• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME DAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PIHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEKANISME DAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PIHA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MEKANISME DAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM L/C (LETTER OF

CREDIT)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pra-uts dari mata kuliah

Perdagangan Internasional.

Nama: Resti Ayu Wulandari

NPM: 13.100.113

Kelas: DDT-1/13

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

(2)

PENDAHULUAN

I. Judul :

“MEKANISME DARI PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM L/C (LETTER OF CREDIT)”

II. Pokok Masalah :

1. Penjelasan mengenai hubungan hukum antara para pihak dengan transaksi L/C.

2. Mengetahui pihak-pihak yang berperan.

3. Alasan pihak-pihak L/C dapat berperan penting. 4. Mekanisme dalam penerbitan L/C.

III. Identifikasi Masalah :

1. Apa saja hubungan hukum antara para pihak dengan Transaksi L/C? 2. Siapa saja yang terlibat di L/C dalam transaksi Perdagangan Internasional? 3. Mengapa pihak-pihak L/C dapat berperan penting?

(3)

MEKANISME DARI PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT

DALAM L/C (LETTER OF CREDIT)

I. Pengertian Letter of Credit (L/C)

Letter of credit adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas permintaan pembeli/importer yang ditunjukkan kepada penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/conforming bank dengan menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C tersebut dipenuhi.

Letter of credit merupakan jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar atau mempermudah pelayanan arus barang. Baik arus barang dalam negeri (antarpulau) maupun arus barang antarnegara (eskpor-impor).

Pada prinsipnya, Letter of credit merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah yaitu importir untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga yaitu penerima L/C atau eksportir. Letter of credit biasa juga disebut dengan kredit berdokumen atau documentary credit.

Fungsi dari Letter of credit ini adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan atau kendala dari pihak importir sebagai pembeli maupun pihak eksportir sebagai penjual. Dengan demikian, Letter of credit menjadi jaminan atau kepastian atas kelancaran pembayaran dan pengriman barang yang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh eksportir dan importir.

Metoda ini memberikan keuntungan, baik kepada eksportir maupun importir. Eksportir dijamin akan menerima pembayaran, jika mampu menunjukkan dokumen pengiriman barang yang sesuai dengan tertera dalam L/C. Bank berkewajiban memeriksa kelengkapan dokumen yang tercatat dalam L/C, tetapi tidak bertanggung jawab terhadap kondisi fisik barang.

(4)

barang. Jika eksportir telah menyerahkan dokumen kepada bank dan cocok dengan isi dokumen L/C, maka bank akan membayar eksportir sebesar nilai faktur atau invoice-nya

II. Pihak-pihak yang terlibat di dalam L/C

Pihak-pihak yang terlibat dalam L/C secara langsung:

1. Pembeli

Pembeli disini dapat disebut sebagai Importir/Applicant/Account party, Accountee /Buyer. Pihak pembeli ini juga adalah pihak yang melakukan pembukaan L/C dari bank. Kredibilitasnya harus memuaskan dalam pertimbangan-pertimbangan bank.

2. Penjual

Penjual disebut juga beneficiary/party to be paid/ exporter/seller/shipper. Pihak ini adalah pihak yang menujukan kepada siapa L/C diterbitkan/diperuntukkan. Pihak yang memenuhi syarat L/C yang diterima dan menyerahkan dokumen-dokumen kepada bank pembayar.

3. Bank Pembuka (Penerbit) L/C / Issuing Bank

Bank Pembuka (Penerbit) L/C disebut juga opening bank/issuing bank/importer’s bank. Bank pembeli yang membuka atau menerbitkan L/C kepada beneficiary, biasanya melalui perantaraan bank di negara beneficiary. Fungsi Bank Pembuka L/C, antara lain:

a. Yang memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan kecocokannya dengan syarat-syarat L/C.

b. Yang mengatur pembiayaan transaksi bilamana diminta.

c. Yang melepaskan dokumen L/C kepada pembeli dan meminta pembayaran dari rekening pembeli.

