• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spiritualitas dan Kesejahteraan Psikologis Pada Abdi Dalem Punokawan Ngayogyakarta Hadiningrat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spiritualitas dan Kesejahteraan Psikologis Pada Abdi Dalem Punokawan Ngayogyakarta Hadiningrat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

PADA ABDI DALEM PUNOKAWAN

NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

1 2

Nulat Anggung Wasesa , Indriyati Eko Purwaningsih Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

1

nulatanggungwasesa@gmail.com

Kronologi Naskah:

Naskah Masuk 30 Agustus 2018, Revisi 20 September 2018 Diterima 27 September 2018

Abstract. This research aims to describe the correlation between spirituality and psychological well-being of Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarto. The subject of this research was Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarto. There were 150 subjects. The sampling technique was cluster random sampling. Data collection methods used the scale of spirituality and psychological well-being. The method of analysis used in this study is Product Moment Correlation. The results of this research are: the scale number between spirituality correlation coefficient and psychological well-being of Abdi Dalem Punokawan indicated by the value r = 0.822 and p = 0.000 (p<0.05). Based on the results, there were a positive correlation between spirituality and psychological well-being of Abdi Dalem Punokawan. If the spirituality is higher, the psychological well-being will be higher too. The spirituality contributes 67.56% while 32.44% influences by the other variables.

(2)

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarto.Subjek penelitian ini adalah Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarto.Keseluruhan subjek yang terlibat berjumlah 150 abdi dalem. Teknik Pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala spiritualitas dan kesejahteraan psikologis.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment. Hasil analisis data diketahui besarnya koefisien korelasi spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan menunjukkan nilai r = 0.822 dengan p = 0.000 (p<0.05). Berdasarkan hasil korelasi tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan.Artinya semakin tinggi spiritualitas maka semakin tinggi kesejahteraan psikologisnya, Spiritualitas memberikan sumbangan sebesar 67.56% sedangkan 32.44% berasal dari variable lain diluar variable yang diteliti.

Kata kunci:Abdi dalem, kesejahteraan psikologis, spiritualitas

Kesultanan Yogyakarta merupakan salah satu kerajaan Islam di tanah Jawa yang masih bertahan hingga sekarang. Kesultanan Yogyakarta menjadi sosok kerajaan yang berdiri kuat di tengah desakan moderenisasi di era globalisasi. Ngayogyakarta Hadiningrat adalah nama yang di pilih pangeran Mangkubumi, seorang bangsawan mataram untuk kerajaan yang baru di dirikan pada tahun 1755. Nama Ngayogyakar ta Hadiningrat mengambarkan sebuah daerah yang aman dan tenteram. Menurut Haryanto (2013) Kraton Yogyakarta merupakan sebuah komplek bangunan tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono dan para kerabatnya (Sentono dalem), kemudian lingkungan sekitar kraton yang di sebut Kutanagara sekarang di sebut Negara atau Negeri.

Sampai saat ini Kraton Yogyakarta mempunyai peranan penting sebagai faktor penentu dalam dinamika kehidupan masyarakat Yogyakarta.Kraton Yogyakarta juga menjadi salah satu simbol identitas masyarakat Jawa pada umumnya dan masyarakat Yogyakarta pada khusunya. Identitas ini berupa sistem kultur yang meliputi: cara penghadiran diri atau reprentasi, pemaknaan dan penghayatan hidup, cara pandang hidup dan nuansa kehidupan

(3)

batin (Haryanto, 2013). Sistem pemerintahan di kerajaan kekuasaan berada di tangan golongan aristokrat yaitu Raja, Kerabat Raja, dan Golongan birokrat atau abdi dalem.

Abdi dalem merupakan orang yang mengabdikan dirinya kepada kraton dan raja. Abdi dalem berasal dari dua kata yaitu “Abdi” yang merupakan kata dasar dari mengabdi yang berarti pekerjaanya mengabdi kepada raja dan kata “dalem” artinya dawuh atau perintah, sehingga abdi dalem mempunyai arti makna seseorang yang mengabdi perintah dari raja.Abdi Dalem Kraton Yogyakarta dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: Punakawan dan Kaprajan (Sudaryanto, 2008; Jati 2012; Hadiwijoyo 2014; Haryanto 2014).

