• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Gangguan bahasa dan bicara anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Artikel Gangguan bahasa dan bicara anak"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN BICARA DAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI

Elmida1), Dadan Suryana2)

1)Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Negeri Padang 2)Staf Pengajar Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Negeri Padang

elmidateti@gmail.com

ABSTRAK

Kemampuan berkomunikasi seseorang berbeda satu sama lain, bahkan diantaranya ada anak yang sulit berkomunikasi dikarenakan adanya gangguan dalam kemampuan berbicara dan berbahasanya. Anak yang mengalami gangguan komunikasi perlu diintervensi sedini mungkin,karena kemampuan berbahasa sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi-potensi yang masih dimiliki anak terutama dalam mengembangkan kemampuan akademiknya. Tujuan penulisan ini adalah; mengetahui pengertian gangguan bicara dan bahasa, mengetahui tahapan perkembangan bahasa pada anak, mengetahui bentuk gangguan bicara dan bahasa pada anak, mengetahui etiologi gangguan bicara dan bahasa pada anak, dan mengetahui penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak. Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa berbicara dikatakan terganggu bila berbicara itu sendiri membawa perhatian yang tidak menyenangkan pada si pembicara, komunikasi itu sendiri terganggu, atau menyebabkan si pembicara menjadi kesulitan untuk menempatkan diri. Kesalahan dalam bahasa terdiri dari kesalahan dalam mengartikan suatu kata, kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat, kesalahan bentuk kata.

Kata-kata kunci: anak usia dini, gangguan bahasa, gangguan bicara.

PENDAHULUAN

Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Agar komunikasi berjalan dengan lancar, diperlukan kemampuan berbahasa dengan memadai, baik secara ekspresif (bersifat menyatakan) maupun secara reseptif (menerima/memahami pesan yang disampaikan). Kemampuan berkomunikasi seseorang berbeda satu sama lain, bahkan diantaranya ada anak yang sulit berkomunikasi dikarenakan adanya gangguan dalam kemampuan berbicara dan berbahasanya. Gangguan dalam berkomunikasi tidak saja dialami anak tunarungu, namun juga terdapat pada anak berkebutuhan lainnya. Anak yang mengalami gangguan komunikasi atau secara lebih spesifik lagi gangguan dalam bahasa ekspresif dan

reseptif, perlu diintervensi sedini mungkin,karena kemampuan berbahasa sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi-potensi yang masih dimiliki anak terutama dalam mengembangkan kemampuan akademiknya.

Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa keterlambatan bicara sering dikaitkan dengan gangguan perkembangan, gangguan perilaku, gangguan motorik oral dan gangguan fungsi motorik lainnya. Bila berbagai gangguan yang terjadi hampir bersamaan dan tidak disikapi dengan baik,maka akan mengganggu tumbuh dan berkembangnya anak di masa depan.

Tujuan penulisan ini adalah; mengetahui pengertian gangguan bicara dan bahasa, mengetahui tahapan perkembangan bahasa pada anak, mengetahui bentuk gangguan bicara dan bahasa pada anak, mengetahui etiologi gangguan

(2)

bicara dan bahasa pada anak, dan mengetahui penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak.

PEMBAHASAN

Bahasa merupakan suatu sistem simbol-simbol bahasa/kata-kata yang diorganisasikan dan dipergunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Seseorang yang mengalami gangguan bahasa menunjukkan adanya gangguan dalam memahami serta menggunakan lambang/symbol bahasa, baik secara lisan maupun tulisan sehingga menghambat kemampuannya untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.

Terdapat perbedaan mendasar antara bicara dan bahasa. Bicara adalah pengucapan yang menunjukkan ketrampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik.

Gangguan pada berbicara ialah: tidak mudah didengar, tidak langsung terdengar dengan jelas, secara vocal terdengar tidak enak, terdapat kesalahan pada bunyi-bunyi tertentu, bicara itu sendiri sulit diucapkannya, kekurangan nada dan ritme yang normal, terdapat kekurangan dari sisi linguistic, tidak sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan perkembangan fisik pembicara, terlihat tidak menyenangkan bila ia berbicara [1].

Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, suara, kelancaran bicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan kata-kata, biasanya akibat cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Gangguan bicara dan bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran.

Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme motorik oral dalam fungsinya untuk bicara.

Tahap Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak meliputi, kemampuan reseptif dan kemampuan ekspresif. Kemampuan reseptif meliputi: melirik ke sumber suara (saat lahir), memperlihatkan ketertarikan terhadap suara-suara (2-4 bulan), memberi respon jika nama-nya dipanggil (6 bulan), mengerti dengan kata-kata yang rutin (dada) (9 bulan), memahami dan menuruti perintah sederhana (12 bulan), menunjuk anggota tubuh (15 bulan), mengerti kalimat (18-24 bulan), menjawab pertanyan dan mengikuti 2 langkah perintah (24-36 bulan), mengerti banyak apa yang diucapkan (36-48 bulan), mengerti banyak apa yang dikatakan dan sepadan dengan fungsi kognitif (48-60 bulan).