Berikut ini adalah langkah langkah cara pembukaan L/C:

1) Ketentuan legalitas

Untuk dapat membuka L/C, applicant (importir) harus memiliki :

(5)

PMA, APIS/ API Umum untuk kegiatan usaha perdagangan impor yang bertujuan untuk dijual kembali, APIS/ API Produsen untuk kegiatan usaha industri atau produksi yang memerlukan bahan baku dari luar negeri;

 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

 Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

 Legalitas perusahaan lainnya;

 Mempunyai hubungan dagang atau kontrak dengan pihak di luar negeri. Dalam hal ini, importir telah membuat sales contract dengan eksportir

2) Jaminan (Collateral)

Pembukaan L/C akan menimbulkan kewajiban bagi issuing bank untuk melakukan pembayaran kepada eksportir (beneficiary), karena issuing bank mengambil alih kewajiban importir untuk membayar barang yang dikirim eksportir.

Untuk itu issuing bank akan meminta jaminan pembukaan L/C dari importir yang berupa setoran “Marginal Deposit/ MD”. Besarnya setoran MD yang harus disetor importir dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya fasilitas impor yang didapat importir dari banknya.

- Tanpa fasilitas : Importir diwajibkan menyetorkan MD sebesar 100% (full cover) dari nilai L/C yang akan dibuka dalam mata uang yang sama dengan L/C. Setoran MD boleh berupa setoran efektif, saldo diblokir di rekening giro, atau deposito yang diblokir.

(6)

Di sini, risiko atas importir diambil alih bank setelah –tentu saja- melalui tahapan analisis kredit.

3) Aplikasi L/C

Aplikasi merupakan perintah dari importir kepada bank untuk membuka L/C berdasarkan kesepakatan dengan eksportir yang dituangkan dalam kontrak (sales contract). Aplikasi pembukaan L/C mempunyai fungsi sebagai:

 Instruksi untuk melaksanakan sales contract. Karenanya, aplikasi L/C mencerminkan isi sales contract, namun tidak berkaitan dengan kontrak.

 Permintaan dan instruksi applicant kepada banknya (issuing bank) untuk menerbitkan L/C dengan syarat dan ketentuan yang dimintanya.

 Kontrak antara applicant dengan issuing bank.

 Permintaan kepada issuing bank untuk bertindak mewakili kewajiban membayar kepada eksportir (beneficiary). Dalam hal ini yang dibayar adalah dokumen, bukan barang.

 Sepanjang L/C telah diterbitkan atas dasar aplikasi L/C, maka aplikasi L/C dimaksud tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh applicant.

 Data pada formulir aplikasi pembukaan L/C

Aplikasi L/C berisi item dan klausul yang diadopsi dari sales contract. Pada gilirannya, data pada aplikasi itu akan dituangkan dalam klausul-klausul L/C. Data pada aplikasi umumnya mencakup item-item sebagai berikut:

(7)

2. Nama dan alamat eksportir (beneficiary atau penerima jaminan);

3. Nilai dan jenis valuta dalam L/C;

4. Cara pembayaran L/C (by payment, negotiation, acceptance, atau deferred payment);

5. Tenor (at sight atau usance) dan atas nama siapa wesel (draft) akan ditarik;

6. Deskripsi barang, perincian jumlah/ unit, dan harga per unit;

7. Syarat penyerahan barang (terms of delivery) => FOB, CFR, CIF, dll;

8. Dokumen yang diminta beserta rincian rangkapnya (asli dan copy);

9. Nama pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan;

10. Pengiriman barang sebagian (partial shipment) dan pindah kapal (transhipment) diperbolehkan atau tidak;

11. Tanggal terakhir pengiriman;

12. Tanggal dan tempat jatuh tempo L/C;

13. Tanggal terakhir penyerahan dokumen kepada bank yang dikuasakan untuk memperoleh kepastian pembayaran (latest presentation document);

14. Apakah L/C dapat dialihkan (transferable);

15. Jenis sarana komunikasi yang digunakan untuk mengadviskan L/C yang akan dibuka (by mail, telex, atau SWIFT);

16. Lain-lain yang bersifat khusus.

4) Issuing Bank

(8)

 Importir telah mendapatkan fasilitas impor, bila tidak harus menyetorkan MD

sebesar 100% dari nilai L/C yang dibuka (full cover).

 Barang yang diimpor applicant tidak termasuk barang yang dilarang

 Aplikasi telah ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwenang (authorized person) dengan tanda tangan yang cocok dengan specimen pada issuing bank.

 Izin impor applicant masih berlaku (valid)

Jika hal-hal di atas telah dipenuhi applicant, maka issuing bank siap menerbitkan L/C yang dimaksud. Dengan begitu, issuing bank telah berkomitmen untuk:

 Mengambil alih kewajiban membayar dari applicant. Beneficiary atau kuasanya

hanya dapat meminta pembayaran kepada issuing bank, bukan kepada applicant.  Melakukan pembayaran dengan bilamana dokumen yang diterima dari beneficiary

memenuhi syarat dan ketentuan L/C, atau atas dasar persetujuan applicant.

L/C dapat dibuka menggunakan berbagai sarana, antara lain surat (mail), telex, maupun SOCIETY OF WORLDWIDE INTERBANK FINANCIAL TELECOMMUNICATION (SWIFT). Namun SWIFT yang paling banyak digunakan karena praktis dan memiliki tingkat keamanan yang relatif lebih terjamin dan pelaksanaannya biasa memakai Message Type (MT).700 (Issue of a Documentary Credit).

4. Bank Penerus L/C

Bank penerus (Advising bank/seller’s bank/correspondent bank). Bank ini melakukan penegasan (confirming), terhadap keaslian dan kelengkapan dokumen letter of credit. Bank ini secara umum bertugas menginformasikan kepada pihak penjual bahwa ada letter of credit yang ditunjukkan pada pihak penjual, dan telah diperiksa keasliannya.

5. Bank menegaskan penjamin pembayaran atas L/C (Confirming Bank)

(9)

6. Bank Pembayar (Paying Bank)

Bank ini terdapat di negara eksportir, di mana disebutkan dalam letter of credit sebagai pihak yang akan melakukan pembayaran kepada pihak eksportir (sering disebut “beneficiary”), jika persyaratannya telah dipenuhi seluruhnya.

7. Bank Negosiasi (Negotiating Bank)

Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang menyetujui untuk membeli wesel (draft) dari beneficiary/eksportir.

8. Bank Pengganti (Reimbursing Bank)

Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut juga Reimbursing Bank . Bilamana antarabank eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening, maka untuk penyelesaian pembayarannya biasanya ditunjuk bank ketiga.

Pihak-Pihak yang terlibat dalam L/C secara tidak langsung: 1. Carrier

Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan Pelayaran/Penerbangan) untuk dibeberapa negara dengan perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat seperti truk, kereta dan lainnya).

Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barang-barang dagang dari shipper/eksportir/freight forwarder dan mengatur pengangkutan barang-barang tersebut dan menerbitkan Bill of Lading (B/L) atau surat bukti muat kapal.

2. Bea dan Cukai (Pabean)

Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran.

Bagi eksportir, instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal.

(10)

a. Bea masuk pungutan negara berdasarkan undang-undang pabean yang dikenakan terhadap barang yang diimpor. jadi setiap barang yang diimpor dari luar negeri itu selain kita mbayar harga barang sama ongkos kirimnya kita juga harus mbayar ke negara, berupa bea masuk itu untuk besarnya bea masuk sendiri beda beda tiap barang;

b. Bea keluar pungutan negara yang dikenakan terhadap barang yang diekspor tapi buat barang ekspor ini, hanya beberapa aja yang kena bea keluar/bea ekspor.

Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang cukai.

