• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda Dalam Masyarkat Ekonomi Asean

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda Dalam Masyarkat Ekonomi Asean"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Besarnya pengaruh gelombang arus globalisasi memaksa negara-negara berkembang untuk memperbaiki diri. Jika tidak, negara tersebut akan runtuh sebab tujuan dari globalisasi adalah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara, meningkatkan pembangunan yang merata serta mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Adapun yang menjadi pengikut globalisasi hampir meliputi seluruh bangsa dan negara didunia ini. Dalam globalisasi, yang lemah akan dikuasai oleh yang kuat dalam setiap lini aspek kehidupan bernegara. Dengan kata lain negara yang berkembang telah bergantung kepada negara yang maju. Jika negara yang maju tidak memberikan bantuannya, negara-negara yang berkembang tadi semakin miskin, sedangkan negara yang maju semakin kaya. Mulai dari aspek ekonominya, keamanannya, dan sosial budaya termasuk pendidikan dalam suatu bangsa.

(2)

Globalisasi adalah sebuah fenomena melenturnya (bukan meluntur) batas-batas politik akibat persinggungan kehidupan umat manusia dimuka bumi ini. Persinggungan kehidupan yang melibatkan demikian banyak aspek kehidupan tanpa tergantung motif awal dari interaksi tersebut. Globalisasi sendiri sudah terjadi sejak manusia mulai mampu melakukan perjalanan-perjalanan jauh yang memungkinkan beragam budaya saling bertemu, beragam kebutuhan saling bertukar, hingga beragam kepentingan jua saling berbenturan, (Hamzah, 2010). Sejak terjadinya proses interaksi manusia antar wilayah, negara dan benua, sejak itulah proses globalisasi dikenal. Yang sebelumnya manusia masih mengenal budayanya sendiri, kini telah mengenal budaya lainnya.

Menurut Leslei Sklair globalisasi mencakup tiga hal, yaitu ekonomi, politik dan ideologi. Globalisasi dalam ekonomi ialah sistem ekonomi liberal atau ekonomi kapitalis yang membuat dunia menjadi satu pasar yang menerapkan satu sistem ekonomi bebas. Kedua globalisasi dalam politik ialah negara bangsa tidak dapat tidak harus memerhatikan faktor eksternal dalam mengambil keputusan-keputusan yang sifatnya internal. Ketiga globalisasi dalam ideologi ialah intervensi kebudayaan dari kawasan satu ke kawasan lain hampir tidak dapat dikontrol apalagi dilarang, (Adisusilo, 2013).

(3)

jarak jurang pemisah yang jauh antara negara maju dan negara berkembang. Dalam hal ini masyarakat bangsa maju memiliki hak untuk bekerja dan bersaing dengan masyarakat negara berkembang. Begitu juga sebaliknya masyarakat negara berkembang berhak bekerja dan bersaing dengan rakyat negara maju. Tanpa pengecualian bagi suatu negara yang telah bergabung dan telah mengadakan kesepakatan antar negara tersebut. Pertanyaannya apakah rakyat negara berkembang mampu bersaing dengan rakyat negara maju?

Salah satu contoh pelaksanaan globalisasi adanya perdagangan bebas antar berbagai negara atau antar benua. Di Eropa dikenal dengan EEC (European Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Eropa. Adapunnegara-negara yang menjadi anggota MEE adalah: Belanda, Belgia, Denmark, Inggris, Irlandia, Jerman, Luxemburg, Prancis, Yunani, dan Italia yang berlangsung pada 1 Januari 1958. NAFTA (North America Free Trade Agreement), negara yang termasuk ialah Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko pada tahun 1 Januari 1994. Dan sekarang dibagian Asia Tenggara, yaitu AEC (Asean Economic Community) berlangsung 1 Januari 2016. Bisa dikatakan Eropa dan Amerika adalah negara senior dalam melaksanakan perdagangan bebas antar berbagai negara. Sebab mereka lebih dahulu menjalankannya. Sedangkan Indonesia adalah juniornya yang terkena dampak gelombang globalisasi. Masalahnya, setelah negara-negara senior itu melakukan perdagangan bebas, apakah ada perubahan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan terhadap suatu negara-bangsa yang lemah itu? Apakah pembangunan dinegara mereka telah merata?

(4)

masyarakat dalam menghadapi perdagangan bebas. Sebagaimana dijelaskan terkait tentang dampak setelah terjadinya North America Free Trade Agreement(NAFTA) tahun 1 Januari 1994 pada tabel di bawah ini:

Tabel.1.1 Kondisi Ekonomi Negara yang Tergabung Dalam NAFTA

Tahun Negara PASCA NAFTA

Selanjutnya Wulandary menjelaskan tingkat inflasi tahun 1996 meningkat lebih dari 51% dan 20.000 usaha bisnis kecil dan sedang mulai bangkrut dengan meningkatnya persaingan dari perusahaan-perusahaan multinasional. Sampai dengan tahun 1996 lebih dari 2.3 juta warga Meksiko kehilangan pekerjaanya sejak dilaksanakannya NAFTA. Harga kebutuhan dasar seperti bahan bakar dan listrik meningkat pada tingkatan yang tidak terduga. Setahun setelah jatuhnya mata uang peso, tiga perempat keluarga Meksiko tidak mampu mendapatkan makanan dasar dan pelayanan dibutuhan agar menjaganya tetap di atas garis kemiskinan.