Kemampuan ekspresif meliputi: menangis (lahir), tertawa dan mengoceh tanpa arti (2-4 bulan), mengeluarkan suara yang merupakan

(3)

kombinasi huruf hidup (vowel) dan huruf mati (konsonan) (6 bulan), mengucapkan “mama”, “dada” (9 bulan), bergumam dan mengucapkan satu kata (12 bulan), mempelajari kata-kata

dengan perlahan (15 bulan),

menggunakan/merangkai dua kata (18-24 bulan), frase 50% dapat dimengerti membentuk 3 (atau lebih) kalimat, menanyakan “apa” (24-36 bulan), menanyakan “mengapa”, kalimat 75% dapat dimengerti , bahasa sudah mulai jelas, menggunakan lebih dari 4 kata dalam satu kalimat (36-48 bulan), menyusun kalimat dengan baik dan bercerita, 100% kalimat dapat dimengerti (48-60 bulan).

Bentuk gangguan bicara dan bahasa anak dapat dibedakan menjadi kesalahan dalam bahasa dan kegagalan bicara. Kesalahan dalam bahasa meliputi, kesalahan dalam mengartikan suatu kata, kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat, dan kesalahan bentuk kata. Sedangkan kegagalan bicara meliputi gagap, kekurangan dalam artikulasi, dan kerusakan alat sirkulasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara digolongkan menjadi delapan faktor. Faktor tersebut meliputi, intelegensi, jenis disiplin, posisi urutan, besarnya keluarga, status sosial ekonomi, status ras, berbahasa dua, penggolongan peran seks. Penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah sebagai berikut: a. gangguan pendengaran

Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara.

b. kelainan organ bicara

Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring.

c. retardasi mental

Redartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. d. genetik herediter

Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. e. kelainan kromosom

Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. f. kelainan sentral (otak)

Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar. g. autisme

Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

h. mutism selektif

Mutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya

(4)

mau bicara pada orang tertentu, biasanya anak yang lebih tua.

i. Gangguan emosi dan perilaku lainnya

Gangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal, gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali. Biasanya diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak terampil dan gejala tersamar lainnya.

j. alergi makanan

Alergi makanan ternyata juga bisa mengganggu fungsi otak, sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan salah satunya adalah keterlambatan bicara pada anak.

KESIMPULAN

Berbicara dikatakan terganggu bila berbicara itu sendiri membawa perhatian yang tidak menyenangkan pada si pembicara, komunikasi itu sendiri terganggu, atau menyebabkan si pembicara menjadi kesulitan untuk menempatkan diri.

Kesalahan dalam bahasa terdiri dari kesalahan dalam mengartikan suatu kata, kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat, kesalahan bentuk kata. Kegagalan bicara terdiri dari gagap, kekurangan dalam artikulasi. Penatalaksanannya terbagi dalam lima kelompok yaitu Oral peripheral Mechanism Examiniation (Pemeriksaan Mekanisme Mulut dan Sekitarnya), artikulasi atau pengucapan, bahasa dan bicara (reseptif dan eksprosif), suara, dan pendengaran.

REFERENSI

[1] Andik. 2007. Kendala dan Gangguan Bicara pada Anak dan Balita. http://blogkita.net/. Malang, 6 November 2014. 16.00 (access online)

[2] Diah. 2007. Etiologi dan Patogenesis Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak. http://diahseptilina.blogspot.com/.

Malang, 6 November 2014. 16.00 (access online)

[3] Indonesian Children. 2009. Definisi

Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Anak. http://speechclinic.wordpress.com/.

Malang, 6 November 2014. 16.00 (access online)

[4] Indonesian Children. 2009.

Penatalaksanaan Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Anak.

http://speechclinic.wordpress.com/. Malang, 6 November 2014. 16.00 (access online)

[5] Suryana, Dadan. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Psikologi Perkembangan Anak. Makalah Seminar. Padang: Universitas Negeri Padang.

[6] Suryana, Dadan 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Simulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta: Kencana.

[7] Santrock John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

[8] Perawat. 2008. Gangguan Bicara dan Bahasa.http://perawat2008a.wordpress.co m/. Malang, 6

[9] Wahidi. 2009. Perkembangan Bicara pada Anak. http://whandi.net/. Malang, 6

November 2014. 16.00 (access online)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tiga varietas kenaf dengan pemberian pupuk N, P, dan K di bawah tegakan tanaman karet (naungan) serta interaksi keduanya berpengaruh

Based on the model validity test conducted by experts, AAM in teaching science to students of elementary schools (SD/MI) has developed criteria as valid model, in terms of

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 003/DI- DAK/V/2017 tanggal 12 Mei 2017, Addendum Dokumen Pengadaan, Berita Acara Penjelasan

With respect to linear-feature change detection using Curvelet-based approach, the pink square indicates the composite study area in section 4.3, and the blue square encircles

Pada Daftar Kuantitas dan Harga Satuan (RAB) tidak mencerminkan suatu perhitungan harga yang baik, karena harga satuan pekerjaan dengan anilisa harga satuan pekerjaan

 Spectral features: In this study colour features and gray level co-occurrence matrix (GLCM) based texture features are considered to measure the pixel similarity

Siswa dengan keterampilan operasi hitung rendah yaitu siswa yang mendapat nilai tes perkalian dan pembagian kurang dari 70, dalam mengerjakan soal matematika

Dalam faktor ideologi, Tita termasuk orang yang tekun dan taat dalam beragama, dan selalu mencari tahu dahulu suatu hal yang menurutnya tidak masuk asal.. Dalam faktor kepemimpinan,