M E N T E R IP U B U N G A N R E P U B L IK IN D O N E S IA
D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A
M E N T E R I P E R H U B U N G A N R E P U B L IK IN D O N E S IA ,
bahw a untuk m elaksanakan ketentuan P asal
319,
P asal321
ayat(6),
P asal329,
dan P asal337
P eraturan P em erintah N om or56
T ahun
2009
tentang P enyelenggaraan P erkeretaapian perlu m enetapkan P eraturan M enteri P erhubungan tentang P erizinan P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m um ;1.
U ndang-U ndang N om or23
Tahun2007
tentang P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun2007
N om or65
Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or4722);
2.
P eraturan P em erintah N om or56
Tahun2009
tentang P enyelenggaraan P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun2009
N om or129
dan Tam bahan Lem baran N egara N om or5048);
3.
P eraturan P residen N om or47
Tahun2009
tentang P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egara sebagaim ana telah diubah terakhir dengan P eraturan P residen N om or91
Tahun2011;
4.
P eraturan P residen N om or24
Tahun2010
tentang K edudukan, Tugas dan Fungsi K em enterian N egara S erta S usunan O rganisasi, Tugas, dan Fungsi E selol1 I K em enterian N egara, sebagaim ana telah diubah terakhir dengan P eraturan P residen N om or92
Tahun2011 ;
5.
P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M .60
Tahun2010
P E R A TU R A N M E N TE R I P E R H U B U N G A N TE N TA N G P E R IZIN A N P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M .
B A B I K E TE N TU A N
D alam P eraturan ini yang dim aksud dengan :
1. P erkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sum ber daya m anusia serta norm a, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
2. K ereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri m aupun dirangkaikan' dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api.
3. P erkeretaapian. adalah perkeretaapian yang digunakan untuk m elayani angkutan 'orang dan/atau barang dengan dipungut bayaran.
4. P enyelenggara prasarana perkeretaapian adalah pihak yang m enyelenggarakan prasarana perkeretaapian.
5. 8adan U saha adalah f3adan U saha M ilik N egara, B adan U saha M ilik D aerah, atau B adan H ukum Indonesia yang K husus didirikan untuk perkeretaapian .
.-' .1
6. B adan U saha M ilik N egara yang selanjutnya disebut B U M N adalah B adan U saha yang seluruh atau sebagian besar m odalnya dim iliki oleh N egara m elalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan N egara yang dipisahkan. 7. P rasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta
api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan.
8. P em erintah P usat yang selanjutnya disebut P em erintah adalah P residen R epublik Indonesia yang m em egang kekuasaan pem erintahan negara R epublik Indonesia sebagaim ana dim aksud dalam U ndang-U ndang D asar N egara R epublik Indonesia Tahun 1945
10. M enteri adalah M enteri yang tugas dan tanggung jaw abnya di bidang perkeretapian.
11. D irektur Jenderal adalah D irektur Jenderal yang tug as dan
tanggung jaw abnya di bidang perkeretaapian.
B A B II
P E N Y E LE N G G A R A P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M
P asal2
B adan U saha yang m enyelenggarakan
perkeretaapian um um w ajib m em iliki :
a. izin usaha;
b. izin pem bangunan; dan
c. izin operasi.
(2) B adan U saha sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dapat
berbentuk:
a. B adan U saha M ilik N egara;
b. B adan U saha M ilik D aerah; atau
c. B adan H ukum Indonesia.
(3) B adan U saha sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) m erupakan
badan usaha yang khusus didirikan untuk penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian um um .
(1) Tahapan atau proses penzlnan penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian adalah sebagai berikut :
a. penetapan trase jalur kereta api;
b. penetapan B adan U saha sebagai penyelenggara
prasarana perkeretaapian ;
c. perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian;
d. izin usaha;
e. izin pem bangunan; dan
f. izin operasi.
(2) B agan alur tahapan atau proses penzlnan penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian oleh B adan U saha sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), seperti c o n to h 1 dalam lam piran yang
B A B III
IZIN U S A H A P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N
P asal4
S ebelum m elaksanakan pem bangunan prasarana perkeretaapian, harus ditetapkan trase jalur kereta api.
P asal5
(1) B adan U saha dapat m engajukan penetapan trase jalur kereta api kepada M enteri, G ubernur, B upatiN V alikota sesuai kew enangannya.
(2) P enetapan trase jalur kereta api sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan di bidang tata cara penetapan trase jalur kereta api.
P asal6
(1) D alam hal perm ohonan penetapan trase jalur kereta api sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5 berada di luar rencana induk perkeretaapian dan m em enuhi persyaratan sebagai pem rakarsa sebagaim ana diatur dalam peraturan perundang-undangan, B adan U saha dapat m engajukan perm ohonan kepada M enteri, G ubernur, B upatiN V alikota sesuai kew enangannya untuk ditetapkan sebagai pem rakarsa penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
(2) Tata cara pengajuan dan penetapan sebagai pem rakarsa dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
P asal7
(1) B adan U saha yang akan m enyelenggarakan prasarana perkeretaapian sebelum diberikan izin usaha oleh M enteri, G ubernur, atau B upatiN V alikota sesuai kew enangannya, terlebih dahulu harus ditetapkan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian.
(2) P enetapan B adan U saha penyelenggara prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
P asal8
P asal9
B adan U saha yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian um um sebagaim ana dim aksud dalam P asal 7 ayat (1)
yang telah m em iliki perencanaan teknis diberikan hak
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang diatur dalam
perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
P asal 10
(1) P erjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 9 dilakukan antara :
a. M enteri dengan B adan U saha, untuk penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian nasional;
b. G ubernur dengan B adan U saha, untuk penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian provinsi; atau
c. B upatilW alikota dengan B adan U saha, untuk
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
kabupaten/kota.
(2) P erjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) paling sedikit m em uat :
a. lingkup penyelenggaraan prasarana perkeretaapian ;
b. m asa hak penyelenggaraan prasarana perkeretaapian ;
c. hak dan kew ajiban term asuk risiko yang harus dipikul para
pihak, yang didasarkan pada prinsip pengalokasian risiko secara efisien dan seim bang;
d. standar kinerja pelayanan serta prosedur penanganan
keluhan m asyarakat;
e. jam inan penyelenggaraan;
f. sanksi dalam hal para pihak tidak m em enuhi ketentuan
perjanjian penyelenggaraan;
g. penyelesaian sengketa;
h. pem utusan atau pengakhiran perjanjian penyelenggaraan;
i. fasilitas penunjang prasarana perkeretaapian;
j. keadaan m em aksa ( f o r c e m a j e u r e ) ;
k. ketentuan m engenai kegagalan dalam pelaksanaan
pem bangunan; dan
I. ketentuan m engenai pengem balian/penyerahan prasarana
perkeretaapian dan fasilitasnya pada akhir m asa hak
penyelenggaraan.
m . ketentuan m engenai berakhirnya perjanjian.
P asal11
Lingkup penyelenggaraan prasarana perkeretaapian sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 10 ayat (2) huruf a m eliputi :
a. pem bangunan;
b. pengoperasian;
c. peraw atan; dan
M asa hak penyelenggaraan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10 ayat (2) huruf b paling sedikit diperhitungkan berdasarkan :
a. nilai investasi yang telah dikeluarkan oleh B adan U saha;
b. prakiraan perhitungan biaya operasional;
c. prakiraan perhitungan keuntungan w ajar.
