• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Cv. Setia Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Cv. Setia Utama"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia mengatur tenaga kerja yang ada di dalam organisasi, sehingga terwujud tujuan organisasi kepuasan kerja pegawai. Manajemen sumber daya manusia juga dapat menghasilkan kinerja yang baik dalam sebuah perusahaan dengan cara penilaian, pemberian balas jasa dalam setiap individu anggota organisasi sesuai dengan kemampuan kerjanya. Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian pegawai, harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja, namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Idealnya setiap organisasi dapat menyeimbangkan pencapaian tujuan para anggotanya. Banyak organisasi yang tidak dapat berjalan dengan langgeng di mana penyebabnya bukan dikarenakan modal yang dimiliki, tetapi dikarenakan oleh buruknya manajemen yang dimiliki termasuk manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi, karena kualitas organisasi sendiri sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia sebagi pegawai dan pelaku layanan dalam suatu organisasi.

(2)

perusahaan guna mencapai visi perusahaan dan menjalankan misi untuk sekaligus dapat bersaing di dunia bisnis.

Perusahaan haruslah menyadari hal tersebut jikalau sumber daya manusia adalah asset terpenting yang memiliki kemampuan berkembang sebagai penentu keberhasilan suatu perusahaan, maka perusahaan haruslah tidak menutup mata akan kesejahteraan para pegawai nya karena kesejahteraan para pegawai merupakan salah satu penentu kesetiaan pegawai dan peningkatan kinerja pegawai yang akan membuat perusahaan mampu bersaing dalam era persaingan bisinis global.

Manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan maupun organisasi adalah bagian yang lebih dekat dengan persoalan pegawai. Bagian ini haruslah memahami bagaimana meningkatkan kinerja karyawan serta meningkatkan loyalitas mereka. Mendapatkan uang adalah sedikit alasan bagi sebagian orang untuk bekerja di suatu perusahaan, namun adapula yang beranggapan uang adalah salah satu dari banyak kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Oleh karena itu mereka akan bekerja lebih untuk mendapatkan kompensasi yang lebih dari manajemen perusahaan guna memenuhi kebutuhan mereka dan mencapai kesejahteraan yang dimaksudkan diatas.

Menurut Handoko (2001:155) mengemukakan bahwa Kompensasi adalah “segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.”

(3)

kompensasi finansial yaitu insentif. Dalam pencapaian guna memenuhi kebutuhannya maka pegawai harus memiliki kinerja yang baik agar tercapainya tujuan bersama. Budaya perusahaan memiliki peranan penting dalam membangun prestasi dan produktivitas kerja para pegawai sehingga mengarahkan perusahaan kepada keberhasilan. Jadi sudah saatnya sebuah perusahaan menetapkan komitmen yang tinggi terhadap penerapan budaya perusahaan.

Penetapan tujuan yang jelas dan terukur, pengukuran kinerja, dan pemberian insentif merupakan elemen penting dalam manajemen kinerja (Verbeeten, 2008; Kloot, 1999). Untuk melaksanakan tugas yang diemban dengan baik dibutuhkan kinerja yang baik dan profesionalitas dari pegawai sehingga tercipta hasil yang baik pula untuk perusahaan, kinerja yang baik ini dapat meningkatkan kualitas bagi perusahaan. Pencapaian inilah yang mengharuskan perusahaan memberikan insentif kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan hal positif bagi perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan pemberian insentif kepada pegawai. Semangat tidaknya pegawai untuk bekerja dapat juga disebabkan oleh besar kecilnya insentif yang diterima. Apabila insentif yang diterima pegawai tidak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan pada saat bekerja maka pegawai dapat berkurang motivasi yang dimilikinya dalam bekerja dan akan berpengaruh pada output perusahaan dan berimplikasi langsung dengan income yang diterima perusahaan. Oleh karenanya peraturan pemberian insentif harus diatur dengan tepat dan dengan kebijakan yang tepat pula.

(4)

organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan).”

Sedangkan menurut Rivai (2004:384) mengemukakan bahwa insentif adalah: “Bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan kinerja, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan”. Dari penjelasan kedua penjelasan di atas menjelaskan bahwa insentif merupakan pemberian uang dari luar gaji yang seharusnya pegawai terima yang diberikan oleh manajemen perusahaan sebagai pengakuan terhadap kinerja karyawan kepada perusahaan.

