• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI GURU, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI GURU, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG JURNAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI GURU, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR

SISWA KELAS VIII DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

OLEH :

ADELINA FEBIOLA NPM: 12090255

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

(2)

r

TIAT,ANIAN PENGESAHAN .'URNAL

PENGARUH KOMPETENSI GURU, FASILITAS BELAJAR D,\N

LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BEI,AJAR

SISWA KEI,AS

VIII

DI MTSN LUBUK ITUAYA PADANG

Oleh: Narna NPM Prograrn Studi lnstitusi Adelina Fobitrla 1 2090255 Pendidikan Fkonorni

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ihnu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Disetujui Padang, 13 Februarl 2017 Pembirn Pembrmbing I

t(

(S;iaitendra Eka Sapr-rtra,

.?

(3)

PENGARUH KOMPETENSI GURU, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII

DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG Oleh :

Adelina Febiola

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun No. 1, Padang Sumatera Barat

Email :adelinafebiola@yahoo.co.id

Syailendra Eka Saputra, SE,MM,Yesmira Syamra, M.PdE Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar

Jl. Gunung Pangilun No. 1, Padang Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas VIII di MTsN Lubuk Buaya Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi guru terhadap minat belajar hal ini dibuktikan dengan nilai thitung 3,140 > ttabel sebesar 1,97. 2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar terhadap minat belajar ini dibuktikan dengan nilai thitung3,201 > ttabel1,97. 3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah terhadap minat belajar hal ini dibuktikan dengan nilai thitung 3,201 > ttabel 1,97. 4) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah secara bersama-samaterhadap minat belajar hal ini dapat dibuktikan dengan Fhitung 123,457 > Ftabel 2,66 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti Haditerima dan H0ditolak. KataKunci: Kompetensi Guru, Fasilitas Belajar, Lingkungan Sekolah dan Minat Belajar

Siswa.

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of teachers' competencies, learning facilities and learning school environment on the interest to learn of students of class VIII in Lubuk Buaya MTsN Padang. The results showed that : 1) there are significant positive and significant correlation between teacher competence on interest in learning this is evidenced by t count 3.140> t table 1.97. 2) there are significant positive and significant correlation between learning facility to learning interest is evidenced by t count 3.201> t tabel 1.97. 3) there is a positive and significant influence between the school environment to the interest to learn this is evidenced by t count 3.201> t tabel 1.97. 4) there is a positive and significant influence between the competence of teachers, learning resources and school environment simultaneously samaterhadap interest in learning this can be proved by F hitung 123.457> F table 2.66 with a significant level of 0.000 <α = 0.05. This means Ha accepted and H0 is rejected.

(4)

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengantar siswa mencapai fungsi dan tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengemukakan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhalak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab.

Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai hasil tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hasil belajar sebagai suatu pencapaian dari proses pembelajaran akan menunjukkan atau mengambarkan seberapa berhasil proses belajar yang telah terjadi, juga menggambarkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai.

Berhasilnya suatu proses pembelajaran didorong dengan adanya minat. Minat belajar siswa ada karena perasaan senang dalam mengikuti pelajaran. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih kesuksesan. Minat belajar siswa bisa dilihat dari sikap dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Slameto(,2010:57) mengatakan minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Menurut Djamarah,(2002:133) minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar anak. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu.

Di MTsN Lubuk Buaya Padang yang berada di jalan Adinegoro no 5 minat belajar masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi penulis terhadap 264 orang siswa di MTsN Lubuk Buaya Padang. Dengan data sebagai berikut:

Tabel 1. Rata-rata Nilai Mid Semester II Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di MTsN Lubuk Buaya Padang Tahun Ajaran 2015/2016

Sumber: Guru IPS kelas VII di MTsN Lubuk Buaya Padang

Berdasarkan tabel 1 dapat minat belajar siswa kelas VIII di MTsN Lubuk Buaya Padang untuk mata pelajaran IPS masih banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dimana KKM yang telah

ditentukan oleh guru mata pelajaran

N o

Kelas Jumlah Siswa

Tuntas Tidak tuntas K K M Jumlah % Jumlah % 1 VII 1 37 20 54,05 17 45,95 78 2 VII 2 35 17 48,57 18 51,42 78 3 VII 3 38 17 44,74 21 55,26 78 4 VII 4 39 15 38,46 24 61,53 78 5 VII 5 39 10 25,65 29 74,35 78 6 VII 6 39 7 17,95 32 82,05 78 7 VII 7 37 8 21,63 29 78,37 78 Jumlah 264 94 170

(5)

IPS yaitu 78. Dari 264 orang siswa , yang tuntas adalah 94 orang dan siswa yang tidak tuntas atau dibawah kriteria ketuntasan minimum adalah 170 orang. Rendahnya nilai yang dicapai oleh siswa ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor,baik faktor eksternal ataupun faktor internal. Dalam hal ini peneliti menduga rendahnya nilai siswa di sebabkan oleh kurangnya minat belajar siswa kelas VIII di MTsN Lubuk Buaya Padang pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu guru perlu memberikan dorongan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan terhadap 30 orang siswa di MTsN Lubuk Buaya Padang, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Data Observasi Awal Minat Belajar Siswa Kelas VIII di MTsN Lubuk Buaya Padang

Sumber: Data Observasi Awal Tanggal 2 Mei 2016

Berdasarkan tabel 2 yang penulis temukan dilapangan yaitu di MTsN Lubuk Buaya Padang terlihat masih rendahnya minat siswa dalam belajar pada mata pelajaran IPS, Hal ini dapat dilihat dari 30 orang responden hanya

9 orang yang memperhatikan guru menerangkan pelajaran dengan baik. kemudian juga banyak siswa yang masuk kelas tidak tepat waktu, dimana siswa sering masuk terlambat pada saat pelajaran telah dimulai terlihat dari banyaknya siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam memperhatikan pembelajaran berlangsung dan tidak tepat waktu masuk ke kelas dalam proses pembelajaran. Fenomena-fenomena tersebut mencerminkan rendahnya minat belajar siswa dalam belajar.

Dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto,(2010:54) mengemukakan terdapat faktor yang berasal dari dalam dari siswa (intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa

(ekstern). Diantara faktor ekstern yang

mempengaruhi minat belajar siswa adalah kompetensi guru, fasilitas belajar, dan lingkungan sekolah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar kelas VIII di MTsN Lubuk Buaya Padang adalah kompetensi guru. Menurut Mulyasa, (2007;26) kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pemgembangan diri dan profesionalitas.

Kompetensi guru sebagai salah satu faktor yang turut mempengaruhi minat belajar menjadi sangat penting, yang mana minat siswa dapat muncul atas dasar ketertarikan. Guru yang mempunyai kompetensi mengajar yag baik akan berusaha agar siswa dapat belajar dan menguasai materi dengan baik.

N o

Pertanyaan Alternatif Jawaban Jumlah Respon den Ya % Tidak % 1 Saya memperhati kan guru menerangka n pelajaran 9 30 21 70 30 2 Saya memperhati kan dengan sungguh-sungguh ketika belajar 16 53,3 3 14 46,67 30 3 Saya masuk kelas sebelum pelajaran IPS dimulai 12 40 18 60 30 4 Belajar IPS adalah mata pelajaran yang menyenang kan 11 36,6 7 19 63,33 30

(6)

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa kelas VII di MTsN Lubuk Buaya Padang yaitu fasilitas belajar. Menurut Daryato, (2006:51) secara etimologi (arti kata) fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana belajar, bahwa sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya lokasi/tempat, bangunan dan lain-lain, sedangkan prasarana adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium dan sebagainya.

Selain kompetensi guru dan fasilitas belajar faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa MTsN Lubuk Buaya Padang adalah lingkungan sekolah. Menurut

Tu’u,(2004:1) menyatakan lingkungan

sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah untuk mengembangkan lingkungan sekolah yang diperkaya agar dapat merangsang minat siswa terhadap banyak hal yang bermanfaat bagi mereka dalam rangka meningkatkan kesenangan terhadap belajar.

KAJIAN PUSTAKA Teori Minat Belajar

Djaali,(2007:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jadi minat adalah rasa suka terhadap sesuatu bukan dari lahir tetapi ada setelah kemudian.

Menurut Slameto,(2010:54) minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa

(ekstern). Faktor dari dalam diri siswa

terdiri dari keadaan fisik, motivasi, dan keadaan psikologis. Adapun faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga (perhatian orang tua), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Keadaan guru sebagai salah satu faktor didalam lingkungan sekolah yang turut mempengaruhi minat belajar menjadi sangat penting yang mana minat siswa dapat muncul atas dasar ketertarikan. Slameto,(2010:180) indikator minat belajar adalah sebagai berikut: simpatik terhadap guru, perhatian terhadap materi pelajaran, kemauan dalam belajar,dan peneriman positif terhadap mata pelajaran.

Teori Kompetensi Guru

Menurut Undang undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam Mulyasa,(2007:25)

menyatakan bahwa “ kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan”. Sedangkan menurut Musfah, (2011:27) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Menurut Usman, (2005:14) kompetensi guru adalah kemampuan guru dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Sedangkan menurut Mulyasa,(2007:26) kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spritual yang

(7)

secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pemgembangan diri dan profesionalitas. Uraian dari kompetensi yang harus dikuasai oleh guru,yaitu:1)kompetensi

profesional,2)kompetensi pedagogik, 3)kompetensi kepribadian,4) kompetensi sosial.

Teori Fasilitas Belajar

Menurut Bahri, (2002:150) mengemukakan bahwa, fasilitas belajar merupakan kelengkapan belajar yang harus dimiliki di sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar, salah satu diantaranya fasilitas belajar. Sebab, tanpa adanya fasilitas belajar kegiatan belajar mengajar tidak akan terlaksana baik.

Menurut Hermawati,(2014:189) belajar adalah perbuatan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Menurut Djamarah,(2002:150)

mengemukakan bahwa, fasilitas belajar merupakan kelengkapan belajar yang harus dimiliki oleh sekolah. Sedangkan menurut Daryato,(2006:51) secara etimologi (arti kata) fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana belajar, bahwa sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan,misalnya lokasi/tempat, bangunan dan lain-lain, sedangkan prasarana adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium dan sebagainya. Jadi fasilitas belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda bergerak maupun tidak bergerak yang menunjang kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Teori Lingkungan Sekolah

Menurut Hamalik,(2011:194) lingkungan adalah sesuatu yang ada dialam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Sekolah adalah lembaga pendidikan secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja. Dan terarah yang dilakukan oleh pendidik yang profesional dengan program yang dituangkan kedalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh siswa pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat anak-anak sampai perguruan tinggi. Menurut Hamalik,(2011:5) sekolah adalah seuatu lembaga yang memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Sekolah dapat mengembangkan dan meningkatkan pola pikir anak karena disekolah mereka belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan.

Hipotesis

Berdasarkan dari uraian landasan teori dan kerangka konseptual maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga kompetensi guru berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

2. Diduga fasilitas belajar berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

3. Diduga lingkungan sekolah berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

4. Diduga secara bersama – sama antara kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

(8)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif.. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Lubuk Buaya Padang yaitu pada kelas VIII.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2016.Adapun yang menjadi populasi yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas VIII yang

berjumlah 253 orang. Mengingat jumlah populasi yang cukup besar, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

proportional random

samplingdengan menggunakan

rumus slovin dengan menggunakan nilai kritis 5%.maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 154 orang siswa

Sebelum angket diedarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas.Validitas

adalah Suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahitan suatu instrumen. Menurut Ghozali,(2011:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan menurut Arikunto, (2010:158) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti validitas rendah. Pernyataan di katakan valid jika corrected > 0,361.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Tingkat Capaian Responden (TCR) variabel X

Berdasarkan TCR dari masing-masing variabel bahwa Skor rata-rata variabel kompetensi guru adalah sebesar 3,81 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 76,11%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi guru berada pada kategori cukup baik. Skor rata-rata variabel fasilitas belajar adalah sebesar 3,87 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 77,45%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel fasilitas belajar

berada pada kategori cukup. Skor rata-rata variabel penggunaan lingkungan sekolah adalah sebesar 3,80 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 75,91%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penggunaan lingkungan berada pada cukup kategori baik. Koefisien Determinasi ( )

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel

model summary diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,712 yang artinya

71,20% perubahan pada variabel dependen (minat belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen (kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah) sedangkan

(9)

sisanya sebesar 28,80% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t

Berdasarkan hasil uji t dari pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah:

a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru (X1) terhadap minat belajar (Y)

Untuk variabel kompetensi guru diperoleh nilai thitung sebesar 3,140 > ttabel sebesar 1,97 dengan nilai signifikan 0,002 < = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kompetensi guru terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin baik kompetensi guru, maka akan semakin baik pula minat belajar siswa.

b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar (X2) terhadap minat belajar (Y)

Untuk variabel fasilitas belajar diperoleh nilai thitung sebesar > 3,201 ttabel sebesar 1,97 dengan nilai signifikan 0,002 < = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara fasilitas belajar terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin baik fasilitas belajar maka akan semakin meningkat minat belajar siswa.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang signifikan antara

lingkungan sekolah (X3) terhadap minat belajar (Y)

Untuk variabel lingkungan sekolah diperoleh nilai thitung sebesar 3,864 > ttabel sebesar 1,97 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara lingkungan sekolah terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin baik lingkungan sekolah maka akan semakin meningkat pula minat belajar siswa.

d. Hipotesis 4 berdasarkan uji F terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar siswa. bahwa nilai Fhitung 123,457 > Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa, artinya semakin baik kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah , maka minat belajar siswa juga akan semakin baik. Hasil Uji F

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dapat dilihat pada tabel 29 di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung 123,457 > Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

(10)

dikatakan bahwa kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa, artinya semakin baik kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah , maka minat belajar siswa juga akan semakin meningkat.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,266. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung3,140 > ttabel sebesar 1,97. Artinya apabila kompetensi guru meningkat sebesar 1%, maka minat belajar 0,266 dalam setiap satuannya.

2. Fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,275. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 3,201 > ttabel sebesar 1,97. Artinya, apabila fasilitas belajar meningkat sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 0,275 dalam setiap satuannya.

3. Lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,431. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung3,864 > ttabel 1,97. Artinya, apabila lingkungan sekolah meningkat

sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 0,431 dalam setiap satuannya.

4. Kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana diperoleh nilai Fhitung123,457 > Ftabel2,66 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 <

α = 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan H0ditolak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk meningkatkan minat belajar lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan:

1. Untuk kompetensi guru harus meningkatkan kompetensi profesionalnya berupa guru harus meningkatkan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan guru meningkatkan kompetensi kepribadiannya untuk melaksanakan tanggung jawab dan semangat kuat dalam melaksanakan tugas mengajar.

2. Untuk fasilitas belajar di sekolah, sekolah harus meningkatkan prasarana seperti memperhatikan ruang belajar agar tetap bersih dan rapi, ruang komputer yang bersih dan rapi sehingga siswa mempunyai minat yang tinggi untuk belajar.

3. Untuk lingkungan sekolah guru harus meningkatkan metode mengajar yang membuat siswa senang dalam belajar seperti menjelaskan meteri pelajaran yang diselingi dengan permainan atau diskusi kelompok.

(11)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (2007). psikologi sosial. jakarta: Rineka Cipta.

Anni, C. T. (2006). Psikologi Belajar. semarang: UNNES Press.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Daryato. (2006). Administarasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Djaali. (2007). psikologi pendidikan.

jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah Syiful Bahri. (2002). Psikologi

Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS. Semarang: Universitas

Dipenegoro.

Hamalik Oemar. (2011). Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya.

Haryanti, T. (2009). Pengaruh Kompetensi

Profesional Guru terhadap Minat Belajar mata Pelajaran Fiqih pada

siswa kelas VIII MTsN Yasu’a

Pilangwetan kec. Kebonabung kab.demak. Demak.

Hermawati. (2014). Pendidikan Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idris. (2010). Aplikasi Model Analisis Data

Kuantitatif dengan SPSS. Padang: FE

UNP.

Irianto. (2010). Statistik Konsep Dasar,

Aplikasi dan Pengembangannya.

Jakarta: Prenada Media Group.

Khairani. (2013). Psikologi Belajar.

Yogyakarta: aswaja presido.

Lastiar, Y. (2013). Pengaruh Kompetensi

Guru Terhadap Minat Belajar Siswa SMA Negri 6 Mandau Kabupaten Bengkalis. Bengkalis.

Muhammad Feriady, dkk. (2012).

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Fasilitas Belajar Siswa Terhadap Minat Belajar IPS Kelas VIII SMP N 3 Purbalingga. Purbalingga.

Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan

Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Musfah. (2011). Peningkatan Kompetensi

Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup. Nurfauziah, G. (2012). Pengaruh

Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung. bandung.

Ridwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian

untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sarjaya Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

(12)

Siregar Sofiyan. (2013). Statistik

Parametrik untuk Penelitian

Kumutatif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Slameto. (2010). Belajar dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2011). Ekometrika Terapan:

Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta.

Suryabrata. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

Suryabrata Sumadi. (2004). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali.

Syah Muhabbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT remaja rosdakarya.

Tu’u tulus. (2004). Peran Disiplin pada

Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo.

Usman. (2005). Menjadi Guru

Profesional. Bandung: Remaja

Gambar

Tabel 1. Rata-rata  Nilai  Mid  Semester  II Pada  Mata  Pelajaran  IPS  Kelas VII di MTsN Lubuk Buaya Padang Tahun Ajaran 2015/2016
Tabel  2.  Data  Observasi  Awal  Minat  Belajar Siswa Kelas VIII di MTsN     Lubuk Buaya Padang

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efekindonesia (BEI).Jurnal Manajemen dan Bisnis

 Melakukan ulangan berisi materi yang berkaitan dengan pengertian dasar statistika (data (jenis-jenis data, ukuran data), statistika, statistik, populasi, sampel, data tunggal),

Berdasarkan Berita Acara Hasil Kualifikasi Nomor : 420/ 01/BAHK/PPBJ ‐ DISPEN/VIII/2013, dengan ini diumumkan kepada seluruh peserta seleksi sederhana paket Pekerjaan Belanja Jasa

Dapat dilihat melalui data berikut ini, Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil SMD (Survey Mawas Diri) pada tahun 2014, Desa Cilayung memiliki jumlah akseptor

Oleh karena itu, peneliti mengambil judul, “ KOMUNIKASI NONVERBAL MELALUI JILBAB DALAM KONTEKS KONSEP DIRI (Studi pada Mahasiswi Berjilbab Fakultas Ekonomi Universitas

Untuk menunju pembelajaran sastra berperspektif jender, paling tidak ada tiga komponen yang harus diperhatikan, yaitu kurikulum, materi yang disampaikan atau diproduksi oleh

[r]

Tanah Bumbu Source : Social, Manpower and Transmigration Service of Tanah Bumbu Regency.. Tanah Bumbu Source : Social, Manpower and Transmigration Service of Tanah