PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI INTEGRATIF
Perubahan Kurikulum
Mindset guru penjas terhadap mapel penjas
sebagai mapel yang terpisah
Tingkat pengetahuan yang kurang dan
lemahnya kompetensi guru penjasorkes dalam pendekatan integratif
Penelitian Tahap I
Bagaimana pengembangan pembelajaran
penjasorkes dengan menggunakan pendekatan integratif.
Penelitian Tahap II
Bagaimana tingkat keefektifan desain
pembelajaran penjasorkes dengan
menggunakan pendekatan integratif, sehingga guru mampu membuat dan menerapkan dalam pembelajaran.
Tahun I
Penelitian Pengembangan
Mengembangkan Desain Model Pembelajaran Penjasorkes berbasis
Pendekataan Integratif
Tahun I
Penelitian Pengembangan
Mengembangkan Desain Model Pembelajaran Penjasorkes berbasis
Pendekataan Integratif
Tahun II
Penelitian Pengembangan
Menguji Keefektifan Desain Model Pembelajaran pada Skala
yang Terbatas
Tahun II
Penelitian Pengembangan
Menguji Keefektifan Desain Model Pembelajaran pada Skala
yang Terbatas
Tahun III
Penelitian Pengembangan
Menguji Keefektifan Desain Model Pembelajaran pada Skala
yang lebih luas
Tahun III
Penelitian Pengembangan
Menguji Keefektifan Desain Model Pembelajaran pada Skala
Tujuan Penelitian
(1) memperbaiki mindset guru penjasorkes
(2) meningkatkan kompetensi guru penjasorkes dalam perencanaan
pembelajaran penjasorkes menggunakan pendekatan integratif,
(3) menghasilkan darft buku pegangan guru
(4) menghasilkan kumpulan RPP untuk
pembelajaran penjasorkes yang
Membantu guru penjasorkes dalam
implementasi kurikulum 2013 yang akan segera dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014
Peningkatan kualitas proses pembelajaran
penjasorkes seiring dengan peningkatan kompetensi guru yang dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan, sehingga
diharapkan dapat mendukung hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Penelitian Pengembangan
Tiga metode digunakan secara beriringan,
yakni deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
Metode deskriptif digunakan dalam studi
awal untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada, mencakup studi literatur, kebutuhan pengguna, faktor pendukung
dan penghambat.
Metode evaluasi digunakan untuk menilai proses
ujicoba pengembangan produk. Produk
dikembangkan melalui serangkaian ujicoba, dan setiap ujicoba dilakukan evaluasi untuk perbaikan produk.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji
produk yang dihasilkan dengan menyertakan kelompok pembanding.
Pengujian dilakukan menggunakan instrumen
angket, wawancara, dan observasi , serta peer debriefing dan intelectual sharing (Denzin & Lincoln, 1994).
Draf model pembelajaran pendidikan
jasmani integratif , terdiri dari:
1. Pemataan kompetensi
2. RPP
3. Bahan ajar
4. Buku panduan guru
Mengembangan model RPP Mapel
Penjasorkes menggunakan Pendekatan Integratif.
Mengembangan bahan ajar untuk
mendukung pembelajaran penjasorkes yang menggunakan pendekatan integratif
Menguji kelayakan model RPP dan bahan
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri
individu melalui upaya uji dan coba, eksplorasi, dan penemuan.
Sedangkan belajar keterampilan gerak adalah suatu
proses aktif, dipengaruhi oleh faktor tugas gerak itu sendiri, individu (siswa), dan lingkungan (Gallahue dan Ozmun, 1998).
Belajar gerak itu dapat diartikan sebagai proses
mengorganisir informasi, disimpan dalam memori, dan siap digunakan dalam berbagai kebutuhan atau
keadaan. Dalam konteks gerakan, konsep belajar kognitif menggunakan aktivitas jasmani yang siap dimanifestasikan.
