• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR FASILITAS BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR FASILITAS BE"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SMA NEGERI 1 ANDONG TAHUN AJARAN 2011/2012

A. Latar Belakang masalah

Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan bukan hanya media untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi selanjutnya, tetapi diharapkan juga mampu merubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. Dari sinilah diharapkan lahirnya generasi penerus perjuangan yang didalam jiwanya terdapat perpaduan nilai-nilai intelektual, nilai etika sosial, nilai religious, dan nilai kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bidang pendidikan masih harus mendapat prioritas, perhatian, dan pengarahan yang serius, baik pemerintah, masyarakat pada umumnya dan pengelolaan pada khususnya.

Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa baik pada bidang penguasaan IPTEK maupun dalam hal lainnya yang erat hubungannya dengan pendidikan perlu adanya suatu perubahan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Salah satu upaya membina dan membangun SDM yang tangguh dan dapat diandalkan diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan di lingkungan masyarakat. Menurut Sardiman (2001 : 12) “pendidikan dan pengajaran adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik”. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab

(2)

yang besar dalam menyiapkan kebutuhan SDM yang handal dan siap berbagai tantangan di masa depan.

Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki keahlian, mampu bersaing, dan berwawasan maju dalam wadah negara Republik Indonesia. Disamping itu pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan agar kelak memperoleh sumber daya manusia yang mampu menguasai keahlian dan ketrampilan bekerja secara professional serta dapat menghasilkan karya yang bermutu. Tujuan ini dapat terlaksana jika didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, cinta tanah air, sadar hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki produktifitas kerja yang tinggi serta memiliki disiplin yang tinggi.

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan pendidikan nasiaonal adalah prestasi belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan mempunyai wawasan pengetahuan yang luas dan menciptakan SDM yang bermutu dan profesianal. Dalam penelitian ini penulis mengambil permasalahan yaitu prestasi belajar. Karena prestasi belajar adalah factor yang paling dominan dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Banyak factor yang mempengaruhi prestasi belajar, baek dari intern atau ekstern.

(3)

dinyatakan dalam bentuk nilai”. Prestasi dapat dikatakan memuaskan bila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga criteria tersebut.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport. Dari situ dapat dilihat tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri peserta didik ( faktor intern ) yang berupa kecerdasan/intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, maupun faktor dari luar peserta didik ( faktor ekstern ) yang berupa lingkungan belajar, fasilitas belajar, perhatian orang tua, dan media pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

Dalam lingkungan belajar terdapat 3 lingkungan yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga menurut Hibana Rahman (2002 : 38), yaitu lingkungan yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluraga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

(4)

Lingkungan sekolah dapat digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua setelah keluarga, sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati. Lingkungan sekolah meliputi hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Demi melangsungkan kondisi belajar yang lancar, maka perlu didukung pula dengan kondisi sekolah yang aman, nyaman dan tenang.

Lingkungan masyarakat merupakan tempat ketiga setelah lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, sehingga bagi seorang anak yang ingin mendapatkan pendidikan, baik pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun moral sehingga akan menjadikan anak tersebut cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Lingkungan masyarakat menurut Purwanto (2000 : 61) adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu, yang mempengaruhi individu yang bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan di dalam keluarga, masyarakat dan sekolah. Inilah yang dinamakan dengan lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan faktor yang penting karena lingkungan dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada individu. Lingkungan dapat bersifat mendidik dan dapat juga bersifat merusak. Oleh karena itu, usaha untuk belajar membutuhkan lingkungan yang baik sehingga siswa berhasil dalam belajarnya.

(5)

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kewajiban peserta didik.

Fasilitas belajar berperan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar siswa. Fasilitas belajar dapat berupa tempat belajar, perabot belajar, peralatan belajar, media belajar dan fasilitas lainnya. Fasilitas belajar mempermudah siswa dalam memecahkan masalah yang timbul sewaktu mempelajari dan memahai materi atau tugas yang diberikan guru. Fasilitas yang baik diharapkan mendukung siswa memperoleh hasil belajar yang meningkat.

Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh keaktifan kegiatan organisasi ekstrakurikuler yang ada disekolahan. Ekstrakurikuler merupakan yang dilakukan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah dengan maksud lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. Ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah yaitu palang merah remaja, PKS, UKS koperasi sekolah, pecinta alam, pramuka dan sebagianya. Dengan aktif ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa lebih mandiri, tanggung jawab dan aktif bertindak dalam hal pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama ekstrakurikuler pramuka. Karena pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti semua siswa.

Hal ini lah yang menimbulkan sebuah permasalahan sehingga penulis tertarik untuk mengetahui apakah lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktivan organisasi ekstrakurikuler (pramuka) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

(6)

BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ANDONG TAHUN AJARAN 2011/2012”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembatasan masalahnya sebagai berikut :

1. Penelitian terbatas pada siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

2. Lingkungan belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan internal yang indikatornya meliputi sarana dan fasilitas, lokasi sekolah, kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis.

3. Fasilitas belajar yang ada dan yang digunakan oleh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Andong.

4. Keaktifan ekstra kurikuler sekolah pada peneliti ini dibatasi pada ekstrakurikuler pramuka kelas X di SMA Negeri 1 Andong

5. Prestasi belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar siswa dalam nilai raport.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong?

2. Adakah pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong?

(7)

4. Adakah pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan ekstra kurikuler pramuka terhadap prestasi belajar prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong?

D. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu mempunyai maksud dan tujuan, berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan ektra kurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pengaruh lingkungan belajar, fasilitas dan keaktivan organisasi ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

(8)

2. Manfaat Praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa.

b. Sebagai pendidik maka pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya maupun masyarakat luas pada umumnya.

F. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:101) ”Prestasi belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik.

Menurut Sardiman AM (2001:46) ”Prestasi adalah kemempuan nyata yang merupakan hasil interaksi antar berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Sedangkan menurut Winkel dalam Endah (2007:11) ”Prestasi belajar adalah hasil suatu penilaian di bidang pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai”. (http://digilib.unnes.ac.id).

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan, yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar.

(9)

Menurut Slameto (2003: 2), belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: ” Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Sardiman (2001:21) “Belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku, jadi belajar membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman sehingga seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal, internal dan proses kognitif.

2. Lingkungan Belajar

a. Pengertian Lingkungan Belajar

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Munib (2004 : 76), “Lingkungan pendidikan mencakup : 1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, 3) lingkungan masyarakat”. Ketiga lingkungan tersebut sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi.

(10)

untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap nilai yang mengantarkan kedewasaan kita”.

Berdasarkan definisi di atas dapat dimaknai bahwa lingkungan belajar adalah tempat untuk melakukan kegiatan belajar sehingga terjalin komunikasi anak dan orang dewasa untuk menjadikan anak lebih dewasa. Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka pengertian lingkungan belajar dapat disimpulkan juga dengan semua kondisi yang berada di sekitar kita yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar sehinga terjadi perubahan tingkah laku.

b. Macam-Macam Lingkungan Belajar

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada belajar siswa pada dasarnya dibagi menjadi :

1) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga menurut KH. Dewantara dalam Ahmadi dan Uhbiyati (2001 : 176) adalah “Keluarga dikenal sebagai rangkaian kata dari kawula dan warga. Kawula artinya abdi atau hamba, sedangkan warga artinya anggota. Sebagai abdi di dalam keluarga wajiblah seseorang di situ menyerahkan segala kepentingannya kepada keluarganya. Sebaliknya sebagai warga atau anggota ia berhak sepenuhnya mengurus segala kepentingan dalam keluarganya”. Kalau ditinjau dari ilmu sosiologinya, masih menurut Ahmadi dan Uhbiyati (2001 : 177) .”Keluarga adalah bentuk masyarakat yang terdiri dari beberapa individu yang terikat atau keturunan yakni kesatuan antara ayah-ibu dan anak-anak yang merupakan kesatuan masyarakat”.