Untuk menghindari kejadian seperti yang diatas, rasanya pemerintah Indonesia segera meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Memperbaiki kualitas pendidikannya, sistem belajarnya, dan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Agar rakyatnya tidak ketinggalan jauh dari bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Sebab lulusan pekerja di Indonesia ini masih jauh lebih rendah kualitasnya daripada kualitas pekerja bangsa-bangsa lain.

(5)

Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Pekerja Indonesia

No Tingkat Pendidikan Indonesia % (persentase)

1 SD 52 juta orang 46,93

2 SMP 20,5 juta orang 18,5

3 SMA 17,84 juta orang 16,1

4 Diploma 2,92 juta orang 2,63

5 Universitas 7,57 juta orang 6,83

6 Dan lain-lain 154,67 juta orang 9.01

Sumber: Jurnal Penelitian Wibisono, 2015

Sebagai perbandingan, menurut data Department of Statistics Malaysia (DOSM) pada tahun 2012 dijelaskan pada tabel dibawah, sebagai berikut:

Tabel 1.3 Tingkat Pendidikan Pekerja Malaysia

No Tingkat Pendidikan Malaysia % (persentase)

1 SD -

-2 SMP & SMA 7,32 juta orang 55,79

3 Diploma & Universitas 3,19 juta orang 24,37

4 Dan lain-lain 20.69 juta orang 19.84

Sumber: Jurnal Penelitian Wibisono, 2015

Negara ASEAN lainnya seperti Singapura, menurut data World Bankpada tahun 2012 dijelaskan pada tabel dibawah ialah:

Tabel 1.4 Tingkat Pendidikan Pekerja Singapura

No Tingkat Pendidikan Singapura % (persentase)

1 SD -

-2 SMP & SMA 3,22 juta orang 49,9

3 Diploma & Universitas 1,61 juta orang 29,4

4 Dan lain-lain 1,38 juta orang 20.7

Sumber: Jurnal Penelitian Wibisono, 2015

Dari data diatas, kita dapat melihat bahwa hampir dari separuh tenaga kerja Indonesia (46,93%) adalah low skilled labour lulusan SD yang secara kontras dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang sekitar 80% tenaga kerjanya adalah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi, (Wibisono, 2015).

(6)

Karena menurut data dari ASEAN University Network bahwa jumlah perguruan tinggi di Negara-Negara ASEAN ialah sebagai berikut:

Tabel 1.5 Data Perguruan Tinggi Asean

No Daftar Negara Jumlah PT

1 Indonesia 3485

2 Filipina 2299

3 Malaysia 488

4 Vietnam 376

5 Thailand 141

6 Myanmar 169

7 Kamboja 105

8 Singapura 19

9 Brunei Darussalam 4

Sumber: ASEAN University Network, 2014

Persaingan lulusan antar dunia pendidikan berbagai negara di ASEAN semakin tinggi. Jika selama ini persaingan terjadi antar lulusan perguruan tinggi dalam negeri, pasca MEA persaingan perguruan tinggi semakin ketat. Secara kuantitas Indonesia boleh bangga dengan memiliki perguruan tinggi terbanyak pertama, tapi jika dilihat dari segi kualitas lembaga pendidikan di Indonesia masih harus terus berbenah diri. Dalam hal ini pendidikan menjadi ujung tombak untuk mampu menyikapi pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang merata serta pengurangan tingkat kemiskinan di era Masyarakat Ekonomi Asean ini. Jika sumber daya manusianya cukup bersaing tentu menjadi sebuah kebanggan bagi pimpinan seluruh bangsa khususnya Indonesia. Oleh karena itu institusi pendidikan harus mampu menciptakan manusia yang sempurna, sesuai ukuran ASEAN Community.

(7)

menciptakan manusia yang mampu merubah realitas yang lebih baik, tidak hanya beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi terkini.

Seperti yang disebutkan oleh Hakim (2013), masyarakat yang berpendidikan baik tentu bisa bersaing dengan masyarakat lain. Tetapi masyarakat yang tidak mengerti akan menjadi budak dinegerinya sendiri. Pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia seutuhnya yang telahmelembaga dalam konteks budaya. Pada tataran ini, pendidikan berfungsi sebagaipemberi warna yang melahirkan subjek sosial yang memiliki mandat memimpin danmengelola sumber daya alam semesta menjadi bermanfaat bagi kemanusiaan. Untukitu, manusia sudah semestinya melakukan integrasi dengan lingkungan dimana diaberada.

Selain institusi pendidikan, dan yang paling bertanggung jawab dalam pembangunan pemuda di republik ini ialah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sebab tujuan berdirinya lembaga ini untuk melakukan pembinaan kepada pemuda serta pembinaan keolahragaan. Oleh karena itu, untuk menyongsong MEA ini kementerian pemuda olahraga sudah lama mempersiapkan untuk kebangkitan pemudanya. Dengan menyiapkan undang-undang kepemudaan nomor 40 tahun 2009, yang mencakup tiga aspek tujuan dari pembangunan pemuda yaitu; kepemimpinan pemuda, kewirausahaan pemuda, dan kepeloporan pemuda.

