i
PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN I NTERAKTI F BERBASI S SOFTW ARE ADOBE FLASH
PADA PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR UNTUK MENI NGKATKAN PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN
DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL TUGAS AKHI R SKRI PSI
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh :
PURWANI NG RAHARJO NI M. 12503241021
PROGRAM STUDI PENDI DI KAN TEKNI K MESI N FAKULTAS TEKNI K
iii
HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi
PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN I NTERAKTI F BERBASI S SOFTW ARE ADOBE FLASH
PADA PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR UNTUK MENI NGKATKAN PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN
DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL
Disusun oleh: Purwaning Raharjo NI M. 12503241021
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada
tanggal 5 Agustus 2016
TI M PENGUJI
Nama/ Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Edy Purnomo, M.Pd ... ... Ketua Penguji/ Pembimbing
Prof. Dr. Thomas Sukardi ... ... Penguji utama
Arif Marwanto, M.Pd ... ... Sekretaris Penguji
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Purwaning Raharjo
Nim : 12503241021
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Judul TAS : Penerapan Media Pembelajaran I nteraktif Berbasis Software Adobe Flash Pada Pemebelajaran Pengukuran Dasar Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas X Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul.
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 13 Juli 2016 Yang menyatakan,
MOTTO
Kebesaran dan Kebahagianmu ada di dalam Tanganmu yang Berjuang
(I r. Soekarno)
Hiduplah seperti kamu akan mati besok, dan berbahagialah seperti kamu akan hidup selamanya
vi
PERSEMBAHAN
Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang dengan
ini saya persembahkan karya ini untuk :
• Bapak dan ibu tercinta,sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang
tidak pernah jemu mendo’ akan dan menyayangiku, atas semua
pengorbanan dan kesabaran sampai kini.Tak pernah cukup ku membalas
vii
PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN I NTERAKTI F BERBASI S SOFTWARE ADOBE FLASH PADA PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR
UNTUK MENI NGKATKAN PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL
Oleh:
PURWANI NG RAHARJO NI M. 12503241021
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) Prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada pembelajaran pengukuran dasar; (2) Prestasi belajar siswa kelas kontrol setelah diberikan perlakuan pembelajaran secara konvensional; (3) Prestasi belajar siswa kelas eksperimen sesudah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan software adobe flash .
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain pretest-posttest, non-equivalent control group design dengan sampel dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa tes objektif yang diberikan sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Uji analisis karena syarat data normal dan homogen maka digunakan statistik parametris dengan uji t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan prestasi belajar siswa sebelum perlakuan pembelajaran antara kelas eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang hampir sama dilihat dari rata-rata nilai pretest dari kelas eksperimen 68,5 dan kelas kontrol 68,7 dengan hasil uji t didapatkan t-hitung < t-tabel (-0,15< 2,000) dengan taraf sisgnifikan 5% dan dk 65 sehingga Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan. Sesudah perlakuan pembelajaran kelas kontrol yang menggunakan cara konvensional didapatkan hasil uji hipotesis kelas kontrol dengan perbandingan nilai posttest didapatkan harga hitung lebih besar dari t-tabel (3,47> 2,000) dengan taraf kesalahan 5% dan dk 65 sehingga Ha diterima yaitu terdapat peningkatan prestasi belajar pada kelas kontrol setelah perlakuan. Selain itu uji hipotesis untuk perbandingan data pretest dan posttest kelas eksperimen didapatkan bahwa harga t-tabel lebih besar dari t-hitung (19,13> 2,000) dengan taraf kesalahan 5% dan dk 68 dengan demikian Ha juga diterima yaitu terdapat peningkatan pretasi belajar yang signifikan pada siswa kelompok eksperimen sesudah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media pembelajaran pengukuran berbasissoftware adobe flash .
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN
I NTERAKTI F BERBASI S SOFTW ARE ADOBE FLASH PADA
PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR UNTUK MENI NGKATKAN
PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL” dapat disusun sesuai harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut penulisn menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Edy Purnomo, M.Pd., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Prof. Dr. Thomas Sukardi, selaku Dosen Validator I nstrumen Soal.
3. Arianto Leman Soemowidagdo, M.T., Selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Dr. Sutopo, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Dr. Widarto, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Widada, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Bantul.
