• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF. pdf"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN I NTERAKTI F BERBASI S SOFTW ARE ADOBE FLASH

PADA PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR UNTUK MENI NGKATKAN PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN

DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL TUGAS AKHI R SKRI PSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

PURWANI NG RAHARJO NI M. 12503241021

PROGRAM STUDI PENDI DI KAN TEKNI K MESI N FAKULTAS TEKNI K

(2)
(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi

PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN I NTERAKTI F BERBASI S SOFTW ARE ADOBE FLASH

PADA PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR UNTUK MENI NGKATKAN PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN

DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL

Disusun oleh: Purwaning Raharjo NI M. 12503241021

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada

tanggal 5 Agustus 2016

TI M PENGUJI

Nama/ Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Edy Purnomo, M.Pd ... ... Ketua Penguji/ Pembimbing

Prof. Dr. Thomas Sukardi ... ... Penguji utama

Arif Marwanto, M.Pd ... ... Sekretaris Penguji

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Purwaning Raharjo

Nim : 12503241021

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin

Judul TAS : Penerapan Media Pembelajaran I nteraktif Berbasis Software Adobe Flash Pada Pemebelajaran Pengukuran Dasar Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas X Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul.

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 13 Juli 2016 Yang menyatakan,

(5)

MOTTO

Kebesaran dan Kebahagianmu ada di dalam Tanganmu yang Berjuang

(I r. Soekarno)

Hiduplah seperti kamu akan mati besok, dan berbahagialah seperti kamu akan hidup selamanya

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang dengan

ini saya persembahkan karya ini untuk :

• Bapak dan ibu tercinta,sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang

tidak pernah jemu mendo’ akan dan menyayangiku, atas semua

pengorbanan dan kesabaran sampai kini.Tak pernah cukup ku membalas

(7)

vii

PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN I NTERAKTI F BERBASI S SOFTWARE ADOBE FLASH PADA PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR

UNTUK MENI NGKATKAN PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL

Oleh:

PURWANI NG RAHARJO NI M. 12503241021

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) Prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada pembelajaran pengukuran dasar; (2) Prestasi belajar siswa kelas kontrol setelah diberikan perlakuan pembelajaran secara konvensional; (3) Prestasi belajar siswa kelas eksperimen sesudah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan software adobe flash .

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain pretest-posttest, non-equivalent control group design dengan sampel dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa tes objektif yang diberikan sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Uji analisis karena syarat data normal dan homogen maka digunakan statistik parametris dengan uji t-test.

Hasil penelitian ini menunjukkan prestasi belajar siswa sebelum perlakuan pembelajaran antara kelas eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang hampir sama dilihat dari rata-rata nilai pretest dari kelas eksperimen 68,5 dan kelas kontrol 68,7 dengan hasil uji t didapatkan t-hitung < t-tabel (-0,15< 2,000) dengan taraf sisgnifikan 5% dan dk 65 sehingga Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan. Sesudah perlakuan pembelajaran kelas kontrol yang menggunakan cara konvensional didapatkan hasil uji hipotesis kelas kontrol dengan perbandingan nilai posttest didapatkan harga hitung lebih besar dari t-tabel (3,47> 2,000) dengan taraf kesalahan 5% dan dk 65 sehingga Ha diterima yaitu terdapat peningkatan prestasi belajar pada kelas kontrol setelah perlakuan. Selain itu uji hipotesis untuk perbandingan data pretest dan posttest kelas eksperimen didapatkan bahwa harga t-tabel lebih besar dari t-hitung (19,13> 2,000) dengan taraf kesalahan 5% dan dk 68 dengan demikian Ha juga diterima yaitu terdapat peningkatan pretasi belajar yang signifikan pada siswa kelompok eksperimen sesudah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media pembelajaran pengukuran berbasissoftware adobe flash .

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “PENERAPAN MEDI A PEMBELAJARAN

I NTERAKTI F BERBASI S SOFTW ARE ADOBE FLASH PADA

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DASAR UNTUK MENI NGKATKAN

PRESTASI SI SWA KELAS X TEKNI K PEMESI NAN DI SMK MUHAMMADI YAH 1 BANTUL” dapat disusun sesuai harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut penulisn menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Edy Purnomo, M.Pd., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Prof. Dr. Thomas Sukardi, selaku Dosen Validator I nstrumen Soal.

3. Arianto Leman Soemowidagdo, M.T., Selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Dr. Sutopo, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Dr. Widarto, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

6. Widada, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Bantul.

(9)

ix

8. Muh. Supanto, S.Pd., selaku Guru yang Membantu dan Mengatur Jadwal Penelitian.

9. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tentu masih terdapat kekurangan unt uk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Demikian Laporan Tugas Akhir Skripsi ini penulis susun semoga bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Yogyakarta, 13 Juli 2016

(10)

DAFTAR I SI

Halaman

HALAMAN JUDUL... ..i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN... ...iii

SURAT PERNYATAAN...iv

HALAMAN MOTTO... ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK... ...vii

KATA PENGANTAR... ...viii

DAFTAR I SI ... ...x

DAFTAR TABEL... ...xiii

DAFTAR GAMBAR... ...xiv

DAFTAR LAMPI RAN...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. I dentifikasi Masalah...4

C. Batasan Masalah...4

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

(11)

i

Halaman

BAB I I KAJI AN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori...8

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)...8

2. Proses Belajar mengajar (PBM)...11

3. Hasil belajar... ...13

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...14

5. Media Pembelajaran...18

6. Tinjauan Media Flash... ...31

7. Pembelajaran Pengukuran...34

B. Penelitian yang Relevan...42

C. Kerangka Berfikir...43

D. Hipotesi Penelitian...44

BAB I I I METODE PENELI TI AN A. Desain Penelitian...45

B. Tempat dan Waktu...47

C. Populasi dan Sampel... 47

D. Variabel...49

E. Alat Penelitian... 49

F. I nstrumen Penelitian...50

G. Pengujian I nstrumen... 51

H. Pelaksanaan Penelitian...55

I . Metode Pengumpulan Data...62

(12)

ii

Halaman BAB I V HASI L PENELI TI AN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian...68