(8)

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Bukan hanya jurusan pendidikan agama islam perguruan tinggi dalam negeri saja yang menjadi saingan institusinya. Tetapi Malaysia, dan Brunei Darussalam yang negaranya mengakui dan menjalankan syariat islam akan menjadi saingan ketat bagi institusi ini. Apalagi dalam hal menunjang kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda. Sebagaimana yang diinginkan oleh kementerian pemuda dan olahraga. Oleh karena itulah, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam Sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Penulis melakukan penelitian di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, disebabkan Perguruan Tinggi Agama Islam salah satunya negeri dan yang terbesar di Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.6 di bawah ini:

Tabel 1.6 Jumlah Jurusan Pendidikan Agama Islam pada PT di Sumatera Utara

No Nama Perguruan Tinggi Kab/Kota Status

1 PAI UIN-SU Medan Negeri

2 PAI IAIN-PSP Padang Sidimpuan Negeri

3 PAI UMSU Medan Swasta

4 PAI UISU Medan Swasta

5 PAI UNDHAR Medan Swasta

6 PAI UNIVA Medan Swasta

7 PAI STAI Al-Hikmah Medan Medan Swasta

8 PAI STAI Hikmatul Fadilah Medan Medan Swasta

9 PAI STAI Sumatera Medan Swasta

(9)

20 PAI STAI Al-Hikmah Tebing Tinggi Tebing Tinggi Swasta 21 PAI UNPAB Perdagangan Simalungun Swasta 22 PAI STAI UISU Pematang Siantar Siantar Swasta 23 PAI STAI Samora Pematang Siantar Siantar Swasta

24 PAI IAIDU Asahan Swasta

25 PAI STAI Al-Hikmah Tanjung Balai Swasta 26 PAI STAI Al-Wasliyah Labuhan Batu Swasta 27 PAI STIT Padang Lawas Padang Lawas Utara Swasta 28 PAI STAI BAR Sibuhuan Padang Lawas Swasta 29 PAI STAI PERTINU Padang Sidimpuan Swasta

30 PAI UMTS Padang Sidimpuan Swasta

31 PAI STAI Madina Mandailing Natal Swasta 32 PAI STAI Bahriyatul Ulum Pandan Tapanuli Tengah Swasta 33 PAI STIT Hamzah Al-Fansuri Barus Tapanuli Tengah Swasta

34 PAI STIT Muhammadiyah Sibolga Swasta

35 PAI STAI Nias Gunung Sitoli Swasta

. Sumber: Peta Dakwah Sumatera Utara, 2010

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka beberapa pertanyaan yang menarik untuk dikaji lebih jauh adalah:

1. Apakahperan institusi Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan?

2. Seberapa besarkah pengaruh Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadappembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran institusi Pendidikan Agama Islam dalam

pembangunan pemuda sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Kepemudaan.

(10)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada kepala jurusan bagaimana memberdayakan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan kualitas lulusan sesuai dengan undang-undang kepemudaan yang berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi Asean.

2. Bagi stakeholders institusi pendidikan di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka penyusunan dan implementasi peran institusi pendidikan setelah hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean sehingga berguna untuk menjadi landasan dalam pengambilan keputusan terutama dalam meningkatkan partisipasi dunia pendidikan dan dunia usaha agar lulusan tertampung di dunia kerja.

3. Secara umum, penelitian ini menjadi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam meningkatkan peran institusi pendidikan dalam rangka peningkatan lulusan jurusan pendidikan agama islam.

Gambar

Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Pekerja Indonesia
Tabel 1.5 Data Perguruan Tinggi Asean
Tabel 1.6 Jumlah Jurusan Pendidikan Agama Islam pada PT di Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Hasil nilai akurasi adalah 100%, nilai tersebut menunjukkan bahwa system prediksi ini layak untuk digunakan oleh user untuk membantu dalam memprediksi kerusakan

Dalam mengkategorikan tingkat pengetahuan rendah dan tingkat pengetahuan tinggi, peneliti menggunakan cara nilai tengah (median) sehingga kriteria dalam pengkategorian

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional. Pustakawan dan

(2) Rencana pola ruang wilayah kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:25.000 sebagaimana tercantum dalam

Kantor Keluarga Berencana Daerah selanjutnya dalam Peraturan Daerah ini disebut Kantor KBD adalah unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah Daerah di bidang

Tabulasi Metode Frekuensi Data Kecelakaan tahun 2009.. Tabulasi Metode Frekuensi Data Kecelakaan

Laju endap darah (LED) merupakan metode yang mudah dan merupakan petunjuk tidak langsung terhadap deformitas eritrosit.Jika ada kondisi yang meningkatkan kadar fibrinogen

second cycle. Because,in second cycle, the researcher tried to modified based on the weaknesses found in first cycle. So, for second cycle the students were asked to recite the