ix
8. Muh. Supanto, S.Pd., selaku Guru yang Membantu dan Mengatur Jadwal Penelitian.
9. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tentu masih terdapat kekurangan unt uk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Demikian Laporan Tugas Akhir Skripsi ini penulis susun semoga bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Yogyakarta, 13 Juli 2016
DAFTAR I SI
Halaman
HALAMAN JUDUL... ..i
HALAMAN PERSETUJUAN...ii
LEMBAR PENGESAHAN... ...iii
SURAT PERNYATAAN...iv
HALAMAN MOTTO... ...v
HALAMAN PERSEMBAHAN...vi
ABSTRAK... ...vii
KATA PENGANTAR... ...viii
DAFTAR I SI ... ...x
DAFTAR TABEL... ...xiii
DAFTAR GAMBAR... ...xiv
DAFTAR LAMPI RAN...xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. I dentifikasi Masalah...4
C. Batasan Masalah...4
D. Rumusan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
i
Halaman
BAB I I KAJI AN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori...8
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)...8
2. Proses Belajar mengajar (PBM)...11
3. Hasil belajar... ...13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...14
5. Media Pembelajaran...18
6. Tinjauan Media Flash... ...31
7. Pembelajaran Pengukuran...34
B. Penelitian yang Relevan...42
C. Kerangka Berfikir...43
D. Hipotesi Penelitian...44
BAB I I I METODE PENELI TI AN A. Desain Penelitian...45
B. Tempat dan Waktu...47
C. Populasi dan Sampel... 47
D. Variabel...49
E. Alat Penelitian... 49
F. I nstrumen Penelitian...50
G. Pengujian I nstrumen... 51
H. Pelaksanaan Penelitian...55
I . Metode Pengumpulan Data...62
ii
Halaman BAB I V HASI L PENELI TI AN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian...68
1. HasilPretest... 69
2. HasilPosttest... 71
B. Pengujian Persyaratan Analisis...73
1. Uji Homogenitas... 73
2. Uji Normalitas... 74
C. Pengujian Hipotesis... 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian... .78
1. Analisis Hasil Belajar Siswa... ...78
2. Analisis Data Hasil Penelitian... ....87
BAB V SI MPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... .93
B. I mplikasi...94
C. Keterbatasan Penelitian... .95
D. Saran... ...96
DAFTARPUSTAKA...97
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Tes... ...46
Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Eksperimen...53
Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran Kontrol...57
Tabel 4. Distribusi Frekuensi NilaiPretest Kelas Eksperimen...65
Tabel 5. Distribusi Frekuensi NilaiPretest Kelas Kontrol...66
Tabel 6. Distribusi Frekuensi NilaiPosttest Kelas Eksperimen...67
Tabel 7. Distribusi Frekuensi NilaiPosttest Kelas Kontrol...68
Tabel 8. Data Uji Homogenitas VariansPretest Kelas Eksperimen dan Kontrol...69
Tabel 9. Data Uji Homogenitas VariansPosttest Kelas Eksperimen dan Kontrol... ...69
Tabel 10. Data Uji Homogenitas VariansPretest dan Posttest Kelas Eksperimen...70
Tabel 11. Data Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...70
Tabel 12. Data Uji Normalitas Kelas Kontrol...71
Tabel 13. Data Pengujian HipotesisPretest Kelas Eksperimen dan Kontrol...72
Tabel 14. Data Pengujian HipotesisPosttest Kelas Eksperimen dan Kontrol...73
Tabel 15. Data Pengujian HipotesisPretest dan Posttest Kelas Eksperimen...74
Tabel 16. Perbandingan Nilai Siswa Kelas Eksperimen dengan Nilai KKM...75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Macam-macam Media Pembelajaran...21
Gambar 2. Tampilan Cover media...29
Gambar 3. Tampilan Tujuan Pembelajaran...29
Gambar 4. Tampilan Menu media...30
Gambar 5. Tampilan Menu Materi Jangka sorong...30
Gambar 6. Tampilan Menu Materi mikrometer...30
Gambar 7. Tampilan Simulasi Jangka Sorong... 31
Gambar 8. Tampilan Simulasi Mikrometer...31
Gambar 9. Vernier Caliper... ...32
Gambar 10. Dial Vernier Caliper...32
Gambar 11. Digital Vernier Caliper...32
Gambar 12. Bagian-bagian Jangka Sorong...33
Gambar 13. Skla Pembacaan Jangka Sorong...34
Gambar 14. Macam-macam Mikrometer...35
Gambar 15. Bagian-bagian Mikrometer... 35
Gambar 16. Skala Pembacaan Mikrometer...37
Gambar 17. Macam-macam Desai Penelitian Eksperimen...41
Gambar 18. Grafik Nilai Pretest Kelas Eksperimen...65
Gambar 19. Grafik Nilai Pretest Kelas Kontrol...66
Gambar 20. Grafik Nilai Posttest Kelas Eksperimen...67
DAFTAR LAMPI RAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitian...100
Lampiran 2. Surat Perijinan Penelitian Provinsi D.I Yogyakarta...101
Lampiran 3. Surat Perijinan Penelitian Kabupaten Bantul...102
Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian...103
Lampiran 5. Surat Perjanjian Pinjam Media...104
Lampiran 6. Lembar Validasi I nstrumen Soal...105
Lampiran 7. I nstrumen Soal... ...106
Lampiran 8.Validitas I nstrumen... ...117
Lampiran 9. Reliabilitas I nstrumen... ...120
Lampiran 10. Perhitungan Distribusi data...123
Lampiran 11. Uji Normalitas... ...128
Lampiran 12. Uji Homogenitas...136
Lampiran 13. Uji t-Test Hipotesis...139
Lampiran 14. Tabel Nilai-nilai Distribusi F... ...151
Lampiran 15. Tabel Nabel Nilai-nila r Product Moment...152
Lampiran 16. Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat... 153
Lampiran 17. Tabel Nilai-nilai Distribusi t... 154
Lampiran 18. Foto Dokumentasi... ...155
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada saat ini memiliki peranan sangat penting dalam
kehidupan, karena pendidikan merupakan jalan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumberdaya manusia. Sejalan perkembangan dunia
pendidikan yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk lebih
dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut pasal 1 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
(http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf. diakses pada tanggal 26 Maret 2015).
Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran
diselenggarakan secara efektif, artinya proses belajar mengajar (PBM) dapat
berjalan secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kriteria PBM yang efektif adalah PBM mampu mengembangkan konsep
generalisasi serta bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. PBM
mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda,
dan PBM melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran sehingga
2
PBM merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga
pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku
baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai
individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa
berinteraksi dengan lingkungan belajra yang diatur oleh guru melalui PBM
(Nana Sudjana & A. Rivai, 1990 : 1).
