• Tidak ada hasil yang ditemukan

phi dan sains sumardyono yuliawanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "phi dan sains sumardyono yuliawanto"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PI DAN SAINS

Sumardyono, M.Pd.

Dalam geometri non-euclid, jumlah sudut sebarang segitiga mungkin lebih atau kurang

dari π radian. Begitu juga, perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya berbeda

dengan π. Hal ini mudah dilihat pada permukaan bola. Walaupun demikian, adanya

geometri non-euclid tersebut tidaklah mengubah definisi π yang telah kita kenal. Namun

hal tersebut mempengaruhi banyak rumus yang memuat π.

Dengan demikian, π tidak dipengaruhi oleh bentuk ruang alam, karena ia adalah

konstanta matematika yang didefinisikan secara bebas dari ukuran-ukuran fisik.

Walaupun demikian, ia kerap muncul dalam banyak masalah-masalah fisik.

Mengenai kemunculan konstanta π dalam alam fisik, dapat dilihat antara lain pada

rumus-rumus fisika yang memuat π.

Di bawah ini beberapa rumus penting dalam fisika yang memuat kostanta π.

Konstanta Kosmologi (cosmological constant)

ρ 2

3

π

8

c G

= Λ

A

B C

∠ A + ∠ B + ∠ C ≥ 180o atau

(2)

Prinsip ketidakpastian Heisenberg (Heisenberg`s uncertainty principle)

Persamaan Lapangan Einstein tentang Relativitas Umum

ik

Hukum Coulomb untuk Gaya Listrik (Coulomb`s Law for the electric force)

2

Permeabilitas magnetik ruang bebas (Magnetic permeability of free space)

2

Jika konstanta π begitu dekat dengan alam, atau dengan kata lain π begitu penting dalam perhitungan masalah nyata, maka apakah kita lalu membutuhkan konstanta π yang demikian akurat untuk memperoleh gambaran alam yang sebenarnya?

Ternyata hingga kini, bahkan untuk perkembangan sains ke depan, kita hanya membutuhkan bilangan π dengan keakuratan tak lebih dari 50 digit/angka atau kurang dari itu. Padahal matematikawan kini telah menghitung konstanta π hingga trilyunan desimal dan terus berkembang.

Salah satu alasan mengapa orang-orang jaman dulu tidak membutuhkan π dengan presisi yang tinggi juga karena π dalam dua atau tiga tempat desimal saja sudah menyelesaikan seluruh permasalah nyata mereka sehari-hari.

(3)

10 angka π tersebut kita sudah dapat menghitung keliling orbit bumi mengelilingi matahari dengan penyimpangan kurang dari 100 meter! Jelasnya, ratusan atau ribuan desimal π tidak memiliki nilai praktis sama sekali.

Matematikawan Hermann Schubert memberikan contoh untuk menunjukkan ketidakbergunaan desimal π dalam ratusan angka:

Bayangkan kita dapat membuat sebuah bola dengan Bumi sebagai titik pusatnya, dan

permukaan bola itu melampaui bintang Sirius (salah satu bintang tercerah-lihat gambar) yang

berjarak 8,8 tahun cahaya dari Bumi (artinya bahwa cahaya yang berkecepatan 186.000 mil per

jam, membutuhkan waktu 8,8 tahun untuk menempuh jarak ini). Lalu misalkan bola sangat

besar ini seperti salah satu dari mikroba-mikroba yang penuh sesak, yang dalam setiap satuan

milimeter kubik terdapat berjuta-juta dari kumpulan berjuta-juta mikroba. Sekarang bayangkan

bahwa tiap-tiap mikroba itu dapat dibariskan satu persatu, di mana antar dua mikroba berjarak

seperti jarak kita dari bintang Sirius, yaitu 8,8 tahun cahaya. Akhirnya misalkan bahwa garis

sangat-sangat panjang yang tersusun dari seluruh “mikroba” tersebut sebagai diameter suatu

lingkaran. Maka bila kita menghitung keliling dari lingkaran super besar tersebut dengan

menggunakan π hingga 100 desimal saja, maka hal ini tidaklah jauh berbeda dari ukuran

keliling sebenarnya. Perbedaannya tidak lebih dari sepersejuta milimeter!

Contoh di atas menggambarkan betapa bilangan π hingga 100 atau 500 desimal sungguh tidak

(4)

Kita hanya membutuhkan 47 tempat desimal π untuk menghitung lingkaran sepanjang alam semesta yang dapat kita lihat atau kita kenal, juga untuk diameter sebuah proton.

Lalu, mengapa matematikawan terus menghitung π dalam banyak tempat desimal terus menerus? Dahulu, alasan kebanyakan matematika adalah untuk membuktikan apakah bilangan π tersebut rasional atau irasional. Kalau sekarang, alasan yang paling mungkin adalah untuk menunjukkan sifat normalitas π selain karena kesenangan dan tantangan terhadap konstanta yang terlanjur disifati selalu penuh misteri tersebut.

Walau pun demikian, beberapa saintis menganggap penting mengetahui konstanta π

seakurat mungkin dengan asumsi bahwa alam semesta yang kita tempati ini kenyataannya tidaklah rasional. Alam dan gejalanya yang tidak seluruhnya rasional (bahkan dapat dikatakan tidak ada yang rasional atau tidak ada yang presisi). Sementara konstanta π yang bersifat irasional mewakili kunci untuk memahami alam yang irasional tersebut. Karena itu maka semakin dekat kita pada konstanta π semakin lengkap pemahaman kita akan alam semesta ini. Walaupun kini, secara praktis kita hanya membutuhkan π dalam 50 desimal saja.

Daftar Pustaka/Bacaan

Beckman, Petr. 1976. A History of π. USA: St. Martin Press. Sumardyono. 2007. Ensiklopi. (tidak diterbitkan).

Weisstein, Eric W. "Pi." dari MathWorld--A Wolfram Web Resource.

http://mathworld.wolfram.com/Pi.html

Referensi

Dokumen terkait

Sri mulyani, SEI, M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus dan Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

Hasil kali elementer A  hasilkali n buah unsur A tanpa ada pengambilan unsur dari baris/kolom yang sama...

Pemerintah memberikan subsidi Bunga Kredit Biofuel (KPEN-RP) dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman penghasil bahan baku bahan bakar nabati untuk memenuhi

Penelitian ini mengadopsi prosedur penelitian dan pengembangan ( research and development ) dari Borg and Gall, yang terdiri dari potensi dan masalah, mengumpulkan informasi,

Universitas Widyatama berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan pendidikan dan pengajaran sebagaimana diamanahkan

juga melakukan pengawasan tersendiri pada pompa ukur BBM sebelum digunakan, kegiatan ini rutin dilakukan setiap harinya. Agar tetap menjaga takaran dalam penggunaan

(Harjadi,1986) Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah