• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALA doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALA doc"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DENGAN MODEL BELAJAR

RESISTASI PRA - LABORATORIUM PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KIMIA STKIP SINGARAJA

oleh

I Gusti Lanang Wiratma Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian peningkatan kualitas pembelajaran Praktikum Kimia Analitik pada mahasiswa Program Studi Kimia STKIP Singaraja. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan keterampilan melaksanakan praktikum dan meningkatkan hasil belajar. Tindakan yang dilakukan adalah Model belajar Resistasi Pra-Laboratorium. Hasil yang diperoleh bahwa kesiapan dan keterampilan mahasiswa melaksanakan praktikum meningkat. Model ini dapat meningkatkan wawasan berpikir, keberanian mengemukakan pendapat, keyakinan diri dan mampu mengevaluasi diri. Pendapat mahasiswa terhadap model yang diterapkan sangat positif. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan penalaran mahasiswa.

Kata kunci : Resistasi Pra- Lab.

ABSTRACT

This research was conducted of chemistry departement of STKIP Singaraja. The aim of research was improve the readiness and skill of student in doing lab. work for increasing the students’ achievement. The action which be applied was pre- lab. recistation learning model. The result showed that the readiness and skill of students in conducting lab. work was increase. Futhermore, the model can also developing thinking insight, bravery in expressing ideas, self confidence and self evaluation. Students’ opinion towards the model was positive. Thus, based on the result, it can be concluded that the action can improve the students’reasoning.

(2)
(3)

1. Pendahuluan

Ilmu Kimia yang merupakan salah satu bidang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempunyai ciri-ciri khusus yang perlu ditangani secara khusus. Salah satu ciri dari IPA adalah adanya kerjasama antara eksperimen dan teori. Teori dalam IPA tidak lain adalah pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen. Pada dasarnya eksperimen, selain merupakan suatu proses induktif dalam menanamkan prinsip dasar yang baru, juga merupakan suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru. Kiranya tidak dapat disangsikan bahwa praktikum yang merupakan salah satu kegiatan laboratorium sangat berperanan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA. Dengan kegiatan praktikum, mahasiswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses IPA, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah ( Amien, 1987; Hendro dan Jenny, 1993).

(4)

sehingga kami mendapat kesan, mahasiswa bekerja di laboratorium layaknya mengikuti petunjuk resep pembuatan kue. Keadaan ini membuktikan bahwa motivasi dan kesiapan belajar dalam mempersiapkan praktikum sangat rendah yang akibatnya hasil belajarnya juga rendah.

(5)

hal bakat kemampuan awal, kecerdasan, motivasi, kebiasaan dan kesiapan belajar dan yang lainnya. Sudah diyakini bahwa hal-hal yang dikemukakan di atas sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Walaupun kita sadari bahwa bakat, kecerdasan dan kemampuan awal tidak bisa diubah dari pihak luar (dosen), namun motivasi, kebiasaan belajar dan kesiapan belajar bisa dibangkitkan oleh pihak dosen. Dari hasil pengamatan sebagai tim pembimbing, usaha ini belum dioptimalkan oleh pihak dosen. Pembangkitan motivasi, peningkatan kebiasaan dan kesiapan belajar bisa dilakukan dengan metode Resistasi. Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut di atas tampaknya proses perkuliahan praktikum kimia analitik perlu dioptimalkan agar diperoleh hasil yang lebih baik. Dalam penelitian ini proses optimalisasi mengikuti teori belajar menurut Bruner, yaitu Belajar Penemuan (Discovery Learning). Dalam bukunya, (Dahar,1989) Bruner mengemukakan empat tema pendidikan, yaitu struktur pengetahuan, kesiapan belajar, intuisi dan motivasi atau keinginan untuk belajar serta cara-cara yang dimiliki oleh guru untuk merangsang motivasi itu. Pengalaman-pengalaman pendidikan yang merangsang motivasi ialah pengalaman-pengalaman di mana para siswa berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi alamnya. Untuk meningkatkan kesiapan belajar mahasiswa dan membangkitkan motivasinya maka penelitian ini menitik beratkan pada Resistasi Pra-Laboratorium pada pembelajaran praktikum kimia analitik mahasiswa P.S. Kimia STKIP Singaraja tahun akademik 2000-2001. Secara eksplisit ada empat masalah yang akan diupayakan pemecahannya dalam penelitian ini. Ke empat masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimana kesiapan belajar mahasiswa dalam mengikuti kuliah praktikum kimia analitik jika dilakukan tindakan Resistasi Pra-Laboratorium?; (2) Bagaimana profil kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan laboratorium jika dilakukan tindakan Resistasi Pra-Laboratorium?; (3) Bagaimana hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah praktikum kimia analitik setelah mengikuti pembelajaran dengan model Resistasi Pra-Laboratorium?; dan (4) Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran praktikum kimia analitik dengan model Resistasi Pra-Laboratorium?