(11)

bertanggung jawab atas keselamatan keluarga. Purwanto (2000 : 88) mengemukakan bahwa “Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya adalah dalam pendidikan yang kepada rasa kasih sayang”. Tetapi pendidikan yang berdasarkan rasa kasih sayang ini harus dijaga jangan sampai berubah menjadi memanjakan. Kasih sayang harus dilengkapi dengan pandangan yang sehat tentang sikap orang tua terhadap anak. 2) Lingkungan Sekolah

Idris (2000 : 69) berpendapat bahwa “Sekolah ialah suatu lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi. Segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum”. Disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Karena sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus tempat pendidikan, maka sekolah dapat digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua setelah keluarga, sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi dan Uhbiyati (2001 : 180) bahwa “sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak”.

(12)

mempermudah belajar siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka hasil belajarnya akan lebih maju.

3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat menurut Purwanto (2000 : 161) “adalah manusia-manusia lain di sekitar individu yang bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-norna yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan Ahmadi dan Uhbiyati (2001 : 184) bahwa “setiap masyarakat dimanapun berada tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai norma khas dibidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik masyarakat lain”. Norma-norma sosial budaya yang berpengaruh dalam masyarakat tersebut merupakan aturan yang ditularkan oleh generasi tua kepada generasi muda yang bisa disebut dengan proses pendidikan masyarakat.

c. Indikator Lingkungan Belajar

Menurut Purwanto (2000 : 28) lingkungan adalah : Meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang ada dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Pengaruh lingkungan terhadap diri seseorang dapat mendorong menjadi baik, ataupun sebaliknya bisa dapat mengubah yang semula baik menjadi jahat.

(13)

semua kondisi yang berada di sekitar kita yang berpengaruh terhadap diri kita.

Kebanyakan para ahli berpendapat bahwa seluruh gerak tempat hidup siswa adalah merupakan kegiatan belajar. Pendapat ini sesuai dengan Rusyan (1999 : 78-79) bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 16) belajar pada dasarnya sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang bersifat menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dengan mencakup seluruh aspek tingkah laku”.

Lingkungan belajar merupakan lingkup sekitar tempat tinggal anak didik yang sangat mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku anak. Dengan demikian dapat disimpulkan indikator-indikator berdasarkan atas lingkup tempat tinggal anak didik, yaitu:

1)Lingkungan belajar yang kondusif

2)Lingkungan belajar yang membawa rasa nyaman untuk anak didik dalam proses pembelajaran

3)Lingkungan belajar yang mendukung proses belajar mengajar.

3. Fasilitas belajar

a. Pengertian Fungsi belajar

(14)

Menurut The Liang Gie, fasilitas adalah persyaratan yang meliputkai keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak. Meliputi ruang tempat bealajar, penerangan cukup, buku-buku pegangan dan peralatan lain. Dalam kamus besar bahas Indonesia (2004:314) fasilitas adalah segala hal yang memudah perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan.

Dlam pengertian fasilitas dapat diartikan sebgai segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha. Yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana.

b. Macam-macam fasilitas belajar

Macam fasilitas belajar menurut The Liang Gie diantaranya : 1) Sumber belajar

Secara sederhana sumber belajar adalah dosen atau guru dan bahan-bahan pelajaran atau pengajaran baik buku bacaan dan semacamnya yang dapat digunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber belajar tersebut seperti buku paket, buku pelengkap, brosur, majalah, surat kabar dan sebagainya.

2) Tempat belajar

Tempat belajar adalah salah satu factor yang mendukung lancarnya suatu proses belajar mengajar.

3) Perabot belajar

Perabot belajar yang dimaksud adalah peralatan tulis, seperti buku, pensil atau bolpoin, penggaris dan lain-lain dan perabot untuk belajar yaitu meja kursi belajar serta almari atau rak buku.

(15)

Peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar. Sebagai contoh berupa globe, papan tulis, kapur, video slide dan sebagainya.