(1) S tandar kinerja pelayanan sebagaim ana dim aksud dalam P asal
10 ayat (2) huruf d paling sedikit m em uat :
a. kem am puan kapasitas lintas prasarana perkeretaapian yang
akan dibangun;
b. kem am puan kecepatan m aksim um prasarana
perkeretaapian yang akan dibangun;
c. kem am puan beban gandar m aksim um prasarana
perkeretaapian yang akan dibangun;
(2) P rosedur penanganan keluhan m asyarakat sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 10 ayat (2) huruf d paling sedikit m em uat :
a. langkah - langkah tindak lanjut yang dilakukan oleh badan
usaha dengan batas w aktu tertentu; dan
b. badan usaha m enginform asikan kepada m asyarakat
m engenai penanganan keluhan dari m asyarakat.
P asal 14
(1) K etentuan m engenai pengem balian/penyerahan prasarana
perkeretaapian dan fasilitasnya pada akhir m asa hak
penyelenggaraan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10
ayat (2) huruf I secara tegas m em uat :
a. kondisi prasarana d a n / a t a u fasilitas perkeretaapian yang
akan diserahkan dalam kondisi baik dan laik operasi;
b. prosedur dan tata cara penyerahan prasarana d a n / a t a u
fasilitas perkeretaapian;
c. prasarana perkeretaapian d a n / a t a u fasilitasnya harus
bebas dari segala jam inan atau pem bebanan dalam bentuk apapun pada saat diserahkan kepada pem erintah;
d. sejak saat diserahkan prasarana d a n / a t a u fasilitas-fasilitas
perkeretaapian bebas dari tuntutan pihak ketiga, dan
(2) P enyerahan prasarana perkeretaapian dan fasilitasnya pad a akhir m asa hak penyelenggaraan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), diserahkan kepada :
a. M enteri, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian nasional;
b. G ubernur, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian provinsi; atau
c. B upatilW alikota, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian kabupaten/kota.
P asal 15
P erjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um antara M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya dengan B adan U saha selain m em uat sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10 ayat (2) juga harus m em uat ketentuan m engenai berakhirnya perjanjian apabila izin usaha, izin pem bangunan, atau izin operasi dicabut.
P asal 16
(1 )
B adan U saha yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian um um sebagaim ana dim aksud dalam P asal 7 ayat (1), w ajib m engajukan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian(2) U ntuk m em peroleh izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), B adan U saha harus m em enuhi persyaratan m em iliki:
a. akte pend irian B adan H ukum Indonesia; b. nom or pokok w ajib pajak;
c. surat keterangan dom isili perusahaan; d. rencana kerja;
e. kem am puan keuangan;
f. surat penetapan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian;
g. perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian; dan h. sum ber daya m anusia.
P asal 17
R encana kerja sebagaim ana dim aksud dalam P asal 16 ayat (2) huruf d, paling sedikit m em uat :
P asal 18
K em am puan keuangan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 16 ayat (2) huruf e, paling sedikit m em uat :
a. kepem ilikan m odal; b. neraca perusahaan; c. jum lah m odal dasar;
d. m odal yang ditem patkan; dan e. m odal yang disetor.
P asal 19
S um ber daya m anusia sebagaim ana dim aksud dalam P asal 16 ayat (2) huruf h, m erupakan susunan anggota kepengurusan B adan U saha yang paling sedikit m em uat :
a. D ew an K om isaris; b. pem egang saham ; c. pim pinan perusahaan; d. jum lah anggota direksi;
e. jum lah dan nam a jabatan yang ada dalam perusahaan;
f. jum lah, nam a dan kualifikasi sum ber daya m anusia perusahaan yang m em punyai kecakapan dalam pengoperasian dan peraw atan prasarana perkeretaapian.
P asal20
(1) P erm ohonan IZ In usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang diajukan kepada :
a. M enteri, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian nasional;
b. G ubernur, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian provinsi; dan
c. B upatilW alikota, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian kabupaten/kota.
(2) B entuk perm ohonan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), seperti
c o n to h 2 dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari P eraturan ini.
P asal21
(2) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), apabila dinyatakan telah m em enuhi persyaratan m aka
M enteri, G ubernur, atau B upatiN V alikota m enerbitkan izin
usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian paling lam a 14 (em pat belas) hari ke~a.
(3) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), apabila dinyatakan tidak m em enuhi persyaratan
perm ohonan ditolak dan dikem balikan kepada B adan U saha disertai alasan penolakan.
(4) B entuk surat keputusan izin usaha dan surat penolakan
perm ohonan izin usaha penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), seperti c o n to h 3 d a n c o n to h 4 dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari P eraturan ini.
P asal22
(1) B adan U saha yang telah m em iliki izin usaha penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 21 w ajib m elaksanakan kegiatan :
a. perencanaan teknis;
b. analisis m engenai dam pak Iingkungan hidup atau U K L
dan U P L;
c. pengadaantanah;dan
d. m engajukan izin pem bangunan prasarana
perkeretaapian sebelum m em ulai pelaksanaan
pem bangunan fisiko
(2) K egiatan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) harus selesai
paling lam a 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya izin usaha.
(3) D alam hal w aktu 3 (tiga) tahun setelah diterbitkannya izin
usaha, belum m enyelesaikan kegiatan sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) dan tidak ada perm ohonan perpanjangan
penyelesaian kegiatan dari B adan U saha, m aka izin usaha
dicabut dan penetapan sebagai penyelenggara prasarana
perkeretaapian dan perjanjian penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian dinyatakan tidak berlaku.
P asal23
(1) P erm ohonan perpanjangan penyelesaian kegiatan
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 22 ayat (3) dapat diberikan paling lam a 3 (tiga) tahun disertai alasan perm ohonan.
(2) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), M enteri G ubernur, B upatiN V alikota sesuai
(3) B erdasarkan evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya dapat m enyetujui atau m enolak perm ohonan perpanjangan disertai dengan alasan penolakan.
(4) P ersetujuan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) dapat diberikan oleh M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya, disertai dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh B adan U saha.
P asal24
(1) P erencanaan teknis sebagaim ana dim aksud dalam P asal 22 ayat (1) huruf a harus m em uat tahapan perencanaan prasarana perkeretaapian yang m eliputi:
a. pradesain; b. desain;
c. konstruksi; dan d. pascakonstruksi.
(2) P erencanaan teknis sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) harus m endapat persetujuan D irektur Jenderal.
P asal25
P engadaan tanah sebagaim ana dim aksud dalam P asal 22 ayat (1) huruf c dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
P asal26
(1) P engadaan tanah dapat m enggunakan dana yang berasal dari pem erintah d a n / a t a u B adan U saha.
(2) D alam hal dana pengadaan tanah berasal dari B adan U saha sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) besarnya dana pengadaan tanah yang dibutuhkan ditetapkan oleh pem erintah. (3) D alam hal realisasi dana pengadaan tanah m elebihi dana yang
telah ditetapkan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2), selisihnya didanai oleh B adan U saha untuk selanjutnya dikom pensasi dengan m asa konsesi d a n / a t a u dengan cara lain. (4) D alam hal realisasi dana pengadaan tanah lebih rendah dari
dana yang telah ditetapkan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2), selisihnya disetor ke K as N egara sebagai P enerim aan N egara B ukan P ajak.
P asal27
D alam hal dana pengadaan tanah berasal dari pem erintah, m aka pem erintah dan badan usaha dapat m em ilih kom pensasi, antara lain: a. badan usaha m engem balikan dana pengadaan tanah kepada
b. m engurangi atau m em perpanjang m asa konsesi penyelenggaraan;
c. sebagai bentuk penyertaan m odal pem erintah; atau
d. pem bagian dari keuntungan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um .
P asal28
B adan U saha w ajib m elaporkan secara berkala setiap 6 (enam ) bulan sekali kepada M enteri, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya terhadap :
a. penyiapan kegiatan perencanaan teknis,
b. penyiapan kegiatan analisa m engenai dam pak lingkungan hidup; dan
c. pelaksanaan pengadaan tanah.