Banyak faktor yang mempengaruhi PBM baik internal maupun eksternal
dan faktor-faktor lainnya seperti guru, fasilitas sekolah, dan media
pembelajaran. Guru sebagai faktor utama dalam mencapai keberhasilan
pembelajaran harus mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator. Guru
sebagai fasilitator dalam PBM berupaya memberdayakan peserta didik agar
meraka dapat berkembang dengan baik. Sedangkan guru sebagai mediator
yaitu sebagai sarana penyampaian pembelajaran hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup, contohnya sperti menggunakan
media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat komunikasi untuk
lebih mengefektifkan PBM dan merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang sangat penting dalam PBM. Penggunaan
media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Materi pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga akan mudah dipahami oleh para siswa dan
memungkinkan para siswa dapat lebih menguasai tujuan pembelajaran lebih
3
akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu penggunaan
media pembelajaran dalam PBM akan meningkatkan prestasi belajar para
siswa.
PBM yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada mata
pelajaran pengukuran dasar masih menggunakan metode konvensional dan
belum menggunakan media pembelajaran, itu dikarenakan masih kurangnya
media pembelajaran untuk mata pelajaran pengukuran dasar. 2 dari 4 guru
pengampu mata pelajaran pengukuran dasar merasa kesulitan dalam proses
mengajar mata pelajaran pengukuran karena kurangnya media pembelajaran
pada mata pelajaran pengukuran dasar. PBM juga tidak berjalan secara
maksimal karena siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran pengukuran
dasar dan siswa pun kurang aktif dalam pembelajaran pengukuran dasar
karena hampir 80% siswa masih terlalu bergantung kepada guru sehingga
kemampuan meraka sulit untuk berkembang dan hampir 50% siswa belum
menguasai tata cara penggunaan alat ukur (jangka sorong & mikrometer).
PBM mata pelajaran pengukuran dasar di SMK Muhammadiyah 1 Bantul
dimungkinkan akan lebih baik bila menggunakan media pembelajaran. Guru
akan lebih mudah dalam menjelaskan materi pembelajaran, siswa lebih aktif
sehingga siswa akan lebih mudah menerima pelajaran. Antusiasme siswa
terhadap mata pelajaran pengukuran dasar juga akan meningkat sehingga
kemampuan siswa di bidang pengukuran akan meningkat dan dimungkinkan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran pengukuran dasar akan meingkat.
Karena mata pelajaran pengukuran dasar ini sangat penting bagi siswa teknik
4
pemesinan. Semua kegiatan yang berkenaan dengan teknik pemesian akan
selalu menggunakan alat ukur presisi, contohnya seperti jangka sorong &
mikrometer.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas terdapat banyak permasalahan yang dihadapi
SMK Muhammadiyah 1 bantul pada PBM di kelas mata pelajaran pengukuran
dasar. Adapun masalah yang terlihat pada latar belakang antara lain :
1. Antusiasme siswa yang masih kurang terhadap mata pelajaran
pengukuran dasar.
2. Kemampuan siswa di bidang pengukuran masih kurang karena hampir
50% siswa belum menguasai tata cara penggunaan alat uku (jangka
sorong & mikrometer)
3. 50% (2 dari 4) guru pengampu mata pelajaran pengukuran dasar merasa
kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran karena kurangnya media
pembelajaran dalam mata pelajaran pengukuran dasar.
4. Hampir 80% siswa terlalu bergantung kepada guru sehingga kemampuan
siswa agak sulit untuk berkembang.
5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran pengukuran dasar sehingga
kemampuan penalaran siswa masih kurang.
6. Perlunya media pembelajaran pada pembelajaran pengukuran dasar
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Batasan Masalah
Dengan melihat pada indentifikasi masalah di atas, maka peneliti
5
akan diterapkan adalah media pembelajaran interaktif berbasis software
adobe flash pada pembelajaran pengukura dasar (jangka sorong &
mikrometer). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X teknik
pemesian (TP) SMK Muhammadiyah 1 Bantul, yaitu kelas X TP 1 dan X TP 2.
Diamana kelas X TP 1 sebagai grup eksperimen sedankan kelas X TP 2
sebagai grup kontrol.
D. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prestasi siswa kelas eksperimen (X TP1) dan kelas kontrol
(X TP2) sebelum diberi perlakuan pembelajaran?
2. Bagaimanakah prestasi siswa kelas kontrol (X TP 2) pada mata pelajaran
pengukuran dasar setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan
metode konvensional ?
3. Bagaimanakah prestasi siswa kelas eksperimen (X TP1) yang
menggunakan media pembelajaran interaktif (jangka sorong &
mikrometer) berbasis software adobe flash dengan siswa yang
menggunakan media konvensional sesudah diberi perlakuan ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tentang
penerapan media pembelajaran interaktif berbasis software adobe flash pada
mata pelajaran pengukuran dasar (jangka sorong & mikrometer) untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X teknik pemesianan di SMK
6
1. Mengetahui prestasi siswa kelas eksperimen (X TP1) dan kelas kontrol
(X TP2) sebelum diberi perlakuan pembelajaran.
2. Mengetahui prestasi siswa kelas kontrol (X TP 2) pada mata pelajaran
pengukuran dasar setelah diberi perlakuan pembelajaran secara
konvensional.
3. Mengetahui prestasi siswa kelas eksperimen (X TP 1) pada mata
pelajaran pengukuran dasar setelah diberi perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran interaktif (jangka sorong &
mikrometer) berbasis software adobe flash .