5) Media belajar

Menurut arti media adalah suatu sarana, media koomunikasi merupakan sarean untuk mengadakan penampilan untuk mengadakan penampilan komunikasi seperti dosen atau guru, trnsparansi, slide, gambaraudio, video kaset televise, telephone dan sebagainya. Media pendidikan merukan alat bantu belajar yang digunakan suatu sarana perantara dalam proses belajar mengajak untuk lebih meningklatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar.

4. Keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka

Ekstra kurikuler adalah salah satu kegiatan sekolah yang pelaksanaannya dilakukan diluar jam sekolah dengan maksud untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki oleh seseorang pada bidangnya. Pada umunya, kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun kelompok. Kegiatan perorangan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan penyaluran bakat serta minat siswa. Sedangkan kegiatan kelompok dimaksudkan untuk pembinaan bermasyarakat. Kegiatan pramuka adalah salah satu kegiatan yang tergolong dalam kegiatan kelompok.

(16)

secara serasi oleh orang tua, masyarakat dan pemerintah. Seperti halnya dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara bahwa pramuka adalah “Pendidikan anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan kepanduan yang pelaksanaannya diserasikan dengan kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia”.

G. Hubungan antara lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka dengan prestasi belajar

1. Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil kemampuan intelektual siswa yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu eavaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam meningkatkan prestasi belajar yang pertama dari faktor intern dan ekstern sekolah, salah satunya adalah lingkungan belajar. kegiatan Belajar dapat berlangsung dengan baik dengan tertatanya lingkungan belajar yang baik, nyaman, dan aman. Lingkungan belajar merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan dan membimbing moral perilaku siswa.

Lingkungan belajar memiliki hubungan yang erat didalam memajukan kecerdasan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Karena didalam lingkungan belajar ini memiliki tahapan-tahapan siswa dalam membangun dirinya sendiri yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 2. Hubungan fasilitas belajar dengan prestasi belajar

(17)

bakat, motivasi, maupun faktor dari faktor ekstern yang berupa lingkungan belajar, fasilitas belajar, perhatian orang tua, dan media pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Faktor ekstern yang sering dipandang masyarakat yang paling menonjol adalah fasilitas belajar.

Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dapat mempermudah dalam mencapai suatu usaha. Dalam memcapai prestasi belajar yang tinggi tidak akan terlaksana tanpa adanya fasilitas belajar yang lengkap dan nyaman yang dialami siswa. Dengan adanya fasilitas belajar seperti tempat belajar yang baik dan nyaman, kelengkapan buku-buku, sumber belajar, media belajar dan lain-lain yang ada, siswa akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam mencapai prestasi belajar. Fasilitas belajar memiliki hubungan yang kental dalam mencapai prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas mutu sekolah.

3. Hubungan keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka dengan prestasi belajar

Banyak kegiatan organisasi ekstra kurikuler yang dilaksanakan disuatu sekolah baik dilaksanakan perorangan atau kelompok. Kegiatan ekstra kurikuler dapat berupa palang merah remaja, patrol keamanan sekolah (PKS), usaha kesehatan sekolah (UKS), koperasi sekolah, pramuka dan sebagainya. Dari sekian kegiatan ekstra kurikuler, ada kegiatan yang menjadi kewajiban siswa yang harus diikuti yaitu pramuka. Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan secara kelompok.

(18)

pramuka dapat meningkatkan siswa lebih aktif dan tanggung jawab siswa dalam bertindak. Kegiatan ekstra kurikuler pramuka memiliki hubungan kental dalam mencapai prestasi belajar siswa memuaskan, karena siswa memiliki daya fikir yang lebih dewasa yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

4. Hubungan lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organosasi pramuka dengan prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi factor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti tes pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes yang relevan. Dalam memcapai prestasi belajar yang baik haruslah didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam atau luar.

Salah satunya adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangat penting dalam mempengaruhi kecerdasan seseorang. Banyak para ahli menyatakan lingkungan belajar adalah factor yang paling dominan dalam mencapai prestasi belajar. Karena lingkungan belajar merupakan tahap-tahap awal siswa dalam memperoleh pendidikan baik dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

(19)

memuaskan dari kegiatan yang dijalani dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari ketiga factor diatas, lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka memiliki hubungan yang kental dalam memajukan pretasi belajar yang memuaskan.

H. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2008:47) “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”. Dalam penelitian ini variable yang akan dijelaskan adalah variable independen (variable bebas) dan variable dependen (variable terikat).

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan pola pemikiran dalam penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Paradigma penelitian Keterangan:

1. Variabel Independen (variabel bebas) Lingkungan Belajar (X1)

Fasilitas Belajar (X2)

Keaktifan organisasi

Ekstra kurikuler pramuka (X3)

(20)

Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang lain. Yang menjadi variabel bebas adalah:

a. Lingkungan Belajar (X1).

b. fasilitas Belajar (X2).

c. keaktifan ekstra kurikuler pramuka (X3).

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah: Prestasi Belajar (Y).

I. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2003 : 51) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan pada perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

2. Ada pengaruh yang signifikan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

3. Ada pengaruh yang signifikan keaktifan organisasi ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

4. Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

(21)

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan dengan variabel yang lain. Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

2. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Andong. 3. Populasi, Sampel, Sampling.

a. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130). “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Andong.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:135) Apabila populasi kurang dari 100, lebih baik mengambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 dapat di ambil 10-15% atau 25%. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 50 siswa dari 150 siswa populasi di SMP Negeri 3 Colomadu.

c. Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan random sampling, karena pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi, sehingga masing-masing siswa memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian.

(22)

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya diamati dan dicatat. Dalam penelitian ini data primernya adalah lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktivan organisasi ekstrakurikuler pramuka siswa yang diperoleh dari hasil angket yang diberikan langsung kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Andong. b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari membaca buku-buku literature yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan teori. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah prestasi belajar siswa yang diperoleh dari dokumen sekolah (raport siswa).

K. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:3) “ Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tetentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah (X1) : Lingkungan belajar, (X2) : fasilitas belajar, (X3) :

keaktifan organisasi ekstrakurikuler pramuka

(23)

L. Teknik Pengumpulan Data. 1. Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006;151) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau mengenai hal-hal yang ia ketahui.

Dalam penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah angket langsung yang tertutup dengan bentuk pilihan ganda yang akan disediakan empat alternatif jawaban pertanyaan sehingga responden tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang tersedia yang menurutnya benar. Sebelum angket digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, perlakuan ini untuk mengetahui tingkat kevaliditan dan kereabilitasan angket.

Adapun bobot angket yang ditetapkan antara lain:

a) Jika jawabannya sangat setuju (SS) maka nilainya 4 b) Jika jawabannya setuju (S) maka nilainya 3

c) Jika jawabannya tidak setuju (TS) maka nilainya 2

d) Jika jawabannya sangat tidak setuju (STS) maka nilainya 1

Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk mengali data tentang pergaulan teman sebaya dan keaktivan ekstrakurikuler pramuka yang diberikan langsung kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Andong.

2. Metode Dokumentasi

(24)

M. Uji Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160), “variasi jenis instrument penelitian adalah angket, Check list atau daftar centang, pedoman wawancara dan pedoman pengamatan”. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kestabilan suatu instrument. Suatu instrument yang valid yang shahih mempunyai validitas tinggi. Namun sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.

Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejumlah nama data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Validitas di atas diuji dengan rumus Product Moment Correlation, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi/skor masing-masing item pertanyaan. Dalam Suharsimi Arikunto (2005 : 425) rumusnya adalah:

rxy=

N

(

XY

)

(

X

)(

Y

)

{

N.

X2−

(

X

)

2

}{

N.

