• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN ILMU PENYAKIT IKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN ILMU PENYAKIT IKAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa Yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop .Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.

Bakteri merupakan salah satu kelompok monera. Kindom monera semuanay merupakan organisme prokariot, yaitu tidak mempunyai membran inti. Bakteri ialah organisme yang memiliki rata-rata ukuran diameter 2 µm, luas permukaan tubuh 12 µm2, serta volume 4 µm3. Bakteri memiliki tiga bentuk dasar, yaitu bulat (coccus), lonjong (basillus), dan spiral (spirillium). Proses pembelahan sel bakteri yang tidak diiringi dengan pembelahan sempurna menghasilkan bentuk-bentuk khas koloni bakteri (Black 1999: 73-75). Bakteri Bersifat ubiquitos, yaitu mampu hidup hampir di semua tempat, sehingga bakteri bisa berada di berbagai lingkungan, bahkan berada di dalam tubuh

(2)

lingkungannya. Setiap perubahan lingkungan yang ekstrim seperti suhu dan ph bisa menyebabkan ikan ini stress, keadaan ini berpengaruh pada turunnya status kesehatannya. Ikan ini hidup dalam sistem akuatik yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berinteraksi satu sama lain. Komponen abiotik terdiri dari faktor fisik dan kimia, sedangkan komponen biotik patogen berperan dalam menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan pada ikan. Timbulnya penyakit infeksi pada ikan disebabkan terjadinya ketidakseimbangan hubungan inang, patogen dan lingkungannya.

Penyakit non infeksi disebabkan oleh kondisi kesehatan ikan yang menurun atau lingkungan yang kurang mendukung, sehingga ikan mengalami stress. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan ikan untuk mempertahankan diri dari serangan penyakit dan akhirnya ikan menjadi sakit (Kordi, 2004).

Penyakit ikan akibat serangan bakteri patogen (Bacterial disease) merupakan salah satu permasalahan serius bagi para petani ikan, karena sangat berpotensi menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi petani atau pembudidaya ikan. Serangan penyakit bakterial dapat mengakibatkan kematian ikan hingga 50-100 %, bahkan dapat menurunkan mutu daging dari ikan yang terinfeksi berupa borok atau luka, sehingga tidak disukai konsumen (Supriyadi & Taufik, 1981).

(3)

1.2.Tujuan dan Manfaat Praktikum

Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah untuk dapat mengenal bentuk-bentuk bakteri, setelah melakukan pewarnaan Gram.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri merupakan organisme uniseluler, tergolong protista prokariot yang dicirikan dengan tidak adanya membran yang memisahkan inti dengan sitoplasma. Secara umum bakteri berbentuk bulat, batang dan spiral dengan sifat Gram positif dan Gram negatif.

(4)

bekerja normal (Vaughn, 1993). Patogen adalah organisme yang mampu menyebabkan penyakit (Irianto, 2005).

Bakteri patogen ikan tergolong mesofilik (bakteri yang tumbuh dengan baik pada suhu 10-30 0C). Umumnya bersifat Gram negatif dan berbentuk batang. Namun beberapa patogen berbentuk batang atau bulat dan beberapa diantaranya berbentuk batang tahan asam dengan sifat Gram positif (Alifuddin, 2001). Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat terlihat pada bagian luar (eksternal) berupa erosi pada kulit. Kolumnaris adalah suatu contoh penyakit infeksi atau peradangan oleh bakteri eksternal, yang dapat disebabkan penanganan yang kasar dan kurang baik (Lesmana, 2003). Selain itu dapat pula ditandai dengan borok dan haemoragik sepanjang dinding badan, di sekitar mata dan mulut.

Selain itu juga dapat menyebabkan mata menonjol dan perut membesar yang berisi cairan (Lesmana, 2003). Menurut Richard dan Robert dalam Afrianto dan Liviawati (1992) bakteri yang mampu menyebabkan penyakit pada ikan (patogen) hampir selalu terdapat pada bagian tubuh baik eksternal maupun internal. Semua ikan rentan terhadap infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan berjangkitnya penyakit dan tingkat kematian yang tinggi, baik itu pada spesies liar maupun budidaya (Frerichs dan Millar, 1993). Beberapa bakteri yang biasa menyerang ikan adalah Staphylococcus sp., Bacillus sp. dan Aeromonas sp. (Austin dan Austin, 1993).

