan tolak ukur keberhasilan hotel dalam menjual produk utamanya, salah satunya yaitu kamar (Vicky,Hanggra) dalam (Windriyaningrum, 2013). Pada jurnal yang berjudul Menggali Sumber PAD Melalui Pengembangan Industri Pariwisata dalam (Windriyaningrum, 2013) yang ditulis oleh Barudin menyatakan bahwa ketika jumlah kamar hotel yang tersedia memadai, maka jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat dan semakin banyak pula permintaan terhadap kamar hotel. Saat hotel tersebut terasa nyaman untuk disinggahi, mereka akan semakin nyaman untuk tinggal lebih lama lagi.

(6)

6 Menurut Mursid dalam

(Windriyaningrum, 2013), Objek Wisata merupakan Potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka objek wisata harus dirancang dan bangunan atau dikelola secara Profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Pendapatan objek pariwisata adalah merupakan sumber penerimaan obyek pariwisata yang berasal dari retribusi karcis masuk, retribusi parkir, dan pendapatan lainnya yang sah berasal dari objek pariwisata tersebut. Menurut (UU No.34, 2000) tentang perubahan UU. No. 18 tahun 1997 bahwa pajak daerah dan retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah da Pembangunan Daerah. Retribusi dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang atau badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah daerah memberikan jasa pelayanan atau perijinan tertentu yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi. Perbedaan mendasar antara pajak dan retribusi adalah letak pada timbal balik langsung. Pada pajak tidak ada timbal balik langsung kepada para pembayar pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal balik langsung kepada para pembayar pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal balik langsung dari penerima retribusi kepada penerima retribusi. Menurut kamus ekonomi dalam (Adelina, 2012) Kotribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

1. Jumlah Wisatawan diduga berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Tingkat Hunian Hotel diduga berpegaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Jumlah Objek Wisata diduga berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan.

4. Retribusi Objek Wisata diduga berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Pesisir Selatan.

5. Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian Hotel, Jumlah Objek Wisata dan Retribusi Objek Wisata diduga berpengaruh secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Menurut (Arikunto, 2014:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata dan retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan.

Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, (2013:207) analisis deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang akan dilakukan diteliti dalam penelitian tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengambarkan apa yang ditemukan pada hasil penelitian dan memberikan informasi

(7)

7 sesuai dengan yang diperoleh di lapangan,

dengan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase terdensi sentral dan dispersi serta memberikan interpretasi terhadap analisis tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,98, artinya sebesar 98,00% perubahan pada variabel dependen (pendapatan asli daerah (PAD)) dapat dijelaskan oleh variabel independen (jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, retribusi objek wisata) sedangkan sisanya sebesar 2,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Uji Hipotesis Hasil Uji t

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka hal tersebut dapat dijelaskan hipotesisnya sebagai berikut :

a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan (X1) terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) (Y)

Untuk variabel jumlah wisatawan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,20. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,41 >

ttabel 0,05 (2,26) dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika jumlah wisatawan naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik

sebesar 0,20 untuk setiap satuannya.

b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hunian hotel (X2) terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) (Y)

Untuk variabel tingkat hunian hotel diperoleh nilai koefisien sebesar 0,57. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,64 >

ttabel 0,05 (2,26) dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hunian hotel terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika tingkat hunian hotel naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,57 untuk setiap satuannya.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh signifikan antara jumlah objek wisata (X3) terhadap pendapatan

asli daerah (PAD) (Y)

Untuk variabel jumlah objek wisata diperoleh nilai koefisien sebesar 2,75. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,68 >

ttabel 0,05 (2,26) dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika jumlah objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 2,75 untuk setiap satuannya.

d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh signifikan antara retribusi objek wisata (X4) terhadap pendapatan

asli daerah (PAD) (Y)

Untuk variabel retribusi objek wisata diperoleh nilai koefisien sebesar 0,37. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar

2,52 > ttabel 0,05 (2,26) dengan

demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara retribusi objek wisata terhadap

(8)

8 pendapatan asli daerah (PAD) di

Pesisir Selatan. Artinya jika retribusi objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,37 untuk setiap satuannya.

Hasil Uji F

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel 19 diatas, diperoleh nilai sebesar 151,98 > F tabel 0,05 (3,41). Artinya terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel jumlah wisatawan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,20. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,41 > ttabel α 0,05

(2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika jumlah wisatawan naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,20 persen.

2. Variabel tingkat hunian hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,57. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,64 > ttabel α 0,05

(2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hunian

hotel terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika tingkat hunian hotel naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,57 persen.

3. Variabel jumlah objek wisata berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 2,75. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,68 > ttabel α 0,05

(2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. artinya jika jumlah objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 2,75 persen.

4. Variabel retribusi objek wisata berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,37. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,53 > ttabel α 0,05

(2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara retribusi objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. artinya jika retribusi objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 2,37 persen.

5. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata memperoleh nilai sebesar 151,98 > Ftabel 0,05 (3,41). Artinya

terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di

(9)

9 Pesisir Selatan. Sedangkan

berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R square sebesar 0,98, artinya sebesar 98,00% perubahan pada variabel dependen (pendapatan asli daerah (PAD)) dapat dijelaskan oleh variabel independen (jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata) sedangkan sisanya sebesar 2,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang ditujukan kepada :

1. Pemerintah Pesisir Selatan agar mampu meningkatkan jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata yaitu dengan cara meningkatkan fasilitas yang ada di tempat objek wisata mulai dari kebersihan, kenyamanan, dan kebersihan agar para wisatawan merasa nyaman saat berasa ditempat tersebut, selanjutnya pemerintah harus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan dan juga diharapkan kepda masyarakat tersebut agar melayani wisatawan dengan ramah dan meningkatkan rasa kekeluargaan agar para wisatawan akan merasa nyaman untuk bertahan lama di tempat tersebut, dan juga para wisatawan akan tertarik untuk datang kembali ketempat tersebut pada suatu waktu nanti. 2. Dengan Banyaknya Jumlah

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang berada di

Pesisir Selatan, maka pemerintah kabupaten pesisir selatan harus bisa meningkatkan daya tarik objek wisata, dengan adanya penelitian ini maka bisa sebagai pedoman dan acuan bagi pemerintah sehingga dapat menaikkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Untuk menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat bahwa apabila semakin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan maka akan memungkinkan mereka untuk menginap di Hotel atau penginapan, sehingga penelitian ini dapat memberikan pemerintah dan masyarakat inspirasi bagaimana cara mengelola dan membangun penginapan yang ramah lingkungan, lengkap, tenang, dan murah. Sehingga wisatawan betah untuk menginap berlama-lama yang pada akhirnya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

4. Peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang akan meneliti tentang pendapatan asli daerah (PAD) pada tempat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel yang lain dari jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, dan jumlah objek

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Adelina, R. (2012). Analisis Efektif dan

Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) terhadap

Pendapatan Daerah di Kabupaten Gresik. Universitas Negeri Surabaya.

Antari, N. L. S. (2013). Peran Industri pariwisata Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar. Jurnal Perhotelan Dan

Pariwisata, 3(1), 35–45.

http://doi.org/10.1017/CBO97811074 15324.004

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (p. 32). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bakaruddin. (2009). perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan (p. 13). padang: UNP Press.

Cahyadi,2013. Pengaruh Pajak Industri Pariwisata dan Retribusi Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di 12 Provinsi riau tahun 2009-2013.

Fitri, D. (2014). Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Pesisir Selatan.

Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 20 (p. 160). Semarang: Universitas Diponogoro.

Irianto, A. (2004).Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta: Prenada Media Group.

Khairunnisa. (2011). PAJAK HOTEL

DAN PAJAK RESTORAN

SEBAGAI SUMBER

PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) ( STUDI KASUS : KOTA BANDUNG ). Jurnal Perencanaan

Wilayah Dan Kota, 22(3), 227–244.

Manurung, E. T. (2013). Perbandingan Kontribusi Industri Pariwisata dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Bandung dan

Jember, 11.

Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen keuangan Daerah.

Nengdi, Depitri Silvia. Analisis Dampak Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pesisir Selatan Periode 2000-2012. Pertiwi, N. L. G. A. (2014). Pengaruh

Kunjungan Wisatawan, Retribusi Obyek Wisata dan PHR Terhadap PAD Kabupaten Gianyar. E-Jurnal

EP Unud, 3(3), 115–123.

Pleanggra, F. (2012). Analisis Pengaruh Jumlah Obyek Wisata , Jumlah Wisatawan dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Retribusi Obyek Pariwisata 35 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah, 22.

Rantetadung, M. (2012). Analisis Pengaruh Dukungan Pemerintah dan Kunjungan Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Nabire. Jurnal Agroforestri, VII(1), 25–32.

Sari, R. Y. (2014). Pengaruh Tingkat

Hunian Hotel, Jumlah Wisatawan, dan jumlah Objek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Padang tahun 2003-2012. STKIP PGRI

SUMBAR.

Suandy, E. (2011). Hukum Pajak (pp. 236–237). Yogyakarta: Salemba Empat.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS (p. 75). Yogyakarta.

Susanti, D. (2014). Analisis Sektor

Pariwisata Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Di

Kabupaten Solok Tahun 2000-2014.

STKIP PGRI SUMBAR.

Udayantini, K. D., Bagia, I. W., & Suwendra, I. W. (2015). Pengaruh Jumlah Wisatawan Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di Kabupaten

(11)

11 Buleleng Periode 2010-2013.

E-Journal Bisma Universitas

Pendidikan Ganesha, Jurusan

Manajemen, 3(1).

Windriyaningrum, L. A. (2013). Pengaruh

Tingkat Hunian Hotel, Jumlah

Wisatawan, Dan Jumlah Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Kudus Tahun 1981-2011. Semarang.

Yani, A. (2002). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia (p. 39). Jakarta: PT. Ratu Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1: Sumbangan Sektor Pariwisata Terhadap  Pendapatan Asli Daerah Kabupaten      Pesisir Selatan 2002 – 2015 (Rp.000)

Referensi

Dokumen terkait

kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan dan/atau kerugian harta

Hijau 1 Minggu X setelah Pentakosta (Santo Petrus Dirantai) (Santo Paulus, R) (Para Kudus dari Makabe, Mm) Putih 2 Santo Alfonsus Maria de Liguori, UAD (Santo Stefanus I, PM) Merah

Metodelogi penulisan yang digunakan yaitu dengan Penerapan ilmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan kemudian diolah dengan perbandingan studi literatur yang diperoleh

Komposisi jenis burung yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis burung yang dijumpai pada empat lokasi pengamatan yang berbeda yaitu hutan primer, hutan

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Karang Transplantasi Jenis Acropora humilis (DANA 1846), Acropora brueggemanni (BROOK 1893), dan Acropora austera (DANA 1846)

Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia bidang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia berwawasan chemoedutainment dengan eksperimen menggunakan laboratorium virtuil

This research was aimed at finding out the correlation between Indonesian passive voice mastery and English passive voice mastery of the third semester of English