Jadi intinya cukai itu pajak yang ditarik buat barang barang yang punya empat karakter diatas. Di Indonesia pungutan Cukai ditarik untuk tiga barang, yaitu:

1. Rokok;

2. Minuman beralkohol; 3. Etil alkohol.

Tujuan dari Bea adalah, antara lain: 1. Mengurangi Tingkat Impor

Otomatis jika harga suatu barang itu mahal, orang-orang akan mengurangi daya beli terhadap barang itu, apalagi jika ada padanan barangnya di dalam negeri. Namun sayangnya, banyak barang luar negeri yang kita itu butuh kemudian tidak ada produksinya di dalam negeri, contohnya ponsel (handphone), mobil, dan barang barang teknologi tinggi lainnya, jadinya terpaksa kita harus tetep impor buat barang barang tersebut. Dan untuk bea keluar, itu cuma beberapa barang yang dipungut, yang termasuk barang barang yang jadi kebutuhan dalam negeri kayak CPO (minyak sawit), pasir besi, dll.

(11)

Bea masuk sendiri itu termasuk pajak tidak langsung, yang namanya pajak pasti itu pungutan yang masuk ke negara. Dan pungutan berupa bea masuk ini nantinya juga untuk membangun Indonesia tidak main-main pemasukkan dari sektor bea masuk tiap tahunnya.

Tujuan Cukai adalah, antara lain: 1. Mengurangi Konsumsi

Diharapkan pungutan cukai ini tiap tahun bakal terus naik, jadi harapannya di masa mendatang nanti bisa sampe seratus ribu per bungkus jika sudah mahal seperti itu juga dipikirkan kembali juga mau beli bungkusan. Tidak hanya rokok saja, miras juga terus melonjak harganya agar konsumsinya bisa ditekan. Lalu aturan untuk produsen dan konsumen barang barang kena cukai ini juga akan diketatkan;

2. Sebagai Pemasukan Negara

Karena Bea dan Cukai ini termasuk dalam pajak tidak langsung, ini berarti hasil dari Bea dan Cukai nantinya akan disetorkan ke negara, dan nantinya akan menjadi pemasukan pajak dan pemasukan negara lainnya digunakan untuk membangun negara.

Jadi dapat disimpulkan, jika transaksi Eksport-Import itu adalah Bea sedangkan Cukai itu pajak untuk rokok, miras, sama etil alkohol.

3. Asuransi

Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan dengan menerbitkan polis asuransi untuk menutup risiko yang dikehendaki dan menyelesaikan tagihan/ tuntutan kerugian-kerugian bila ada.

Asuransi dalam bentuk asuransi atas risiko kegagalan ekspor, risiko kegagalan bayar, investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar negeri, dan/atau risiko politik di suatu negara yang menjadi tujuan ekspor. Salah satu jasa yang menyediakan Jasa Asuransi di Indonesia adalah Eximbank.

Produk ini memberikan perlindungan bagi eksportir Indonesia ataupun investor Indonesia di luar negeri dari kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh risiko komersial maupun risiko politik.

(12)

 Asuransi atas risiko kegagalan ekspor;

 Asuransi atas risiko kegagalan bayar;

 Asuransi atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar negeri; dan/atau

 Asuransi atas risiko politik di suatu negara yang menjadi tujuan eksport. Manfaat proteksi Asuransi dari Indonesia Eximbank, antara lain:

- Membantu meningkatkan kepercayaan diri eksportir dalam transaksi open account;

- Membantu peningkatan penjualan dan ekspansi; - Memperkuat daya saing ;

- Meningkatkan loyalitas pembeli; - Memberikan kepastian ganti rugi;

- Melindungi perusahaan dari kebangkrutan; - Memperbaiki necara perusahaan;

- Membantu meningkatkan kepercayaan kreditur untuk membuka akses Trade Financing, baik dari Indonesia Eximbank maupun dari Lembaga Keuangan lainnya.