Efendy (2002 : 194) mengatakan bahwa : “Kinerja adalah unjuk kerja yang merupakan hasil kerja dihasilkan oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi". Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motifasi, kesehatan, penghasilan, iklim kerja, iklim kerja dan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi peningkatan produktifitas adalah keharmonisan kondisi karyawan dan insentif keuangan yang universal, keharmonisan kondisi pekerjaan diantarannya saling ketergantungan manajer dan pegawai sedangkan insentif keuangan bagi pegawai adalah adanya unsur keadilan dalam gaji, upah, bonus yang diterima pegawai.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja pegawai juga dipengaruhi iklim kerja dan adanya keadilan gaji atau insentif. Semakin besar kontribusi seorang pegawai terhadap perusahaan maka semakin besar pula yang harusnya diberikan perusahaan sebagai reward kepada karyawan.

Hal tersebut bukan hanya berlaku pada industri milik Negara dan instansi pemerintahan saja tetapi juga semua industri yang memanfaatkan sumber daya manusia sebagai pelaksana dari kegiatan- kegiatan usaha. Seperti halnya CV. Setia Utama, salah satu konsultan pajak yang cukup terkenal di kota Medan.

(5)

tepat waktu. Pemberian insentifnya berdasarkan posisi dan kinerja dari pegawai tersebut.

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Pegawai CV. Setia Utama”.

1.2Perumusan Masalah

Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana mekanisme pemberian insentif di CV.Setia Utama?

1.2.2 Apa saja jenis insentif yang diberikan kepada pegawai CV.Setia Utama? 1.2.3 Seberapa Besarkah Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja

Pegawai CV. Setia Utama? 1.3Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri.Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kinerja pegawai di CV. Setia Utama

2. Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Pegawai CV. Setia Utama

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis: 1. Manfaat teoritis

(6)

keberhasilan terletak pada budaya organisasi. Oleh karena itu budaya organisasi penting dalam mengimplementasikan strategi organisasi yang berkelanjutan.

2. Manfaat praktis a. Bagi institusi

Diharapkan dapat menjadi masukan yang baik dan saran yang efektif di CV. Setia Utama.

b. Bagi penulis

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat semakin menambah wawasan dan referensi yang berhubungan dengan Insentif dan kinerja karyawan.

c. Bagi pembaca

Sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan menganalisis masalah-masalah aktual yang terjadi khususnya yang berhubungan dengan Insentif dan kinerja karyawan.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur Manajemen Sumber Daya Manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari Manajemen Sumber Daya Manusia ini hanya masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.

(7)

dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal, atau gedung.

Hasibuan (2001 : 10) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Gomes (2003 : 4) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individual, organisasi, masyarakat, nasional, dan internasional.

Simamora (2004 : 4) bahwa manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

Hal yang sama dikemukakan oleh Heidjrachman dan Husman (2002 : 5), manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dipahami karena semua kegiatan organisasi tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, sumberdaya manusia tersebut harus dikelola agar dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan organisasi. Tujuan tersebut menurut Sedarmayanti (2001 : 7) dapat dijabarkan ke dalam 4 tujuan yang lebih operasional yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Masyarakat (Social Objective)

Tujuan masyarakat adalah untuk bertanggung jawab secara sosial, dalam hal kebutuhan dan tantangan yang timbul dan masyarakat.

(8)

Tujuan organisasi adalah untuk melihat bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist), maka perlu adanya kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan.

3. Tujuan Fungsi (Functional Objective)

Tujuan fungsi adalah untuk memelihara kontribusi bagian lain agar mereka (sumber daya manusia dalam tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal.

4. Tujuan Personal (Personal Objective)

Tujuan personal adalah untuk membantu pegawai dalam mencapai tujuan pribadinya, guna mencapai tujuan organisasi. Tujuan pribadi pegawai diharapkan dapat dipenuhi, dan sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan terhadap pegawai yang bersangkutan.

Guna mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia yang telah dikemukakan, maka suatu bagian atau departemen sumber daya manusia harus mengembangkan, mempergunakan dan memelihara pegawai (sumber daya manusia) agar semua fungsi organisasi dapat berjalan seimbang. Kegiatan manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dan proses manajemen sumber daya manusia yang paling sentral dan merupakan rantai kunci dalam mencapai tujuan organisasi. Kegiatan manajemen sumber daya manusia akan berjalan lebih lancar, bila memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.