Lebih lanjut Sudaryanto (2008), abdi dalem Punakawan merupakan abdi yang berasal dari kalangan masyarakat umum. Abdi Dalem Punokawan adalah tenaga operasional yang menjalankan tugas keseharian di dalam kraton, Abdi Dalem Keprajan adalah mereka yang berasal dari TNI, Polri, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diterima dan diangkat sebagai Abdi Dalem. Pada umumnya Abdi Dalem Keprajan adalah orang-orang yang telah memasuki masa pensiun kemudian mendarmabaktikan waktu, ilmu dan tenaganya untuk membantu keraton secara suka rela.Tugas dari abdi dalem tersebut adalah mangabdi sepenuhnya pada Kerajaan dan pada Raja. Abdi dalem bukanlah sepenuhnya menjadi pembantu atau pelayan di wilayah karaton, abdi dalem juga menerima hak-haknya yang di beri nama gaji atau kekucah.

Abdi dalem karaton menjalankan perintah dari raja yang dalam bahasa Jawa sering di sebut ngemban dhawuh dalem. Abdi dalem Ngayogyakarta juga melakukan pekerjaan bukan hanya ingin mendapatkan gaji saja, tetapi lebih mementingkan kepada pencari ketentraman dan ketenangan hati sehingga akan menimbulkan kebahagiaan yang di sebut kesejahteraan psikologis atau “Psychological Well-Being

Konsep kesejahteraan psikologis sesuai dengan pendekatan baru yang muncul dalam dunia psikologi, yaitu pendekatan psychology positive. Menurut Seligman dan Csikszentmihalyi (2000), tujuan dari pendekatan psikologi positif

(4)

ini adalah untuk mengubah fokus ilmu psikologi dari yang hanya terpaku dalam perbaikan hal-hal buruk menjadi berfokus pada pemaksimalan kualitas positif yang dimiliki manusia. Para pakar psikologijuga menyebutkan bahwa dalam dekade terakhir ini psikologi telah memperhatikan tema pencegahan, juga menekankan bahwa bidang ilmu psikologi bukan hanya mempelajari penyakit, kelemahan, dan kerusakan, tetapi juga mempelajari kekuatan dan keutamaan.

Kesejahteraan psikologis merupakan realisasi dan pencapaian penuh dari potensi individu dimana individu dapat menerima kekurangan dan kelebihan dirinya, mandiri, mampu membina hubungan positif dengan orang lain, dapat menguasai lingkungannya dalam arti memodifikasi lingkungannya agar sesuai dengan keinginannya, memiliki tujuan hidup, serta terus mengembangkan pribadinya Ryff (1989). Dalam konteks perilaku, Huppert, Baylis, dan Keverne (2005) menyebut kesejahteraan psikologis akan nampak pada cara individu bersikap dan penampakan emosi positif dalam hidupnya.

Ryff (1995) juga mendefinisikan dalam aspek-aspek kesejahteraan psikologis sebagai keadaan dimana seseorang memiliki evaluasi positif atas dasar diri dan masa lalunya, ketepatan diri, hubungan yang berkualitas dengan orang lain, kemampuan untuk mengatur kehidupan dan lingkungan di sekitarnya, pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan sebagai seorang pribadi, serta kepercayaan bahwa hidupnya memiliki tujuan. Selain itu untuk memperoleh kesejahteraan dalam kehidupandipengaruhi beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial dan ekonomi, kepribadian, budaya atau spiritualitas dan keadaan fisik Ryff (1995).