1. HasilPretest... 69

2. HasilPosttest... 71

B. Pengujian Persyaratan Analisis...73

1. Uji Homogenitas... 73

2. Uji Normalitas... 74

C. Pengujian Hipotesis... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian... .78

1. Analisis Hasil Belajar Siswa... ...78

2. Analisis Data Hasil Penelitian... ....87

BAB V SI MPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... .93

B. I mplikasi...94

C. Keterbatasan Penelitian... .95

D. Saran... ...96

DAFTARPUSTAKA...97

(13)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Tes... ...46

Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Eksperimen...53

Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran Kontrol...57

Tabel 4. Distribusi Frekuensi NilaiPretest Kelas Eksperimen...65

Tabel 5. Distribusi Frekuensi NilaiPretest Kelas Kontrol...66

Tabel 6. Distribusi Frekuensi NilaiPosttest Kelas Eksperimen...67

Tabel 7. Distribusi Frekuensi NilaiPosttest Kelas Kontrol...68

Tabel 8. Data Uji Homogenitas VariansPretest Kelas Eksperimen dan Kontrol...69

Tabel 9. Data Uji Homogenitas VariansPosttest Kelas Eksperimen dan Kontrol... ...69

Tabel 10. Data Uji Homogenitas VariansPretest dan Posttest Kelas Eksperimen...70

Tabel 11. Data Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...70

Tabel 12. Data Uji Normalitas Kelas Kontrol...71

Tabel 13. Data Pengujian HipotesisPretest Kelas Eksperimen dan Kontrol...72

Tabel 14. Data Pengujian HipotesisPosttest Kelas Eksperimen dan Kontrol...73

Tabel 15. Data Pengujian HipotesisPretest dan Posttest Kelas Eksperimen...74

Tabel 16. Perbandingan Nilai Siswa Kelas Eksperimen dengan Nilai KKM...75

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Macam-macam Media Pembelajaran...21

Gambar 2. Tampilan Cover media...29

Gambar 3. Tampilan Tujuan Pembelajaran...29

Gambar 4. Tampilan Menu media...30

Gambar 5. Tampilan Menu Materi Jangka sorong...30

Gambar 6. Tampilan Menu Materi mikrometer...30

Gambar 7. Tampilan Simulasi Jangka Sorong... 31

Gambar 8. Tampilan Simulasi Mikrometer...31

Gambar 9. Vernier Caliper... ...32

Gambar 10. Dial Vernier Caliper...32

Gambar 11. Digital Vernier Caliper...32

Gambar 12. Bagian-bagian Jangka Sorong...33

Gambar 13. Skla Pembacaan Jangka Sorong...34

Gambar 14. Macam-macam Mikrometer...35

Gambar 15. Bagian-bagian Mikrometer... 35

Gambar 16. Skala Pembacaan Mikrometer...37

Gambar 17. Macam-macam Desai Penelitian Eksperimen...41

Gambar 18. Grafik Nilai Pretest Kelas Eksperimen...65

Gambar 19. Grafik Nilai Pretest Kelas Kontrol...66

Gambar 20. Grafik Nilai Posttest Kelas Eksperimen...67

(15)

DAFTAR LAMPI RAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitian...100

Lampiran 2. Surat Perijinan Penelitian Provinsi D.I Yogyakarta...101

Lampiran 3. Surat Perijinan Penelitian Kabupaten Bantul...102

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian...103

Lampiran 5. Surat Perjanjian Pinjam Media...104

Lampiran 6. Lembar Validasi I nstrumen Soal...105

Lampiran 7. I nstrumen Soal... ...106

Lampiran 8.Validitas I nstrumen... ...117

Lampiran 9. Reliabilitas I nstrumen... ...120

Lampiran 10. Perhitungan Distribusi data...123

Lampiran 11. Uji Normalitas... ...128

Lampiran 12. Uji Homogenitas...136

Lampiran 13. Uji t-Test Hipotesis...139

Lampiran 14. Tabel Nilai-nilai Distribusi F... ...151

Lampiran 15. Tabel Nabel Nilai-nila r Product Moment...152

Lampiran 16. Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat... 153

Lampiran 17. Tabel Nilai-nilai Distribusi t... 154

Lampiran 18. Foto Dokumentasi... ...155

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada saat ini memiliki peranan sangat penting dalam

kehidupan, karena pendidikan merupakan jalan untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumberdaya manusia. Sejalan perkembangan dunia

pendidikan yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk lebih

dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut pasal 1 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

(http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf. diakses pada tanggal 26 Maret 2015).

Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran

diselenggarakan secara efektif, artinya proses belajar mengajar (PBM) dapat

berjalan secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kriteria PBM yang efektif adalah PBM mampu mengembangkan konsep

generalisasi serta bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. PBM

mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda,

dan PBM melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran sehingga

(17)

2

PBM merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga

pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya

mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku

baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai

individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa

berinteraksi dengan lingkungan belajra yang diatur oleh guru melalui PBM

(Nana Sudjana & A. Rivai, 1990 : 1).

Banyak faktor yang mempengaruhi PBM baik internal maupun eksternal

dan faktor-faktor lainnya seperti guru, fasilitas sekolah, dan media

pembelajaran. Guru sebagai faktor utama dalam mencapai keberhasilan

pembelajaran harus mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator. Guru

sebagai fasilitator dalam PBM berupaya memberdayakan peserta didik agar

meraka dapat berkembang dengan baik. Sedangkan guru sebagai mediator

yaitu sebagai sarana penyampaian pembelajaran hendaknya memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang cukup, contohnya sperti menggunakan

media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat komunikasi untuk

lebih mengefektifkan PBM dan merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan mutu pendidikan yang sangat penting dalam PBM. Penggunaan

media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Materi pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga akan mudah dipahami oleh para siswa dan

memungkinkan para siswa dapat lebih menguasai tujuan pembelajaran lebih

(18)

3

akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu penggunaan

media pembelajaran dalam PBM akan meningkatkan prestasi belajar para

siswa.

