MENGENAL KEMAS ULANG INFORMASI
(Sri Pudjiastuti)
Informasi bermakna serangkaian simbol yang dimaknai sebagai pesan, direkam sebagai tanda, atau dikirm layaknya sinyal. Secara konseptual, informasi merupakan pesan (ucapan atau ekspresi) yang disampaikan. Menurut kamus Meriam-Webster memberikan batasan bahwa informasi itu pengetahuan yang didapatkan tentang seseorang atau sesuatu; fakta atau rinci sebuah subjek.
Apakah yang disebut kemas ulang informasi ( Information Repackaging)? Kemas ulang informasi adalah mengemas informasi kembali, atau mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk lainnya. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain, misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa perubahan fungsi seperti revisi, ringkasan, analisis, risalah, bahkan anotasi. Jadi tugas pustakawan dalam hal ini adalah bagaimana mengemas kembali informasi atau mentranster dari satu bentuk ke bentuk lain dengan kemasan yang lebih menarik.
Era saat ini menuntut perpustakaan tampil memainkan peran pelayanan penyebaran informasi, pelestarian budaya, dan melakukan kegiatan yang bermanfaat pada kehidupan sosial dan intelektual para pemustaka. Kemas ulang informasi merupakan jawaban dari tanggapan terhadap kemajuan teknologi dan ledakan informasi. Berikut ini adalah poin-poin penting yang berkenaan dengan kegiatan kemas ulang informasi.
Sebelum melakukan kegiatan kemas ulang ini kita perlu mengetahui ciri-ciri dari informasi itu sendiri yaitu:
1. Faktual vs analitik 2. Obyektif dan subyektif
3. Informasi terkini dan informasi historis 4. Ilmiah vs populer
5. Informasi primer vs sekunder
Tujuan dilakukan kemas ulang informasi antara lain: menyajikan informasi dalam bentuk kemasan yang lebih dapat diterima pemakai secara langsung dan mudah dimengerti isinya; menyediakan informasi dengan cara meringkas dan mensintesa data atau penelitian; menyediakan sarana dan panduannya; mengumpulkan informasi mutakhir; serta mereview atau meninjau berbagai literalur dan dokumen.
2. Sarana memilih informasi yang bermanfaat bagi pemustaka secara sistematis 3. Sarana penyajian dan alih informasi yang lebih ekstensif
4. Alat terjemahan
5. Peluang untuk menerapkan hasil penelitian
6. Sarana penyajian informasi relevan secara langsung
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kegiatan kemas ulang informasi yaitu: 1. Produk yang inovatif dan layak jual
2. Pemasaran
3. Administrasi dan pengiriman yang baik dan cepat
4. Kelancaran Ketersediaan sumber informasi dan sarana yang berupa akses dalam dan luar negeri serta perangkat komputer
5. Kerjasama dan koordinasi dengan unit terkait
Kemas ulang dilakukan untuk menyesuaikan informasi yang tersedia dengan kebutuhan pemustaka/pemakai. Informasi yang ada di perpustakaan biasanya dalam berbagai format dan subyek yang bermacam-macam. Kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi pemakai. Jenis-jenis kemas ulang informasi antara lain:
1. Publikasi cetak seperti: prosiding, brosur, kumpulan artikel terpilih, Newsletter, abstrak dan indeks, majalah, bibliografi, direktori, buku panduan, catalog, dan lain-lain
2. Media Audio Visual; CD interaktif, VCD, DVD, Video Cassete, dan lain-lain
3. Kemas ulang dalam bentuk Pangkalan data; bibliografi, CD-ROM, WEBSITE, CD database ERIC, CD database Agricola, ProQuest, dan sebagainya.
Teknologi informasi, misalnya internet memberikan kemudahan kepada pengguna/pemustaka untuk mengakses informasi lintas batas. Keberadaan internet akan menggeser perpustakaan karena internet lebih memberi kemudahan pada pengguna daripada harus ke perpustakaan dan dihadapkan pada peraturan dan birokrasinya. Untuk itu perlu upaya dari perpustakaan bagaimana mengatasi pergeseran tersebut. Perpustakaan juga harus mampu memanfaatkan teknologi informasi sehingga sebagai sarana pendukung pencarian dan sumber informasi. Disisi lainnya teknologi informasi tersebut memberikan kemudahan bagi pustakawan/pengelola teknologi untuk mengolah, menyimpan, menyebarkan serta mengemas kembali informasi yang dimilikinya Dengan jalan tersebut perpustakaan tidak akan ditinggalkan penggunanya. .
penyebaran/promosinya. Kemas ulang informasi merujuk pada penyajian informasi dalam bentuk yang lebih dapat dimengerti, mudah dibaca, dan dikemas dalam bentuk yang lebih dapat diterima dan digunakan.
Jadi intinya, Informasi dikemas ulang agar dapat secara langsung dimanfaatkan pemakai atau pengguna informasi tanpa harus mengumpulkan, memilih atau mengolah terlebih dahulu bagi pemakainya (manfaat langsung pakai). Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting adalah penyebarannya atau diseminasi informasi. Tanpa diseminasi ataupun promosi informasi yang telah dikemas atau disajikan tidak akan sampai ke penggunanya.
Hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah perangkat yang memadai serta pustakawan yang handal dalam membaca, menerjemahkan dan mengemas informasi agar lebih efektif dan menarik. Pustakawan dituntut agar lebih profesional, cepat tanggap terhadap perkembangan kebutuhan serta dapat menyajikan informasi terkini yang dibutuhkan pemakai. Satu hal yang sangat penting adalah pustakawan harus melek informasi dan teknologi agar perpustakaan tidak ditinggalkan pemakainya.
Sumber:
1.
http://rosawidyawan.wordpress.com/2012/03/17/kemas-ulang-informasi-membuat-informasi-mejadi-lebih-seksi/ diakses jumat, 8 Februari 2013
2.