BAB II
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek
Dalam perancangan proyek ini mendapat isu yaitu relokasi masyarakat
sinabung dimana masyarakat yang direlokasi ke kawasan Siosar harus dapat
mengembalikan system perekonomian mereka secara mandiri. Maka perancangan
ini ditugaskan untuk membentuk sarana dan prasana pendukung pemukiman
untuk menuju Siosar yang mandiri tanpa bantuan dari pemerintah maupun
masyarakat lain. Maka menarik kesimpulan dari itu semua penulis mengangkat
judul proyek yaitu “ Terminal Pasar Mandiri Siosar “. Secara terminologi, judul
ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Terminal.
Pengertian Terminal ialah Perhentian bus, kereta, dsb.) ; penghabisan ;
stasiun ; titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem
; merupakan komponen fungsional utama dari sistem, sering juga
merupakan prasarana yang perlu biaya besar dan titik dimana kongesti
(kemacetan) mungkin terjadi.4
2. Pasar.
Pengertian Pasar ialah Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli
yang diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari
derma. ; Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk
beberapa hari lamanya.5
3. Mandiri.
Pengertian Mandiri ialah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pd
orang lain.6
4.. Siosar.
Hutan produksi Siosar meliputi Kecamatan Merek dan Kecamatan
Tigapanah, Kabupaten Karo, yang ditetapkan menjadi areal pemukiman
relokasi total tiga desa, Sukameriah, Simacem dan Bakerah Kecamatan
Namanteran yang masuk kawasan zona merah Gunung Sinabung.
Jadi, berdasarkan terminologi pengertian di atas, maka “TERMINAL
PASAR MANDIRI SIOSAR “ dapat diartikan sebagai suatu termpat atau
bangunan yang berfungsi untuk mewadahi dan melayani kebutuhan transportasi
penumpang dan barang yang sudah dipadukan dengan fungsi pasar yakni
mewadahi aktivitas jual beli dimana dioperasikan sendiri oleh masyarakat Siosar
tanpa bergantung pada pemerintah maupun orang lain.
2.2 Tinjauan Umum Terminal
Tinjauan umum membahas tentang terminal yang berisi unsur-unsur di
dalamnya, termasuk terminal penumpang dan pasar secar umum.
5 Kamus Besar Bahasa Indonesia 6
2.2.1 Terminal
Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki
posisi penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan
pengembangannya harus ditata dalam satu kesatuan yang sistematis.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang
serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang
merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi. senada dengan UU No 14
Tahun 1992, dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan
jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi.
Berdasarkan Juknis (1995) Terminal Transportasi merupakan:
1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai
pelayanan umum.
2. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu
lintas.
3. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang dan barang.
4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupa
2.2.2 Fungsi Terminal
Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan,
terkendali dan terarah (coach terminal) berkaitan dengan : perencanaan,
infrastruktur, system management dan informasi, lingkungan dan kerjasama serta
pengaturan bebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengelolaan terminal yang terarah dapat dilihat pada gambar
2.1 Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas transit,
kewenangan, sistem pengendalian serta berbagai kepentingan yang mempengaruhi
pengelolaan terminal secara terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutan
perkembangan di masa depan.
Menurut Budi (2005: 182-183) dalam buku pembangunan kota tinjauan
regional dan lokasi terminal, fungsi terminal adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda transportasi.
2. Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
3. Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan.
Gambar 2 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah (Coach Terminal)
Berdasarkan, Juknis (1995). Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat
ditinjau dari 3 unsur:
1. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu,
kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau
kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir
kendaraan pribadi.
2. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan
manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta
menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai
pengendali kendaraan umum.
3. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah pengaturan operasi
bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai
fasilitas pangkalan.
2.2.3 Jenis Terminal
Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan
titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi
konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan
dalam system transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal
tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen
terminal. Kegiatan pengelolaa, regulasi (peraturan) dan norma norma yang
disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah (coach
1. Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk
keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intra/atau
moda transportasi serta mengatur kedatangan pemberangkatan kendaraan
angkutan penumpang umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan
atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :
a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara,
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan
pedesaan.
c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan.
Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya
angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya terminal tidak bermakna apapun
hanya sebatas sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media
transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar
tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi dalam terminal meliputi : angkot,
bis, ojek, bajaj, taksi dan metromini.
Penumpang adalah masyarakat yang menaiki atau menggunakan jasa
angkutan (bus). Jadi ruang transit penumpang adalah bangunan peneduh terbuka
menunggu bus, menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang
berada dalam terminal.
2. Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/atau moda
transportasi angkutan barang;
3. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan
peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya
diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas yang lebih besar
lagi. Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa
tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta,
TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan.
2.2.3.1.Persyaratan Lokasi Terminal Penumpang
Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memperhatikan
rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum
jaringan transportasi jalan.
Lokasi terminal penumpang tipe A, tipe B dan tipe C, ditetapkan dengan
memperhatikan:
1. Rencana umum tata ruang;
2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;
3. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda;
4. Kondisi topografi lokasi terminal;
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi persyaratan:
1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau angkutan
lalu lintas batas negara;
2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA;
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km
di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya;
4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau
Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya;
5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal
dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau
lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi persyaratan:
1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi;
2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan
sekurang-kurangnya kelas IIIB;
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal
penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km
di Pulau lainnya;
4. Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan
Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya;
5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal
dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi persyaratan:
1. Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam
jaringan trayek pedesaan;
2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas
IIIA;
3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan;
4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
2.2.3.2 Kriteria Pembangunan Terminal Penumpang
Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan:
1. Rancang bangun terminal;
2. Analisis dampak lalu lintas;
3. Analisis mengenai dampak lingkungan.
Pembuatan rancang bangun harus memperhatikan:
1. Fasilitas penumpang yang disyaratkan.
2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi
peruntukkan lainnya, misalnya pertokoan, perkantoran, sekolah dan
sebagainya.
3. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam
terminal.
4. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar propinsi,
Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan
terminal.
2.2.3.3Kriteria Perencanaan Terminal
Kriteria perencanaa terminal terdiri dari :
1. Sirkulasi lalu lintas
Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak dengan
mudah. Jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus
terpisah dengan keluar masuk kendaraan.
Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang
tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah arah perjalanan
b. Frekuensi perjalanan
c. Waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang Sistem sirkulasi ini
juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota
dengan jalur bus angkutan antar kota.
2. Fasilitas utama
Fasilitas utama terminal terdiri dari:
a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum
b. Jalur kedatangan kendaraan umum
c. Tempat tunggu kendaraan umum
d. Tempat istirahat sementara kendaraan umum
f. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar, menara pengawas, loket
penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat
petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan, pelataran parkir kendaraan
pengantar dan taksi.
g. Kamar kecil/toilet
h. Musholla
i. Kios/kantin
j. Ruang pengobatan
k. Ruang informasi dan pengaduan telepon umum
l. Tempat penitipan barang
m. Taman.
n. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput, sirkulasi barang dan
pengelola terminal.
o. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi perjalanan, kebiasaan
penumpang dan fasilitas penunjang.
3. Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian
terminal antara lain:
a. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran
sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang.
b. Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak
c. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan
yan nyaman dan akrab.
4. Luas pelataran parkir
Luas pelataran parkir terminal tersebut di atas ditentukan berdasarkan
kebutuhan pada jam puncak berdasarkan:
a. Frekuensi keluar masuk kendaraan
b. Kecepatan waktu naik/turun penumpang
c. Kecepatan waktu bongkar/muat barang
d. Banyaknya jurusan yang perlu di tampung dalam sistem jalur sistem parkir
kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa sehingga rasa
aman, mudah dicapai, lancar dan tertib.
Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform, teluk dan parkir
adalah:
a. Membujur, dengan platform yang membujur bus memasuki teluk pada
ujung yang satu dan berangkat pada ujung yang lain. Ada tiga jenis yang
dapat digunakan dalam pengaturan membujur yaitu satu jalur, dua jalur,
dan shallow saw tooth.
b. Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus diparkir dengan muka menghadap
ke platform, maju memasuki teluk dan berbalik keluar. Ada beberapa jenis
teluk tegak lurus ini yaitu tegak lurus terhadap platform dan membentuk
2.2.3.4Alternatif Standar Terminal
Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyataka
dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan waktu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terminal tipe A 50 -100 kendaraan/jam
2. Terminal tipe B 25 – 50 kendaraan /jam
3. Terminal tipe C 25 kendaraan/jam
2.2.3.5Persyaratan Teknis, Luas, Akses Dan Pejabat Penentu Lokasi
Pembangunan Terminal
1. Luas Terminal Penumpang
Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda, tergantung
wilayah dan tipenya, dengan ketentuan ukuran minimal:
a. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 Ha, dan di
pulau lainnya seluas 3 Ha.
b. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha,
dan dipulau lainnya seluas 2 Ha.
c. Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan.
2. Akses Terminal Penumpang
Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal, berjarak minimal:
a. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50 m,
b. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di pulau lainnya
30 m,
3. Penentuan Lokasi Terminal Penumpang
Penentuan lokasi dan letak terminal penumpang dilaksanakan oleh:
a. Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I, untuk Terminal penumpang Tipe A,
b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat persetujuan Direktur
Jenderal, untuk terminal penumpang tipe B,
c. Bupati Kepala Daerah/Walikotamadya daerah Tingkat II setelah mendapat
persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I terminal penumpang
tipe C.
2.2.3.6Daerah Kewenangan/Pengelolaan Terminal
Daerah kewenangan/pengelolaan terminal terdiri dari:
1. Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan
untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal,
2. Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah lingkungan
kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk menjamin
kelancaran arus lalu lintas di sekitar terminal.
2.2.3.7Penyelenggaraan Terminal Penumpang
Penyelenggaraan terminal penumpang meliputi kegiatan pengelolaan,
pemeliharaan, dan penertiban terminal. Kewenangan pengelolaan terminal berada
pada Pemerintah Daerah Tingkat II dengan Dinas LLAJ sebagai
penyelenggaraannya, sedang Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai
2.2.3.8Pengelolaan Terminal
Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan pengoperasian
terminal.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan terminal meliputi:
a. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan,
b. Penataan fasilitas penumpang,
c. Penataan fasilitas penunjang terminal,
d. Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal,
e. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan,
f. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkn kartu pengawasan,
g. Pengaturan jadwal petugas di terminal,
h. Evaluasi sistem pengoperasian terminal.
2. Pelaksanaan Pengoperasian Terminal
Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi:
a. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam
terminal,
b. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut
jadwal yang telah ditetapkan,
c. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang,
d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan
e. Pengaturan arus lalu lintas did aerah pengawasan terminal.