Penjamin atau Garansi ini akan memberikan penjaminan / garansi kepada pihak ketiga (Project Owner/Bouwheer/Penerima Jaminan) atas kewajiban pemenuhan prestasi pihak yang dijamin (Principal/Kontraktor/ Terjamin). Penjaminan / Garansi yang dapat diterbitkan oleh Indonesia Eximbank meliputi Penjaminan / Garansi untuk Jasa Konstruksi dan/atau Pengadaan Barang dan Penjaminan yang berkaitan dengan Penangguhan/Pembebasan Fasilitas Kepabeanan:

Penjaminan / Garansi Jasa Konstruksi dan/atau Jasa Pengadaan Barang :

 Garansi Penawaran (Bid / Tender Guarantee);

 Garansi Pelaksanaan (Performance Guarantee);

 Garansi Pembayaran Uang Muka (Advance Payment Guarantee);

(13)

 Garansi Pembayaran (Payment Guarantee);

Penjaminan untuk Penangguhan / Pembebasan Fasilitas Kepabeanan adalah untuk kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE). Penjaminan Kredit Bank akan memberikan penjaminan atas kemungkinan kegagalan pengembalian fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Bank / Lembaga Pembiayaan kepada debiturnya. Produk ini banyak digunakan oleh Lembaga Keuangan / Bank untuk memelihara hubungan baik dan meningkatkan loyalitas nasabahnya karena melalui penjaminan dari Indonesia Eximbank, bank akan lebih percaya diri untuk tetap memberikan fasilitas pembiayaan kepada debitur-debiturnya yang memiliki prospek kelayakan usaha namun kurang bankable.

4. Badan – badan pemeriksaan atau SGS/Perwakilan Sucofindo (khusus Indonesia)

Badan-badan Pemeriksa (di Indonesia adalah Sucofindo), adalah badan yang ditunjuk pemerintah, yang berwenang dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya.

PT Superintending Company of Indonesia (Persero), atau lebih populer disingkat SUCOFINDO, adalah sebuah BUMN Indonesia yang bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian. Saat ini, 95% saham Sucofindo dimiliki Pemerintah Republik Indonesia, dan 5% oleh SGS. Pemerintah merencanakan privatisasi SUCOFINDO pada tahun 2008.

Keanekaragaman jasa-jasa SUCOFINDO dikemas secara terpadu, jaringan kerja Laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai Kota di Indonesia serta didukung oleh 2.646 Tenaga Profesional yang ahli di bidangnya.

SUCOFINDO didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 sebagai perusahaan inspeksi pertama di Indonesia yang 95% sahamnya dikuasai oleh Negara Republik Indonesia dan 5% dikuasai oleh Societe Generale de Surveillance (SGS) Holding, SA.

(14)

Bisnis Jasa pertama yang dimiliki SUCOFINDO adalah cargo superintendence & inspection, kemudian melalui analysis study dan inovasi SUCOFINDO melakukan diversifikasi jasa, sehingga selanjutnya lahirlah jasa-jasa warehousing & forwarding, analytical laboratories, industrial & marine engineering, fumigation & industrial hygiene.

5. Badan Peneliti lainnya

Badan-badan Penelitian lainnya yang ditunjukan pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barang-barang yang diperdagangkan.

III. Hubungan Hukum antara para pihak dengan Transaksi L/C

Pada umumnya, para pihak yang terlibat dalam pembukaan transaksi L/C adalah:

1) Applicant (buyer atau pembeli): adalah pihak yang meminta kepada sebuah bank untuk membuka L/C atas namanya (sebagai pembeli).

2) Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebutkan dalam L/C (sebagai penjual).

3) Bank penerbit (Opening Bank atau issuing bank) adalah bank yang membuka atau menerbitkan L/C (Bank pembeli).

4) Bank penerus atau Advising Bank adalah Bank yang meneruskan L/C yang diterima dari opening bank kepada beneficiary (bisa Bank penjual).