1.5.2 Insentif

1.5.2.1 Pengertian Insentif

(9)

Insentif dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat. Dari pengertian di atas untuk lebih jelas tentang insentif, dibawah ini ada beberapa ahli manajemen mengemukakan pengertian mengenai insentif.

Menurut Hasibuan (2001 : 117) mengemukakan bahwa "Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang di pergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi".

Sedangkan menurut Pangabean (2002 : 77) mengemukakan bahwa "Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena prestasi melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja".

Menurut Mangkunegara ( 2002 : 89 ) mengemukakan bahwa " Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi ( perusahaan )."

Begitu pula menurut Handoko ( 2002 : 176 ) mengemukakan bahwa " Insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar - standar yang telah ditetapkan".

Jadi menurut pendapat - pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa Insentif adalah dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar lebih dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat menambah kemauan kerja dan motivasi seorang pegawai agar terciptanya suatu kinerja yang berkualitas sesuai dengan tujuan perusahaan.

1.5.2.2 Jenis - Jenis Insentif

(10)

dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah kerja bagi pegawai yang bersangkutan.

Menurut ahli manajemen sumber daya manusia Siagian ( 2002 : 268 ), jenis - jenis insentif tersebut adalah :

- Piece work

Piece work adalah teknik yang digunakan untuk mendorong kinerja pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam jumlah unit produksi.

- Bonus

Bonus adalah insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui. - Komisi

Komisi adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas dan sering diterapkan oleh tenaga - tenaga penjualan.

- Insentif bagi eksekutif

Insentif bagi eksekutif ini adalah insentif yang diberikan kepada pegawai khususnya manajer atau pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor atau biaya pendidikan anak.

- Kurva Kematangan

Kurva kematangan adalah insentif yang diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam bentuk beban mangajar yang lebih besar dan sebagainya. Berdasarkan pengertian di atas maka jenis-jenis insentif adalah :

1. Insentif material

Dapat diberikan dalam bentuk: - Bonus

- Komisi

- Pembagian laba

(11)

2. Insentif Non-material

Dapat diberikan dalam bentuk : - Jaminan sosial

- Pemberian piagam penghargaan - Pemberian promosi

- Pemberian pujian lisan atau tulisan.

Dengan adanya jenis-jenis insentif ini maka perusahaan mampu mendorong motivasi dan gairah kerja pegawai, sehingga pegawai akan terus menjaga dan meningkatkan hasil kerjanya dan pada akhirnya pula akan meningkatkan keuntungan tersendiri dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

1.5.2.3 Tujuan Pemberian Insentif

Tujuan pemberian insentif adalah untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yaitu:

1. Bagi perusahaan :

a. Mempertahankan tenaga kerja yang terampil dan cakap agar loyalitasnya tinggi terhadap perusahaan

b. Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja pegawai yang ditunjukan akan menurunnya tingkat perputaran tenaga kerja dan absensi

c. Meningkatkan produktivitas perusahaan yang berarti hasil produksi bertambah untuk setiap unit per satuan waktu dan penjualan yang meningkat.

2. Bagi pegawai:

a. Meningkatkan standar kehidupannya dengan diterimanya pembayaran diluar gaji pokok

b. Meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga mendorong mereka untuk berprestasi lebih baik.

(12)

Menurut Rivai (2004:387) mengemukakan bahwa “Salah satu alasan pentingnya pembayaran insentif karena adanya ketidaksesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada eksekutif dengan pekerja lain. Program insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Selain itu, ada kesadaran yang tumbuh bahwa program pembayaran tradisional seringkali tidak bagus dalam menghubungkan pembayaran dengan kinerja. Jika organisasi mau mencapai inisiatif strategis mereka, maka pembayaran perlu dihubungkan dengan kinerja sedemikian rupa sehingga pembayaran itu mengikuti tujuan karyawan dan tujuan organisasi. Adapun jenis sistem pemberian insentif yang harus diberlakukan adalah :

a. Bonus Tahunan

Banyak perusahaan menggantikan peningkatan pendapatan karyawan berdasarkan jasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah tahunan atau triwulanan. Umumnya bonus ini lebih sering dibagikan sekali dalam setahun. Bonus mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan peningkatan gaji. Pertama, bonus meningkatkan arti pembayaran karena karyawan menerima upah dalam jumlah yang besar. Kedua, bonus memaksimalkan hubungan antara bayaran dan kinerja.

b. Insentif Langsung

Tidak seperti sistem bayaran berdasarkan kinerja yang lain, bonus langsung tidak didasarkan pada rumus, kriteria khusus, atau tujuan. Imbalan atas kinerja yang kadang-kadang disebut bonus kilat ini dirancang untuk mengakui kontribusi luar biasa karyawan. Seringkali penghargaan itu berupa sertifikat, plakat, uang tunai, obligasi tabungan, atau karangan bunga.

c. Insentif Individu

Insentif individu adalah bentuk bayaran insentif paling tua dan paling populer. Dalam jenis ini, standar kinerja individu ditetapkan dan dikomunikasikan sebelumnya, dan penghargaan didasarkan pada output individu.

d. Insentif Tim

(13)

e. Pembagian Keuntungan

Program pembagian keuntungan terbagi dalam tiga kategori. Pertama, program distribusi sekarang menyediakan persentase untuk dibagikan tiap triwulan atau tiap tahun kepada karyawan. Kedua, program distribusi yang ditangguhkan menempatkan penghasilan dalam suatu dana tujuan untuk pensiun, pemberhentian, kematian, atau cacat. Ketiga, program gabungan yang membagikan sebagian keuntungan langsung kepada karyawan, dan menyisihkan sisanya dalam rekening yang ditentukan.

f. Bagi Hasil

Program bagi hasil (gainsharing) dilandasi oleh asumsi adanya kemungkinan mengurangi biaya dengan menghilangkan bahan-bahan dan buruh yang mubadzir, dengan mengembangkan produk atau jasa yang baru atau yang lebih bagus, atau bekerja lebih cerdas. Biasanya program bagi hasil melibatkan seluruh karyawan dalam suatu unit kerja atau perusahaan.

1.5.3 Kinerja Pegawai

1.5.3.1 Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja individu pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Menurut Bambang Kusriyanto dalam Mangkunegara (2006), Kinerja pegawai adalah, Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam). Selain itu, Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, selain itu kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

(14)

1.5.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002 : 72 ), faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu adalah: 1) Kemampuan mereka, 2) Motivasi, 3) Dukungan yang diterima, 4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5) Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa kinerja tidaklah terbentuk dengan sendirinya namun banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang bersumber dari dalam diri individu seperi semangat, motivasi, dukungan yang diterima, hubungan mereka dengan organisasi dan juga kemampuan yang dimiliki. Namun kinerja juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri antara lain seperti pemberian insentif, suasana kerja, dan sarana prasarana yang tersedia.

1.5.3.4 Jenis Insentif Yang diberikan kepada Pegawai CV.Setia Utama - SPT PPH Pasal 29

Menurut UU No.36 Tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh 29) adalah PPh Kurang Bayar (KB) yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh, yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh (PPh Pasal 21, 22, 23, dan 24) dan PPh Pasal 25. Dalam hal ini, Wajib Pajak (WP) wajib memiliki kewajiban melunasi kekurangan pembayaran pajak yang terutang sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan. Apabila tahun buku sama dengan tahun kalender, kekurangan pajak tersebut wajib dilunasi paling lambat 31 Maret bagi Wajib Pajak Orang Pribadi atau 30 April bagi Wajib Pajak Badan (WPB) setelah tahun pajak berakhir.

- Sunset Policy

(15)

dan Tata Cara Perpajakan (Undang Nomor 28 Tahun 2007). Undang-Undang KUP Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk menghimpun data perpajakan dan mewajibkan instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lainnya untuk memberikan data kepada Direktorat Jenderal Pajak. Ketentuan ini memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak mengetahui ketidakbenaran pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Kebijakan ini juga Untuk menghindarkan masyarakat dari pengenaan sanksi perpajakan yang timbul apabila masyarakat tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar.

Jenis insentif yang dikeluarkan oleh CV.Setia Utama kepada karyawannya dalam hal ini bersifat tidak rutin dimana kebijakan ini Cuma 5 tahun sekali berlaku. Pemberian Insentif Sunset Policy di Cv. Setia Utama terakhir adalah pada bulan desember 2015.

- Tax Amnesty

Menurut "UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak" Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan .

Untuk Tax Amnesty ada jadwal dan periode yang berlaku, diantaranya : Periode I

1 Juli 2016 s.d 30 September 2016 Periode II

1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016 Periode III

1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017

Untuk Pemberian Insentif tax amnesty, hanya di periode I (1 juli-30 september 2016) yang sudah diberikan kepada seluruh pegawai selama penelitian ini berjalan.

- Pengerjaan Buku Laporan Tahunan Perusahaan

Pemberian insentif ini diberikan kepada para pegawai CV.Setia Utama yang berhasil menyelesaikan laporan buku laporan tahunan perusahaan pada jadwal yang ditentukan, Buku tahunan perusahaan berisi tentang laporan :

(16)

- Buku Kas Kredit dan Debit Perusahaan - Laporan Buku Besar

- Laporan Jurnal Tahunan

- Laporan Arus Bank Perusahaan

Untuk waktu pengerjaan sendiri mulai dari januari sampai dengan bulan oktober setiap tahunnya dan pengambilan insentif boleh dilakukan kapan saja.

Dengan jumlah klien lebih dari 500 Wajib pajak baik orang pribadi maupun orang pribadi dan Pengerjaan yang terbatas pada waktu yang ditentukan seringkali membuat para pegawai merasa perlu dorongan dan motivasi dari dalam dan luar agar semangat dalam mengerjakan tugasnya. Insentif menjadi salah satu senjata untuk membuat para pegawai mempunyai kinerja yang baik, semangat dan tepat waktu.

Hal ini, sama dengan apa yang disampaikan oleh Hasibuan (2001 : 117) mengemukakan bahwa "Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang di pergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi".

1.6 Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan sementara yang ditarik dari rumusan masalah, kesimpulan demikian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diidentifikasi. Dari uraian tersebut maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis Kerja (Ha): Ada pengaruh Insentif terhadap kinerja pegawai CV. Setia Utama

Hipotesis Nihil (Hо): Tidak ada pengaruh Insentif terhadap kinerja pegawai CV. Setia Utama

1.7 Defenisi Konsep

(17)

penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang akan digunakan. Tujuan dari defenisi konsep adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinyainterpretasi ganda atau tumpang tindih atas variabel yang menjadi subjek penelitian. Maka yang menjadi konsep dari penelitian ini adalah:

a. Insentif di definisikan Menurut Hasibuan (2001 : 117) mengemukakan bahwa "Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang di pergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi". Hal ini berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan haruslah memperhatikan insentif karyawan guna peningkatan outcome perusahaan yang berimplikasi terhadap kenaikan produktivitas perusahaan

b. Kinerja Pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.8 Defenisi Operasional a. Variabel Bebas

Ali Maksum (2012: 29) bahwa variabel adalah suatu konsep yangmemiliki variabilitas atau keberagaman yang menjadi fokus penelitian. Variabel digolongkan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi.

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu analisis pengaruh insentif sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja karyawan yang dilakukan di CV.Setia Utama dengan melihat tujuan insentif untuk meningkatkan kesuksesan dan kemajuan organisasi yang berkelanjutan.

(18)

Variabel bebas (independen ) yaitu insentif (X). Sugiyono (2011: 39) menjelaskan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada lima indikator, yaitu (Robbins, 2006: 260):

a. Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

b. Kuantitas.

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit dan jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu.

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

d. Efektivitas.

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, an baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

e. Kemandirian.

Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2011: 40). Menurut Wirawan (2009: 54) variabel kinerja sebagai variabel dependen (Y) yang akan ditelusuri melalui 3 (tiga) indikator, yaitu:

(19)

Kinerja (Variabel y) Hasil kerja Perilaku kerja

Referensi

Dokumen terkait

Jika anak diperlakukan kasar dan keras, hatinya menjadi sempit, hilang kecerdasannya, bahkan ia akan terdorong untuk berdusta dan berbuat kotor (Kosim, 2012:

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur yang kos di daerak kampus, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Quota Sampling dimana

Untuk mengajukan Beasiswa Unggulan pada Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan DIKTI tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun

Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji normalitas dilaksanakan sebelum melakukan pengolahan data yang

a) Dengan menggunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan maka akan didapat harga kontrak konstruksi dan material yang lebih pasti, bernilai tetap dan bersaing,

Untuk membuktikan dalil permohonannya, Pemohon mengajukan bukti P-10 yaitu surat suara Pemilukada Sarmi Tahun 2011 serta mengajukan saksi Bayus Bagre dan Edison Karisago

Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih

Faktor motivasi memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku pemakaian APD, faktor peran kerja memiliki hubungan dalam kategori sedang, faktor pengetahuan, sikap, peran