• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Teknologi Padi Berbasis Organik Di Dusun Tireman Tabanan Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Transformasi Teknologi Padi Berbasis Organik Di Dusun Tireman Tabanan Bali"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

63

TRANSFORMASI TEKNOLOGI PADI BERBASIS ORGANIK

DI DUSUN TIREMAN TABANAN BALI

Ni Gst.Ag.Gde Eka Martiningsih, I Ketut Widnyana, I Gusti Ngurah Anom

Universitas Mahasaraswati Denpasar

ekamartini@gmail.com

Executive Summary

Tireman village is one of Tabanan regency region that located in West Selemadeg

district. Most of community in this village as a farmer especially focus on padi

cultivation, however almost all of the farmer conduct the cultivation use chemical

suplemen. The aims of this research are to encourage the farmer in this village to use

the organic manure and engaging farmers on organic farming technology especially

minimized water use in the plantation. Since 2010 Bali Government implement

SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi) program for Gapoktan (Gabungan Petani

dan Peternak) in each district. This program is focus on training farmer to conduct

the organic system in their lands, and to manage the waste of agriculture product to

produce the useful product such as manure and biourine. This research devide in two

treatments of farming system such us: 1) the farming system based on organic

fertilization using cows manure and 2) the conventional system which use petroganic

fertilization. The result of the differences system of the fertilization on padi cultivation in

Tireman village is the production of organic manner technology is 30 % higer than

petroganic technology. Despite the differences of the production, the other advantages

of organic farming are the sustainability of soil fertile and environment and also produce

the healthy product compare to conventional system agriculture.

Key words:

organic product, Gapoktan, SIMANTRI, encourage, production

Ringkasan Ekskutif

Desa tireman adalah salah satu wilayah Kabupaten Tabanan yang terletak di

wilayah Selemadeg Barat. Sebagian besar masyarakat di desa ini bekerja sebagai petani

terutama fokus pada budidaya padi, namun hampir semua petani melakukan budidaya

menggunakan bahan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendorong petani di desa

ini menggunakan pupuk organik dan melibatkan petani pada teknologi pertanian organik

terutama diminimalkan penggunaan air di perkebunan. Sejak 2010 Pemerintah Provinsi

Bali menerapkan Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) program Gapoktan

(Gabungan Petani Dan Peternak) di setiap kabupaten. Program ini fokus pada petani

untuk melakukan pelatihan sistem organik di tanah mereka, dan untuk mengelola limbah

produk pertanian untuk menghasilkan produk yang berguna seperti pupuk dan biourine.

Penelitian ini terbagai dalam dua perlakuan sistem pertanian kita seperti: 1) sistem

pertanian berdasarkan pemupukan organik menggunakan pupuk kandang sapi dan 2)

sistem konvensional yang menggunakan pupuk petroganik. Hasil dari pemberian

perlakuan ini adalah adanya perbedaan pembuahan pada budidaya padi di desa tireman

dimana hasil produksi teknologi secara organik adalah 30% lebih tinggi daripada

teknologi petroganic. Selain perbedaan produksi, keuntungan lain dari pertanian organik

(2)

64

adalah keberlanjutan tanah yang subur dan lingkungan serta menghasilkan produk yang

sehat dibandingkan dengan pertanian sistem konvensional.

Kata kunci

: Produk organik, Gapoktan, SIMANTRI, mendorong, produksi

A. PENDAHULUAN

Transformasi teknologi dalam

praktek pertanian dan perkebunan

sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian

dan perkebunan baik di Bali maupun

bagi

lahan-lahan

pertanian

dan

perkebunan di luar Bali. Hal ini perlu

segera

dilakukan

untuk

mencegah

semakin tingginya kerusakan lahan yang

salah satunya disebabkan oleh semakin

tinggi

dan

meluasnya

penggunaan

suplemen kimia. Apalagi menurut

laporan Puslitbang Dinas Pertanian

(2000),

telah

terjadi

pelandaian

produktivitas antara 3,5

±

4,5 ton/ha

gabah kering giling (GKP) dan adanya

penurunan kualitas kesuburan lahan

pertanian terutama sawah. Penurunan

produktivitas tersebut antara lain

diduga akibat dari pola peningkatan

produksi yang intensif, sehingga terjadi

kejenuhan lahan sawah. Pemberian

chemical fertilizer

yang sangat tinggi

tidak

diimbangi

dengan

organic

fertilizer

. Selain itu biaya usahatani padi

menjadi

semakin

tinggi

dengan

dicabutnya subsidi pupuk dan pestisida

oleh pemerintah, sementara itu tingkat

produktivitas

mengalami

stagnasi.