(5)

mengambil nutrisi makanan dan bertahan hidup dalam tubuh inang, 4) berkembang biak dan 5) bertahan dari sistem pertahanan tubuh inang (Hendriansyah, 2007). Salyers (2008) menambahkan bahwa komposisi suatu bakteri pun dapat berpengaruh terhadap status kesehatan.

Kualitas air pun berpengaruh terhadap keberadaan bakteri dan status kesehatan ikan. Suhu optimum untuk ikan adalah 26-29 0C (Machmud dan Hartono, 2005). Suhu turut menentukan popolasi bakteri dalam air, Suhu ≥ 30oC baik sekali bagi kehidupan bakteri patogen (Dwidjoseputro, 2005). Lesmana (2003) pun menambahkan bahwa fluktuasi suhu yang tinggi dapat menyebabkan ikan stress dan terkena penyakit.

PH optimum untuk ikan adalah 6,5-7,5 (Machmud dan Hartono, 2005). Adanya penyakit ikan berhubungan dengan naik turunnya nilai pH, karena pH air berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri pada ikan. Biasanya bakteri akan tumbuh baik pada pH 6,5-7,5 (Pelczar et al., 1993). Nirmala (2004) menambahkan bahwa pH pun dapat meningkatkan kerentanan ikan terhadap timbulnya penyakit infeksius.

(6)

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Penyakit Ikan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 01 November 2016, Pukul 15:00 WIB bertempat di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

(7)

dalam praktikum kali ini adalah Larutan Aquades, Alkohol Absolute, Kristal Violet, Lugol dan Karbol Fuhsin.

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan adalah metode pengamatan secara langsung terhadap objek-objek yang dipraktikumkan di dalam laboratorium.

3.4. Prosedur Praktikum

 Ambil satu kolom biakkan bakteri dengan jarum oase, letakkan diatas kaca objek, teteskan sedikit akuades lalu buat preparat ulas kemudian kering anginkan, selanjutnya dilewatkan diatas api lampu bunsen untuk tujuan fiksasi.

 Genangi dengan Zat warna Kristal Violet 1-2 menit.

 Buang kelebihan warna engcara memberi larutan lugol selama 1 menit.

 Cuci dengan alkoholGenangi dengan Gram D (Karbol Fuhsin), lalu kering anginkan. Setelah itu cuci de absolute beberapa detik(5-10 detik),bilas dengan air kran mengalir.

 Cuci dengan air kran mengalir kemudian keringkan.

 Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 × 100(teteskan minyak emersi ke preparat).

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil pengamatan dibawah mikroskop berupa bakteri yang berbentuk coccus/ kokus tunggal dan berpasangan / diplokokus yang bersifat Gram Negatif seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1. Bakteri Gram Negatif berbentuk Coccus

4.2. Pembahasan

Identifikasi penyakit bakteri ini berpangkal pada Postulat Koch, yaitu :

 Bakteri harus ada bersamaan dengan penyakitnya

 Bakteri dapat diisolasi dalam medium buatan

 Bakteri dapat diinfeksikan dan menimbulkan gejala yang sama

(9)

Isolasi adalah pemisahan mikroba tertentu dari populasi campuran. Ada lima cara untuk melakukan isolasi yaitu isolasi dengan agar cawan, media cair, isolasi dengan biakan dua anggota, isolasi sel tunggal dan penggunaan media khusus. Isolasi pada agar cawan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode gores dan metode tuang. Isolasi ini dilakukan pada mikroba yang dapat membentuk koloni yang mudah terpisah pada media padat seperti kebanyakan bakteri, khamir, kebanyakan jamur dan alga uniseluler (Rehm dan Reed, 1981).

Biakkan murni harus menghasilkan koloni-koloni yang tampak serupa satu dengan yang lain, dan bila diamati secara mikroskopis biakan tersebut harus menampakkan sel-sel yang cukup serupa satu sama lain dalam hal penampilannya, terutama diameter sel dan reaksi Gram (Hadioetomo, 1988).

(10)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil pengamatan berupa 1 jenis bakteri dari biakkan bakteri yang bersifat Gram Negatif, dan berbentuk coccus tunggal dan berpasangan (diplokokus)

5.2. Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. Dan Liviawati, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Yogyakarta : Kanisius

Alifuddin, M. 2001. Cara Pemeriksaan Penyakit Bakterial dalam Pelatihan Dasar Pemeriksaan Ikan Pertama Karantina Ikan. Bogor : Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor

Austin, B. Austin DA (Editor). 1993. Bacterial Fish Pathogens : Disesase in Farmed and Wildfish. Ellis Horwood Limited Edinburgh : Departement of Biological Sciences, Heriot-Watt University, UK. 384 pp

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan Ermansyah L. 2008b. Obat-obatan yang Digunakan untuk Ikan dan Cara

Penggunaannya. Jakarta: Inti Kapuas Arowana

Frerichs, GN. Millar SD. 1993. Manual for the Isolation and Identification of Fish Bacterial Pathogens. Scotland : Pisces Press – University of Stirling, 60

pp.

Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia. Hendriansyah, E. 2007. Kelimpahan dan Identifikasi Bakteri yang Terseleksi pada

Cherax Red Claw, Cherax quadricarinatus Stadia Telur, Larva, dan Juvenil [Skripsi]. Bogor : Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor

Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kordi, K.M.G.H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta : Rineka Cipta . 66 hal.

Lesmana, D. 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya

Lukistyowati, I dkk. 2013. Penuntun Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan. Pekanbaru

Machmud, Hartono R. 2005. Arwana Super Red dan Golden Red. Jakarta: Penebar Swadaya.

(12)

Pelczar MJ, Chan ECS, Krieg NR. 1993. Microbiology Concepts and Applications. USA: McGraw-Hill.

Pratiwi, D.A dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Rehm HJ, Reed G. 1981. Biotechnology: Microbials Fundamentals. Volume 1. Weinheim, Jerman: Verlag Chamie.

Salyers, A. 2008. International Microbial Biotechnology Conference Microbes for A Beautiful and Prosperous World.

Supriyadi, H dan P. Taufik. 1981. Identifikasi dan cara penanggulangan penyakit bakterial pada ikan lele (Clarias batrachus). Bull. Perik. I (3):447-454.

Ermansyah L. 2008b. Obat-obatan yang Digunakan untuk Ikan dan Cara Penggunaannya. Jakarta: Inti Kapuas Arowana

Pelczar MJ, Chan ECS, Krieg NR. 1993. Microbiology Concepts and Applications. USA: McGraw-Hill

Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(13)
(14)

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Karbol Fuhsin Larutan Lugol

Mikroskop Binokuler Akuades

(15)

Cawan Petri

Kristal Violet

Pipet Tetes

Kamera Digital (Dokumentasi)

Alkohol Absolut Alat Tulis

(16)

(17)

Gambar

Gambar 1. Bakteri Gram Negatif berbentuk Coccus

Referensi

Dokumen terkait

&.. Diagram &ase dengan lebih dari dua dimensi dapat dibuat yang menunjukkan e&ek lebih dari dua 7ariabel pada &ase suatu .at$ Diagram &asa dapat

Ekstrak etanol kunyit putih memiliki efek analgetik terhadap nyeri pada tikus yang diinduksi dengan metode Tail Immersion dengan dosis efektif adalah 80

Berdasarkan observasi peneliti saat melihat pemain sepakbola Klub Belibis FC Kota Pekanbaru latihan dan melakukan uji peneliti menemukan rendahnya akurasi tendangan ke

• Tekanan miscibilitas adalah besarnya tekanan dimana fluida yang diinjeksikan dapat tercampur dengan minyak reservoir yang diinjeksi, pada.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kondisi operasi pembuatan sol-gel yaitu konsentrasi silika dalam sol terhadap diameter pori lapisan sol gel silika

Mode transmisi dan daya transmit yang telah dipilih akan digunakan oleh transmitter untuk membangkitkan sinyal.. Selebihnya, DATA dan ACK ditransmisikan menggunakan spreading

1) Kemampuan komunikasi adalah kemampuan mahasiswa Prodi Farmasi angkatan 2012 dan 2013 dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan pasien simulasi sesama mahasiswa

Faktor yang memengaruhi ketabahan pada subjek pertama di antaranya adalah (1) keinginan sekolah di si sekolah Islam; (2) pernah berpikir tentang tempat kerjanya suatu saat di