Y2−

(

Y

)

2

}

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y

(25)

ΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X N = Jumlah subyek keseluruhan

Jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 95 % berartiitem (butir soal) valid dan

sebaliknya rxy < rtabel maka butir soal tersebut tidak valid sekaligus tidak

memiliki persyaratan. 2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006 : 17) “reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu instrumen”. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas angket dilakukan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari

cronbach dengan rumus:

rii =

(

kk1

)

(

1−

σb2

σt2

)

Suharsimi Arikunto (2003: 236)

Keterangan :

rii = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 = jumlah varians butir

t2 = varians total

Kriteria besarnya koefisien reliabilitas dalam menurut Suharsimi Arikunto (2006: 276) adalah

0,80 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 reliabilitas cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah

(26)

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mengikuti sebaran distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan menggunakan teknik lilliefors

Langkah-langkah untuk menggunakan uji lilliefors dalam Budiono (2000:169-172) adalah:

a. Hipotesis

Ho = sampel dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Prosedur

1) X1, X2,..., Xn dijadikan bilangan baku z1,

z2, ...zi dengan

rumus :

z

i

=

X

i

S

X

, di mana zi = bilangan baku

Keterangan :

z = Angka baku

X

= Rata-rata

S = Simpangan baku sampel

Dari data sampel tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor tertinggi.

2) Dengan dasar distribusi normal baku dihitung peluangnya.

3) Menghitung proporsi z1, z2, .... zn ≤ z

dinyatakan dengan:

S (zi) =

banyaknya z

1

,z

2

....

z

n

z

n

4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan

(27)

5) Mengambil harga yang terbesar di antara linier tidaknya data yang dianalisis”. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Hipotesis

H0 : Persamaan regresi linier

H1 : Persamaan regresi tidak linier

b. Nilai Xi yang sama harus disusun bersatu dengan Yi, pasangannya c. Menghitung Jumlah Kuadrat:

(28)

F hitung =

RK

(TC)

RK

(E)

F tabel = F () (k – 2, N – k)

g. Kesimpulan

1) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak berarti persamaan regesinya

tidak linier.

2) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima berarti persamaan regesinya

linier. O. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Langkah awal sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah dengan mencari persamaan regresi linier ganda. Adapun persamaan umum dari regresi linier ganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2 X2

Sedangkan nilai a, b1 dan b2 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

b1 =

(

Σx22

)

(Σx1y)−(Σx1x2)−(Σx1x2)(Σx2y)

(

Σx12

) (

Σx22

)

−(Σx1x2)2

b2 =

(

Σx12

)

(Σx2y)−(Σx1x2)−(Σx1x2)(Σx1y)

(

Σx12

) (

Σx22

)

−(Σx1x2)2

a =

Y

¯

b

1

X

¯

b

2

X

¯

2

Parameter yang ada dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut :

ΣY

=

n

.

a

+

b

1

ΣX

1

+

b

2

ΣX

2

ΣX

1

Y

=

aΣX

1

+

b

1

ΣX

12

+

b

2

ΣX

1

X

2

ΣX

2

Y

=

aΣX

2

+

b

1

ΣX

1

X

2

+

b

2

ΣX

22

Keterangan :

Y : prestasi belajar ekonomi X1 : lingkungan belajar

X2 : minat belajar

(29)

Daerah tolak H0

F0,05,k,n-k-1 0

Daerah terima H0

b1, b2: Koefisien arah regresi

n : Banyaknya sampel

Budiyono (2000, 282-284) 2. Uji F

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel lingkungan belajar (X1) dan fasilitas belajar (X2) dan keaktivan organisasi ekstrakurikuler

pramuka (X3) secara bersama-sama terhadap variabel prestasi belajar (Y),

maka dilakukan uji keberartian regresi linier ganda atau uji F. Langkah-langkah pengujian secara umum adalah:

a. Perumusan Hipotesis

H0 : l = 2 = 0, artinya tidak ada pengaruh lingkungan belajar (X1)

dan fasilitas belajar (X2) dan keaktivan organisasi

ekstrakurikuler pramuka (X3) terhadap prestasi belajar

siswa (Y).

