KASUS :
Tn. G (60,60,175 th) dibawa ke rumah sakit jember center oleh istrinya pada tanggal 15 november 16 pukul 10.30 WIB dengan kondisi tubuh yang lemas, sehingga harus di papah. Tn.G mengeluh mual dan terus muntah serta jantungnya berdebar- debar, klien sering merasa mudah haus. Baru 6 bulan lalu Tn G didiagnosa positif TB. Kakak Tn.G meninggal akibat TB 5 tahun yang lalu.
Pada saat di inspeksi Tn.G tampak pucat, bibir tampak kering mengalami hiperpigmentasi dan gemetar. Pada serum Tn.G terdapat peningkatan imunoglobulin G. Klien diberikan terapi berupa pemberian kortisol sebesar 25mg pada pagi hari dan 12,5 mg pada sore hari per oral. Ketika dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TTV sebagai berikut: suhu 370C,
TD 80/60 (saat berdiri), nadi: 125 x/menit teraba lemah, pernapasan: 28 x/ menit.
Hasil laboratorium Tn. G adalah GDA= 25 mg/dL, Na = 102 mM dan K= 5,5 mEq/L darah
3.1 Pengkajian 3.1.1 Anamnesa
1. Identitas : Nama : Tn.G No MR :976xxxxxx Umur : 60 tahun Agama : Islam Jenis kelamin : laki-laki Suku/bangsa : Jawa Pendidikan : SMP Alamat : Jember Status pernikahan : Menikah TB/BB : 175/60
MRS : 15 november 2016 Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
Tn.G mengeluh lemas,nausea dan muntah 3. Riwayat penyakit dahulu:
Tn.G memiliki penyakit TB enam bulan yang lalu dan telah mengkonsumsi obat-obatan selama 4 bulan.
4. Riwayat penyakit sekarang:
Tn G mengalami lemah yang berlebih, anorexia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan hipoglikemia hiperpigmentasi, hipotensi postural.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Hasil pengkajian terhadap keluarga klien di dapatkan dahulu kakak Tn.G meninggal akibat TB
3.1.2 Pengkajian keperawatan
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan : klien tampak terlihat bingung ketika dibawa ke rumah sakit walaupun memiliki pengalaman penyakit TB sebelumnya, klien khawatir jika penyakit yang di deritanya sekarang adalah penyakit mematikan.
2. Pola nutrisi/metabolik (ABCD) : Klien merasa tidak nafsu makan,mual, muntah, klien lemah sehingga harus dipapah,
3. Pola eliminasi: klien terus merasa haus
4. Pola aktivitas & latihan : kondisi klien yang lemah sehingga harus dipapah, dan dadanya terus berdebar-bedar mengakibatkan pasien tidak bisa malakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
5. Pola tidur & istirahat : klien mengeluh dadanya terus berdebar-debar, gelisah dan susah tidur. 6. Pola kognitif & perseptual : klien masih ingat siapa yang membawanya ke RS dan masih
ingat pernah ke RS karena penyakit sebelumnya karena itu klien tampak bingung dan gelisah akan penyakitnya yang sekarang.
7. Pola persepsi diri : merasa bahwa dirinya lemah, depresi dan tidak bisa melakukan tugasnya sebagai seorang suami karena penyakitnya. Klien merasa dirinya tidak berguna lagi.
8. Pola seksualitas & reproduksi : klien sudah tidak dapat memenuhi pola ini dengan sang istri karena faktor usia dan penyakit yang dideritanya.
10. Pola manajemen stress: klien masih belum bisa melakukan manajemen koping-stress adaptif.
11. Sistem nilai dan keyakinan : klien megikhlaskan semuanya kepada Tuhan.
3.1.3 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Klien nampak lemah 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Tanda-tanda vital
TD : 80/60 mmHg RR : 28 x/mnt Temp : 37 0C
Nadi : 125 x/mnt 4. Pemeriksaan Head toe
a. Kepala : kulit kepala kotor, Rambut rontok, nyeri kepala,rambut tipis b. Wajah : terlihat pucat
c. Mata : Mata Kabur
d. Hidung : simetris kiri dan kanan, Sekret tidak ada e. Mulut : membran mukosa pucat, bibir kering.
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi, g. Integument : turgor kulit buruk, kulit kemerahan, terdapat bulu halus, striae h. Thorak:
Paru – paru
Inspeksi : tidak terlihat retraksi intercosta hidung, pergerakan dada simetris Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 midclavicula Perkusi : pekak
Abdomen
Inspeksi : tidak simetris, dan edema, striae Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : suara redup
Auskultasi : bising usus meningkat
i ekstremitas : atrofi otot ekstremitas, tulang terjadi osteoporosis, otot lemah j genitalia : bersih
3.1.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium GDA= 25 mg/dL, Na = 102 mM dan K= 5,5 mEq/L darah 3.1.5 Terapi
pemberian kortisol sebesar 25mg pada pagi hari dan 12,5 mg pada sore hari per oral
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kolaps sirkulasi akibat penurunan dehidrasi berat,hipotensi berat, hipertonisitas plasma, asidosis, penunuran volume sirkulasi
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui aktif, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron)
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat (mual, muntah, anoreksia), defisiensi glukokortikoid
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan otot