3. Pengawasan Pengoperasian Terminal
Kegiatan pengawasan pengoperasian, terminal penumpang meliputi:
a. Pemantauan pelaksanaan tarif,
b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan,
c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak memenuhi kelaikan
jalan,
d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diijinkan,
e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa
angkutan,
f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi,
g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Pemantauan pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang sesuai
dengan peruntukkannya,
i. Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan
berangkat.
4. Pemeliharaan Terminal
Terminal penumpang harus senantiasa dipelihara sebaik-baiknya untuk
menjamin agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi serta berfungsi
sebagaimana mestinya. Pemeliharaan terminal meliputi:
b. Menjaga kebersihan pelataran terminal, perawatan tanda-tanda dan
perkerasan pelataran,
c. Merawat saluran-saluran air yang ada,
d. Merawat instalasi listrik dan lampu-lampu penerangan,
e. Menjaga dan merawat alat komunikasi,
f. Menyediakan dan merawat sistem hidrant atau alat pemadam
kebakaran lainnya yang siap pakai.
Untuk keperluan pemeliharaan terminal sebagaimana dimaksud diatas,
harus dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal.
2.2.3.9Tipologi Terminal
Secara tabelaris tipologi terminal dapat disarikan menjadi Tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2 1 Tipologi Terminal
Ketentuan TIPE A TIPE B TIPE C
pasal 3 -.Kantor terminal,
Penetap Lokasi
Direktorat Jenderal Gubernur Bupati
2.2.3.10Klasifikasi Trayek Angkutan
Trayek Angkutan adalah lintasan kendaraan umum atau rute untuk
pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu
kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang baik diperkotaan, antar kota dalam
propinsi ataupun antar kota antar propinsi.
2.2.3.11Jenis Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek
Ijin trayek angkutan umum jalan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku dikelompokkan atas Angkutan trayek tetap dan teratur dan angkutan tidak
dalam trayek yang dikenal sebagai izin operasi:
1. Angkutan Trayek Tetap dan Teratur
Angkutan Trayek Tetap dan Teratur melayani lintasan/rute yang tetap dari
terminal yang telah ditetapkan ke terminal tujuan yang telah ditetapkan
dan dilayani dengan frekuensi tertentu/dilengkapi dengan jadwal
a. Angkutan Lintas Batas Negara
Angkutan Lintas Batas Negara adalah angkutan dari satu kota ke kota lain
yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil bus umum
yang terikat dalam trayek.
b. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi
Angkutan Antar Kota Antar Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke
kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota yang melalui lebih
dari satu daerah Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang
terikat dalam trayek.
c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke
kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu daerah
propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
d. Angkutan Kota
Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu
daerah kota atau wilayah ibukota Kabupaten atau dalam Daerah Khusus
Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil
penumpang umum yang terikat dalam trayek.
e. Angkutan Perdesaan
Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat/desa ke tempat lain
dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang
bus umum atau mobil penumpang umum/Angkot yang terikat dalam
trayek.
2. Angkutan Tidak Dalam Trayek
a. Angkutan Taksi
Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang
umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang
melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas.
b. Angkutan Sewa
Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang
umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa
pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak terbatas, diluar dikenal
sebagai car rentals/rent a car seperti Avis, Budget. Angkutan seperti ini
sering mempunyai perwakilan di Bandara.
c. Angkutan Pariwisata
Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan mobil bus
umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk keperluan
pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan angkutan dalam trayek,
seperti untuk keperluan keluarga dan sosial lainnya.
d. Angkutan Lingkungan
Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada
Angkot/Angkutan Kota, yang biasanya menggunakan mobil penumpang
(kapasitas penumpang kurang dari 9 orang).
2.2.3.12 Dimensi Angkutan Bus
Berdasarkan PP no. 4 Tahun 1993 Kendaraan angkutan penumpang di
bedakan menjadi 2 kriteria utama yaitu:
A. Mobil Penumpang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, yang disebut dengan mobil
penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk
pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Yang
termasuk dalam kriteria kendaraan ini antara lain sebagai berikut :
1. Mobil Penumpang
Mobil penumpang dapat dilihat dari gambar 2.2
2. Kendaraan Penumpang Bonet
Mobil penumpang bonet dapat dilihat dari gambar 2.3
Gambar 2 3 Kendaraan Jenis Penumpang Bonet sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm
B. Mobil Bus
Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan
maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Secara garis besar Jenis Mobil
bus terbagi menjadi :
1. Mini Bus
Umumnya populasi kendaraan jenis ini dioperasionalkan oleh pengusaha
angkutan Antar Jemput (Travel). Sesuai dengan kegunaan dan kebutuhannya,
kenyamanan penumpang lebih terjamin. Populasi kendaraan ini terbanyak
menggunakan kendaraan Mitsubishi L-300, akhir-akhir ini produsen dari Korea
turut meramaikan pasar tipe ini yaitu: KIA dan Hyundai. Kapasitas kendaraan
jenis ini adalah 9 sampai dengan 10 tempat duduk (termasuk pengemudi). Contoh
Gambar 2 4 Kendaraan Jenis Minibus sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm
2. Micro Bus
Jenis kendaraan ini diciptakan untuk memenuhi permintaan pasar yang
membutuhkan sebuah angkutan yang dapat diisi lebih banyak penumpang.
Umumnya kendaraan jenis ini berbasis chassis kendaraan Light Truck yang
dimodifikasi menjadi kendaraan Microbus. Dalam kategori ini terdapat dua jens
model kendaraan yaitu : Model Microbus dan Bus Kecil. Untuk jenis yang
tersebut terakhir, terbanyak Populasinya adalah di daerah Jawa Tengah.
Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 10 sampai dengan 17 tempat duduk
(termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar
2.5.
Gambar 2 6 Kendaraan Jenis Small Bus sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm
3. Bus Sedang
Bus sedang merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai
kapasitas 15 sampai dengan 30 tampat duduk (termasuk pengemudi). Bus Sedang
ini dibangun dari chassis kendaraan Medium Truck atau Chassis Bus. Contoh
kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis ini dapat
digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut :
1. Bus Kota
2. Bus Karyawan
3. Bus Pariwisata
4. Bus Antar Kota
4. Bus Besar
Bus Besar merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai
kapasitas 28 sampai dengan 60 tempat duduk (termasuk pengemudi). Bus Besar
dibangun dari Chassis Bus yang telah diproduksi oleh ATPM di Indonesia.
Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis
digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut :
1. Bus Kota
2. Bus Karyawan
3. Bus Pariwisata
4. Bus Antar Kota
Gambar 2 8 Kendaraan Jenis Bus Besar sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm
Deskripsi Persyaratan Dan Kriteria Ruang
Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang terminal bus terdiri dari:
1. Pola parkir bus
Dalam rancangan terminal bis di Imbanagara ini menggunakan pola parker
tegak lurus dan kemiringan 45° karena disesuaikan dengan kebutuhan parkir. Pola
Gambar 2 9 Pola parkir bus Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015)
2. Pola platforms, area kedatangan & keberangkatan bus
Standar pola-pola platform untuk area kedatangan dan keberangkatan bus
dapat dilihat pada gambar 2.10 dan 2.11.
Gambar 2 11 Pola platforms posisi miring Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015)
Contoh pola platform area kedatangan dan area keberangkatan bus dapat
dilihat pada gambar 2.12
3. Standar parkir dan perputaran untuk bus
Standar parkir dan perputaran untuk bus dapat dilihat pada gambar 2.13,
2.14 dan 2.15.
Gambar 2 14 Perputaran Bus 180o dan 90o Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015)
2.3 Tinjauan Umum Pasar
Tinjauan umum membahas tentang pasar yang berisi unsur-unsur di
dalamnya, termasuk terminal penumpang dan pasar secar umum.
2.3.1 Pasar Tradisional
1. Klasifikasi Pasar
Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada
sudut pandangnya. Berikut akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan
sudut pandang yang berbeda :
Pengertian pasar menurut sifatnya :
a. Pasar nyata/ konkret
Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli
barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll.
b. Pasar abstrak
Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung
tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll.
Pengertian pasar menurut fisik bangunannya :
a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai
fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi / WC dan
aliran listrik.
b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi
permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir,
c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan
memiliki fasilitas yang belum memadai.
d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan
darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak.
e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat
berjualan tanpa bangunan.
Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana
pembangunan ditentukan menjadi pasar kelas IV. Pengertian pasar menurut
daerah pelayanan dan administrasi pemerintahan :
a. Pasar lingkungan
Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas
satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar
tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan
sehari-hari
b. Pasar wilayah
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan
permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari
pasar lingkungan
b. Pasar kota
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana
barang-barang yang diperjualbelikan lengkap
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan
sekitarnya.
e. Pasar perumahan
Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani
kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.
Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya :
a. Pasar siang hari
Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB
b. Pasar malam hari
Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB.
c. Pasar siang malam
Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari
d. Pasar malam
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari
e. Pasar pagi
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari
f. Pasar mingguan
Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.
Pengertian pasar secara operasional :
a. Pasar perusahaan daerah
b. Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas
d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang
merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat
e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan
koperasi
f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi
g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta
Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya :
a. Pasar tradisional
Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa
kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana
salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan
pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.
b. Pasar khusus
- Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang
tertentu saja.
- Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar
souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang
dipasarkan adalah penunjang dari produk utama.
- Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan
sedapat mungkin merata.
- Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan
- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah
munculnya kriminalitas pada lokasi.
c. Pasar Grosir
Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar.
d. Pasar Eceran
Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil. Pasar
modern Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas
yang terencana sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan
pelayanan perbelanjaan yang maksimal.
e. Pasar wisata Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan
tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh
faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu:
- Potensi wisata pada kawasan wisata
- Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut
- Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata
- Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata
2. Unsur-Unsur Pokok Perpasaran
A. Konsumen
Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik
suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual
kembali. Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain :
a. Daya beli atau tingkat pendapatan
c. Waktu yang tersedia
d. Tingkah laku adat dan kebiasaan
B. Lembaga Perdagangan dan Wadah Lembaga yang melaksanakan
penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari pihak
pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Keuntungan yang relatif baik
b. Harga dan biaya penjualan
c. Cara pelayanan
d. Suplai barang yang diperdagangkan
C. Barang Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk
pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan
hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan
LPEM F.E. UI 1971 :
a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang
kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll
b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang
dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan.
Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.
c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir
sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan
barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat
d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh
pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya :
mebel, onderdil mobil , dll
D. Materi Perdagangan di Pasar
Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat,
urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :
A. Jenis materi perdagangan :
a. bahan kebutuhan rohani / pemuas diri
b. bahan sandang / tekstil
C. Tingkat urgensi materi perdagangan
a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good)
b. barang kebutuhan berkala (convinience good)
D. Cara pangangkutan
a. barang bukan pecah
b. barang pecah belah
E. Cara penyajian
a. cara penyajian sedang
E. Unsur-Unsur Penunjang Pasar
Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di
pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta :
a. Pemerintah
Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan
dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran
dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi
pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang
biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres.
