I. REFERENSI
1. ASTM C. 78, Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam with Third-Point Loading)
2. ASTM C. 293, Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam with Center-Point Loading)
3. ASTM C. 31, Standard Practice for Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field
4. ACI 363R-97, Guide for the Design of Durable Parking Structures
II. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya kemampuan beton menerima beban lentur maksimum, sesuai dengan prosedur pengujian yang digunakan.
IV. DASAR TEORI
Kuat lentur beton merupakan nilai lentur max dari beton biasa ( tanpa ada tulangan ) yang diletakkan diatas dua tumpuan kemudian dibebani pada setiap 1/3 dari bentang
sehingga menghasilkan momen lentur yang mengalihkan tegangan – tegangan tarik dan tegangan – tegangan tekan pada bagian bawah dan bagian atas balok tersebut. Balok tersebut patah akibat tegangan tarik dari kekuatan lentur yang dihasilkan.
Untuk menghitung besar kuat lentur atau modulus of rupture (MR) beton berdasarkan dua beban digunakan rumus :
Kuat Lentur(MR) = W
Mmax
W =
f`c = Kuat tekan silinder beton selama 28 hari W = Momen Tahanan (mm3)
Mmax = Momen Maksimum (Nmm)
PROSEDUR PENGUJIAN
1. Ambil benda uji dari bak lalu dilap lembab
2. Ukur panjang, kedua sisi yang rata dan kedua sisi yang lainya kemudian diberi tanda menggunakan kapur setiap 1/3 L bagian dari bentangnya.
Pengukuran
4. Lakukan pembebanan pada titik yang telah ditandai, dengan kecepatan konstan.
5. Baca beban max yaitu beban pada saat jarum mesin manometer tersebut berhenti
VII. DATA DAN PERHITUNGAN 7.1 Data
Data (Dalam Lampiran Formulir)
VIII. KESIMPULAN
PENGUJIAN KUAT LENTUR
Rata-rata kuat lentur pada hari ke-28 (Mpa) 3,984
Kuat Lentur Teoritis (Mpa) 4,7