Kondisi ini akan membawa dampak

terhadap kemerosotan produksi jika

usahatani padi tidak memberikan tingkat

keuntungan yang layak bagi petani.

Untuk itu diperlukan suatu terobosan

teknologi yang dapat meningkatkan

efisiensi

usahatani,

yaitu

dengan

mengurangi biaya input produksi.

Untuk menyikapi permasalahan

di atas wacana dan program yang

mendukung pengembalian kesuburan

lahan dan sifat fisik lahan pertanian

melalui penggunaan pupuk organik

sudah diimplementasikan secara nyata

misalnya

dengan

adanya

program

Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi).

Melalui program ini Pemda Bali

menginginkan pelaksanaan pertanian

yang

tanpa

limbah

(

zero

waste

agriculture

). Pada program Simantri ini

kelompok tani dan peternak (Gapoktan)

di masing-masing kecamatan diberikan

bantuan ternak sapi, instalasi pengolahan

limbah kotoran dan urine serta biogas.

Dari instalasi ini diharapkan petani akan

(3)

65

mengolah limbah-limbah ternak dan

pertaniannya menjadi bahan-bahan yang

kembali

bisa

dimanfaatkan

untuk

keperluan lahan dan rumah tangga

petani. Dan kebetulan petani di Dusun

Tireman

telah memiliki kebiasaan

memelihara ternak sapi di lahan sawah

dan tegalan. Di dusun ini sebagian besar

petani memiliki ternak sapi yang

dipekerjakan untuk tenaga kerja ternak

didalam mengolah lahan sawah, akan

tetapi pemanfaatan kotoran sapi sebagai

pupuk organik masih sangat kurang. Hal

ini menyebabkan ketidakefisienan biaya

produksi dan pengurangan pendapatn

petani secara keseluruhan.

Berdasarkan

permasalahan

tersebut maka program ini sangat tepat

dilaksanakan pada ke dua subak untuk

memberikan

bimbingan

tentang

teknologi penerapan sistem penanaman

padi berbasis organik yang lebih efisien

dalam

penggunaan

air

guna

meningkatkan produktivitas usahatani

padi. Di samping itu program ini juga

untuk memberikan pengetahuan dalam

manajemen ternak sapi sehingga mampu

lebih meningkatkan pendapatan petani

di Dusun Tireman.

B.SUMBER INSPIRASI

Program-program pemerintah

pusat dan daerah yang menyasar

teknologi terpadu dibidang pertanian

telah

banyak

digelontorkan.

Program

SRI

(

System

Rice

Intensification

) yang menekankan

sistem

pertanian

yang

meminimalisasi penggunaan air, SL

(Sekolah Lapang) yang merupakan

program

berkelanjutan

dari

pemerintah

pusat

untuk

petani

tentang

praktek

pertanian

yang

berbasis

organik

termasuk

pemberantasan

organisme

pengganggu tanaman (OPT) secara

alami. Dari SL ini juga diharapkan

melahirkan kader-kader petani yang

mampu

memberdayakan

anggota

petani yang lain secara mandiri.

Disamping tujuan-tujuan yang telah

disebutkan

di

atas

menciptakan

synergisme

dalam satu sistem usahatani

perlu dilakukan untuk meningkatkan

efisiensi usahatani padi. Hal ini dapat

dilakukan dengan pendekatan sistem

integrasi ternak-tanaman di lahan sawah

(CLS,

Crop-Livestock

System

),

khususnya integrasi antara sapi dengan

(4)

66

tanaman padi.

Sistem integrasi

ternak-tanaman

(CLS)

sangat

kondusif

diterapkan dalam budidaya padi di Bali,

mengingat potensi populasi sapi Bali

dibeberapa tempat masih dipelihara oleh

petani, baik dilahan sawah maupun di

lahan tegalan. Pada areal sawah dengan

pola tanam dua kali padi dan sekali

palawija dalam setahun masih tampak

petani

memelihara

sapi

di

lahan

sawahnya.

Sejalan dengan pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yang

mewajibkan perguruan tinggi untuk

tetap berperan dalam penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, maka

sejak

tahun

2004

Universitas

Mahasaraswati

Denpasar

telah

melakukan kerjasama dengan Pemda

Tabanan baik di bidang penelitian

maupun

pengabdian

kepada

masyarakat. Kerjasama tersebut telah

menghasilkan beberapa penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat

diantaranya adalah penelitian tentang

pembungaan manggis di luar musim

(2004-2006), program Sibermas

(2007-2009) dan Ipteks bagi Wilayah

(IbW tahun 2010-2012). Bertitik

tolak dari beberapa kegiatan tersebut,

maka kegiatan ini diharapkan akan

dapat memberikan dampak positif

yang berkelanjutan bagi masyarakat

di dusun Tireman, Kabupaten

Tabanan dan Bali umumnya.

C. METODE

Program

pemerintah

yang

diberikan kepada masyarakat sering

tidak

berkelanjutan,

sehingga

kegiatan-kegiatan

yang

bersifat

positif hanya berlangsung pada saat

pendanaan dan pendampingan masih

berjalan.

Sehingga

seringkali

program pemerintah dinilai kurang

memberikan pemberdayaan kepada

masyarakat. Padahal keberhasilan

sebuah program maupun kegiatan

sangat tergantung dari bagaimana

masyarakat

menyikapi

program-program tersebut sebagai program-program

untuk mereka, oleh mereka dan dari

mereka.

Melalui

program

pemberdayaan

masyarakat

yang

didanai oleh Dikti yaitu IbW (Ipteks

bagi Wilayah) maka pendekatan yang

digunakan melalui demonstrasi plot

(demplot). Untuk program di dusun

(5)

67

Tireman demplot dilakukan seluas 1

(satu) hektar, dengan perlakuan:

A. 0,5 ha menggunakan kompos

kotoran sapi 1500 kg/ha, 50 %

pemupukan dasar dengan urea (100

kg/ha) dan 50 % TSP (150 kg/ha) dan

50 %KCl (150 kg/ha)

B. 0,5 ha menggunakan pupuk

petroganik

1000

kg/ha,

50

%

pemupukan dasar Urea (100 kg) dan

50 % TSP (150 kg/ha) dan 50 % KCl

(150 kg/ha).

Pada perlakuan A dan B saat tanaman

berumur 14 hari (14 hst.) disemprot

dengan pupuk cair ABG ( 14 liter/ha)

sampai berumur 42 hst. Sistem

penanaman pada kedua perlakuan ini

adalah sistem Legowo 4:1.

Pengamatan yang dilakukan

meliputi: 1) jumlah anakan, 2)

jumlah malai total, 3) jumlah malai

produktif, dan 4) hasil gabah kering

panen (GKP). Semua parameter

tersebut

dibandingkan

antara

perlakuan A dengan B. Untuk

mengetahui

keuntungan

yang

diperoleh

petani

adalah

dengan

melakukan

analisa

usahatani

sederhana.

D. KARYA UTAMA

Hasil pengamatan terhadap

parameter-parameter yang diamati

disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan demplot transformasi teknologi padi organik

No Parameter

Perlakuan

A

Perlakuan

B

Keterangan

1 Jumlah anakan maksimum 25 45 Menggunakan benih Ciherang 15 kg/hektar

2 Jumlah anakan produktif 20 40 Pada umur 2 minggu

stelah tanam ada serangan kresek

3 Jumlah Malai Total 19 35 Menggunakan sistem

Legowo 4:1

4 Jumlah Malai Produktif 16 32

5 Jumlah gabah per malai 200 bulir 400 bulir

5 Berat Gabah Kering

Panen

3,4 kg 3,6 kg

6 Produktivitas 6,8 ton/ha 7,2 ton/ha

7 Tinggi tanaman

Maksimum

(6)

68

Gambar 1.