(6)

kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan laboratorium; (4) Meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam perkuliahan praktikum kimia analitik setelah mengikuti pembelajaran dengan model Resistasi Pra

-Laboratorium; dan (5) Mendeskripsikan dan menganalisis tanggapan mahasiswa

terhadap pembelajaran dengan model Resistasi Pra-Laboratorium pada mata kuliah praktikum kimia analitik.

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Informasi mengenai kesiapan belajar mahasiswa akan sangat bermanfaat bagi para dosen pemegang mata kuliah praktikum kimia analitik untuk membimbing, memfasilitasi mahasiswa dalam praktikum; (2) Efektivitas penerapan metode

Resistasi Pra-Laboratorium akan menjadikan mahasiswa mempunyai motivasi yang lebih tinggi untuk belajar, selalu mempersiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran, meningkatkan kemandirian belajar dan akhirnya mampu sebagai pengembang ilmu pengetahuan; (3) Dengan terlibatnya para dosen pemegang mata kuliah praktikum, maka para dosen diharapkan mencari tahu kesiapan belajar mahasiswa sehingga berusaha mengatur strategi dan melaksanakan tindakan yang tepat dalam membimbing mahasiswa. Di samping itu, para dosen akan memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan sebagai upaya untuk membantu mengoptimalisasi hasil belajar mahasiswa; dan (4) Secara teoritis hasil penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang penelitian pendidikan, khususnya pada mata kuliah praktikum.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran Praktikum Kimia Analitik. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Kimia STKIP Singaraja yang memprogramkan mata kuliah praktikum kimia analitik pada semester genap tahun akademik 1998/1999. Objek penelitian ini adalah ke efektifan model pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktifitas kegiatan laboratorium, perubahan hasil belajar mahasiswa, persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran Resistasi Pra-Laboratorium.

(7)

(Suwarsih, 1994). Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas empat praktikum, yang secara sederhana dapat dilukiskan seperti diagram 1 berikut.

Diagram 1. Alur penelitian tindakan yang dilaksanakan

Kriteria yang digunakan sebagai patokan untuk mengukur keberhasilan tindakan adalah aktivitas kegiatan laboratorium seluruh mahasiswa adalah baik, penyajian hasil praktikum mahasiswa juga baik. Data yang dikumpulkan terdiri dari data kesiapan belajar yang dipantau melalui jawaban terhadap tugas yang diberikan dan hasil pertanggung jawaban tugas kepada dosen, data aktivitas

Identifikasi Masalah

Perencanaan rancangan pembelajaran melalui

Resistasi Pra-Laboratorium

Evaluasi Program pembelajaran Tindak Lanjut

Melaksanakan pembelajaran

prak.1 prak.2 prak.3 prak.4

(8)

kegiatan laboratorium dikumpulkan melalui observasi pada saat mahasiswa praktikum, data mengenai penyajian hasil praktikum (laporan) dinilai dengan pedoman penilaian hasil praktikum data mengenai persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran model Resistasi Pra-Laboratorium dikumpulkan dengan angket. Analisis data dilakukan secara analisis deskriptif kuantitatif.

3. Hasil dan Pembahasan

Beberapa komponen yang diobservasi dan dievaluasi adalah 1) persiapan pra praktikum, dengan acuan pemahaman teori/ konsep yang berkaitan dengan praktikum. 2) aktivitas praktikum dengan indikator; keterampilan menggunakan alat, pemahaman mengenai alat laboratorium dan fungsinya, kesungguhan dalam melaksanakan praktikum, pemahaman tentang prosedur kerja, ketepatan/ kesesuaian pemilihan alat, keterampilan mengamati gejala dan mencatat data, pemanfaatan waktu, sikap dan usaha dalam bekerja di laboraorium dan kerjasama dalam kelompok, dan sajian pembuatan jurnal praktikum. 3) laporan praktikum dengan indikator ketepatan waktu menyerahkan laporan, ketepatan/ kedalaman landasan teori, teknik penyajian data, interpretasi data dan pembahasan, kesimpulan hasil percobaan, sistematika laporan dan penggunaan bahasa indonesia dalam tulisan.

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas persiapan pra praktikum adalah 2,15 dan persiapan teori yang berkait dan diimplementasikan ke praktikum kurang. Nilai rata-rata kelas aktivitas praktikum 3,0 (cukup)dan nilai rata-rata laporan praktikum 3,3 (cukup).