Konsep belajar keterampilan. Konsep ini secara khusus
berkaitan dengan bagaimana tubuh harus bergerak
Konsep belajar gerak. Konsep ini berhubungan dengan
bagairnana tubuh dapat bergerak.
Konsep belajar aktivitas. Konsep ini beurusan dengan
kemana tubuh harus bergerak.
Konsep belajar kebugaran. Konsep ini berkaitan
dengan apa yang harus dilakukan siswa dalam upaya mendapatkan dan memelihara kesehatan di keseharian hidupnya.
Konsep belajar akademis. Konsep ini melibatkan
aktivitas gerakan sebagai alat penguatan konsep
berbahasa seni, matematik, ilmu eksakta, dan ilmu sosial.
keterkaitan isi, keterkaitan-berbagi, dan unit
tematik
Semua kombinasi pengajaran konsep dan
keterampilan dari paling tidak dua bidang matapelajaran.
Pendekatan keterkaitan isi dapat diterapkan oleh
satu orang guru secara independen, sementara pendekatan keterkaitan-berbagi dan unit tematik, keduanya membutuhkan upaya kolaboratif antara paling tidak dua orang guru dari berbagai bidang matapelajaran dalam kurikulum sekolah.
Pendekatan keterkaitan-isi diterapkan oleh satu orang guru
untuk menghubungkan isi dari paling tidak dua bidang matapelajaran.
Satu isi mata pelajaran dapat dijadikan fokus
pembelajaran, sementara keterampilan dan konsep dari matapelajaran lain memperkuat atau meningkatkan
pengalaman belajar dan memberikan kesempatan praktik belajar keterampilan dan konsep dalam matapelajaran lainnya.
Guru pendidikan jasmani dapat menemukan cara untuk
memperkuat isi pembelajaran tanpa melupakan fokus utama tema keterampilan, konsep gerak, konsep
kebugaran dengan menggunakan pendekatan keterkaitan isi.
Manakala guru telah memilih suatu kelas dan guru
tersebut akan melakukan pembelajaran integrasi yang menggunakan pendekatan keterkaitan—isi,
pertama guru perlu mengkaji ruang lingkup isi, urutan,
dan standar kompetensi untuk mengintegrasikan matapelajaran dan membandingkannya dengan isi/materi matapelajarannya sendiri.
Kemudian, memilih keterampilan/konsep bagi setiap
matapelajaran yang akan diintegrasikan, dan
merancang pengalaman pembelajaran yang akurat
dan tepat yang memfokuskan pada konsep yang telah dipilih.
Menentukan kompetensi yang terkait dengan pembelajaran penjasorkes (keterkaitan bidang ilmu), tujuan pengintegrasian membantu
penguasaan kompetensi tertentu yang
dipesepsikan sulit untuk dikuasai secara tuntas, kurang menarik, karena itu terpilih:
IPA, Bahasa Inggris, IPS
Peta kompetensi: memetakan kompetensi dasar dari setiap mapel terkait, mengidentifikasi
kompetensi dasar Penjasorkes dan kompetensi dasar mapel tertentu yang dapat diintegrasikan
Mengembangkan RPP sesuai standar proses
pada kurikulum 2013 permendikbud no. 65 tahun 2013
Menguji kelayakan RPP dengan expert
judgement
Mengidentifikasi bahan ajar yang diperlukan
dalam PBM sesuai RPP yang dikembangkan
Menyusun bahan ajar dengan melibatkan
ahli dan guru mapel dari kompetensi yang diintegrasikan ke dalam mapel penjasorkes
Menguji kelayakan bahan ajar dengan
expert judgement
Instrumen keterkaitan kompetensi
Instrumen kelayakan RPP
Instrumen kelayakan bahan ajar
Menyusun sistematika penulisan buku
Kaji literatur
Mengembangkan isi
Menentukan RPP yang mewakili keterkaitan
dengan masing-masing mapel