B A B IV
IZIN P E M B A N G U N A N
P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N P asal29
(1) B adan U saha yang telah m em peroleh izin usaha sebagaim ana dim aksud dalam P asal 16 yang telah m elaksanakan kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 22 dan telah m enandatangani perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10, dapat m engajukan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian.
(2) U ntuk m em peroleh izin pem bangunan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), B adan U saha w ajib m em enuhi persyaratan teknis yang terdiri atas :
a. rancang bang un yang dibuat berdasarkan perhitungan; b. gam bar-gam bar teknis;
c. data lapangan; d. jadw al pelaksanaan; e. spesifikasi teknis;
f. analisis m engenai dam pak lingkungan hidup atau U K L dan U P L;
g. m etode pelaksanaan; h. izin m endirikan bangunan;
i. izin lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;dan
P asal 30
(1) R ancang bangun dibuat berdasarkan perhitungan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) hurut a antara lain m eliputi proses:
a. perencanaan; b. perancangan;
c. perhitungan teknis m aterial G an kom poA 8f1.
(2) R ancang bangun prasarana perkeretaapian dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang rancang bangun dan rekayasa prasarana perkeretaapian.
P asal 31
(1) G am bar-gam bar teknis sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) hurut b m erupakan gam bar desain yang m em uat gam bar tata letak jalur kereta api, stasiun, dan tasilitas operasi yang akan dibangun (denah, tapak, dan potongan) yang telah diketahui koordinatnya dan skala gam bar.
(2) G am bar desain prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) disahkan oleh D irektur Jenderal.
P asal32
S pesitikasi teknis sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) hurut e harus sesuai ketentuan persyaratan teknis prasarana perkeretaapian yang ditetapkan oleh M enteri.
S pesitikasi teknis prasarana yang akan dibangun sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) hurut e, disahkan oleh D irektur Jenderal.
P asal 34
(1) M etode pelaksanaan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) hurut 9 m erupakan m etode pelaksanaan pem bangunan prasarana perkeretaapian.
(2) M etode pelaksanaan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) paling sedikit m em uat :
a. lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. pelaksanaan pekerjaan yang m eliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap perapihan;
c. sistem pengam anan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
d. peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; e. jum lah dan kualitikasi sum ber daya m anusia yang akan
Izin m endirikan bangunan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) huruf h m erupakan izin m endirikan bangunan stasiun kereta api.
Izin lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (2) huruf i, m isalnya izin gangguan ( H i n d e r O r d o n a n t i e ) , izin penggunaan hutan lindung dan izin - izin lain yang berkaitan dengan kegiatan pem bangunan prasarana perkeretaapian.
P asal 37
(1) P erm ohonan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian disam paikan kepada :
a. D irektur Jenderal, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang jaringan jalurnya m elintasi batas w ilayah provinsi;
b. G ubernur, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang jaringan jalurnya m elintasi batas w ilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi; dan
c. B upatilW alikota, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang jaringan jalurnya dalam w ilayah kabupaten/kota.
(2) B entuk perm ohonan IZln pem bangunan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), seperti
c o n to h 5 dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari P eraturan ini.
(1) P erm ohonan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 37 ayat (1) huruf a diajukan oleh B adan U saha kepada D irektur Jenderal dilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29. B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), D irektur Jenderal m elakukan evaluasi terhadap pem enuhan persyaratan paling lam a 6 (enam ) bulan setelah perm ohonan diterim a secara lengkap. '
(3) D alam hal perm ohonan ditolak, D irektur Jenderal m enyam paikan alasan penolakan disertai perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
(5) D alam hal perm ohonan disetujui, D irektur Jenderal m em berikan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja.
P asal 39
(1) P erm ohonan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 37 ayat (1) huruf b, diajukan oleh B adan U saha kepada G ubernur dilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29. (2) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pad a
ayat (1), G ubernur m elakukan evaluasi paling lam a 6 (enam ) bulan setelah perm ohonan diterim a secara lengkap .
(3) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2), apabila m em enuhi persyaratan, G ubernur m em berikan rekom endasi persetujuan pem bangunan prasarana perkeretaapian dan apabila tidak m em enuhi persyaratan, G ubernur m enyam paikan kem bali kepada B adan U saha untuk m elengkapi persyaratan yang diperlukan.
(4) R ekom endasi persetujuan IZIn pem bangunan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), disam paikan oleh G ubernur kepada D irektur Jenderal disertai persyaratan teknis untuk m endapat persetujuan.
(5) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) D irektur Jenderal m elakukan evaluasi paling lam a 1 (satu) bulan setelah perm ohonan diterim a secara lengkap.
(6) D alam hal perm ohonan ditolak, D irektur Jenderal m enyam paikan alasan penolakan disertai perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
(7) D alam hal perm ohonan disetujui, D irektur Jenderal m enyam paikan persetujuan kepada G ubernur paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja.
(8) P ersetujuan D irektur Jenderal sebagaim ana dim aksud pad a ayat (7) dapat disertai dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh B adan U saha.
P erm ohonan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 37 ayat (1) huruf c diajukan oleh B adan U saha kepada B upatilW alikota dilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29. B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1), B upatilW alikota m elakukan evaluasi paling lam a 6 (enam ) bulan setelah perm ohonan diterim a secara lengkap . B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), apabila m em enuhi persyaratan, B upatilW alikota m eneruskan perm ohonan kepada G ubernur untuk m endapatkan rekom endasi persetujuan pem bangunan prasarana perkeretaapian.
D alam hal perm ohonan ditolak, B upatilW alikota m enyam paikan alasan penolakan disertai perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
G ubernur berdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), m elakukan evaluasi paling lam a 1 (satu) bulan setelah perm ohonan diterim a secara lengkap.
B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (5), G ubernur m em berikan rekom endasi persetujuan pem bangunan prasarana perkeretaapian.
R ekom endasi persetujuan sebagaim ana dim aksud pada ayat (6) dapat disertai dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh B adan U saha.
D alam hal syarat tertentu sebagaim ana dim aksud pada ayat (7) telah dipenuhi oleh B adan U saha, B upatilW alikota m enyam paikan perm ohonan kepada D irektur Jenderal untuk m endapatkan persetujuan disertai dengan persyaratan dan rekom endasi G ubernur.
B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (8), D irektur Jenderal m elakukan evaluasi paling lam a 1 (satu) bulan setelah perm ohonan diterim a secara lengkap. D alam hal perm ohonan ditolak, D irektur Jenderal m enyam paikan penolakan disertai alasan dan perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
(12) P ersetujuan D irektur Jenderal sebagaim ana dim aksud pad a ayat (11) dapat disertai dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh B adan U saha.
(13) B upatilW alikota berdasarkan persetujuan sebagaim ana dim aksud pada ayat (11) m em berikan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian paling lam a 14 (em pat bel as) hari kerja.
B entuk surat perm ohonan untuk m endapatkan rekom endasi pem bangunan dari G ubernur, bentuk surat rekom endasi persetujuan G ubernur, bentuk surat perm ohonan persetujuan pem bangunan dari D irektur Jenderal, bentuk surat persetujuan D irektur Jenderal, bentuk izin pem bangunan prasarana perkeretaapian, dan bentuk surat penolakan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian seperti
c o n to h 6 , c o n to h 7 , c o n to h 8 , c o n to h 9 , c o n to h 1 0 , d a n c o n to h 1 1
dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
B adan U saha yang telah m endapatkan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian w ajib :
a. m enaati peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian ;
b. m enaati peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan pem bangunan prasarana perkeretaapian ;
c. bertanggung jaw ab terhadap dam pak yang tim bul selam a pelaksanaan pem bangunan prasarana perkeretaapian ;
d. m elaksanakan kew ajiban yang tertuang dalam perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian ;
e. m elaksanakan pekerjaan pem bangunan prasarana perkeretaapian sesuai dengan perencanaan teknis yang telah disahkan oleh D irektur Jenderal; dan
f. m elaporkan kegiatan pem bangunan prasarana perkeretaapian secara berkala kepada D irektur Jenderal, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya.