PBM yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada mata

pelajaran pengukuran dasar masih menggunakan metode konvensional dan

belum menggunakan media pembelajaran, itu dikarenakan masih kurangnya

media pembelajaran untuk mata pelajaran pengukuran dasar. 2 dari 4 guru

pengampu mata pelajaran pengukuran dasar merasa kesulitan dalam proses

mengajar mata pelajaran pengukuran karena kurangnya media pembelajaran

pada mata pelajaran pengukuran dasar. PBM juga tidak berjalan secara

maksimal karena siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran pengukuran

dasar dan siswa pun kurang aktif dalam pembelajaran pengukuran dasar

karena hampir 80% siswa masih terlalu bergantung kepada guru sehingga

kemampuan meraka sulit untuk berkembang dan hampir 50% siswa belum

menguasai tata cara penggunaan alat ukur (jangka sorong & mikrometer).

PBM mata pelajaran pengukuran dasar di SMK Muhammadiyah 1 Bantul

dimungkinkan akan lebih baik bila menggunakan media pembelajaran. Guru

akan lebih mudah dalam menjelaskan materi pembelajaran, siswa lebih aktif

sehingga siswa akan lebih mudah menerima pelajaran. Antusiasme siswa

terhadap mata pelajaran pengukuran dasar juga akan meningkat sehingga

kemampuan siswa di bidang pengukuran akan meningkat dan dimungkinkan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran pengukuran dasar akan meingkat.

Karena mata pelajaran pengukuran dasar ini sangat penting bagi siswa teknik

(19)

4

pemesinan. Semua kegiatan yang berkenaan dengan teknik pemesian akan

selalu menggunakan alat ukur presisi, contohnya seperti jangka sorong &

mikrometer.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas terdapat banyak permasalahan yang dihadapi

SMK Muhammadiyah 1 bantul pada PBM di kelas mata pelajaran pengukuran

dasar. Adapun masalah yang terlihat pada latar belakang antara lain :

1. Antusiasme siswa yang masih kurang terhadap mata pelajaran

pengukuran dasar.

2. Kemampuan siswa di bidang pengukuran masih kurang karena hampir

50% siswa belum menguasai tata cara penggunaan alat uku (jangka

sorong & mikrometer)

3. 50% (2 dari 4) guru pengampu mata pelajaran pengukuran dasar merasa

kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran karena kurangnya media

pembelajaran dalam mata pelajaran pengukuran dasar.

4. Hampir 80% siswa terlalu bergantung kepada guru sehingga kemampuan

siswa agak sulit untuk berkembang.

5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran pengukuran dasar sehingga

kemampuan penalaran siswa masih kurang.

6. Perlunya media pembelajaran pada pembelajaran pengukuran dasar

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Dengan melihat pada indentifikasi masalah di atas, maka peneliti

(20)

5

akan diterapkan adalah media pembelajaran interaktif berbasis software

adobe flash pada pembelajaran pengukura dasar (jangka sorong &

mikrometer). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X teknik

pemesian (TP) SMK Muhammadiyah 1 Bantul, yaitu kelas X TP 1 dan X TP 2.

Diamana kelas X TP 1 sebagai grup eksperimen sedankan kelas X TP 2

sebagai grup kontrol.

D. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prestasi siswa kelas eksperimen (X TP1) dan kelas kontrol

(X TP2) sebelum diberi perlakuan pembelajaran?

2. Bagaimanakah prestasi siswa kelas kontrol (X TP 2) pada mata pelajaran

pengukuran dasar setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan

metode konvensional ?

3. Bagaimanakah prestasi siswa kelas eksperimen (X TP1) yang

menggunakan media pembelajaran interaktif (jangka sorong &

mikrometer) berbasis software adobe flash dengan siswa yang

menggunakan media konvensional sesudah diberi perlakuan ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tentang

penerapan media pembelajaran interaktif berbasis software adobe flash pada

mata pelajaran pengukuran dasar (jangka sorong & mikrometer) untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X teknik pemesianan di SMK

(21)

6

1. Mengetahui prestasi siswa kelas eksperimen (X TP1) dan kelas kontrol

(X TP2) sebelum diberi perlakuan pembelajaran.

2. Mengetahui prestasi siswa kelas kontrol (X TP 2) pada mata pelajaran

pengukuran dasar setelah diberi perlakuan pembelajaran secara

konvensional.

3. Mengetahui prestasi siswa kelas eksperimen (X TP 1) pada mata

pelajaran pengukuran dasar setelah diberi perlakuan pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran interaktif (jangka sorong &

mikrometer) berbasis software adobe flash .

F. Manfaat penelitian

Dari berbagai hal yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini

diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sarana penerapan

teori yang didapat di perguruan tinggi serta hasil dari penelitian ini

diahrapkan dapat memperkuat dan mengembangkan teori yang sudah ada,

serta dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti lain yang mempunyai obyek

penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penerapan media pembelajaran pengukuran (jangka sorong &

mikrometer) berbasis software adobe flash pada siswa dapat

(22)

7

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

pengukuran dasar.

b. Bagi Guru

1. Menambahkan masukan tentang alternatif media pembelajaran

sehingga dapat membantu peningkatan profesionalitas guru dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Memberi masukan untuk guru yang mengajar mata pelajaran

pengukuran dasar untuk mengembangkan media pembelajaran

pengukuran (jangka sorong & mikrometer) berbasis software adobe flash yang efektif sehingga bisa diterapkan kepada siswa.

c. Bagi Sekolah

1. Memberi masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam

mengembangkan dan menyempurnakan PBM dengan menggunakan

media-media yang tepat.

2. Memberi masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam penyajian

untuk beralih dari metode “konvensional”.

3. Memberi pertimbangan bagi sekolah dalam menyediakan fasilitas

pendidikan yang dalam hal ini media pembelajaran pengukuran

(jangka sorong & mikrometer) berbasis software adobe flash.

d. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau

referensi bagi mahasiswa di UNY tentang penelitian pengaruh media dan

(23)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang

pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan

siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah

kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja

serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya,

sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program

pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja

(PeraturanPemerintah Nomor 29 Tahun 1990).

SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang

dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang

ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada

permintaan dunia kerja. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja dalam

bidang tertentu. Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati

di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung

bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun

sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini

dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan saat memasuki

(24)

9

diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah

ditekuni.

Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah :

1. meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan

Yang Maha Esa

2. mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan

bertanggung jawab

3. mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan

kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya

bangsa Indonesia

4. mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian

terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan

melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam

dengan efektif dan efisien.

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga

kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program

keahlian yang dipilihnya

2. menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih

(25)

10

mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang

diminatinya

3. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri

maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi

4. membekali peserta didik dengan kompetensikompetensi yang sesuai

dengan program keahlian yang dipilih.

Rachmat Syahni (2006) menjelaskan pembelajaran di SMK sebesar

70% proses belajar mengajar di SMK diisi dengan praktik dan hanya 30%

teori karena lulusannya dituntut untuk memiliki keahlian. Dengan demikian

dengan dibantu dengan berbagai kurikulum yang sesuai maka sekolah

menengah kejuruan diharapkan untuk dapat mampu membentuk lulusan

yang benar-benar siap untuk dipekerjakan di industri dan mampu

menjadikan dirinya menjadi tenaga kerja teladan dibidang yang dia

kerjakan.

Pembelajaran di sekolah menengah kejuruan tak bisa lepas dari

praktik seperti yang disampaikan di atas karena harus benar-benar

mengarah pada bagaimana pembentukan peserta didik menjadi tenaga

kerja siap pakai di industri. Dalam pembelajaran praktik ataupun teori di

sekolah menengah kejuruan sendiri ada tiga faktor utama yang sangat

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya efektifitas pembelajaran yaitu

kurikulum, guru dan siswa. Namun secara kenyataannya proses belajar

(26)

11

kurikulum sendiri terkadang hanya dipandang sebagai objek formal dalam

pendidikan.

2. Proses Belajar mengajar (PBM)

Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh

dan terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan

guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini

terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa

dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.

(Muhibbin Syah, 2005 : 237).

Ad. Rooijakkers (1980 : 14), mengemukakan bahwa : “Proses belajar

terdiri dari beberapa tahap yang kesemuanya harus dimulai bila seseorang

ingin belajar dalam arti yang sesungguhnya”. Dengan kata lain, agar dapat

terjadi suatu pengertian seluruh proses belajar harus terjadi dalam semua

tahap yang ada. Tahap-tahap tersebut dinamakan sebagai tahap terjadinya

proses belajar. Proses belajar yang awalnya dari tidak tahu dan menjadi

tahu (mengerti) dengan beberapa komponen proses belajar yaitu, motivasi,

perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi,

generalisasi, melaksanakan latihan dan umpan baliknya.

Arif S. Sadiman (2014 : 1-2) menyatakan bahwa belajar adalah

proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu

pertandabahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan

(27)

12

baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan

(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Dalam proses belajar-mengajar ada empat komponen, yaitu :

a. Tujuan proses belajar mengajar

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang paling utama untuk

menentukan indikator keberhasilan pengajaran yang diharapkan.

Tujuan pembelajaran merupakan acuan dalam proses belajar mengajar

yang merupakan rumusan tingkah laku dan kompetensi atau

kemampuan yang harus dicapai oleh siswa.

b. Materi dan bahan ajar

Materi dan bahan ajar merupakan pokok ilmu yang harus disampaikan

kepada siswa dan diharapkan dapat dikuasai siswa dan diharapkan

dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Metode dan alat yang digunakan

Metode dan alat pembelajaran ditentukan setelah di tetapkannya

tujuan pembelajaran dan bahan ajar. Pemilihan metode dan alat

/media didasarkan pada kegiatan belajar mengajar yang akan

dilakukan. Penggunaan media yang tepat sangat berpengaruh pada

minat siswa dan pemahaman siswa karena media pembelajaran

berfungsi sebagai jembatan untuk menyampaiakan materi kepada

siswa.

d. Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauhmana

(28)

13

Penilaian juga sebagai alat ukur untuk mengukur tercapai atau

tidaknya tujuan pembelajaran.

Dari pernyataan para ahli di atas dapat saya simpulkan bahwa belajar

mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dan murid dengan

adanya interaksi sehingga hubungan antara guru dan murid menjadi lebih

akrab sehingga proses pembelajaran terasa menyenangkan dan materi

yang disampaikan guru akan lebih mudah diterima oleh murid. Dalam

Proses pembelajaran hendaknya dilakukan dengan bertahap sehingga

murid dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik dan benar.

3. Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan

lingkungan. Seseorang melakukan kegiatan belajar setelah memperoleh

hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya : dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Pada

hakekatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada

diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas, meliputi

segi jasmaniah dan seni rohaniah, yang kedua-duanya saling berkaitan dan

saling berpengaruh satu sama lain. (Oemar Hamalik, 1982 : 42-42).

Pengertian belajar menurut sudarmanto (1993 : 2) adalah Usaha

menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar

pranata pendidikan, guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Definisi

ini berkaitan dengan aktivitas belajar dalam arti luas, tidak melulu

menyangkut penambahan pengetahuan yang diistilahkan Bloom yaitu

(29)

14

dalam arti menambah pengetahuan di sekolah guna lulus dalam ujian

dengan prestasi yang baik. Belajar dalam hal ini dibatasi menjadi aktivitas

yang memanfaatkan energi yang ada guna menyerap gagasan-gagasan

dari buku maupun forum diskusi.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat

diamati dan diukur dalam bentuk perubahan sikap dan ketrampilan.

Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan,

dan sebagainya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Untuk mencapai hasil belajar siswa yang diharapkan, maka menutu

Drs. Slameto (2013 : 54-72) ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar antara lain : faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern),

dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari

luar diri antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri, ada pun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

(30)

15 1). Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 5 jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan

mempelajari dengan cepat.

2). Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh

kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat

siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat

menambah kegiatan belajar.

3). Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar

atau berlatih. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa bakat itu

mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa

(31)

16

senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam

belajarnya itu.

4). Motivasi

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,

akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan

yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai

daya penggerak/pendorong.

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan yang dapat

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dan mempunyai

motivasi untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan,

dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.

Motivasi di atas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan

cara memberikan latihan-latihan/kebiasaa-kebiasaan yang kadang

juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat

dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah,

dan faktor masyarakat.

1). Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,

karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga

(32)

17

akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua

hendaknya menyadari bahwa pandidikan dimulai dari keluarga.

Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan

pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan

kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik

dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.

Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, diaman orang tua

harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di

rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan

motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak

memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar.

2). Keadaan Sekolah

Faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siwa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode balajar dan tugas rumah.

3). Kingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat jug berpengaruh terhadap belajar

siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak

terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang

tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada

di lingkungan tersebut. Anak tertarik akan berbuat seperti yang

dilakukan orang-orang disekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu

(33)

18

semula terpusatpada pelajaran berpidah ke perbuatan-perbuatan

yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik.

Dan sebaliknya apabila seorang anak bertempat tinggal di suatu

lingkungan yang temanya rajin belajar maka kemungkinan besar hal

tersebut akan membawa pengaruh kepada anak tersebut, sehingga

ia akan ikut belajar seperti temanya tersebut.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang

terpenting dalam PBM. Penggunaan media pembelajaran sangat

diperlukan karena agar PBM berjalan dengan baik dan siswa tidak

merasa bosan dengan pelajaran yang diajarkan sehingga dapat

merangsang keaktifan, minat, dan kreatifitas siswa. Sesuatu dapat

dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut

dugunakan untuk menyampaikan materi dengan tujuan pendidikan.

Menurut Arif S. Sadiman (2014 : 7) Media pembelajaran adalah :

“Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

mandiri”.

Menurut John D. Latuheru (1988 : 14) mengatakan bahwa : “

Media pendidikan atau media pembelajaran adalah semua alat (bantu)

atau benda yang digunakan dalam menyampaikan pesan (informasi)

(34)

19

Definisi tersebut mengandung implikasi bahwa media pembelajaran

dapat menberi keuntungan kepada guru maupun kepada siswa dalam

PBM. Dari pihak guru, keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan

media pendidikan yaitu dapat membantu guru dalam menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa. Sedangkan dari pihak siswa, media

pembelajaran dapat meningkatkan minat, perhatian, fikiran, dan

perasaan mereka pada mata pelajaran yang diajarkan.

Media pembelajaran sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan

PBM menpunyai ciri-ciri umum sebagaimana diungkapkan oleh Oemar

Hamalik (1982 : 22-23), yaitu :

1) Media pembelajaran identik, artinya dengan pengertian keperagaan

yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat

diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui panca

indera.

2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa kita lihat

dan dengar.

3) Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan

(komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa.

4) Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar,

baik dalam kelas maupun luar kelas.

5) Berdasarkan 3 dan 4, maka pada dasarnya media pembelajaran

merupakan suatu “perantara” (media) dan digunakan dalam

(35)

20

6) Media pembelajaran mengandung aspek-aspek sebagai alat dan

sebagai teknik yang sangat erat perhatiannya dengan metode

mengajar.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah alat (bantu) atau sarana yang digunakan dalam menyampaikan

pesan/materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari seorang

guru kepada siswa. Sehingga PBM dapat berjalan dengan efektif dan

terasa menyenangkan dan siswa pun akan lebih mudah untuk menerima

pelajaran serta siswa tidak mengalami kebosanan dalam pemebelajaran.

b. Macam-macam Media pembelajaran

Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Beberapa

media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan

adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga

sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar,

model, overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan

media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta

program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun

sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun

demikian, sebagai seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal

beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar

mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media tersebut

(36)

21

Gambar 1. Bagan Macam-macam Media Pembelajaran

Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy Bretz (1971) yang dikutip Aris S. Sadiman, (2014: 27),

mengidentifikasi jenis jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu:

suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz

mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu: 1) media

audio, 2) media cetak, 3) media visual diam, 4) media visual gerak, 5)

media audio semi gerak, 6) media semi gerak, 7) media audio visual

diam, 8) media audio visual gerak.

c. Perkembangan media pembelajaran

Jika kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya

dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai

adalah alat bantu visual yaitu, gambar, objek, dan alat-alat lain yang

dapat memberikan pengalaman nyata, motivasi belajar serta Macam-Macam Media Media Visual Media Audio Media Audio-Visual Media yang diproyeksikan - Transparansi OHP - Film bingkai / slide

- Radio - Kaset-audio

(37)

22

mempertinggi daya serap dan minat belajar siswa. Namun sayang,

karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang

dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan

media dan evaluasinya. (Arif S. Sadiman, 2014 : 7).

Bermacam peralatan yang digunakan guru untuk menyampaikan

pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk

menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya

digunakan alat bantu semata. Dalam usaha memanfaatkan media

sebagai alat bantu ini Edgar dale yang dikutip oleh Arif S. Sadiman

(2014 : 8) mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari

yang paling kongkrit ke yang paling abstrak.

d. Fungsi media pembelajaran

Dalam rangka menunjang tercapainya pendidikan, media

penmbelajaran memiliki berbagai fungsi. Menurut Oemar Hamalik (1982

: 27) nilai atau manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,

oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan

pemikiran yang teratur dan continue, hal ini terutama terdapat pada

gambar gerak.

5) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu

(38)

23

6) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh

dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang

lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Menurut pendapat John M. Lannon yang dikutip oleh John D.

Latuheru (1988 : 22) mengkhususkan manfaat media pembelajaran

sebagai berikut :

1) Media pembelajaran berguna untuk menarik siswa terhadap materi

pengajaran yang disajikan.

2) Media pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian

anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.

3) Media pembelajaran mampu memberikan penyajian data yang kuat

dan terpercaya tentang suatu hal atau kejadian.

4) Media pembelajaran berguna untuk menguatkan suatu informasi.

5) Dengan menggunakan media pembelajaran memudahkan hal dan

pengolahan data.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan

media pembelajaran dalam PBM dapat bermanfaat untuk menarik minat

dan perhatian siswa terhadap materi pemebelajaran sehingga siswa

mudah memahaminya karena lebih konkrit, memberikan pengalaman

yang nyata, dan memudahkan dalam penyajian, mengumpulkan dan

mengolah data yang kuat dan terpercaya tentang sesuatu hal sehingga

dapat menguatkan suatu informasi.

Fungsi media pembelajaran adalah untuk mengatasi

(39)

24

siswa. Di samping fungsi umum di atas, masing-masing media

pembelajaran memiliki ciri-ciri khasnya sendiri, tidak ada satu media

yang unggul dari media yang lain, semua dapat digunakan secara

bergantian dengan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi

pembelajaran.

e. Kegunaan media pembelajaran dalam PBM

Menurut Arif S. Sadiman (2014 : 17-18), secara umum media

pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti

misalnya :

a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita,

gambar, film bingkai, film atau model.

b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, atau

gambar.

c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan timelapse atau high speed photography.

d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa

ditampilkan lagi lewat rekaman film dan video.

e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

(40)

25

3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan

bervariasi dapat memgatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini

media pendidikan bergunauntuk :

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah ladi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda. Sedangkan kurikulum

dalam materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka

guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu

harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru

dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media

pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam :

a) Memberikan perangsangan yang sama.

b) Mempersamakan pengalaman.

c) Menimbulkan presepsi yang sama.

f. Pemilihan media pembelajaran

Media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka

dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan

kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa

penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian

tujuan pembelajaran. Guru juga harus mengerti karakteristik media

(41)

26

tepat dan benar. Sehingga pembelajaran akan berjalan sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Nana Sudjana & A. Rivai (1990 : 4-5) mengemukakan dalam

memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan

kriteria sebagai berikut :

1) Ketepatanya dengan tujuan pembelajaran

Artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan

instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional

yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih

memungkinkan digunakannya media pembelajaran.

2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran

Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep

dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih

mudah dipahami siswa.

3) Kemudahan memperoleh media

Artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,

setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

4) Ketrampilan guru dalam menggunakannya

Apapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah

guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan

manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari

penggunaan oleh guru pada saat interaksi belajar siswa dengan

(42)

27

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut

dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa memilih media untuk pendidikan

dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa,

sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh

para siswa.

Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2011 : 75-76) mengemukakan

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu :

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, media dipilih berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum

mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan

dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan/dipertunjukan oleh

siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan

kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan

akibat, melakukan tugas yang melibatkan, pemahaman

konsep-konsep atau hubungan-hubungan, dan mengerjakan tugas-tugas

yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.

2) Tempat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, ata generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan

grafik memerlukan symbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena

itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk

memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara

(43)

28

dan kemampuan mental siswa. Televisi misalnya, tempat untuk

mempertunjukan proses dan transformasi yang memerlukan

manipulasi ruang dan waktu.

3) Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak ada waktu, dana, atau

sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.

Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk

memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik.

Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media

yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.

Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan

kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta

mudah dipindah dan dibawa kemana-mana.

4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria

utama. Apapun media itu, guru harus mampumenggunakannya

dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media ditentukan

oleh guru yang menggunakannya. Over Head Proyektor (OHP),

proyektor slide dan film, komputer, danperalatan canggih lainnya

tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat

menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya

mempertinggi mutu dan hasil belajar.

5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar

belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil

atau perorangan. Ada media yang lebih tapat untuk kelompok

(44)

29

6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf

harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada

slide harus dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin

disampaikan tidak boleh terganggu oelh elemen lain yang berupa

latar belakang.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan

media guru harus mampu memilih media berdasarkan materi yang akan

diajarkannya dan media tersebut juga harus sudah memenuhi kriteria

yang ada seperti, sesuai dengan tujuan pemebelajaranya, isi materinya

sesuai dengan bahan ajar dan kemenarikan desain media pembelajaran.

Selain itu guru juga harus mampu menggunakan media tersebut

sehingga dalam proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif. Karena

pada dasarnya guru dan media sangat berpengaruh pada pembelajaran

karena media pembelajaran tanpa guru merupakan hal yang mustahil

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Jadi peranan guru masih

tetap diperlukan sekalipun media telah merangkum semua bahan

pengajaran yang diperlukan oleh siswa.

g. Pemanfaatan media

Manfaat dari media pembelajaran masih sangat luas tidak hanya

digunakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Akan tetapi

media pembelajaran dapat digunakan dalam konteks yang lain, seperti

digunakan oleh perorangan atau pun secara berkelompok. Sebagaimana

menurut Arif S. Sadiman (2014 : 189-195) menyatakan bahwa terdapat

(45)

30

1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas

Dalam tatanan atau setting ini media pembelajaran

dugunakan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan

pemanfaatannya dipadukan dengan PBM dalam situasi kelas. Dalam

merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan

yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung

terciptanya tujuan serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk

mencapai tujuan itu.

2) Pemanfaatan media di luar situasi kelas

Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat

dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu :

a) Pemanfaatan media secara bebas

Yaitu media digunakan tanpa kontrol dan diawasi.

Pembuat program media mendistribusikan program media itu

kepada pemakai media baik dengan cara diperjual belikan

maupun mendistribusikan secara bebas dengan harapan media

itu digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan

tertentu.

b) Pemanfaatan media secara terkontrol

Yaitu media digunakan dalam suatu rangkaian kagiatan

yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu.

Bila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik

(46)

31

menggunakan meia secara teratur, berkesinambungan dan

mengikuti pola belajar mengajar tertentu.

c) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau masa

Media dapat digunakan secara perorangan, artinya media

itu digunakan oleh seseorang sendirian saja. Banyak media

yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan.

Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk

pemakaian yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya

dengan mandiri.

5. Tinjauan Media Flash

Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah satu

perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun

animasi gambar tersebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini

mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang

telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa

pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada Flash 5.

Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0

diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program

animasi vektor bernama Future Splash. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama „Macromedia‟ adalah Macromedia

(47)

32

Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash

berubah menjadi Adobe Flash.

Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional yang

digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk

keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang

handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun

dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif dan yang

lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat

animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol

animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver

dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya. Dalam Flash, terdapat

teknik-teknik membuat animasi, fasilitas action script, filter, custom easing dan

dapat memasukkan video lengkap dengan fasilitas playback FLV.

Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan

sedikit code pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur

animasi yang ada didalamnya atau digunakan untuk berkomunikasi dengan

program lain seperti HTML, PHP, dan Database dengan pendekatan XML,

dapat dikolaborasikan dengan web, karena mempunyai keunggulan antara

lain kecil dalam ukuran file outputnya movie-movie Flash memiliki ukuran

file yang kecil dan dapat ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat

(48)

33

Aplikasi Flash merupakan sebuah standar aplikasi industri

perancangan animasi web dengan peningkatan pengaturan dan perluasan

kemampuan integrasi yang lebih baik. Banyak fiture-fiture baru dalam Flash

yang dapat meningkatkan kreativitas dalam pembuatan isi media yang

kaya dengan memanfaatkan kemampuan aplikasi tersebut secara

maksimal. Fiture-fiture baru ini membantu kita lebih memusatkan perhatian

pada desain yang dibuat secara cepat, bukannya memusatkan pada cara

kerja dan penggunaan aplikasi tersebut. Flash juga dapat digunakan untuk

mengembangkan secara cepat aplikasi-aplikasi web yang kaya dengan

pembuatan script tingkat lanjut. Di dalam aplikasinya juga tersedia sebuah

alat untuk men-debug script. Dengan menggunakan Code hint untuk

mempermudah dan mempercepat pembuatan dan pengembangan isi

Action Script secara otomatis.

(https://gusvira.wordpress.com/207-2/. Diakses pada tanggal 11 januari

2016).

Dibawah ini cuplikan seagian dari media pembelajaran yang akan peneliti

gunakan untuk penelitian, yaitu :

(49)

34

Gambar 3. Tampilan Tujuan pembelajaran

Gambar 4. Tampilan Menu Media

(50)

35

Gambar 6. Tampilan Menu Materi Mikrometer

Gambar 7. Tampilan Simulasi Jangka Sorong

(51)

36 6. Pembelajaran Pengukuran Dasar

Kompetensi kejuruan pengukuran dasar merupakan salah satu

kompetensi yang diajarkan atau diberikan pada pembelajaran kompetensi

dasar untuk siswa SMK, seperi SMK Muhammadiya 1 Bantul. Pelajaran

pengukuran dasar tersebut diberikan kepada kelas X karena pengukuran

merupakan dasar dari proses selanjutnya di jurusan pemesinan. Jadi

diharapkan sebelum memasuki praktikum siswa harus sudah mampu

menggunakan alat ukur presisi.

Pengukuran adalah penetuan besaran, dimensi, atau kapasitas biasanya

terhadap suatu standar atau satuan ukur. Untuk pembelajaran pengukuran

dasar yang dipelajari di sekolah yaitu alat ukur jangka sorong dan

mikrometer. Untuk lebih lanjutnya tentang pembelajaran pengukuran akan

saya ulas di bawah ini :

a Jangka Sorong (vernier caliper)

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang

yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan

ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorng ada bermacam macam, yaitu :

Gambar 9. Vernier caliper

(52)

37

Gambar 11. Digital vernier caliper

Dari ketiga jenis jangka sorong (vernier caliper) tersebut cara

menggunakannya sama hanya langkah pembacaannya berbeda. Untuk

penelitian yang akan saya lakukan dengan menggunakan jangka

sorong ( vernier caliper) yang biasa yaitu gambar 8.

Gambar 12. Bagian-bagian jangka sorong (vernier caliper)

Fungsi dari bagian-bagian pada gambar di atas :

1) Rahang tetap : Untuk menahan benda ukur pada saat pengukuran.

2) Rahang geser : rahang yang dapat bergeser untuk menjepit benda

kerja pada saat pengukuran.

3) Rahang atas : Untuk mengukur diameter dalam suatu benda.

4) Batang kedalaman : Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu

benda.

5) Batang pengukur : merupakan badan utama jangka sorong dan

(53)

38

6) Mur pengencang : untuk mengunci benda pada saat

pengukuran.

Dari fungsi bagian di atas maka jangka sorong (vernier caliper)

dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan

kedalaman suatu benda. Dari penggunaannya jangka sorong (vernier

caliper) dibagi menjadi beberapa tingkat ketelitian yaitu :

1) Vernier Caliper dengan ketelitian 0,1 mm

2) Vernier Caliper dengan tingkat ketelitian 0,05 mm

3) Vernier Calper dengan tingkat ketelitian 0,02 mm

4) Vernier Caliper dengan tingkat ketelitian 1/128 inci

5) Vernier Caliper dengan tingkat ketelitian 0,001 inci

Dari beberapa tingkat ketelitian jangka sorong (vernier caliper) di

atas yang paling sering digunakan di sekolah adalah jangka sorong

dengan tingkat ketelitian 0,02 mm. Untuk itu cara membaca skala

pada jangka sorong (vernier caliper) dengan tikat ketelitian 0,02 mm

adalah sebagai berikut :

Gambar 13. Skala pembacaan Jangka sorong

Skala Utama = 3 mm dan Skala nonius = 38 x 0,02 mm = 0,76 mm.

Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 3 + 0,76 = 3,

(54)

39 b Mikrometer

Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang

yang cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan

0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur

diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.

Mikrometer skrup berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi 3 yaitu,

mikrometer diameter luar, mikrometer diameter dalam , dan

mikrometer kedalaman.

Gambar 14. Macam-macam mikrometer

Dalam pembelajaran pengukuran dengan alat ukur presisi

mikrometer skrup, alat yang paling sering digunakan adalah

mikrometer diameter luar, untuk itu jenis mikrometer yang akan

dibahas adalah mikrometer diameter luar. Untuk selanjutnya mari kita

pelajari bagian-bagian mikrometer skrup.

(55)

40

Dari bagian bagian mikrometer skrup di atas memiliki berbagai

fungsi yaitu :

1) Bingkai (Frame) : Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan

logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan

kuat.Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan

pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai

dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan

ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama

sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap

10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.

2) Landasan (Anvil) : berfungsi sebagai penahan ketika benda

diletakan diantara anvil danspindle.

3) Spindle (gelendong) : Spindle ini merupakan silinder yang dapat

digerakan menuju landasan.

4) Pengunci (lock) : Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle

agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

5) Sleeve Berfung si sebagai Tempat skala utama.

6) Thimble Berfungsi sebagai Tempat skala nonius berada

7) Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar

sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.

Cara kerja menggunakan mikrometer skrup adalah sebagai berikut :

1) Memutar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam

sehinggga ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati

(56)

41

2) Meletakkan benda diantara kedua rahang, yaitu rahang tetap dan

rahang geser.

3) Memutar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda

yang akan diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.

4) Memutar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga

skala nonius pada pemutar besar sudah tidak bergeser lagi.

5) Membaca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius.

Langkah pembacaan pengukuran menggunakan mikrometer skrup

adalah :

Gambar 16. Skala pembacaan mikrometer

Dari gambar di atas, garis skala atas menunjukan angka 7 mm

dan garis skala bagian bawahnya menunjukan 0,5 mm maka skala

utama pada mikrometer sekrup tersebut menunjukan angka 7,5 mm.

Bacalah skala noniusya itu garis yang tepat segaris dengan garis

pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada skala nonius

menunjukan 0,01 mm. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan

(57)

42

menunjukan 0,22 mm. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama

dengan hasil pengukuran dari skala nonius. Sehingga dari gambar

diatas diperoleh hasil pengukuran 7,5 mm + 0,22 mm = 7,72 mm.

Ketidakpastian dari pengukuran dengan mikrometerskrup adalah

setengahnya dari skala terkecil mikrometer skrup tersebut.yaitu 0,5 x

0,01 = 0,005 sehingga hasil pengukuran dapat dituliskan sebagai

berikut : 7,72 mm ± 0,005 mm

B. Penelitian yan relevan

Penelitian tentang penerapan media pembelajaran iteraktif berbasis

software adobe flash pada pembelajaran pengukuran dasar untuk

meningkatkan prestasi siswa kelas X teknik pemesian di SMK Muhammadiyah

1 Bantul ini mempunyai acuan atau pun referensi dari penelitian yang telah

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, judul penelitian tersebut adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno yang merupakan karya ilmiah

skripsi pada tahun 2012 tentang Pengembangan Media Pembelajaran Alat

Ukur Mekanik Presisi Berbasis Komputer Interaktif di Jurusan Teknik

Pemesinan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

2. Penelitian yang dilakukan oleh F. Endi Bawono Utomo merupakan karya

ilmiah skripsi pada tahun 2012 tentang Penerapam media pembelajaran

interaktif teori dasar mesin bubut konvensional berbasis software

macromedia flash profesional 8 di SMK Negeri 2 Pengasih

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit A. Putro merupakan karya ilmiah

skripsi tahun 2012 tentang Pengaruh penggunaan media simulator CNC 2

(58)

43 C. Kerangka Pikir

Gambar

Gambar 1. Bagan Macam-macam Media Pembelajaran
Gambar 2. Tampilan Cover Media
Gambar 15. Bagian-bagian mikrometer
Gambar 17. Macam-macam Desain penelitian eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis penelitian ini diketahui bahwa hipotesis pertama diterima karena t hitung &gt; t tabel (7,377 &gt; 2,042), sehingga dapat disimpulkan ada

Dari pengolahan data hasil penelitian menggunakan SPSS-16 For Windows untuk uji hipotesis aktivitas belajar siswa diperoleh harga sig.&lt; α (0,000&lt;0,05) dan t hitung &gt;

Dari perbedaan rata-rata nilai pretest dan posttest tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas

Berdasarkan hasil statistik terhadap rata-rata selisih nilai pretest-posttest menggunakan uji t- pihak kanan, didapatkan thitung = 2,118 &gt; ttabel = 1,672 yang berarti

Hasil tersebut menunjukkan bahwa a t hitung &gt; t tabel yaitu 2,42 &gt; 2,045 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata postest kelas eksperimen dan kelas kontrol,

Mahasiswa diberikan prestest dan posttest, dimana pretest untuk melihat uji normalitas dan homogenitas soal, sedangkan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil

Hasil memperlihatkan taraf signifikansi 0,000 2,131, maka nilai t hitung dengan t tabel, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara hasil belajar pretest dengan posttest

Pencapaian Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen Dapat dilihat dari Gambar di atas bahwa dari pretest ke posttest didapatkan peningkatan, untuk aspek pelafalan ketika pretest siswa