F. Manfaat penelitian
Dari berbagai hal yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini
diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sarana penerapan
teori yang didapat di perguruan tinggi serta hasil dari penelitian ini
diahrapkan dapat memperkuat dan mengembangkan teori yang sudah ada,
serta dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti lain yang mempunyai obyek
penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penerapan media pembelajaran pengukuran (jangka sorong &
mikrometer) berbasis software adobe flash pada siswa dapat
7
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
pengukuran dasar.
b. Bagi Guru
1. Menambahkan masukan tentang alternatif media pembelajaran
sehingga dapat membantu peningkatan profesionalitas guru dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Memberi masukan untuk guru yang mengajar mata pelajaran
pengukuran dasar untuk mengembangkan media pembelajaran
pengukuran (jangka sorong & mikrometer) berbasis software adobe flash yang efektif sehingga bisa diterapkan kepada siswa.
c. Bagi Sekolah
1. Memberi masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam
mengembangkan dan menyempurnakan PBM dengan menggunakan
media-media yang tepat.
2. Memberi masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam penyajian
untuk beralih dari metode “konvensional”.
3. Memberi pertimbangan bagi sekolah dalam menyediakan fasilitas
pendidikan yang dalam hal ini media pembelajaran pengukuran
(jangka sorong & mikrometer) berbasis software adobe flash.
d. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau
referensi bagi mahasiswa di UNY tentang penelitian pengaruh media dan
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan
siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah
kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja
serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya,
sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program
pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja
(PeraturanPemerintah Nomor 29 Tahun 1990).
SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang
dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang
ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada
permintaan dunia kerja. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja dalam
bidang tertentu. Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati
di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung
bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan saat memasuki
9
diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah
ditekuni.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah :
1. meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2. mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab
3. mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia
4. mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian
terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan
melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam
dengan efektif dan efisien.
Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:
1. menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga
kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya
2. menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
10
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya
3. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4. membekali peserta didik dengan kompetensikompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.
Rachmat Syahni (2006) menjelaskan pembelajaran di SMK sebesar
70% proses belajar mengajar di SMK diisi dengan praktik dan hanya 30%
teori karena lulusannya dituntut untuk memiliki keahlian. Dengan demikian
dengan dibantu dengan berbagai kurikulum yang sesuai maka sekolah
menengah kejuruan diharapkan untuk dapat mampu membentuk lulusan
yang benar-benar siap untuk dipekerjakan di industri dan mampu
menjadikan dirinya menjadi tenaga kerja teladan dibidang yang dia
kerjakan.
Pembelajaran di sekolah menengah kejuruan tak bisa lepas dari
praktik seperti yang disampaikan di atas karena harus benar-benar
mengarah pada bagaimana pembentukan peserta didik menjadi tenaga
kerja siap pakai di industri. Dalam pembelajaran praktik ataupun teori di
sekolah menengah kejuruan sendiri ada tiga faktor utama yang sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya efektifitas pembelajaran yaitu
kurikulum, guru dan siswa. Namun secara kenyataannya proses belajar
11
kurikulum sendiri terkadang hanya dipandang sebagai objek formal dalam
pendidikan.
2. Proses Belajar mengajar (PBM)
Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh
dan terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan
guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini
terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa
dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
(Muhibbin Syah, 2005 : 237).
Ad. Rooijakkers (1980 : 14), mengemukakan bahwa : “Proses belajar
terdiri dari beberapa tahap yang kesemuanya harus dimulai bila seseorang
ingin belajar dalam arti yang sesungguhnya”. Dengan kata lain, agar dapat
terjadi suatu pengertian seluruh proses belajar harus terjadi dalam semua
tahap yang ada. Tahap-tahap tersebut dinamakan sebagai tahap terjadinya
proses belajar. Proses belajar yang awalnya dari tidak tahu dan menjadi
tahu (mengerti) dengan beberapa komponen proses belajar yaitu, motivasi,
perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi,
generalisasi, melaksanakan latihan dan umpan baliknya.
Arif S. Sadiman (2014 : 1-2) menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu
pertandabahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan
12
baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dalam proses belajar-mengajar ada empat komponen, yaitu :
a. Tujuan proses belajar mengajar
Tujuan pembelajaran merupakan hal yang paling utama untuk
menentukan indikator keberhasilan pengajaran yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran merupakan acuan dalam proses belajar mengajar
yang merupakan rumusan tingkah laku dan kompetensi atau
kemampuan yang harus dicapai oleh siswa.
b. Materi dan bahan ajar
Materi dan bahan ajar merupakan pokok ilmu yang harus disampaikan
kepada siswa dan diharapkan dapat dikuasai siswa dan diharapkan
dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Metode dan alat yang digunakan
Metode dan alat pembelajaran ditentukan setelah di tetapkannya
tujuan pembelajaran dan bahan ajar. Pemilihan metode dan alat
/media didasarkan pada kegiatan belajar mengajar yang akan
dilakukan. Penggunaan media yang tepat sangat berpengaruh pada
minat siswa dan pemahaman siswa karena media pembelajaran
berfungsi sebagai jembatan untuk menyampaiakan materi kepada
siswa.
d. Penilaian
Penilaian merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauhmana
13
Penilaian juga sebagai alat ukur untuk mengukur tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran.
Dari pernyataan para ahli di atas dapat saya simpulkan bahwa belajar
mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dan murid dengan
adanya interaksi sehingga hubungan antara guru dan murid menjadi lebih
akrab sehingga proses pembelajaran terasa menyenangkan dan materi
yang disampaikan guru akan lebih mudah diterima oleh murid. Dalam
Proses pembelajaran hendaknya dilakukan dengan bertahap sehingga
murid dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik dan benar.