(1) P em bangunan prasarana sebagaim ana dim aksud dalam P asal 42 huruf e, m eliputi :
a. pem bangunan jalur kereta api U alan rei, jem batan, terow ongan dll);
b. pem bangunan stasiun kereta api;
(2) P elaksanaan pem bangunan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1), harus didasarkan gam bar teknis dan spesifikasi teknis yang telah disahkan oleh D irektur Jenderal.
(1) D irektur Jenderal, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya m elakukan evaluasi terhadap laporan berkala kegiatan pem bangunan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal42 huruf f.
(2) E valuasi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) dilakukan dalam rangka kesesuaian antara laporan berkala dengan rencana kerja dan fisik pem bangunan
(3) H asil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar untuk pengam bilan kebijakan.
(1) Izin pem bangunan prasarana perkeretaapian diberikan untuk jangka w aktu paling lam a 5 (lim a) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali paling lam a 5 (lim a) tahun.
(2) P erpanjangan izin sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) diajukan oleh pem egang izin disertai alasan dan data dukung yang lengkap.
P asal46
A lasan dan data dukung yang lengkap sebagaim ana dim aksud dalam P asal 45 ayat (2) paling sedikit m em uat :
a. perkem bangan pernbangunan prasarana yang telah dilaksanakan;
b. rincian kendala yang dihadapi dalam pem bangunan prasarana; c. rincian alasan belum dapat diselesaikannya pem bangunan; d. program kerja pem bangunan prasarana selanjutnya.
P asal47
(1) P erm ohonan perpanjangan izin pem bangunan diajukan oleh pem egang izin pem bangunan kepada D irektur Jenderal, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya.
(3) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), D irektur Jenderal, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya m em berikan :
a. surat keputusan perpanjangan izin pem bangunan; atau b. surat penolakan perpanjangan izin pem bangunan
dilengkapi dengan alasan penolakan.
D alam hal perm ohonan perpanjangan izin pem bangunan ditolak sebagaim ana dim aksud dalam P asal 47 ayat (3) huruf b, pem ohon dapat m engajukan kem bali setelah dipenuhinya alasan penolakan.
P asal49
B entuk surat perm ohonan perpanjangan IZIn pem bangunan, surat keputusan perpanjangan izin pem bangunan, dan surat penolakan perpanjangan izin pem bangunan seperti c o n to h 1 2 , c o n to h 1 3 , dan
c o n to h 1 4 dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
B A B IV IZIN O P E R A S I
P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N
(1) B adan U saha yang telah selesai m elaksanakan pem bangunan prasarana perkeretaapian w ajib m engajukan perm ohonan pengujian prasarana kepada D irektur Jenderal.
(2) P engujian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka m em peroleh sertifikat uji kelaikan prasarana perkeretaapian.
(1) B adan U saha yang telah selesai m em bangun prasarana perkeretaapian dan telah diberikan sertifikat uji kelaikan prasarana sebagaim ana dim aksud dalam P asal 50 dapat m engajukan izin operasi prasarana perkeretaapian.
(2) U ntuk m em peroleh izin operasi penyelenggaraan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), B adan U saha w ajib m em enuhi persyaratan:
a. kelaikan prasarana perkeretaapian yang telah lulus uji pertam a dan dibuktikan dengan sertifikat uji pertam a; b. m em iliki sistem dan prosedur pengoperasian,
c. tersedianya petugas atau tenaga peraw atan, pem eriksaan, dan pengoperasian prasarana perkeretaapian yang m em iliki sertifikat kecakapan;
d. m em iliki/m enguasai peralatan untuk peraw atan prasarana perkeretaapian.
P asal 52
(1) P etugas atau tenaga peraw atan, pem eriksaan, dan pengoperasian prasarana perkeretaapian yang m em iliki sertifikat kecakapan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 51 ayat (2) huruf c, jum lahnya disesuaikan dengan kebutuhan pengoperasian prasarana perkeretaapian.
(2) U ntuk m enjam in aspek keselam atan pengoperasian prasarana perkeretaapian, M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya dapat m em persyaratkan penam bahan tenaga pengoperasian prasarana perkeretaapian.
P erm ohonan IZln operasi disam paikan kepada :
a. M enteri, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang jaringan jalurnya m elintasi batas w ilayah provinsi; b. G ubernur, untuk penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian yang jaringan jalurnya m elintasi batas w ilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi; dan
c. B upatilW alikota, untuk penyelenggaraan prasarana perkeretaapian yang jaringan jalurnya dalam w ilayah kabupaten/kota.
(2) B entuk perm ohonan izin operasi prasarana perkeretaapian seperti c o n to h 1 5 dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
P asal54
(1) P erm ohonan IZln operasi prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 53 ayat (1) huruf a, diajukan oleh B adan U saha kepada M enteri dilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 51.
(3) D alam hal perm ohonan ditolak, M enteri m enyam paikan alasan penolakan disertai perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
(4) D alam hal kelengkapan persyaratan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) telah dipenuhi, B adan U saha dapat m engajukan kem bali perm ohonan izin operasi prasarana perkeretaapian kepada M enteri.
(5) D alam hal perm ohonan disetujui, M enteri m em berikan izin operasi prasarana perkeretaapian paling lam a 14 (em pat bel as) hari kerja.
P asal55
(1) P erm ohonan IZln operasi prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 53 ayat (1) huruf b, diajukan oleh B adan U saha kepada G ubernur dilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 51. (2) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), G ubernur m elakukan evaluasi paling lam a 30 (tiga puluh) hari kerja setelah perm ohonan diterim a secara lengkap.
(3) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), apabila m em enuhi persyaratan, G ubernur m em berikan rekom endasi persetujuan operasi prasarana perkeretaapian dan apabila tidak m em enuhi persyaratan, G ubernur m enyam paikan kem bali kepada B adan U saha untuk m elengkapi persyaratan yang diperlukan.
(4) R ekom endasi persetujuan operasi prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), disam paikan oleh G ubernur kepada M enteri disertai persyaratan untuk m endapat persetujuan.
(5) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) M enteri m elalui D irektur Jenderal m elakukan evaluasi dan m enyam paikan hasil evaluasi kepada M enteri paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja setelah perm ohonan diterim a secara lengkap.
(6) D alam hal perm ohonan ditolak, M enteri m enyam paikan alasan penolakan disertai perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
(8) P ersetujuan M enteri sebagaim ana dim aksud pada ayat (7) dapat disertai dengan syarat tertentu yang harus dilakukan oleh B adan U saha.
(9) G ubernur berdasarkan persetujuan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (7) m em berikan izin operasi prasarana perkeretaapian paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja.
P asal56
(1) P erm ohonan izin operasi prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 53 ayat (1) huruf c, diajukan oleh B adan U saha kepada B upatilW alikota dilengkapi dengan persyaratan teknis sebagaim ana dim aksud dalam P asal51.
(2) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1), B upatilW alikota m elakukan evaluasi paling lam a 30 (tiga puluh) hari kerja setelah perm ohonan diterim a secara lengkap.
(3) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2), apabila m em enuhi persyaratan, B upatilW alikota m eneruskan perm ohonan kepada G ubernur untuk m endapatkan rekom endasi.