Di antara para pihak tersebut di atas, hubungan hukum yang timbul adalah sebagai berikut:

(1) Nasabah dengan Bank

(15)

Kesepakatan ini sudah barang tentu tunduk pada syarat yang ditetapkan oleh pihak bank. Dalam hal ini biasanya bank mensyaratkan adanya jaminan dari nasabahnya. Misalnya, bank mensyaratkan dokumen-dokumen pengapalan (bill of lading atau konosemen). Bank, jika menurutnya diperlukan, menahan dokumen- dokumen ini sampai klien telah membayar.

(2) Bank Penerbit dan Penerima

Bank penerbit menandatangani L/C untuk kepentingan penjual. L/C di dalamnya mengandung persyaratan dari Bank untuk membayar atau menerima atau menegosiasikan suatu bill of exchange segera setelah dokumen yang dipersyaratkan dalam kontrak dasar diperlihatkan. L/C menetapkan tanggal jatuh tempo dan tempat untuk mengajukan dokumen untuk pembayaran.

Dalam hal ini, hukum nasional negara-negara berbeda mengenai hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima ini. Misalnya, menurut negara-negara Common Law (misalnya hukum Inggris dan Amerika Serikat), hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima termuat dalam kontrak (kontraktual).

Sedangkan menurut negara dengan sistem hukum Civil, misalnya hukum Belgia dan Belanda, hubungan hukum tersebut tampak pada kehendak tegas dari para pihak. Perbedaan dalam sistem hukum ini menjadi penting dalam praktek. Jika prestasi bank bersifat kontraktual, maka dalam hal demikian itu prestasi tersebut harus diperlihatkan bahwa penerima telah menerima usulan tersebut. Eksportir atau penjual dapat mengajukan gugatan terhadap bank penerbit berasarkan L/C. Dalam hal ini ia berhak atas pembayaran jika ia telah memenuhi syarat- syarat dalam L/C.

(16)

Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus seperti halnya antara seorang prinsipal dan agen. Dalam hal ini bank penerbit bertindak atas nama dan untuk bank penerbit. Jika bank penerbit telah membayar sejumlah uang kepada penerima sesuai dengan mandatnya, atau telah menerima suatu bill of exchange (wesel) yang ditarik oleh penerima, maka ia berhak atas pembayaran dari bank penerbit.

(4) Penerima dan Bank Penerus

Terhadap penerima, bank penerus seolah-olah bertindak sebagai agen dari bank penerbit. Karenanya, penerima tidak berhak untuk menggugat bank penerbit.

(5) Bank Penerbit dan Bank Pengkonfirmasi

Jika bank lain menjadi Confirming Bank (Bank Pengkonfirmasi), yakni bank yang turut menjamin pembayaran L/C, maka ia bersama-sama dengan bank penerbit bertanggung jawab untuk membayar suatu bill of exchange.

IV. Contoh Kasus dalam L/C

Kasus:

Terdapat dua perusahaan yang menjalin hubungan dagang internasional: PT A, berpusat di Indonesia, dan B LLC, berpusat di Inggris (selanjutnya disebut A dan B). Keduanya akan melakukan proses jual beli suatu barang X dengan nilai US$1 juta (one million dollars).

Cara Penyelesaian:

Tahap 1

PROSES PERJANJIAN JUAL BELI

(17)

Tahap 2

PIHAK PEMBELI/IMPORTIR MENGAJUKAN APLIKASI PENERBITAN LETTER OF CREDIT DI BANK PENERBIT Setelah letter of credit diterbitkan oleh bank penerbit, letter of credit akan dikirimkan kepada beneficiary (pihak eksportir), melalui bank penerus (advising/corresponding bank).

Tahap 3

BANK PENERBIT AKAN MENGIRIMKAN LETTER OF CREDIT KEPADA PIHAK EKSPORTIR, MELALUI BANK PENERUS

Setelah letter of credit diterima secara lengkap dan diakui keasliannya oleh pihak beneficiary, maka B akan mengirimkan barang yang dipesan tersebut dari Inggris kepada A di Indonesia.