3. Hasil Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan. Seseorang melakukan kegiatan belajar setelah memperoleh
hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya : dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Pada
hakekatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada
diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas, meliputi
segi jasmaniah dan seni rohaniah, yang kedua-duanya saling berkaitan dan
saling berpengaruh satu sama lain. (Oemar Hamalik, 1982 : 42-42).
Pengertian belajar menurut sudarmanto (1993 : 2) adalah Usaha
menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar
pranata pendidikan, guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Definisi
ini berkaitan dengan aktivitas belajar dalam arti luas, tidak melulu
menyangkut penambahan pengetahuan yang diistilahkan Bloom yaitu
14
dalam arti menambah pengetahuan di sekolah guna lulus dalam ujian
dengan prestasi yang baik. Belajar dalam hal ini dibatasi menjadi aktivitas
yang memanfaatkan energi yang ada guna menyerap gagasan-gagasan
dari buku maupun forum diskusi.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan sikap dan ketrampilan.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan,
dan sebagainya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Untuk mencapai hasil belajar siswa yang diharapkan, maka menutu
Drs. Slameto (2013 : 54-72) ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar antara lain : faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern),
dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, ada pun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
15 1). Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 5 jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan
mempelajari dengan cepat.
2). Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya
tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh
kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat
siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat
menambah kegiatan belajar.
3). Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa bakat itu
mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa
16
senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam
belajarnya itu.
4). Motivasi
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,
akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai
daya penggerak/pendorong.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dan mempunyai
motivasi untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan,
dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.
Motivasi di atas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan
cara memberikan latihan-latihan/kebiasaa-kebiasaan yang kadang
juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat
dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
1). Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,
karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga
17
akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua
hendaknya menyadari bahwa pandidikan dimulai dari keluarga.
Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan
kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik
dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.
Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, diaman orang tua
harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di
rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan
motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak
memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar.
2). Keadaan Sekolah
Faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siwa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode balajar dan tugas rumah.
3). Kingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat jug berpengaruh terhadap belajar
siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang
tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada
di lingkungan tersebut. Anak tertarik akan berbuat seperti yang
dilakukan orang-orang disekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu
18
semula terpusatpada pelajaran berpidah ke perbuatan-perbuatan
yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik.
Dan sebaliknya apabila seorang anak bertempat tinggal di suatu
lingkungan yang temanya rajin belajar maka kemungkinan besar hal
tersebut akan membawa pengaruh kepada anak tersebut, sehingga
ia akan ikut belajar seperti temanya tersebut.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang
terpenting dalam PBM. Penggunaan media pembelajaran sangat
diperlukan karena agar PBM berjalan dengan baik dan siswa tidak
merasa bosan dengan pelajaran yang diajarkan sehingga dapat
merangsang keaktifan, minat, dan kreatifitas siswa. Sesuatu dapat
dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut
dugunakan untuk menyampaikan materi dengan tujuan pendidikan.
Menurut Arif S. Sadiman (2014 : 7) Media pembelajaran adalah :
“Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
mandiri”.
Menurut John D. Latuheru (1988 : 14) mengatakan bahwa : “
Media pendidikan atau media pembelajaran adalah semua alat (bantu)
atau benda yang digunakan dalam menyampaikan pesan (informasi)
19
Definisi tersebut mengandung implikasi bahwa media pembelajaran
dapat menberi keuntungan kepada guru maupun kepada siswa dalam
PBM. Dari pihak guru, keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
media pendidikan yaitu dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa. Sedangkan dari pihak siswa, media
pembelajaran dapat meningkatkan minat, perhatian, fikiran, dan
perasaan mereka pada mata pelajaran yang diajarkan.
Media pembelajaran sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan
PBM menpunyai ciri-ciri umum sebagaimana diungkapkan oleh Oemar
Hamalik (1982 : 22-23), yaitu :
1) Media pembelajaran identik, artinya dengan pengertian keperagaan
yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui panca
indera.
2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa kita lihat
dan dengar.
3) Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan
(komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa.
4) Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar,
baik dalam kelas maupun luar kelas.
5) Berdasarkan 3 dan 4, maka pada dasarnya media pembelajaran
merupakan suatu “perantara” (media) dan digunakan dalam
20
6) Media pembelajaran mengandung aspek-aspek sebagai alat dan
sebagai teknik yang sangat erat perhatiannya dengan metode
mengajar.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah alat (bantu) atau sarana yang digunakan dalam menyampaikan
pesan/materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari seorang
guru kepada siswa. Sehingga PBM dapat berjalan dengan efektif dan
terasa menyenangkan dan siswa pun akan lebih mudah untuk menerima
pelajaran serta siswa tidak mengalami kebosanan dalam pemebelajaran.
b. Macam-macam Media pembelajaran
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Beberapa
media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan
adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar,
model, overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan
media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta
program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun
sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun
demikian, sebagai seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal
beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media tersebut
21
Gambar 1. Bagan Macam-macam Media Pembelajaran
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy Bretz (1971) yang dikutip Aris S. Sadiman, (2014: 27),
mengidentifikasi jenis jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu:
suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz
mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu: 1) media
audio, 2) media cetak, 3) media visual diam, 4) media visual gerak, 5)
media audio semi gerak, 6) media semi gerak, 7) media audio visual
diam, 8) media audio visual gerak.
c. Perkembangan media pembelajaran
Jika kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya
dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai
adalah alat bantu visual yaitu, gambar, objek, dan alat-alat lain yang
dapat memberikan pengalaman nyata, motivasi belajar serta Macam-Macam Media Media Visual Media Audio Media Audio-Visual Media yang diproyeksikan - Transparansi OHP - Film bingkai / slide
- Radio - Kaset-audio
22
mempertinggi daya serap dan minat belajar siswa. Namun sayang,
karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang
dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan
media dan evaluasinya. (Arif S. Sadiman, 2014 : 7).
Bermacam peralatan yang digunakan guru untuk menyampaikan
pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk
menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya
digunakan alat bantu semata. Dalam usaha memanfaatkan media
sebagai alat bantu ini Edgar dale yang dikutip oleh Arif S. Sadiman
(2014 : 8) mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari
yang paling kongkrit ke yang paling abstrak.
d. Fungsi media pembelajaran
Dalam rangka menunjang tercapainya pendidikan, media
penmbelajaran memiliki berbagai fungsi. Menurut Oemar Hamalik (1982
: 27) nilai atau manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan continue, hal ini terutama terdapat pada
gambar gerak.
5) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
23
6) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang
lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Menurut pendapat John M. Lannon yang dikutip oleh John D.
Latuheru (1988 : 22) mengkhususkan manfaat media pembelajaran
sebagai berikut :
1) Media pembelajaran berguna untuk menarik siswa terhadap materi
pengajaran yang disajikan.
2) Media pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian
anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.
3) Media pembelajaran mampu memberikan penyajian data yang kuat
dan terpercaya tentang suatu hal atau kejadian.
4) Media pembelajaran berguna untuk menguatkan suatu informasi.
5) Dengan menggunakan media pembelajaran memudahkan hal dan
pengolahan data.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan
media pembelajaran dalam PBM dapat bermanfaat untuk menarik minat
dan perhatian siswa terhadap materi pemebelajaran sehingga siswa
mudah memahaminya karena lebih konkrit, memberikan pengalaman
yang nyata, dan memudahkan dalam penyajian, mengumpulkan dan
mengolah data yang kuat dan terpercaya tentang sesuatu hal sehingga
dapat menguatkan suatu informasi.
Fungsi media pembelajaran adalah untuk mengatasi
24
siswa. Di samping fungsi umum di atas, masing-masing media
pembelajaran memiliki ciri-ciri khasnya sendiri, tidak ada satu media
yang unggul dari media yang lain, semua dapat digunakan secara
bergantian dengan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi
pembelajaran.
e. Kegunaan media pembelajaran dalam PBM
Menurut Arif S. Sadiman (2014 : 17-18), secara umum media
pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti
misalnya :
a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai, film atau model.
b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, atau
gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelapse atau high speed photography.
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film dan video.
e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
25
3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat memgatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini
media pendidikan bergunauntuk :
a) Menimbulkan kegairahan belajar.
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah ladi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda. Sedangkan kurikulum
dalam materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam :
a) Memberikan perangsangan yang sama.
b) Mempersamakan pengalaman.
c) Menimbulkan presepsi yang sama.
f. Pemilihan media pembelajaran
Media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka
dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa
penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran. Guru juga harus mengerti karakteristik media
26
tepat dan benar. Sehingga pembelajaran akan berjalan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Nana Sudjana & A. Rivai (1990 : 4-5) mengemukakan dalam
memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan
kriteria sebagai berikut :
1) Ketepatanya dengan tujuan pembelajaran
Artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional
yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih
memungkinkan digunakannya media pembelajaran.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep
dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media
Artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
4) Ketrampilan guru dalam menggunakannya
Apapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah
guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari
penggunaan oleh guru pada saat interaksi belajar siswa dengan
27
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa memilih media untuk pendidikan
dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh
para siswa.
Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2011 : 75-76) mengemukakan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu :
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum
mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan
dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan/dipertunjukan oleh
siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan
kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan
akibat, melakukan tugas yang melibatkan, pemahaman
konsep-konsep atau hubungan-hubungan, dan mengerjakan tugas-tugas
yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
2) Tempat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, ata generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan
grafik memerlukan symbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena
itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk
memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara
28
dan kemampuan mental siswa. Televisi misalnya, tempat untuk
mempertunjukan proses dan transformasi yang memerlukan
manipulasi ruang dan waktu.
3) Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak ada waktu, dana, atau
sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.
Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk
memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik.
Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media
yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan
kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta
mudah dipindah dan dibawa kemana-mana.
4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria
utama. Apapun media itu, guru harus mampumenggunakannya
dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media ditentukan
oleh guru yang menggunakannya. Over Head Proyektor (OHP),
proyektor slide dan film, komputer, danperalatan canggih lainnya
tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat
menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya
mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil
atau perorangan. Ada media yang lebih tapat untuk kelompok
29
6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada
slide harus dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oelh elemen lain yang berupa
latar belakang.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan
media guru harus mampu memilih media berdasarkan materi yang akan
diajarkannya dan media tersebut juga harus sudah memenuhi kriteria
yang ada seperti, sesuai dengan tujuan pemebelajaranya, isi materinya
sesuai dengan bahan ajar dan kemenarikan desain media pembelajaran.
Selain itu guru juga harus mampu menggunakan media tersebut
sehingga dalam proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif. Karena
pada dasarnya guru dan media sangat berpengaruh pada pembelajaran
karena media pembelajaran tanpa guru merupakan hal yang mustahil
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Jadi peranan guru masih
tetap diperlukan sekalipun media telah merangkum semua bahan
pengajaran yang diperlukan oleh siswa.
g. Pemanfaatan media
Manfaat dari media pembelajaran masih sangat luas tidak hanya
digunakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Akan tetapi
media pembelajaran dapat digunakan dalam konteks yang lain, seperti
digunakan oleh perorangan atau pun secara berkelompok. Sebagaimana
menurut Arif S. Sadiman (2014 : 189-195) menyatakan bahwa terdapat
30
1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas
Dalam tatanan atau setting ini media pembelajaran
dugunakan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatannya dipadukan dengan PBM dalam situasi kelas. Dalam
merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan
yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung
terciptanya tujuan serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan itu.
2) Pemanfaatan media di luar situasi kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat
dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu :
a) Pemanfaatan media secara bebas
Yaitu media digunakan tanpa kontrol dan diawasi.
Pembuat program media mendistribusikan program media itu
kepada pemakai media baik dengan cara diperjual belikan
maupun mendistribusikan secara bebas dengan harapan media
itu digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.
b) Pemanfaatan media secara terkontrol
Yaitu media digunakan dalam suatu rangkaian kagiatan
yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu.
Bila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik
31
menggunakan meia secara teratur, berkesinambungan dan
mengikuti pola belajar mengajar tertentu.
c) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau masa
Media dapat digunakan secara perorangan, artinya media
itu digunakan oleh seseorang sendirian saja. Banyak media
yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan.
Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk
pemakaian yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya
dengan mandiri.
5. Tinjauan Media Flash
Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah satu
perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun
animasi gambar tersebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini
mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang
telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa
pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada Flash 5.
Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0
diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program
animasi vektor bernama Future Splash. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama „Macromedia‟ adalah Macromedia
32
Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash
berubah menjadi Adobe Flash.
Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional yang
digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk
keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang
handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun
dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif dan yang
lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat
animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol
animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver
dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya. Dalam Flash, terdapat
teknik-teknik membuat animasi, fasilitas action script, filter, custom easing dan
dapat memasukkan video lengkap dengan fasilitas playback FLV.
Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan
sedikit code pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur
animasi yang ada didalamnya atau digunakan untuk berkomunikasi dengan
program lain seperti HTML, PHP, dan Database dengan pendekatan XML,
dapat dikolaborasikan dengan web, karena mempunyai keunggulan antara
lain kecil dalam ukuran file outputnya movie-movie Flash memiliki ukuran
file yang kecil dan dapat ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat
33
Aplikasi Flash merupakan sebuah standar aplikasi industri
perancangan animasi web dengan peningkatan pengaturan dan perluasan
kemampuan integrasi yang lebih baik. Banyak fiture-fiture baru dalam Flash
yang dapat meningkatkan kreativitas dalam pembuatan isi media yang
kaya dengan memanfaatkan kemampuan aplikasi tersebut secara
maksimal. Fiture-fiture baru ini membantu kita lebih memusatkan perhatian
pada desain yang dibuat secara cepat, bukannya memusatkan pada cara
kerja dan penggunaan aplikasi tersebut. Flash juga dapat digunakan untuk
mengembangkan secara cepat aplikasi-aplikasi web yang kaya dengan
pembuatan script tingkat lanjut. Di dalam aplikasinya juga tersedia sebuah
alat untuk men-debug script. Dengan menggunakan Code hint untuk
mempermudah dan mempercepat pembuatan dan pengembangan isi
Action Script secara otomatis.
(https://gusvira.wordpress.com/207-2/. Diakses pada tanggal 11 januari
2016).
Dibawah ini cuplikan seagian dari media pembelajaran yang akan peneliti
gunakan untuk penelitian, yaitu :
34
Gambar 3. Tampilan Tujuan pembelajaran
Gambar 4. Tampilan Menu Media
35
Gambar 6. Tampilan Menu Materi Mikrometer
Gambar 7. Tampilan Simulasi Jangka Sorong
36 6. Pembelajaran Pengukuran Dasar
Kompetensi kejuruan pengukuran dasar merupakan salah satu
kompetensi yang diajarkan atau diberikan pada pembelajaran kompetensi
dasar untuk siswa SMK, seperi SMK Muhammadiya 1 Bantul. Pelajaran
pengukuran dasar tersebut diberikan kepada kelas X karena pengukuran
merupakan dasar dari proses selanjutnya di jurusan pemesinan. Jadi
diharapkan sebelum memasuki praktikum siswa harus sudah mampu
menggunakan alat ukur presisi.
Pengukuran adalah penetuan besaran, dimensi, atau kapasitas biasanya
terhadap suatu standar atau satuan ukur. Untuk pembelajaran pengukuran
dasar yang dipelajari di sekolah yaitu alat ukur jangka sorong dan
mikrometer. Untuk lebih lanjutnya tentang pembelajaran pengukuran akan
saya ulas di bawah ini :
a Jangka Sorong (vernier caliper)
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang
yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorng ada bermacam macam, yaitu :
Gambar 9. Vernier caliper
37
Gambar 11. Digital vernier caliper
Dari ketiga jenis jangka sorong (vernier caliper) tersebut cara
menggunakannya sama hanya langkah pembacaannya berbeda. Untuk
penelitian yang akan saya lakukan dengan menggunakan jangka
sorong ( vernier caliper) yang biasa yaitu gambar 8.
Gambar 12. Bagian-bagian jangka sorong (vernier caliper)
Fungsi dari bagian-bagian pada gambar di atas :
1) Rahang tetap : Untuk menahan benda ukur pada saat pengukuran.
2) Rahang geser : rahang yang dapat bergeser untuk menjepit benda
kerja pada saat pengukuran.
3) Rahang atas : Untuk mengukur diameter dalam suatu benda.
4) Batang kedalaman : Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu
benda.
5) Batang pengukur : merupakan badan utama jangka sorong dan
38
6) Mur pengencang : untuk mengunci benda pada saat
pengukuran.
Dari fungsi bagian di atas maka jangka sorong (vernier caliper)
dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan
kedalaman suatu benda. Dari penggunaannya jangka sorong (vernier
caliper) dibagi menjadi beberapa tingkat ketelitian yaitu :
1) Vernier Caliper dengan ketelitian 0,1 mm
2) Vernier Caliper dengan tingkat ketelitian 0,05 mm
3) Vernier Calper dengan tingkat ketelitian 0,02 mm
4) Vernier Caliper dengan tingkat ketelitian 1/128 inci
5) Vernier Caliper dengan tingkat ketelitian 0,001 inci
Dari beberapa tingkat ketelitian jangka sorong (vernier caliper) di
atas yang paling sering digunakan di sekolah adalah jangka sorong
dengan tingkat ketelitian 0,02 mm. Untuk itu cara membaca skala
pada jangka sorong (vernier caliper) dengan tikat ketelitian 0,02 mm
adalah sebagai berikut :
Gambar 13. Skala pembacaan Jangka sorong
Skala Utama = 3 mm dan Skala nonius = 38 x 0,02 mm = 0,76 mm.
Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 3 + 0,76 = 3,
39 b Mikrometer
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang
yang cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan
0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur
diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.
Mikrometer skrup berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi 3 yaitu,
mikrometer diameter luar, mikrometer diameter dalam , dan
mikrometer kedalaman.
Gambar 14. Macam-macam mikrometer
Dalam pembelajaran pengukuran dengan alat ukur presisi
mikrometer skrup, alat yang paling sering digunakan adalah
mikrometer diameter luar, untuk itu jenis mikrometer yang akan
dibahas adalah mikrometer diameter luar. Untuk selanjutnya mari kita
pelajari bagian-bagian mikrometer skrup.
40
Dari bagian bagian mikrometer skrup di atas memiliki berbagai
fungsi yaitu :
1) Bingkai (Frame) : Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan
logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan
kuat.Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan
pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai
dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan
ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama
sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap
10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2) Landasan (Anvil) : berfungsi sebagai penahan ketika benda
diletakan diantara anvil danspindle.
3) Spindle (gelendong) : Spindle ini merupakan silinder yang dapat
digerakan menuju landasan.
4) Pengunci (lock) : Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle
agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5) Sleeve Berfung si sebagai Tempat skala utama.
6) Thimble Berfungsi sebagai Tempat skala nonius berada
7) Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar
sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
Cara kerja menggunakan mikrometer skrup adalah sebagai berikut :
1) Memutar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam
sehinggga ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati
41
2) Meletakkan benda diantara kedua rahang, yaitu rahang tetap dan
rahang geser.
3) Memutar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda
yang akan diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.
4) Memutar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga
skala nonius pada pemutar besar sudah tidak bergeser lagi.
5) Membaca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius.
Langkah pembacaan pengukuran menggunakan mikrometer skrup
adalah :
Gambar 16. Skala pembacaan mikrometer
Dari gambar di atas, garis skala atas menunjukan angka 7 mm
dan garis skala bagian bawahnya menunjukan 0,5 mm maka skala
utama pada mikrometer sekrup tersebut menunjukan angka 7,5 mm.
Bacalah skala noniusya itu garis yang tepat segaris dengan garis
pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada skala nonius
menunjukan 0,01 mm. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan
42
menunjukan 0,22 mm. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama
dengan hasil pengukuran dari skala nonius. Sehingga dari gambar
diatas diperoleh hasil pengukuran 7,5 mm + 0,22 mm = 7,72 mm.
Ketidakpastian dari pengukuran dengan mikrometerskrup adalah
setengahnya dari skala terkecil mikrometer skrup tersebut.yaitu 0,5 x
0,01 = 0,005 sehingga hasil pengukuran dapat dituliskan sebagai
berikut : 7,72 mm ± 0,005 mm
B. Penelitian yan relevan
Penelitian tentang penerapan media pembelajaran iteraktif berbasis
software adobe flash pada pembelajaran pengukuran dasar untuk
meningkatkan prestasi siswa kelas X teknik pemesian di SMK Muhammadiyah
1 Bantul ini mempunyai acuan atau pun referensi dari penelitian yang telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, judul penelitian tersebut adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno yang merupakan karya ilmiah
skripsi pada tahun 2012 tentang Pengembangan Media Pembelajaran Alat
Ukur Mekanik Presisi Berbasis Komputer Interaktif di Jurusan Teknik
Pemesinan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2. Penelitian yang dilakukan oleh F. Endi Bawono Utomo merupakan karya
ilmiah skripsi pada tahun 2012 tentang Penerapam media pembelajaran
interaktif teori dasar mesin bubut konvensional berbasis software
macromedia flash profesional 8 di SMK Negeri 2 Pengasih
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit A. Putro merupakan karya ilmiah
skripsi tahun 2012 tentang Pengaruh penggunaan media simulator CNC 2
43 C. Kerangka Pikir