B erdasarkan hasil evaluasi ayat (2) tidak m em enuhi m engem balikan perm ohonan dilengkapi.
(5) G ubernur berdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) m elakukan evaluasi paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja setelah perm ohonan diterim a secara lengkap.
sebagaim ana dim aksud pada persyaratan, B upatilW alikota kepada B adan U saha untuk
(6) B erdasarkan hasil evaluasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (5), G ubernur m em berikan rekom endasi persetujuan pengoperasian prasarana perkeretaapian.
(7) R ekom endasi persetujuan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (6) dapat disertai dengan syarat tertentu yang harus dilakukan oleh B adan U saha.
(8) D alam hal syarat tertentu sebagaim ana dim aksud pada ayat (7) telah dipenuhi oleh B adan U saha, B upatilW alikota m enyam paikan perm ohonan kepada M enteri untuk m endapatkan persetujuan disertai dengan persyaratan dan rekom endasi G ubernur.
(10) D alam hal perm ohonan ditolak, M enteri m enyam paikan alasan penolakan disertai perm intaan kelengkapan persyaratan yang harus dilengkapi oleh B adan U saha.
(11) D alam hal perm ohonan disetujui, M enteri m enyam paikan persetujuan dapat disertai dengan syarat tertentu yang harus dilakukan oleh B adan U saha kepada B upatilW alikota paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja.
(12) D alam hal perm ohonan disetujui sebagaim ana dim aksud pada ayat (11), B upatilW alikota berdasarkan persetujuan dari M enteri m em berikan izin operasi prasarana perkeretaapian paling lam a
14 (em pat belas) hari kerja. P asal 57
B entuk surat perm ohonan rekom endasi pengoperasian prasarana perkeretaapian kepada G ubernur, persetujuan rekom endasi pengoperasian dari G ubernur, surat perm ohonan persetujuan pengoperasian prasarana perkeretaapian kepada M enteri, surat persetujuan M enteri terhadap pengoperasian prasarana perkeretaapian, izin operasi prasarana perkeretaapian, dan surat penolakan izin operasi prasarana perkeretaapian seperti c o n to h 16,
c o n to h 17, c o n to h 1 8 , c o n to h 19, c o n to h 20, d a n c o n to h 2 1 dalam lam piran yang m erupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
P asal58
(1) B adan U saha yang telah m endapat izin operasi w ajib : a. m engoperasikan prasarana perkeretaapian;
b. m enaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan di bidang perkeretaapian dan pelestarian fungsi lingkungan hid up;
c. m enaati peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan pengoperasian prasarana perkeretaapian;
d. bertanggung jaw ab atas pengoperasian prasarana perkeretaapian yang bersangkutan;
e. m elaporkan kegiatan operasional prasarana perkeretaapian secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali kepada pem beri izin; dan
(2) Izin operasi prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) berlaku sesuai dengan m asa berlaku perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian antara M enteri, G ubernur, atau B upatilW alikota dan B adan U saha yang bersangkutan.
P asal 59
(1) D alam hal penyelenggara prasarana perkeretaapian yang telah m em iliki izin operasi tidak m engoperasikan prasarana perkeretaapian disebabkan bukan karena alasan f o r c e m a j e u r e ,
M enteri, G ubernur, atau B upatilW alikota dapat m em anfaatkan prasarana perkeretaapian untuk kepentingan um um .
(2) M enteri, G ubernur, atau B upatilW alikota dalam m em anfaatkan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), harus m em pertim bangkan :
a. kepentingan m asyarakat um um ;
b. kepentingan badan usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian.
B A B V
P E N IN G K A TA N P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N
P asal60
(1) B adan U saha yang telah m enyelenggarakan prasarana perkeretaapian dapat m elakukan perpanjangan jalur kereta api
d a n / a t a u peningkatan prasarana perkeretaapian.
(2) P eningkatan prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) berupa :
a. klasifikasilkelas jalur kereta api;
b. klasifikasilkelas atau penam bahan stasiun kereta api; atau
c. fasilitas operasi kereta api.
(3) P eningkatan prasarana perkeretaapian d a n / a t a u P erpanjangan
jalur kereta api sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) harus m endapatkan :
a. izin pem bangunan; dan b. izin operasi.
(4) P eningkatan prasarana perkeretaapian d a n / a t a u P erpanjangan
P asal61
S ebelum diberikan izin pem bangunan perpanjangan jalur kereta api sebagaim ana dim aksud dalam P asal 60 ayat (3) huruf a, harus dilakukan am andem en perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
P asal62
K etentuan persyaratan, m ekanism e, kew enangan, dan kew ajiban dalam izin pem bangunan dan izin operasi sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 sam pai dengan P asal 58 berlaku m u t a t i s m u t a n d i s
dengan ketentuan persyaratan, m ekanism e, kew enangan, dan kew ajiban dalam izin pem bangunan dan izin operasi dalam rangka perpanjangan jalur kereta api.
B A B V II
B E R A K H IR N Y A P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N
P asal63
P enyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um berakhir apabila jangka w aktu hak penyelenggaraan telah selesai.
P asal64
(1) D alam hal jangka w aktu hak penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um berakhir sebagaim ana dim aksud dalam P asal 63, prasarana perkeretaapian um um diserahkan kepada M enteri, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya.
(2) D alam hal prasarana perkeretaapian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) akan diselenggarakan kem bali m aka dilakukan penetapan B adan U saha untuk m enyelenggarakan prasarana perkeretaapian um um sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
B A B V III
S A N K S I A D M IN IS T R A S I P asal65
B adan U saha yang tidak m elaksanakan kew ajiban sebagaim ana dim aksud dalam P asal 16, P asal 29, P asal 42, P asal 58 M enteri, G ubernur, atau B upatilW alikota sesuai kew enangannya dapat m em berikan sanksi adm inistrasi berupa :
P asal66
(1) P eringatan tertulis sebagaim ana dim aksud dalam P asal 65
huruf a dikenakan paling banyak 2 (dua) kali secara
berturut-turut m asing-m asing 30 (tiga puluh) hari kalender.
(2) P em bekuan izin usaha dan/atau izin operasi sebagaim ana
dim asud dalam P asal 65 huruf b dikenakan setelah berakhirnya jangka w aktu peringatan tertulis kedua.
(3) P em bekuan izin usaha dan/atau izin operasi sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2) dikenakan untuk jangka w aktu 30 (tiga puluh) hari kalender.
(4) P encabutan izin usaha dan/atau izin operasi sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 65 huruf c dikenakan setelah
berakhirnya pem bekuan izin usaha dan/atau izin operasi
sebagaim ana dim aksud pada ayat (3).
B A B V III
K E TE N TU A N P E N U TU P
P asal67
P eraturan ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
A gar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan
P eraturan M enteri ini dalam B erita N egara R epublik Indonesia.
D itetapkan di Jakarta P ada tanggal 9 Juli 2013
M E N TE R IP E R H U B U N G A N R E P U B LIK IN D O N E S IA ,
ttd
E .E . M A N G IN D A A N D iundangkan di Jakarta
P ada tanggal 10 September 2013
M E N TE R I H U K U M D A N H A K A S A S I M A N U S IA R E P U B LIK IN D O N E S IA ,
ttd
A M IR S Y A M S U D IN
B E R ITA N E G A R A R E P U B LIK IN D O N E S IA TA H U N 2013 N O M O R 1111
S alinan S esuai den
K epala B iro u
IS S H M M M H
P em bin U tam a M uda (IV /c)
LA M P IR A N
P E R A TU R A N M E N TE R I P E R H U B U N G A N R E P U B LIK IN D O N E S IA
N O M O R : P M . 66 TA H U N 2013
TE N TA N G P E R IZIN A N P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M
C O N TO H 1
B A G A N A LU R TA H A P A N A TA U P R O S E S P E R IZIN A N P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M
P engajuan usulan penetapan trase jalur kereta api
n
P enetapan trase jalur kereta api oleh M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya
P enetapan B adan U saha sebagai penyele~gara prasarana perkeretaapian um um oleh M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya
n
P erjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um antara M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya dengan B adan U saha yang telah ditetapkan
sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian um um
n
P engajuan izin usaha
D ilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam pasal 16
n
P enerbitan izin usaha oleh M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya
n
B adan U saha yang telah m endapatkan izin usaha w ajib m elaksanakan kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 22
PengaJuan IZln pem.
