• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PTK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PELAJARAN IPA MATERI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN (KELELAWAR, CECAK DAN BEBEK) MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (TIPE JIGSAW) DI MI MAMBAUL KHAIR NW BERTAIS

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh H u l a i m i NIM: 15.1.13.11.0.032

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

(2)

DI MI MAMBAUL KHAIR NW BERTAIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram

Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh H u l a i m i NIM: 15.1.13.11.0.032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

(3)

Skripsi Hulaimi,

NIM.

15.1.13.11.0.032. yang berjudul '?eningkatan Hasil Belajar Siswri Kelas

VI

pada Mata Pelajamn

IPA

Materi

Ciri

Khusus yang

Dimiliki

Hewan (Kelelawar, Cecak dan

Bebek)

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Trpe Jigsaw) di MI Mambaul Khair NW Bertais Tahrur Pelajaran 20l4l20l5" telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di -munaqasyah-fran. Disetujui pada tanggal, ... lt.. -...(.Q...a...20t +

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I

Dr. H. Adi Fadli. M.As

Nip. 1 977 1 226200s01 1004 11011010

(4)

Matmram,

ll-

(O

-zau

Kepada

Yth. Rektor IAIN Mataram

di-Mataram

Assalamu' alayhtm Wr. Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan pedoman penilaian penulisan

"slaipsi Hulaimi, NM.15.1.13.11.0.032. yang

berjudul '?eningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas

VI

pada Mata Pelajaran IPA

Materi Ciri Khusus yang Dimiliki Hewan (Kelelawar, Cecak dan Bebek) Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (T1pe Jigsaw) di MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 201412015" telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqryaft skripsi Fakultas Tarbiyatr IAIN Mataram.

Demikiaq atas perhatian Bapak Rektor Disampaikan terima kasih.

Wassalamu' alcyhtm, Wr. Wb.

Di bawahbimbingan: Pembimbing

I

Dr. H. Adi Fadli. M.Ae

Nip. 1 977 1 2262005011004

tv

(5)

Nama

NIM

hogram Studi Fakultas

Institusi

KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Hulaimi

NIM.15.1.13.11.0.032

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Ilmu Tarbiyah

LAIN Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan batrwa skripsi dengan judul

"Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas

M

pada Mata Pelajaran IPA Materi Ciri Khusus yang Dimiliki Hewan (Kelelawar, Cecak dan Bebek) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe Jigsaw) di MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 201412015" ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali pada bagian yang dirujuk sumbemya. fuabila dibelakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Mataram.

Mataram,

ll

- 10

2ot4
(6)

dan Bebek) Melalui Penerapan Model Pernbelajaran Kooperatif (Tipe Jigsaw) di

MI

Mambaul Khair NW

Berais

Tahun Pelajaran 201412015" diajukan oleh Hulaimi, NIM.15.1.13.1 1.0.032. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah LAIN Mataram, Telah di munaqasyahkan pada hari....

K.l!-h.$....

Tanggal

.!.7.:!.9...*t7...aan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk me,ncapai gelar Sarjana Pendidikan.

1. Pembimbingl

2. Pembimbing II

3. Penguji Pertama

4. PengujiKedua

Dewan Munaqasyalr

Dr. H. Adi Fadli.lVLAs Nip. t97 7 1226200 5 0 | t 00 4

Hadi Kusuma Ninemt

M.Pd

( Nip. 19820 620i}n 0l 1010

Drs. Nurdin. M.Pd.I

Nip. 1951 1231 1985031008

Ahmad Zohdi.lt{.Pd Nip. 197912312011011

Mengetahui,

An. Dekan FITK IAIN Mataram Dekan I Bidang Akademik

1231 199803 1014

(7)

vii MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.0F

1

1

(8)

viii PERSEMBAHAN:

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Kepada Allah sebagai bentuk menjalankan perintah-Nya yaitu kewajiban

menuntut Ilmu

 Ke dua orang tuaku tercinta Abdul Kadir & Enam yang telah memberikan

dukungan sehingga dapat menyelesaikan studi (S1 Ke 2).

 Istriku tercinta Nurjannah yang selama ini memberikan bantuan Moril,

Motivasi dan dengan sadar saya berikan sebuah karya dalam bentuk karya

tulis ilmiah (Skripsi).

 Putra-Putriku tercinta (Hanifatunnabilah, Ahmad Mujahid Nabil dan

Abdul Halim Azka), semoga bisa dicontoh dan lebih baik lagi.

 Teman-temanku dewan guru serta pengurus yayasan yang selalu memotivasi

saya untuk menyelesaikan tanggung jawab selaku guru dan pengemban

amanah bangsa.

(9)

ix

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik serta inayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1 Ke-2) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan PGMI di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.

Shalawat dan salam senantiasa penulis peruntukkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan contoh pengajaran terbaik di dunia ini yang bukti keberhasilan metode beliau bisa kita rasakan sampai sekarang ini.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga kepada penulis, terutama kepada:

1. Kepada Bapak Dr. H. Adi Fadli, M.Ag. Selaku pembimbing I dan Bapak Hadi Kusuma Ningrat, M. Pd. Selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. H. M. Taufik, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(10)

x melaksanakan studi di IAIN Mataram.

5. Pengelola Dual Mode System (S1 Ke-2) yang telah berusaha membantu dalam segala hal selama peneliti melaksanakan studi di IAIN Mataram.

6. Bapak/Ibu Guru MI Mambaul Khair NW Bertais yang telah banyak membantu dalam membimbing dan memberikan informasi terkait hal-hal yang peneliti butuhkan dalam penelititan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Semoga segala amal dan jerih payah mereka dicatat sebagai amal ibadah dan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari-Nya. Amin. Akhirnya, kepadamu Ilahi Rabbi kami mohon Taufik, Hidayah serta Inayah.

(11)

xi

PELAJARAN IPA MATERI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN (KELELAWAR, CECAK DAN BEBEK) MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF (TIPE JIGSAW) DI MI MAMBAUL KHAIR NW BERTAIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Hulaimi

NIM. 15.1.13.11.0.032

ABSTARAK: Proses pembelajaran IPA yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya yang harus dihafalkan, sehingga siswa menjadi malas dan bosan, menyebabkan motivasi belajar rendah yang berujung kepada hasil belajar yang rendah terlihat melalui hasil ketuntasan klasikal bagi kelas VI mata pelajaran IPA untuk materi ciri khusus makhluk hidup baru 30% mencapai ketuntasan dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan madrasah yaitu 70. Berbagai usaha terus dilakukan untuk memperbaiki kwalitas pembelajaran di MI Mambaul Khair NW Bertais, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw). Menurut peneliti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan berkomunikasi, mengatur waktu, meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA materi ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cecak dan bebek) di MI Mambaul Khair NW Bertais tahun pelajaran 2014/2015”. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI dengan jumlah siswa 17 orang. Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk mengetahui tingkat aktifitas belajar siswa dan guru, dengan alat pengumpulan data berupa lembaran observasi siswa dan guru yaitu instrumen penilaian proses pembelajaran siswa dan guru disertai instrumen penilaian hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siswa dinyatakan telah tuntas jika mencapai kriteria ketuntasan minimal 70 dan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan tuntas jika mencapai 80%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I dari 17 orang siswa terdapat 9 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu dengan nilai rata-rata 67, nilai tertinggi 87, nilai terendah 47 dan persentase ketuntasannya 53% ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan, sedangkan pada siklus II dari 17 orang siswa terdapat 15 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu dengan nilai rata-rata 77, nilai tertinngi 93, nilai terendah 53 dan persentase ketuntasan 88%. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cecak dan bebek) dapat meningkatkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais dengan adanya peningkatan persentase hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 35%.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN NOTA DINAS ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

1. Secara Teoritis ... 8

(13)

xiii BAB III. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Prestasi Hasil Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Hasil Belajar ... 11

3. Macam-macam Hasil Belajar ... 12

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

B. Ciri-ciri Khusus Mahkluk Hidup ... 23

1. Kelelawar ... 23

2. Cecak ... 27

3. Bebek ... 30

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 32

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .. 32

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 34

3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ... 37

A. Setting Penelitian ... 37

B. Sasaran Penelitian ... 38

C. Rencana Tindakan ... 38

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ... 43

(14)

xiv

F. Cara Pengamatan ... 48 G. Analisis Data dan Refleksi ... 48 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian ... 52 B. Hasil Penelitian ... 62 C. Pembahasan ... 80 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai IPA Kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais untuk KD 1 Ciri Khusus Makhluk Hidup Tahun Pelajaran 2013/2014... 6 Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa MI Mambaul Khair Bertais Tahun

Pelajaran 2014/2015 ... 56 Tabel 4.2 Daptar Nama Guru dan Karyawan MI Mambaul Khair NW

Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 57 Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana MI Mambaul Khair Bertais

Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 59 Tabel. 4.4 Nilai Hasil Pembelajaran IPA di Kelas VI MI Mambaul Khair

Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Siklus I ... 66 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengikuti

Pembelajaran IPA pada Siklus I ... 70 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam

Pembelajaran IPA Pada Siklus I ... 71 Tabel 4.7 Hasil Pembelajaran IPA kelas VI MI Mambaul Khair NW

Bertais pada Siklus II ... 75 Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti

Pembelajaran IPA kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais Pada Siklus II ... 78 Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kelelawar Pemakan Buah... 24

Gambar 2.2. Kelelawar Pemakan Serangga ... 25

Gambar 2.3. Kelelawar Penghisap Darah ... 25

Gambar 2.4. Animasi Penggunaan System Sonar ... 26

Gambar 2.5. Kelelawar Tidur di Siang Hari ... 26

Gambar 2.6. Cecak ... 27

Gambar 2.7. Bentuk Kaki Cecak ... 28

Gambar 2.8. Cecak Memutuskan Ekornya ... 29

Gambar 2.9. Cecak Memutuskan Menangkap Mangsa ... 30

Gambar 2.10. Bebek ... 31

Gambar 2.11. Bentuk Kaki Bebek Yang Berselaput ... 32

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin ... 38

(17)

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tujuan setiap bangsa dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman. Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia.

Madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar sebagai tahapan pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Berdasarkan hal di atas madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar harus memberikan bekal kemampuan dan keterampilan dasar strategis sejak kelas-kelas awal. Upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar ini tidak dapat ditunda-tunda lagi terutama dalam peningkatan mutu proses pembelajaran pendidikan dasar di era globalisasi. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan

1

http://riau.kemenag.go.id/file/file/produkhukum/fcpt1328331919.pdf, diambil tanggal

(18)

dasar yang tidak lagi semata-mata berfungsi sebagai sarana sosialisasi anak didik, melainkan sejak dini sudah harus menumbuhkan secara potensial menusia Indonesia yang kelak mampu menjadi agen pembaharuan. Fungsi pendidikan dasar tidak semata-mata menjadikan keluarannya melek huruf dalam arti melek teknologi dan melek pikir.

Sesuai dengan tujuan pendidikan, maka tujuan pembelajaran di sekolah dasar menginginkan agar siswanya memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan, serta sikap dan nilai yang sesuai dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut guru perlu memahami tugas dan tanggung jawabnya. Menurut Amstrong dalam Sudjana dinyatakan bahwa guru mempunyai lima tanggung jawab, yaitu: 1) dalam proses pembelajaran, 2) dalam memberikan bimbingan siswa, 3) dalam mengembangkan kurikulum, 4) dalam mengembangkan profesi, dan 5) membina hubungan dengan masyarakat2.

Mata Pelajaran IPA di MI merupakan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada MI, dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.3

Guru seharusnya bisa menumbuhkan semangat untuk belajar didalam kelas. Terjadinya komunikasi yang intensif antara siswa dengan guru akan

2

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2002), h. 15.

3

(19)

meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah yang berupa guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dan hal-hal lainnya dapat dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi berprestasi, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.

Proses pembelajaran IPA yang diterapkan di madrasah ibtidaiyah siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya yang harus dihafalkan, sehingga siswa menjadi malas dan bosan. Kondisi yang demikian membosankan dalam diri siswa pada akhirnya akan menyebabkan motivasi belajar rendah yang berujung kepada hasil belajar yang rendah. Untuk menciptakan suasana agar siswa lebih aktif belajar diperlukan kemauan dan kemampuan guru dalam mengambil keputusan yang tepat dengan situasi belajar yang diciptakan dan mempertimbangkan kondisi pengajaran yang diprediksi dapat mempengaruhi pencapaian kompetensi belajar. Selain itu diupayakan suatu model yang mengarah pada pengembangan berfikir logis, sikap yang kritis dan kepekaan siswa terhadap lingkungan.

(20)

pengorganisasian materi dengan tepat. Model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Isjoni menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan.4 Model pembelajaran kooperatif memiliki beragam model salah satunya adalah model jigsaw.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.5 Pembelajaran tipe jigsaw dikembangkan untuk memberikan satu cara untuk membuat kelas sebagai suatu komunitas belajar yang saling menghargai terhadap kemampuan masing-masing siswa. Disamping itu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan berkomunikasi, mengatur waktu, meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Sejalan dengan itu pendekatan Jigsaw di madrasah ibtidaiyah kiranya merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan siswa, sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan, penalaran, dan keterampilannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar/kompetensi belajar merupakan hasil dari suatu usaha kegiatan yang

(21)

dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari. Hasil belajar dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dipandang sebagai barometer keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran tertentu maupun sebagai ukuran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar pembelajaran. Hasil belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Jika dilihat dari nilai hasil belajar yang diperoleh untuk kompetensi dasar ciri khusus makhluk hidup pada Tahun 2013/2014 yang lalu ketuntasan hasil belajar kelas VI baru 30% dari jumlah siswa. Lebih jelasnya bisa di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Nilai IPA Kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais untuk KD 1 Ciri Khusus Makhluk Hidup Tahun Pelajaran 2013/20146

No Nama KKM

NILAI KOMPETENSI DASAR 1 Tugas

Ulang-an Nilai KD Ketuntas- an Tindak Lanjut

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Anisa 70 60 80 70 Tuntas Pengayaan 2 Bustomi 70 57 60 58.5

Belum

Tuntas Perbaikan 3 Hadid Karim 70 60 70 65

Belum

Tuntas Perbaikan 4 Haerul Wardi 70 60 70 65

Belum

Tuntas Perbaikan 5 Hendri Kuswara 70 65 80 72.5 Tuntas Pengayaan 6 Ihsan Nurdin 70 65 70 67.5

Belum

Tuntas Perbaikan 7 Mahdan Hawari 70 55 70 62.5

Belum

Tuntas Perbaikan

8

Masyittoh

Syahda F.S 70 70 80 75 Tuntas Pengayaan

(22)

1 2 3 4 5 6 7 8 10 Muhamad Fazri 70 50 60 55

Belum

Tuntas Perbaikan

Jumlah yang tuntas 3

Jumlah yang belum tuntas 7

Persentase Ketuntatasan 30%

Berdasarkan data di atas maka dapat dikatakan bahwa ketuntasan secara klasikal masih rendah yaitu mencapai 30% dari dari KKM yang telah di tentukan yaitu 70 untuk KD. Ciri khusus makhluk hidup. Berdasarkan realita ini, peneliti memandang masalah ini perlu diselesaikan. Dengan harapan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA di MI Mambaul Khair NW Bertais dapat meningkat. Dalam hal ini peneliti merasa perlu untuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI pada Mata Pelajaran IPA Materi Ciri Khusus yang Dimiliki Hewan (Kelelawar, Cecak dan Bebek) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe Jigsaw) di MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015".

B. Sasaran Tindakan

(23)

C.Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah berupa “apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA materi ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cecak dan bebek) di MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015?”

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA di MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat bagi siswa, guru dan madrasah. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi

(24)

b. Bagi guru, dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan, kreatifitas, inovasi, dan profesional di bidangnya.

(25)

9

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Prestasi Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Rasulullah SAW bersabda: “Mencari ilmu (belajar) wajib hukumnya bagi setiap orang Islam”0 F

1

. Hadis tentang belajar dan yang terkait dengan pencarian ilmu banyak disebut dalam al-Hadis, demikian juga dalam Al-Qur’an al-Karim. Hal ini merupakan indikasi, bahwa betapa belajar dan mencari ilmu itu sangat penting artinya bagi umat manusia. Dengan belajar manusia dapat mengerti akan dirinya, lingkungannya dan juga Tuhan-nya. Dengan belajar pula manusia mampu menciptakan kreasi unik dan spektakuler yang berupa teknologi.

Belajar dalam pandangan Islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap saat manusia tak pernah lepas dari aktivitas belajar. Keunggulan suatu umat manusia atau bangsa juga akan sangat tergantung kepada seberapa banyak mereka menggunakan akalnya, anugerah Tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah SWT. hingga dalam al-Qur’an surat Al-Mujadallah ayat 11 dinyatakan Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman-Nya:









.

1 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Adab & Akhlak Penuntut Ilmu, (Bogor: Pustaka

(26)

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.2

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakterstik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.3

Belajar adalah suatu yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang 4. Menurut Slameto yang dikatakan belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.5

Perubahan dalam belajar bisa berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan, atau apresiasi (penerimaan atau pengahargaan). Perubahan tersebut bisa meliputi keadaan dirinya, pengetahuannya, atau perbuatannya.

Menurut Gagne belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

2

Kementerian Agama Direktorat Jendral Bimas Islam, Al-Quran dan Terjemahan. (Jakarta: PT. Adhi Aksara Abadi Indonesia, 2011), h. 793.

3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:Kencana,2010)

h,16.

4Sudjana Nana, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:Sinar Baru Algesindo,1989),h. 5

(27)

Sedangkan menurut Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka panjang waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester mengemukakan bahwa belajar ialah upaya memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap, belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya.6

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkat kemampuan pada diri individu yang belajar. Perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar berlangsung relatif lama dan mempunyai tujuan yang terarah atau teratur berlangsung terus menerus dan senantiasa bertambah. Belajar mempunyai tujuan agar memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga semakin banyak usaha belajar yang dilakukan maka makin baik perubahan tingkah laku yang diperoleh.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yaitu ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.

(28)

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel). Aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel).7 Jadi, hasil belajar merupakan perubahan pemahaman, pengetahuan dan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

3. Macam-macam Hasil Belajar

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotor. Secara ekplesit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanan selalu berbeda. Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor,sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektf.

(29)

Menurut Bloom dalam Sudjana dikatakan bahwa secara garis besar karakteristik hasil belajar membaginya menjadi tiga ranah, yakni : Ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.8

a. Domain Kognitif (Cognitive Domain)

Domain ini berorientasi kepada kemampuan “berpikir”, mencakup kemampuan intelektual lebih sederhana, yakni mengingat sampai kepada kemampuan memecahkan masalah yang menurut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari. Aspek kognitif terdiri dari enam tingakatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkatan tersebut yaitu:

1) Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagainya.

2) Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.

8

(30)

3) Tingkat penerapan (application), penerapan ini merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengidentifikasikan, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.

5) Tingkat sintesis (syntesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6) Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. b. Domain Afektif

(31)

sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan yaitu :

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Kata kerja operasioanl yang dapat digunakan diantaranya : menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberikan, berpegang teguh, menjawab, menggunakan.

2) Responding atau jawaban, yaitu jenjang kemampuan yang menurut siswa yang tidak hanya peka pada suatu fenomena tetapi juga bereaksi. Penekanannya terletak pada kemauan siswa untuk menjawab secara suka rela, menjawab tanpa ditugaskan. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya : menjawab, membantu, memperbincangkan, member nama, menunjukkan, mempraktekkan, melaporkan, menuliskan, memberitahu.

3) Valuing (penilaian) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya : melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih dan mengikuti.

(32)

masalah dan membentuk suatu sistem nilai. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya : mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu menggunakan nilai yang sudah diyakini sebagai pandangan hidup (worldview) dan mempertahankan nilai yang sudah ada.

c. Domain Psikomotoris

Domain psikomotirs yaitu kemampuan siswa yang berkaitan dengan gerakan tubuh dan bagian-bagianny, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks. Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu :

1) Muscular or motor skill, yang meliputi : mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menampilkan, menggerakkan.

2) Manipulatioan of material or objects, yang meliputi : mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.

(33)

Selanjutnya Yamin dalam Djuwita mengklasifikasikan domain psikomotor menjadi empat kelompok sebagai berikut : 9 Gerakan seluruh badan (gross body movement), yaitu perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh. Contoh : senam mengikuti irama musik.

a) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movements), ialah gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu atau lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan. Contoh : menyetir, berenang.

b) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication), yaitu hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau isyarat (anggukan kepala, ekspresi wajah). Contoh : mengirim kode-kode dengan jari tangan.

c) Kebolehan dalam berbicara (speech behavior), ialah kemampuan berbicara yang berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau anggota badan lainnya termasuk ekspresi muka. Misalnya : membaca deklamasi atau sajak.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

9

(34)

belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

(a) Kecerdasan/intelegensi

Camplin memberikan pengertian intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.10

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi rendah.

(35)

(b) Bakat

Faktor psikilogis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat.secara umum, bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang, berkaitan dengan belajar, bakat didefinisikan sebagai kemampuan umum yang dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.11 (c) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.12 Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

11Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajaran ( Jogjakarta h:Ar-Ruzz Media Grub. 2000), h.25

(36)

(d) Motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.13

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.

Menurut Slameto faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.14

(37)

(a) Keadaan Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

(38)

(b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono mengemukakan guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.

Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

(c) Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

(39)

anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak-anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

B. Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup 1. Kelelawar

Kelelawar banyak dijumpai di gua yang sangat gelap. Untuk dapat

terbang dengan arah yang benar, kelelawar menggunakan sistem sonar.

Kelelawar mengeluarkan bunyi dengan frekuensi yang tinggi (bunyi

ultrasonik) sebanyak mungkin. Kemudian, ia mendengarkan bunyi pantul

tersebut dengan indra pendengarannya. Dengan cara itu, kelelawar dapat

mengetahui letak suatu benda dengan tepat, sehingga kelelawar mampu

(40)

Kemampuan kelelawar mengetahui lingkungan sekitarnya dengan

menggunakan sistem sonar dikenal dengan istilah ekolokasi. Ciri khusus

lain dari kelelawar adalah kemampuan terbangnya. Hewan mamalia ini

dapat terbang karena memiliki selaput kulit yang tipis terdapat di antara

tulang lengannya. Ciri lain yang dimiliki hewan ini, yaitu posisi tidur pada

siang hari dengan cara menggantung dan posisi badan yang terbalik.15

Dilihat dari makanannya terdapat beberapa jenis kelelawar antara

lain :

1. Kelelawar pemakan buah

Gambar 2.1. Kelelawar Pemakan Buah.16 2. Kelelawar pemakan serangga

15 Heri Sulityanto & Edy Wiyono, Ilmu Pengetahuan Alam Untk SD dan MI Kelas VI, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 3

(41)

Gambar 2.2. Kelelawar Pemakan Serangga.17 3. Kelelawar penghisap darah

Gambar 2.3. Kelelawar Penghisap Darah.18

Adapun Ciri khusus yang dimiliki kelelawar adalah :

(42)

1. Memiliki kemampuan ekolokasi yaitu mampu menggunakan gelombang bunyi (sonar) untuk mendeteksi keadaan disekitarnya.

Gambar 2.4. Animasi Penggunaan System Sonar.19 2. Ciri lain tentang kelelawar :

a) Kelelawar termasuk hewan jenis mamalia yang dapat terbang b) Kelelawar mencari makan pada malam hari dan tidur pada

siang hari dengan posisi kepala di bawah

Gambar 2.5. Kelelawar Tidur di Siang Hari.20

(43)

c) Kelelawar memiliki indra pembau dan pendengaran yang tajam d) Kelelawar mampu mengeluarkan bunyi dengan frekuensi tinggi

(bunyi utrasonik).21 2. Cecak

Cecak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cicak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cicak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cicak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.

Gambar 2.6. Cecak.

20

http://noonathome.wordpress.com/2008/07/11/tangan-belalai-dan-memindahkan-kebaikan/ diambil tanggal 18 Agustus 2014, pukul 12.21 WITA

21 Rahmah, “Ciri Khusus Pada Kelelawar” dalam

http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/07/ciri-khusus-pada-kelelawar.html, diambil tanggal 16

(44)

Cecak termasuk hewan melata. Cicak dapat merayap di dinding tanpa terpeleset. Hal ini karena cicak memiliki ciri khusus. Apa ciri khusus cicak? Berikut ini beberapa ciri-ciri khusus cicak:

1. Cicak memiliki telapak kaki dengan sistem perekat. Sistem perekat ini dibangun oleh telapak kaki yang beralur pararel. Dengan alur yang dimiliki, memungkinkan cicak dapat menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset.

Gambar 2.7. Bentuk Kaki Cecak.

(45)

Gambar 2.8. Cecak Memutuskan Ekornya.

3. Ciri khusus lainya pada hewan cicak adalah untuk memperoleh makanan, cicak memiliki lidah yang panjang dan lengket. Bentuk lidah ini digunakan untuk menangkap mangsa berupa serangga yang terbang.

Gambar 2.9. Cecak Memutuskan Menangkap Mangsa.

(46)

Berikut ini 4 jenis cicak, yaitu:

1. Cecak tembok yang memiliki bahasa latin Cosymbotus platyurus, yaitu cicak yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.

2. Cecak kayu yang memiliki bahasa latin Hemidactylus frenatus, yaitu cicak yang bertubuh lebih kurus. Ekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.

(47)

4. Cecak batu memiliki nama latin Cyrtodactylus marmoratus.22

4. Bebek

Hewan ini memiliki berbagai ciri khusus yang disesuaikan dengan

tempat tinggalnya. Bebek hidup di darat, namun untuk mencari makan,

bebek biasanya berada di air. Adapun ciri khusus yang dimiliki bebek

untuk mencari makan berupa paruh yang agak panjang dan lebar pada

bagian ujungnya.

Gambar 2.10. Bebek.

Bebek mencari makan di air, baik kolam atau danau yang dangkal.

Agar tubuhnya tidak basah jika terkena air, bulu bebek dilapisi oleh

minyak. Dengan demikian, pada saat bebek sampai di darat ia hanya

tinggal mengibas-ngibaskan badannya dan air yang menempel di tubuhnya

keluar. Jika bulu tubuhnya tidak dilapisi oleh minyak, air yang menempel

akan terus menyerap ke dalam bulu tubuh bebek.

22 Pak Guru, “Ciri Khusus Cecak” dalam http://pelajaranilmupengetahuanalam.

blogspot.com/2014/02/ciri-ciri-khusus-cicak.html, diambil tanggal 16 Agustus 2014, Pukul 12.56

(48)

Gambar 2.11. Bentuk Kaki Bebek Yang Berselaput.

Selain lapisan minyak pada tubuh bebek, hewan ini mempunyai

ciri khusus berupa kaki yang berselaput di antara jari kakinya. Jika kita

perhatikan, bebek dapat berenang di air karena kakinya memiliki semacam

selaput renang.23

5. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ( Tipe Jigsaw ) 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Tipe Jigsaw)

Menurut Isjoni,24 Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dimana model pembelajaran ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.

(49)

Sebagai model pembelajaran sistematis yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif, pembelajaran kooperatif mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis. Davidson dan Warsham (2003) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Karena itu, pembelajaran kooperatif didasarkan kepada teori-teori perkembangan kognitif, perlakuan, dan persandaran sosial. 25

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995) dalam Isjoni26, yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Jadi, pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw itu sendiri merupakan model yang menerapkan metode diskusi dalam dua tahap. Diskusi tahap pertama, siswa dibentuk kelompok sesuai dengan karakteristik materi. Kelompok ini disebut kelompok asal yang pada

(50)

awalnya masing-masing anggota kelompoknya bekerja secara individual sesuai tugas yang diberikan. Diskusi kedua dibentuk kelompok ahli. Setiap siswa dari kelompok asal yang membahas materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk merumuskan materi yang ditugaskan. Kelompok ahli bertugas memberi penjelasan pada kelompok asal.

2. Langkah-langkah pembelajaran tipe Jigsaw

Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut :

1. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok = 4 orang anggota tim.

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian/tugas untuk mengerjakan materi yang berbeda.

3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab (materi) yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab (materi) mereka.

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab/materi yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

(51)

7. Guru memberikan evaluasi dan reward (penghargaan).

8. Penutup.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Sedangkan guru dalam hal ini hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator.

3. Kelabihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

1. Kelebihan model pembelajaran Jigsaw

1. Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya. 2. Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.

3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk oleh guru.

4. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

2. Kekurangan

(52)

2. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.27

27 Ahmad Budairi, Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw, dalam

http://www.budairi.com/2012/11/pendidikan-kelebihan-dan-kekurangan.html#ixzz3AgnlllEC,

(53)

37

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Mambaul Khair NW Bertais yang beralamatkan di Jl. Sandubaya No. 36 B Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram. Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah kelas VI dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw) untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA untuk materi ciri khusus makhluk hidup (kelelawar, cecak dan bebek).

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian yang dimaksud di sini adalah perubahan apa yang diinginkan dari subjek yang dikenai tindakan. Sasaran penelitian dapat juga diartikan sebagai target yang diharapkan.1 Sesuai dengan penjelasan di atas, subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais. Nantinya, pada diri mereka diharapkan terjadi suatu perubahan positif yaitu adanya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi ciri khusus makhluk hidup (kelelawar, cecak dan bebek). Upaya peningkatan hasil belajar yang dimaksud melalui penerapan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw).

(54)

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan II. Jika siklus I tidak tuntas, dilanjutkan dengan siklus selanjutnya. Setiap siklus terdiri atas 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini rencananya menggunakan prosedur yang digunakan oleh Kurt Lewin sebagaimana berikut ini.2

dst

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin

2Tim Dosen PGMI, h. 41.

Identifikasi Masalah

Perencanaan

(planning)

Refleksi

(reflecting)

Tindakan

(acting)

Observasi

(observing)

Perencanaan ulang

Siklus I

(55)

Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah pelaksanaan setiap siklus sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini yaitu:

1) Mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan pemecahan masalah.

2) Peneliti menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan kepada guru dan teman-teman yang berpartisipasi sebagai observer dalam pembelajaran dengan menggunakan metode dimaksud. 3) Peneliti juga membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sesuai dengan materinya.

4) Menyiapkan lembar tugas untuk kelompok inti dan kelompok tim ahli yang di pakai untuk melakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw)

5) Menyusun format-format instrumen penelitian meliputi pedoman observasi, tes hasil belajar, pedoman wawancara, serta alat atau bahan dokumentasi yang diperlukan.

6) Menyusun tes formatif I.

b. Pelaksanaan

(56)

telah disusun berdasarkan tahap perencanaan, serta melaksanakan observasi selama proses pembelajaran. Setiap siklus atau satu kali pertemuan terdiri dari 4 jam pelajaran (4x35 menit).

c. Observasi

Observer adalah pengamat kegiatan. Yang dijadikan observer dalam penelitian ini adalah rekan guru yang lain, yang mana tugasnya adalah menilai keterlaksanaan pembelajaran. Peneliti bersama observer juga menganalisis hasil observasi sebelumnya. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada:

1. Aktivitas siswa, terdiri beberapa komponen yaitu: kehadiran siswa, keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran, keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan, partisipasi dalam kelompok, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru 2. Perfomansi guru dalam proses belajar mengajar, terdiri dari

beberapa komponen yaitu:

a. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. 1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran.

(57)

3) Merencanakan skenario kegiatan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw).

4) Merancang perencanaan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw).

5) Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.

6) Tampilan dokumen rencana pembelajaran.

b. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. (1) Kegiatan Awal; keterampilan membuka pelajaran. (2) Kegiatan Inti Pembelajaran

a) Keterampilan mengelola ruang dan fasilitas belajar pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw).

b) Keterampilan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw).

c) Keterampilan mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw).

d) Keterampilan bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar.

(58)

f) Keterampilan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar.

g) Keterampilan umum kinerja guru/calon guru. (2) Kegiatan Penutup

a. Keterampilan mengevaluasi pembelajaran b. Keterampilan menutup pembelajaran. d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk menentukan intensitas keberhasilan penggunaan model pembelajaran dan mengidentifikasi faktor-faktor penghambat keberhasilannya, berikut mencari solusinya. Dalam hal ini refleksi juga bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti dan guru observer lainnya juga berperan memberikan masukan kepada peneliti agar proses pembelajaran pada siklus selanjutnya lebih baik lagi.

Tahap ini digunakan sebagai proses menganlisis acuan bagi peneliti untuk merencanakan siklus selanjutnya. Apabila gagal, maka siklus tersebut dilanjutkan ke siklus kedua dengan catatan kesalahan yang telah ada harus diperbaiki pada tindakan berikutnya. Adanya penerapan dua siklus ini bertujuan agar data yang diperoleh objektif dan dapat dipercaya.

