• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komponen Flavor Turunan Karotenoid pada Daun Teh Kering: Identifikasi Kandungan Flavor dan Kaitannya dengan Inovasi Produk T2 422011001 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komponen Flavor Turunan Karotenoid pada Daun Teh Kering: Identifikasi Kandungan Flavor dan Kaitannya dengan Inovasi Produk T2 422011001 BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Teh merupakan minuman populer yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Minuman teh berasal

dari tanaman Camellia sinensis, famili Theaceae. Dalam

pengolahannya, teh mengalami serangkaian proses seperti

pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis, dan

pengeringan. Teh dapat dikategorikan menjadi beberapa

jenis berdasarkan proses oksidasi atau fermentasi yang

dilaluinya yaitu teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh

hitam. Masing-masing jenis teh tersebut mempunyai

karakter rasa dan aroma yang khas. Secara umum,

semakin sedikit teh teroksidasi, maka rasa dan aromanya

akan semakin lembut dan ringan.1 Selain memiliki rasa

dan aroma yang khas, teh juga memiliki berbagai manfaat

kesehatan diantaranya adalah karena kandungan

antioksidannya yang tinggi. Kandungan senyawa kimia

dalam teh digolongkan menjadi 4 kelompok besar yaitu :

(1) golongan fenol; (2) golongan bukan fenol; (3) golongan

aromatis; dan (4) enzim.2

Aroma teh dipengaruhi oleh berbagai senyawa volatil

yang dikandungnya, yang sebagian besar terbentuk

selama pemrosesan teh dan merupakan turunan dari

karotenoid, asam amino, dan asam lemak.3,4 Aroma teh

yang tersusun atas senyawa-senyawa flavor volatil yang

dihasilkan selama pemrosesan teh merupakan salah satu

(2)

2 juga harga jualnya. Senyawa-senyawa flavor volatil

tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama merupakan produk-produk volatil yang berasal

dari pemecahan lipid, yang menghasilkan karakter aroma

rerumputan. Sedangkan, kelompok kedua yang

merupakan turunan terpenoid, karotenoid, dan asam

amino, mempunyai karakter flavor dengan aroma manis

pada teh hitam.5

Karotenoid merupakan senyawa pigmen kuning yang

terkandung dalam daun teh segar. Degradasi senyawa ini

selama pemrosesan teh mengarah pada pembentukan

senyawa flavor golongan terpenoid pada teh hitam.6

Kandungan karotenoid pada teh yang diidentifikasi oleh

Ravichandran (2002), utamanya terdiri dari β-karoten, lutein, dan zeasantin. Telah ditemukan bahwa senyawa

karotenoid yang mengalami degradasi memberikan

pengaruh pada peningkatan komponen volatil pada

kandungan flavor.7 Komponen volatil hasil degradasi

karotenoid merupakan salah satu komponen aroma yang

mencitrakan karakteristik suatu bahan pangan (character

impact compounds), dimana memiliki nilai ambang batas

yang rendah (low threshold values) namun memberikan

intensitas aroma yang kuat (high odor units).8

Senyawa flavor terpenoid turunan karotenoid

termasuk dalam golongan senyawa apokarotenoid.

Senyawa apokarotenoid dapat terbentuk melalui reaksi

pembelahan oksidatif dengan menggunakan bantuan

katalis enzim seperti lipoksigenase atau peroksidase, atau

(3)

3 senyawa flavor apokarotenoid berperan penting pada

pembentukan karakter aroma yang khas pada berbagai

jenis tumbuhan, termasuk pada daun teh.

Senyawa-senyawa flavor apokarotenoid yang berhasil diidentifikasi

pada teh, khususnya pada teh hitam, antara lain:

beta-ionone, alfa-beta-ionone, beta-damascone, beta-damascenone,

theaspirone, oxo-beta-ionone, dihydroactinodiolide,

4-oxoisophorone, safranal, dan beta-cyclocitral.10

Berbagai penelitian terhadap kandungan senyawa

volatil pada daun teh, baik jenis teh hijau maupun teh

hitam telah banyak dilakukan pada sampel daun teh asal

Cina, Jepang, dan India.11,12 Penelitian ini merupakan

penelitian dasar yang bertujuan untuk mengidentifikasi

kandungan senyawa volatil hasil degradasi karotenoid

untuk sampel serbuk kering daun teh hijau dan teh

hitam, dari salah satu perkebunan teh lokal di Indonesia.

Dengan diketahuinya komponen flavor volatil turunan

karotenoid pada sampel daun teh kering, diharapkan

dapat digunakan sebagai dasar pengembangan produk

pada industri minuman teh, khususnya pada inovasi

aroma dan rasa yang lebih beragam dan tentunya

berbasis natural.

1.2

TUJUAN PENELITIAN

1.2.1 Mengetahui kandungan pigmen karotenoid yang

terdapat pada sampel serbuk kering daun teh

(4)

4 kromatogafi lapis tipis (KLT). Identifikasi ini

dilakukan hanya untuk konfirmasi kandungan

pigmen karotenoid yang masih terdapat pada

sampel daun teh kering.

1.2.2 Mengidentifikasi kandungan komponen flavor

turunan karotenoid pada sampel serbuk kering

daun teh hijau dan teh hitam.

1.2.3 Menerapkan dua metode pengambilan aroma

untuk mengisolasi komponen flavor volatil pada

daun teh dan melihat keefektifan metode yang

digunakan sebagai dasar pengembangan metode

Referensi

Dokumen terkait

Total fenol minuman daun beluntas menurun seiring bertambahnya proporsi teh hitam yang diduga terjadi karena terjadi interaksi gugus hidroksil pada senyawa fenolik

Pada metode ASS, produk disimpan pada kondisi lingkungan penyimpanan yang ekstrim, antara lain produk disimpan pada suhu atau kelembaban yang ekstrim, atau produk dapat