35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Yayasan Izzatul Islam Getasan yang sejak lama berkiprah di dunia pendidikan, selama 10 tahun terakhir ini mencoba untuk mengabdikan diri memajukan pendidikan terutama pendidikan. Sampai saat ini ada beberapa lembaga pendidikan yang dinaungi, antara lain Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Islam Getasan dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Izzatul Islam, serta Sekolah Menengah Pertama (SMPIT) Izzatul Islam Getasan yang terdiri dari 212 siswa dan 20 guru.
Visi SMPIT Izzatul Islam Getasan adalah menjadi sekolah unggulan yang melahirkan generasi sholih, ilmuwan, pemimpin, kreatif dan smart.
Misi SMPIT Izzatul Islam Getasan, yaitu :
a. Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur dengan mengembangkan sikap dan perilaku religius baik didalam sekolah maupun diluar sekolah
b. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerjasama, saling menghargai, displin, jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.
c. Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingin tahuan peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik
d. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis. e. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan
manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta didik.
36
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
a. Terpenuhinya perangkat pembelajaranuntuk semua mata pelajaran dengan mempertimbangkan pengembangan nilai religius dan budi pekerti luhur.
b. Terwujudnya budaya gemar membaca, kerjasama, saling menghargai, displin , jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.
c. Terwujudnya peningkatan Prestasi dibidang Akademik dan non-Akademik
d. Terwujudnya suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis. e. Terwujudnya efisiensi waktu belajar, optimalisasi penggunaan
sumber belajar dilingkungan untuk menghasilkan karya dan prestasi yang maksimal.
f. Terwujudnya lingkungan sekolah yang memiliki kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta hidup demokratis.
4.1.2 Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel dari penelitian hubungan motivasi belajar dan fasilitas belajar dengan kemandirian belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Izzatul Islam Getasan. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini dibutuhkan tiga macam data, yaitu :
a. Data motivasi belajar sebagai variabel bebas (X1)
b. Data fasilitas belajar sebagai variabe bebas (X2)
37
Dalam pembahasan ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data minimum, maksimum, mean dan standar deviasi.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hubungan Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di
SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KEMANDIRIANBELAJAR 52 40 68 55.54 6.175
MOTIVASIBELAJAR 52 43 64 53.46 5.105
FASILITASBELAJAR 52 43 62 51.58 3.952
Valid N (listwise) 52
Sumber : Data diolah tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa data berjumlah 52. Pada variabel kemandirian belajar memiliki nilai maximum sebesar 68 dan nilai minimum 40, nilai rata-rata (mean) sebesar 55.54, standar devaisi sebesar 6.175. Pada variabel motivasi belajar memiliki nilai maximum sebesar 64 dan nilai minimum 43, nilai rata-rata (mean) 53.46, dan standar deviasi sebesar 5.105. Pada variabel fasilitas belajar memiliki nilai maximum sebesar 62 dan nilai minimum 43, nilai rata-rata (mean) sebesar 51.58 dan standar deviasi sebesar 3.952. Untuk memperjelas data – data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi pada masing – masing variabel sebagai berikut :
4.1.2.1Variabel Kemandirian Belajar
38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kemandirian Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun
2016/2017
Sumber :Data olahan tahun 2017 menggunakan SPPS 16.0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel kemandirian belajar adalah sedang. Ditunjukkan pada tingkat skor 3 yaitu sesuai kenyataan dengan keadaan responden. Hal tersebut juga ditunjukkan pada tingkat responden terbanyak yaitu 30 responden Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Kemandirian Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017
0
Sangat RendahRendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
39
4.1.2.2Variabel Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan dorongan atau penggerak yang berasal dari dalam maupun luar siswa kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan dalam melakukan kegiatan untuk meningkatkan kemandirian belajar.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun
2016/2017
Sumber :Data olahan tahun 2017 dengan menggunakan SPSS 16.0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa motivasi belajar adalah sedang. Ditunjukkan pada tingkat skor 3 yaitu sesuai kenyataan dengan keadaan responden. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan banyaknya tingkat responden yaitu 18 responden. Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017
0 5 10 15 20
Sangat RendahRendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
40
4.1.2.3Variabel Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasana yang dapat memudahkan dan mendukung siswa kelas VII di SMPIT Izzatul Islam untuk melakukan kegiatan belajar yang efektif dan efisien serta untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun
2016/2017
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel fasilitas belajar adalah sedang. Ditunjukkan pada tingkat skor 3 yaitu sesuai kenyataan dengan keadaan responden. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan banyaknya tingkat responden sebanyak 25. Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Fasilitas Belajar kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017
0
Sangat RendahRendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
41
4.1.3 Analisis Uji Prasyarat 4.1.3.1Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi di atas 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.