Struktur Organisasi
Melihat banyaknya pasar yang ada di kota Medan, maka pemerintah
menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar
hubungan antara produsen dengan konsumen dan antara penjual dengan pembeli.
Sebelum PD Pasar terbentuk penanganan pasar-pasar di Kotamadya Medan
ditangani oleh Dinas Pasar KotamadyaTingkat II Medan. Pada tanggal 7 Juni
1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992 yang di sahkan oleh Gubernur
Sumatera Utara dengan SK No. 188.342-09/1995 tanggal 15 Februari 1993
dibentuklah Perusahaan Daerah Pasar.
Adapun tujuan didirikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah :
a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat
b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
c. Melanjutkan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan
pasar tersebut menjadi bersih, rapi dan tertib sehingga menyenangkan bagi
konsumen yang belanja.
d. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam
penyediaan dan peningkatan sarana pasar.
b. Pengelola
Untuk setiap pasar dikelola oleh seorang kepala pasar beserta para staf
dibawahnya yang ditunjuk oleh Perusahaan Daerah Pasar, berikut
merupakan bagan struktur organisasi yang diadopsi oleh manajemen pasar
Gambar 2 17 Skema Struktur Organisasi Pasar Sumber: Pemko Medan
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk :
a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau
b. Perusahaan daerah yang memberi otoritas untuk mengelola pelayanan
umum di bidang perpasaran
Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain :
1. Memelihara kebersihan
2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar
3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan
sehari-hari
c. Bank
Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan
pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres
dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang
b. Swasta
Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para
pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip
pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang
akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar
merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai
unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.
c . Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang demi kepentingan bersama.Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. memiliki fungsi yang sangat menunjang kegiatan yang ada
di pasar, terminal, maupun gudang. Dalam bidang pengelolaan serta
2.4 Tinjauan Khusus
2.4.1 Lokasi
Adapun lokasi dari proyek ”Terminal Pasar Siosar” ini terletak di daerah
Siosar itu sendiri, tepatnya pada kawasan hutan Siosar, Kecamatan Merek,
Kabupaten Karo. Berikut merupakan tinjauan lokasi terhadap Kabupaten Karo.
Berdasarkan Data Statistik Kab. Karo, dapat dilihat bahwa Desa Bekerah
dan Desa Simacem merupakan desa swakarya sedangkan Desa Sukameriah adalah
desa swasembada.
Luas Site +- 26 Ha, Jarak terhadap Sinabung : 23,7 km, Tinggi tempat dari
permukaan laut : 2600mdpl, Suhu rata-rata harian : 18,8oC-19,8 oC, Kelembapan
udara rata-rata :84,66 %, Curah Hujan : 1.000 – 4.000 mm/tahun dengan Batas –
Batas Wilayah :
1. Utara : Kec. Tigapanah
2. Selatan : Kec. Merek
3. Timur : Hutan Pinus
Gambar 2 19 Lokasi Site Sumber: Analisa Peneliti
2.4.2 Sejarah Singkat Kawasan Siosar
Tanggal 27 Agustus 2010 menjadi hari yang menegangkan bagi warga di
sekitar gunung Sinabung akibat aktivitas vulkanis gunung Sinabung yang mulai
sekitar gunung Sinabung harus pindah ke pengungsian untuk menghindari asap
dan abu vulkanis dari aktivitas vulkanik. Dari kejadian ini maka Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) turun tangan untuk membantu warga sekitar.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prof. Dr. Syamsul
Maarif M.Si. dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya
Bakar, M.Sc., bersama Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay
memberikan bantuan berupa 103 unit rumah dari 370 unit yang direncanakan
untuk tahap pertama kepada pengungsi dari desa Bekerah. Relokasi ini berada di
kawasan hutan produksi di Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi
Sumatera Utara, sekitar 17 km dari kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo.
Penggunaan lahan dan akses jalan pada kawasan hutan produksi tetap Siosar, dan
hutan lindung sekitar 458,8 hektare.
2.4.3 Kondisi Eksisting
Dalam sebuah proses perancangan maka hal peertama yang harus
diketahui dan dipahami adalah kondisi eksisting. Pada kegiatan ini maka
perancang melakukan survey lapangan langsung guna memahami kondisi
lapangan dan mengetahui potensi apa saja yang bisa memajukan kawasan ini
sebagai dasar dalam perancangan Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung
Sinabung. Tinjauan kondisi eksisting dibagi menjadi 3 bagian, yakni:
. 1. Kondisi Aksesibilitas
Hasil survey kondisi aksesibilitas yang dilakukan perancang ke Hutan
Siosar, hanya terdapat satu jalur masuk yaitu jalur masuk dari dengan jarak
merupakan lahan berkontur yang masih dalam tahap pengerjaan dan memasuki
tahap finishing dikarenakan kondisi jalan masih berupa tanah keras yang dilapisi
agregat kasar sebagai bahan dasar dari jalan aspal.