(9)

laporan praktikum ada hal yang sangat menonjol dalam setiap laporan yaitu interpretasi data dan pembahasan sangat kurang, penulisan daftar pustaka belum benar, sistematika laporan kurang. Dalam satu kelompok laporan yang satu dengan yang lain terjadi perubahan cara penyajian laporan dibandingkan laporan sebelumnya, karena laporan terdahulu lebih baik dibandingkan laporan berikutnya. Dari refleksi yang dilakukan, maka pada siklus II dilakukan modifikasi tindakan dengan menambah kegiatan berupa pemberian penjelasan teori-teori dasar yang berkaitan dengan praktikum, dan beberapa informasi penting yang berkaitan dengan praktikum sebelum praktikum dilakukan. Pada saat praktikum diberikan bimbingan yang lebih intensif pada kelompok yang mengalami kesulitan dan memberi contoh secara langsung cara bekerja sambil menjelaskan prinsip-prinsip penting yang mendasari. Dosen juga memberi penguatan dalam bentuk pernyataan sangsi tidak lulus jika masih bekerja seperti itu. Laporan praktikum diberi komentar dan mahasiswa diberi penjelasan tentang bagaimana laporan yang baik.

(10)

Dari paparan di atas tampak bahwa Resistasi Pra- lab sangat berpengaruh terhadap kesiapan mahasiswa melaksanakan praktikum, meningkatkan kemauan mahasiswa mencari sumber informasi. Dengan demikian, tindakan Resistasi Pra-Lab sangat sesuai dengan prinsip belajar bermakna yaitu si pebelajar dan pengajar harus sama-sama memiliki kesiapan yang baik. Dengan kesiapan yang baik dan mantap maka interaksi akan berjalan baik, aktivitas kelas akan menjadi hidup dan tujuan lebih mudah tercapai.

Dilihat dari hasil belajar, hasil belajar pada siklus I, 38 % berkatagori kurang, 45% cukup dan 17% berkatagori baik. Pada siklus II hasil belajar menjadi 34 % katagori cukup, 55% baik dan 11% katagori sangat baik.

4. Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa tindakan Resistasi Pra-Laboratorium dapat meningkatkan kualitas pengelolaan praktikum bagi peneliti, meningkatkan wawasan bagi dosen dalam mengelola praktikum, dapat meningkatkan kesiapan belajar mahsiswa, meningkatkan pemahaman konsep dasar, peningkatan aktivitas dan keterampilan praktikum menjadi lebih baik dan laporan menjadi lebih mantap. Tugas kelompok yang harus dipertanggungjawabkan kepada pembimbing secara lisan dapat meningkatkan wawasan berpikir, keberanian mengemukakan pendapat, meningkatkan keyakinan diri dan kerjasama. Jadi, Model Belajar Resistasi Pra- Laboratorium dapat meningkatkan penalaran mahasiswa.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Amien Moh., 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquary” Bagian I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen .Dikti. P2LPTK.

Dahar Ratna Wilis, 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta : Depdik bud. Dirjen. Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan.

Nana Sudjana, 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar baru Algesindo.

Pasaribu I.L. dan Simandjuntak B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.

Puri Ni Made, 1997. Penggunaan Metode Tugas Belajar dan Resitasi dalam upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. STKIP Singaraja : Tugas Akhir.

Santyasa I Wayan, M.Si, 1997. Efektifitas Penterapan Modul dan Metode Demonstrasi Terhadap Perubahan Miskonsepsi dan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan P.MIPA. STKIP Singaraja : Laporan Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan gambaran histopatologi ginjal mencit Balb/c berupa degenerasi dan nekrosis antara kelompok

Tabel 9 memberikan informasi bahwa bahwa nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,711 yang artinya variabel bebas yaitu variabel budaya kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2

Razvoj teorije linearnih formi u logaritmima motiviran je sedmim Hilbertovim problemom, a kod pri- mjene na rjeˇsavanje diofantskih jednadˇzbi ˇzelimo najprije ”velika”

Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang di uji Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi untuk

Hubungan Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare di Kecamatan Suka Makmur Kabupaten. Universitas

1) Bersama Koordinator PI Jurusan/Program Studi memetakan dan menentukan kelayakan suatu perusahaan/industri/bengkel sebagai mitra Praktik Industri. 2) Memonitor

didapatkan, kemudian kedua hasil tersebut yaitu penaksiran CLTD tanpa koreksi lintang selatan dengan penaksiran CLTD dengan koreksi lintang selatan dibandingkan untuk

Tabel 8 Analisis Kebutuhan Informasi Divisi Pemasaran Tujuan Divisi Pemasa ran CSF Value chain Kebutuha n Informasi Strategi SI Mempe rkenalk an produk ke berbag ai