Panen dan perbandingan malai perlakuan A dengan B

Tabel

1

menampilkan

hasil

pengamatan perlakuan transformasi

teknologi penanaman padi organik

dengan perlakuan A dan perlakuan B.

Dari

Tabel

1

terbukti

bahwa

perlakuan yang diterapkan pada

penelitian ini mampu mendorong

percepatan pertumbuhan vegetatif

pada tanaman padi. Hal ini dapat

dilihat dari parameter tinggi tanaman

dan jumlah anakan yang diamati

pada umur 2 MST. Pada umur ini

rata-rata

tinggi

tanaman

sudah

menunjukkan tinggi 65 cm, dengan

rata-rata jumlah anakan 25 anakan.

Di samping parameter vegetatif

penampakan daun tanaman juga lebih

hijau dan lebar dibandingkan dengan

tanaman

yang

ditanam

dnegan

teknologi konvensional. Hasil ini

menunjukkan

bahwa

pengalihan

teknologi

ke

pertanian

berbasis

organik sangat relevan dan perlu

untuk digalakkan. Apalagi kalau

dikaitkan dengan visi dan misi

Kabupaten Tabanan menuju Tabanan

Serasi dan Provinsi Bali dengan

slogan Bali

go organic.

E. ULASAN KARYA

Produk organik adalah semua

produk yang dihasilkan melalui

pengusahaan tanpa menggunakan

input kimia. Di samping itu dalam

pelaksanaan pertanian organik hal

penting yang juga perlu mendapat

penekanan adalah kawasan. Dalam

membudidayakan tanaman secara

organik termasuk padi maka kawasan

tempat sumber air yang dipergunakan

dalam suatu kawasan sebaiknya

diusahakan steril dari penggunaan

input

kimia,

sehingga

untuk

mendukung visi Bali

go organic,

(7)

69

perhatian terhadap kawasan sangat

dibutuhkan.

Walaupun

potensi

pasar

produk pertanian organik di dalam

negeri masih sangat kecil, hanya

terbatas pada masyarakat menengah

ke atas, tetapi gaung kembali ke

pangan

organik

sangat

perlu

mendapat dukungan dari berbagai

pihak

baik

pemerintah

maupun

masyarakat. Seperti telah diketahui

bahwab

erbagai

kendala

yang

dihadapi pada pengusahaan produk

organik adalah: 1) insentif harga yang

memadai untuk produsen produk

pertanian organik seharusnya di

stimulasi, 2) karena investasi awal

pada

umumnya

mahal,

maka

pengembangan

pertanian

orgnaik

harus memilih lahan yang

benar-benar steril dari bahan kimia, 3)

belum ada penghargaan harga yang

layak,

sehingga

petani

enggan

memproduksi komoditas organik.

Dari

permasalahan

tersebut

sebenarnya pendekatan budaya sangat

dibutuhkan untuk keberlanjutan program

go organic ini. Aapalagi kalau kita

bercermin dari budaya petani Bali yang

sangat kental dalam melakukan

soil and

land improvement

melalui pemupukan

dengan

kotoran

ternak,

pergiliran

tanaman, dan usaha-usaha konservasi.

Namun saat ini sangat kurang dan lemah

akibat

tuntutan

pertanian

modern,

sehingga perlu revitalisasi. Sehingga

sangat perlu memberdayakan modal

masyarakat

(s

ocial

capital

)

yang

bersumber dari dinamika kelompok

sosial-religius: Subak, Banjar, Desa

Adat, dan

Sekeha-Sekeha

tradisional

sangat

mendukung

reaktualisasi

pertanian organik di Bali.

Melalui

kajian

yang

terus

menerus terhadap subak baik terhadap

aspek kekuatan dan kelemahan subak

maka diharapkan subak sebagai salah

satu kearifan lokal dan kekayaan budaya

Indonesia mampu dilestarikan dan lebih

diberdayakan dalam rangka mendukung

pencapaian ketahanan pangan dan hayati

(Sutawan, 2003 dan Windia, 2010).

Pelestarian subak tentu saja

bukan hanya mempertahankan nilai-nilai

tradisional, tetapi sekaligus membina

dan mengembangkan unsur-unsur subak

termasuk

anggota

subak

untuk

menyesuaikan praktek-praktek yang

selama ini dilakukan oleh subak agar

sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan

(8)

70

teknologi pada zaman globalisasi saat

ini. Berkaitan dengan usaha pelestarian

subak sebagai salah satu organisasi

penyangga ketahanan pangan dan hayati

di Kabupaten Tabanan.

Analisa

usahatani

pertanian

berbasis

organik

dan

teknologi

konvensional menunjukkan perbedaan

yang signifikan. Hal ini karena dengan

pemakaian pupuk organik, seluruh input

pertanian berasal dari lahan sendiri yaitu

dari benih, pupuk, maupun pestisida

alami (yang diolah dari urine sapi). Di

samping itu harga beras organik per

kilogramnya Rp. 25.000,- sedangkan

beras anorganik hanya Rp. 12.000,-.

F. KESIMPULAN

Dari

pelaksanaan

demplot

dengan perlakuan A dengan B dan

analisa

usahatani

maka

dapat

disimpulkan beberapa hal:

1.

Produk

pertanian

organik

mampu

meningkatkan

keuntungan

petani

secara

signifikan karena memiliki

harga

produk

yang lebih

tinggi.

2.

Pengusahaan

pertanian

organik memiliki keunggulan

dalam

hal

kesehatan

konsumen dan memiliki

keunggulan

dalam

memperbaiki sifat fisik lahan

secara berkesinambungan.

3.

Transformasi

pengusahaan

pertanian

organik

sangat

efisien terhadap penggunaan

air sehingga mampu menjaga

keberlanjutan sumber daya air.

4.

Pengusahaan dengan sistem

Legowo 4:1 irit terhadap

penggunaan benih sampai 65

%.

5.

Pengusahaan

pertanian

organik

memberikan

peningkatan

keuntungan

sebesar Rp. 6.000.000,- per

hektar atau meningkat 30 %

dibandingkan

dengan

pertanian secara konvensional.

G. DAMPAK DAN MANFAAT

KEGIATAN

Dalam

pelaksanaan

demplot

mitra yang terlibat adalah anggota

kelompok tani dan kelompok tani-ternak

yang berada di wilayah Dusun Tireman

Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten

Tabanan. Sistem pelaksanaan kegiatan

(9)

71

seperti pelaksanaan Sekolah lapang

(SL), sehingga setiap kegiatan selalau

mendapat mendampingan dari tim.

Keterlibatan

masyarakat

diharapkan

akan

memberilan

transfer

pengetahuan

antar

anggota

masyarakat.

Dengan

adanya

penyebaran informasi secara getok

tular tersebut, kesadaran petani untuk

memulai

pengusahaan

pertanian

secara organik akan meningkat.

Peningkatan pemakaian bahan

organik dan peningkatan keuntungan

bagi petani yang mengusahakan

pertanian organik akan mampu secara

berkelanjutan

meningkatkan

kesejahteraan petani dan mendorong

program

pertanian

yang

berkelanjutan.

H. DAFTAR PUSTAKA

Balitpa. (2003).

Reorientasi Program

dan

Menejemen

Penelitian

Tanaman untuk mengantisipasi

Tantangan Masa Depan, Bahan

Raker II 2000

. Balitpa Sukamandi.

Budianto, Joko. (2002).

Kebijakan

Penelitian

dan

Pengembangan

Teknologi

Peningkatan

Produktivitas Padi Terpadu di

Indonesia.

Makalah

dalam

Lokakarya Program Peningkatan

Produktivitas Padi Terpadu (P3T)

2002

.

Yogyakarta,

17-18

Desember 2002. Badan Litbang

Pertanian.

Darmadja, SGND. (1980).

Setengah

abad peternakan sapi traditional

dalam ekosistem pertanian di Bali

Departemen

Pertanian.

(2002).

Panduan Teknis. Sistem Integrasi

Padi-Ternak

. Badan Penelitian dan

Pengembangan

Pertanian.

Departemen Pertanian.