(59)

Pada dasarnya pelaksanaan siklus I, dan II adalah sama. Perbedaannya pada siklus II merupakan penyempurnaan pada siklus sebelumnya berdasarkan hasil refleksi.3

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.4 Jadi instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah pengumpulan data. Dalam penelitian ini berikut jenis instrumen yang digunakan:

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah suatu metode dalam mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap benda mati atau kegiatan/proses secara langsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan saran, perlombaan sepak bola, keadaan sarana prasarana sekolah, dan lain-lain.5

Adapun metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi terstruktur, yaitu jenis observasi yang sudah mempunyai rancangan secara sistematis tentang hal-hal yang diamati, kapan dan di mana tempatnya. Dengan kata lain, dalam

3 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta), h. 136. 4 Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia), hal. 203

(60)

proses pengamatan peneliti menggunakan instrumen observasi yang telah teruji validitas dan reliabelitasnya. Tentunya instrumen observasi dalam penelitian ini diorientasikan untuk menggali data tentang penerapan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw) di Kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais. Tahun Pelajaran 2014/2015 atau keterlaksanaan RPP, aktivitas belajar siswa, keadaan madrasah, baik dari segi letak geografis, keadaan sehari-hari, maupun keadaan sarana prasarana yang dimiliki.

2. Tes Hasil Belajar

Salah satu tujuan dari pemberian tindakan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar. Untuk tujuan tersebut maka instrumen atau alat ayang digunakan untuk dapat mengukur intensitas peningkatan hasil belajar adalah tes kemampuan hasil belajar. Tes kemampuan hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan yang dicapai seseorang setelah melakukan proses belajar.6 Tes hasil belajar diberikan sebelum dan setelah siswa mempelajari materi dalam setiap siklusnya melalui pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw). 3. Pedoman Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pendukung dalam penelitian kualitatif di mana peneliti berusaha mendapatkan data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

(61)

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.7 Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan metode dokumentasi dalam penelitian adalah metode dalam pengumpulan data yang data-datanya didapatkan dari keterangan atau catatan penting yang berupa tulisan atau dokumen.

Dibandingkan dengan metode lainnya, maka metode ini tidak terlalu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dalam proses dokumentasi, peneliti menggunakan instrumen dokumentasi yang di dalamnya terdapat hal-hal yang didokumentasi. Instrumen dokumentasi berguna sebagai pedoman bagi peneliti dalam melakukan dokumentasi agar tidak ada hal yang terlupakan untuk didokumentasikan. Setiap hal yang sudah didokumentasi diberi check list, agar informasi yang ingin peneliti dokumentasikan tidak ada yang terlupakan.

Penggunaan metode dokumentasi untuk memperoleh data yang belum diperoleh melalui wawancara dan observasi. Adapun data-data yang didokumentasikan terkait dengan penelitian ini adalah proses penerapan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw) di kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana, dan informasi-informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Pedoman Wawancara

(62)

Secara umum wawancara dapat diartikan sebagai proses dialogis atau tukar menukar informasi antara dua atau lebih yang dilakukan secara langsung (tatap muka) dan membicarakan satu topik atau lebih dengan atau tanpa tujuan tertentu. Namun dalam konteks penelitian ilmiah, wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis untuk tujuan penelitian yang dilakukan secara lisan (interaksi tanya-jawab), bertemu langsung dan bersifat dialogis antara dua orang atau lebih, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik.8

Dilihat dari variannya wawancara dapat dibedakan menjadi beberapa varian, misalnya wawancara terstruktur, wawancara semi tersetruktur (wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara), wawancara tidak berstruktur. Khusus dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan wawancara yang tidak berstruktur (wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara). Jenis wawancara ini adalah wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.9 Dalam hal ini, pedoman wawancara berisi informasi-informasi yang sesuai dengan fokus penelitian dan beberapa

8 Nasution, S. 2004. Metode Research (Peneltian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 113

(63)

informasi-informasi pendukung lainnya yang berkaitan dengan kondisi lokasi penelitian

Adapun data yang digali dengan metode wawancara adalah: (a) respon siswa kelas VI mi mambaul khair nw bertais dengan di terapkan dengan diterapkannya model pembeajaran kooperatif (tipe jigsaw); (b) sejarah berdiri dan berkembangnya MI Mambaul Khair NW Bertais, serta data keadaan sarana prasarananya; dan (c) struktur organisasi, data keadaan staf, dan keadaan siswa MI Mambaul Khair NW Bertais.

E. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 pada semester ganjil dengan subjek penelitian siswa kelas VI dengan jumlah siswa 17 orang siswa. Dan objek dari penelitian ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran IPA Materi Ciri Khusus Yang Dimiliki Hewan (Kelelawar, Cecak Dan Bebek) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe Jigsaw) Di MI Mambaul Khair Nw Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015”

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

(64)

siswa yang ada di lokasi penelitian yaitu sebanyak 17 orang maka masing-masing observer ada yang mengamati 9 orang dan ada yang mengamati 8 orang. Jadi, pengamatan dilakukan secara langsung oleh 3 orang guru yang lain. Terkait dengan penelitian ini, yang diamati oleh observer adalah penerapan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw) dan aktivitas belajar mata pelajaran IPA materi ciri khusus makhluk hidup (kelelawar, cecak, dan bebek) di kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015.

G. Analisis Data dan Refleksi 1) Analisis Data

Arikunto menjelaskan analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data-data ke dalam pola, kategori dan satuan dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagaimana yang disarankan oleh data-data.10 Data yang dianalisis oleh peneliti terdiri dari:

a. Keterlaksanaan RPP

Data hasil observasi tentang keterlaksanaan pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus persentase berikut:

keterlaksanaan RPP %

Keterangan :

X = jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana.

(65)

Y = total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.11

Intensitas persentase keterlaksanaan pembelajaranakan dicocokkan dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran12

Interval Kategori

80% - 100% Sangat Baik

60% - 79% Baik

40% - 59% Cukup baik

20% - 39% Kurang baik < 20% Tidak baik

b. Data Hasil Belajar

a) Penentuan nilai akhir hasil belajar yang diperolah masing-masing siswa menggunakan rumus di bawah ini:

NA = Sp x 100

Sm Keterangan: NA = Nilai akhir

Sp = Skor perolehan Sm = Skor maksimal.13

Setiap siswa kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu, apabila setiap siswa memperoleh nilai mata pelajaran minimal 7,00 sesuai standar KKM kelas VI yang telah ditetapkan oleh MI Mambaul Khair NW Bertais.

11 Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran., (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya). hal. 102 12 Ibid.

(66)

b) Penentuan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus berikut: NR = NA x 100 %

SN Keterangan :

NR = Nilai rata-rata.

NA = Nilai akhir.

SN = Jumlah siswa.14

c) Ketuntasan klasikal telah dicapai apabila target pencapaian ideal ≥ 80% dari jumlah siswa kelas V yang memperoleh nilai di atas KKM . 15

% 100

1 x

n n

KK =

Keterangan :

KK = ketuntasan klasikal

n1 = jumlah siswa yang mendapat nilai berdasarkan KKM

n = jumlah siswa yang ikut tes

Secara keseluruhan, penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa mengalami peningkatan, baik silkus I dan siklus II. Peningkatan ini disertai dengan terpenuhinya kriteria yang telah ditetapkan.

14 Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: CV Sinar Baru Algensindo). hal. 125

(67)

2) Refleksi

(68)

1. Sejarah Berdirinya MI Mambaul Khair Bertais Kota Mataram

Nama Mambaul Khair adalah nama yang diberikan kepada masjid Karang Anyar oleh seorang Tuan Guru yaitu Tuan Guru Haji Muh. Mutawalli Jerowaru Lotim. Yayasan ini mulai dirintis pada tahun 1966, atas gagasan seorang guru (ustadz) dari utusan Madrasah Darul Qur’an dari Bengkel yaitu Ustadz Gafar Rawi dibentuklah Madrasah Ibtidaiyah dibawah naungan Organisasi Pendidikan LP Ma’arip Nahdlatul Ulama.

(69)

Akhirnya pada tahun 1967 atas desakan masyarakat yang dipelopori oleh Bapak Haji Muh. Yusuf di bangunlah sebuah gedung permanen diatas tanah seluas 798m2 sejumlah 5 lokal ruang belajar. Sekitar tahun 1971/1972 siswa-siswa yang berkelas VI dapat mengikuti ujian persamaan negeri sebanyak 15 orang dan 100% lulus. Pada tahun 1977 madrasah ini tidak aktif terbentur masalah dana sedangkan semangat belajar masih tinggi akibat pembubaran panitia madrasah yang digantikan dengan pembentukan BP-3, madrasah akhirnya tidak mempunyai kelanjutan. Pada tahun 1979 dibuka kembali atas dasar musyawarah dengan memilih kepala madrasah yang baru Muh. Darwan Hadi, BA. dan suasana tetap memperihatinkan karna masalah yang dihadapi terutama masalah siswa dan guru. Akhirnya langkah terakhir yang diambil adalah menentukan sikap kembali untuk bernaung pada sebuah organisasi pendidikan yaitu organisasi NW.

(70)

untuk siswa, 1 lokal perpustakaan, 1 lokal ruang kepala, 1 lokal ruang guru. Mambaul Khair membawahi beberapa lembaga, yayasan ini semula hanya memiliki 40 siswa dengan 4 tenaga pengajar, namun keadaan tersebut tiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga sekitar tahun 2003 jumlah siswa 150 orang yang disertai dengan tenaga pengajar sebanyak 10 orang. Dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Makha menggunakan sistem formal. Sistem yang digunakan sangat menunjang keberhasilan suatu lembaga pendidikan formal. Selain menyelenggarakan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Mambaul Khair juga mengadakan pengajian umum (majlis ta’lim). Khususnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mambaul Khair Bertais Kota Mataram sudah banyak meraih pres

Gambar

Tabel 1.1 Nilai IPA Kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais untuk KD 1 Ciri Khusus Makhluk Hidup Tahun Pelajaran 2013/20146
Gambar 2.1. Kelelawar Pemakan Buah.16
Gambar 2.2. Kelelawar Pemakan Serangga.17
Gambar 2.4. Animasi Penggunaan System Sonar.19
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tumbuhan Artocarpus juga menghasilkan senyawa-senyawa turunan piranoflavon, senyawa jenis ini dihasilkan dari siklisasi antara gugus hidroksil pada posisi C-2’ di cincin B

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Rendahnya nilai hasil ulangan IPA siswa kelas II di SD Negeri 004 Belilas disebabkan beberapa gejala-gejala penyebab yang terjadi dalam pembelajaran, antara lain:

a. Tabel adalah kumpulan data yang diperlukan untuk membuat laporan, seperti daftar barang beserta harga masing-masing. Query adalah perintah untuk mengakses informasi

[r]

Tambahan sawah itu sangat di perlukan tetapi tentu saja kita harus melihat terlebih dahulu airnya dari mana jangan seperti saya lihat sekarang, ada di papua sudah di

Melalui metode demonstrasi dan media pembelajaran dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar matematika. Siklus II : guru menggunakan metode demonstrasi

kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya. 10.3.3 Analisis Sumberdaya Manusia (SDM) Bidang