Semua hal tersebut merupakan tujuan dalam kehidupan manusia yaitu mencari kebahagiaan, mencari kesejahteraan kehidupan, tidak terkecuali pada abdi dalem Ngayogyakarta, seperti halnya abdi dalem Yogyakarta juga mencari kesejahteraan psikologis dengan menjalankan atau mencapai salah satu yang mempengaruhi dalam kesejahteraan kehidupan tetapi pada kenyataannya tidak semua abdi dalem mempunyai titik maksimal

(5)

kesejahteraan psikologis seperti hasil wawancancara terhadap salah satu abdi dalem punokawan yogyakarta mengatakan

“Kalau dikatakan sejahtera ya sejahtera mas kita, walaupun saya sering mengatakan penghasilannya sangat kecukupan tetapi ya di cukup cukupkan walaupun kurang cukup karena hanya dikit, namung saget ikhlas lan nrimo supados mbarokahi, kalau masalah kepangkatan saya mengikuti jalan saja mas tetapi abdi dalem sekarang dengan dulu beda jika mau naik pangkat, kalau dulu itu gampang kalau sekarang sedikit sulit karena harus menjalani tes sebelum naik pangkat apalagi seperti saya mas sampun sepuh kulo ngih namung saking tiang alit pasti kesulitan dalam tesnya. Di kraton juga gak capek sebenernya mas dalam kesehariannya, tetapi ya kalau menjelang ada grebekkan, upacara-upacara adat pasti sangat sibuk jadi membuat capek juga”.

Berdasarkan dari wawancara kepada abdi dalem, abdi dalem kesulitan dalam keuangan dan kenaikan pangkat sehingga jika dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis akan belum berada dalam titik kesejahteraan psikologis yang baik. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis diantaranya adalah spiritualitas. Spiritualitas didalam abdi dalem kraton Yogyakarta sangatlah dijunjung tinggi, individu yang mempunyai spiritualitas yang tinggi akan berpengaruh didalam kesejahteraan kehidupan. Sehingga spiritualitas dalam abdi dalem Yogyakarta sangat berpengaruh dalam menentukan kesejahteraan kehidupan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Spiritualitas dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Abdi Dalem Punokawan Ngayogyakarta”.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarta.

(6)

Metode

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah berupa skala kesejahteraan psikologis dan skala spiritualitas. Subjek dalam penelitian ini yaitu Abdi Dalem Karaton Nyayogyakarta yang di khususkan abdi dalem yang bertugas untuk kraton Yogyakarta atau di sebut abdi dalem punokawan. Dan teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan teknik korelasi Product Moment.

H a s i l

Berdasarkan hasil analisis data asumsi untuk variabel spiritualitas menghasilkan K-SZ sebesar 0,573dengan p=0,898 (p>0,05), untuk variabel kesejahteraan psikologis menghasilkan K-SZ sebesar 0,762 dengan p=0,606 (p>0,05). Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut normal. Dan untuk analisis uji linieritas dari variabel spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis menghasilkan F=316.904 dengan p=0,000 (p<0,05). Berdasarkan pada hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis adalah linier, oleh karena itu variabel–variabel tersebut dapat dikenakan analisis korelasi

Product Moment dari Carl Pearson.

Berdasarkan hasil analisis korelasi Product Moment dari Pearson antara variabel spiritualitas dengan variabel kesejahteraan psikologis, diperoleh (r)= 0,822 dengan taraf signifikan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang berbunyi “Terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarta” dapat diterima.Semakin tinggi spiritualitas maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarta.

2 Peneliti juga menghitung koefisien determinasi (r ) hubungan antara variabel-variabel penelitian di atas.Nilai koefisien determinasi menunjukkan sumbangan efektif pengaruh

(7)

variabel bebas terhadap variabel tergantung. Perhitungan koefisien determinasi spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis menghasilkan (r2) sebesar 67,56%. Artinya Spiritualitas memberikan sumbangan sebesar 67,56% terhadap kesejahteraan psikologis, sedangkan 32,44% lainnya berasal dari variable lain diluar variable dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis korelasi Product Moment dari Pearson antara variabel spiritualitas dengan variabel kesejahteraan psikologis, diperoleh (r)= 0,822 dengan taraf signifikan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang berbunyi “Terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada Abdi Dalem Punokawan Karaton Ngayogyakarta” dapat diterima.

Diskusi

Data penelitian diatas menunjukkan spiritualitas abdi dalem punokawan masuk dalam tinggi, sedangkan kesejahteraan psikologis masuk dalam kategori sangat tinggi.Penelitian ini juga menunjukkan adanya korelasi antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien kedua variabel, r= 0,822 dan nilai probabilitas p=0,000 (p<0,05), sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan dapat diterima.

Penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa terdapat hubungan antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan bersifat positif.Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis, yang berarti bahwa semakin tinggi spiritualitas maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan, dan berlaku sebaliknya semakin rendah spiritualitas maka semakin rendah kesejahteraan psikologis abdi dalem punokawan.

(8)

spiritualitas memiliki pengaruh pada kesejahteraan psikologis. Terdapat hubungan positif yang kuat diantaranya karena kesejahteraan psikologis dapat tercipta ketika ada pengembangan spiritualitas. Besarnya sumbangan spiritualitas terhadap kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan dalam penelitian ini sebesar 67.56%. Hal ini berarti abdi dalem punokawan memiliki spiritualitas yang baik maka kesejahteraan psikologisnya akan tinggi.

Hal di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2016) tentang hubungan antara pengalaman spiritual dengan kesejahteraan psikologis pada narapidana, penelitian tersebut terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengalaman spiritual dengan kesejahteran psikologis pada narapidana. Seperti halnya penelitian ini menyatakan terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan karaton Ngayogyakarto, perhitungan korelasi menggunakan SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi (0,822) artinya terdapat hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis, yang menunjukan semakin baik spiritualitas, maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis.

Menarik dikupas lebih lanjut tentang spiritualitas Jawa mampu mempengaruhi kesejahteraan psikologi abdi dalem punokawan. Hal ini tak lepas dari pengaruh budaya Jawa yang melekat pada abdi dalem punokawan. Casmini (2011) menyebut bahwa masyarakat Jawa meyakini bahwa budaya Jawa mempunyai nilai-nilai yang mendasari kepribadian orang dan masyarakatnya. Menurut Endraswara (2012) salah satu sikap yang dipegang teguh masyarakat jawa adalah Narimo ing pandum. Lebih lanjut Koentjaraningrat, (1990) menyebut sikap narimo ig pandum bertalian erat dengan spiritualitas Jawa.

Konsep narimo ing pandum terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan psikologi bagi keluarga Jawa. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo dan Subandi (2014) menunjukan Narimo ing pandum (NIP) mampu meningkatkan kesjaheraan psikologis keluarga Jawa yang menjadi caregiver

(9)

pasien skizofrenia. Lebih lanjut, peningkatan kesejahteraan psikologis ditandai dengan meningkatnya sikap NIP kedua partisipan. Penurunan kesejahteraan psikologis pada tahap tindak lanjut selaras dengan menurunnya sikap NIP setelah berakhirnya intervensi

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis tentang adanya hubungan positif antara spiritualitas dengan kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan dapat diterima yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi r = 0.822 dengan p = 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti semakin tinggi spiritualitas maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan, sebaliknya semakin rendah spiritualitas maka semakin rendah kesejahteraan psikologis pada abdi dalem punokawan karaton Ngayogyakarta.

B e s a r n y a s u m b a n g a n s p i r i t u a l i t a s t e r h a d a p kesejahteraan psikologis pada abdi dalem karaton Ngayogyakarta sebesar 67,56% dengan demikian 32,44% dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat menyebabkan kesejahteraan psikologis yang baik, yaitu tipe kepribadian, riwayat kesehatan, usia, pendidikan, dan lingkungan masyarakat.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti ingin mengajukan beberapa saran yaitu: bagi Keraton Ngayogyakarta dapat menumbuhkan spiritualitas abdi dalem dengan menghormati lingkungan seperti tidak merenovasi bangunan-bangunan di sekitar kraton yang bersifat sejarah. Sehingga nilai spiritualitas pada abdi dalem akan tumbuh dan berdampak pada kesejahteraan psikologis; Kraton dapat memberikan pembelajaran tentang budaya dan sejarah semua yang berkaitan tentang Karaton Ngayogyakarta pada abdi dalem punokawan; Kraton lebih mempertimbangkan dan selektif dalam menerima abdi dalem baru; bagi subjek penelitian disarankan untuk mengikuti semua acara kraton dengan hikmat sehingga akan mengerti dan memahami semua makna dari acara tersebut

(10)

yang akan menumbuhkan spiritualitas dan nantinya akan berbengaruh positif terhadap kesejahteraan psikologis; bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian selanjutnya yang berminat dengan topik yang sama supaya lebih mengkerucutkan subjek penelitian sehingga tidak terlalu luas dalam penelitian; bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti kesejahteraan psikologis dapat mengkaji lebih lanjut mengenai variable-variabel lain yang dimungkinkan dapat memberikan sumbangan terdapat kesejahteraan psikologis.