Tabel 4.5 Uji Normalitas Hubungan Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kolmogorov-Smirnov Z 1.207 .852 1.001
Asymp. Sig. (2-tailed) .141 .334 .239
a. Test distribution is Normal.
Sumber :Data olahan tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
42
4.1.3.2Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Penelitian ini menggunakan uji linieritas dengan IBM SPSS versi 16.0. Uji linearitas dilakukan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis tersebut menggunakan oneway ANOVA (analysis of variances) dengan signifikansi lebih besar dari 0,05, maka garis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linear. Sebaliknya apabila lebih kecil dari 0,05, maka garis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak linear.
4.1.3.2.1 Variabel Motivasi Belajar dengan Variabel Kemandirian Belajar Tabel 4.6 Uji Linieritas Variabel Motivasi Belajar dan Kemandirian
Belajar
Sumber : Data olahan tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
43
4.1.3.2.2 Variabel Fasilitas Belajar dan Kemandirian Belajar
Tabel 4.7 Uji Linieritas Variabel Fasilitas Belajar dan Kemandirian Belajar
Sumber :Data olahan tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel fasilitas belajar sebesar 0.506, nilai tersebut lebih besar dari 0.05. Artinya, data fasilitas belajar dan kemandirian belajar dalam penelitian ini berbentuk linier.
4.1.4 Analisis Lanjutan
Uji Korelasi Kendall Tau – b ( )
Korelasi kendall tau digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih.
Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Kendall Tau – b ( ) Variabel Motivasi Belajar dan Kemandirian Belajar pada Mata Pelajaran IPS
Kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017
Correlations
KEMANDIRIAN BELAJAR
MOTIVASI BELAJAR
Kendall's tau_b
KEMANDIRIANBELAJAR Correlation Coefficient 1.000 .282**
Sig. (2-tailed) . .005
N 52 52
MOTIVASIBELAJAR Correlation Coefficient .282** 1.000
Sig. (2-tailed) .005 .
N 52 52
44
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa angka positif pada koefesien korelasi sebesar 0.282 dan nilai signifikansi sebesar 0.005 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara motivasi belajar dengan kemandirian belajar pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan.
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Kendall Tau - b ( ) Variabel Fasilitas Belajar dan Kemandirian Belajar pada Mata Pelajaran IPS
Kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017
Correlations
KEMANDIRIAN
BELAJAR FASILITAS BELAJAR
Kendall's
tau_b KEMANDIRIANBELAJAR Correlation Coefficient 1.000 .279
**
Sig. (2-tailed) . .006
N 52 52
FASILITASBELAJAR Correlation Coefficient .279** 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .
N 52 52
Sumber :Data olahan tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
45 4.2 Pembahasan Hasil Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan motivasi belajar dan fasilitas belajar dengan kemandirian belajar pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan. Berdasarkan data penelitian yang dianalisis kemudian dilakukan diskusi mengenai hasil penelitian dari aspek teoritis dan praktiknya, maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut :
1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar
Melalui analisis kendall tau – b ( ) pada variabel motivasi belajar dengan kemandirian belajar diperoleh nilai positif pada koefesian korelasi sebesar 0.282 yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah yang terlihat dari tabel interpretasi koefisiensi korelasi dan nilai signifikan sebesar 0.005 pada taraf signifikansi dibawah 0.05 atau 5% yang berarti motivasi belajar memberikan hubungan yang signifikansi dengan kemandirian belajar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan salah satu ciri kegiatan untuk meningkatkan kemandirian belajar yang dikemukakan Mudjiman (2011 : 20) yaitu upaya dalam meningkatkan motivasi belajar. Selain itu, Yamin (2008:126) menjelaskan kemandirian dalam belajar adalah memerlukan tanggung jawab, mereka yang mandiri adalah mereka yang bertanggung jawab, berinisiatif, memiliki keberanian, dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Winkel (2004 : 169) yang menjelaskan bahwa motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. 2. Hubungan Fasilitas Belajar dan Kemandirian Belajar
46
sebesar 0.006 pada taraf signifikansi dibawah 0.05 atau 5% yang berarti fasilitas belajar memberikan hubungan yang positif dan signifikansi dengan kemandirian belajar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Muhroji (2004:49) “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien”.Selain itu, kelengkapan fasilitas belajar sangat dibutuhkan oleh semua sekolah. Selain kelengkapan fasilitas, pemanfaatan fasilitas juga diperlukan untuk efisien dan efektifitas fasilitas tersebut. Dorongan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana membutuhkan peran guru dalam memotivasi siswa untuk memanfaatkannya. Selain itu kelengkapan fasilitas belajar akan mempermudah guru dalam mencari bahan materi sebagai sumber belajar dan mempermudah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sesuai denganpendapat Wina (2008 : 200) bahwa terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yaitu :
a. Kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Apabila mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi, maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien. Ketersediaan sarana yang lengkap, memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi mengajar mereka.