• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen kinerja Kepala Sekolah. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen kinerja Kepala Sekolah. docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Soetopo (2012: 209) menyatakan pengertian dikemukakan sebagai berikut:

1. To lead is to engage in an act that initiates a structures in-interaction as part of the process of solving a manual problem (John K. Hemphill, 1958)

2. The leader is the individual in the group given the task of directing and coordinating task relevant group activities (Fred E. Fiedler, 1967: 8)

3. Leadership is the process of influencing the activities of an organized group toward goal setting and goal achievement (Ralph M. Stogdil, 1950: 4)

4. Leadership takes place in groups of two or more people and most frequently group member behavior as it relates to the pursuit of group goals (Robert J. House and Mary L. Baetz, 1979: 345)

Empat pengertian diatas menggambarkan dua tekanan orientasi, orientasi terhadap tugas pada butir 1 dan 2 lalu orientasi pada hubungan atau pada manusia butir 3 dan 4.

(2)

Menurut Yukl (Usman, 2009: 279) beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah sebagai berikut

1. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal)

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

3. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi.

4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.

(3)

Dan masih Yukl. Gary (2010: 8) mendefinisikan bahwa, kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk memahami tujuan dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilaksanakan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersamaan.

Masih menurut Usman (2009: 280) menyatakan Kepemimpinan menurut surat keputusan Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 27/KEP/1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut serta dala suatu pekerjaan. Kepemimpinan menurut surat edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 02/SE/1980 ialah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara optimal.

Luthans F. (2006: 638) Definisi kepemimpinan yang seimbang dan baik diimplikasikan oleh Wayne Grezky dalam sebuah permainan hoki: “saya tidak mengikuti kemana bola pergi, saya berlari kearah bola akan melesat.” Tetapi Benin mengatakan, “permasalahannya adalah, bukan hanya menginterpretasikan dan melihat visi masa depan, atau mengetahui kemana arah bola menggelinding, tetapi mampu menciptakan makna bagi orang lain, nilai-nilai yang asuk akal bagi mereka, bila ada kepercayaan bagi sistem maka tongkat hoki pun siap mengayun.”

(4)

Coons, (1957). (2) Kepemimpinan adalah “proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai sasaran”. Rauch & Behling, (1984). (3) Kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arah yang berarti) ke usaha kolektif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. (Jacobs & Jaques: 1990). (4) Richards & Eagel, (1986) Kepemimpinan adalah cara mengartikulasikan visi, mewujudkan nilai, dan menciptakan lingkungan guna mencapai sesuatu. ...” (5) House et al. (1999) Kepemimpinan adalah “kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi.

B. Model Kepemimpinan

Berikut ini akan dibahas tentang perkembangan pemikiran ahli-ahli manajemen mengenai model-model kepemimpinan yang ada dalam literatur.

1. Model Kepemimpinan Situasional

(5)

2. Model Pemimpin yang Efektif

Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behafviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikategorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsederasi (consideration). Dimensi struktur kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsederasi menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan pengakuan, keputusan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi.

(6)

percaya, saling menghargai dan senantiasa hangat dengan bawahannya.

3. Model Kepemimpinan Kontingensi

Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional. Kalau kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy & Miskel, 2003). Model kepemimpinan ini menurut Fiedler (1967: 35) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) da kesesuaian situasi yang dihadapinya

4. Model Kepemimpinan Transformasional

(7)

C. Perilaku Kepemimpinan

Engkoswara dan Aan (2010: 180) menelaah perilaku kepemimpinan dari dua aspek yaitu dari fungsi kepemimpinan yang dijalankan dan dari gaya yang ditunjukkan pemimpin.

1. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan akan terjadi secara efektif apabila pemimpin dapat menjalankan dua fungsi yaitu (1) yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan masalah, dan (2) berkaitan dengan pembinaan kelompok atau fungsi sosial grup (group maintenance)

2. Gaya Kepemimpinan

Beberapa gaya kepemimpinan dapat dikemukakan sebagai berikut, yaitu: (a) Gaya Dasar Kepemimpinan, (b) Teori X dan Teori Y, (c) Manajemen dari Rensis Likert, (d) Kisi-kisi manajerial dari blake dan mouton, (e) Studi Ohio State, (f) WJ Reddin dalam “The 3-D Theory”.

D. Pendekatan Kepemimpinan

Sagala (2008: 43) mengelompokkan pendekatan kepemimpinan menjadi tiga pendekatan yaitu:

1. Pendekatan atas traits

(8)

2. Pendekatan behavior (perilaku)

Yaitu pendekatan yang mempelajari perilaku yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif.

3. Pendekatan contingency

Yaitu pendekatan berdasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya kepemimpinan efektif. Sedangkan Luathans F. (2005: 655) mengemukakan teori pendekatan sosial yang memberi gambaran sebuah model interaksi resiprokal dan kontinu antara pemimpin (termasuk kognisinya), lingkungan (termasuk bawahan atau pengikutnya), dan perilaku itu sendiri. Pada teori ini input kausal terhadap perilaku pemimpin adalah hasil dari pertukaran interdependen, tetapi perilaku itu sendiri diabaikan sebagai determinan kepemimpinan.

E. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan masing-masing, yang mempengaruhi kinerja para tenaga kependidikan di lingkungan kerjanya. Keberhasilan dan kegagalan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah karena mereka merupakan pengendali dan penentu arah yang harus ditempuh oleh sekolah menuju tujuan yang harus dicapai.

(9)

ke-21 agar mereka sukses memimpin sekolahnya adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan harus dapat dipercaya (Credible) 2. Kepemimpinan harus menggunakan kebenaran

3. Kepemimpinan harus menggunakan pengetahuan nilai inti bersama

4. Kepemimpinan harus mendengarkan seluruh suara guru, siswa, staff, orang tua, dan lain-lain.

5. Kepemimpinan harus menghasilkan visi yang baik. 6. Kepemimpinan harus berdasarkan data yang benar

7. Kepemimpinan harus berjalan dengan introspeksi dan refleksi

8. Kepemimpinan harus berdasarkan dirinya sendiri dan orang lain, melibatkan orang lain dalam informasi dan pengambilan keputusan

9. Kepemimpnan harus melibatkan pengidentifikasian dan perlakuan terhadap hambatan-hambatan personal dan organisasional unutk berubah.

(10)

menjalin komunikasi dengan masyarakat sekolah, mengelola sumber-sumber, memotivasi dan membimbing guru dalam mengajar, bekerja sama dengan orang tua murid, serta membuat kebijakan dan praktik kerja yang baik, untuk perbaikan prestasi belajar siswa.

Robert L. Kazt (Danim, 2007 : 215-216) mengatakan bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh administrato yang efektif adalah keterampilan teknis (Technical skill) keterampilan hubungan manusiawi (humanrelation skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill). Dengan memiliki tiga keterampilan tersebut, kepemimpinan kepala sekolah dapat membimbing dan memotivasi warga sekolah dalam menjalankan tugasnya.

Bagi pemimpinan pendidikan, yang paling penting adalah menciptakan tradisi tertentu demi terselanggaranya program pembelajaran secara baik dengan cara yang lebih perseonal, administratif, formal, manusiawi, proposional, dan proyektif. Dalam hal ini, Danim (2007 : 218) mengemukakan bahwa :

(11)

Penekanan kepemimipinan kependidikan yang perlu diperhatikan menurut Sears (2006 : 40) adalah :

1. Mendorong dan memotivasi staf untuk memaksimalkan kinerjanya.

2. Mengembangkan staf dengan sistem objektif dan relaistik bagi akuntabilitas pembelajaran

3. Mengembangkan prosedur evaluasi kooperatif untuk mengidentifikasi berjalannya program dan mengidentifikasi alternatif untuk memperbaiki kelemahan. 4. Bekerjasama dengan staf dalam mengimplementasikan

dan mengembangkan evaluasi terhadap staf.

5. Mendukung inovasi pembelajran intruksional dan kurikuler secara kontinu.

6. Pempinan bersedia membantu meningkatkan pemahaman siswa dan mempertanggung jawabannya. 7. Mendirikan suatu pusat pembalajaran profesional dan

mempercepat penggunaanya.

Berdasarkan teori-teori kepemipinan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan meneliti Perilaku kepemipinan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsinya sebagai berikut :

(12)

Luthan F. (2006 : 696) keterampilan pemimpinan mempunyai lima kompetensi, yaitu : Fleksibilittas Budaya, ketrampilan komunikasi, ketrampilan HRD, keterampilan kreativitas, kreativitas manajemen pribadi dari pembelajaran.

2. Memiliki Komitmen

Luthan F. (2005 : 249) komitmen sering didefinsikan sebagai (1) keinginan kuat untuk tetatp sebagai anggota organisasi tertentu, (2) keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

3. Motivasi

Motivasi menurut Suryana Sumarti (2001 : 53) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti to move. Istilah tersebut melibatkan tiga komponen utama, yaitu : (a) pemberi daya pada perilaku manusia (energizing); (b) pemberi arah pada perilaku manusia (directing); (c) bagaimana perilaku itu diperhatikan. Dengan demikian, motivasi itu diartikan sebagai kekuatan dalam diri manusia untuk berperilaku tertentu.

(13)

keseluruhan proses gerakan yang mendorong perilaku untuk mencapai tujuan. (Komaruddin, 1990 :34).

F. Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan harus memiliki komitmen yang merupakan kebulatan tekad untuk menciptakan pertumbuhan kemajuan. Selanjutnya kepala sekolah juga harus memahami nilai-nilai sebagai standar yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan.

Setiap kepala sekolah dalam kesehariannya sebagai pemimpin juga dituntut untuk memiliki konsistensi sikap. Konsistensi dari seorang pemimpin menunjukkan bahwa konsistensi menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan sikap tetap/ konsekwen seorang pemimpin dalam mengurus pihak yang dipimpinnya. Konsistensi menyangkut pula keteguhan visi seorang pemimpin dalam mewujudkan cita-cita sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peneliti berikutnya diharapkan memperluas sampel serta menambah cakupan atau variabel penelitian tidak hanya motivasi, kompensasi, gaya kepemimpinan dan lingkungan

Pada penelitian ini dilakukan modifikasi elektroda kerja dengan cara melapiskan polimer cetakan molekul ke permukaan elektroda GC dan HMD secara Prinsip pembuatan polimer

1. Aswadi, M.Ag, selaku dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Abdullah Sattar, S.A.g, M.Fil. I, selaku ketua jurusan komunikasi penyiaran Islam

Pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan upaya bidan adalah meningkatkan kualitas keselamatan ibu dan bayi terutama dengan melaksanakan pelayanan antenatal

di Kabupaten Kediri lebih banyak dalam kategori siap menerima perubahan fisik hormonal, dan psikisnya (56%), terdapat hubungan yang positif baik antara dukungan sosial

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini merupakan kegiatan yang bertujuan membantu Guru Bahasa Inggris SD meningkatkan profesionalisme dalam merancang pembelajaran dengan

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh vortex generator terhadap peningkatan pressure drop

Melihat permasalahan yang dihadapi maka langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan ini maka diadakan pendekatan kepada instansi terkait yaitu