Daftar Pustaka

Casmini. (2011). Kecerdasan Emosi dan Kepribadian Sehat Dalam Konteks

Budaya Jawa di Yogyakarta. (Disertasi Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Program Doktor Psikologi Fakultas Psikologi UGM.

Endraswara, S. (2012). Falsafah Hidup Jawa: Menggali Mutiara Kebijakan

dari Intisari Filsafat Kejawen. Yogyakarta: Cakrawala.

Hadiwijoyo, S, S. (2014) Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Sistem

Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu,

Haryanto, S. (2013). Dunia Simbol Orang Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.

Haryanto, S. (2014). Edelweiss Van Jogja: Pengabdian Abdidalem Keraton

Yogyakarta dalam Perspektif Sosio-Fenomenologi. Yogyakarta: Kepel Press.

Huppert, F.A., Baylis, N., & Keverne, B. (2005). The Science of Well-Being.

New York: Oxford University Press Inc.

Ivtzan, I., Chan, C. P. L., Gardner, H. E. & Prashar, K. (2009). Linking Religion

and Spirituality with Psychological Wellbeing: Examining Self-actualisation, Meaning in Life, and Personal Growth Initiative. Springer, 48.

Jati, W. R. (2012). Kultur Birokrasi Patrimonialisme dalam Pemerintah

Provinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA. Jurnal Borneo

A d m i n i s t r a t o r , 8 ( 2 ) . 1 4 5 - 1 6 0 .

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka

Cipta.

Prasetyo, N. H., & Subandi, M. A. (2013). Program Intervensi Narimo ing Pandum untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga

Pasien Skizofrenia. Jurnal Intervensi Psikologi, 6(2).

(11)

Rahmawati, Mila. (2016). Hubungan antara Pengalaman Spiritual dan Kesejahteraan Psikologis dengan Kontrol Diri pada Narapidana

Lapas Kelas II A Kota pekanbaru. Skripsi. Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Ryff , Carol D. (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the

Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and

Social Psychology. Volume 57(6).1069-1081.

Ryff, Carol D. dan Singer, B. H. (1995). Psychological Well-Being : Meaning,

Measurement and Implications for Psychoterapy Research.

Journal of Psychotherapy Psychosomatics, 65, 14-23.

Sudaryanto, A. (2008). Hak dan kewajiban abdi dalem dalam

pemerintahan kraton yogyakarta. Mimbar Hukum - Fakultas

H u k u m U n i v e r s i t a s G a d j a h M a d a , 20(1).

Seligman, M. (2002). Authentic Happiness. Menciptakan Kebahagiaan

dengan Psikologi Positif. (Terjemahan), Bandung: Mizan

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan protein yang terdapat pada madu kapuk agak tinggi dibandingkan dengan madu yang lain, diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik yaitu menurunkan tegangan permukaan

Maaf, aku harus pergi, ada urusan di belakang panggung yang belum selesai.” (pergi. Suara dalam hati : “Tuhan, maaf karena.. aku sudah berbohong. Pertahanan diriku seakan roboh

Penentuan Node 6 pada Kategori Jenis Kelamin (0) Hasil penentuan dari node 6 pada kategori tidak memiliki riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus, tidak menderita

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi

[r]

Disertasi Pengaruh faktor sosial ekonomi dan budaya ..... ADLN -

Yang bertandatangan di bawah ini bersetuju yang sebut harga ini akan berterusan sah dan tidak akan ditarik balik dalam tempoh sembilan puluh (90) hari dari tarikh akhir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jamur tiram pada pengolahan bakso ikan tongkol memberi pengaruh nyata pada rupa, tekstur, rasa dan analisis kimia tetapi tidak