Devendra, 1993 dalam Kusumo

Diwyanto.

(2001).

Model

Perencanaan

Terpadu:

Proyek

Integrasi Tanaman-Ternak

(Crop-Livestock-System

). Pusat Penelitian

dan Pengembangan Peternakan,

Bogor.

Irsal Las. (2002). Alternatif Inovasi

Teknologi

Peningkatan

Produktivitas dan Daya Saing Padi.

Hand out pertemuan tim pengawal

teknologi Proyek P3T. Badan

Litbang Pertanian.

Puslitbang. (2000).

Deskripsi varietas

unggul padi dan palawija

1999-2000

. Puslitbang Tanaman Pangan,

Bogor. 1-14.

Sutawan, I N. (2003).

Kearifan Lokal

dalam Pengelolaan Sumber Daya

Air

dan

Upaya-Upaya

Pemberdayaan Subak di Bali.

Makalah Seminar Peran Budaya

Lokal dalam Menunjang Sumber

Daya

Air

Berkelanjutan

.

Kerjasama

Bappenas,

DPU-Provinsi Bali dan FAO. Denpasar-

2 Oktober 2003.

Windia, W. (2010).

Menuju Sistem

Irigasi Subak yang Berkelanjutan

di Bali

. Makalah Orasi Ilmiah

Pengukuhan

Profesor

Dr.

Ir.

Wayan Windia, MP. Universita

Udayana.

(10)

72

I. PERSANTUNAN

Pada

kesempatan

ini

penulis

menyampaikan

terimakasih

dan

penghargaan kepada:

1.

Bupati

Tabanan

yang

telah

memberikan

ijin

untuk

melakukan kegiatan di wilayah

Kabupaten Tabanan.

2.

Rektor

Universitas

Mahasaraswati Denpasar melalui

Ketua LP2M Unmas Denpasar

yang telah memfasilitasi kegiatan

ini.

3.

Camat Selemadeg Barat yang

telah membantu dan memberikan

arahan

dalam

pelaksanaan

kegiatan di lapangan.

4.

Kepala Desa Bengkel Sari dan

Pekaseh

Subak

di

Dusun

Tireman serta seluruh masyarakt

yang telah mengikuti kegiatan

demonstrasi plot ini sampai

berhasil

dilaksanakan

tepat

waktu.

5.

Kepada tim Penyuluh Pertanian

Lapangan kecamatan Selemadeg

Barat dan Desa Bengkel Sari

yang

telah

dengan

aktif

membantu

memberikan

bimbingan dalam setiap kegiatan

yang terkait dengan transformasi

pertanian organik di Dusun

Tireman.

6.

Seluruh pihak yang terlibat yang

tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Gambar

Tabel 1.  Hasil pengamatan demplot transformasi teknologi padi organik
Tabel  1  menampilkan  hasil  pengamatan  perlakuan  transformasi  teknologi  penanaman  padi  organik  dengan perlakuan A dan perlakuan B

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengukuran DO pada setiap stasiun penelitian di Perairan Pelabuhan Benteng dengan nilai DO berkisar antara 7,29-7,72 mg/L dapat diketahui bahwa kadar DO perairan pelabuhan

[r]

Hubungan buruk antara pelajar dan guru mata pelajaran akan berakibat buruk bagi siswa. Jika hubungan tersebut terjadi karena guru terlalu arogan, suka mengejek atau

gantian nadzir organisasi adalah: (1) nadzir organisasi bubar atau dibubarkan sesuai dengan Anggaran Dasar organisasi yang bersangkutan; (2) apabila salah seorang nadzir

Group Investigation can help the students to make announcement easily, the students do investigation to find out kinds of announcement, so in this research assumes that

Seperti Menjaga pola makan yang sangat sulit untuk mendapatkan proporsi tubuh ideal sesuai permintaan klien, menghadapi klien 'nakal' yang ternyata bukan memberi pekerjaan tapi

Hal-hal jang belum diatur dan tertjantum dalam Peraturan Dasar Corps HMI- Wati dan keterangan chusus ini disesuaikan dengan AD/ART HMI dan diatur lebih lanjut oleh Cohati PB..

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hidayahNya penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh