• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE DENGAN MENGGUNAKN METODE VAK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANAH PUTIH KAB. ROKAN HILIR PROV. RIAU T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE DENGAN MENGGUNAKN METODE VAK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANAH PUTIH KAB. ROKAN HILIR PROV. RIAU T.A 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

MUHAMMAD HUSIN, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat tinggi Gaya Straddle Dengan Menggunakn Metode VAK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Putih Kab. Rokan Hilir Prov. RIAU T.A 2012/2013.

Pembimbing : AFRI TANTRI

Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dengan metode VAK pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Putih Kab. Rokan Hilir Prov. Riau Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode PTK (penelitian tindakan kelas) dilakukankan dengan 2 siklus tindakan selama 2 minggu dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 20 oarang siswa-siswi, yang terdiri dari 9 laki-laki 11 perempuan. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan Tes Hasil Belajar 1 yang berbentuk aplikasi tekhnik dasar lompat tinggi gaya straddle sebanyak 1 kali pertemuan.

Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya: (1) Dari tes awal diperoleh 5 orang siswa (25%) yang telah mencapai tingkat ketuntasannya, sedangkan 15 orang siswa (75%) belum mencapai ketuntasannya. Dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 50%. (2) Dari tes hasil belajar 1 siklus 1 diperoleh 10 orang siswa (50%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 10 arang siswa (50%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 62,81%. (3) dari tes hasil belajar II siklus II diperoleh 15 orang siswa (75%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 5 orang siswa (25%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan rata-rata hasil belajar siswa 71%. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari data awal ke siklus 1 yaitu sebesar 12,81%, sedangkan peningkatan nilai rata-rata siklus 1 ke siklus II yaitu sebesar 8,19%. Berdasarkan analisis data yang dapat dikatakan bahwa melalui metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle, namun belum memenuhi kreteria ketuntasan secara klasikal yaitu 80% (Aqib Zainal : 2006)

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAAN

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II : LANDASAN TEORITIS ... 12

A. Kerangka Teoritis ... 12

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 12

2. Hakekat Hasil Belajar ... 14

3. Hakekat Atletik ... 23

4. Metode VAK ... 32

(5)

C. Hipotesis ... 39

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 40

C. Metode Penelitian ... 41

D. Desain Penelitian ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Tehnik Analisi Data ... 51

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………54

A. Deskripsi Data Penilaian……….54

B. Hasil Penelitian ...55

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ...64

A. Kesimpulan ...64

B. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ………65

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Kelebihan dan Kekurangan Metode VAK ... 37

2. Deskripsi Hasil Data Penelitian ... 54

3. Deskripsi Hasil Post-Test I Lompat Tinggi Gaya Straddle Siklus I ... 56

4. Deskripsi Hasil Post-Test II Lompat Tinggi Gaya Straddle Siklus II ... 57

[image:6.595.92.518.115.571.2]
(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Cara Melakukan Awalan Lompat Tinggi gaya Straddle... 29

2. Cara Melakukan Tolakan Kaki Gaya Straddle ... 30

3. Serangkaian Gerakan Lompat Tinggi Gaya Straddle ... 31

4. Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 47

5. Bentuk Tes Lompat Tinggi Gaya Straddle ... 48

6. Perbandingan Ketuntasan Belajar pada Siklus I ... 56

7. Perbandingan Ketuntasan Belajar pada Siklus II ... 58

[image:7.595.79.526.109.635.2]
(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 67

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 70

3. Format Lembar Penilaian ... 73

4. Data Pre-Test Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Staddle ... 77

5. Data Post-Test Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Staddle Siklus I ... 79

6. Data Post-Test Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Staddle Siklus II ... 81

7. Data perkembangan Hasil Belajar Siklus I Dan II ... 83

8. Susunan Kepanitian ... 84

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan pembinaan olahraga nasional, seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan peraturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. Keolahragaan Nasional adalah keolahragaan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai keolahragaan, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan olahraga. Olahraga pendidikan adalah Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga.

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.

(10)

Perkembangan yang melanda dunia, khususnya dibidang teknologi dan informasi memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan. Bill Gates pendiri perusahaan Microsoft, dalam Rose dan Nicholl (2002 : 17) menyatakan bahwa

“Dalam dunia yang berubah,pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar

bisa beradaptasi ”. Hal ini menuntut kamampuan belajar yang lebih cepat untuk

dapat menganalisis setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif.

Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan . Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan , dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional.

(11)

Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi proses pembelajaran yang berlangsung dikelas. Guru memilih atau merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas dan berusaha mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap proses serta hasil belajar. Sedangkan peran guru sebagai katalisator adalah guru membantu siswa dalam menemukan kekuatan, talenta dan kelebihan mereka. Guru bertindak sebagai pembimbing yang mampu menembuhkan dan mengembangkan rasa cinta siswa akan proses pembelajaran serta membantu siswa untuk mengerti cara belajar yang optimal. Dalam proses pembelajaran apabila guru dapat menerapkan kedua peran tersebut maka segala kegiatan dalam pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa.

Secara umum kegiatan pembelajaran penjas melibatkan aktivitas fisik, demikian pula halnya dalam belajar lompat tinggi gaya straddle. Salah satu faktor keberhasilan guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan dipengaruhi oleh metode atau gaya mengajar. Metode mengajar diartikan sebagai cara yang dipilih guru untuk berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga materi yang diajarkan dapat dikuasai anak dengan baik. Metode mengajar yang sesuai dalam pelaksanaan pembelajaran akan membantu anak untuk menguasai materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(12)

Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman penulis di SMP Negeri 1 Tanah Putih terlihat bahwa pada saat proses pembelajaran lompat tinggi berlangsung, banyak siswa kurang semangat dalam melakukan aktifitas pembelajaran. Dalam observasi yang dilakukan penulis dari guru bidang studi pendidikan jasmani bahwa teknik dasar lompat tinggi gaya straddle siswa masih rendah. Ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam mengikuti dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani cabang atletik nomor lompat tinggi . Dari hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi penjas di SMP Negeri 1 Tanah Putih oleh Edi Mizwar Menyatakan bahwa : ”Siswa kurang dapat

memahami teknik dasar lompat tinggi gaya straddle dengan baik sehingga hasil belajar lompat tinggi gaya straddle yang diperoleh kurang maksimal”.

(13)

lompat tinggi gaya straddle, namun nilai itu belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) secara klasikal yang di tetapkan yaitu 80% dari keseluruhan siswa. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yaitu rendahnya nilai-nilai siswa yang terlihat pada Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM) yang yang ditetapkan disekolah untuk mata pelajaran pendidikan jasmani adalah 70, namun masih banyak siswa yang mempunyai nilai rata-rata dibawah 70.

(14)

perkembangan teknologi. Guru harus dapat memanfaatkan hasil teknologi yang ada untuk kemajuan pendidikan.

Masalah sarana prasarana disekolah tersebut memang menjadi kendala untuk kemajuan pendidikan jasmani dan proses pembelajaran kurang maksimal, khususnya pembelajaran atletik nomor lompat tinggi. Sarana prasarana yang tersedia disekolah tersebut adalah bola voli, bola kaki, tolak peluru ,matras senam lantai, lapangan bola voli / basket dan lapangan badminton. Jika sarana prasarana yang dimiliki sekolah kurang memadai maka pembelajaran lompat tinggi tidak akan berjalan maksimal dan tujuan pembelajarannya tidak akan tercapai dengan hasil yang baik.

Salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalah faktor lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembang siswa dan merupakan rangsangan berpikir yang kuat buat siswa-siswa ketika pembelajaran pendidikan jasmani. Peneliti melihat lingkungan sekitar sekolah cukup bagus karena lingkungan sekitar sekolah banyak pepohonan dan terletak dipinggir jalan dan beberapa rumah warga, walaupun sekolah tersebut terletak dipinggir jalan suasana belajar tetap terasa nyaman dan kondusif.

(15)

jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Media dapat menambah ketertarikan dan minat belajar siswa serta memperjelas materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagaimana terdapat dalam Undang-undang No 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, Yaitu setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.

(16)

Video dapat merangsang gairah dan motivasi belajar siswa karena adanya unsur suara dan gambar yang bisa menarik perhatian siswa untuk belajar. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya stimulus dengar. Siswa juga akan lebih tertantang untuk mendalami pelajaran dengan menemukan masalah dari materi yang disajikan melalui media yang ditampilkan. Selain itu dengan melihat dan mendengar siswa akan lebih mudah menyerap dan mengingat materi pelajaran yang disajikan karena menurut Dale dalam Arsyad (1995) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar memiliki perbedaan, yaitu 75 % hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang sekitar 13 % diperoleh melalui indera dengar,dan sekitar 12 % diperoleh melalui indera lainnya.

Banyak faktor yang meempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah motivasi, minat, bakat, semangat, kondisi fisik, sarana atau media pembelajaran, guru, metode atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan lain-lain. Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam pembelajaran untuk memungkinkan siswa dapat mempelajari penjas khususnya materi lompat tinggi menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif dan menyenangkan, salah satunya adalah melalui metode VAK.

Melalui Metode VAK siswa diajarkan untuk memahami “bagaimana cara belajar” dan “bagaimana cara berfikir”, melakukan pembelajaran berdasarkan

(17)

menggambarkan sesuatu), Auditory (belajar berbicara dan mendengar sesuatu), dan kinestetik (Belajar melalui aktivitas fisik atau bergerak dan berbuat atau keterlibatan langsung).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Putih dengan judul : tentang penggunaan Metode VAK terhadap Upaya meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 tanah Putih Kab.Rokan Hilir Prov.RIAU Tahun Ajaran 2012 / 2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

2. Siswa masih malu-malu dalam penyampaian pertanyaan terhadap materi yang kurang dipahami

3. Siswa merasa susah dalam melakukan tekhnik dasar lompat tinggi gaya straddle

(18)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah melihat peranan penggunaan Metode VAK (Visual,auditory,kinestetik) Terhadap upaya meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas VII SMP Negeri Tanah Putih Kab.Rokan Hilir Prov.RIAU Tahun Ajaran 2012 / 2013.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dapat diambil berdasarkan uraian di atas adalah : ”Apakah penggunaan metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar lompat

tinggi gaya straddle pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Putih Kab.Rokan Hilir Prov.RIAU Tahun Ajaran 2012 / 2013?”

E. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui seberapa besar

(19)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa

2. Melalaui penelitian ini diharapkan siswa dapat menyenangi cabang olahraga,khususnya lompat tinggi gaya straddle.

3. Sebagai masukan bagi guru agar dapat memahami metode VAK dan menerapkannya dalam pembelajaran

4. Sebagai wawasan peneliti maupun pembaca lainnya tentang metode VAK 5. Untuk menambah wawasan ilmiah secara teoritis dan memperkaya ilmu

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus 1 setelah tes hasil belajar 1 dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan tekhnik dasar lompat tinggi gaya straddle masih rendah. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lompat tinggi gaya straddle dengan menggunakan metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 tanah Putih Kab Rokan Hilir Prov RIAU Tahun Ajaran 2012 / 2013.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Metode VAK merupakan Metode pembelajaran yang dapat dipergunakan

dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya Lompat Tinggi Gaya Straddle.

2. Bagi guru dan calon guru khususnya guru pendidikan jasmani hendaknya menggunakan Metode pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa sehingga hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan.

3. Masukan kepada peneliti berikutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. S.dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Bashori, K. (2001). Kelas Bukan Kuburan. Majalah Gerbang Pendidikan Edisi no.1/Tahun 1.Hal 38-39 : http// mediadiknas.go.id/ medical document/5406.pdf

Budiningsih, Asri. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dimyanti Dan Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta

Djamarah, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta Hamalik, Oemar. (2001). Prose Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara

Khomsin. (2001). Paradigma Baru Penjas di Indonesia Dalam Era Reformasi. Jakarta

Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Dan

Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi.Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.Jakarta.

Meier, Dave (2002). The accelerated Learning Handbook. Alih bahasa Rahmani Astuti. Penerbit Kaifa. Bandung

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan SMP Kelas VIII. Bandung: Yudistira

Msc,Abdoellah,Arma ( 1985). Olahraga ( Untuk Pelatih, Pembina dan

Penggemar). Penerbit PT Satra Hudaya. Jakarta

Nana Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Rose,C., Nicholl,J,M. (2002). Accelerated Learning For the 21st Century. Alih

bahasa Dedi Ahimsa. Penerbit Nuansa Cendika. Bandung

(23)

Subroto. Toto, (2000). Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Dan

Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi.Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.Jakarta Suprijono, (2009), Cooperative learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suryosubroto, B.(1997). Proses Belajar Mengajar Disekolah. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi FIK UNIMED 2007

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Penerbit Kencana

Yoyo Bahagia. Dkk (2000). Atletik. Jakarta, Depdiknas.

Yudha Hendrayana, dkk (2000). Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan &

Kompetisi untuk siswa.

Yudhi Munandi, (2008). Media Pembelajaran. Jakarta, Gaung Persada Press. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/colect/skripsi/archives/HASH44b3/0f240ccl.dir/ doc.pdf Akses pada tanggal 3 Februari jam 01:00.

(http : // mediadiknas.go.id/ medical document / 5406.pdf.)

http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/14-vak-visualization-auditory.html

Gambar

Tabel    Hal
Gambar                  Hal

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai tujuan akhir mi, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan melalui penelitian bahasa dan

Dengan ini diharapkan untuk dapat menunjukkan Dokumen Asli Kualifikasi atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan bukti pendukung Data Kualifikasi

1. Muhammad Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Rachmadi Nugroho, MT., selaku ketua Prodi Arsitektur

pedesaan sebagai pihak yang di-Lain-kan dilandasi penolakan penggunaan tipe ideal dari narasi besar modernisasi, kesediaan menggali beragam diskursus dan praktik

Due to the existence of a source term in the momentum equation (equation of momentum conservation), the computation of the equation’s weak local residuals must be well-balanced..

Tujuan: Untuk mengetahui manfaat terapi latihan untuk pencegahan dikubitus akibat tirah baring lama, manfaat terapi latihan untuk menurunkan spasme otot, dan untuk

Apabila seorang pengamat di luar sistem akan membilang anggota set semesta tersebut, dalam hal ini adalah biji kacang kedelai, maka dapat digunakan dua cara,

Kadang-kadang refleks yang awalnya tidak terlihat dapat kita peroleh dengan meminta pasien untuk mengatupkan giginya (untuk refleks tendon ekstremitas atas) atau mengaitkan jari-jari