H1 : l2 0, artinya ada pengaruh lingkungan belajar (X1) dan

fasilitas belajar (X2) dan keaktivan organisasi

ekstrakurikuler pramuka (X3) terhadap prestasi belajar

siswa (Y). b. Level of significance (α = 5%)

Dengan derajat kebebasan (dk); k, (n–1–k) Ftabel = α ; k; (n–1–k) atau 0,05; k; (n–1–k)

c. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila Fhitung Ftabel

Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel

(30)

F =

SSR

/

K

SS

Re

s

/(

n

1

k

)

Keterangan:

SSR = Sum of Square-res for the requestion SSRes = Sum Squares for the residual

e. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara Fhitung dan Ftabel maka akan dapat

diambil kesimpulan apakah Ho diterima atau Ho ditolak.

3. Uji T

Yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian secara umum:

a. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesisi alternatif

Ho : i = 0, Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Ho : i  0, Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen. b. Menentukan level of significance α = 0,05

Dengan derajat kebebasan = n – 1 – k

ttabel = t (

α

/

2

;n – 1 – k)

c. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila –ttabel thitung ttabel

(31)

d. Nilai thitung

t =

b

β

Sb

Dimana:

b = koefisien regresi

Sb = standar error of regression coeffisien

β

= nilai beta

e. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara thitung dengan ttabe1 maka dapat diambil

kesimpulan Ho diterima atau Ho ditolak.

4. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan relatif maupun efektif digunakan untuk mengetahui konstribusi masing-masing variabel independen terhadap perubahan variabel dependen (Y). Menurut Hadi (1994:41) “Peneliti yang juga dapat menghitung besar sumbangan relatif masing-masing kreditor terhadap prediksi“.

Untuk melihat signifikansi suatu garis regresi antara kriterium dengan prediktornya yang ditunjuk dari korelasi tiap variabel yang diteliti. Dengan rumus Sumbangan Relatif dan Efektif sebagai berikut :

a. Sumbangan Relatif ( SR %)

SR%X

1

=

a

1

(

x

1

y

)

JK

reg

x

100%

SR%X

2

=

a

2

(

JK

x

2

y

)

reg

x

100%

b. Sumbangan Efektif

SE % X1 = SR % X1 . R2

(32)

P. Sistematika Skripsi

Sistematika merupakan isi yang ada dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat penelitian dan sistematika laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian lingkungan belajar siswa, pengertian fasilitas belajar siswa, pengertian keaktifan organisasi ekstrakurikuler pramuka, pengertian prestasi belajar, kerangka berfikir dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang tempat penelitian, jenis penelitian, populasi, sampel dan sampling, variabel penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai objek penelitian,penyajian data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

___________. 2006. Dasar Metode Research, Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offiset.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya.

Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta: FKIP UNS Press.

Depdikbud. 2001. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. “Psikologi Belajar”. Jakarta : Rineka Cipta.

EndahFitri.2007.http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/

(34)

Mertoprawiro, Soedarsono.1992.Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Membangun Watak dan Bangsa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Nugroho. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Balai Pustaka.

Rusyan Tabrani. 1999. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. 2003. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Rako Press.

Sutrisno Hadi 2000. Dasar Metode Research, Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offiset.

UU Sisdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Sinar Grafika.

Wijaya, cece dkk. 1991. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Anda apakah sistem komunikasi melalui Website Intranet Bank Indonesia, apakah lebih rumit atau tidak bila dibandingkan media yang lain.. Ya

speech and it belongs to the directive utterance in command form. Based on the explanation above, the writer can conclude that this. utterance which is uttered by the

[r]

Gelembung kavitasi dapat memunculkan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi pada titik kompresi gelernbung (3).Suhu dan tekanan yang dihasitlcan dari fenomcna

Dalam melaksanakan fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan (financing), manajer keuangan harus mencari alternatif sumber dana untuk dianalisa dan dari hasil

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti setelah dilakukan pelatihan perawatan perianal pada lembar observasi pada intrumen penelitian di dapatkan hasil terbanyak dengan

PEMANFAATAN AMPAS TAHU SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM TERHADAP KECEPATAN WAKTU TUMBUH JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ).

Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang pemeriksaan liabilitas jangka pendek (current liabilities).. Tujuan Instruksional Khusus