..n
bangunanD ilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 28
n
P enerbitan izin pem bangunan oleh M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuaikew enangannya
n
B adan U saha yang telah m endapatkan izin pem bangunan w ajib m elakukan kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 41
n
P engajuan izin operasi
D ilengkapi dengan persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 50
n
P enerbitan izin O perasi oleh M enteri, G ubernur, B upatilW alikota sesuai kew enangannya
N om or Lam piran P erihal
B E N T U K P E R M O H O N A N IZ IN U S A H A P E N Y E L E N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N U M U M
: P erm ohonan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um
. . . ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e m u r . . . , a t a u B u p a t i I V V a l i k o t a . . . )
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan:
K eputusan ...( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a f i k o t a . . . ) N om or ... Tahun ...
tentang P eneta pan P T. ... S ebagai P enyelenggara P rasarana P erkeretaapian U m um U ntuk Trase Jalur K ereta A pi U m um .... D ari ... K e...; dan
bersam a ini kam i P T. ... m engajukan perm ohonan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian untuk trase jalur kereta api um um dari ... ke ...
2. S ebagai bahan pertim bangan perm ohonan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian, terlam pir disam paikan dokum en persyaratan berupa:
a. akte pend irian B adan H ukum Indonesia; b. nom or pokok w ajib pajak;
c. surat keterangan dom isili perusahaan; d. rencana kerja;
e. kem am puan keuangan;
f. surat penetapan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian; g. sum ber daya m an usia.
D irektur U tam a ttd
( n a m a D i r e k t u r u t a m a d a n c a p i n s t a n s i )
Tem busan Y th.: 1.
P E M B E R IA N IZIN U S A H A P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M U N TU K TR A S E JA LU R K E R E TA A P I U M U M .... D A R I ... K E ...
K E P A D A P T. ...
a. bahw a berdasarkan P asal 312 P eraturan P em erintah N om or 56 Tahun 2009
tentang P enyelenggaran P erkeretaapian dan P asal 16 P eraturan M enteri
P erhubungan N om or P M ... Tahun ... tentang P erizinan P enyelenggaraan
P rasaran P erkeretaapian U m um , telah diatur m engenai izin usaha
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um ;
bahw a D irektur U tam a P T.
m engajukan perm ohonan
perkeretaapian um um ;
m elalui surat N om or ... tanggal ... telah
izin usaha penyelenggaraan prasarana
C. bahw a setelah dilakukan penelaahan dan pengkajian baik dari aspek
legalitas m aupun aspek teknis terhadap dokum en perm ohonan izin usaha
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um P T .... , pada prinsipnya
telah m em enuhi persyaratan adm inistrasi dan teknis;
d. bahw a sehubungan dengan huruf a, huruf b, dan huruf c tersebut di atas,
perlu m enetapkan K eputusan M enteri P erhubungan I G ubernur ... I
B upatilW alikota ... tentang P em berian Izin U saha P enyelenggaraan
P rasarana P erkeretaapian U m um U ntuk Jalur K ereta A pi U m um D ari ...
S am pai D engan ... K epada P T. ... ; bahw a ... ,
1. U ndang-U ndang N om or 23 Tahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran
N egara R epublik Indonesia Tahun 2007 N om or 65 dan Tam bahan Lem baran
N egara N om or 4722);
2. P eraturan P em erintah N om or 56 Tahun 2009 tentang P enyelenggaran
P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2009 N om or
M em perhatikan: 1. S urat perm ohonan P T .... N om or ... tanggal ... perihal perm ohonan izin usaha
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um ;
2. B erita acara rapat evaluasi persyaratan perm ohonan izin usaha
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um P T ;
K E P U TU S A N ... ( M E N T E R I P E R H U B U N G A N , G U B E R N U R . . . , A T A U B U P A T l I W A L I K O T A . . . )
TE N TA N G P E M B E R IA N IZIN U S A H A P E N Y E LE N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M U N TU K TR A S E JA LU R K E R E TA A P I U M U M .... D A R I ... K E . .. K E P A D A P T. ....
M em berikan Izin U saha P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian
U rn urn untuk trase jalur kereta api um um dari ... ke ... kepada:
a. N am a B adan U saha
P em egang Izin U saha P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m um
sebagaim ana dim aksud pada D IK TU M K E D U A diw ajibkan:
a. m em atuhi peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian;
b. paling lam a 3 (tiga) tahun harus sudah m enyelesaikan:
1) m elakukan kegiatan perencanaan teknis;
2) m elakukan kegiatan analisis m engenai dam pak lingkungan hidup atau
U K L dan U P L;
3) m elakukan pengadaan tanah; dan
4) m engajukan izin pem bangunan prasarana perkeretaapian um um
sebelum m em ulai pelaksanaan pem bangunan fisiko
c. m em persiapkan perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian; dan
d. m elaporkan pelaksanaan kegiatan sebagaim ana dim aksud pada huruf b
setiap 1 (satu) tahun sekali kepada P em beri Izin.
Izin usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian um um untuk trase jalur
kereta api um um dari ... ke ... sebagaim ana dim aksud pad a D iktum P E R TA M A
dapat dicabut apabila pem egang izin:
a. tidak m elaksanakan kew ajiban sebagaiam ana dim aksud dalam D iktum
K E D U A ;
b. dalam w aktu 1 (satu) tahun setelah diberikannya izin usaha penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian um um , B adan U saha tidak m elakukan kegiatan
sebagaim ana dim aksud dalam D iktum K E D U A huruf b;
c. D alam hal w aktu 3 (tiga) tahun telah terlam paui belum m enyelesaikan
kegiatan sebagaim ana dim aksud pad a diktum K E D U A huruf b dan tidak ada
perm ohonan dari B adan U saha untuk m em perpanjang penyelesaian kegiatan
dim aksud.
d. B adan U saha dinyatakan pailit.
Izin U saha P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m um berlaku selam a 30
(tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali paling lam a 20 (dua
. . . ( p e j a b a t s e t i n g k a t d i b a w a h M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . ) m e la k u k a n p e m b in a a n te rh a d a p p e la k s a n a a n K e p u tu s a n in i.
D ite ta p k a n d i . P a d a tanggal. .
S A L IN A N K e p u tu s a n in i d is a m p a ik a n k e p a d a : 1 .
B E N T U K S U R A T P E N O L A K A N P E R M O H O N A N IZ IN U S A H A P E N Y E L E N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N U M U M
N om or
Lam piran
P erihal : P enolakan perm ohonan izin usaha
penyelenggaraan perkeretaapian
um um
1. B erkenaan dengan surat S audara N om or ... tanggal ... perihal perm ohonan izin
usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um , bersam a ini
diberitahukan bahw a perm ohonan S audara tidak dapat diproses lebih lanjut
karena belum dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
a.
b. ... ; dst.
2. A pabila S audara telah m elengkapi persyaratan sebagaim ana tersebut di atas,
diharap S audara dapat m engajukan kem bali perm ohonan izin usaha
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um .
3. D em ikian untuk m endapat perhatian dan ditindaklanjuti lebih lanjut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian .
. . . ( M E N T E R ! P E R H U B U N G A N , G U B E R N U R . , A T A U B U P T f I W A L l K O T A . . . )
1.
N om or
Lam piran
P erihal : P erm ohonan izin pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um
Y th. . .. ( O i r e k t u r J e n d e r a l P e r k e r e t a a p i a n K e m e n t e r i a n P e r h u b u n g a n l G u b e r n u r . . 1 B u p a t i l W a l i k o t a . . . )
di
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan:
a. K eputusan ...( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i I W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P enetapan P T. ... S ebagai P enyelenggara P rasarana
P erkeretaapian U m um U ntuk Trase Jalur K ereta A pi U m um .... dari ... ke ... ;
b. S urat P erjanjian P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m um
antara ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) dengan P T. ...
N om or Tahun ....
c. K eputusan ... ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n I G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) N om or '"
Tahun ... tentang P em berian izin U saha P enyelenggaraan P rasarana
P erkeretaapian U m um untuk trase jalur kereta api um um ... dari ... ke ... kepada P T .... ;
bersam a ini kam i m engajukan perm ohonan izin pem bangunan prasarana
perkeretaapian um um untuk trase jalur kereta api um um dari ... ke ." .
2. S ebagai bahan pertim bangan perm ohonan izin pem bangunan prasarana
perkeretaapian um um , terlam pir disam paikan dokum en persyaratan berupa:
a. rancang bangun yang dibuat berdasarkan perhitungan;
b. gam bar-gam bar teknis;
c. data lapangan;
d. jadw al pelaksanaan;
e. spesifikasi teknis yang disahkan oleh M enteri cq. D irektur Jenderal;
f. analisis m engenai dam pak lingkungan hidup atau U K L dan U P L;
g. m etode pelaksanaan;
h. izin m endirikan bangunan;
i. bukti telah m em bebaskan tanah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
persen dari total tanah yang dibutuhkan.
D irektur U tam a ttd
( n a m a D i r e k t u r u t a m a d a n c a p i n s t a n s i )
Tem busan Y th.:
1.
B E N T U K S U R A T P E R M O H O N A N U N T U K M E N O A P A T K A N R E K O M E N O A S I P E M B A N G U N A N
OAR IGUBERNUR
N om or Lam piran
P erihal : P erm ohonan rekom endasi
pem bangunan prasarana
perkeretaapian um um
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan:
a. K eputusan ...( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i I W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P enetapan P T .... S ebagai P enyelenggara P rasarana
P erkeretaapian U m um U ntuk Trase Jalur K ereta A pi U m um .... dari ... ke ... ;
b. S urat P erjanjian P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m um
antara ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) dengan P T. ...
N om or Tahun ....
c. K eputusan ... ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n I G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i I W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P em berian izin U saha P enyelenggaraan P rasarana
P erkeretaapian U m um untuk trase jalur kereta api um um ... dari ... ke ... kepada P T. ... ;
bersam a ini kam i m engajukan perm ohonan rekom endasi pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um untuk trase jalur kereta api um um dari ... ke ...
2. S ebagai bahan pertim bangan perm ohonan rekom endasi pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um , terlam pir disam paikan dokum en persyaratan
berupa:
a. rancang bangun yang dibuat berdasarkan perhitungan;
b. gam bar-gam bar teknis;
c. data lapangan;
d. jadw al pelaksanaan;
e. spesifikasi teknis yang disahkan oleh M enteri cq. D irektur Jenderal;
f. analisis m engenai dam pak lingkungan hidup atau U K L dan U P L;
g. m etode pelaksanaan;
h. izin m endirikan bangunan;
i. bukti telah m em bebaskan tanah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
persen dari total tanah yang dibutuhkan.
B upatilw alikota ttd
( n a m a d a n c a p i n s t a n s i )
1.
N om or Lam piran
P erihal : R ekom endasi persetujuan perm ohonan
Izin pem bangunan prasarana
perkeretaapian um um
1. B erkenaan dengan surat S audara N om er ... tanggal ... perihal sebagaim ana
dim aksud pada pokok surat, bersam a ini kam i m em berikan rekom endasi
persetujuan pem bangunan prasarana perkeretaapian um um P T .... untuk trase
jalur kereta api um um dari ... ke ...
2. D em ikian disam paikan untuk dapat dipergunakan sebagaim ana m estinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tem busan Y th.:
1.
N om or Lam piran
P erihal : P erm ohonan persetujuan
pem bangunan prasarana
perkeretaapian um um D i r e k t u r J e n d e r a l P e r k e r e t a a p i a n K e m e n t e r i a n P e r h u b u n g a n
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan:
a. K eputusan ...( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i I W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P enetapan P T .... S ebagai P enyelenggara P rasarana
P erkeretaapian U m um U ntuk Trase Jalur K ereta A pi U m um .... dari ...
ke ... ;
b. S urat P erjanjian P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m L\m
antara .. ,( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) dengan P T. ...
N om or ... Tahun ....
c. K eputusan ... ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n I G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P em berian izin U saha P enyelenggaraan P rasarana
P erkeretaapian U m um untuk trase jalur kereta api um um ... dari ... ke ... kepada P T. ... ;
bersam a ini kam i m engajukan perm ohonan persetujuan pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um untuk trase jalur kereta api um um dari ... ke ...
2. S ebagai bahan pertim bangan perm ohonan persetujuan pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um , terlam pir disam paikan dokum en persyaratan
berupa:
a. S urat G ubernur ... N om or ... tanggal ... perihal persetujuan rekom endasi
pem bangunan prasarana perkeretaapian;
b. rancang bangun yang dibuat berdasarkan perhitungan;
c. gam bar-gam bar teknis;
d. data lapangan;
e. jadw al pelaksanaan;
f. spesifikasi teknis;
g. analisis m engenai dam pak lingkungan hidup atau U K L dan U P L;
h. m etode pelaksanaan;
i. izin m endirikan bangunan;
j. izin lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
k. bukti telah m em bebaskan tanah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
persen dari total tanah yang dibutuhkan.
Tem busan Y th.:
1.
B E N T U K P E R S E T U J U A N P E M B A N G U N A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N U M U M O A R I O IR E K T U R J E N O E R A L P E R K E R E T A A P IA N
N em er Lam piran
P erihal : P ersetujuan pem bangunan
P rasarana perkeretaapian um um
Y th. . .. ( G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . )
1. B erkenaan dengan surat S audara N om er ... tanggal '" perihal sebagaim ana
dim aksud pada pokek surat, bersam a ini disam paikan bahw a pada prinsipnya
kam i dapat m enyetujui ... ( G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i I W a l i k o t a . . . ) untuk m em berikan izin
pem bangunan prasarana perkeretaapian um um P T .... untuk trase jalur kereta
api um um dari '" ke dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
b. . .. dst ( d i i s i s y a r a t t e r t e n t u y a n g h a r u s d i p e n u h i o l e h B a d a n U s a h a )
2. D em ikian untuk m endapat perhatian dan ditindaklanjuti lebih lanjut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian.
Tem busan Y th :
1.
P E M B E R IA N IZIN P E M B A N G U N A N P R A S A R A N A P E R K E R E TA A P IA N U M U M U N TU K TR A S E JA LU R K E R E TA A P I U M U M .... D A R I ... K E ...
K E P A D A P T. ...
a. bahw a berdasarkan P asal 320 P eraturan P em erintah N om or 56 Tahun 2009
tentang P enyelenggaran P erkeretaapian dan P asal ... P eraturan M enteri
P erhubungan N om or P M ... Tahun ... tentang P erizinan P enyelenggaraan
P rasarana P erkeretaapian U m um , telah diatur m engenai izin pem bangunan
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um ;
b. bahw a berdasarkan K eputusan ... ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e m u r " ', B u p a t i I W a l i k o t a
...) N om or ... Tahun ... P T. ... telah diberikan izin usaha penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian um um ;
C. bahw a D irektur U tam a P T.... m elalui surat N om or ... tanggal ... telah
m engajukan perm ohonan izin pem bangunan penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian um um ;
d. bahw a setelah dilakukan penelaahan dan pengkajian baik dari aspek
legalitas m aupun aspek teknis terhadap dokum en perm ohonan izin
pem bangunan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um P T.
pada prinsipnya telah m em enuhi persyaratan adm inistrasi dan teknis;
e. bahw a sehubungan dengan huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d tersebut di
atas, perlu m enetapkan K eputusan M enteri P erhubungan I G ubernur ... I
B upatilW alikota ... tentang P em berian Izin U saha P enyelenggaraan
P rasarana P erkeretaapian U m um K epada P T. ... U ntuk Jalur K ereta A pi
U m um D ari '" S am pai D engan ... ;
1. U ndang-U ndang N om or 23 Tahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran
N egara R epublik Indonesia Tahun 2007 N om or 65 dan Tam bahan Lem baran
N egara N om or 4722);
2. P eraturan P em erintah N om or 56 Tahun 2009 tentang P enyelenggaran
P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2009 N om or
129dan Tam bahan Lem baran N egara N om or 5048);
3. ...; dst. ( d i i s i d e n g a n p e r a t u r a n p e r u n d a n g - u n d a n g a n y a n g t e r k a i t d e n g a n p e m b e r i a n i z i n p e m b a n g u n a n p e n y e l e n g g a r a a n p r a s a r a n a p e r k e r e t a a p i a n )
M em perhatikan: 1. S urat perm ohonan P T. ... N om or .. tanggal perihal P erm ohonan Izin
P em bangunan P rasarana P erkeretaapian um um ;
2. B erita acara rapat evaluasi persyaratan perm ohonan Izin pem bangunan
K E P U TU S A N ... ( M E N T E R I P E R H U B U N G A N , G U B E R N U R . . atauB U P A T l I W A L I K O T A ) TE N TA N G
Tata letak prasarana perkeretaapian um um yang akan dibangun adalah sebagai
berikut:
a. K oordinat trase jalur kereta api um um :
b. Letak stasiun berada di ...
c. Letak fasilitas operasi berada di ...
P em egang izin pem bangunan prasarana perkeretaapian um um untuk trase jalur
kereta api um um dari ... ke ... sebagaim ana dim aksud dalam D iktum P E R T A M A
berkew ajiban:
a. m enaati peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian;
b. m enaati peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan
pem bangunan prasarana perkeretaapian;
c. bertanggung jaw ab terhadap dam pak yang tim bul selam a pelaksanaan
pem bangunan prasarana perkeretaapian;
d. m elaksanakan kew ajiban yang tertuang dalam perjanjian penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian;
e. m elaksanakan pekerjaan pem bangunan prasarana perkeretaapian sesuai
dengan spesifikasi teknis yang telah disahkan oleh M enteri P erhubungan
cq. D irjen P erkeretaapian; dan
f. m elaporkan kegiatan pem bangunan prasarana perkeretaapian secara
berkala setiap 1 (satu) tahun kepada M enteri, gubernur, atau bupati/w alikota sesuai kew enangannya.
Izin pem bangunan prasarana perkeretaapian um um untuk trase jalur kereta api
um um dari ... ke ... sebagaim ana dim aksud pad a D iktum P E R TA M A dapat dicabut
apabila pem egang izin tidak m elaksanakan kew ajiban sebagaiam ana dim aksud
dalam D iktum K E D U A .
Izin P em bangunan P rasarana P erkeretaapian U m um berlaku untuk jangka w aktu
paling lam a 5 (lim a) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka w aktu paling lam a
5 (lim a) tahun sekali atas perm ohonan dari pem egang izin pem bangunan
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um yang disertai dengan alasan
. . . ( p e j a b a t s e t i n g k a t d i b a w a h D i r e k t u r J e n d e r a l P e r k e r e t a a p i a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t V W a l i k o t a . . . )
m e la k u k a n p e m b in a a n te rh a d a p p e la k s a n a a n K e p u tu s a n in i.
D ite ta p k a n di . P a d a tanggal... .
( D I R E K T U R J E N D E R A L , G U B E R N U R . . a t a u B U P A T I I W A L I K O T A . . . )
1.
B E N T U K S U R A T P E N O L A K A N IZ IN P E M B A N G U N A N P E N Y E L E N G G A R A A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N U M U M
N om or Lam piran
P erihal : P enolakan perm ohonan izin
pem bangunan perkeretaapian
um um
1. B erkenaan dengan surat S audara N om or ... tanggal ... perihal perm ohonan izin
pem bangunan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um , bersam a ini
diberitahukan bahw a perm ohonan S audara tidak dapat diproses lebih lanjut
karena belum dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
a.
b. ...; dst.
2. A pabila S audara telah m elengkapi persyaratan sebagaim ana tersebut di atas,
diharap S audara dapat m engajukan kem bali perm ohonan izin pem bangunan
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian um um .
3. D em ikian untuk m endapat perhatian dan ditindaklanjuti lebih lanjut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian.
( D I R E K T U R J E N D E R A L , G U B E R N U R . . . , A T A U B U P A T I I W A L I K O T A . . . . )
Tem busan Y th:
1.
B E N T U K P E R M O H O N A N P E R P A N J A N G A N IZ IN P E M B A N G U N A N P R A S A R A N A P E R K E R E T A A P IA N U M U M
N om or Lam piran
P erihal : P erm ohonan perpanjangan izin
pem bangunan prasarana
perkeretaapian um um . . . ( D i r e k t u r J e n d e r a l P e r k e r e t a a p i a n K e m e n t e r i a n P e r h u b u n g a n / G u b e r n u r . . . / B u p a t i l W a l i k o t a . . . )
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan:
a. K eputusan ...( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i I W a l i k o t a . . . ) N om or .,.
Tahun '" tentang P enetapan P T. ... S ebagai P enyelenggara P rasarana
P erkeretaapian U m um U ntuk Trase Jalur K ereta A pi U m um .... dari ... ke ... ;
b. S urat P erjanjian P enyelenggaraan P rasarana P erkeretaapian U m um
antara ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n , G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) dengan P T. ...
N om or Tahun .. , .
c. K eputusan ... ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n i G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P em berian izin U saha P enyelenggaraan P rasarana
P erkeretaapian U m um untuk trase jalur kereta api um um ... dari ... ke ...
kepada P T. ;
d. K eputusan ( M e n t e r i P e r h u b u n g a n / G u b e r n u r . . . a t a u B u p a t i l W a l i k o t a . . . ) N om or ...
Tahun ... tentang P em berian izin P em bangunan P enyelenggaraan
P rasarana P erkeretaapian U m um untuk trase jalur kereta api um um '" dari ... ke ... kepada P T. .. ;
bersam a ini kam i m engajukan perm ohonan perpanjangan izin pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um untuk trase jalur kereta api um um dari ... ke ...
2. S ebagai bahan pertim bangan perm ohonan perpanjangan izin pem bangunan
prasarana perkeretaapian um um , terlam pir disam paikan dokum en persyaratan
berupa:
a. perkem bangan pem bangunan prasarana yang telah dilaksanakan;
b. rincian kendala yang dihadapi dalam pem bangunan prasarana;
c. rincian alasan belum dapat diselesaikannya pem bangunan;
d. program kerja pem bangunan prasarana selanjutnya.
D irektur U tam a ttd
(nam a D irektur utam a dan cap instansi)
Tem busan Y th.:
1.