Tahap 4

DOKUMEN DIBERIKAN KEPADA BANK PENERUS, BANK PENERUS MEMBAYARKAN SEJUMLAH UANG KEPADA PENJUAL

Salinan dokumen perdagagan internasional juga dikirimkan kepada A sebagai pembeli. Sementara itu, dokumen yang diterima bank penerus akan diberikan kepada bank penerbit. Setelah memeriksa keasliannya, bank penerbit akan membayarkan sejumlah uang kepada bank penerus.

Tahap 6

BANK PENERBIT MEMBAYARKAN SEJUMLAH UANG KEPADA BANK PENERUS

A sebagai eksportir menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran kepada bank penerbit, setelah dokumen aslinya tiba di bank penerbit. Setelah pembayaran tersebut diterima, bank penerbit akan memberikan seluruh dokumen asli kepada A untuk mengambil barang-barang tersebut.

(18)

Importir membayarkan kewajibannya kepada bank penerbit, bank penerbit memberikan dokumen asli pada importir untuk pengambilan barang

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Dalam transaksi Perdagangan Internasional, banyak pihak yang terlibat di dalamnya. L/C merupakan suatu surat perjanjian pembayaran (promise of pay) dari suatu pihak kepada pihak lainnya ketika suatu kejadian terjadi (when a certain event happens). Umumnya, transaksi menggunakan letter of credit menggunakan pihak pembeli dan penjual, dengan diperantarakan oleh bank (dalam praktek pembayaran).

L/C ini berisi hal-hal terkait mengenai barang serta cara pembayaran barang tersebut. Semua transaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh para pihak sepenuhnya, tergantung dengan isi di dalam L/C. Apabila ada salah satu pihak (importir atau eksportir) yang melanggar isi L/C tersebut, maka pihak yang dirugikan mempunyai hak untuk menuntut.

(19)

(nasabah). Tentunya pihak bank penerbit L/C akan memberikan option (pilihan) kepada importir untuk melunasi barang tersebut.

Banyak resiko yang dapat ditimbulkan dari Perdagangan Internasional apalagi menyangkut L/C. Maka dari itu apabila kita melakukan transaksi Perdagangan Internasional, sebaiknya kita membuat perjanjian L/C dengan sebaik mungkin. Dan pihak-pihak yang akan terlibat dalam transaksi Perdagangan Internasional haruslah pihak yang memang terpercaya.

Semua pihak saling berhubungan satu sama lain. Maka dari itu, tiap-tiap pihak mempunyai perannya masing-masing. Perdagangan Internasional akan berjalan baik apabila semua pihak dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik.

Saran :

Referensi

Dokumen terkait

Pasien menyatakan BAK sehari 10x, tidak ada gangguan dalam BAK. Pasien menyatakan sejak masuk rumah sakit, BAB nya 6 hari sekali dengan konsistensi keras. Pasien

kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segenap rahmat dah karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Sistem Informasi Pohon

Berikut ini adalah kuesioner untuk memperoleh gambaran kualitas tidur perawat pada waktu pagi sampai sore hari setelah bertugas malam?. Berilah tanda (X) pada kolom yang tepat

Insektisida adalah bahan kimia beracun yang dapat digunakan untuk mengendalikan dan membasmi berbagai jenis serangga hama yang menyerang tanaman dan yang

Musyawarah Provinsi Luar Biasa dapat diadakan apabila dipandang perlu atas permintaan secara tertulis dari sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu keanggotaan

Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I adalah 65,63 Nilai tertinggi yang dicapai siswa

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui reaksi pasar pada saat penerbitan obligasi, maka digunakan metode event study untuk mengetahui ada tidaknya return saham

lisan lisan Non Test: Non Test:   Karya Karya :karangan, :karangan, puisi, doa puisi, doa   Sikap: Sikap: tindakan tindakan yang akan yang akan dilakukan dilakukan untuk