• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

OLEH :

NYOMAN WIDIANA (1613071010)

ALFAUZI RAJIB ARIFUDIN AMKAS (1613071037)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen (SIM) telah digunakan oleh para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam upaya pengambilan keputusan. Namun demikian proses pengambilan keputusan yang dilakukan saat itu sangat sederhana, segala sesuatunya masih berjalan secara manual karena semua data masih tersimpan dalam lembaran-lembaran arsip yang bermacam-macam. Dimana apabila pemimpin membutuhkan berbagai informasi pada arsip-arsip tersebut untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan maka sangatlah sulit untuk mencarinya. Penyimpanan arsip-arsip tersebut sangat tidak efektif maka untuk mencarinya pun membutuhkan waktu yang lama. Selain itu kemungkinan dari ketidakefektifan cara penyimpanan tersebut membuat beberapa arsip-arsip yang telah disimpan rusak atau tidak terawat.

Proses pencarian saat itu dimana teknologi komputer belum ditemukan. Dengan hadirnya teknologi komputer pada zaman sekarang ini telah mengubah segalanya. Berbagai arsip dan dokumen-dokumen yang tadinya disimpan secara manual, sekarang semuanya disimpan secara digital. Semua dokumen yang disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif dan efisien. Dimana semua arsip dan dokumen-dokumen dapat tersimpan rapi dalam sistem komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena hanya dengan mencari nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah a. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen ? b. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?

(3)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui maksud dari pengambilan keputusan

2. Untuk mengetahui arti pentingnya sistem informasi manajemen bagi suatu organisasi. 3. Untuk mengetahui pengambilan keputusan berbasiskan sistem informasi manajemen.

BAB II

(4)

2.1 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang cukup kompleks. Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting komitmen perusahaan.

Sistem Informasi Manajemen atau SIM berguna untuk mendukung fungsi operasi manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem merupakan kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu. Sistem Informasi Manajemen bertujuan menghasilakn informasi yang berguna untuk perusahaan.

Kegiatan ini mendukung proses bisnis perusahaan dan perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan Sistem Informasi Manajemen haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadi dilantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian sistem informasi manajemen, antara lain :

1. David Kroenke

Menyatakan bahwa Sistem informasi manajemen adalah pengembangan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi.

2. Mc. Leod

Mendefiniskan sistem informasi manajemen adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

(5)

Berpendapat bahwa sistem informasi manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian.

4. Ibnu Syamsi

Mengungkapkan sistem informasi manajemen adalah jaringan informasi yang diperlukan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan, dimana sistem informasi manajemen disamping diperlukan oleh pimpinan, juga dibutuhkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.

5. Hershner Cross

Mengatakan sistem informasi manajemen yang terpadu merupakan gabungan yang amat teratur dari pegawai, perlengkapan dan fasilitas-fasilitas yang melakukan penyimpanan, pengambilan, pengolahan, pengiriman dan peragaan data yang semuanya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat organisasi dalam perusahaan.

6. Sherman Blumenthal

Mendefinisikan sebagai sesuatu sistem keterangan yang mencangkup sarana-sarana untuk menghimpun, menyimpan, memperbaharui dan mengambil data maupun berbagai sarana untuk mengubah data menjadi informasi untuk dipergunakan manusia.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberi data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data tersebut diolah untuk menjadi sebuah informasi.

Didalam SIM ini terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, diantaranya:

a. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

b. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.

c. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

(6)

e. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

f. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.

g. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. h. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,

mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

i. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

j. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

k. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sistem Informasi Manajemen dalam Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah suatu organisasi social formal yang melibatkan partisipasi publik. Artinya, penyelenggaraan pendidikan bukan saja menjadi kewenangan pemerintah, melainkan menjadi bagian dari tanggung jawab bersama, baik pemerintah, swasta maupun kelompok-kelompok masyarakat, karena pendidikan bersentuhan dengan kepentingan banyak orang dan menjadi factor penentu perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, diperlukan suatu system penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional. Dalam konteks otonomi daerah, perkembangan institusi-institusi pendidikan sangat bergantung pada strategi dan metode SIM dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat menopang daya saing organisasi baik dalam skala internasional maupun eksternal, pada tingkat regional, nasional dan internasional (Amtu, 2013: 189).

SIM pendidikan akan memungkinkan terjadinya sinergisitas dan sinkronisasi pada setiap tingkatan birokrasi pemerintahan, maupun pada lembaga-lembaga penyelenggaraan pendidikan. Berikut ini adalah gagasan pemikiran yang disebut Lingkaran Sistem Informasi Manajemen di Bidang Pendidikan:

(7)

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menetapkan keputusan dan melahirkan kebijakan di bidang pendidikan, serta pihak-pihak yang melaksanakan keputusan dan kebijakan itu, mestinya berada dalam suatu lingkaran system informasi yang terpadu dan terintegritas (Amtu, 2013: 190).

Pembahasan mengenai SIM dalam pendidikan, memang tidak serta merta diarahkan pada aktivitas menyelenggarakan organisasi pendidikan, tetapi juga aktivitas pembelajaran di sekolah-sekolah. Perkembangan SIM yang didukung dengan peralatan dan jaringan teknologi informasi yang memudahkan semua pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan (guru dan siswa) untuk mengakses informasi dan sumber-sumber belajar lainnya melalui jaringan internet. Implementasi SIM dalam bidang pendidikan di Indonesia memang terkesan “berjalan di tempat” karena hingga sekarang model system informasi manajemen yang dikembangkan masih terkendala dengan berbagai factor. Diantara berbagai factor tersebut adalah penerapan otonomi daerah yang memberikan kewenangan kepada masing-masing daerah untuk mengelola pendidikannya sesuai keunggulan dan cirri khas yang dimiliki, pendapatan daerah yang minim dan belum tersedianya SDM yang terampil dan professional (Amtu, 2013: 191).

Selain factor-faktor tersebut di atas, terdapat juga factor lain seperti pejabat pendidikan di daerah yang memanipulasi data dan informasi mengenai kondisi pendidikan di daerahnya karena berbagai alasan, misalnya: melanggengkan jabatan, mencari nama di depan atasannya, malu terhadap kondisi yang terjadi, tidak memiliki data dan informasi secara komprehensif dan menganggap bahwa kondisi yang sesungguhnya tidak berdampak terhadap masa depan pendidikan. Memang patut diakaui, bahwa sebaik apapun SIM yang dirancang, sangat bergantung pada manusia sebagai pelaku sekaligus pengguna dari SIM itu sendiri (Amtu, 2013: 192).

2.2 Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.

(8)

pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. beberapa pengertian pengambilan keputusan menurut beberapa ahli, antara lain:

1. G.R.Terry

Mengungkapkan pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2. Harold dan Cyril O’Donnell

Berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari suatu perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

3. Sondang P. Siagian

Mendefenisikan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

4. Malayu S.P Hasibuan

Mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

Keputusan di dalam manajemen dibagi 2 :

1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur.

Yaitu keputusan yg berulang-ulang dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan pemesanan barang.

2. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur

Yaitu keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain merupakan contoh keputusan tidak terprogram.

Menurut Herbert A. Simon, proses pengambilan keputusan melalui langkah-langkah sebagi berikut:

(9)

b. Design (desain) c. Choice (pemilihan)

Macam-Macam Keputusan dan Basis Pengambilan Keputusan

a. Keputusan auto generated (keputusan untuk mempertimbangkan data, informasi, fakta dan lapangan keputusan).

b. Keputusan induced (keputusan yang diambil berdasarkan manajemen ilmiah, sehingga keputusan ini logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil). Dalam bukunnya Drs. Soewarno Handayaningrat mambagi tipe keputusan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Keputusan kelompok atau organisasi ialah dimana seorang mempunyai peranan sebagai anggota dari kelompok itu sendiri, keputusan ini adalah keputusan resmi dari kelompok atau organisasi dan pemimpin yang bertindak sebagai pejabat pelaksana.

b. Keputusan pribadi ialah keputusan yang dipertanggung jawabkan kepada setiap individu, sekalipun sebagai anggota dari organisasi.

c. Keputusan dasar ialah keputusan organisasi yangsangt penting, dan ini dianggap sebagai bentuk khusus dari pada keputusan pokok.

Menurut Herbert A. Simon metode untuk mengklasifikasikan keputusan ada dua sisi, yaitu keputusan terprogram (programmed decision) bersifat repetitive dan rutin dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap baru setiap kali terjadi. Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat baru, tidak terstukur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks.

Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah merupakan gambaran hitam putih dari kontium, namun konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram penting untuk diketahui, karena masing-masing harus ditangani dengan teknik yang berbeda.

Pemilihan solusi yang terbaik dapat dipercaya dengan berbagai cara. Herry Mintzberg, seorang ahli teori menejemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan:

a. Analisis: evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan pada tujuan organisasi.

(10)

Menurut W.H. Newman dalam pengambilan keputusan ini menyangkut 4 langkah pokok, yaitu:

a. Menentukan diagnosadari masalah yang sebenarnya. b. Rencanakan alternatif-alternatif yang ada.

c. Memproyeksikan frekuensi dari pada berbagai alternative setelah masalahnya diadakan diagnosadan ditentukan adanya beberapa alternative pemecahan yang telah diketahui. d. Membuat pilihan

2.3 Pengambilan keputusan Berbasiskan Sistem Informasi Manajemen.

Sistem Informasi Manajemen mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.

Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan. Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin komplekslah pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi.

Manfaat Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai berikut :

1. SIM memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.

2. Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses pengambilan keptusan dan dapat digunakan juga memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang. 3. SIM ini juga sangat membantu untuk mereleasasikan keputusan dalam tindakan dan

mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya. Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Informasi Manajemen

Pengambilan keputusan adalah proses identifikasi dan pemilihan sekumpulan tindakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Ada tiga tahapan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan system informasi manajemen, yaitu:

(11)

Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan system informasi yang meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian, baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.

2. Design (desain)

SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternative, model harus membantu menganalisi alternative.

3. Choice (pemilihan)

SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam bentuk yang mendorong pengambilan keputusan apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.

Langkah – langkah dalam pemecahan masalah pada proses pengambilan keputusan meliputi:

a. Investigasi situasi

Proses pemecahan masalah dimulai apabila masalah itu telah diidentifikasi Ada 3 aspek yang penting dalam investigasi situasi yaitu :

· Perumusan masalah

· Identifikasi tujuan keputusan · Diagnosis penyebab

b. Mengembangkan alternative.

c. Evaluasi alternatif dan memilih yang terbaik

Kriteria pengukuran efektivitas adalah :

· Apakah alternatif tersebut realistis dalam kaitannya dengan tujuan dan sumber daya yang ada dalam organisasi.

· Seberapa baik alternatif tersebut akan membantu memecahkan masalah. d. Melaksanakan dan memantau keputusan

(12)

Keputusan terprogram adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan atau prosedur tertentu.

ü Keputusan tidak terprogram

Keputusan tidak terprogram adalah keputusan untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah yang luar biasa atau masalah istimewa.

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Bisnis Komputer  Fokus pada data

 Fokus pada informasi

 Fokus pada pendukung keputusan  Fokus pada komunikasi

Tujuan Pengambilan Keputusan :

Tujuan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.

b. Pengambilan keputusan yang bersifat ganda, dalam arti bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih.

Komponen Pengambilan Keputusan.

Martin Starr menyebutkan unsur-unsur atau komponen pembuatan keputusan yang berlaku umum sebagai berikut :

a. Tujuan.

b. Identifikasi alternatif.

c. Faktor yang tidak dapat diketahui.

d. Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang dicapai.

Dasar Pengambilan Keputusan.

Ada beberapa dasar pengambilan keputusan, tergantung dari permasalahannya. a. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan institusi atau perasaan jelas lebih bersifat subjektif. Keuntungan dari pengambilan keputusan ini sebagai berikut : dapat segera diputuskan, keputusan intuitif ini lebih tepat untuk masalah-masalah kemanusiaan, pimpinan yang memiliki olah rasa yang baik biasanya akan tepat mengambil keputusan. Sedangkan

kelemahannya adalah : terkadang kurang tepat dalam mengambil keputusan, sulit mengukur kebenarannnya.

(13)

Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi efesiennya. c. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta

Keputusan yang berdasarkan fakta, data dan informasi yang cukup merupakan keputusan yang baik, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup sering kali sulit. Untuk itu, dibutuhkan tenaga yang terampil yang mampu mengolah data menjadi informasi yang baik.

d. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman

Pengalaman dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Melalui pengalaman, maka seseorang sudah dapat menduga permasalahannya walau hanya sepintas lalu, dan mungkin ia sudah mungkin dapat mennduga macam apa penyelesaian yang dianggap sebagai alternatif pemecahan masalah.

e. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang

Setiap pemimpin mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi dengan baik dan efesien.

Faktor-faktor Pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan dipengaruhi beberapa faktor antara lain : a. Keadaan intern organisasi

Keadaan intern organisasi meliputi : dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan peralatan, struktur organisasi, dan lain sebagainya.

b. Ketersediaan informasi yang diperlukan

Untuk menyelesaikan masalah dalam organisasi, maka perlu dikumpulkan data yang berkaitan dengan masalah tersebut. Data tersebut diolah menjadi informasi yang lengkap, sehingga dapat diambil keputusan dengan baik.

c. Keadaan ekstern organisasi

Dalam organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak terlepas dari pengaruh luar. Oleh kerana itu, pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan lingkungan di luar organisasi.

d. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan

Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung kecakapan dan kepribadian pengambil keputusan. Hal ini meliputi : penilaiannya, kebutuhannya, tingkatan

intelegensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya, ketrampilannya dan lain-lain.

Macam Pengambilan Keputusan.

(14)

a. Keputusan yang dibuat seseorang

Keputusan yang dibuat oleh seseorang memiliki kebaikan antara lain : keputusan cepat diambil, tidak terjadi silang pendapat. Sedangkan kelemahannya terdapat pada : keterbatasan kemampuan pemimpin, keputusan yang cepat diambil biasanya kurang tepat dan jika terjadi kesalahan pada keputusan tersebut, maka tanggung jawab seorang pimpinan seorang diri.

b. Keputusan kelompok (group decision)

Dalam organisasi yang besar, pemecahan masalah atau pencapaian tujuan tertentu harus dilakukan oleh sekelompok pimpinan yang merupakan suatu tim. Adapun kebaikan dari pengambilan keputusan secara berkelompok ini antara lain : tanggung jawab pimpinan menjadi lebih ringan, pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada pikiran seorang diri, rasa tanggung jawab bersama yang terbangun dalam bentuk keputusan kelompok, hasil pemikiran yang saling melengkapi, dan pertimbangan yang lebih matang.

Sedangkan kelemahannya antara lain : jika tidak ada kesepakatan maka akan timbuh

perselisihan, memakan waktu yang lama, kalau terjadi kesalahan dalam keputusan maka akan saling melemparkan kesalahan.

Pedoman Cara Pengambilan Keputusan.

Pengambilan keputusan yang benar-benar tepat itu sulit. Namun sekedar pedoman umum cara pengambilan keputusan yang efektif dapat diberikan seperti dibawah ini :

a. Mengetahui penyebab masalah.

b. Mengetahui akibatnya kalau masalah itu dibiarkan berlarut-larut. c. Merumuskan masalah yang jelas.

d. Mengusahakan bahwa tujuan keputusan itu tidak bertentangan dengan tujuan organisasi. e. Melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

f. Harus yakin bahwa pelaksanaan keputusannya akan berhasil baik. g. Menilai hasil pelaksanaannya.

h. Pendekatan yang fleksibel.

Teori Pengambilan Keputusan. a. Teori klasik

Menurut teori klasik, pengambilan keputusan itu haruslah bersifat rasional. Keputusan diambil dalam situasi yang serba pasti, pengambil keputusan harus memiliki informasi sepenuhnya dan menguasai permasalahan.

b. Teori perilaku

Teori ini mendasarkan diri pada keterbatasan kemampuan pimpinan untuk berfikir rasional dalam mengatasi masalah. Dari informasi yang ada dan beberapa alternatif yang tersedia, maka pimpinan telah merasa puas dengan salah satu alternatif pemecahan masalah.

Model Pengambilan Keputusan.

(15)

a. Model kuantitatif

Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.

b. Model kualitatif

Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.

c. Model probabilitas

Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu.

d. Model matriks

Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.

e. Model pohon keputusan

Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan dihadapi kedalam

komponen-komponen yang kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan serta konsekuensi masing-masing.

f. Model simulasi komputer

Model ini merupakan tiruan dari permasalahan yang sebenarnya.

Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

Dalam buku Understanding and Managing Organizational Behavior, M.J. George dan G.R. Jones pada tahun 2008, terdapat dua jenis pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu non-Programmed Decision Making (pengambilan keputusan tidak diprogram) dan non-Programmed Decision Making (pengambilan keputusan diprogram).

a. Programmed Decision

(16)

demikian, manajer harus waspada kapan saatnya menyesuaikan Performance Program karena organisasi harus dapat merespon terhadap lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah. Performance Program yang efektif dipakai saat ini misalnya, mungkin tidak efektif lagi untuk dipakai dua tahun mendatang. Contohnya adalah penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.

b. Non-Programmed Decision Making

Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan keputusan tipe ini mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada. Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision. Situasi non-programmed decision tertentu yang terjadi secara berulang-ulang dapat dikembangkan menjadi Programmed Decision apabila manajer cermat dan mampu membuat Performance Program yang tepat. Contohnya adalah pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang modern dan sebagainya.

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems).

Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Menurut Keen dan Scoot Morton : “ Sistem pendukung keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem pendukung keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :

a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception.

b. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.

(17)

d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

e. Memiliki subsistem–subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.

f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. Sedangkan Sistem Informasi Manjemen adalah sutu sistem yang diciptakan unutk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi.

Sistem Informasi Manajemen ini sangat dibutuhkan oleh organisasi public maupun organisasi swasta. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem pendunkung dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer dalam mengatasi persoalan yang sedang terjadi pada suatu organisasi baik itu organisasi publik maupun organisasi swasta. Melalui SIM manajer dapat membuat keputusan dengan bijak dalam artian dapat mengatasi persoalan yang sedang terjadi serta keputusan tersebut tidak akan menciptakan permasalahan yang lebih besar yang dapat menganggu kelangsungan hidup suatu organisasi.

(18)

Setiap pembuat kebijakan hendaklah mengetahui konsep dasar pengambilan keputusan agar tidak merugikan organisasi yang dipimpinnya maupun orang yang terdapat pada organisasi tersebut. Pengambilan keputusan sebaiknya berdasarkan sistem informasi manajemen, kerana pada sistem informasi manajemen terdapat data yang akurat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.

SUMBER REFERENSI

Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

J. Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005. Dewi Jannah, Hand Out Sistem Informasi Manajemen, 2009.

Internet :

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini peneliti akan lebih terfokus untuk membahas mengenai factor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang

ADI SARANA LELANG BLOK E N0 2 KEL SUKAPURA KEC CILINCING JAKARTA UTARA

untuk memperbaiki masalah emosi dan perilaku anak dan remaja pada keluarga dengan masalah relasi orang tua-anak dengan melakukan terapi Analisis Transaksional Dasar

Sambungan yang longgar - Pada Pipa Drainase dinding, pipa. Elemen Jembatan Material / Bahan Pembentuk Jembatan Material / Bahan

Menurut Diagram 3, dapat diketahui bahwa iklan baris dalam surat kabar harian Solopos edisi 8 Mei–8 Juni 2018 telah melakukan pelanggaran Penggunaan Kata

Lokasi yang menjadi objek penelitian ini pada Kecamatan Banda sakti tepatnya pada pusat Kota Lhokseumawe, terjadi perubahan pemanfaatan tata guna lahan khususnya di sekitar

Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan 4 buah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah 2 kali pertemuan selesai lalu diadakan ulangan harian. Hasil