Gambar 2 20 Kondisi Fisik permukaan jalan menuju hutan siosar Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
2. Kondisi Lingkungan
Melalui pengamatan perancang, lokasi site yang ada merupakan lahan
kosong yang terkesan cukup tenang dan cocok bagi korban bencana gunung
Sinabung. Jauh dari kehidupan perkotaan yang padat aktivitas masyarakat
menjadikan udara pada lokasi site terasa masih sangat segar serta banyaknya
pohon-pohon pinus disekitar lokasi site menjadi salah satu bagian hijau pada
lokasi ini. Diluar faktor kondisi lokasi yang sangat layak bagi kehidupan korban
bencana Sinabung, faktor pendukung lainnya juga sangat dibutuhkan seperti
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan lahan perkebunan yang dapat dijadikan
sebagai mata pencaharian korban Sinabung.
Gambar 2 23 Kondisi Lingkungan Perkampungan Siosar dalam tahap konstruksi
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Gambar 2 24 Hunian yang sedang dalam tahap konstruksi Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Pada proses survey yang lalu, kondsisi lingkungan di hutan Siosar tidak
dapat ditemukan dikarenakan lokasi hutan Siosar sampai saat ini masih dalam
tahap pengerjaan. Kondisi yang terlihat oleh perancang hanya kondisi fisik hunian
namun data yang didapat dari wawancara bahwa akan ada taman dan beberapa
fasilitas umum yang disediakan di tengah perkampungan.
Gambar 2 25 Area tengah yang akan dijadikan daerah taman dan fasilitas umum
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Hutan pinus yang terdapat di sekitar site dan beberapa yang sudah
ditebang untuk pelebaran jalan merupakan lahan milik pemerintah. Beberapa
hasil tebangan dimanfaatkan sebagai material proses konstruksi seperti papan
jembatan sementara, bekisting, dan beberapa sisanya dikembalikan ke pemerintah.
Dalam hal ini perancang mengambil kesimpulan bahwa hutan pinus bukanlah
sebuah potensi yang harus digunakan pada perancangan ini karena kepemilikan
Gambar 2 26 Hutan Pinus disekitar kawasan permukiman Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Gambar 2 27 Papan Pinus yang digunakan untuk membantu proses konstruksi
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
3. Kondisi Fisik Hunian
Menurut hasil pengamatan, kondisi fisik rumah yang dibangun di
Perkampungan Siosar sudah cukup baik terlihat dari segi tampilan maupun
struktur dai rumah itu sendiri. Tipologi rumah di Perkampungan ini sama seperti
rumah yang dibuat mengikuti pola grid, dan sebagainya. Struktur dan konstruksi
rumah juga sama seperti rumah-rumah pada umumnya yang menggunakan
material babtu bata, pondasi batu kali, dan lainnya yang mengacu pada konstruksi
yang aman.
Beberapa alasan yang menjadi dasar pemikiran mengenai hunian di
perkampungan ini adalah persoalan kenyamanan dan apakah masyarakat dapat
betah untuk tinggal di permukiman ini dengan lingkungan yang berbeda dari
hunian sebelumnya. Faktor lain adalah perbedaan dari jenis material hunian dan
karakteristik permukiman.
Dari alasan-alasan diatas maka dibutuhkan adanya kajian terhadap tipologi
hunian awal masyarakat , penggunaan material dan karakteristik dari permukiman
sebelumnya.
Gambar 2 29 Hunian bagi masyarakat korban bencana Gunung Sinabung Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Gambar 2 30 Proses Konstruksi Perkampungan Siosar
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
3. Tinjauan 3 Desa
Untuk peninjauan tiga desa (Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa
Sukameriah) tidak dilakukan secara langsung disebabkan oleh ketiga desa ini
maka peninjauan 3 desa hanya ditinjau melalui media elektronik, media cetak,
buku dan berita koran.
Peninjauan tiga desa ini dilakukan untuk menyesuaikan perancangan
dalam kawasan perkumiman Siosar yang akan dirancang dengan aspek-aspek
yang ada pada tiga desa tersebut sehingga warga akan merasa nyaman dan lebih
mudah beradaptasi pada lingkungan hidup yang baru.
1. Jenis Desa
Untuk memahami kondisi dan kehidupan masyarakat pada hunian
sebelumnya maka mengetahui dan memahami jenis dari ketiga desa menjadi hal
yang sangat penting. Pemahaman ini dapat membantu perancang untuk
memahami kehidupan masyarakat dari segi ekonomi, kepengurusan desa, dan
sistem kepercayaan.
2. Konteks Masyarakat
Gambar 2 31 Skema masyarakat bagian 1
Konteks masyarakat ditinjau melalui suku, agama, dan psikologi
masyarakat didapat dari Pemerintahan Karo. Mengingat kawasan ini merupakan
salah satu kawasan di Kabupaten Karo, maka suku terbesar dari masyarakat
Agama terbesar yang dianut masyarakat adalah agama Kristen dengan persentase
65% dan sisanay adalah agama Islam dengan persentase 35%.
Masyarakat digolongkan dalam 3 kelompok usia yakni dewasa, remaja dan
anak-anak. Penilaian psikologi anak-anak akibat bencana vulkanik menyebabkan
melemahnya motivasi belajar dan mereka membutuhkan figuritas serta kegiatan
keagamaan yang bermanfaat sehingga anak-anak bisa kembali bersemangat dalam
menjalakan aktivitasnya. Berbeda dengan anak-anak, kendala yang dihadapai oleh
remaja adalah proses pencarian jati diri yang rusak dan kurangnya kegiatan yang
bermanfaat. Untuk orang dewasa, penurunan psikologis yang harus dihadapi
adalah trauma akan kehilangan keluarga, situasi tempat yang dirasa kurang
nyaman dan ketidakjelasan dari aktivitas sehari-hari. Penurunan psikologis yang
sudah pasti dihadapi oleh semua kalangan adalah trauma, sedih dan depresi.
Konteks masyarakat lainnya terlihat pada budaya masyarakat dalam hal
mata pencaharian dan kehidupan sosial. Beberapa mata pencaharian masyarakat
sebelumnya adalah bercocok tanam, beternak, berdagang, menganyam. Sebagian
besar masyarakat bermata pencaharian yang berasal dari ladang maupun berkebun
kopi, cokelat dan jagung. Untuk masyarakat yang berternak umumnya mereka
berternak sapi, ayam, kambing dan babi. Dari beberapa mata pencaharian yang
sebagian sudah hilang akibat bencana vulkanik, maka masyarakat membutuhkan
mata pencaharian baru untuk kehidupannya.
Selain mata pencaharian, masyarakat sebagai mahluk sosial membutuhkan
kehidupan dalam bersosial. Mereka membutuhlan ruang untuk berkumpul atau
bersosialisasi, swadaya (bergotong royong), dan ruang besar untuk mengadakan
pesta rakyat.
3. Kegiatan Ruang Luar Masyarakat
Selain membutuhkan ruang dalam untuk tempat beristirahat dan melakukan
kegiatan yang bersifat lebih privat, masyarakat juga membutuhkan ruang luar
sebagai tempat aktivitas dan interaksi sosial. Ruang luar yang dibutuhkan
masyarakat memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda. Masyarakat
membutuhkan ruang untuk ibadah, sosialisasi, tempat mata pencaharian yang
dapat dijadikan untuk berkebun, berternak, dan anyam,tempat untuk hiburan
seperti taman bermain dan sarana olahraga,tempat melakukan ritual tradisi,dan
tempat yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk bidang pangan,
Gambar 2 33 Skema kegiatan ruang luar masyarakat di tiga desa
5. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
a. Balai Masyarakat
Balai masyarakat umumnya digunakan sebagai tempat untuk pertemuan
masyarakat, bersosialisasi dan sering digunakan masyarakat untuk acara adat.
Gambar 2 34 Balai Masyarakat Sumber : https://karonewsupdate.wordpress.com
b. Tempat Ibadah
Tempat ibadah merupaka tempat untuk memenuhi kebutuhan rohani setiap
orang. Keberadaan tempat ibadah di kawasan ini tidak berdekatan satu dengan
lainnya.
Gambar 2 35 Tempat ibadah Sumber : https://karonewsupdate.wordpress.com
c. Fasilitas Penididikan
Fasilitas pendidikan di kawasan ini hanya terdapat sekolah SD dan SMP
namun hanya ada di beberapa desa tidak disemua desa. Untuk sekolah tingkat
akan masuk di tingkat SMA akan bersekolah di Kota Medan. Beberapa
diantaranya ada yang hanya bersekolah sampai tingkat SMP dan tidak
melanjutkan ke tingkat SMA.
Gambar 2 36 Salah satu SD Sumber : http://statik.tempo.co
d. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di kawasan ini hanya terdapat Pustu
(Puskesmas Pembantu) yang terdapat di salah satu desa.
2.4.4 Deskripsi Pengguna Pasar Siosar
Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka diperoleh
penggunayang akan menempati kawasan Siosar, antara lain :
Tabel 2 3 Pengguna Pasar
2.4.5 Peraturan Site
1. Land Use (RDTRK)
Rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat – syarat lain
tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar
penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.
2. GSB = Garis Sempadan Bangunan
Mengatur jarak batas kapling, bias batas depan, samping atau belakang.
Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau
(1/2 x lebar jalan) + 1. GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site
adalah seperti yang di utarakan dalam penjelasan diatas, yaitu:
GSB = (1/2 x 12) + 1 = 7 m
2.5 Studi Banding Proyek Fungsi Sejenis
2.5.1 Terminal Terpadu Amplas
Terminal Amplas, Jl. Panglima Denai, Kel. Amplas, Kec. Medan Amplas, Kodya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Terminal amplas diresmikan pada 18 september
tahun 1991.
Kondisi Eksisting Terminal Amplas
Lokasi terminal amplas berada di jalan panglima denai kecamatan medan amplas yang
berada di selatan kota medan yang berfungsi sebagai terminal kelas A yang melayani
penumpang MPU, AKDP dan AKAP(khususnya bagian selatan kota medan). Terminal
amplas memiliki kapasitas penumpang dan kapasitas bus yang tidak memadai, dan
fasilitas fasilitas publik maupun fasilitas bus sangat minim .Batas-batas terminal amplas
dapat dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17 berupa:
1. Utara : Rumah Penduduk, Kantor Dishub
2. Selatan : Rumah Toko
3. Timur : Pabrik Roti, Rumah Toko, Rumah Penduduk, Kantor Dishub
4. Barat : Perkebunan Sawit
Foto- foto eksisting terminal amplas dapat dilihat pada gambar 2.18
2.5.2 Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Pasar beringharjo
merupakan salah satu
pasar tradisional yang
terdapat di Yogyakarta.
Dalam pasar ini,
diketahui jenis-jenis
pembagian yang jelas
dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung
untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai,
sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan
yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga
merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh
studi banding, karena ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari
stereotip ”72aud an kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat
Gambar 2 40 Pasar Beringharjo, Yogyakarta sumber: http:/google.com/
Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen
pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang
luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang
berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.
Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD
ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem
sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk
kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga
pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari,
dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung
yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar,
mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai
kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan
suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini,
sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan
2.5.3 Pasar Pringgan, Medan
Pasar Pringgan terletak pada Jalan Iskandar Muda, disamping Jalan Sei Mencirim
dan Jalan Pasar Pringgan. Tapak terletak pada Kecamatan Medan Baru. Dengan KDB di
kawasan tersebut mencapai 80 % - 90 %. Dengan luasan site sekitar 1,2 Ha -1,3 Ha.
Berikut akan disampaikan kondisi eksisting dari tapak di sekitar site.
Secara umum pengguna pasar dapat di kelompokkan menjadi beberapa
bagian dan demikian juga kegiatan yang terjadi di pasar ini dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian besar. Antara lain :
- Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar (dalam kota),
maupun dari luar kota bisa pengunjung pasar maupun pengunjung pusat
perbelanjaan
- Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar.
- Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di
pusat perbelanjaan.
- Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan
pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar maupun pusat
perbelanjaan
Kegiatannya antara lain :
- Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek bangunan ini.
Merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam
benutk kios, los, retail, maupun pameran.
- Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli
2.5.3.1 Deskripsi kegiatan Pasar Pringgan
Dikarenakan oleh lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar
termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 04.00 s/d 18.00 WIB. Sedangkan
untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima yang beroperasi hingga
malam hari, seperti pedagang vcd/cd serta pedagang makanan.
- Pada pukul 04.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar pringgan.
Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging.
- Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana pasar
mulai ramai.
- Pukul 06.30-18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang
dilaksanakan
- Pukul 18.00 WIB pasar ditutup
- Untuk para pedagang keliling yang ada di sekitar kawasan ini mulai beroperasi
dari pukul 18.00-02.00 WIB
2.5.3.2 Deskripsi kegiatan pusat perbelanjaan
Pada pusat perbelanjaan yang sekarang ada, sama dengan pasar pringgan,
yaitu terletak pada satu blok site yang sama. Sehingga mempunyai keidentikan
yang sama. Adapun kronologis kegiatan yang biasanya terjadi pada pusat
perbelanjaannya antara lain :
- Pada pukul 09.00-21.00 WIB kegiatan di pusat perbelanjaan Ramayana
berlangsung. (pada waktu ini juga terjadi kegiatan bongkar muat barang yang
biasanya terjadi pada bagian basement gedung)
- Pada pukul 21.00 WIB pusat perbelanjaan Ramayana ditutup
2.5.3.3 Deskripsi pengguna Pasar Pringgan
Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh
deskripsi pengguna/ struktur organisasi pengelola, pengunjung, dll dari pasar
13 Kelontong 58 5 63
Pedagang yang ada di luar area pasar ( jalan )
Tabel 2 4 Jumlah dan Jenis Kios Pasar Pringgan
2.5.3.4 Deskripsi pengguna pusat perbelanjaan
Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maak dapat diperoleh
deskripsi pengguna (struktur pengelola, pengunjung, dll) dari pusat perbelanjaan
antara lain: Pada bangunan pusat perbelanjaan, pada saat sekarang, seluruhnya
disewa oleh pihak ”Ramayana”. Sehingga di dalam bangunan, keseluruhan usahan
merupakan milik dari Ramayana Departmen store. Dengan penjelasan usaha di
tiap lantainya sebagai berikut :
NO Lantai Jenis Dagangan Keterangan
1 Lantai 1 - Toko Optik
”Melawai” Menjual kacamata, serta pengetesan kesehatan mata. - Supermarket ”Ramayana” Menjual berbagai kebutuhan sehari-hari
seperti minyak goreng, deterjen, sabun, dll - Area makan (sejenis foodcourt) Menjual makanan jadi, tetapi lebih kepada
makanan berat, seperti nasi goreng, nasi ayam, dll
2 Lantai 2 - Area Pakaian
- Area Sepatu dan tas Menjual berbagai macam sepatu dan tas
untuk wanita mulai dari remaja hingga dewasa
- Toilet Toilet hanya terdapat pada lantai 2, tidak
ada toilet lainnya, sehingga cukup menyulitkan bagi pengunjung.
- Area Sepatu dan tas Menjual berbagai macam sepatu dan tas
untuk priamulai dari remaja hingga dewasa
4 Lantai 4 - Area Pakaian
- Area Permainan anak Merupakan area permainan videogame dan
permainan ketangkasan lainnya bagi
2.5.3.5 Deskripsi Prilaku
Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan, perilaku pengguna komplek
bangunan pasar dan pusat perbelanjaan ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua)
yaitu :
- Bersifat statis
Perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang.
Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau
sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktivitas pengelola
pasar dan pusat perbelanjaan dan para pedagang yang biasa berjualan di kios.
- Bersifat dinamis
Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas
pengunjung dan pihak lain yang menggunakan fasilitas yang disediakan di
bangunan.
2.5.3.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan
didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk
menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui terlebih dahulu jenis
pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui jenis
pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan
buku-buku standar yang sudah umum yaitu Time Saver, Architect Data, atau buku
standar lainnya.
2.5.3.7 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Dalam perancangan pasar dan pusat perbelanjaan, ada persyaratan dan
kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan
pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal,
pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :
1. Fleksibilitas
Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan
untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat
menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
a. Pemilihan sistem strukur
b. Pembagian ruang
c. Ketinggian ruang
d. Tata letak stan, kios dan los
2. Kenyamanan
Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan
aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi
a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal
b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan
3. Sirkulasi
Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama
ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi